• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH DEBI BUDIANA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH DEBI BUDIANA NIM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PASPOP MINI SEBAGAI PERAGA

KOSTUM TARI TOPENG MALANG

ARTIKEL

OLEH

DEBI BUDIANA

NIM 108252410720

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK Juni 2012

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PASPOP

MINI SEBAGAI PERAGA KOSTUM TARI TOPENG MALANG

Skripsi oleh : Debi Budiana

Program Studi Pendidikan Seni Tari Dan Musik, Fakultas Sastra

Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang

Pembimbing (I) Dra. Hj. Purwatiningsih, M.Pd (II) Tri

Wahyuningtyas, S.Pd, M.Si

E-mail:

debitari@yahoo.com

ABSTRAK: Pembelajaran seni tari dibutuhkan media 3 dimensi sebagai sumber belajar selain media yang lain. Namun kenyataan di lapangan media pembelajaran untuk seni tari berupa media 3 dimensi masih minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran 3 dimensi berbasis kostum dalam bentuk Paspop Mini, serta untuk memperoleh data empiris tentang efektifitas, efisiensi, dan daya tarik dari hasil pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan Paspop Mini sebagai peraga kostum tari Topeng Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi R & D atas Borg dan Gall. Subjek coba pada penelitian ini adalah 1 dosen ahli media, 1 seniman tari Topeng Malang, 3 mahasiswa Program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, 1 guru seni budaya, dan 22 siswa kelas VIIG SMP Negeri 4 Malang. Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Rata-rata dari keseluruhan uji coba sebanyak 83,9% dengan keterangan ‘valid’. Peneliti menyarankan untuk pengembang selanjutnya agar memunculkan tokoh-tokoh atau karakter yang berbeda tetapi masih dalam lingkup tari Topeng Malang.

Kata Kunci:

paspop mini, kostum tari Topeng Malang

ABSTRACT: Dance instruction often requires three-dimensional media as an

instructional tool, in addition to other tools. In practice, in the field of dance education, the use of three-dimensional figures is still minimal. This study aims to develop three-dimensional media-based learning in the form of miniature mannequins with costumes, as well as to obtain empirical data on the effectiveness, efficiency, and attractiveness of the development of instructional media using these mannequins and costumes as props. The Method used in this study is R & D on Borg and Gall. The subjects of this study are a lecturer and instructional media expert; 1 Malang dance mask artisan; 3 students in the Arts Dance and Music Education Program; and 22 students in class VIIG in Malang Junior High School 4. This type of research is development. The average for the whole trial amounts to an 83.9 percent rating of "valid". Developers are advised to employ different figures and characters, while remaining within the scope of the Malang mask dance repertoire.

Key words

: Miniature mannequins, Malang Mask Dance Costume

Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan media pembelajaran. Media

pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar.

Pemanfaatan media seharusnya mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap

(3)

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari

bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan

pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana

dikatakan oleh Muchith (2007:158) bahwa “Media pengajaran adalah alat

penyalur pesan pengajaran, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung”.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan

mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.

Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai

pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.

Dalam konteks kesenian tari lokal, Malang memiliki sebuah karya seni

yang telah turun temurun menjadi ciri khas daerah Malang dan sekitarnya, yakni

tari Topeng Malang. Tari Topeng Malang memiliki ciri dan karakter yang khas.

Sebagaimana dikatakan oleh Hidajat (2008:1) bahwa “

Topeng merupakan seni

pertunjukan yang sangat populer di Indonesia, bahkan genre pertunjukan tersebut

merupakan salah satu yang tertua, yaitu sebagai seni panggung yang terkait

dengan adat tradisi ritual”. Sehingga sudah sepatutnya pembelajaran siswa-siswi

mengenai tari Topeng Malang diawali sejak dini, supaya tari tradisi masyarakat

daerah Malang ini tidak punah dikemudian hari.

Dalam pembelajaran seni tari, salah satu unsur yang sangat penting adalah

pelajaran tentang kostum tari. Sebab salah satu pembeda antara tarian satu dengan

tarian lain dapat dilihat dari segi kostum. Selain sebagai ciri dari sebuah karya

tari, kostum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keindahan

seni tari secara visual. Kostum tari menjadi sangat penting sebab kostum tidak

hanya mewakili karakter tokoh dan peran yang dimainkan, melainkan juga

(4)

mencerminkan identitas dan status sosial tokoh yang bersangkutan, sehingga

kehadiran dan peran yang dijalankannya memperkuat tema cerita (tarian).

Terkait dengan penerapan di lapangan, Pembelajaran di Sekolah

Menengah Pertama di Kota Malang, umumnya masih menggunakan media

pembelajaran 2 dimensi berupa foto, buku dan hanya beberapa saja menggunakan

video. Masih sangat sedikit yang menggunakan media pembelajaran Seni Budaya

seni tari dengan menggunakan media 3 dimensi. Hal ini dipertegas oleh

pernyataan dari beberapa guru seni budaya yang berada di kota Malang

(wawancara guru Seni Budaya Februari 2012). Sehingga pengenalan secara

mendalam tentang seni tari, khususnya tari Topeng Malang masih jauh dari

harapan disebabkan oleh penyampaian yang kurang sempurna dikarenakan

keterbatasn media pembelajaran. Salah satu penyebab dan faktor utamanya adalah

karena siswa masih belum terlibat langsung dengan obyek/media 3 dimesi. Sebab

selama ini kegiatan pembelajaran seni hanya berkutat pada media-media 2

dimensi yang hanya bisa dilihat tapi belum bisa diraba.

Atas dasar latar belakang di atas, perlu kiranya penulis mengangkat sebuah

judul

“Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Paspop Mini sebagai

Peraga Kostum Tari Topeng Malang”

. Media Paspop Mini ini merupakan

media 3 dimensi, dengan adanya media ini guru memiliki media baru dalam

mengajar materi Seni Budaya khususnya seni tari. Selain itu media ini juga

memiliki nilai yang lebih ekonomis dibandingkan dengan kostum tari Topeng

Malang yang sesungguhnya.

(5)

Penelitian ini menggunakan metode

Research and Development (R and

D) dari Borg dan Gall. Peneliti memodifikasi metode tersebut menjadi 7 langkah

penelitian yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) pengumpulan data; (3) desain produk;

(4) pengembangan produk; (5) validasi (6) revisi; (7) hasil akhir produk

pengembangan media pembelajaran berbasis Paspop Mini sebagai alat peraga

kostum tari Topeng Malang. Untuk memperoleh data awal peneliti melakukan

observasi dan wawancara ke lapangan secara langsung terhadap siswa dan guru

yang berada di kota daerah Malang.

Dalam uji coba produk terdapat beberapa bagian nyaitu: subjek uji coba,

jenis data, instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data. Subjek uji coba

dalam penelitian ini diantaranya 1 ahli media, 1 ahli materi, 3 mahasiswa Program

Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, 1 guru Seni budaya dan 22 siswa SMP

Negeri 4 Malang.

Ada dua jenis data yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan

ini. Data yang pertama adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung

dari lokasi penelitian. Salah satu langkah yang ditempuh untuk memperoleh data

ini adalah dengan metode observasi. Observasi merupakan kegiatan pemusatan

perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera atau dengan

kata lain pengamatan secara langsung. Data kedua adalah data sekunder, yaitu

data yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah yang diperoleh. Sumber

datanya dapat berupa buku-buku pengetahuan dan video.

Pada pengembangan ini instrumen yang digunakan adalah: Angket,

observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian

pengembangan ini adalah mendeskripsikan semua pendapat, saran dan tanggapan

(6)

evaluator yang didapat dari lembar angket atau saran. Seperti yang dikatakan oleh

Poerwanti (2000:21) menyatakan bahwa: “analisis deskripsi adalah analisa data

yang lebih banyak hendak menggambarkan fakta sebagaimana adanya”. Data

angket di analisis dengan menggunakan skala Likert.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:

%

100

x

Xi

X

P

=

Keterangan:

P

= Prosentase

Σ

X

= Jumlah Skor Penilaian

Σ

Xi

= Jumlah Skor Tertinggi

HASIL

Hasil Pengembangan Paspop Mini sebagai Alat Peraga Kostum Tari Topeng

Malang

Pengembangan Paspop Mini ini merupakan suatu pengembangan dari

kostum tari Topeng Malang yang sesungguhnya, yang mana ukurannya sesuai

dengan tubuh orang dewasa.

Analisis Kebutuhan

Langkah awal yang dilakukan dalam pengembangan Paspop Mini ini

adalah observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 4 Malang. Alasan

pemilihan sekolah ini adalah karena di sekolah tersebut memiliki intra tari.

(7)

Setelah malakukan wawancara observasi diketahui bahwa sekolah ini belum

pernah menggunakan media berupa Paspop Mini. Siswa biasanya hanya

ditampilkan tayangan video saja. Oleh sebab itu, pengembang ingin mengenalkan

media ini kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar seni

tari.

Setelah melakukan pemilihan sekolah, langkah berikutnya adalah

penyebaran angket. Angket diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui

seberapa banyak manfaat dan ketertarikan terhadap media Paspop Mini. Dari hasil

penyebaran angket diketahui bahwa penggunaan media ini bermanfaat dan siswa

menjadi tertarik untuk belajar.

Pengumpulan Data

Data yang akan diuraikan berikut ini meliputi: (1) satu data atas ahli materi

yaitu seniman yang mengetahui tentang seluk beluk tari Topeng Malang, dan satu

data ahli media adalah dosen di Jurusan Seni Desain Program Studi Pendidikan

Seni Tari; (2) Data atas praktisi yaitu satu guru PPST SMP Negeri 4 Malang; (3)

data atas 3 mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas

Negeri Malang angkatan 2008; (4) data uji coba lapangan pada 22 siswa kelas VII

G SMP Negeri 4 Malang, dengan menggunakan media Paspop Mini.

Desain Produk

Pada pengembangan media Paspop Mini ini penulis mengacu pada kostum

tari Topeng Malang yang sebenarnya. Adapun rancangan kostum yang dibuat

terdiri dari 4 karakter yaitu:

(8)

1.

Kostum Putra Halus

Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna hitam. Karakter yang dipilih

adalah tokoh Panji, yang membedakan karakter pada tokoh ini yaitu terletak pada

bentuk tekesnya berupa tekes gelung serta pada warna topeng yaitu hijau.

2.

Kostum Putra Gagah

Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna hitam. Karakter yang

dipilih adalah tokoh Patih, yang membedakan karakter ini dengan yang lain yaitu

menggunakan tekes Garuda Mungkur, menggunakan Badong, corak pada topeng

lebih tegas dibandingkan dengan tokoh Panji serta berwarna putih dengan mata

Melotot.

(9)

Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna merah. Karakter yang

dipilih adalah tokoh Bapang, yang membedakan tokoh ini dengan tokoh yang lain

yaitu terletak pada pemakaian tekes Garuda Mungkur yang digunakan terbalik hal

ini dikarenakan sejarah tokoh Bapang yang memiliki sifat sombong, angkuh, dan

suka disanjung. Topeng Bapang berwarna merah dengan hidung panjang serta

mata melotot.

4.

Kostum Putri

Karakter yang dipilih adalah tokoh Sekar Taji. Pada karakter ini kostum

yang digunakan berwarna hitam. Yang membedakan tokoh ini yaitu topeng

berwarna putih dengan paras yang cantik selain itu tekes yang digunakan yaitu

tekes gelung.

PEMBAHASAN

Analisis Data

Penilaian Uji Ahli

Setelah rancangan Paspop Mini dibuat, tahap selanjutnya yaitu uji validasi

yang meliputi uji ahli media, uji ahli materi dan uji ahli praktisi. Uji ahli media

yaitu Drs. Supriyono, ahli materi yaitu Bapak Dyiono Bardjo, dan ahli praktisi

adalah guru seni budaya SMPN 4 Malang Ibu Tri Ida.

(10)

Uji coba pada ahli media dan ahli materi dilakukan terhadap dua orang

yang meliputi, satu orang ahli media dan satu orang ahli materi. Tujuan uji coba

pada kedua ahli tersebut adalah untuk mengetahui ketepatan dan kesesuaian

pengembangan media Paspop Mini yang hendak diproduksi dan dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data yang

diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angket

penilaian, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil tanggapan, kritik dan

saran dari validator.

Validator media yang menilai kualitas media ini adalah Drs. Supriyono

yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari Dan Musik dalam

hasil uji coba ahli media terdapat 10 aspek penilaian.

Dari validasi ahli media diperoleh skor 85%, oleh karena itu media Paspop

Mini dikatakan “ valid”.

Data kualitatif diperoleh dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli media

yaitu proporsi replika tubuh kurang tepat, konstruksi anatomi dan busana yang

dirancang sedikit mungkin tingkat perbedaan. Pemberian furing pada kostum dan

didekatkan pada keadaan aslinya.

Data Tinjauan Ahli Materi

Disamping validasi ahli media, Paspop Mini ini juga divalidasi oleh ahli

materi. Ahli materi pada pengembangan media Paspop Mini ini adalah Bapak

Dyiono Bardjo.

Dari validasi ahli media diperoleh skor 87,5%, oleh karena itu media

Paspop Mini dikatakan

“ valid”

.

(11)

Data kualitatif dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli materi yaitu untuk

memperbaiki motif pada kostum serta menambah sampur dengan warna yang

berbeda yaitu hijau dan kuning.

Data Hasil Dari Ahli Praktisi

Data hasil uji coba praktisi dilakukan pada guru Seni Budaya siswa kelas

VIIG SMPN 4 Malang. Data hasil uji coba praktisi diperoleh dengan

menggunakan angket. Ahli praktisi yang menilai media ini adalah ibu Tri Idha

Rochana guru mata pelajaran Seni Budaya kelas VIIG. Dalam hasil uji coba ahli

praktisi terdapat 5 aspek penilaian.

Dari hasil validasi ahli praktisi diperoleh skor 90% oleh karena itu media

ini dikatakan

“Valid”

. Dari skor yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media

pspop mini ini efektif dan efisien hal ini dapat dilihat darai hasil penilaian angket.

Data kualitatif diperoleh dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli praktisi

yaitu ukuran paspop mini lebih distandarkan dan diusahakan kerapian lebih

ditingkatkan sehingga bisa mewakili figur manusia.

Uji Coba Kelompok Kecil

Data hasil uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 3 mahasiswa Program

Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang. Data hasil uji

coba kelompok kecil diperoleh dengan menggunakan angket. Dari validasi uji

coba pada kelompok kecil diperoleh prosentase sebesar 72,49%, oleh karena itu

media paspop mini dikatakan

“ cukup baik”

. Sehingga peneliti harus melakukan

revisi.

(12)

Data hasil uji coba kelompok besar dilakukan pada 22 siswa kelas VIIG

SMPN 4 Malang. Data hasil uji coba kelompok besar diperoleh dengan

menggunakan angket. Dari hasil validasi pada kelompok besar diperoleh skor

84,54% oleh karena itu media ini dikatakan

“ Valid”

. Dari prosentase dan

pengisian angket yang diperoleh di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa

media pembelajaran ini efektif dan efisien dalam menunjang pembelajaran mata

pelajaran Seni Budaya khususnya seni tari.

Dari hasil masukan dapat disimpulkan pula bahwa para siswa sangat

antusias dan tertarik dengan hadirnya media pembelajaran berbasis Paspop Mini

ini.

Revisi Produk

Berdasarkan hasil analisis data dari data uji coba dilakukan revisi terhadap

produk yang dikembangkan. Tahap revisi dilakukan setelah uji coba ahli materi,

ahli media dan uji coba kelompok kecil. Data yang diperoleh akan dijadikan

landasan untuk melakukan revisi tahap akhir pada produk Paspop Mini sebagai

media pembelajaran khususnya seni tari.

Adapun revisi yang dilakukan berdasarkan masukan ahli materi, ahli media dan

uji coba kelompok kecil.

Proporsi replika tubuh kurang tepat, lebih tepat jika membuat yang postur

tubuhya sesuai orang dewasa. Produk awal yang semula proporsi tubuh tidak

sesuai telah direvisi dengan membuat Paspop Mini dari bahan dempul. Sehingga

bentuk Paspop memiliki proporsi tubuh sesuai dengan postur tubuh orang dewasa.

Konstruksi anatomi busana yang dirancang sedikit mungkin tingkat

perbedaan. Produk awal yang semula bentuknya tidak seimbang antara bagian

(13)

kostum yang satu dengan yang lain telah diperbaiki sehingga memiliki proporsi

yang pas.

Diberi furing pada bagian belakang kostum. Produk awal kostum tidak

menggunakan furing telah diperbaiki yaitu memberi furing pada bagian belakang

kostum sehingga kostum menjadi lebih rapi.

Memperbaiki kejelasan motif pada kostum. Awal produk yang

dikembangkan motif pada kostum tidak rapi dan kurang sesuai dengan motif

kostum tari Topeng Malang telah diperbaiki dengan memperbaiki motif pada

kostum dan memperbaiki tingkat kerapian pada kostum.

Warna sampur sebaiknya lebih dari 1 warna yaitu bisa menggunakan

warna hijau dan kuning. Produk awal yang semula proporsi tubuh tidak sesuai

telah direvisi dengan membuat Paspop Mini dari bahan dempul. Sehingga bentuk

Paspop memiliki proporsi tubuh sesuai dengan postur tubuh orang dewasa.

PENUTUP

Kajian Produk yang Telah Direvisi

Setelah media Paspop Mini dibuat, kemudian produk divalidasi oleh ahli

validator. Setelah melalui tahap validasi yang melibatkan ahli media, ahli materi

kemudian produk diujicobakan di lapangan dan dilakukan analisis terhadap hasil

uji coba produk tersebut. Data hasil validasi dan uji coba lapangan ditindak lanjuti

dengan melakukan revisi produk sehingga didapatkan hasil yang baik dan

memenuhi kriteria. Media ini dibuat khusus untuk matapelajaran Seni Budaya

khususnya seni tari siswa SMP di Malang sebagai bahan apresiasi terhadap

budaya lokal daerah setempat.

(14)

Media Paspop Mini ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun

kelebihan media Paspop Mini ini yaitu guru memiliki media baru dalam mengajar

sehingga guru dapat mengenalkan kebudayaan lokal daerah Malang, guru juga

dapat secara langsung mempraktikkan cara pemakaian kostum tari Topeng

Malang dengan baik dan benar. Selain itu, media Paspop Mini ini memiliki nilai

ekonomis dibandingan dengan kostum sesungguhnya. Dengan adanya media

Paspop Mini ini siswa juga menjadi lebih mudah dalm memahami kostum tari

Topeng Malang. Sedangkan kelemahan dari media ini yaitu media ini statis dalam

arti media ini tidak dapat digerakkan seperti wayang golek.

Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Saran Pemanfaatan

Produk pengembangan ini berupa Paspop Mini sebagai alat peraga kostum

tari Topeng Malang yang dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pustaka

apabila peneliti lain ingin meneliti tentang permasalahan yang relevan dengan

masalah ini.

Bagi guru, media pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu

media pembelajaran untuk bahan apresiasi pada siswa terutama yang berhubungan

dengan apresiasi terhadap budaya daerah setempat.

Saran Diseminasi

Dalam penyebarluasan produk pengembangan ke sasaran yang lebih luas,

peneliti memberikan saran yakni sebelum disebarluaskan sebaiknya

(15)

sekolah-sekolah untuk memperoleh pengakuan dan perijinan penggunaan media Paspop

Mini.

Saran Pengembangan Lebih Lanjut

Dalam mengembangkan penelitian ini ke arah yang lebih lanjut, peneliti

menyarankan agar dalam pengembangan selanjutnya media ini lebih ditingkatkan

dan inovatif dalam pembuatannya. Untuk pengembangan selanjutnya peniliti

berharap agar memunculkan tokoh-tokoh atau karakter yang berbeda tetapi masih

dalam lingkup tari Topeng Malang, sehingga dapat menambah media

pembelajaran menjadi lebih bervariatif serta dapat mengangkat kebudayaan lokal

daerah Malang.

DAFTAR RUJUKAN

Hidajat, Robby. 2008. Wayang Topeng Malang. Malang: Jurusan Seni dan Desain

Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Muchith, M, Saekah. 2007. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RASAIL.

Poerwanti, Endang. 2000.

Dimensi-dimensi Riset Ilmiah. Malang: Universitas

Referensi

Dokumen terkait

niger dengan aktivitas amiloglukosidase dari limbah ampas sagu dan Ekawaty (2009) isolat lokal tersebut difermentasikan ke dalam media yang mengandung pati sagu,

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray keterampilan menyimak bahasa Jerman pada siswa kelas XI

Kamu adalah dengan ini dikehendaki, dalam tempoh tiga bulan dari tarikh notis ini disampaikan, supaya membayar di Pejabat Tanah Daerah ini/di Pejabat Daerah dan Tanah Kinta,

20. Selain menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian, pemeriksaa juga harus menilai risiko salah saji material yang mungkin timbul karena kecurangan dari informasi dalam

32 Maka dipanggil oleh Jesus akan murid-muridnja, lalu katanja, "Hatiku sangat kasihan akan orang banjak ini, karena sudah tiga hari lamanja mereka itu tinggal bersama-sama

PKM K Ditha Nugraharani H34164055 Tintin Sarianti, SP., MM Maryono, M.Sc Ach Firman W, M.Si 5 Kreasi Olahan Pisang BOLPIN sebagai Cemilan Khas Nusantara. PKM K Anwar Syarif

a) Umur, seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia turut melaut tidak disebut sebagai nelayan.. b) Pendidikan,

Pada proses remote ini Anda dapat menggunakan Program Client yang berjalan pada aplikasi Unix seperti SSH, atau telnet sedangkan pada windows seperti Putty, telnet, pstfp