• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta

Kampung Ngampilan RW I secara geografis terletak di daerah strategis Kota Yogyakarta, di Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan. Kelurahan Ngampilan

mempunyai luas 0,45 km2 dengan jumlah penduduk 23.693 jiwa (tahun 2007) merupakan

salah satu wilayah terpadat penduduknya di Indonesia. Di Kelurahan Ngampilan terdapat 13

Rukun Warga (RW), salah satunya RW I yang mempunyai luas +0.0386km2 dengan jumlah

penduduk 922 orang, merupakan RW (Rukun Warga) padat penduduk di Kelurahan Ngampilan dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Kampung Ngampilan RW I berada di daerah bantaran sungai Winongo, dan merupakan pemukiman di daerah aliran sungai. Kampung Ngampilan terletak dekat dengan pusat kota Yogyakarta (Keraton dan Malioboro).

Kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun memberikan dampak terhadap berbagai masalah perkotaan dan lingkungan. Semakin tinggi kepadatan penduduk dapat menyebabkan kurangnya keseimbangan antara penduduk dan lingkungan sehingga dapat mengakibatkan sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penularan penyakit bertambah cepat.

1.1.2 Evaluasi Arsitektural Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan di Yogyakarta

Kampung Ngampilan terletak pada salah satu titik rawan longsor di daerah aliran sungai Winongo. Keadaaan tanah kampung Ngampilan merupakan tanah yang berkontur di

(2)

bantaran Sungai Winongo (semakin ke arah sungai kontur tanah semakin menurun, dari jalan raya Jl Letjen Suprapto, + turun 8 m).

Bangunan di RW I sebagian besar digunakan untuk rumah tinggal dan usaha. Rumah tinggal rata-rata terdiri dari 1 atau 2 lantai. Warga menggunakan tanah secara maksimal untuk bangunan sehingga jalan kampung (lorong kampung) langsung berbatasan dengan rumah.

Bangunan di RW I merupakan bangunan blok rumah yang terletak berderet sehingga membentuk lorong kampung. Lorong kampung di RW I hanya + 1-2 m, banyak lorong kampung yang bercabang dan sempit.

Warga RW I menggunakan lorong kampung tidak hanya sebagai sirkulasi tetapi juga fungsi sosial dan komersil. Karena minimnya lahan, banyak kegiatan warga (kebutuhan pribadi) yang biasanya dilakukan di dalam rumah atau halaman mereka lakukan di lorong kampung.

RW I dengan kepadatan penduduk yang tinggi masalah utama yang dihadapi antara lain masalah sampah. Limbah domestik baik padat maupun cair hasil aktifitas rumah tangga dan home industri yang apabila tidak dikelola dengan baik pada akhirnya dapat menurunkan kualitas lingkungan. Masalah lain yang dihadapi berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

(3)

Penataan rumah di RW I, membentuk pola perkampungan mengelompok di sepanjang jalur sungai. Keadaan rumah di RW I saling berhimpit dan tidak teratur, sehingga banyak bangunan yang kurang sinar matahari dan penghawaan menjadikan kondisi di dalam rumah pengap dan lembab. Hal tersebut berakibat pada kondisi kesehatan warga di RW I. Dari tahun ke tahun penyakit utama di RW I penyakit akut pada saluran pernafasan atas (ISPA).

Kebutuhan perumahan yang sehat adalah hak semua warga. Untuk itu upaya menciptakan rumah yang baik dan sehat bagi semua penghuni Kampung Ngampilan merupakan sebuah tantangan. Dari hasil pengamatan di lapangan banyak ditemui rumah hunian masyarakat Kampung Ngampilan yang belum memenuhi syarat hunian yang layak dan sehat, tetapi ada juga yang sudah baik. Karena banyaknya lahan di RW I yang digunakan untuk perumahan, open space dan fasilitas umum untuk mendukung kegiatan komunitas warga di daerah RW I juga sangat kurang.

Maka penataan kampung sangat perlu seperti penataan rumah menjadi rumah yang sehat dan penataan ruang luar untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di kampung RW I, adanya ruang terbuka dan fasilitas umum untuk mendukung kegiatan warga di RW I, dan peningkatan prasarana lingkungan.

Model-model pendekatan yang sudah ada untuk menyelesaikan masalah serupa sudah kerap kali dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, antara lain KIP dan Rumah

(4)

Susun. Namun pendekatan tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan, yaitu interaksi sosial antar masyarakat/penghuni menjadi sangat kurang. Rumah susun sering dikonotasikan sebagai “kandang” manusia yang kurang manusiawi. Penggusuran pun sering dilakukan terutama terhadap permukiman di bantaran sungai (tanah marjinal) mereka dianggap mengganggu lingkungan. Namun hal tersebut juga tidak akan menyelesaikan masalah karena pasti para pemukim akan mencari lahan baru untuk bermukim, terutama di tanah-tanah marjinal.

Selain itu salah satu alternatif penyelesaian masalah di atas adalah pembangunan hunian vertikal (kampung susun) karena sudah minimnya lahan di Kampung Ngampilan. Hunian yang memadai dan berorientasi kepada penghuni yang rata-rata golongan ekonomi menengah ke bawah. Hunian tersebut di sesuaikan dengan karakter masyarakat di Kampung Ngampilan yang merupakan masyarakat kampung. Masyarakat kampung yang masih menjunjung tinggi rasa sosial, kebersamaan, gotong royong, time sharing, dan komunitas.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana menata Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta menjadi lingkungan kampung yang sehat sesuai dengan karakter masyarakat Ngampilan RW I.

1.3 Tujuan

Menata Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta menjadi lingkungan kampung yang sehat sesuai dengan karakter masyarakat Ngampilan RW I.

(5)

1.4 Sasaran

1. Melakukan studi tentang penataan kampung.

2. Melakukan studi tentang Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan

Ngampilan di Yogyakarta.

3. Melakukan studi tentang rumah yang sehat

4. Melakukan studi tentang ruang luar

5. Melakukan studi tentang karakter masyarakat Kampung Ngampilan.

1.5 Lingkup

1. Penataan kampung di tepi sungai, meliputi :

- Dibatasi pada permukiman tepi sungai

- Dibatasi pada lansekap tepi sungai

2. Kampung Ngampilan dibatasi pada RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan

di Yogyakarta.

3. Konsep hunian sehat dan konsep ruang luar dibatasi pada permukiman tepi sungai.

4. Karakter sosial masyarakat dibatasi pada masyarakat kampung Ngampilan.

1.6 Metode

Metode mencari data

1. Wawancara

Wawancara ditujukan kepada pengurus, tokoh masyarakat, dan warga Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan.

2. Observasi

Pengamatan langsung terhadap lingkungan Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan.

(6)

3. Studi Pustaka / Literatur

Mempelajari buku-buku tentang penataan kampung dan hunian yang sehat.

4. Studi banding

Melakukan studi banding atau pengamatan sejenis yang ada di Kota Yogyakarta (Kampung Code) serta dari pustaka.

Metode Menganalisis Data

1. Metode Kuantitatif

Metode analisa atau temuan-temuan dari pencarian data yang dikomunikasikan dengan angka dan menghasilkan data-data yang diperlukan untuk mendukung kelayakan untuk dasar dari penataan Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta.

2. Metode Kualitatif

Data-data kuantitatif yang didapat dapat menentukan penataan Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta.

1.7 Metode Penataan

Metode penataan menggunakan konsep hunian sehat yang sesuai dengan karakter masyarakat di lingkungan kampung Ngampilan.

1.8 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan.

(7)

BAB 2 TINJAUAN KAMPUNG NGAMPILAN RW I KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan potensi dan permasalahan arsitektural Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta. Apa Kampung Ngampilan, komposisi penduduk, jenis bangunan, kondisi lahan, zoning, sirkulasi, gubahan massa, dan kondisi bangunan.

BAB 3 TINJAUAN TEORITIS PENATAAN KAMPUNG, RUMAH SEHAT, DAN RUANG TERBUKA

Mengungkapkan teori-teori penataan kampung terutama kampung di tepi sungai, hunian yang sehat, dan ruang luar

BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP PENATAAN KAMPUNG NGAMPILAN RW I KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep penataan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan dengan konsep lingkungan kampung yang sehat dengan karakter masyarakat Ngampilan RW I.

BAB 5 KONSEP PENATAAN KAMPUNG NGAMPILAN RW I KELURAHAN

NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural di Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan.

Gambar

Gambar 1. Lorong Kampung RW I Ngampilan
Gambar 2. Jarak antar rumah di RW I

Referensi

Dokumen terkait

Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan terhadap penyakit

Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi

Ekspresi sakral yang ditunjukkan oleh elemen spasial bangunan terlihat pada keutamaan mihrab dalam hierarki ruang, orientasi dengan pencapaian langsung ke arah mihrab, dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan danmasukan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kontrak konstruksiserta dapat dijadikan bahan

Pandangan hukum Islam tentang akad kuli angkut barang yang dilakukan oleh konsumen (pengunjung pasar) kepada penyedia jasa angkut barang (kuli angkut barang) di Pasar

Proxy dari kemiskinan yang dipakai dalam penelitian ini adalah persentase tingkat kemiskinan penduduk di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Papua pada tahun 2007-2009,

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profita Margin, Assets Growth, Firm Size, dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Non

Laporan akhir ini disusun untuk mengetahui penerapan metode pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang pada PD Ratu Amal Palembang.. Data yang digunakan