TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai gelar sarjana
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan oleh :
Raden Fidelis Dimaz Heryuda Winahyu
065214001
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik
In Mechanical Engineering
By:
Raden Fidelis Dimaz Heryuda Winahyu
065214001
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
angin, daya yang dihasilkan generator, koefisien daya kincir angin terhadap tip speed ratio(TSR) dan efisiensi menyeluruh sistem dari model kincir angin poros vertikal dengan empat sudu datar bersekat dua ruang yang membentang dan mengatup otomatis terhadap kecepatan angin untuk setiap variasi ukuran sudu 20×24 cm, 25×24 cm dan 30×24 cm.
Agar menghasilkan listrik, kincir angin dihubungkan dengan generator. Generator ini diberi variasi pembebanan berupa lampu DC. Pada setiap pembebanan dilakukan pengukuran putaran poros kincir dengan menggunakan tachometer. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan diukur dengan menggunakan multitester.
Torsi statis terbesar dihasilkan oleh model kincir angin dengan sudu berukuran 30×24 cm pada kecepatan angin 7,9 m/s yakni sebesar 1,57 Nm. Daya poros maksimal dihasilkan oleh model kincir angin dengan sudu berukuran 30×24 cm yakni sebesar 2,72 watt pada kecepatan angin 6,4 m/s. Koefisien daya tertinggi sebesar 2,67 % pada TSR 0,25 dihasilkan oleh model kincir angin dengan ukuran sudu 30×24 cm. Efisiensi menyeluruh sistem tertinggi sebesar 0,25 % dihasilkan oleh model kincir angin dengan ukuran sudu 30×24 cm.
saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam mencapai gelar sarjana.
Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T. sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ir. Rines, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan serta meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta atas kuliah, bimbingan, serta fasilitas yang
diberikan selama masa kuliah.
5. Seluruh teman-teman Teknik Mesin, yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, serta
x
HALAMAN JUDUL………..…... i
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PENYATAAN……….………..………. v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA……..……..………. vi
INTISARI……….……… vii
KATA PENGANTAR……….……… viii
DAFTAR ISI………..………..………….…………... x
DAFTAR GAMBAR………...……...…... xiv
DAFTAR TABEL………...……. xvi
DAFTAR GRAFIK………..… xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Perumusan Masalah ………..…… 3
1.3 Batasan Masalah ………..…. 3
1.4 Tujuan Penelitian ……….………. 3
xi
2.1.1. Pengertian Angin ……… 5
2.1.2. Tipe Kincir Angin ………..……… 5
2.1.3. Gaya Drag dan Gaya Lift ……..….……… 9
2.1.4. Efisiensi Kincir Angin ……… 10
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Kincir Angin Poros Vertikal ……… 10
2.2. Tinjauan Pustaka ……….………..……… 12
2.3. Rumus Perhitungan ………..………… 13
2.3.1. Daya yang Tersedia pada Angin ……… 13
2.3.2. Perhitungan Torsi..………..……… 14
2.3.3. Daya yang Dihasilkan oleh Poros Kincir Angin ………… 15
2.3.4. Daya yang Dihasilkan oleh Generator Listrik ……… 16
2.3.5. Tip Speed Ratio (TSR) ……….………..… 16
2.3.6. Koefisien Daya (Cp). ………..……….. 14
2.3.7. Efisiensi Menyeluruh Sistem …………..……….……….. 17
xii
3.4. Variabel yang divariasikan ………..….……. 31
3.5. Variabel yang Diukur …………..………..…………..… 31
3.6. Langkah Penelitian ……….……… 31
3.5.1. Torsi Statis ……….… 31
3.5.2. Pengukuran Daya Listrik ……… 33
3.7. Pengolahan dan Analisis Data ………. 35
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ………..… 37
4.1.1. Data Eengukuran Gaya Statis yang Diperoleh dari Perhitungan Tiga Variasi Ukuran Sudu ……….……....…. 37
4.1.2. Data Pengukuran Daya yang Diperoleh dari Perhitungan Tiga Variasi Ukuran Sudu……….…….… 39
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan …..………..……… 51
4.2.1. Torsi Statis …...………..……… 51
4.2.2. Torsi Dinamis ……….…………...……… 51
xiii
4.2.6. Tip Speed Ratio ………..……… 55
4.2.7. Koefisien daya ……..…………..………..……… 55
4.2.8. Efisiensi Menyeluruh Sistem ………..……… 56
4.3. Grafik Hasil Perhitungan ………...……… 56
4.3.1. Grafik Hubungan Torsi Statis dengan Kecepatan Angin … 56 4.3.2. Grafik Hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin … 57 4.3.3. Grafik Hubungan Koefisien Data dengan TSR ………….. 60
4.3.4. Grafik Hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem dengan TSR ………..…………..………..………… 63
4.4. Pembahasan ………...……… 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……… 67
5.2. Saran ………. 68
DAFTAR PUSTAKA……….………..……… 69
xiv
Gambar 2.2Kincir angin Savonius ……… 6
Gambar 2.3Kincir angin Darrieus ……… 7
Gambar 2.4Kincir angin Savonius dan kincir angin Darrieus ………. 8
Gambar 2.5Kincir angin poros vertikal dengan empat sudu datar yang membentang dan mengatup otomatis ………. 8
Gambar 2.6Gaya drag dan gaya lift ……… 9
Gambar 2.7Grafik koefisien daya ( ) berbagai macam kincir ………. 10
Gambar 3.1Skema kincir angin ………... 19
Gambar 3.2Poros utama kincir ……….….. 20
Gambar 3.3Rumah bantalan ……… 20
Gambar 3.4Poros sudu bagian dalam ………. 21
Gambar 3.5Poros sudu bagian luar ……… 22
Gambar 3.6Variasi ukuran sudu ……… 23
Gambar 3.7Pembatas gerak sudu ……….. 24
Gambar 3.8Bantalan 6202z ………. 24
xv
Gambar 3.12Blower ……….….… 27
Gambar 3.13Multitester ……….…...… 28
Gambar 3.14Beban ……….…….… 28
Gambar 3.15Anemometer ……….…….… 29
Gambar 3.16Timbangan Pegas ……….…….… 30
Gambar 3.17Pengukur torsi statis……….……….… 30
Gambar 3.18(a) Posisi tali; (b) Beban pasir ……….…….… 32
Gambar 3.19Pengambilan data beban ……… 32
Gambar 3.20Skema beban dengan lampu……….……….… 33
Gambar 3.21Pengukuran arus listrik dan tegangan listrik ……… 34
Gambar 4.1Sudut kemiringan sudu 20×24 cm ……….……….… 52
Gambar 4.2Sudut kemiringan sudu 25×24 cm ……….……….… 53
xvi
Tabel 4.2Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 25×24 cm …… 37
Tabel 4.2Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 25×24 cm (lanjutan)
………..….. 38
Tabel 4.3Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 30×24 cm ...… 38
Tabel 4.4Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm tanpa
tambahan beban ……… 39
Tabel 4.5Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 8 watt
………..… 40
Tabel 4.6Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 16 watt
………. 40
Tabel 4.6Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 16 watt
(lanjutan) ………. 41
Tabel 4.7Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 24 watt
………. 41
Tabel 4.8Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 32 watt
xvii
Tabel 4.9Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm tanpa
tambahan beban (lanjutan) ……… 43
Tabel 4.10Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 8 watt
……….……… 43
Tabel 4.10Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 8 watt
(lanjutan) ……….……… 44
Tabel 4.11Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 16 watt
……….……… 44
Tabel 4.11Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 16 watt
(lanjutan) ……….……… 45
Tabel 4.12Data hasil penelitian torsi din daya listrik amis sudu ukuran 25×24 cm
beban 24 watt ……….……… 45
Tabel 4.12Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 24 watt
(lanjutan) ……….……… 46
Tabel 4.13Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 32 watt
……….……… 46
Tabel 4.14Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm tanpa
xviii
Tabel 4.15Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 8 watt
(lanjutan) ……….…….. 48
Tabel 4.16Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 16 watt
……….…….. 48
Tabel 4.16Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 16 watt
(lanjutan) ……….…….. 49
Tabel 4.17Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 24 watt
……….…….. 49
Tabel 4.17Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 24 watt
(lanjutan) ……….…….. 50
Tabel 4.18Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 32 watt
……….…….. 50
Tabel 4.18Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 32 watt
xix
Grafik 4.2Grafik hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin untuk ukuran
sudu 20 × 24 cm ……… 57
Grafik 4.3Grafik hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin untuk ukuran
sudu 25 × 24 cm ……….. 58
Grafik 4.4Grafik hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin untuk ukuran
sudu 30 × 24 cm ………. 59
Grafik 4.5Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk ukuran sudu
20 × 24 cm ………. 60
Grafik 4.6Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk ukuran sudu
25 × 24 cm ………. 61
Grafik 4.7Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk ukuran sudu
30 × 24 cm ………. 62
Grafik 4.8Grafik hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem (ηsis) dengan TSR untuk ukuran sudu 20 × 24 cm ………. 63
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia tercatat sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia.
Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi besar akan salah satu sumber
energi terbarukan yaitu angin. Energi angin yang tersedia berlimpah, tidak
habis-habis, dan tersebar luas. Penggunaan energi angin memiliki beberapa
keunggulan yakni bersih dan tidak menimbulkan efek rumah kaca.
Energi angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang
berkembang pesat. Energi angin dapat dimanfaatkan untuk keperluan
misalnya untuk pembangkit listrik. Alat yang di gunakan adalah kincir
angin, energi potensial yang terdapat pada kicir angin akan memutar
sudu-sudu pada kincir. Sudu-sudu-sudu ini terhubung pada poros dan akan memutarkan
generator, sehingga menghasilkan listrik. Penggunaan energi di Indonesia
secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi.
Dikarenakan masyarakat membutuhkan sumber-sumber energi alternatif,
seiring dengan semakin sulitnya mendapat energi minyak bumi. Kebutuhan
energi merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia maka
dari itu energi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan
Krisis energi global yang terjadi menyebabkan pemerintah Indonesia
harus mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijakan penghematan sumber
daya energi, dan sumber energi lain yang menggunakan sumber daya alam
tak terbarukan (minyak bumi, gas alam, dan batubara), seperti penghematan
energi listrik yang sebagian pembangkitnya memakai bahan bakar minyak
dalam memproduksi energi listriknya. Peraturan pemerintah juga
menegaskan akan pentingnya penghematan energi listrik untuk mengurangi
kebutuhan pasokan energi listrik. Tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan
energi listrik merupakan faktor vital dalam keberlangsungan hidup manusia
saat ini. Hampir seluruh peralatan kebutuhan hidup manusia ditunjang
dengan peralatan elektronik. Pasokan daya listrik relatif konstan menjadi
tidak mencukupi, seiring dengan kebutuhan manusia yang meningkat dalam
menggunakan peralatan listrik untuk menunjang kehidupannya sehari-hari.
Sumber daya alam tak terbarukan sebagai bahan bakar konversi utama
energi listrik di Indonesia kini persediaannya makin menipis. Pasar
internasional juga menjadi faktor pengendali harga yang melambung tinggi
terhadap kebutuhan minyak mentah menyebabkan pasokan energi makin
dikurangi. Hal ini menjadikan pasokan sumber daya energi listrik yang
dimiliki PT. PLN juga berkurang namun permintaan serta kebutuhan akan
listrik terus meningkat. Lembaga resmi pemerintah yang berhak
menyediakan pasokan listrik juga mengalami kesulitan dalam memenuhi
1.2. Perumusan Masalah
Pada penelitian ini akan dibuat model kincir angin berporos vertikal
dengan sudu-sudu yang membentang dan mengatup otomatis menggunakan
bahan dan teknologi yang tersedia di pasar dan industri lokal. Untuk
mengetahui kemungkinan penerapannya di Indonesia, kemungkinan
penerapan kincir angin ini ditentukan oleh unjuk kerja yang dihasilkan.
Unjuk kerja kincir angin ini ditunjukkan oleh kecepatan angin maksimal,
efisiensi kincir angin dan torsi yang dihasilkan.
1.3. Batasan Masalah
a. Variasi ukuran sudu yang digunakan 20x24 cm, 25x24 cm dan 30x24
cm.
b. Sudu yang digunakan memiliki satu sekat (dua ruang) dengan tinggi
sekat yaitu 2 cm.
c. Setiap variasi ukuran sudu menggunakan lima variasi kecepatan angin,
yaitu 6 m/s, 6,5 m/s, 7 m/s, 7,5 m/s dan 8 m/s.
d. Variasi beban yang digunakan yaitu tanpa tambahan beban, beban 8
watt, 16 watt, 24 watt dan 32 watt.
1.4. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui torsi statis, daya pada poros kincir angin, daya yang
dihasilkan generator dari model kincir angin untuk tiga variasi ukuran
b. Mengetahui koefisien daya kincir angin terhadaptip speed ratio. c. Mengetahui efisiensi menyeluruh sistem.
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat : a. Menambah kepustakaan teknologi kincir angin.
b. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk
membuat model dan produk teknologi kincir angin yang dapat diterima
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.
c. Memanfaatkan potensi alam khususnya energi angin agar dapat
menghemat energi.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Mengganti energi yang berasal dari fosil yang semakin lama akan habis.
5 2.1.1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi
dan perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah.
Terjadinya angin karena adanya perbedaan temperatur, menyebabkan
adanya perbedaan tekanan udara.
2.1.2. Tipe Kincir Angin
Secara umum kincir angin digolongkan menjadi dua tipe, yaitu kincir
angin poros horizontal dan kincir angin poros vertikal. Kadang disebut
sebagai turbin karena sebagai penggerak rangkaian mekanik untuk
menghasilkan sebuah energi. Kincir angin poros vertikal memiliki poros
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah
kincir angin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif.
Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat
bervariasi dan mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah. Kincir
Gambar 2.1Kincir angin Cupanemometer (sumber:
http://joytalita.files.wordpress.com/2010/05/anemometer-pic.jpg)
Gambar 2.2Kincir angin Savonius (sumber:
Gambar 2.3Kincir angin Darrieus (sumber:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3c/Darrieus-windmill.jpg)
American Wind Energy Association (AWEA) mengelompokkan kincir angin poros vertikal menjadi dua, yaitu:Drag Type danLift Type. Contoh kincir angin
drag type adalah kincir angin cupanemometer pada Gambar 2.1 yang biasa dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin dan kincir angin Savonius pada Gambar 2.2 yang pada awalnya dikembangkan di Finlandia. Contoh kincir angin
Gambar 2.4Kincir angin Savonius dan kincir angin Darrieus
(sumber:http://www.oswego.edu/nova/facts/wind/Image1.gif)
Dengan poros vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah
diakses untuk keperluan perawatan.
2.1.3. Gaya Drag dan Gaya Lift
Kincir angin poros vertikal mempunyai gaya-gaya pada setiap sudu
yang dihasilkan oleh energi angin, yaitu gaya drag dan gayalift (Gambar 2.6). Gaya Drag adalah gaya yang menahan pergerakan sebuah sudu terhadap angin dan bisa saja tercipta saat kincir berputar. Sedangkan gaya
Lift adalah gaya angkat sebuah sudu terhadap angin. Gaya lift lebih besar dari pada gayadragsehingga menghasilkan torsi.
Gambar 2.6Gaya drag dan gaya lift (sumber:
2.1.4. Efisiensi Kincir Angin
Unjuk kerja dari beberapa macam kincir angin (dari perhitungan
Profesor Betz) dapat dilihat pada grafik Gambar 2.7. Kincir yang
menggunakan gaya dorong (drag), seperti Savonius dan American multiblade mempunyai ratio kecepatan yang rendah dan koefisien power yang besar dari pada kincir yang menggunakan gaya angkat (lift).
Gambar 2.7Grafik koefisien daya (Cp) berbagai macam kincir (sumber:https://wiki.duke.edu/download/attachments/13375491/
turbinechart.jpg)
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Kincir Angin Poros Vertikal
a. Kelebihan Kincir Angin Poros Vertikal
Kincir angin poros vertikal mempunyai beberapa kelebihan sebagai
berikut:
Kincir angin poros vertikal memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sudu
yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan
keaerodinamisan yang tinggi dengan mengurangi dragpada tekanan yang rendah dan tinggi.
Memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah dari pada poros
horizontal.
Kincir angin poros vertikal biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah sudu
dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih
kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat
kencang.
Memiliki putaran yang rendah tetapi biasanya memiliki torsi yang
besar.
b. Kekurangan Kincir Angin Poros Vertikal
Kincir angin poros vertikal mempunyai beberapa kekurangan
sebagai berikut:
Kebanyakan kincir angin poros vertikal memproduksi energi hanya
50% dari efisiensi poros horizontal karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
Kincir angin poros vertikal tidak mengambil keuntungan dari angin
Kebanyakan kincir angin poros vertikal mempunyai torsi awal yang
rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
(sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin)
2.2. Tinjuan Pustaka
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial,
ekonomi, dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan, serta
merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi
di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan
pertambahan penduduk. Sedangkan, akses ke energi yang andal dan
terjangkau merupakan pra-syarat utama untuk meningkatkan standar hidup
masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat tersebut,
dikembangkan berbagai energi alternatif, di antaranya energi terbarukan.
Potensi energi terbarukan, seperti: biomassa, panas bumi, energi surya,
energi air, energi angin dan energi samudera, sampai saat ini belum banyak
dimanfaatkan, padahal potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah
besar.
Kini kincir angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi
dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin.
Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat
kincir angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam
waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber
daya alam tak terbaharui (seperti batubara, minyak bumi) sebagai bahan
dasar untuk membangkitkan listrik.
2.3. Rumus Perhitungan
2.3.1 Daya yang Tersedia pada Angin
Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik yaitu,
= 1 2
yang dalam hal ini,
= massa udara yang mengalir per satuan waktu, (kg)
= kecepatan angin, (m/s)
dengan,
=
Energi kinetik per satuan waktu :
= 1 2( )
Daya yang tersedia pada angin (Pin) berbading lurus dengan pangkat tiga
kecepatannya :
= 1
2× ( ) × ( ) × ( )
=1
2( )
Diasumsikan massa jenis udara = 1,2 kg/m3 (sumber:
http://www.engineeringtoolbox.com/air-properties-d_156.html), maka
persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
= 0,6 ………. (2.1)
yang dalam hal ini,
= daya angin, (watt)
= luas penampang melintang arus angin yang ditangkap kincir, (m2)
= kecepatan angin, (m/s)
2.3.2 Perhitungan Torsi
a. Torsi Statis
Torsi statis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
= ∙ ………. (2.2)
yang dalam hal ini,
= torsi statis, (Nm)
= gaya pada poros akibat puntiran, (N)
= jarak sumbu poros kincir ke tali pada plat pengukur torsi statis, (m)
b. Torsi Dinamis
Torsi statis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
yang dalam hal ini,
= torsi dinamis, (Nm)
= gaya pada poros akibat puntiran, (N)
= jarak sumbu poros kincir dengan sumbu poros motor dc, (m)
2.3.3 Daya yang Dihasilkan oleh Poros Kincir
Perhitungan daya pada gerak melingkar secara umum dirumuskan
dengan :
= ∙
yang dalam hal ini,
ω = kecepatan sudut, (rad/detik)
=2 60
Untuk perhitungan daya output yang dihasilkan oleh poros kincir dapat
dinyatakan dengan :
= 2 60
=
260 ………. (2.4)
yang dalam hal ini,
= daya yang dihasilkan oleh poros kincir, (Nm)
2.3.4 Daya yang Dihasilkan oleh Generator Listrik
Sebuah generator listrik berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik yang besarnya :
= ∙ ………. (2.5)
yang dalam hal ini,
= daya yang dihasilkan oleh generator, (Watt)
= tegangan yang dihasilkan oleh generator, (Volt)
= kuat arus yang dihasilkan oleh generator, (Ampere)
2.3.5 Tip Speed Ratio (TSR)
Kecepatan bagian terluar atau ujung sudu tidak selalu sama dengan
kecepatan angin. Perbandingan keceptan ujung sudu dengan kecepatan
angin biasa disebut juga dengantip speed ratio(TSR). Kecepatan bagian ujung sudu :
= ………. (2.6)
yang dalam hal ini,
= jari-jari terluar sudu, (m)
= putaran sudu, (rpm)
Tip Speed Ratio :
TSR =
yang dalam hal ini,
= kecepatan ujung sudu, (m/s)
= kecepatan angin, (m/s)
2.3.6 Koefisien Daya ( )
Koefisien daya ( ) digunakan untuk menggantikan istilah efisiensi atau
unjuk kerja sebuah kincir angin, yaitu perbandingan antara daya yang
dihasilkan oleh kincir angin dengan daya yang disediakan oleh angin.
= × 100% .……….…………. (2.8)
Koefisien daya ( ) untuk tiap jenis kincir harganya berbeda dan
harganya berubah-ubah sesuai dengan TSR-nya seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 2.7.
2.3.7 Efisiensi Menyeluruh Sistem
Efisiensi menyeluruh sistem merupakan perbandingan antara daya yang
dihasilkan oleh generator dengan daya yang tersedia.
18 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas
Sanata Dharma. Dikarenakan pada pagi sampai siang hari ada kegiatan
perkuliahan dan setelah perkuliahan laboratorium telah tutup, maka
pengambilan data dilakukan sekitar pukul 18.00 – 23.00 selama 2 minggu yaitu
pada tanggal 16 Maret – 31 Maret 2010 dengan menggunakan surat ijin dari
Kepala Laboratorium Konversi Energi dan disampaikan kepada petugas
keamanan.
3.2. Perancangan Kincir Angin
Dalam perancangan ini, parameter yang diketahui adalah panjang poros
kincir 1260 mm yang disesuaikan dengan ukuran terowongan angin (wind tunnel), diameter kincir 600 mm, dengan empat sisi sudu yang setiap sisinya terdapat dua sudu seperti yang dituliskan pada Gambar 3.1. Sudu-sudu tersebut
Gambar 3.1Skema kincir angin
Kincir angin ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Poros utama
Dalam pembuatan kincir angin ini dilakukan proses permesinan untuk setiap
bagiannya, selanjutnya dilakukan proses perakitan. Adapun bagian dari kincir
angin ini sebagai berikut :
1. Poros utama
Merupakan badan kincir angin yang juga berfungsi sebagai poros kincir.
Poros ini terbuat dari pipa dengan diameter 30 mm dan panjang 1260 mm
Gambar 3.2Poros utama kincir
2. Rumah bantalan
Rumah bantalan terbuat dari pelat besi dengan tebal 10 mm yang diberi
dua lubang untuk dudukan bantalan. Rumah bantalan tersebut dilakukan
proses pengelasan pada sisi pipa berbentuk segi empat berukuran 50 × 50
mm yang ditempel pada poros utama dengan melakukan proses pengelasan
juga.
3. Poros sudu
Poros sudu terbagi dua bagian, yaitu poros sudu bagian dalam dan poros
sudu bagian luar. Poros tersebut merupakan benda rakitan. Poros sudu
bagian dalam (Gambar 3.4) terletak pada poros utama kincir, sedangkan
poros sudu bagian luar (Gambar 3.5) disambungkan ke poros sudu bagian
dalam dengan menggunakan baut.
Gambar 3.5Poros sudu bagian luar
4. Sudu
Sudu terbuat dari bahan triplek dengan tebal 5 mm. Penampang sudu
berbentuk persegi panjang dengan variasi ukuran 20×24 cm, 25×24 cm dan
30×24 cm. Pada sudu terdapat lis dipinggir sudu dan juga sekat di tengah
(a)
(b)
(c)
5. Pembatas gerak sudu
Pembatas ini berfungsi untuk membatasi pergerakkan sudu. Terbuat dari
besi berdiameter 5 mm yang dibentuk sesuai gambar dibawah ini. Proses
pembuatannya menggunakan proses pengelasan terlihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7Pembatas gerak sudu
6. Bantalan
Bantalan yang digunakan adalah bantalan tipe 6202z (Gambar 3.8)
dengan diameter dalam 15 mm dan diameter luar 35 mm.
3.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah :
1. Motor DC
Motor DC dalam penelitian ini digunakan sebagai generator. Alat ini
berfungsi untuk mengubah gaya gerak menjadi listrik. Motor DC
menghasilkan arus listrik dan tegangan listrik yang berfungsi untuk mencari
besar daya yang dikeluarkan terlihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9Motor DC
2. Tachometer
Alat ini digunakan untuk mengukur putaran poros motor DC.
Tachometer yang digunakan jenis digital light tachometer denga merk Checkline CDT-2000HD terlihat pada Gambar 3.10. Prinsip kerjanya
dengan memancarkan sinar ke benda yang ditempel pada poros kincir untuk
Gambar 3.10Tachometer
3. Terowongan Angin (Wind Tunnel)
Terowongan angin yang digunakan adalah terowongan angin yang
tersedia di Laboratorium Konversi Energi prodi Teknik Mesin Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Alat ini berfungsi sebagai
lorong untuk menghisap dan mengumpulkan angin agar kincir angin yang
diletakkan didalam terowongan angin tersebut dapat berputar. Terowongan
angin ini memiliki dimensi panjang 2450 mm, lebar 1250 mm dan tinggi
1250 mm terlihat pada Gambar 3.11.
4. Blower
Alat ini berfungsi untuk menghisap angin yang akan disalurkan ke
terowongan angin. Alat yang bermerk CKE Ventilation System tipe AFP
1000 ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Putaran propeler: 960 rpm
Daya: 7,6 HP
Tegangan: 380 Volt
Tekanan maksimal: 23 mm H2O
3 fase
terlihat pada Gambar 3.12.
5. Multitester
Alat ini berfungsi untuk mengukur tegangan dan arus listrik pada beban
yang diberikan terlihat pada Gambar 3.13. Multitester ini bermerk Winner
dengan tipe KS-268.
Gambar 3.13Multitester
6. Beban
Beban yang dimaksud dengan beban penelitian ini berupa lampu DC
yang dirangkai dapat dilihat pada Gambar 3.14. Ukuran lampu yang
digunakan 8 W / 12 V.
7. Anemometer
Merupakan alat untuk mengukur kecepatan angin. Jenis anemometer
yang digunakan adalah cup-anemometer dengan merk EXTECH tipe AN400 terlihat pada Gambar 3.15. Alat ini dapat mengukur:
Kecepatan angin: 0,9 – 35 m/s.
Temperatur: 0ºC – 50 ºC
Kelembaban: maksimal 80% RH
Gambar 3.15Anemometer
8. Timbangan Pegas
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya beban yang bekerja pada
waktu kincir angin menerima gaya terlihat pada Gambar 3.16. Alat ini
Gambar 3.16Timbangan Pegas
9. Pengukur Torsi
Alat ini berbentuk plat lingkaran yang diletakkan pada poros kincir angin
terlihat pada Gambar 3.17. Pada alat ini dipasang tali yang berfungsi sebagai
penghubung poros kincir angin dengan beban (lihat Gambar 3.18 b). Jarak
tali dengan sumbu poros kincir angin adalah 10 cm.
3.4. Variabel yang divariasikan
Pada penelitian ini variabel yang divariasikan adalah:
1. Ukuran sudu, yaitu 20×24 cm, 25×24 cm dan 30×24 cm.
2. Kecepatan angin, yaitu 8 m/s, 7,5 m/s, 7 m/s, 6,5 m/s dan 6 m/s.
3. Beban lampu yang digunakan, yaitu 8 watt, 16 watt, 24 watt dan 32 watt.
3.5. Variabel yang diukur
Data yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan angin ( ) yang digunakan didapat dari pengukuran anemometer
yang diletakan didepan terowongan angin.
2. Beban yang bekerja pada waktu kincir angin menerima gaya ( ).
3. Putaran poros kincir yang dihasilkan ( n ).
4. Tegangan ( ) dan arus listrik ( ) pada lampu.
3.6. Langkah Penelitian
3.6.1. Torsi Statis
Pengambilan data pada penelitian torsi statis dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Pemasangan variasi sudu pertama pada kincir angin.
2. Kincir angin dipasang di dalam terowongan angin dengan memasang
bantalan pada poros kincir yang terletak di atas dan bawah poros.
3. Pemasangan anemometer pada terowongan angin yang berada di depan
4. Pemasangan besi plat dan tali yang dihubungkan ke poros kincir sebagai
indikator beban. Posisi tali harus tegak lurus dengan sudu dan diberi
wadah untuk menghitung beban pasir seperti terlihat pada Gambar 3.18.
(a) (b)
Gambar 3.18(a) Posisi tali; (b) Beban pasir
5. Ppemasangan besi penyangga tali (Gambar 3.19) pada terowongan angin
yang berada di depan kincir.
Gambar 3.19Pengambilan data beban
Besi penyangga Besi plat
6. Menyalakan blower dan mengatur kecepatan angin untuk variasi pertama
dengan cara memajukan blower menuju terowongan angin untuk
menambah kecepatan angin dan memundurkan blower untuk
mengurangai kecepatan angin.
7. Memasukkan pasir ke wadah (Gambar 3.18b) secara perlahan sampai
besi plat bergeser.
8. Menghitung berat pasir yang ada di dalam wadah tersebut.
9. Mengulangi langkah 7 dan 8 sampai lima kali percobaan dengan
masing-masing variasi kecepatan angin dan variasi ukuran sudu.
3.6.2. Pengukuran Daya Listrik
Untuk mengukur daya listrik dilakukan langkah sebagai berikut:
1. Setelah melakukan pengambilan data untuk torsi statis, lalu dilakukan
pengambilan data pengukuran daya listrik untuk torsi dinamis.
2. Merangkai rangkaian listrik pada motor DC yang terhubung pada lampu
dimana rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20Skema beban dengan lampu
3. Dengan menggunakan tali, sambung dudukan motor DC dan
sambungkan tali dengan timbangan pegas yang berada di samping
terowongan angin.
4. Menyalakan blower lalu mengatur kecepatan angin seperti langkah 6
pada pengambilan data torsi statis.
5. Mencatat kecepatan angin yang tertera pada anemometer.
6. Mencatat putaran poros yang tertera pada tachometer. Caranya dengan menyinari stiker scottlite yang ditempel pada poros kincir angin yang berputar.
7. Mencatat arus listrik dan tegangan listrik dengan multitester (Gambar
3.21) sesuai rangkaian pada Gambar 3.20.
Gambar 3.21Pengukuran arus listrik dan tegangan listrik
8. Mencatat jumlah lampu yang dibebankan dengan menyalakan lampu,
disini merupakan beban yang digunakan untuk menghitung torsi dinamis.
Dimulai pada saat tanpa beban.
9. Mencatat beban yang tertera pada timbangan pegas.
10. Mengulangi langkah 5 sampai 9 minimal 5 set data.
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah pengambilan data maka dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1. Menghitung daya yang tersedia pada angin ( ) dengan menggunakan
persamaan (2.1).
2. Menghitung torsi statis ( ) dengan menggunakan persamaan (2.2).
3. Menghitung torsi dinamis ( ) dengan menggunakan persamaan (2.3).
4. Menghitung daya yang dihasilkan oleh poros kincir ( ) dengan
menggunakan persamaan (2.5).
5. Menghitung daya yang dihasilkan oleh generator ( ) dengan
menggunakan persamaan (2.4).
6. Menghitung kecepatan bagian ujung sudu dengan menggunakan
persamaan (2.6).
7. Menghitung Tip Speed Ratio ( ) dengan menggunakan persamaan
(2.7).
8. Menghitung koefisien daya ( )dengan menggunakan persamaan (2.8).
Analisis akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik-grafik berikut :
1. Grafik hubungan daya yang dihasilkan poros kincir angin ( ) dengan
kecepatan angin ( ).
2. Grafik hubungan koefisien daya ( ) dengantip speed ratio( ).
37 4.1. Data Penelitian
4.1.1. Data Pengukuran Gaya Statis yang Diperoleh dari Perhitungan Tiga
Variasi Ukuran Sudu
Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 20×24 cm
No
Kecepatan Massa
No
Kecepatan Massa
Angin Beban Angin Beban
(m/s) (gram) (m/s) (gram)
1 8 970 14 6 630
Tabel 4.2Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 25×24 cm
No
Kecepatan Massa
No
Kecepatan Massa
Angin Beban Angin Beban
(m/s) (gram) (m/s) (gram)
1 7,9 1120 4 7,9 1215
2 7,9 1225 5 7,9 1115
Tabel 4.2Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu
Angin Beban Angin Beban
(m/s) (gram) (m/s) (gram)
7 7 960 17 5 530
Tabel 4.3Data hasil penelitian gaya statis untuk ukuran sudu 30×24 cm
No
Kecepatan Massa
No
Kecepatan Massa
Angin Beban Angin Beban
(m/s) (gram) (m/s) (gram)
4.1.2. Data Pengukuran Daya yang Diperoleh dari Perhitungan Tiga Variasi
Ukuran Sudu
Variasi kecepatan angin diukur dari kecepatan 8 m/s dengan penurunan
0,5 m/s sampai kincir tidak berputar. Data penelitian yang diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm tanpa tambahan beban
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.5Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 8 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
1 7,8 0,5 0,12 41,7 75
Tabel 4.6 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 16 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.6 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 16 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
11 7 0,4 0,08 26,9 65
Tabel 4.7 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 24 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.8 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 20×24 cm beban 32 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
1 7,8 0,3 0,15 29,4 85
Tabel 4.9 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm tanpa tambahan beban
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.9 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm tanpa tambahan beban (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
10 7,5 2,42 0 59,2 85
Tabel 4.10 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 8 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.10 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 8 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
15 6,9 0,58 0,15 47,8 95
Tabel 4.11 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 16 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.11 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 16 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
20 6,5 0,43 0,15 35,3 100
Tabel 4.12 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 24 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.12 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 24 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
21 6 0,21 0,11 29,5 95
22 6 0,21 0,11 30,3 95
23 6 0,2 0,1 28 95
24 6 0,2 0,09 26,1 95
25 6 0,2 0,1 29,5 95
Tabel 4.13 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 25×24 cm beban 32 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.14 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm tanpa tambahan beban
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
1 7,8 2,73 0 66,13 110
Tabel 4.15 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 8 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
1 7,8 1,23 0,23 64,6 125
2 7,8 1,23 0,22 65,7 125
3 7,8 1,22 0,22 65,51 125
4 7,8 1,22 0,22 65,49 125
Tabel 4.15 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 8 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
6 7,5 1,06 0,22 58,33 120
Tabel 4.16 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 16 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.16 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 16 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
11 6,9 0,64 0,2 45,88 120
Tabel 4.17 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 24 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.17 Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 24 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
16 6,4 0,6 0,17 45,77 110
Tabel 4.18Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 32 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
Tabel 4.18Data hasil penelitian daya listrik sudu ukuran 30×24 cm beban 32 watt (lanjutan)
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Massa
Angin Beban
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram)
21 5,9 0,31 0,16 35,42 100
22 5,9 0,33 0,17 35,09 100
23 5,9 0,31 0,16 34,52 100
24 5,9 0,27 0,15 34,15 100
25 5,9 0,27 0,15 33,25 100
4.2. Pengolahan Data dan Perhitungan
4.2.1. Torsi Statis
Torsi statis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2.
Yang dalam hal ini, adalah jarak sumbu poros kincir ke tali pada plat
pengukur torsi = 0,1 meter
Sebagai contoh perhitungan torsi pada Tabel 4.1 no.1:
m
4.2.2. Torsi Dinamis
Sebagai contoh perhitungan digunakan Tabel 4.18 no.25:
= 0,98 N
b) Torsi dinamis (Td)
Torsi dinamis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
2.3. Yang dalam hal ini, rd adalah jarak antara poros kincir dengan poros motor = 0,3 m
Td= Fd∙rd
= 0,98 N∙0,3 m
= 0,29 Nm
4.2.3. Daya angin (Pin)
1. Ukuran sudu 20×24 cm
Panjang bentangan sudu = 60 cm = 0,6 m
Tinggi sudu = lebar 1 bilah sudu = 20 cm
Jarak antar sudu = 4 cm
Sudut kemiringan sudu = 12°
Gambar 4.1Sudut kemiringan sudu 20×24 cm
Yang dalam hal ini,ldidapat dari tinggi bentangan sudu. Panjang sisi tegak = tinggi sudu × cos 12°
= 20 cm × cos 12°
2. Ukuran sudu 25×24 cm
Gambar 4.2Sudut kemiringan sudu 25×24 cm
Panjang sisi tegak = tinggi sudu × cos 12°
A= 0,6 × 0,49 = 0,29 m2
3. Ukuran sudu 30×24 cm
Gambar 4.3Sudut kemiringan sudu 30×24 cm
Panjang sisi tegak = tinggi sudu × cos 12°
= 30 cm × cos 12°
Daya angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1.
4.2.4. Daya poros ( )
Daya poros dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5.
=
= 1,02 watt
4.2.5. Daya generator ( )
Daya generator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4.
4.2.6. Tip Speed Ratio (TSR)
4.2.7. Koefisien Daya ( )
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8.
= 2,23 %s
4.2.8. Efisiensi menyeluruh sistem(ηsis)
Efisiensi menyeluruh sistem dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.9.
= 0,08 %
4.3. Grafik Hasil Perhitungan
Grafik 4.1Grafik hubungan Torsi Statis dengan Kecepatan Angin
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan angin maka
semakin besar torsi yang didapat. Torsi terbesar yang didapat sebesar 1,53
Nm pada sudu ukuran 30×24 cm dengan kecepatan angin 7,9 m/s.
4.3.2. Grafik Hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin
1) Sudu 20 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang diberikan,
semakin kecil daya poros yang didapat karena putarannya semakin kecil,
tetapi torsinya semakin besar. Daya poros terbesar didapat 1,09 watt
dengan beban 24 watt pada kecepatan angin 7,8 m/s.
2) Sudu 25 × 24 cm
Grafik 4.3Grafik hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin untuk ukuran sudu 25 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang diberikan,
semakin kecil daya poros yang didapat karena putarannya semakin kecil,
tetapi torsinya semakin besar. Daya poros terbesar didapat 1,99 watt
3) Sudu 30 × 24 cm
Grafik 4.4Grafik hubungan Daya Poros dengan Kecepatan Angin untuk ukuran sudu 30 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang diberikan,
semakin kecil daya poros yang didapat karena putarannya semakin kecil,
tetapi torsinya semakin besar. Daya poros terbesar didapat 2,63 watt
4.3.3. Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR
1) Sudu 20 × 24 cm
Grafik 4.5Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk
ukuran sudu 20 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil koefisien daya yang didapat karena
putarannya semakin kecil, tetapi torsinya semakin besar. Koefisien
daya akan mengalami kenaikan sampai maksimal lalu mengalami
penurunan. Dari hasil grafik didapatkan koefisien daya tertinggi
adalah 1,48 % pada TSR 0,18 dengan beban 32 watt di kecepatan
2) Sudu 25 × 24 cm
Grafik 4.6Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk
ukuran sudu 25 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil koefisien daya yang didapat karena
putarannya semakin kecil, tetapi torsinya semakin besar. Koefisien
daya akan mengalami kenaikan sampai maksimal lalu mengalami
penurunan. Dari hasil grafik didapatkan koefisien daya tertinggi
adalah 2,35 % pada TSR 0,24 dengan beban 32 watt di kecepatan
3) Sudu 30 × 24 cm
Grafik 4.7Grafik hubungan Koefisien Daya ( ) dengan TSR untuk
ukuran sudu 30 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil koefisien daya yang didapat karena
putarannya semakin kecil, tetapi torsinya semakin besar. Koefisien
daya akan mengalami kenaikan sampai maksimal lalu mengalami
penurunan. Dari hasil grafik didapatkan koefisien daya tertinggi
adalah 2,68 % pada TSR 0,25 dengan beban 16 watt di kecepatan
4.3.4. Grafik hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem (ηsis) dengan TSR
1) Sudu 20 × 24 cm
Grafik 4.8Grafik hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem (ηsis) dengan TSR untuk ukuran sudu 20 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil efisiensi menyeluruh sistem yang didapat
karena putarannya semakin kecil. Dari hasil grafik didapatkan
efisiensi menyeluruh sistem tertinggi adalah 0,14 % pada TSR 0,16
2) Sudu 25 × 24 cm
Grafik 4.9Grafik hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem (ηsis) dengan TSR untuk ukuran sudu 25 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil efisiensi menyeluruh sistem yang didapat
karena putarannya semakin kecil. Dari hasil grafik didapatkan
efisiensi menyeluruh sistem tertinggi adalah 0,22 % pada TSR 0,28
3) Sudu 30 × 24 cm
Grafik 4.10Grafik hubungan Efisiensi Menyeluruh Sistem (ηsis) dengan TSR untuk ukuran sudu 30 × 24 cm
Hasil grafik menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan, semakin kecil efisiensi menyeluruh sistem yang didapat
karena putarannya semakin kecil. Dari hasil grafik didapatkan
efisiensi menyeluruh sistem tertinggi adalah 0,26 % pada TSR 0,28
dengan beban 8 watt di kecepatan angin 7,8 m/s.
4.4. Pembahasan
Pada penelitian ini, sudu kincir dapat membuka dan mengatup secara
otomatis dengan adanya aliran angin. Dengan sudu yang membuka, maka
kincir dapat menerima energi angin. Sudu yang lain dibuat mengatup
sehingga dapat mengurangi kerugian energi karena melawan arah angin
Sesuai dengan prinsipnya, energi yang diterima sudu kincir akan
diteruskan ke poros dan akhirnya ke generator yang akan menghasilkan
listrik.
Pada penelitian ini, daya dan koefisien daya terbesar yang dihasilkan
oleh kincir masih terbilang kecil, daya terbesarnya yaitu 2,63 watt pada
kecepatan angin 7,8 m/s dengan ukuran sudu 30×24 cm dan koefisien daya
terbesarnya 2,63% pada kecepatan angin 6,4 m/s dengan sudu ukuran
30×24 cm. Sedangkan efisiensi menyeluruh sistem terbesar yaitu 0,26 %
pada kecepatan angin 7,8 m/s dengan sudu ukuran 30×24 cm.
Pada perhitungan TSR dan koefisien daya didapatkan koefisien daya
terbesar yaitu 2,63% pada TSR 0,26. TSR dipengaruhi oleh jari-jari kincir
angin. Daya kincir dapat diperbesar dengan cara mengurangi rugi-rugi
yang timbul akibat bantalan yang seret atau aus dan juga meminimalisir
terjadinya putaran poros yang eksentris.
Dari perhitungan didapatkan bahwa torsi statis dan daya keluaran
terbesar yang dihasilkan oleh kincir angin dicapai pada kecepatan 7,9 m/s
dengan ukuran sudu 30×24 cm. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa
semakin besar kecepatan angin, maka semakin besar pula torsi statis dan
daya kincir karena kecepatan angin akan mempengaruhi putaran poros.
Demikian pula dengan ukuran sudu, semakin bertambahnya luas sudu,
maka semakin besar pula torsi statis dan daya yang dihasilkan oleh kincir.
Hal ini disebabkan karena luasan permukaan sudu yang menerima energi
67 5.1. Kesimpulan
a) Semakin besar luas penampang sudu, semakin besar torsi statis yang
dihasilkan.
b) Semakin besar beban yang diberikan, semakin besar torsi dinamis yang
dihasilkan.
c) Semakin besar luas penampang sudu, semakin besar daya, koefisien
daya, TSR dan efisiensi menyeluruh sistem yang dihasilkan.
Untuk ukuran sudu 20×24 cm diperoleh torsi statis 0,95 Nm pada
kecepatan angin 8 m/s.
Untuk ukuran sudu 25×24 cm diperoleh torsi statis 1,2 Nm pada
kecepatan angin 7,9 m/s.
Untuk ukuran sudu 30×24 cm diperoleh torsi statis 1,57 Nm pada
kecepatan angin 7,9 m/s.
Untuk ukuran sudu 20×24 cm diperoleh daya generator 0,08 watt
pada kecepatan angin 7,8 m/s, Cp poros 1,31 % pada TSR 0,19 dan
efisiensi menyeluruh sistem 0,11 %.
Untuk ukuran sudu 25×24 cm diperoleh daya generator 0,19 watt
pada kecepatan angin 7,8 m/s, Cp poros 2,21 % pada TSR 0,22 dan
Untuk ukuran sudu 30×24 cm diperoleh daya generator 0,27 watt
pada kecepatan angin 7,8 m/s, Cp poros 2,62 % pada TSR 0,25 dan
efisiensi menyeluruh sistem 0,25 %.
5.2.Saran
Untuk penelitian selanjutnya :
a) Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat menambah ukuran sudu.
b) Periksa komponen kincir, pastikan setiap komponen dapat bekerja
dengan baik.
c) Pada saat pengujian, pastikan semua alat ukur dapat berfungsi dengan
61
Boyle, G. 2004.Renewable Energy. New York: Oxford University.
Lukiyanto, Y.B. 2009. Buku Panduan Praktikum Prestasi Mesin. Modul: Kincir Angin (Wind Energy Converter).Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
2 8 940 9,22 0,92
Tabel L.2Data hasil perhitungan torsi statis untuk ukuran sudu 25x24 cm
6 7 965 9,47 0,95
Tabel L.3Data hasil perhitungan torsi statis untuk ukuran sudu 30x24 cm
No
10 7,1 1260 12,36 1,24
12 6 925 9,07 0,91
13 6 885 8,68 0,87
14 6 905 8,88 0,89
15 6 895 8,78 0,88
16 4,9 720 7,06 0,71
17 4,9 715 7,01 0,70
18 4,9 675 6,62 0,66
19 4,9 730 7,16 0,72
20 4,9 690 6,77 0,68
21 4 385 3,78 0,38
22 4 400 3,92 0,39
23 4 390 3,83 0,38
24 4 395 3,87 0,39
2 7,8 0,6 0,13 38,4 80 0,78 73,67 0,95 0,08 0,24 1,28 0,17 0,11
10 7,5 0,45 0,125 33,11 80 0,78 65,49 0,82 0,06 0,24 1,25 0,15 0,09
22 6 1,33 33,60 75 0,74 41,14 0,78 0,22 1,89 0,19
23 6 1,33 33,00 75 0,74 41,14 0,76 0,22 1,85 0,19
24 6 1,36 34,60 75 0,74 41,14 0,80 0,22 1,94 0,20
25 6 1,30 32,66 75 0,74 41,14 0,75 0,22 1,83 0,19
Tabel L.10Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 25x24 cm dengan beban 8 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
10 7,5 0,75 0,18 59,20 100 0,98 80,34 1,82 0,14 0,29 2,27 0,27 0,17
13 6,9 0,63 0,14 46,44 95 0,93 62,56 1,36 0,09 0,28 2,17 0,23 0,14
Tabel L.11Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 25x24 cm dengan beban 16 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
1 7,8 0,61 0,23 58,9 100 0,98 90,37 1,81 0,14 0,29 2,01 0,26 0,16
25 6 0,33 0,13 29,4 95 0,93 41,14 0,86 0,04 0,28 2,09 0,17 0,10
Tabel L.12Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 25x24 cm dengan beban 24 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
16 6,5 0,38 0,18 36,1 100 0,98 52,30 1,11 0,07 0,29 2,13 0,19 0,13
Tabel L.13Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 25x24 cm dengan beban 32 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
2 7,8 2,68 69,47 110 1,08 107,08 2,35 0,32 2,20 0,31
3 7,8 2,64 67,11 110 1,08 107,08 2,27 0,32 2,12 0,30
4 7,8 2,65 67,92 110 1,08 107,08 2,30 0,32 2,15 0,30
5 7,8 2,7 66,56 110 1,08 107,08 2,26 0,32 2,11 0,29
6 7,5 2,73 66,56 110 1,08 95,20 2,26 0,32 2,37 0,31
7 7,5 2,67 65,8 110 1,08 95,20 2,23 0,32 2,34 0,30
8 7,5 2,63 65,44 110 1,08 95,20 2,22 0,32 2,33 0,30
9 7,5 2,7 66,24 110 1,08 95,20 2,24 0,32 2,36 0,31
10 7,5 2,62 65,39 110 1,08 95,20 2,22 0,32 2,33 0,30
23 5,9 1,59 37,03 80 0,78 46,34 0,91 0,24 1,97 0,22
24 5,9 1,57 37,11 80 0,78 46,34 0,91 0,24 1,97 0,22
25 5,9 1,62 37,09 80 0,78 46,34 0,91 0,24 1,97 0,22
Tabel L.15Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 30x24 cm dengan beban 8 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
1 7,8 1,23 0,23 64,6 125 1,23 107,08 2,40 0,28 0,37 2,24 0,28 0,26
2 7,8 1,23 0,22 65,7 125 1,23 107,08 2,41 0,27 0,37 2,25 0,28 0,25
3 7,8 1,22 0,22 65,51 125 1,23 107,08 2,39 0,27 0,37 2,24 0,28 0,25
4 7,8 1,22 0,22 65,49 125 1,23 107,08 2,40 0,27 0,37 2,24 0,28 0,25
5 7,8 1,22 0,21 65,43 125 1,23 107,08 2,41 0,26 0,37 2,25 0,28 0,24
6 7,5 1,06 0,22 58,33 120 1,18 95,20 2,16 0,23 0,35 2,26 0,27 0,24
14 6,9 0,81 0,17 50,3 115 1,13 74,13 1,78 0,14 0,34 2,40 0,25 0,19
15 6,9 0,84 0,18 53,42 115 1,13 74,13 1,89 0,15 0,34 2,55 0,27 0,20
16 6,4 0,6 0,16 47,98 105 1,03 59,15 1,55 0,10 0,31 2,62 0,26 0,16
17 6,4 0,71 0,15 48,02 105 1,03 59,15 1,55 0,11 0,31 2,63 0,26 0,18
18 6,4 0,74 0,15 47,43 105 1,03 59,15 1,53 0,11 0,31 2,59 0,26 0,19
19 6,4 0,69 0,16 46,96 105 1,03 59,15 1,52 0,11 0,31 2,57 0,25 0,19
20 6,4 0,7 0,16 48,14 105 1,03 59,15 1,56 0,11 0,31 2,63 0,26 0,19
Tabel L.16Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 30x24 cm dengan beban 16 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
1 7,8 0,8 0,28 62,28 125 1,23 107,08 2,31 0,22 0,37 2,16 0,27 0,21
2 7,8 0,81 0,29 62,67 125 1,23 107,08 2,31 0,23 0,37 2,15 0,27 0,22
5 7,8 0,75 0,28 62,48 125 1,23 107,08 2,38 0,21 0,37 2,22 0,27 0,20
13 6,9 0,63 0,19 45,57 120 1,18 74,13 1,68 0,12 0,35 2,27 0,23 0,16
14 6,9 0,7 0,2 48,46 120 1,18 74,13 1,79 0,14 0,35 2,42 0,24 0,19
15 6,9 0,66 0,2 47,25 120 1,18 74,13 1,75 0,13 0,35 2,36 0,24 0,18
16 6,4 0,62 0,16 46,87 110 1,08 59,15 1,59 0,10 0,32 2,68 0,25 0,17
17 6,4 0,66 0,17 47,54 110 1,08 59,15 1,61 0,11 0,32 2,72 0,26 0,19
18 6,4 0,6 0,16 46,73 110 1,08 59,15 1,58 0,10 0,32 2,68 0,25 0,16
19 6,4 0,52 0,16 45,83 110 1,08 59,15 1,55 0,08 0,32 2,63 0,25 0,14
20 6,4 0,55 0,16 45,93 110 1,08 59,15 1,56 0,09 0,32 2,63 0,25 0,15
21 5,9 0,41 0,12 38,43 95 0,93 46,34 1,12 0,05 0,28 2,43 0,22 0,11
24 5,9 0,33 0,13 37,25 95 0,93 46,34 1,09 0,04 0,28 2,35 0,22 0,09
25 5,9 0,34 0,12 37,15 95 0,93 46,34 1,09 0,04 0,28 2,35 0,22 0,09
Tabel L.17Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 30x24 cm dengan beban 24 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
1 7,8 0,64 0,33 60,08 130 1,28 107,08 2,59 0,21 0,38 2,42 0,29 0,20
2 7,8 0,62 0,32 59,92 130 1,28 107,08 2,63 0,20 0,38 2,46 0,29 0,19
3 7,8 0,62 0,33 59,77 130 1,28 107,08 2,62 0,20 0,38 2,45 0,29 0,19
4 7,8 0,61 0,33 60,79 130 1,28 107,08 2,62 0,20 0,38 2,45 0,29 0,19
5 7,8 0,6 0,33 61,74 130 1,28 107,08 2,62 0,20 0,38 2,45 0,29 0,18
6 7,5 0,64 0,29 57,15 120 1,18 95,20 2,11 0,19 0,35 2,22 0,26 0,19
7 7,5 0,67 0,29 57,98 120 1,18 95,20 2,14 0,19 0,35 2,25 0,27 0,20
8 7,5 0,66 0,29 57,31 120 1,18 95,20 2,12 0,19 0,35 2,23 0,26 0,20
9 7,5 0,66 0,28 57,63 120 1,18 95,20 2,13 0,18 0,35 2,24 0,27 0,19
10 7,5 0,63 0,29 56,71 120 1,18 95,20 2,10 0,18 0,35 2,20 0,26 0,19
11 6,9 0,55 0,21 45,53 120 1,18 74,13 1,68 0,12 0,35 2,27 0,23 0,16
12 6,9 0,57 0,21 45,76 120 1,18 74,13 1,69 0,12 0,35 2,28 0,23 0,16
15 6,9 0,5 0,2 44,54 120 1,18 74,13 1,65 0,10 0,35 2,22 0,22 0,13
16 6,4 0,6 0,17 45,77 110 1,08 59,15 1,55 0,10 0,32 2,62 0,25 0,17
17 6,4 0,54 0,18 43,96 110 1,08 59,15 1,49 0,10 0,32 2,52 0,24 0,16
18 6,4 0,55 0,16 44,15 110 1,08 59,15 1,50 0,09 0,32 2,53 0,24 0,15
19 6,4 0,41 0,16 42,61 110 1,08 59,15 1,44 0,07 0,32 2,44 0,23 0,11
20 6,4 0,54 0,16 43,78 110 1,08 59,15 1,48 0,09 0,32 2,51 0,24 0,15
21 5,9 0,36 0,14 37,79 100 0,98 46,34 1,16 0,05 0,29 2,51 0,22 0,11
22 5,9 0,38 0,16 35,26 100 0,98 46,34 1,09 0,06 0,29 2,34 0,21 0,13
23 5,9 0,36 0,13 34,81 100 0,98 46,34 1,07 0,05 0,29 2,31 0,20 0,10
24 5,9 0,36 0,14 34,37 100 0,98 46,34 1,06 0,05 0,29 2,28 0,20 0,11
25 5,9 0,35 0,14 34,01 100 0,98 46,34 1,05 0,05 0,29 2,26 0,20 0,11
Tabel L.18Data hasil perhitungan daya untuk ukuran sudu 30x24 cm dengan beban 32 watt
No
Kecepatan
Tegangan Arus Putaran Beban Gaya Daya Daya Daya Torsi Cp TSR Efisiensi
Angin Gaya Angin Poros Generator Dinamis Poros
(m/s) (volt) (ampere) (rpm) (gram) (N) (watt) (watt) (watt) (Nm) (%) (%)
1 7,8 0,55 0,35 60,7 130 1,28 107,08 2,53 0,19 0,38 2,36 0,28 0,18
2 7,8 0,54 0,33 59,59 130 1,28 107,08 2,50 0,18 0,38 2,34 0,28 0,17
3 7,8 0,53 0,33 60,27 130 1,28 107,08 2,41 0,17 0,38 2,25 0,27 0,16
6 7,5 0,5 0,31 56,91 125 1,23 95,20 2,19 0,16 0,37 2,30 0,26 0,16
7 7,5 0,49 0,31 56,75 125 1,23 95,20 2,19 0,15 0,37 2,30 0,26 0,16
8 7,5 0,49 0,3 56,99 125 1,23 95,20 2,19 0,15 0,37 2,31 0,26 0,15
9 7,5 0,51 0,3 57,28 125 1,23 95,20 2,21 0,15 0,37 2,32 0,26 0,16
10 7,5 0,51 0,3 57,18 125 1,23 95,20 2,20 0,15 0,37 2,31 0,26 0,16
11 6,9 0,39 0,22 42,46 120 1,18 74,13 1,57 0,09 0,35 2,12 0,21 0,12
12 6,9 0,48 0,22 43,47 120 1,18 74,13 1,61 0,11 0,35 2,17 0,22 0,14
13 6,9 0,4 0,23 43,23 120 1,18 74,13 1,60 0,09 0,35 2,16 0,22 0,12
14 6,9 0,38 0,2 42,4 120 1,18 74,13 1,57 0,08 0,35 2,11 0,21 0,10
15 6,9 0,4 0,2 43,29 120 1,18 74,13 1,60 0,08 0,35 2,16 0,22 0,11
16 6,4 0,42 0,18 44,28 110 1,08 59,15 1,50 0,08 0,32 2,54 0,24 0,13
17 6,4 0,5 0,18 42,41 110 1,08 59,15 1,44 0,09 0,32 2,43 0,23 0,15
18 6,4 0,45 0,17 42,55 110 1,08 59,15 1,44 0,08 0,32 2,44 0,23 0,13
19 6,4 0,51 0,17 42,02 110 1,08 59,15 1,42 0,09 0,32 2,41 0,23 0,15
20 6,4 0,5 0,16 41,63 110 1,08 59,15 1,41 0,08 0,32 2,38 0,22 0,14
21 5,9 0,31 0,16 35,42 100 0,98 46,34 1,09 0,05 0,29 2,35 0,21 0,11
22 5,9 0,33 0,17 35,09 100 0,98 46,34 1,08 0,06 0,29 2,33 0,21 0,12
23 5,9 0,31 0,16 34,52 100 0,98 46,34 1,06 0,05 0,29 2,29 0,20 0,11
24 5,9 0,27 0,15 34,15 100 0,98 46,34 1,05 0,04 0,29 2,27 0,20 0,09
Gambar L.2Hasil pembebanan pada penelitian torsi statis