ISSN 2302-6308
ANALISIS EFEKTIFVITAS PENYALURAN DANA
GAPOKTAN
Asih Mulyaningsih
1*, Yudi LA. Salampessy
11
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Raya Jakarta Km 4 Pakupatan Serang Telpon 0254-280330
*Korespondensi: asihmulya@ymail.com
Diterima: 04 April 2013 / Disetujui: 29 Mei 2013
ABSTRAK
Pertanian merupakan sektor penting yang menghasilkan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang telah diekspor untuk meningkatkan pendapatan negara. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) merupakan suatu wadah organisasi dalam pengelolaan hasil pertanian melalui pemberdayaan dan peningkatan hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penyaluran dana Gapoktan terhadap penyuluhan petani dalam meningkatkan usahatani dengan menggunakan metode survei dan jumlah jumlah responden 50 petani. Efektivitas penyaluran dana Gapok-tan efektif pada unsur organisasi Gapoktan, dan cukup efektif pada unsur kegiatan kelompok tani, kekompakan kelompok, partisipasi anggota Gapok-tan, interaksi antar Poktan, proses pengambilan keputusan pada Gapok-tan, kepemimpinan pengurus Gapoktan, kebijakan pemerintah daerah, hubungan dengan lembaga lain, bantuan permo-dalan, dan intensitas penyuluh.
Kata kunci: dana, efektivitas,Gapoktan, penyaluran
ABSTRACT
The agricultural sector is very important because it provides a variety of vegetables and fruits, and to produce export commodities that increase state revenue. Disbursement joint funding of farmer groups (Gapoktan) can contribute to managing crops which empower with good extension is expected to increase yield farming. Research analyzes effectivenees Gapoktan funds using survey methods and the number of respondents 50 farmers. Based effectiveness analysis Gapoktan funds that can be drawn is the effectiveness of channeling funds to the elements of an effective Gapoktan organizational structure, and quite effective on the elements of farm group activities, group cohesiveness, group union member participation, interaction between the decision making process on Gapoktan, board leadership Gapoktan, local government policy, relations with other institutions, capital assistance, extension and intensity. So that conclusions can be suggested based on the funds received Gapoktan in empowering farmer groups, management should be improved further so that when funding is in Gapoktan to Gapoktan elsewhere, then Gapoktan previous recipients still have the capital to continue farming.
Keywords: analysis of effectiveness and disbursement Gapoktan
PENDAHULUAN
Sektor pertanian sangat penting karena menyediakan berbagai produk
sayuran dan buah-buahan, serta meng-hasilkan komoditas ekspor yang me-nambah pendapatan Negara. Namun
masyarakat memandang sektor industri lebih menjanjikan dan lebih mengun-tungkan. Namun majunya tenologi dan banyaknya ditemukan bibit unggul, dan banyaknya pasar yang menjanjikan untuk menampung hasil pertanian, maka petani bekerja giat dalam
mening-katkan hasil usahataninya. Dalam
peningkatan hasil pertanian, maka pen-dekatan kelompok merupakan metode yang dapat digunakan untuk mem-peroleh informasi pertanian, menda-patkan pinjaman untuk meningkatkan usahataninya, dan tempat informasi
dalam menjual hasil pertaninnya.
Penyuluhan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dapat memberikan kontri-busi dalam mengelola hasil tanaman dimana dengan penyuluhan yang baik maka diharapkan hasil usahataninya dapat meningkat
Penyedia sarana produksi perta-nian, serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelemba-gaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lain-nya. Terhadap pedagang saprotan maupun pedagang hasil-hasil pertanian, Gapoktan diharapkan dapat menjalan-kan fungsi kemitraan dengan adil dan saling menguntungkan. Namun demi-kian, jika Gapoktan dinilai lebih mampu menjalankan peranannya dibandingkan dengan kios saprodi ataupun pedagang pengumpul, maka Gapoktan dapat menggantikan peranan mereka. Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehing-ga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas (Deptan, 2006). Peningkatan
hasil usahatani maka pendekatan
kelompok merupakan pendekatan yang paling baik dalam mengelola usaha-taninya. Dengan pendekatan kelompok maka petani dapat bertukar informasi, dan menentukan Rencana Definitif Kelompok akan kebutuhan sarana produksi pertanian dalam meningkatkan usahatan yang diusahakan.
Dengan demikian keefektivan pe-nyaluran dana Gapoktan dapat dilihat dari usaha petani untuk memberda-yakan dirinya dengan daya-daya yang mereka miliki sehingga petani menjadi mandiri. Dalam penelitian ini ingin mengetahui model penyuluhan yang tepat sehingga Gapoktan dapat meman-faatkan dana Gapoktan untuk
mening-katkan usahatani. Adapun tujuan
khusus pada penelitian ini adalah meng-identifikasi hubungan efektivitas penya-luran dana Gapoktan terhadap
penyu-luhan petani dalam meningkatkan
usahatani hortikultur
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menganalisis hu-bungan efektivitas penyaluran dana Gapoktan terhadap penyuluhan petani dalam meningkatkan usahatani dengan
menggunakan metode survei
(Singarimbun dan Efendi 1989). Jumlah responden 50 petani yang merupakan anggota Gapoktan dengan analisis data dengan tabulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Efektivitas penyaluran dana
Gapoktan dapat dilihat dari: (1) Kegia-tan kelompok Kegia-tani, (2) Kekompakan kelompok, (3) Partisipasi anggota Ga-poktan, (4) Interaksi antar kelompok tani, (5) Struktur organisasi Gapoktan, (6) Proses pengambilan keputusan pada Gapoktan, dan (7) Kepemimpinan pengurus Gapoktan, (8) Kebijakan pe-merintah daerah, (9) Hubungan dengan lembaga lain, (10) Bantuan permodalan, dan (11) Intensitas penyuluhan.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur
Kegiatan Kelompok
Pada pelaksanaannya, kegiatan yang dilakukan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan adalah Kegiatan yang berhubungan dengan pembelian saprodi untuk kegiatan ber-cocok tanam, dimana sarana produksi
seperti pupuk, bibit dan pestisida biasa didapatkan petani jika tergabung dalam kelompok tani, dalam hal ini pembelian
saprodi dilakukan oleh kelompok.
Setelah kelompok tani panen, dimana yang seharusnya hasil panen tersebut dapat dijual dan dipasarkan oleh pok-tan, pada kenyataannya tidak. Walau-pun petani yang tergabung dalam Kelompok tani sudah menjual sebagian hasil pertaniannya ke pengurus Gapok-tan, namun untuk hasil panen
sayur-mayur masih mengalami kendala,
sehingga banyak petani yang mema-sarkan hasil penennya sendiri. Berbeda dengan padi, umumnya anggota kelom-pok tani menjual hasil panennya yang berupa gabah sebagian besar dijual ke gapoktan. Sehingga dapat disimpulkan
kegiatan kelompok tani cukup efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur
Kekompakan Kelompok
Kekompokkan dalam kelompok
petani yang tergabung dalam Gapoktan dilihat dari kegiatan anggota yang selalu bekerjasama dalam melakukan kegiatan kelompok, dimana kegiatan anggota Poktan mampu menjaga hubungan dengan anggota lain, dan tidak terlihat konflik antar anggota Poktan. Kegiatan kelompok terlihat kompak dikarenakan pengurus Gapoktan selalu menginfor-masikan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan Gapoktan. Pengurus Gapoktan mensosialisasikan kebera-daan sarana produksi pertanian seperti, bibit, pupuk, dan pertisida. Sehingga suasana kelompok terlihat harmonis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kekompakkan kelompok tani cukup
efektif .
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Partisipasi Anggota Gapoktan
Setiap kegiatan yang diadakan
kelompok tani, umumnya anggota
kelompok menghadiri kegiatan tersebut, Hal ini dapat dilihat dari absensi kehadiran yang dilakukan Poktan.
Par-tisipasi pengurus dan anggota Gapok-tan dapat dinilai aktif. Partisipasi ang-gota Poktan dapat dilihat dari kemam-puan anggota dalam melaksanakan kewajibannya sebagai anggota kelom-pok dengan membayar simpanan kelom-pokok dan simpanan wajib anggota poktan. Dimana simpanan pokok ditetapkan Rp. 100.000 per anggota, dan untuk simpa-nan sukarela jumlah nominalnya tidak ditetapkan. Selain melaksanakan kewa-jiban, anggota poktan juga memanfa-atkan keberadaan Gapoktan seperti dengan meminjam dana dari Gapoktan untuk keperluan bercocok tanam dan dana tersebut digunakan untuk membeli Saprodi yang disediakan oleh Gapok-tan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota kelompok adalah
cukup efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Interaksi antar Kelompok Tani
Interaksi antar kelompok tani dapat dilihat dari setiap kegiatan, dimana
Poktan selalu menjalin hubungan
dengan Poktan lain dalam hal me-nunggu informasi yang disampaikan pengurus Gapoktan, dalam hal ini infor-masi yang berhubungan dengan Sapro-di pertanian. Pada pelaksanaan kegia-tan Pokkegia-tan tidak terlihat konflik antar Poktan, hal ini dikarenakan pengurus Gapoktan yang cukup adil dalam penyampaian informasi yang berhubu-ngan deberhubu-ngan Gapoktan. Sehingga
dapat disimpulkan interaksi antar
kelompok tani cukup efektif
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur
Struktur Organisasi Gapoktan
Dalam setiap kepengurusan suatu kelompok dilengkapi dengan struktur organisasi, dimana dalam menilai efek-tifitasnya terlihat dengan terdapatnya dokumen AD/ART yang didalamnya termuat struktur organisasi Gapoktan, struktur organisasi Gapoktan tertempel di dinding sekertariat Gapoktan. Hanya saja anggota Gapoktan tidak begitu
mengerti keberadaan struktur organi-sasi, dimana anggota poktan hanya mengetahui ada ketua, sekertaris dan bendahara dalam kepengurusan Ga-poktan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari segi struktur organisasi
Gapoktan efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Proses
Pengambilan Keputusan
Setiap pengambilan keputusan
yang akan diberlakukan oleh Gapoktan
selalu mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan, Anggota Gapoktan selalu hadir dalam musya-warah, dan umumnya hasil keputusan musyawarah tidak langsung diberita-hukan kepada anggotan Poktan yang tidak hadir, sehingga banyak anggota yang kurang puas dalam
penyebar-luasan hasil keputusan. Sehingga
informasi hanya dirasakan oleh anggota pengurus yang aktif mengikuti kegiatan musyawarah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan
keputusan pada Gapoktan cukup
efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Kepemimpinan Pengurus Gapoktan
Gaya kepemimpinan Gapoktan
dilihat dari ketua dan pengurus
Gapoktan cukup baik, dimana dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu melibatkan anggota dan pengu-rus Gapoktan dan Ketua selalu meng-informasikan informasi terbaru yang berhubungan dengan Gapoktan, namun pengurus belum mampu memberikan bantuan secara adil pada semua Poktan, sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Gapoktan
cukup efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Kebijakan Pemerintah Daerah
Dalam mencapai keefektivan kegia-tan Gapokkegia-tan tentunya tidak terlepas
dari kebijakan pemerintah daerah yang
dapat dilihat dari ketersediaan Saprodi,
dalam prakteknya kebijakan pemerintah daerah turut mendukung program, dimana Saprodi yang dibutuhkan petani selalu tersedia tepat waktu. Petani memiliki kemudahan dalam memper-oleh modal usaha karena petani terdaftar sebagai anggota Gapoktan. Untuk jalan menuju lokasi-lokasi lahan usaha cukup memadai, namun tidak ada bantuan dari pemerintah yang menunjang program penyaluran dana Gapoktan, dimana jalan-jalan yang ada di desa memang jalan itu yang sehari-hari digunakan untuk pengangkut hasil pertanian. Untuk ketersediaan pasar, transportasi, dan harga pasar sudah diatur oleh pemerintah. Sedangkan untuk pembinaan kegiatan pertanian, belum terlaksana satu PPL satu desa. Dengan demikian dari segi kebijakan
pemerintah daerah cukup efektif .
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur Hubungan dengan Lembaga Lain
Dalam melaksanakan kegiatan usa-hatani tentunya tidak terlepas dari hubungan kerjasama dengan lembaga lain, dalam hal ini dapat dilihat dari kerjasama Gapoktan dengan formulator pupuk dan pestisida, namun Gapoktan belum melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian dan lembaga pema-saran, sehingga kegiatan penyaluran dan Gapoktan ini baru sebatas penya-luran dana saja, dengan demikian dapat disimpulkan hubungan dengan lembaga
lain cukup efektif.
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur
Bantuan Permodalan
Permodalan merupakan salah satu kunci utama dalam menggerakkan
kegiatan usaha tani. Dari segi
permodalan gapoktan hanya menda-patkan dana dari program pemerintah
dalam membantu petanni dengan
mengucurkan dana Gapoktan saja, sedangkan bantuan swasta tidak ada.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bantuan permodalan cukup efektif .
Efektivitas Penyaluran Dana Gapoktan berdasarkan Unsur
Intensitas Penyuluhan
Penyuluh merupakan ujung tombak dalam membantu pelaksanaan kegiatan pertanian. Berdasarkan data yang ada dilapang penyuluh sangat intensif dalam kegiatan penyuluhan khususnya pada kegiatan pelaksanaan penyaluran dana Gapoktan, namun setelah dana terdis-tribusi ke petani terlihat penurunan dimana yang biasanya setiap minggu penyuluh datang ke desa namun setelah pelaksanaan program berakhir, kegiatan penyuluhan tidak seminggu sekali. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa intensitas penyuluhan cukup
efektif.
KESIMPULAN
Efektivitas penyaluran dana Gapok-tan efektif pada unsur organisasi Gapoktan, dan cukup efektif pada unsur kegiatan kelompok tani, kekompakan kelompok, partisipasi anggota Gapok-tan, interaksi antar PokGapok-tan, proses pengambilan keputusan pada Gapok-tan, kepemimpinan pengurus GapokGapok-tan, kebijakan pemerintah daerah, hubungan dengan lembaga lain, bantuan permo-dalan, dan intensitas penyuluh.
SARAN
Dalam penyaluran dana Gapoktan hendaknya semua pihak baik pengurus, anggota dan pemerintah ikut terlibat
dalam mensukseskan pelaksanaan
program dan tanggungjawab bersama harus dijunjung tinggi sehingga
pelak-sanaan kegiatan penyaluran dana
Gapoktan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Almasdi S. 1998. Peluang
Pengem-bangan Agribisnis di Daerah Riau,
Pekanbaru. Pusat Pengkajian
Teknologi dan Pembangunan Pe-desaan Universitas Riau.
Apriantono A. 2004. Rujukan
Profesional Agribisnis. Pencatur Pasar Domestik pada Peralihan
Tahun. Majalah Kortikultura, Vol. 3.
No. 12.
Saragih B. 2001, Suara Dari Bogor:
Membangun Sistem Agribisnis.
Bogor. Yayasan USESE
[DEPTAN] Departemen Pertanian.
2006. Pedoman Umum Skim
Pelayanan Pembiayaan Pertanian
(SP-3). Sekretariat Jenderal
Departemen Pertanian.
Singarimbun M dan Effendi S. 1989. Metode Penelitian Servey. Jakarta. LP3ES