• Tidak ada hasil yang ditemukan

Donny Priyo SJ. 1) Dr Jusak. 2) Julianto Lemantara, S.Kom, OCA., MCTS. 3) 1) 2) 3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Donny Priyo SJ. 1) Dr Jusak. 2) Julianto Lemantara, S.Kom, OCA., MCTS. 3) 1) 2) 3)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PERILAKU DAN SIFAT PADA ANAK MENGGUNAKAN

METODE FUZZY EXPERT SYSTEM

(STUDI KASUS LEMBAGA PSIKOLOG “DR. SOETOMO”)

Donny Priyo SJ.1) Dr Jusak.2) Julianto Lemantara, S.Kom, OCA., MCTS.3)

1)

Mahasiswa SI / Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya 2)

Dosen SI / Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya 3)

Dosen SI / Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya

Email : 1)unicornsc@yahoo.com2)jusak@sikom.edu3)julianto@stikom.edu

Abstract :

Expert systems in general are trying to adopt a system of human knowledge into a computer, so the computer can resolve the issue as was done by experts. Another definition of an expert system is a system designed and implemented by specific programming language to be able to resolve the issue as was done by the experts. Hopefully with this system, ordinary people can solve certain problems better 'bit' tricky or complicated though 'without' the help of experts in the field. As for the experts, this system can be used as an inexperienced assistant. Applications developed aimed to determine the types of developmental disorders in children under 10 years old with only observe the symptoms experienced. Diagnostic test results from 10 data obtained from the Institute of Psychologists' Dr. Soetomo "indicates that the system is able to identify the type and nature of behavioral disorders in children with the diagnosis accuracy of 90%, which is only 1 data are the results of the diagnosis does not fit. This system also can provide knowledge in the form of a description, the causes, and ways of handling the behavior and properties of the interference experienced by the child.

Keyword :

Expert System, Nature of Behavioral Disorder in Children

1. Pendahuluan

Gangguan perilaku dan sifat

pada anak adalah masalah yang

dihadapi oleh orang tua dalam

menghadapi perkembangan anaknya. Gangguan perilaku tersebut antara lain,

gangguan konsentrasi, gangguan

belajar, gangguan emosi, keterlambatan

bicara, hiperaktif/ Attention Deficit and

Hyperactivity Disorder (ADHD) dan

Autisme. Masalah gangguan perilaku ini tidak boleh dianggap sebagai masalah kecil. Karena perilaku anak

yang menyimpang dapat menghambat proses pembelajaran anak tersebut dan berdampak buruk pada perkembangan sosialnya. Orang tua yang anaknya mempunyai gangguan perilaku juga

merasa resah karena minimnya

pengetahuan tentang gangguan perilaku dan sifat anak. Biaya terapi yang harus

dikeluarkan penderita gangguan

perilaku juga terbilang mahal dan

membutuhkan waktu yang lama

tergantung dari seberapa parah atau tidaknya gangguan yang di derita.

(2)

Belum ditemukan data penderita

gangguan perilaku (salah satu

contohnya autis) yang akurat di

Indonesia, namun dalam suatu

wawancara di Koran Kompas; Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater Anak dan Ketua dari Yayasan Autisme

Indonesia menyebutkan adanya

peningkatan yang luar biasa. “Bila

sepuluh tahun yang lalu jumlah

penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per 500 anak” (Kompas, 2000). Tahun 2000 yang lalu, Dr. Ika

Widyawati; staf bagian Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia memperkirakan terdapat

kurang lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Jumlah tersebut

menurutnya setiap tahun terus

meningkat. Hal ini sungguh patut diwaspadai karena jika penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 180 juta, kira-kira berapa orang yang terdata sungguh-sungguh menyandang austime beserta spektrumnya? Saat ini, jumlah perbandingan tersebut semakin padat, 1:100, menurut informasi yang dirilis situs detikhealth.com (Agustus 2009).

Tujuan dari tugas akhir ini

adalah membuat sebuah program

komputer yaitu sistem pakar yang

digunakan untuk membantu

pakar/psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode

Fuzzy Expert System. Dengan adanya

sistem pakar ini, diharapkan mampu

menghasilkan cara mendiagnosis

gangguan perilaku dan sifat pada anak, mengetahui penyebab dan cara untuk menangani gangguan perilaku dan sifat yang di alami seorang anak seperti halnya yang di lakukan seorang pakar atau psikolog anak.

2. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik

penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih (Kusrini, 2006).

Konsep dasar suatu sistem pakar

mengandung beberapa unsur,

diantaranya adalah keahlian, ahli,

pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian merupakan salah satu penguasaaan pengetahuan di bidang tertentu yang didapatkan baik secara formal maupun non formal. Ahli adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan tertentu dan mampu menjelaskan suatu tanggapan dan mempunyai keinginan untuk belajar

memperbaharui pengetahuan dalam

bidangnya. Pengalihan keahlian adalah mengalihkan keahlian dari seorang pakar dan kemudian dialihkan lagi ke orang yang bukan ahli atau orang awam

yang membutuhkan. Sedangkan

inferensi, merupakan suatu rangkaian proses untuk menghasilkan informasi

dari fakta yang diketahui atau

diasumsikan. Kemampuan menjelaskan, merupakan salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar setelah tersedia program di dalam komputer (Turban, 1995).

Tujuan pengembangan sistem

pakar sebenarnya tidak untuk

menggantikan peran para pakar, namun

untuk mengimplementasikan

pengetahuan para pakar ke dalam bentuk perangkat lunak, sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dan tanpa biaya yang besar. Untuk membangun

sistem yang difungsikan untuk

(3)

bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh para pakar.

Sistem pakar mempunyai 3

bagian utama, yaitu user interface,

interface engine, dan knowledge base.

Hubungan ketiga bagian tersebut dapat dinyatakan seperti Gambar 1.

User User Interface Inference Engine Knoledge Base

Gambar 1. Bagian Utama Sistem Pakar

1. User Interface berfungsi sebagai

media pemasukan pengetahuan

kedalam knowledge base dan

melakukan komunikasi dengan

user.

2. Inference Engine merupakan bagian

dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi knowledge base berdasarkan urutan

tertentu. Mekanisme inferensi

berfungsi untuk mensimulasikan strategi penyelesaian masalah dari seorang pakar. Selama proses penalaran, mekanisme inferensi menguji aturan-aturan dari basis pengetahuan satu persatu.

3. Knowledge Base merupakan suatu

database yang menangani informasi khusus dan aturan tentang subyek tertentu yang diperlukan untuk membuat fakta-fakta dan teknik dalam menerangkan masalah yang disusun dalam urutan yang logis.

Knowledge base terdiri dari dua

bagian :

a. Fakta

Fakta adalah suatu kenyataan atau kebenaran yang diketahui. Fakta menyatakan hubungan antara dua objek atau lebih.

b. Aturan

Dalam menerangkan masalah

digunakan suatu aturan untuk

menentukan hal apa yang harus

dilakukan dalam situasi tertentu dan

aturan tersebut terdiri dari dua bagian

yaitu if dan then, dimana if merupakan

kondisi yang mungkin benar atau yang

mungkin salah, sedangkan then

merupakan tindakan yang dilakukan jika kondisi benar.

Ada beberapa keuntungan yang

diperoleh dengan mengembangkan

sistem pakar (Kusrini, 2006), antara lain :

1. Membuat seorang yang awam dapat

bekerja seperti layaknya seorang pakar.

2. Dapat bekerja dengan informasi

yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3. Meningkatkan output dan

produktivitas.

4. Meningkatkan kualitas.

5. Menyediakan nasihat atau solusi

yang konsisten dan dapat

mengurangi tingkat kesalahan.

6. Membuat peralatan yang kompleks

dan mudah dioperasionalkan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

7. Sistem tidak dapat lelah atau bosan

8. Memungkinkan pemindahan

pengetahuan ke lokasi yang jauh

serta memperluas jangkauan

seorang pakar, dapat diperoleh atau dipakai dimana saja.

Ada beberpa kelemahan yang

diperoleh dengan mengembangkan

sistem pakar, antara lain :

1. Daya kerja dan produktivitas

manusia menjadi berkurang karena

semuanya dilakukan secara

otomatis oleh sistem.

2. Pengembangan perangkat lunak

sistem pakar lebih sulit

dibandingkan dengan perangkat lunak konvensional.

3. Biaya pembuatan mahal, karena

seorang pakar membutuhkan

pembuat aplikasi untuk membuat sistem pakar yang diinginkan.

(4)

3. Fuzzy Expert System

Expert system di dalam bekerja

berdasarkan rule based yang disimpan

di dalam database. Bentuk umum rule

based yang dipakai dalam expert system

adalah if A then B atau jika A maka B,

dimana A disebut sebagai premis dan B disebut sebagai konklusi. Didalam

pengerjaan dengan metode rule based

akan banyak ditemui

kelemahan-kelemahan yaitu:

1. Membutuhkan pencocokan yang

benar-benar pas, contohnya jika sakit kepala dan suhu badan naik maka terkena demam. Jika diberi pernyataan sakit kepala saja, maka

rule diatas tidak dapat memberi

kesimpulan apakah terkena demam atau tidak.

2. Seringkali sulit untuk

menghubungkan rule-rule yang

berhubungan dengan sebuah

inference chain (otak dari system pakar untuk melakukan pengecekan

dari rule yang satu ke rule lainnya).

3. Bisa menjadi sangat lambat jika

menampung banyak rule.

4. Tidak cocok untuk permasalahan

tertentu.

Untuk mengatasi kekurangan

dari sistem pakar yang berbasis rule,

maka dikembangakn suatu sistem pakar

yang berbasis fuzzy sebagai

pengolahannya sehingga sistem tersebut

dikenal dengan nama fuzzy expert

system.

Fuzzy expert system adalah suatu

sistem pakar yang menggunakan

perhitungan fuzzy dalam mengolah

knowledge untuk menghasilkan

konsekuensi, premis dengan konklusi atau kondisi dengan akibat sehingga menhasilkan informasi yang memiliki

keakuratan kepada end user atau

pengguna. Bentuk umum fuzzy expert

system hampir sama dengan bentuk rule

based pada expert system yaitu if A then

B dimana A dan B adalah fuzzy sets

(Klir, 1995).

4. Certainty Factor

Dalam menghadapi suatu

permasalahan sering ditemukan

jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini dapat berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada sistem diagnosis penyakit,

dimana pakar tidak dapat

mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula. Pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis.

Pakar sering membuat perkiraan saat memecahkan masalah. Informasi

yang didapatkan sering hanya

merupakan perkiraan dan tidak lengkap, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk menyarakan informasi yang tidak pasti.

Certainty Factor (CF) digunakan untuk

menyatkan tingkat keyakinan pakar dalam suatu pernyataan (Levine, 1988).

Certainty Factor dinilai dengan angka

dalam rentang -1 (yakin negatif) sampai 1 (yakin positif). Pemberian nilai untuk pembagian tingkat keyakinan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Keyakinan CF

Uncertain Term / Kondisi

Tidak Pasti Nilai

Definitely not / Pasti Tidak -1.0

Almost certainly not / Hampir

pasti tidak -0.8

Probably not / kemungkinan

besar tidak -0.6

Maybe not / Kemungkinan

(5)

Unknown / Tidak tahu -0.2 to 0.2

Maybe / Kemungkinan 0.4

Probably / Kemungkinan

Besar 0.6

Almost Certainly / Hampir

pasti

0.8

Definitely / Pasti 1.0

Aturan untuk penghitungan

Certainty Factor (CF) : Rule Kombinasi IF Evidence 1 (E1)  CF (E1) THEN Hipotesis (H) IF Evidence 2 (E2)  CF (E2) THEN Hipotesis (H) CF(CF1, CF2) = CF1 + CF2 * (1-CF1)  nilai CF1 dan CF2 > 0 CF(CF1, CF2) = CF1 + CF2 * (1+CF1)  nilai CF1 dan CF2 < 0 CF(CF1, CF2) = (CF1 + CF2) / (1-min{|CF1|,|CF2|})  nilai CF1 atau CF2 > 0

5. Jenis-Jenis Gangguan Perilaku dan Sifat

Menurut Prayitno dan Amti (2005) jenis-jenis gangguan perilaku dan sifat adalah sebagai berikut :

1. Hiperaktif atau ADHD (Attention

Deficit Hiperactivity Disorder) Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas atau

attention deficit and hyperactivity

disorder (ADHD). Kondisi ini juga

disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut

minimal brain dysfunction syndrome.

Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak

mampu memusatkan perhatian,

hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.

2. Autisme

Autisme adalah suatu kondisi

mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Seorang anak yang menderita autisme mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil, biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

3. Disleksia (Dyslexia)

Disleksia (dyslexia) timbul

karena masalah dalam proses

pengolahan informasi di otak, terutama pada bagian yang menjadi pusat bahasa. Gejala disleksia bisa dideteksi sejak anak berusia dini, misalnya pada usia prasekolah atau sekolah dasar (Shodiq, 1996).

4. Diskalkulia (Dyscalculia)

Diskalkulia dikenal juga dengan

istilah "math difficulty" karena

menyangkut gangguan pada

kemampuan kalkulasi secara

matematis.Kesulitan ini dapat ditinjau secara kuantitatif yang terbagi menjadi

bentuk kesulitan berhitung (counting)

dan mengkalkulasi (calculating). Anak

yang bersangkutan akan menunjukkan kesulitan dalam memahami proses-proses matematis.

5. Dispraksia (Dyspraxia)

Dispraksia berasal dari kata “dys”, yang artinya tidak mudah atau sulit dan “praxis”, yang berarti

bertindak, melakukan. Nama lain

dispraksia adalah Developmental

Co-ordination Disorder (DCD), Dulunya

dikenal sebagai Clumsy Child

Syndrome. Dispraksia adalah gangguan

atau ketidakmatangan anak dalam mengorganisasikan gerakan.

6. Perancangan Sistem

Secara garis besar perencanaan sistem pakar dibagi menjadi empat tahapan utama, yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.

(6)

Perencanaan Pembuatan Rule-Rule Perencanaan Sistem Pakar Perencanaan Basis Data Perencanaan User Interface

Gambar 2. Diagram Analisis dan Perancangan Sistem

7. Perencanaan Sistem Pakar 7.1 Sisflow Maintenance data

System flow untuk admin

menggambarkan tentang proses

acquisition pengetahuan dari seorang

pakar. Pengetahuan dari seorang pakar

direpresentasikan dalam bentuk fuzzy

database dan rule fuzzy. Dalam

melakukan maintenance data, admin

harus melakukan pengisian beberapa data yang diperlukan seperti tentang

data nilai certainty factor, agar nantinya

dapat menghasilkan suatu output yang

diharapkan. Selain itu admin juga dapat melakukan perubahan terhadap data

yang telah ada sebelumnya. System flow

untuk maintenance data dapat dilihat

pada Gambar 3.

System Flow Maintenance Data

System Admin Tidak Tidak Tidak Orang Tua Validasi password password valid ? Maintenance Data anak ? Maintenance data Orang Tua ? Mulai Maintenance Data Gejala ? Maintenance Data Gangguan? Tidak Simpan data gangguan Perilaku dan sifat Selesai Simpan data Orang Tua Input data Orang

Tua

Simpan data Rule Base

Gangguan Perilaku dan sifat pada anak Orang Tua

Simpan data gejala

Gejala Input data Gejala

Input data Anak Ya

Ya

RuleBase DetilRule Ya

Ya Input data Gangguan

Ya

Maintenance data

Rule Base ? Ya Input data Rule Base

Anak Simpan data Anak

Tidak A Tidak Form Login Input Password Menampilkan Menu Menu Utama Memilih menu Maintenance data Orang Tua Maintenance data Anak Maintenance data Gangguan Perilaku dan sifat

Maintenance data Gejala

Maintenance

data Rule Base A

Gambar 3. Sisflow Maintenance Data

7.2 Sisflow Diagnosis dan Melihat History Diagnosis

System flow untuk diagnosis

menjelaskan tentang proses diagnosis yang dilakukan oleh user. Proses diagnosis dilakukan dengan cara login terlebih dahulu, setelah itu proses

konsultasi dilakukan dengan cara

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sistem. Setelah menjawab semua pertanyaan yang diberikan, sistem akan menampilkan kesimpulan mengenai gangguan perilaku dan sifat apa yang diderita anak dan informasi berupa

deskripsi, penyebab, dan cara

penanganan berdasarkan data yang ada

di dalam database. Laporan history

diagnosis bisa di akses oleh user apabila user tersebut sebelumnya sudah pernah

melakukan diagnosis. System flow

diagnosis dan melihat history diagnosis

(7)

System Flow Diagnosis dan Melihat History Diagnosis

System User

Ya Tidak

Membuat laporan hasil diagnosIs dan informasi gangguan yang di alami anak

Selesai

DetilDiagnosis Simpan Hasil Diagnosis

Diagnosis

Laporan hasil diagnosis dan Informasi gangguan HasilDIagnosis RuleBase DetilRule Memproses hasil jawaban user User dan password valid ? Mulai Anak Validasi user dan

password Gejala Gangguan Melakukan Diagnosis? Melihat History Diagnosis? Ya Tidak Sudah Pernah melakukan diagnosis sebelumnya? Ya Tidak Meminta History Diagnosis Ya Mencari History Diagnosis Menampilkan History Diagnosis Laporan hIstory Diagnosis

Form Login Input Password

Menu Utama

Menampilkan Menu Memilih Menu

Memilih gejala pada interface form diagnosis sesuai kondisi yang paling mendekati yang di

alami oleh anak Form Diagnosis Cetak Hasil diagnosis? hasil diagnosis dan Informasi gangguan Mencetak hasil diagnosis dan Informasi gangguan Ya Mencetak history diagnosis Informasi History diagnosis Cetak History Diagnosis? Tidak A Ya A B B

Gambar 4. Sisflow Diagnosis dan Melihat History Diagnosis

7.3 Data Flow Diagram (DFD)

Pembuatan DFD pada aplikasi ini untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data baik pemasukan data oleh pakar hingga keluaran data

yang dapat dilihat oleh user. Untuk

aplikasi sistem pakar pembuatan hanya sampai pada context diagram.

Context diagram dari DFD untuk aplikasi sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Data Rule Base

Laporan Rekap Pasien Data Anak

Hasil diag nosis Jawaban

Pertanyaan

Data Orang Tua

Pertanyaan

Laporan History Diag nosis Laporan Hasil Diag nosis

Jawaban Data Gangg uan

Data Gejala

1

Sistem Pakar Diag nosis Gangg uan Prilaku & Sifat

Anak

Pakar User

Gambar 5 Context Diagram

7.4 Conceptual Data Model (CDM)

CDM digunakan untuk

menggambarkan secara detail struktur basis data dalam bentuk logik. Struktur

ini independent terhadap semua

software maupun struktur data storage tertentu yang digunakan dalam aplikasi ini. CDM terdiri dari objek yang tidak di implementasikan secara langsung ke dalam basis data yang sesungguhnya. Diagram untuk CDM dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 5 Entity Relationship Diagram – Conceptual Data Model

7.5 Physical Data Model (PDM)

PDM merupakan penggambaran secara detail basis data dalam bentuk fisik. Penggambaran rancangan PDM memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang

digunakan sesungguhnya. Diagram

Mempunyai Menghasilkan Menghasilkan Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mempunyai melakukan Mempunyai Anak KodeAnak NamaAnak Umur Gender Pass Gejala KodeGejala NamaGejala CF Gangg uan KodeGang g uan NamaGang g uan Deskripsi Penyebab Penang anan OrangTua KodeOrang Tua NamaOrang Tua Alamat NoTlp NoHP Email RuleBase KodeRuleBase JmlGejala Diag nosis KodeDiagnosis TglDiag nosis DetilRule HasilDiag nosis Nilai DetilDiag nosis Keterangan

(8)

untuk PDM dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Entity Relationship Diagram – Physical Data Model

8. Hasil dan Pembahasan

Form user login muncul ketika aplikasi pertama kali di jalankan atau bisa juga dengan memilih login pada

menustrip sistem. Untuk user

admin/pakar hanya cukup memasukkan password, sedangkan user orang tua harus memasukkan user id anak dan password. Form user Login dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Form Login

Form generate rules digunakan

untuk menambahkan dan menghitung data gejala yang dimiliki oleh setiap

gangguan. Form generate rule dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Form Generate rules Form diagnosis bisa digunakan oleh pakar maupun user. Pakar bisa mencoba melakukan diagnosis setelah selesai maintenance master data rule base. Sedangkan user menggunakan

form diagnosis untuk mengetahui

gangguan perilaku dan sifat apa yg di alami oleh anaknya. Form diagnosis dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Form Diagnosis Form laporan hasil diagnosis hanya bisa di akses jika user sudah

melakukan diagnosis pada proses

sebelumnya. Pada form laporan hasil diagnosis hanya terdapat crystal report saja yang menampilkan hasil diagnosis, kesimpulan, dan detil diagnosis. Form laporan hasil diagnosis dapat dilihat pada Gambar 10. KODEGEJALA = KODEGEJALA KODEDIAGNOSIS = KODEDIAGNOSIS KODEDIAGNOSIS = KODEDIAGNOSIS KODEGANGGUAN = KODEGANGGUAN KODEGEJALA = KODEGEJALA KODERULEBASE = KODERULEBASE KODEGANGGUAN = KODEGANGGUAN KODEANAK = KODEANAK KODEORANGTUA = KODEORANGTUA ANAK KODEANAK varchar(10) KODEORANGTUA varchar(10) NAMAANAK varchar(50) UMUR numeric(2) GENDER varchar(9) PASS varchar(6) GEJALA KODEGEJALA varchar(10) NAMAGEJALA varchar(255) CF numeric(3,2) GANGGUAN KODEGANGGUAN varchar(10) NAMAGANGGUAN varchar(255) DESKRIPSI varchar(3500) PENYEBAB varchar(3500) PENANGANAN varchar(3500) ORANGTUA KODEORANGTUA varchar(10) NAMAORANGTUA varchar(50) ALAMAT varchar(75) NOTLP varchar(15) NOHP varchar(15) EMAIL varchar(30) RULEBASE KODERULEBASE varchar(10) KODEGANGGUAN varchar(10) JM LGEJALA numeric(2) DIAGNOSIS KODEDIAGNOSIS varchar(10) KODEANAK varchar(10) TGLDIAGNOSIS date DETILRULE KODEGEJALA varchar(10) KODERULEBASE varchar(10) HASILDIAGNOSIS KODEDIAGNOSIS varchar(10) KODEGANGGUAN varchar(10) NILAI numeric(4,2) DETILDIAGNOSIS KODEDIAGNOSIS varchar(10) KODEGEJALA varchar(10) KETERANGAN varchar(15)

(9)

Gambar 10 Form Laporan Hasil Diagnosis

9. Kesimpulan

Berdasarkan hasil

implementasi dan evaluasi, maka

kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pakar untuk Mendiagnosis

Gangguan Perilaku dan Sifat pada

Anak mampu melakukan

identifikasi dengan ketepatan hasil diagnosis sebesar 90%, yang mana dari 10 data hasil uji coba hanya 1 data yang hasilnya kurang tepat.

2. Sistem Pakar untuk Mendiagnosis

Gangguan Perilaku dan Sifat pada

Anak telah berhasil

diimplementasikan dengan

menggunakan metode fuzzy expert

system kepada 10 orang anak yang

mengalami gangguan perilaku dan sifat di Lembaga Psikologi Dr. Soetomo, sehingga nantinya sistem

pakar ini dapat dioperasikan

sebagai alat bantu untuk

mendiagnosis gangguan perilaku dan sifat pada anak.

3. Sistem Pakar untuk Mendiagnosis

Gangguan Perilaku dan Sifat pada

Anak mampu memberikan

informasi meliputi deskripsi

gangguan perilaku dan sifat,

penyebabnya, dan penanganan

berdasarkan jenis gangguan

perilaku dan sifat yang dialami anak dalam bentuk suatu laporan.

10. Daftar Pustaka

Ignizio, J.P. 1991. Introduction to

Expert System: The

Development and

Implementation of Rule-Based

Expert System. Singapore:

McGraw-Hill BookCo.

Intan, R., Mukaidono, M. 2002. On

Knowledge-based Fuzzy Sets,

International Journal of Fuzzy Systems, Vol. 4(2) Tahun 2002

Intan, R. 2004. Rarity-based Similarity

Relations in a Generalized

Fuzzy Information System,

IEEE Conference on

Cybernetics and Intelligent

Systems (CIS 2004),

Singapore, 1-3 Dec 2004.

Klir, G.J., Yuan, B. 1995. Fuzzy Sets

and Fuzzy Relation: Theory

and Applications. New Jersey:

Prentice Hall.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan

Aplikasi, Yogyakarta: Andi

Offset.

Le Fanu, J. 2002. Deteksi Dini

Gangguan Perkembangan

pada Anak. London: James Le

Fanu.

Levine, Robert I. 1998. A

comprehensive guide to AI and expert systems using turbo

pascal international edition.

Singapore : McGraw-Hill Book Co.

Prayitno dan Erman Amti. 2005.

Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling. Jakarta: Rineka

Cipta.

Shodiq, M. 1996. Pendidikan Bagi Anak

Disleksia. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdikbud PPTA.

Turban, Efraim. 1995. Decision support

and expert systems

Management support systems

(fourth edition). Prentice-Hall

Gambar

Gambar 2. Diagram Analisis dan  Perancangan Sistem
Gambar 5 Context Diagram
Gambar 7 Form Login
Gambar 10 Form Laporan Hasil  Diagnosis

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Lampiran 23). Berdasarkan penilaian di atas berarti penelitian ini belum berhasil maka dilanjutkan pada pertemuan

Setelah melakukan analisis dan penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan pada bagian penjualan dan bagian akuntansi pada PT Trisakti Manunggal Jaya

Mengingat permasalahan yang telah dikemukakan ternyata persepsi konsumen tentang negara asal suatu merek sangatlah penting dalam menimbulkan minat pembelian suatu produk

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

Nilai koefisien jalurnya adalah sebesar 0,322537 yang artinya terdapat korelasi positif antara kegunaan persepsian (p erceived usefulness ) terhadap sikap menggunakan