• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEJARAH SASTRA PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH SEJARAH SASTRA PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 2000"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEJARAH SASTRA

PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 2000

Untuk Tugas Mata Kuliah Sejarah Sastra

Dosen : Achmad Abimubarok, M.Pd

Disusun oleh :

1. Novia Rahmawati 2001045076

2. Tasya Damayanti 2001045052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021

(2)

1

KATA PEGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Sejarah Sastra. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Periodisasi Sastra Angkatan 2000” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini, dapat menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah berjudul “Tokoh Sastra Angkatan Dua Ribuan” ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 30 Maret 2021

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... 2

BAB I ... 3

PENDAHULUAN ... 3

A. LATAR BELAKANG ... 3

B. KARAKTERISTIK ... 4

BAB II ... 5

PEMBAHASAN ... 5

A. TOKOH DAN KARYA SASTRA ... 5

1.

DALAM KARYA SASTRA NOVEL ... 6

2.

DALAM KARYA SASTRA PUISI ... 7

3.

DALAM KARYA SASTRA CERPEN ... 9

4.

DALAM KARYA SASTRA DRAMA ... 11

5.

DALAM KARYA SASTRA PENYAIR ... 14

B. PERISTIWA SEJARAH ... 15

BAB III ... 19

PENUTUP ... 19

A. SIMPULAN ... 19

(4)

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah wacana tentang lahirnya sastra Angkatan Reformasi muncul namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki “Juru Bicara”. Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tetang lahirnya sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal yang diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta tahun 2002, seratus lebih penyair, cerpernis, novelis, esai dan kritikus sastra dimasukan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrisal Malana, Abmadun Yossi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma. Serta yang muncul pada akhir tahun 1990 seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosaa Herliany. Menurut Korrie, Afrisal Maalana melansir estetik baru yang digali dari sifat missal benda- benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa tertentu dari interaksi missal.

Setelah terjadi reformasi, ruang gerak masyarakat pada awalnya merasa selalu dibekap dan tergnajal oleh gaya pemerintahan Orde Baru yang represif tiba-tiba memperoleh saluran kebebasan yang leluasa.

Kesusastraan seperti dalam sebuat pentas terbuka dan luas. Para pemainnya boleh berbuat dan melakukan apa saja namun ada suasana tertentu yang mematangkannya. Angkatan 2000 adalah nama yang diberikan oleh Korrie Layun Rampan. Ada sejumlah pengarang yang melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 1990-an dan tokoh-tokoh angkatan ini adalah :

1. Afrisal Malana

2. Seno Gumira Ajidarma 3. Ayu Utami

(5)

4

B. Karakteristik

1. Menggunakan kata-kata maupun frase yang bermakna kontatif (makna yang mempunyai hubungan/kaitan).

2. Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan. 3. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi.

kongkret yang di sebut antromofisme. 4. Kritik sosial sering muncul lebih keras. 5. Penggunaan estetika baru.

6. Karya cenderung vulgar.

7. Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami. 8. Munculnya cyber sastra di Internet.

9. Ciri-ciri bahasa diambil dari bahasa sehari-hari yaitu kerayatjelataan.

10. Karya satra pada angkatan kebanyakan mengadopsi begitu saja moral pergaulan bebas ala amerika.

(6)

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. TOKOH DAN KARYA SASTRA

a) Dalam Karya Satra Novel

1.

Ayu Utami

Aktivis jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia besar di Jakarta dan

menamatkan kuliah bahasa Rusia di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kelahiran

Bogor, 21 November 1968 Ayu Utami dengan karyanya Saman, sebuah fragmen dari cerita Laila Tak Mampir di New York. Karya ini menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah hampir 20 tahun. Gaya penulisan Ayu Utami yang terbuka, bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari pengarang-pengarang yang lain. Novel lain yang ditulisnya adalah Larung, lanjutan dari cerita Saman. Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat Saman pula, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, Belanda yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Pada akhir tahun 2001, ia meluncurkan novel Larung.

(7)

6

Karya sastra yang dihasilkan :

1. Novel Saman, KPG, Jakarta, 1998 2. Novel Larung, KPG, Jakarta, 2001

3. Kumpulan Esai “Si Parasit Lajang”, Gagas Media, Jakarta, 2003 4. Novel Bilangin Fu, KPG, Jakarta, 2008

5. Novel Manjali Dan Cakrabirawa (Seri Bilangin Fu), KPG, Jakarta, 2010 6. Novel Cerita Cinta Enrico, KPG, Jakarta, 2012

7. Novel Soegija: 100% Indonesia, KPG, Jakarta, 2012 8. Novel Si Parasit Lajang, KPG, Jakarta, 2013

(8)

7

b) Dalam Karya Sastra Puisi

2.

Afrizal Malna

Seorang aktivis Indonesia, penulis prosa, puisi, dan teks teater. Puisi-puisinya didominasi ekspresi aspek material dalam kehidupan perkotaan. Mengambil gambar dari kehidupan sehari-hari, Malna menyandingkannya untuk menghadirkan kebisingan dan kekacauan dari keberadaan kita saat ini. Dia gemar mencari hubungan antara objek yang berbeda dalam puisinya, yang dia gambarkan sebagai “Tata Bahasa Visual” dari berbagai hal. Dia juga seorang penyair unggulan di Poetry International Web. Kumpulan puisinya “Teman-Temanku dari Atap Bahasa (Sahabat dari Atap Bahasa)” terbitan 2008 terpilih sebagai karya sastra terbaik 2009 oleh majalah berita Indonesia Tempo. Ia terkait dengan sejumlah majalah, seperti Cakrawala, Harian Kompas, Berita Buana, Republik, Pemerintahan Rakyat, Jawa Pos, Surabaya Post, dan Pikiran Perwakilan. Menulis cerpen dan menerbitkan dua buku prosa, “Novel yang Malas Mengisahkan Manusia” tahun 2003, dan “Lubang dari Separuh Langit tahun 2004”. Dalam bukunya yang berjudul “Journey Theater Anthology tubuh Kedua dan Firman ”, Afrizal Malna berbicara tentang teater.

Untuk mendiskusikan teater di seluruh Indonesia, Afrizal Malna telah melakukan perjalanan ke Swiss dan Hamburg.

Karya sastra dan penghargaan yang diperoleh :

1. Republika Award untuk esai dalam Senimania Republika, harian Republika, 1994 2. Esai majalah Sastra Horison, 1997

(9)

8 3. Dewan Kesenian Jakarta, 1984

4. Radio Nedher Wereldomroep untuk naskah drama Surat, 1981 5. Dewan Kesenian Jakarta untuk buku puisi Abad Yang Berlari, 1987 6. Republika Award dari harian Republika untuk esai, 1994

7. Pusat Pembinaan dan Pengembahann Bahasa Departemen Pendidikan dan Budaya untuk buku puisi Arsitektur Hujan, 1996

8. Penghargaa Adibudaya dari Departemen Pendidikan utuk puisi, 2006

9. Man of The Year dari majalah Tempo untuk buku puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa, 2010

10. SEA Write Award dari Bangkok untuk buku puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa, 2010

11. Kusala Sastra Khatulistiwa kategori puisi melalui karyanya, Museum Penghancur Dokumen, 2013

(10)

9

c) Dalam Karya Sastra Cerpen

3.

Dewi Lestari

Seorang penulis dan penyanyiasal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota “Trio Vokal Rida Sita Dewi”. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Badung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel “Supernova” yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.

Karya sastra yang dihasilkan :

Fiksi

1. Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh,Truedee Books, 2002 2. Supernova 2: Akar, Truedee Books, 2002

3. Supernova 3: Petir, Truedee Books & Akoer, 2004

4. Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade, Truedee Books & Gagasan Media, 20604

5. Rectoverso, Goodfaith Production, 2008 6. Perahu Kertas, Bentang Pustaka, 2009 7. Madre, Bentang Pustaka, 2011

8. Supernova 4: Partikel, Bentang Pustaka, 2012 9. Supernova 5: Gelombang, Bentang Pustaka, 2014

10. Supernova 6: Inteligasi Embun Pagi, Bentang Pustaka, 2016 11. Kepingan Supernova, Bentang Pustaka, 2017

(11)

10

Non Fiksi

13. Di Balik Tirai Aroma Karsa, Bentang Pustaka, 2018 14. Rantai Tak Putus, Bentang Pustaka, 2020

(12)

11

d) Dalam Karya Sastra Drama

4.

Gunawan Maryanto

Gunawan Maryanto merupakan seorang penulis dan

sutradara teater berkebangsaan Indonesia, yang lahir di Yogyakarta, 10

April 1976 Selain mengelola Teater Garasi, ia juga menyelenggarakan

Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF) bersama Joned

Suryatmoko setiap tahun di berbagai kota. Karya-karyanya berupa

puisi, prosa, dan kritik sastra dimuat di berbagai

media massa

Indonesia.

Karya sastra yang dihasilkan :

Fiksi

1. Waktu Batu (sastra lakon, ditulis bersama Andri Nur Latif dan Ugoran Prasad, Indonesia Tera 2004)

2. Bon Suwung (kumpulan cerpen, InsistPress 2005, Longlist Khatulitiwa Award 2005)

3. Galigi (kumpulan cerpen, Penerbit Koekoesan 2007, LongList Khatulistiwa Award 2007)

4. Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya (kumpulan puisi, Omahsore Publisher 2008

(13)

12

5. Usaha Menjadi Sakti (Kumpulan cerpen, Omahsore Publisher 2009,

Longlist Khatulistiwa Award 2009)

6. Sejumlah Perkutut buat Bapak (Kumpulan puisi, Omahsore Publisher,

Peraih Khatulistiwa Award 2010)

7. Perbuatan Serong (Kumpulan Lakon Forum Penulis Lakon Indonesia,

Omahsore 2011)

8. The Queen of Pantura (Kumpulan puisi, Omah Sore Publisher 2013) 9. Pergi ke Toko Wayang (kumpulan cerita, Tan Kinira 2015)

10. Monolog Sungai (Naskah monolog bersama Erythrina Baskoro, 2006) 11. Bunga Lantana (Naskah monolog berangkat dari Simfoni Pastoral Andre

Gide, 2006)

12. Menak Jingga Lena (Naskah monolog 2006)

13. Erendira dan Angin Petakanya (berangkat dari Erendira karya Gabriel

Garcia Marquez, 2007)

14. Ronggeng#1 (Naskah monolog, berangkat dari Ronggeng Dukuh Paruk

karya Ahmad Tohari, 2009 )- Bocah Bajang (naskah lakon, 2009)

15. Tobong Kosong (Naskah lakon, 2010)

16. Ronggeng#2 (Naskah monolog, berangkat dari Ronggeng Dukuh Paruk

karya Ahmad Tohari, 2014)

Penyutradaraan :

1. Sri (adaptasi dari Yerma karya F Garcia Lorca, dipentaskan di Jogjakarta dan Surakarta,1999)

2. Repertoar Hujan (Karya Gunawan Maryanto, dipentaskan di Jogjakarta, Surakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Tokyo, 2001-2005)

3. Reh (karya Bambang Widoyo Sp, dipentaskan di Jogjakarta, 2002)

4. Dicong Bak (karya kolaborasi dengan Tikar Pandan Aceh dan Teater Embassy Belanda, dipentaskan di Banda Aceh dan Jogjakarta, 2006)

5. Domba-domba Revolusi (karya B. Sularto, dipentaskan di Jogjakarta, 2007) 6. The Zoo Story (karya Edward Albee, dipentaskan di Jogjakarta, 2007)

(14)

13

7. Tuk (karya Bambang Widoyo Sp, dipentaskan di Jakarta dan Jogjakarta, 2007-2008)

8. Oidipus di Kolonus (karya Shopocles, dipentaskan di Jogjakarta, 2008) 9. Bocah Bajang (dipentaskan di Jogja, 2009)

10. Bersama Ki Slamet Gundono menggarap Wayang Air Suluk Air (Banyu, Isun Takon: Apa Sira Punya Ibu?) di Jakarta 2003 dan Suluk Air II; Mbok, Sira Lihat Keong Kumambang (Jakarta International Puppetry Festival 2006)

11. Bersama Teater EMWE SMAN 6 Yogyakarta menggarap Tanda Silang (karya Eugene Oneil, 1995)

12. Lawan Catur (karya Sir Kenneth William Goodman, 1996) 13. Kisah Cinta Dll (karya Arifin C Noer, 1997)

14. Penagih Hutang (karya Anton Checkov, 1999)

15. Berkolaborasi bersama Eko Nugroho, Catur Kuncoro and Yennu Ariendra dalam karya Perseteruan Getah Bening, (Wayang Bocor Project, 2010)

16. This Republic Need More Semeleh (Wayang Bocor Project, 2011)

Penghargaan :

1. Pada tahun 2004 puisinya yang berjudul “Kupanggil Kau Batu” mendapat Anugerah Sih Award dari Jurnal Puisi dan tahun.

2. 2007 puisi “Jineman Uler Kambang” mendapat Anugerah Budaya dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk Media Cetak dan Elektronik kategori puisi.

3. Cerpen dan puisi-puisinya juga masuk ke dalam Cerpen Indonesia Terbaik dan Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana 2008 dan 2009

4. 2010 mendapatkan Khatulistiwa Literary Award untuk buku puisi Sejumlah Perkutut buat Bapak

5. Hibah seni dari Yayasan Kelola

(15)

14

e) Dalam Karya Sastra Penyair

5.

Acep Zam-Zam

Acep adalah putra tertua dari K.H. Ilyas Ruhiyat, seorang ulama kharismatis dari Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Ia menikahi seorang santri bernama Euis Nurhayati dan dikaruniai orang anak bernama Rebana Adawiyah, Imana Tahira, Diwan Masnawi, Abraham Kindi dan Luna. Acep menghabiskan masa kecil dan remajanya di lingkungan pesantren, melanjutkan pendidikan pada Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, lalu Universitas Italiana per Italiana per Stranieri, Perugia, Italia. Kini, tinggal di Desa Cipasung, Tasikmalaya.

Karya sastra yang dihasilkan :

Fiksi :

1. Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982) 2. Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986) 3. Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989) 4. The Poets Chant (antologi, 1995) 5. Aseano (antologi, 1995)

(16)

15

7. Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996) 8. Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996) 9. Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999)

10. Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001) 11. Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004) 12. Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007)

13. Bagian dari Kegembiraan (kumpulan sajak 2013)

Penghargaan :

1. Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000)

2. South East Asian (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (2005)

3. Khatulistiwa Literary Award (2007)

4. Hadiah Sastra Rancege 2012 untuk kumpulan sajak Paguneman

B. Peristiwa Sastra

Berikut adalah momen penting yang terjadi sepanjang periode ini :

1.

Angkatan 2000

Korrie Layun Rampan mengumumkan adanya Angkatan 2000.

H.B. Jassin meninggal di Jakarta. Buku “Aku Ingin Jadi Peluru” karya

Wiji Thukul terbit.

2.

Angkatan 2001

Mulai 2001, penghargaan Khatulistiwa Literary Award

(KLA) diberikan kepada sastrawan yang menghasilkan karya sastra

terbaik. Mereka yang pernah mendapatkan penghargaan ini antara lain

Goenawan Mohamad, Remy Sylado, Hamsad Rangkuti, Seno Gumira

Ajidarma, Linda Christanty, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo,

Gus tf., Acep Zamzam Noor.

(17)

16

3.

Angkatan 2002

A. Majalah

Horison

menerbitkan

buku

Horison

Sastra

Indonesia yang terdiri dari 4 kitab, yakni kitab puisi, cerpen,

novel, dan drama. Dalam buku ini, Hamzah Fansuri yang

hidup di abad ke-17 dimasukkan sebagai sastrawan Indonesia

yang pertama:

B. Terbitnya Jurnal Cerpen (2002) oleh Joni Ariadinata, dkk.

C. Kongres cerpen yang dilaksanakan secara berkala 2 tahun sekali.

D. Cybersastra (masa berkembangnya sastra)

4.

Angakatan 2003

A. Sapardi Djoko Damono dan Ignas Kleden mendapat

penghargaan Ahmad Bakrie Award karena, jasanya di

bidang kesusastraan dan pemikiran. Sastrawan dan intelektual

yang menerima penghargaan yang sama pada tahun-tahun

berikutnya adalah Goenawan Mohamad, Nurcholish Madjid,

Budi Darma, Sartono Kartodirdjo, Frans Magnis Soeseno

yang seharusnya mendapatkan penghargaan tersebut menolak

karena keterkaitan perusahaan Bakrie dengan bencana

Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.

B. Adanya Lomba Sayembata Menulis Novel Dewan Kesenian

Jakarta (2003).

(18)

17

A. Di dunia sastra, para sastrawan muda mendeklarasikan

lahirnya generasi sastrawan cyber. Sastra di internet

merupakan terobosan baru bagi para sastrawan untuk

berekspresi dan mempublikasikan karyanya secara bebas.

B. Novel “Ayat-ayat Cinta “ karya Habiburrahman El Shirazy

terbit.

C. Yayasan Lontar mendokumentasikan biografi sastrawan

Indonesia, di antaranya Pramoedya Ananta Toer, Agam

Wispi, Ahmad Tohari, Umar Kayam, Sapardi Djoko Damono,

Sutan Takdir Alisjahbana, Putu Oka Sukanta, dan lain-lain.

D. Buku Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan karya Ignas

Kleden diterbitkan.

6.

Angakatan 2005

A. Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata terbit. Novel ini

dan novel Ayat-ayat Cinta menjadi novel paling laris (best

seller) dalam sejarah penerbitan novel di Indonesia. Kedua

novel ini juga ditransformasi ke film.

B. Festival Seni Surabaya (2005).

7.

Angkatan 2006

A. Yayasan Lontar menerbitkan Antologi Drama Indonesia:

1895-2000. Penerbitan buku ini menunjukkan bahwa sejarah

sastra Indonesia bukan dimulai pada 1920, melainkan pada

1895.

(19)

18

8.

Angkatan 2007

A. Novel “Kalatidha” karya Seno Gumira Ajidarma terbit.

B. Buku kumpulan puisi Otobiografi karya Saut Situmorang

terbit. Saut adalah salah satu sastrawan yang menggerakkan

sastra

cyber,

sastrawan

Ode

Kampung,

dan

majalah Boemipoetra.

9.

Angakatan 2008

Buku-buku Pramoedya Ananta Toer yang dicetak ulang dan

buku-buku korban tragedi 1965 yang ingin meluruskan sejarah marak

di toko-toko buku, dan menjadi buku laris. Misalnya, Suara

(20)

19

BAB III

PENUTUP

A.

Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa, perkembangan sastra di Indonesia sepertinya mengalami problematika tersendiri. Terkadang periode kesusasteraan sulit sekali ditentukan dimana sebuah periode itu dimulai.

Perkembangan sastra Indonesia reformasi telah sampai pada hakikatnya, yaitu bebas berekspresi. Reformasi telah menghantarkan sastra Indonesia ini pada bentuk yang baru, bentuk yang lebih radikal dan transparan. Sebagai contoh adalah cerpen, yang dalam perkembangannya sebelum reformasi tidak pernah mendapat tempat tertinggi dalam kesusasteraan Indonesia, yang dahulu tidak pernah dianggap sebagai bagian dari karya sastra. Sastra reformasi ternyata mampu mengangkat cerpen sebagai karya sastra yang paling diminati dan cepat berkembang.

B.

Saran

Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini ialah, dibutuhkan suatu bentuk kajian yang diharapkan mampu menarik dan menghidupkan sastra di Indonesia. Perlu di ketahui bahwa dengan mempelajari sastra berarti secara tidak langsung juga kita mempelajari sejarah yang membentuk sastra itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar resepsi aspek emosional mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 terhadap kumpulan puisi