• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN BATAS MAKSIMAL KONTAMINAN AIR PADA OLI MURNI UNTUK MEMENUHI STANDAR KELAYAKAN BAHAN BAKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN BATAS MAKSIMAL KONTAMINAN AIR PADA OLI MURNI UNTUK MEMENUHI STANDAR KELAYAKAN BAHAN BAKAR"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENENTUAN BATAS MAKSIMAL KONTAMINAN AIR PADA OLI MURNI

UNTUK MEMENUHI STANDAR KELAYAKAN BAHAN BAKAR

Oleh, Roy Hudoyo NIM : 192009033

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2013

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

Kata Pengantar

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat Saya, karena atas berkat dan lindunganNya Saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tidak lupa melalui kesempatan ini, saya juga ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada: 1. Universitas Kristen Satya Wacana, khususnya Fakultas Sains dan Matematika yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar di institusi yang luar biasa ini.

2. Bapak Dekan Fakultas Sains dan Matematika, Bapak Suryasatriya Trihandaru.

3.Bapak Prof. Dr. Ferdy Semuel Rondonuwu, S. Pd, M. Sc, selaku dosen, dan wali studi selama saya berkuliah. Terima kasih atas segala sesuatunya Prof Ferdy, semoga Prof dan keluarga selalu diberkati Tuhan YME.

4. Bapak Andreas Setiawan, sebagai dosen, pembimbing 1 dan Pembimbing setiap kompetisi ilmiah yang saya ikuti haha….. Terima kasih atas waktu, kesabarannya dan selalu bersedia untuk direpotkan oleh saya hampir tiap hari.. he..he..he... Terima kasih atas segala sesuatunya. Hanya Tuhan saja yang dapat membalas kebaikan hati Pak Andre...

5. Ibu Made Rai Suci Shanti Nuraini Ayub, selaku dosen dan pembimbing 2. Terimakasih atas waktu, dukungan, kesabaran dan kesediaanya dalam membantu saya menyelesaikan tugas akhir ini, semoga Ibu dan keluarga selalu diberkati Tuhan YME.

6. Seluruh Dosen Fisika yang sudah mengajari dan mendidik saya, Ibu Marmi (Ibu Kaprogdi yang tidak ada duanya), Pak Adita, Pak Kris, Pak Ndaru, Ibu Diane, Pak Liek Wilardjo, Pak Aji, Ibu/Miss/Mbak/Cik Debora, dan Pak/Mister/Kak Alva... Untuk semua dosen, terima kasih banyak, Tuhan Yesus memberkati.

7. Mr. Iman Safari, sebagai kakak superhero, supporter terbesar dan terbaik dalam hidup saya, yang selalu mengajari saya untuk berbagi, saling mendukung satu sama lain, Thx very much Mr. I will doing the best as you ajarkan pada saya. God always Bless You.

8. Buat semua keluargaku. Bapak Nursahid, Ibu Suharti tercinta, terima kasih sudah mau menjadi Orang Tua yang “sangat hebat” dalam mendidik dan mendukung saya. Kakak-kakak tercintaku MAS EKO, MBAK ANIK, MBAK LISTA, MBAK LENI, MAS WASONO, MBAK LIA, MAS PUJO terimakasih atas dukungannya, Adik-adik tercintaku DITO, IRA, DIAN terimakasih atas dukungannya, Seluruh keponakan tercintaku INGGIT, GIGIH, KRISNA, VITA, MEYDA, CARMEL, IRKO, terimakasih untuk sukacita dan semangatnya setiap hari hahaha….. dan tidak lupa buat kakak-kakak dan saudara iparku MBAK HAR, MAS TOPO, MAS MARYONO, Alm MAS NURJONO, MBAK SITI, MAS SODEK, EKO PM, SUMO dan tak lupa calon kakak iparku CIK LISA, terimakasih atas segalanya, kehadiran kalian menambah sukacita dan semangat bagi saya.

9. Buat semua keluarga angkatku. Bapak Suparno dan Ibu Siti terkasih, terimakasih atas support dan perhatiannya selama saya belajar, terimakasih untuk tempat tinggal dan segala fasilitas yang boleh saya gunakan, Kakak Angkatku terhebat MAS WAWAN, terimakasih atas

(7)

vi

dukunganya yang luar biasa, tetap semangat dan jangan putus asa, kamu juga pasti bisa. MAHMUD, DWI, TIKA, YAYA dan seluruh keluarga yang tidak saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya, Tuhan memberkati.

10. Laboran-laboran yang selalu direpotkan oleh saya. MAS SIGIT, terima kasih ya mas, atas semuanya,… dan Tuhan Yesus berkati selalu. MAS TRI, mas terima kasih ya, untuk selalu direpotkan, semoga Tuhan Yesus selalu memberkati Mas Tri dan keluarga. Dan untuk PAK TAFIPH/PAK De, terima kasih atas semuanya, saya hanya bisa bilang terima kasih dan berdoa agar seluruh laboran dan keluarga selalu diberkati....

11. Buat Teman-teman dekatku yang selalu sedia berkumpul berpusing-pusing ria dan menggila bersama, Para MAMEN….. hahaha, AYUK Smart girl makasih mamen kamu bener-bener orang pinter yang sabar dan dewasa, terimakasih dukungannya setiap hari yuk. CANDRA, terima kasih untuk semuanya dan jadi orang yang sabar ya, jangan makan orang lagi... he..he... Dan salam juga buat yang di Kalimantan hehe…. NATALIS, terimakasih dukungannya, trimakasih untuk masakan mama kamu =P , trimakasih uda minjemin modem hahaha….. tetap jadi orang yang faithfully ya… dan juga NIMANG, terimakasih dukungannya, keep calm dan pertahankan karaktermu. Terima kasih buat semuanya, tetap berjuanglah Para MAMEN dan God Bless U All, always... I Will Miss You All So much...

12. Teman-teman Fisika dan Pendidikan Fisika, yang angkatan 2009, Pina, Ihsan, Tio, Tesar, Awang, Novi, Rendi, Tri, Gino, Koko, Aldo, Moses, Buce, Sahidah, Devi Prety, Devi Alin, Retno, Erma, Lilis, Aldofina, Lani, Septri, eka, kecrok, dan semua yang tidak sempat saya sebutkan, terima kasih banyak.... I Will Miss U All. Untuk semua kakak-kakak tingkat, dan juga buat kelompok PPL SMP St Mikhael Pangudi Luhur Salatiga, Tian, Kristy, Miyati, terima kasih atas pengalaman kerjanya.. hehe... Juga buat adik-adik tingkat semua, semangat selalu... Juga buat teman-teman program studi Kimia dan Matematika FSM, terima kasih sudah mau bersinergi dan berjuang bersama-sama.

13. Buat Dosen dan Pelatih saya dalam bernyanyi bersama PADUAN SUARA MAHASISWA VOICE OF SATYA WACANA CHRISTIAN UNIVERSITY, BU JUANITA, PAK YULIUS, PAK AGASTYA, BU SUSANTI dan juga Conductor tercinta KAK ERIYANI yang membantu saya dalam bernyanyi untuk meringankan beban dan pikiran saya hahaha…….. seluruh anggota VOICE OF SWCU I love you so much terimakasih semuanya. Berkat bernyanyi bersama kalian saya tidak stress haha….. kalian memang team terhebat, Let’s go singing and serving!!!.

14. Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada KOTA SALATIGA yang sejuk, kota indah dan nyaman yang akan selalu saya ingat di dalam hati...

Tugas akhir yang dibuat ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan ke depan.

Salatiga, 10 Juni 2013

(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ayat Alkitab :

“Ia M em buat Segala Sesuatu Indah P ada

W aktunya,B ahkan Ia M em beri K ekekalan

D idalam H ati M ereka”

(P engkhotbah 3:11)

“K arena H ikm at akan m asuk kedalam H atim u

dan P engetahuan akan m enyenangkan jiw am u”

(A m sal 2:10)

Motto :

“A P A P U N YA N G L A Y A K U N TU K

D IM IL IK I L A Y A K D IP E R JU A N G K A N ’”

(9)

viii

Persembahan :

K upersem bahkan skripsi ini untuk :

TU H A N Y E SU S K R ISTU S

B A P A K D A N IB U TE R CIN TA

M r. IM A N SA F A R I

K E L U A R G A B E SA R K U TE R CIN TA

SA U D A R A D A N TE M A N -TE M A N

******

G

od B less Y ou******

(10)

1

Penentuan Batas Maksimal Kontaminan Air Pada Oli Murni Untuk Memenuhi

Standar Kelayakan Bahan Bakar

Roy Hudoyo, Made Rai Suci Shanti. N. A, Andreas Setiawan Program Studi Fisika dan Pendidikan Fisika,

Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60, Telp. (0298) 321212, Salatiga

192009033@student.uksw.edu Abstrak

Oli bekas merupakan limbah aktivitas industri yang masih memiliki kandungan energi cukup tinggi jika dibakar secara langsung. Salah satu faktor yang berdampak pada total energinya adalah kontaminan air. Penelitian ini membahas hubungan antara kandungan energi pada sampel oli murni SAE20W-50, oli bekas SAE20W-50 dan campuran oli murni SAE20W-50 terhadap kontaminan air melalui metode WBT (Water Boiling Test). Dengan tujuan untuk mendapatkan karakteristik energi dari ketiga sampel tersebut. Material air dipilih karena merupakan parameter penentu kualitas oli murni. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan energi per satuan masa pada oli murni, bekas dan campuran. Oli campuran disimulasikan melalui penambahan air pada oli murni dengan jumlah 0.1 sampai 1 gram setiap kenaikan 0.1 gram. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel oli murni memiliki kandungan energi rata-rata sebesar 581.76±0.05 kalori/gram dan oli bekas sebesar 346.93±0.06 kalori/gram. Batas maksimal penambahan kontaminan air didalam sampel oli murni dicapai pada jumlah 0.42% volume dengan selisih penurunan energi sebesar 231.64±0.06

kalori/gram. Besarnya penurunan energi yang terukur dapat didekati melalui persamaan kapilaritas. Perbandingan antara hasil pengamatan dengan model tersebut dapat dicapai pada selisih energi 3.59%, dengan konstanta C1 sebesar 14.73 dan

konstanta C2 sebesar 2298 kalori m 2

/gram.detik.

Kata kunci : Oli, Air, WBT, Energi, Kapilaritas.

1. PENDAHULUAN

Minyak lumas atau oli merupakan cairan kental yang digunakan sebagai pelicin, pelindung, pembersih, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antar logam di dalam mesin seminimal mungkin. Setelah dipakai selama beberapa waktu performanya menjadi berkurang yang akhirnya perlu diganti dengan yang baru. Oli yang sudah tidak digunakan disebut dengan oli bekas.

Oli murni yang masih baru merupakan campuran antara bahan hidrokarbon kental ditambah dengan berbagai bahan kimia aditif. Sedangkan di dalam oli bekas terkandung bahan hidrokarbon, bahan kimia aditif dan sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat asam, korosif dan karsinogen. Sifat karsinogen ditimbulkan dari bahan deposit, dan logam berat [1]. Satu liter oli bekas dapat merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah. Apabila limbah oli bekas tumpah di tanah akan membahayakan air, tanah dan dapat merusak lingkungan. Hal inilah yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)[2].

Limbah oli bekas dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif penghasil energi terbarukan[3]. Salah satu metode pengolahan limbah oli bekas sebagai bahan bakar alternatif adalah melalui pembakaran secara kimiawi sederhana [1].

(11)

2

Berlimpahnya limbah oli bekas memerlukan penanganan yang tepat dan praktis. Sejauh ini untuk mengatasi dampak negatif terhadap lingkungan, oli tersebut biasanya didaur ulang atau dimanfaatkan sebagai bahan bakar setelah dicampur dengan bahan lain seperti minyak tanah dan solar.

Pada proses daur ulang, oli bekas dimurnikan kembali dengan dicampurkannya asam sulfat dan lempung ke dalamnya, kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu ≥2000C pada tempat tertutup[4] . Cara ini kurang praktis karena masih memerlukan waktu, proses dan biaya tambahan. Sedangkan pada pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar dilakukan dengan mencampurkan oli bekas dengan bahan bakar lainnya seperti minyak tanah dan solar dengan prosentase penambahan maksimum adalah kurang dari 50% [5]. Dengan demikian teknologi ini masih bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil.

Ada teknologi baru yang lebih sederhana yang belum pernah diaplikasikan di industri, yaitu metode pembakaran sederhana pada oli bekas. Meskipun masih ada masalah yang belum teratasi seperti polusi. Terlepas dari masalah polusi dan memperhatikan potensi yang ada, dalam penelitian ini akan dibahas hubungan antara kandungan energi pada sampel oli murni SAE 20W-50, oli bekas SAE 20W-50 dan campuran oli murni SAE 20W-50 terhadap kontaminan air melalui metode WBT (Water Boiling Test).

Dalam penelitian ini digunakan oli murni SAE 20W-50, oli bekas SAE 20W-50 dan campuran oli murni SAE 20W-50 dengan pengotor air. Dipilih material pengotor air karena merupakan parameter penentu kualitas oli murni. Parameter tersebut akan mengalami perubahan jika terjadi kerusakan pada pelumas [7].

Pengukuran dilakukan dengan membandingkan energi per satuan masa pada oli murni, bekas dan campuran melalui metode WBT untuk mengetahui seberapa besar potensi energi yang dihasilkan akibat pembakaran. Penambahan material air di dalam oli murni tersebut digunakan sebagai identifikasi kandungan energi pada oli murni ketika berubah menjadi oli bekas. Disamping itu, penambahan material air juga digunakan sebagai upaya untuk menentukan batas maksimal jumlah kontaminan air didalam oli murni untuk memenuhi standar kelayakan penggunaan oli sebagai bahan bakar.Karakteristik pembakaran yang diuji meliputi laju pengurangan bahan bakar, energi kalor yang dihasilkan serta energi bahan bakar tiap satuan masa bahan bakar yang digunakan.

2. DASAR TEORI

2.1 Metode Water Boiling Test (WBT)

Metode WBT adalah pengujian kasar proses pembakaran yang membantu perancang memahami seberapa baik transfer energi dapat dilakukan dari bahan bakar ke suatu proses pembakaran. Metode ini dapat dilakukan pada semua jenis tungku, teknik pengambilan datanya cukup sederhana dan umum dipakai dalam keseharian. Rancangan penelitian dengan metode WBT dapat ditunjukkan pada bagan didalam gambar 1 berikut[8].

(12)

3

Gambar 1. Bagan Rancangan Penelitian dengan Metode WBT

Pada gambar 1, percobaan diawali dengan pengukuran masa bahan bakar dan masa air pada kondisi awal. Pengukuran dilakukan melalui penimbangan sampel bahan bakar sebelum dilakukan proses pembakaran. Dilanjutkan Pengukuran kandungan energi dengan membakar sampel secara langsung. Ketiga bahan bakar tersebut dituangkan ke dalam wadah bunsen bersumbu tunggal. Pembakaran dilakukan untuk memanaskan air pada kenaikan suhu tertentu. Besarnya suhu yang diterima oleh air diukur dengan menggunakan alat ukur suhu. Untuk mendukung proses pengukuran ini juga digunakan alat laboratorium pembakaran sederhana seperti gelas beker, kaki tiga, kassa dan statif. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran masa bahan bakar dan air pada kondisi akhir atau sesudah dilakukan proses pembakaran. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan bakar dan air yang terpakai selama proses pembakaran. Dilanjutkan dengan langkah terakhir yaitu proses pengumpulan, perhitungan dan analisis data.

Metode WBT telah memperlihatkan kegunaan bahan bakar yang dapat diprediksikan secara kasar untuk berbagai keperluan pembakaran. Dapat digunakan untuk mengukur beberapa aspek berkaitan dengan penghematan bahan bakar, pengukuran laju pembakaran, konsumsi spesifik bahan bakar, dan kemampuan pembakaran[6]. Perhitungan efisiensi dan kemampuan pembakaran dapat dihitung menggunakan persamaan (1) berikut ini [9] :

%

100

)

(

1 2

×

×

×

×

=

oli oli p air air air

E

m

C

T

T

m

η

(1) Dimana: = efisiensi pembakaran (%)

cp = kapasitas termal spesifik air (kal/gr 0

C) Δmair = massa air (gram)

Δmoli = massa bahan bakar yang digunakan pembakaran (gram)

Ta1 = suhu air awal (0C)

Ta2 = suhu air akhir (0C)

E = nilai kalor bahan bakar (kalori)

Efisiensi termal adalah besar energi panas yang diterima wadah dibandingkan dengan energi yang dilepas oleh pembakaran oli. Energi panas dihitung dari kalor yang digunakan untuk mendidihkan dan menguapkan sekian gram air dengan persamaan (2) berikut [9].

(13)

4 air air air air m c T Q = × ×∆ (2) Q = energi kalor (Kalori)

m = massa air (gram)

ΔT = perubahan/kenaikan suhu (0C)

Kemampuan pembakaran (rasio kandungan energi dari bahan bakar yang dikonsumsi selama pembakaran) dihitung dengan persamaan (3) berikut [9].

t E m P oli oli ∆ × ∆ = (3) P = kemampuan/daya pembakaran (Watt)

Δt = waktu tes (detik)

Sedangkan besarnya kandungan energy yang terukur untuk setiap satuan masa bahan bakar yang terpakai dapat dihitung dengan persamaan (4) berikut.

oli air m Q E ∆ = (4) E = Energi per satuan masa bahan bakar (kalori /gram).

2.2 Karakteristik Oli / Minyak Lumas

Oli memiliki variabel atau parameter yang mewakili kondisi di dalamnya. Parameter kualitas oli murni didasarkan pada nilai [7];

1. Viskositas dan indeks viskositas 2. Kandungan air

3. Kandungan garam

4. Polutan padat terlarut seperti debu/kotoran dan serpihan logam 5. Total nilai basa

6. Total nilai asam

Parameter-parameter tersebut akan mengalami perubahan jika terjadi kerusakan pada pelumas yang disebabkan adanya partikel asing yang terlarut, proses oksidasi, peningkatan partikel tak larut. Penurunan kualitas pelumas tersebut akan sangat membahayakan kerja mesin sehingga harus dilakukan penggantian dengan minyak lumas yang baru.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik energi dari oli murni, oli bekas serta campuran oli murni dan air sebagai material pengotornya, dengan manfaat dapat menggunakan data karakteristik energi dari oli tersebut untuk mendesain pembangkit listrik dengan bahan bakar oli sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang BB6, laboratorium Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga selama bulan Februari-Maret 2013. Pengujian kandungan energi dilakukan pada suhu ruang 27oC.

3.2 Alat dan bahan

(14)

5

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan

No Nama alat/bahan Keterangan

1 Oli Murni Merek “X” untuk jenis kendaraan roda dua bermesin 4 tak, SAE 20W-50

2 Oli Bekas Oli bekas merek “X” untuk jenis kendaraan roda dua bermesin 4 tak, SAE 20W-50, dengan lama pemakaian ± 6 bulan, dipakai ± 100 km/hari 3 Material pengotor Air mineral dengan konsentrasi penambahan

mulai dari 0.10 gr sampai dengan 1gr 4 Alat-alat yang digunakan dalam

metode WBT

statif, termokopel, wadah pembakar Bunsen dengan sumbu tunggal, kaki tiga, kasa, gelas beker dan air, pipet tetes, stopwatch, serta timbangan digital

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1 Pengukuran Kandungan Energi pada Oli murni dan Oli bekas melalui pembakaran sederhana.

Penelitian diawali dengan melakukan pengukuran masa air dan bahan bakar sebelum proses pembakaran, dilanjutkan dengan pembakaran kimiawi sederhana terhadap sumbu pada bahan bakar oli untuk menaikan suhu air setiap kenaikan suhu 5oC. Pada proses pembakaran sederhana ini digunakan wadah bahan bakar dengan sumbu tunggal. Setelah proses pembakaran dilakukan, dilanjutkan dengan pengukuran masa air dan bahan bakar yang terpakai selama proses pembakaran. Tahap akhir dari penelitian adalah pengumpulan data dan perhitungan kandungan energi dari sampel. Pengukuran kandungan energi pada oli murni, oli bekas dan campuran oli murni dengan air menggunakan metode WBT mengikuti rancangan pada gambar 1 di atas. Proses pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3 berikut ini.

Gambar 2. Pengukuran masa air dan bahan bakar

(15)

6

Dilanjutkan dengan pengukuran besarnya energi panas yang dihasilkan pada pembakaran oli, energi yang dihasilkan untuk setiap satuan masa bahan bakar yang terpakai , efisiensi dan daya pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus diatas (1,2,3,4).

Data hasil percobaan di atas digunakan untuk menentukan energi per satuan masa rata-rata pada oli murni dan oli bekas, yang dapat dijadikan sebagai batas acuan identifikasi.

3.3.2 Simulasi Pengotoran Terhadap Oli Murni.

Dalam melakukan pengujian terhadap kandungan energi pada oli bekas diperlukan variabel yang terkontrol. Untuk memperoleh pengontrolan pada grade tertentu, akan dilakukan simulasi dengan penambahan material pengotor air pada oli murni SAE 20W-50. Penambahan material pengotor pada oli murni tersebut digunakan sebagai indikator perubahan kandungan energi pada oli murni ketika berubah menjadi oli bekas akibat parameter air yang berubah. Perubahan variabel pengotor tersebut dapat diasumsikan dengan kondisi semakin bertambahnya material pengotor akibat lama pemakaian oli murni tersebut di dalam mesin.

Simulasi penambahan pengotor dilakukan dengan menambahkan material pengotor air pada sampel oli murni dalam jumlah 0.1 sampai 1 gram dengan kenaikan 0.1 gram. Pada penelitian ini dilakukan pada oli murni sejumlah 280.16 gram yang mengikuti kapasitas wadah bahan bakar yang digunakan. Dilanjutkan dengan penelitian menggunakan metode WBT untuk mengukur kandungan energi dari oli murni setelah ditambahkan material pengotor air didalamnya dengan rancangan percobaan seperti pada gambar 1 dan 2 diatas.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan pengukuran kandungan energi melalui pengujian pembakaran dengan metode WBT yang dilakukan melalui pengontrolan beberapa variabel yaitu pada masa air sebesar 69.38 gram, kenaikan suhu 5oC, kapasitas panas air 1 kalori/gram oC, dan energi kalor yang diterima air sebesar 346.90 kalori, diperoleh data hasil pengamatan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data hasil pengamatan pada pembakaran sampel

Pengulangan Masa Terpakai (gram)

Oli Murni Oli Bekas Campuran Oli Murni + air

1 0.72 1.04 0.79 2 0.71 0.83 0.81 3 0.66 0.93 0.84 4 0.57 0.93 0.87 5 0.55 0.78 0.88 6 0.57 0.98 0.91 7 0.55 1.02 0.93 8 0.65 1.07 0.94 9 0.59 0.97 0.96 10 0.72 1.02 0.96 11 0.68 1.09 0.98 12 0.57 0.93 0.99 13 0.49 1.16 0.99 14 0.53 1.28 1.01 15 0.52 1.22 1.01

(16)

7

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat dihitung besarnya energi kalor (Q) yang diterima oleh air dapat dihitung menggunakan persamaan (2), sedangkan besarnya energi setiap satuan masa dari oli murni dan oli bekas (E) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4).

Pada Tabel 2 diatas, jika masa oli murni yang terpakai untuk pembakaran rata-rata sebesar 0.61 gram, sedangkan energi kalor rata-rata yang diterima oleh air (Qair) sebesar 346.90 kalori

(dihitung dengan persamaan 2), maka besarnya energi per satuan masa dari oli murni tersebut dapat dihitung sebagai berikut.

oli air m Q E ∆ = = gram kalori

61

.

0

90

.

346

= 581.76 kalori/gram

Dengan demikian dapat diperoleh data hasil perhitungan bahwa oli murni memiliki kandungan energi rata-rata sebesar 581.76±0.05 kalori/gram.

Sedangkan perhitungan kandungan energi oli bekas pada Tabel 3 diatas, jika masa oli bekas yang terpakai untuk pembakaran rata-rata sebesar 1.02 gram, sedangkan energi kalor rata-rata yang diterima oleh air sebesar 346.90 kalori, maka besarnya energi per satuan masa dari oli bekas tersebut dapat dihitung sebagai berikut.

oli air m Q E ∆ = = gram kalori

02

.

1

90

.

346

= 346.93 kalori/gram

Dengan demikian diperoleh data hasil perhitungan bahwa oli bekas memiliki kandungan energi rata-rata sebesar 346.93±0.06 kalori/gram.

Besarnya energi untuk campuran oli murni dengan air dan setiap data percobaan dapat dihitung mengikuti cara perhitungan sebelumnya. Sehingga pada akhirnya dapat diperoleh data seperti yang dapat kita lihat sajian data dalam bentuk grafik, yaitu pada gambar 3, 4 dan 5 berikut ini.

(17)

8

Gambar 4. Uji kandungan energi pada pembakaran sampel oli bekas

Gambar 5. Uji kandungan energi pada pembakaran sampel campuran oli murni dan air

Dari data hasil penelitian diatas jika dibandingkan dengan energi pada jenis oli bekas lain yang berbeda jenis, sifat fisik dan kimianya diperoleh data yang berbeda dengan data dalam percobaan ini. Perbedaan tersebut dikarenakan komposisi dan kondisi untuk setiap jenis oli berbeda-beda pula [ 7 ].

Berdasarkan penelitian kandungan energi campuran oli murni terhadap kontaminan air, jika dibandingkan dengan kandungan energi pada bahan bakar lainya seperti biodisel dan minyak solar, oli bekas dalam penelitian ini memiliki selisih energi yang tidak terlampau jauh dibandingkan dengan bahan bakar dan biodiesel dan minyak solar. Besarnya kandungan energi pada bahan bakar biodisel dan minyak solar dapat dilihat pada Tabel 3 berikut [ 10 ].

(18)

9

Berdasarkan Tabel 3 di atas, juga dapat dibandingkan bahwa oli bekas yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 346.93 kalori/gram memiliki kandungan energi yang hampir sama dengan bahan bakar biodiesel dan minyak solar dengan selisih antara 5 sampai 20 kalori/gram.

Dilihat dari spesifikasi standar dan mutu bahan bakar untuk jenis bahan bakar minyak. Syarat untuk menentukan suatu bahan dapat digunakan sebagai bahan bakar adalah dengan melihat nilai kandungan energi hasil pembakaran dari bahan tersebut dan jumlah kandungan air dalam bahan tersebut. Besarnya standar nilai kandungan energi (E) bahan bakar dan kandungan air didalamnya dapat dilihat pada Table 4 berikut ini [11].

Tabel 4. Spesifikasi standar dan mutu bahan bakar minyak

No. Karakteristik

Batasan

Metode Pengujian

Minimum Maksimum

1 Kandungan Energi (E) 346.7 Kal/gram - ASTM D240

2 Titik Nyala 80oC 245oC ASTM D93

3 Kandungan air 0.1% Vol 0.75% Vol ASTM D95

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap campuran antara oli murni dengan kontaminan air yang terlihat pada Gambar 5 di atas diperoleh hasil akhir bahwa nilai kandungan energi rata-rata sebesar 346.93 kalori/gram dengan kandungan material air pada batas minimum 0.42% dari volume bahan bakar.

Dengan membandingkan hasil pengamatan terhadap data pada Tabel 3 dan 4 dapat ditentukan bahwa sampel oli pada penelitian ini, yaitu oli murni SAE20W-50, oli bekas SAE20W-50 dan campuran oli murni SAE20W-50 dengan kontaminan air pada batas penambahan 0.42% dari volume memenuhi standar dan mutu untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Juga dapat ditunjukkan bahwa penambahan material pengotor air yang bervariasi jumlahnya berpengaruh pada energi bahan bakar yang diuji. Semakin besar jumlah material pengotor yang ditambahkan, energi kalor tiap gram dari bahan bakar yang dihasilkan juga semakin berkurang. Penurunan energi yang terukur disebabkan karena semakin besarnya jumlah material air yang berfungsi sebagai penghambat pembakaran.

Penurunan kandungan energi disebabkan oleh karakteristik antara oli murni dengan air. Dilihat dari segi nilai masa jenis, dapat diketahui bahwa masa jenis air lebih besar dari pada masa jenis oli (minyak lumas), dengan demikian viskositas atau nilai kekentalan air lebih rendah dari pada nilai kekentalan oli. sehingga air memiliki karakteristik fisik lebih encer dibandingkan oli. Perbandingan besarnya viskositas pada air dan oli [12] dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.

(19)

10

30

40

50

8.4

8.45

8.5

8.55

8.6

2.6

2.8

3

3.2

3.4

Viskositas Air Viskositas Oli V is k o si ta s A ir ( 1 0 -4 N /s .m ) V is k o si ta s O li ( 1 0 -2 N /s .m ) Suhu (oC)

Gambar 6. Grafik nilai viskositas pada air

Dapat dibedakan bahwa nilai viskositas oli relatif lebih besar dibandingkan nilai viskositas pada air. Hal tersebut mengakibatkan saat air dicampurkan ke dalam oli, material air lebih mudah diserap oleh sumbu. Disamping itu daya kapilaritas air juga lebih besar dari pada oli. Di mana besarnya daya kapilaritas suatu fluida diwakili dengan besar atau kecilnya nilai tegangan permukaan pada fluida tersebut. Besarnya nilai tegangan permukaan air dan oli [13] dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Tegangan permukaan beberapa fluida pada suhu 21 oC sampai 30 oC

No Fluida Tegangan Permukaan

(Kg/m)

1 Air 0.0075

2 Kerosene (Minyak

Tanah) 0.0024

3 Oli (pelumas) 0.0183

4 Mercury (air raksa) 0.0520

Pada Tabel 5, diketahui bahwa oli memiliki nilai tegangan permukaan yang lebih tinggi dibandingkan air. Berdasarkan kajian empiris dalam literatur teori fluida dinyatakan bahwa semakin kecil nilai tegangan permukaan suatu fluida, maka semakin besar daya kapilaritas fluida tersebut. Sehingga apabila daya kapilaritas berharga besar, maka fluida akan memiliki kemampuan untuk merambat naik pada celah sempit dengan baik. Hal ini dikarenakan fluida yang memiliki nilai tegangan permukaan besar memiliki ikatan antar atom intern yang kuat. Sehingga atom didalamnya akan saling menarik satu sama lain (kohesi), namun akan menolak atom-atom yang tidak sejenis.

Peristiwa kapilaritas memiliki peluang lebih besar terjadi pada fluida yang memiliki ikatan adhesi, dimana atom-atom dalam fluida dapat mengikat atom-atom pada benda yang tidak sejenis [14]. Dalam penelitian ini celah sempit yang dimaksud adalah celah sempit pada sumbu bahan bakar. Inilah yang mengakibatkan kandungan energi yang dihasilkan dari pembakaran berkurang, karena material air lebih mudah meresap naik menuju bagian atas sumbu

(20)

11

dibandingkan dengan material oli. Namun, air merupakan bahan yang tidak mudah terbakar dan mempunyai sifat air sebagai bahan isolator atau penghambat panas, hal inilah yang menyebabkan kandungan energi yang terukur pada hasil pembakaran menjadi berkurang.Besarnya energi yang terukur melalui metode WBT ini disumbangkan oleh konsentrasi antara material oli murni dan air yang naik dan sampai ke permukaan sumbu. Untuk dapat naik kepermukaan sumbu, dipengaruhi gaya hambat fluida (R). Hal tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Skema analogi gaya hambat fluida

Keterangan:

1.Konsentrasi air yang naik sampai permukaan sumbu/m (gram) 2.Konsentrasi oli yang naik sampai permukaan sumbu/m (gram) 3.Panjang celah atau sumbu/L (m)

4.Gaya hambat fluida/R (Volum/detik) 5.Jari-jari celah atau sumbu/r (m)

6.Campuran bahan bakar antara oli dan air

Besarnya gaya hambat fluida mengikuti persamaan:

L r R ⋅ ⋅ ⋅ =

η

π

8 4 (5) Dimana;

R = gaya hambat fluida (m5/N.detik) r = jari-jari celah/sumbu (m)

= viskositas fluida (N.detik/m2) L = panjang celah (m)

Dalam penelitian ini telah diukur bahwa panjang sumbu yang digunakan 0.3 m, jari-jari sumbu sebesar 0.0007 m. Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai viskositas air pada suhu 27 oC adalah 0.0008525 Ns/m2 sedangkan nilai viskositas oli pada suhu yang sama sebesar 0.0335 Ns/m2. Dengan demikian besarnya gaya hambat fluida dapat dihitung melalui persamaan (5) sehingga diperoleh bahwa nilai gaya hambat oli pada suhu 27 oC sebesar 9.377 × 10-12

m5/N.detik dan gaya hambat air pada suhu yang sama sebesar 1.105 × 10-10 m5/N.detik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada suhu 27 oC gaya hambat oli lebih besar nilainya dari pada gaya hambat pada air. Oleh karena itu mengakibatkan konsentrasi air yang naik sampai permukaan sumbu lebih banyak dibandingkan konsentrasi oli sendiri. Sehingga pembakaran yang terjadi terganggu oleh material air. Hal tersebut dapat diperlihatkan dengan bentuk trend grafik

(21)

12

yang menurun karena setiap penambahan material oli, sehingga kandungan energi yang terukur pada oli murni menjadi berkurang.

Pendekatan total energi yang terjadi atau terukur dapat didekati melalui persamaan kapilaritas. Dimana grafik tersebut mengikuti persamaan linier:

air air oli oli R m C R m C E= 12 (6) Dimana;

E = energi terukur (kalori/gram) C1 = konstanta energi (kalori m

5

/gram.N.detik) C2 = konstanta energi (kalori m5/gram.N.detik)

m = massa (gram)

R = Gaya hambat fluida (m3/detik)

Dengan memasukkan nilai massa dan yang sudah dihitung sebelumnya dapat diperoleh data, kemudian dari data tersebut dilakukan pengubahan terhadap nilai konstanta C1 dan C2. Pada saat

grafik model persamaan kapilaritas menyerupai data asli, maka nilai konstanta adalah tepat. Seperti grafik model persamaan yang terlihat pada gambar 8 berikut.

Gambar 8. Percobaan dan model persamaan kapilaritas Gambar grafik model persamaan kapilaritas di atas diperoleh dengan persamaan (8).

×

×

=

air air oli oli

R

m

R

m

E

14

.

73

2298

(7) 5. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa oli murni SAE20W-50 memiliki kandungan energi rata-rata sebesar 581.76±0.05 kalori/gram dan oli bekas SAE20W-50 sebesar 346.93±0.06 kalori/gram. Ketiga sampel dalam penelitian ini, yaitu Oli murni 50, oli bekas SAE20W-50 dan campuran oli murni SAE20W-SAE20W-50 dengan kontaminan air pada batas penambahan maksimal 0.42% memenuhi standar dan mutu untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Semakin besar jumlah kontaminan air yang ditambahkan mengakibatkan semakin berkurangnya kandungan energi yang terukur. Besarnya kandungan energi yang berkurang dapat

(22)

13

didekati melalui model persamaan kapilaritas. Di mana Perbandingan antara hasil pengamatan dengan model tersebut dapat dicapai pada selisih energi 3.59%, dengan konstanta C1 dan C2

berturut-turut sebesar 14.73 dan 2298 kalori m5/gram.N.detik dengan persamaan kapilaritas

×

×

=

air air oli oli

R

m

R

m

E

14

.

73

2298

6. SARAN

Dalam pengukuran kandungan energi perlu dikembangkan penggunaan sampel uji oli murni dan bekas untuk jenis dan spesifikasi lain, juga campuran oli murni dengan penambahan kontaminan yang bervariasi baik jenis dan jumlahnya untuk mengetahui hubungan antara material pengotor lain terhadap besarnya kandungan energi yang terukur.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Sukarmin, Drs., 2004. Hidrokarbon dan minyak bumi. Bagian proyek Pengembangan Kurikulum. Jakarta: DIREKTORAT Pendidikan Menengah dan Kejuruan, DEPDIKNAS.

[2]. Fitriawan, Didit., 2010. Studi Pengelolaan Limbah Padat & Limbah Cair PT X – Pasuruan Sebagai Upaya Penerapan Proses Produksi Bersih. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[3]. Raharjo, Wahyu. P,. 2007. Pemanfaatan TEA (Three Ethyl Amin) Dalam Proses Penjernihan Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar Pada Peleburan Alumunium. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 8, No. 2, 2007: 166-184, Surakarta: UNS.

[4]. Monika, Ika dan Umar, Datin Fatia., 2008. Pemanfaatan Bentonit Sebagai Penjernih Minyak Pelumas Bekas Hasil Proses Daur Ulang Dengan Batubara. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

[5]. Raharjo, Wahyu. P., 2009. Pemanfaatan Oli Bekas Dengan Pencampuran Minyak Tanah Sebagai Bahan Bakar Pada Atomizing Burner. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 156-168, Surakarta: UNS.

[6]. Handrianto , Prasetyo ., 2011. Pencemaran minyak bumi (crude oil). Lampung: Universitas Negeri Lampung.

[7]. Windarti, Aries Tri dan Burhan, R. Y. Perry., 2008. Identifikasi Senyawa Penanda Dalam Pelumas Hasil Daur Ulang (Recycle) Menggunakan Ekstraksi Metil Etil Keton Dengan Penambahan Demulsifier CaCl2 Anhidrat Melalui Analisa KG-M. Surabaya: Institut Teknologi

Sepuluh Nopember.

[8]. Sriharti, dan Salim, Takiyah, 2010., Implementasi Teknologi Pengolahan Briket Dari Limbah Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Di Desa Cimayasari Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang. Subang: Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI.

[9]. Susilo, Bambang., 2007. Pengujian Kinerja Kompor Tekan Menggunakan Bahan Bakar Alternatif Minyak Kapuk (Ceiba Petandra). Jurnal Teknologi Pertanian. 8(2): 119-126.

[10]. Smith Emanuell, Christopher, 2004, Evaluation of Biodiesel Fuel Based on ASTM D975.. Montana: Montana Department of Transport.

[11]. Keputusan DIRJEN MIGAS. 2008. Standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar jenis minyak bakar yang dipasarkan didalam negeri. DEPARTEMEN ESDM Republik Indonesia.

(23)

14

[12]. Chusni, M. Minan dan Toifur, Moh., 2012. Penentuan Nilai Viskositas Zat Cair Dengan Koreksi Efek Dinding Menggunakan Hukum Stokes. Purworejo : Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng dan DIY.

[13]. Indarniati., 2008. Perancangan alat ukur tegangan permukaan cairan dengan induksi elektromagnetik. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, Vol. 4, No. 1 Surabaya: Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya.

[14]. Yudoyono, Danang., 2009. Unjuk Kerja Kompor Sumbu Tunggal Berbahan Bajar Minyak Jatropha Curcas Tanpa Tekanan. Surabaya: Jurusan Tehnik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

(24)

Gambar

Gambar 1. Bagan Rancangan Penelitian dengan Metode WBT
Gambar 2. Pengukuran masa air dan bahan bakar
Tabel 2. Data hasil pengamatan pada pembakaran sampel
Gambar 3. Uji kandungan energi pada pembakaran sampel oli murni
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini mengkaji tahap kefahaman pelajar, tahap kefahaman guru, dan jenis salah faham yang sama antara pelajar dan guru mengenai konsep Daya dan Gerakan di 4 buah sekolah

Tema mayor (utama) crita silat DIPSI mujudake tema masyarakat Jawa ora bisa uwal saka anane mitos. Crita silat DIPSI iki nggambarake panguripane masyarakat Jawa,

Dari hasil wawancara dengan bapak Kepala Desa Ujung Serdang dapat disimpulkan bahwasannya peranan pemerintah desa sebagai fasilitator pemberdayaan petani ialah melalui

HIV %(Human Immunodeficiency Virus) adalah /irus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini menyerang $rgan$rgan /ital sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel

Dengan demikian peran lembaga Muslimah Wahdah dalam menyebarkan dakwahnya kepada muslimah kota banda Aceh sangat berperan dimana lembaga Muslimah Wahdah melakukan pembinaan dari

Hal ini berbeda sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat dayak pantai ketika putusnya pertunangan pihak perempuan berhak sepenuhnya memutuskan jumlah denda yang

Kami percaya bahawa maklumat yang dikemukakan dalam dokumen ini adalah benar dan tepat, namun sebarang saranan, pernyataan atau cadangan yang dibuat dalam teks di atas

Pada waktu inkubasi hari ke 0 belum terlihat adanya pemudaran warna, namun secara pengukuran profil absorbansinya telah terjadi penurunan besar absorbansi secara