Analisys of Fiber Contents of Complete Feed Silage Formulated With Elephant Grass And Mulberry Biomass
Syahriani Syahrir1 ,dan Intan Dwi Novieta2
1Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah, Parepare
Email: nanisyahrir@yahoo.co.id
ABSTRACT
An elephan grass that can be used as silage complete feed for nutritional value is high enough, but the availability fluctuates. In the dry season drought production is drastically decreased. Hence the need for methods of processing and preserving silage fodder is complete by adding them to the other feed materials such as biomass mulberry has the crude protein content is high enough. This study aimed to analyze the fiber content in the feed silage the main ingredient elephant grass and mulberry biomass through the analysis of Van Soest. Evaluation of the fiber content of silage using a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replications, P1 (60% of elephant grass + 40% biomass mulberry), P2 (60% of elephant grass + 10% biomass mulberry + 30% concentrate), P3 ( 60% of elephant grass + 40% concentrate). The results showed that no significant differences (P> 0.05) on the content of hemicellulose. Significant differences (P <0.05) are shown in the content of NDF, ADF, cellulose and lignin.
Key words: Silage Complete Feed, Elephant grass, mulberry, NDF dan ADF
ABSTRAK
Rumput gajah merupakan hijauan pakan ternak yang dapat dijadikan bahan silase pakan lengkap karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, namun ketersediaannya berfluktuasi. Pada musin kemarau kemarau produksinya sangat drastis menurun. Karena itu perlu adanya metode pengolahan dan pengawetan pakan ternak yaitu silase komplit dengan menambahkannya dengan bahan pakan lain yang berkualitas seperti biomassa murbei yang memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan serat dalam silase pakan lengkap yang diformulasi dengan bahan utama rumput gajah dan biomassa tanaman murbei melalui analisis Van Soest. Evaluasi kandungan serat silase menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan, P1 (60% rumput gajah + 40% biomassa murbei), P2 (60% rumput gajah + 10% biomassa murbei + 30% konsentrat), P3 (60% rumput gajah + 40% konsentrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis nutrisi silase tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) terhadap kandungan hemiselulosa. Perbedaan nyata (P<0,05) ditunjukkan pada kandungan NDF, ADF, selulosa dan lignin.
PENDAHULUAN
Silase adalah pakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi hijauan dengan kandungan air yang tinggi. Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat diawetkan. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai aktivitas enzim yang berada dalam tanaman dan yang tidak dikehendaki, mikroba epiphytic (seperti yang biasa terdapat dalam hijauan) serta mendorong berkembangnya bakteri penghasil asam laktat (Sapienza dan Bolsen, 1993).
Rumput gajah merupakan hijauan pakan ternak yang dapat dijadikan bahan silase pakan lengkap karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hanya saja ketersediaan dan fluktuasi yang berbeda pada produksi rumput gajah sebagai hijauan makanan ternak khususnya pada musim kemarau belum dapat memenuhi kebutuhan ternak ruminansia akan hijauan pakan tersebut, sehingga perlu adanya metode pengolahan dan pengawetan pakan ternak yaitu silase komplit dengan menambahkannya dengan bahan pakan lain yang berkualitas seperti biomassa murbei yang memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi sekitar 15–13%.
Upaya mengantisipasi fluktuasi produk hijauan, perlu memperhatikan ketersediaan bahan pakan hijauan, sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi musim. Pada musim kemarau terjadi penurunan produksi hijauan, sehingga penyediaan pakan menjadi berkurang. Untuk mengatasi masalah kurangnya ketersediaan hijauan pada musim kemarau, perlu adanya teknik preservasi hijauan pakan pada saat produksi hijauan berlimpah pada musim penghujan. Pengawetan pakan dalam bentuk silase merupakan salah satu teknik preservasi pakan alternatif untuk memperpanjang masa simpan produk pakan dan mampu meningkatkan kualitas nutrisi dari produk pakan tersebut.
Produksi rumput gajah yang berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan pada musim hujan dengan musim kemarau. Untuk memanfaatkan kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik, maka hijauan pakan dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena rumput gajah merupakan bahan yang baik untuk dibuat silase. Hijauan pakan yang dapat dibuat silase adalah rumput atau campuran rumput dengan biomassa murbei. Penambahan biomassa murbei (daun, batang, dan ranting) diharapkan dapat meningkatkan kualitas silase karena biomassa murbei mengandung kadar protein yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan serat silase pakan lengkap yang berbahan utama rumput gajah dan biomassa murbei berupa kandungan neutral detergen fiber (NDF), acid detergen fiber (ADF), seluluosa, hemiselulosa dan lignin
MATERI DAN METODE
Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi dan Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, dan dilanjutkan dengan analisis kandungan serat silase yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Alat dan bahan
Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, mesin copper, baskom, sekop,plastik hitam berdiameter 25 cm dan alat-alat yang digunakan digunakan dalam analisis Van Soest. Bahan baku rumput gajah sebagai sumber serat, biomassa murbei, konsentrat, molasses, dan zat kimia yang digunakan dalam analisis Van Soest.
Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan dengan susunan perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
P1 : 60% rumput gajah + 40% biomassa murbei
P2 : 60% rumput gajah + 30% konsentrat + 10% biomassa murbei P3 : 60% rumput gajah + 40% konsentrat
dengan model matematika berikut :
Yij = µ + τi + εij Keterangan :
Yij = Hasil pengamatan dari peubah pada formula silase ke-i dengan ulangan ke-j. µ = Rata-rata pengamatan
τi = Pengaruh perlakuan I (1,2, dan 3)
εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I (1,2, dan 3) dan ulangan ke-j (1,2,3 dan 4)
Prosedur pembuatan silase
Ransum lengkap yang digunakan dalam penelitian ini mengandung bahan baku rumput gajah sebagai sumber serat, biomassa murbei, konsentrat dan molasses+. Sebelum diberikan perlakuan rumput gajahdicacah dengan ukuran 10-20 cm lalu ditambahkan molases+ sebanyak 5% dari bahan kering rumput gajah sehingga terbentuklah rumput gajah+ (Tabel 1). Setiap perlakuan memiliki kandungan protein dan total degistible nutrient (TDN) kurang lebih sama (Tabel 2). Biomassa murbei juga dicacah dengan ukuran 2-5 cm. Sumber serat berupa rumput gajah+ kemudian dicampur dicampur lagi dengan biomassa murbei dan konsentrat sesuai perlakuan hingga menjadi ransum komplit. Pencampuran bahan-bahan dilakukan secara manual. Bahan pakan lengkap yang telah tercampur dimasukkan kedalam plastik, lalu dipadatkan dengan mengunakan alat kempa/press hidrolik. Setelah padat, plastik berisi bahan pakan lalu ditutup. Bahan disimpan dalam keaadaan anaerob selama 21 hari.
Tabel 1.kandungan nutrient Molases+ dan Rumput Gajah + Bahan baku pakan lokal yang tersedia PK (%) TDN (%) % dalam ransum % protein kasar % TDN Molases+ Urea 288,0 100 6 17,3 6,0 Molases 3,1 70,7 94 2,9 66,5 Total 100 20,2 72,5 Rumput Gajah+ Rumputgajah 13,2 57 95 12,5 54,2 Molases+ 20,2 70,7 5 1 3,5 Total 100 5,9 49,1
Parameter yang diamati
Parameter yang diamati adalah persentase kandungan NDF, ADF, selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Van Soest, et. al., 1991)
Analisis data
Data yang diperoleh dari dianalisis dengan analisis sidik ragam menggunakan SPSS 16, apabila berpengaruh nyata dilanjutkan uji Duncan (Gaspersz, 1994).
Tabel 2. Susunan ransum perlakuan
Komposisi ransum P1 P2 P3
Bahan Baku Pakan
Rumput Gajah+ 60 60 60 Konsentrat 0 30 40 Biomassamurbei 40 10 0 NutrisiPakan % Protein Kasar 16,3 16,2 16,2 % TDN 58,9 62,5 63,7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kandungan, NDF (Neutral Detergent Fiber ) ADF (Acid Detergent Fiber), selulosa dan lignin silase ransum lengkap berbahan rumput gajah dan biomassa murbei berbeda nyata (P<0,05) antar perlakuan akibat perbedaan kandungan biomassa murbei dan konsentrat dalam formula silase ransum lengkap.
Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan NDF perlakuan P1 (61,68) berbeda nyata dengan perlakuan P2 (50,03%) dan P3 (44,08%), tetapi perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3.
Tabel 3. Kandungan komponen serat silase ransum lengkap berbahan rumput gajah, biomassa murbei dan konsentrat
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05); P1= 60% rumput gajah + 40% biomassa murbei; P2= 60% rumput gajah + 10% biomassa murbei + 30% konsentrat; P3: 60% rumput gajah + 40% konsentrat
Kandungan NDF yang sama pada perlakuan P2 dan P3 menunjukkan bahwa proses fermentasi pada silase pakan komplit yang mengandung biomassa murbei lebih baik dibandingkan tanpa biomassa murbei. Kandungan NDF lebih tinggi pada ransum lengkap yang mengandungan biomassa murbei dibandingkan dengan tanpa murbei, namun setelah melewati proses fermentasi, kandungan NDF menjadi sama besarnya. Hal ini mengindikasikan terjadinya proses fermentasi yang lebih baik dengan keberadaan biomassa murbei dalam ransum lengkap.Hal ini sejalan dengan pendapat (Syahrir dkk., 2009) bahwa adanya peran tepung daun murbei yang menunjang proses fermentasi paling efektif. Peran tersebut berkaitan dengan kemampuan senyawa DNJ (Deoxynojirimicin)yang terdapat pada tepung daun murbei. Deoxynojirimycin merupakan analog glukosa yang memiliki kemampuan untuk menghambat glukosidase. Nitrogen yang disubsitusikan pada DNJ
Parameter Perlakuan P1 P2 P3 NDF 61,68b±6,29 50.03a±2.09 44,08a±3,72 ADF 49,99c±1,94 39.35b±1.51 34,54a±1,52 Selulosa 36,54c±2,22 27.11b±1.43 23,09a±1,48 Hemiselulosa 11,69±6,54 10.67±1.50 9,54±4,67 Lignin 11,10b±0,82 8.36a±0.92 7,76a±0,27
sintesis, akan mengubah derajat keasaman sehingga berpotensi mempengaruhi aktivitas menghambat secara spesifik komponen campuran (Overkleeft et al., 1998).
Kandungan ADF (Acid Detergent Fiber) silase ransum lengkap berbahan biomassa murbei terendah yaitu P3 (34,54%), disusul dengan perlakuan P2 dan tertinggi pada P1. Penurunan kandungan ADF sejalan dengan semakin kecilnya porsi biomassa murbei dalam silase pakan komplit. Hal ini sejalan dengan kandungan ADF pakan komplit P1, P2 dan P3 yang belum difermentasi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa fermentasi pada proses pembuatan silase pakan komplit belum cukup menghidrolisis komponen ADF dari bahan pakan.
Kandungan selulosa pada perlakuan P1 (36,54%) berbeda nyata dengan P2 (27,10%) dan P3 (23,09%). Semakin tinggi penambahan level biomassa murbei, maka akan semakin meningkat kandungan selulosa silase ransum lengkap. Kandungan selulosa pada biomassa murbei yang lebih tinggi dibandingkan dnegan selulosa konsentrat, sehingga kandungan selulosa silase pakan lengkap yang mengandung biomassa murbei yang tinggi juga menghasilkan kandungan selulosa yang lebih tinggi. Proses fermentasi belum berdampak pada mengurangan kandungan selulosa silase ransum lengkap berbahan biomassa murbei.
Berbeda dengan kadungan NDF, ADF dan selulosa, kandungan hemiseluosa tidak berbeda nyata antar perlakuan. Kandungan hemiselulosa lebih tinggi pada ransum lengkap yang mengandung biomassa murbei yang semakin tinggi sebelum difermentasi, namun setelah difermentasi kandungan hemiselulosanya tidak berbeda nyata. Hal ini mengindikasikan adanya proses fermentasi yang efektif pada ransum lengkap yang mengandung biomassa murbei, sehingga hemiselulosa sebagai salah satu komponen serat bahan pakan terhidrolisis lebih baik. Menurut Senjaya dkk (2010), hemiselulosa merupakan komponen serat yang dapat dengan cepat diubah menjadi energy (mudah terdegradasi). Terjadinya degradasi tersebut mengakibatkan fraksi hemiselulosa larut oleh larutan neutral detergent solution (NDS) pada pengujian van soest. Hemiselulosa dapat berfungsi sebagai sumber gula cadangan dalam silase dan sekitar 11-55% dari hemiselulosa ini dapat dirombak menjadi yang lebih sederhana.
Data kandungan lignin pada Tabel 3 mengindikasikan bahwa semakin tinggi level biomassa murbei dalam formula silase ransum lengkap, maka semakin tinggi pula kandungan ligninnya. Hal ini disebabkan penambahan biomassa murbei dengan level yang berbeda dapat mempengaruhi proses fermentasi. Pada kandungan lignin silase ransum lengkap berbahan rumput gajah dan biomassa murbei tampak bahwa semakin tinggi level biomassa murbei dalam formula silase ransum lengkap, maka semakin tinggi pula kandungan ligninnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Silase ransum lengkapyang diformulasikan dengan rumput gajah dan biomassa murbei dapat digolongkan sebagai silase kualitas baik jika merunut pada kandungan serat silase pakan lengkap. Kandungan serat berupa NDF, ADF, selulosa, hemiselulosa dan lignin silase tersebut telah memenuhi kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Disarankan untuk penelitian selanjutnya pembuatan silase pakan lengkap dengan menggunakan rumput gajah dengan umur defoliasi yang berbedadengan aplikasi pada ternak ruminansia yang berbeda serta metode analisis yang terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA
Van Soest, P.J., J. B. Robertson and B. A. Lewis, 1991. Methods for dietary fiber, neutral detergent fiber and nonstarch polysaccharides in relation to animal nutrition. J. Dairy Sci., 74: 3583-3597
Ibrahim, M.Y. 2009. Pengaruh pemberian daun lamtoro (Leucaena leocephala) terhadap kualitas silase rumput gajah (Pennisetum purpereum) yang diberi molasses. Agripet : Vol (9) No.1 : 38 -42. Overkleeft, G. H., J. Renkema, P. Neele dan A. Hung. 1998. Generation of specific deoxynojirimycins
type inhibitor of the non lysosomal glucosylceramidase. J. Biol. Chem., 273: 26522-26527. Sapienza D.A. dan Bolsen K. (1993). Teknologi Silase (Penanaman, Pembuatan dan Pemberian pada
Ternak). Pionner-Hi-Bred Internasiona. Inc.
Syahrir S., Wiryawan K.G., Parakkasi A., Winugroho M., dan Sari O.N.P. (2009). Efektivitas daun murbei sebagai pengganti konsentrat dalam sistem rumen in vitro. Media Peternakan, 32(2): 112-119.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo.. 1994. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.