• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT LIMAS CENTRIC INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT LIMAS CENTRIC INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit)

(Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Untuk Laporan Posisi Keuangan / Neraca

(2)

Laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasian 1

Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 3

Laporan perubahan ekuitas konsolidasian 4

Laporan arus kas konsolidasian 5

(3)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1 SE&O

(4)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2 SE&O

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3 SE&O

(6)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4 SE&O

Selisih Kurs

Penjabaran Kerugian yang Laporan belum direalisasi

Modal Saham Tambahan Keuangan atas efek

Ditempatkan Modal dalam Valuta tersedia untuk Akumulasi Kepentingan

dan Disetor/ Disetor Asing dijual Kerugian Sub-total nonpengendali Total Ekuitas

Saldo 1 Januari 2013

disajikan kembali 78,785,152,500 12,869,570,896 1,115,589,926 153,135,313 (53,193,989,324) (39,055,693,189) 31,077,078,079 70,806,537,390 Selisih Kurs penjabaran laporan

Keuangan dalam mata uang asing 33,235,276,471 33,235,276,471 33,235,276,471

Kerugian yang belum direalisasi atas

Efek tersedia untuk dijual (153,135,313) (153,135,313) (153,135,313) Jumlah laba (rugi) komprehensif

tahun 2013 - - - - (4,334,625,228) (4,334,625,228) (1,058,104,408) (5,392,729,636)

Saldo 1 Januari 2014 78,785,152,500 12,869,570,896 34,350,866,397 - (57,528,614,552) (10,308,177,259) 30,018,973,671 98,495,948,912

Selisih Kurs penjabaran laporan

Keuangan dalam mata uang asing (1,843,969,678) (1,843,969,678) (1,843,969,678)

Kerugian yang belum direalisasi atas Efek tersedia untuk dijual Jumlah laba (rugi) komprehensif

tahun 2014 - - - - 894,875,113 894,875,113 2,337,652,772 3,232,527,885

(7)

5 SE&O

(8)

6

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Limas Centric Indonesia Tbk selanjutnya disebut "Perusahaan" didirikan di Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris No. 4 tanggal 4 Juni 1996 dari notaris Ny. Lanny Ratna Ekowati Soebroto, S.H. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1046.HT.01.01TH.97 tanggal 14 Februari 1997. Pada tahun 2000, Perusahaan meningkatkan statusnya menjadi Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) sesuai dengan Surat Persetujuan Penanaman Modal No. 149/V/PMA/2000 tanggal 22 September 2000. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 27 tanggal 9 Juni 2010 dari notaris Ny. Linda Herawati, S.H., tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-34738.AH.01.02.TH 2010, tanggal 9 Juli 2010.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha jasa konsultasi manajemen dan teknologi informasi, jasa layanan informasi bisnis dan investasi dan jasa nilai tambah teleponi. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa informasi saham dan berita serta jasa nilai tambah teleponi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juni 1999. Perusahaan berkedudukan di Plaza Bapindo, Bank Mandiri Tower lantai 23, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55, Jakarta.

b. Penawaran Umum Saham Perdana

Pada tanggal 5 Desember 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan suratnya No. S-3019/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat disertai dengan waran Seri B sebanyak 5.000.000 yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Pada tanggal 28 Desember 2001 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

c. Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan

Jumlah karyawan Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 masing-masing 54 sejumlah dan 51 orang (tidak diaudit).

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Itek Bachtiar Itek Bachtiar

Komisaris Ignatius Priyoto Alexander Andrew Kelton

Direksi

Direktur Utama Sallie Landry Bachtiar Sallie Landry Bachtiar

Direktur Suwito Juwanto Emanuel Budiharjo

Direktur Ade Heryanto Suwito

Struktur Entitas Anak

PT Geotech System Indonesia ("Entitas Anak") memiliki ruang lingkup usaha dalam bidang

perdagangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta fasilitas

pendukungnya dan konsultan teknologi informasi. Entitas Anak berdomisili di Jakarta dengan alamat Equity Tower, Lt. 15, Suite 15A SCBD Lot 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta.

(9)

7

1. UMUM (Lanjutan)

Entitas Anak mulai beroperasi sejak Juni 2003. Kepemilikan efektif Perusahaan pada Entitas Anak adalah sebesar 60%, terhitung tanggal 14 Oktober 2004.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013, Entitas Anak mempekerjakan masing-masing 113 dan 84 orang (tidak diaudit).

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Itek Bachtiar Itek Bachtiar Komisaris Ingrid Halim Ingrid Halim Direksi

Direktur Utama Limpa Itsin Bachtiar Limpa Itsin Bachtiar Direktur Ignatius Priyoto Ignatius Priyoto Direktur Toto Harjo Nusantoro Toto Harjo Nusantoro

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Geotech System Indonesia pada tanggal 28 Juli 2009, yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 88 tanggal 24 Agustus 2009 oleh notaris Robert Purba, S.H., notaris di Jakarta, Entitas Anak meningkatkan modal dasar dari Rp5.500.000.000 menjadi Rp50.000.000.000 dan meningkatkan modal disetor dari Rp1.375.000.000 menjadi Rp21.375.000.000.

Peningkatan modal disetor sebesar Rp20.000.000.000 pada tahun 2009 berasal dari dividen saham yang dibagikan Entitas Anak dari akumulasi laba ditahan Entitas Anak, sesuai dengan proporsi kepemilikan saham sebelum peningkatan modal dasar dan modal disetor.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian dan Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, termasuk beberapa standar baru atau yang direvisi.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, telah disusun secara

akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun

tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi masing-masing akun terkait.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas disajikan dengan

menggunakan metode langsung (direct method).

Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya maka laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif disajikan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (“Rp”), yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

(10)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian dan Pernyataan Kepatuhan

Perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”)

1. Berlaku untuk pelaporan keuangan periode 1 Januari 2013 dan setelahnya

Revisi atas PSAK No. 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, PSAK No. 60, "Instrumen Keuangan: Penyajian", dan pencabutan atas PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi - Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau tahun sebelumnya.

2. Berlaku untuk pelaporan keuangan untuk periode 1 Januari 2014 dan setelahnya.

- ISAK No. 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan” - ISAK No. 27, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan”

3.Berlaku untuk pelaporan keuangan periode 1 Januari 2015 dan setelahnya. Penerapan dini terhadap standar inisebelum 1 Januari 2015 tidak diperkenankan Berlaku untuk pelaporan keuangan periode 1 Januari 2015 dan setelahnya. Penerapan dini terhadap standar inisebelum 1 Januari 2015 tidak diperkenankan.

- PSAK No. 65, “Laporan KeuanganKonsolidasian"

- PSAK No. 66,“PengaturanBersama”

- PSAK No. 67,“PengungkapanKepentingan dalam Entitas Lain”

- PSAKNo. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”

- PSAK No.1 (Revisi 2013),“Penyajian Laporan Keuangan”

- PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”

- PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

- PSAK No. 24(Revisi 2013), “Imbalan Kerja”

Asset dari pelanggan”

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh Entitas Anak yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

(a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

(b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

(c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau (d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau

organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut.

Entitas anak dikonsolidasi sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Kelompok Usaha kehilangan pengendalian.

Kepentingan non-pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang dapat diatribusikan kedalam ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

(11)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar entitas yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang fungsional dengan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang fungsional menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba dan rugi yang timbul dari penyesuaian kurs maupun penyelesaian aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing tersebut dikreditkan atau dibebankan sebagai laba atau rugi tahun/ periode berjalan.

Mata uang fungsional Entitas Anak adalah Dolar Amerika Serikat. Berdasarkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian dengan menggunakan prosedur yang sama dengan penjabaran kegiatan usaha luar negeri ke dalam mata uang penyajian.

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, serta deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

e. Kas yang Dibatasi Penggunaannya

Kas yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk menyelesaikan liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun disajikan sebagai aset lancar. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan sebagai aset tidak lancar.

f. Transaksi Pihak-pihak Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihakpihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

g. Piutang

Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan atas penurunan nilai. Penyisihan atas penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang Kelompok Usaha tidak dapat ditagih.

(12)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Besarnya penyisihan merupakan selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan, didiskontokan dengan tingkat suku bunga efektif. Ketika tidak dapat ditagih, piutang dihapuskan bersama dengan penyisihan atas penurunan nilai piutang. Pemulihan nilai setelah penghapusan piutang diakui sebagai penghasilan di dalam laba atau rugi.

h. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi

neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode Masuk

Pertama Keluar Pertama (First-In, First-Out method). Penyisihan persediaan usang ditentukan

berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan persediaan pada akhir tahun. Nilai neto yang dapat direalisasi adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menjual persediaan barang dagangan.

i. Biaya Dibayar Di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

j. Aset Tetap

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Grup telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun Unit kantor 20 Perangkat komputer 4 Peralatan kantor 4 - 8 Perlengkapan penyiaran 4 Kendaraan 4

Masa manfaat ekonomis aset tetap dan metode depresiasi ditelaah dan disesuaikan, jika sesuai keadaan, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.

Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

k. Aset Takberwujud

Aset takberwujud berupa piranti lunak komputer dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Aset takberwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat selama empat (4) tahun.

(13)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Perusahaan mengkapitalisasi biaya-biaya tertentu yang terjadi sehubungan dengan

pengembangan sistem StockWatch Version 2, StockWatch Ritel, StockTrade, StockWatch Version

2.6, StockTrade BEI Version 1.1, StockWatch Mobile, dan SOT Produksi II.

l. Sewa

Sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar asset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup Usaha menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Kelompok Usaha mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Jika jumlah terpulihkan suatu aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui segera dalam laba rugi komprehensif konsolidasian.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan pajak penjualan (PPN).

Pendapatan dari penjualan dan instalasi peralatan jaringan telekomunikasi tetap, penjualan dan instalasi peralatan jaringan telekomunikasi bergerak, solusi IT integrasi, penjualan produk multimedia secara prinsip diakui penerimaan oleh pelanggan pada saat penyerahan atau berdasarkan syarat dan ketentuan masing-masing kontrak.

Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Pendapatan dari jasa perbaikan dan pemeliharaan diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan atau berdasarkan suatu periode, sedangkan pendapatan jasa diterima dimuka diakui sebagai pendapatan sesuai dengan waktu terjadinya.

Pendapatan dari iklan dan sponsor pada situs internet (website) diakui dengan basis garis lurus

sesuai dengan jangka waktu kontrak pemasangan iklan.

Pendapatan diakui pada umumnya ketika berita acara telah disetujui oleh pelanggan dan tagihan telah disetujui berdasarkan syarat dan ketentuan masing-masing kontrak.

Biaya penjualan dan instalasi untuk peralatan jaringan telekomunikasi tetap dan jaringan telekomunikasi bergerak diakui pada saat terjadi berdasarkan metode persentase penyelesaian.

(14)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

p. Imbalan Kerja

Grup Usaha menerapkan PSAK tersebut di atas untuk menentukan liabilitas imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (“Undang-undang”) tanggal 25 Maret 2003. Sesuai PSAK tersebut, beban imbalan pasca kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian actuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada akhir periode pelaporan. Porsi keuntungan atau kerugian actuarial yang diakui adalah kelebihan tersebut dibagi dengan rata-rata sisa masa kerja ekspektasian dari para pekerja terkait. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.

Grup Usaha mengakui keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian pada saat terjadinya. Kurtailmen terjadi jika entitas menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau mengubah ketentuan dalam program yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. Sebelum menentukan dampak kurtailmen atau penyelesaian, Kelompok Usaha mengukur kembali kewajiban dengan menggunakan asumsi actuarial yang berlaku.

q. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan”, dan ISAK No. 4, “PSAK10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”.

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang fungsional dengan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang fungsional menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba dan rugi yang timbul dari penyesuaian kurs maupun penyelesaian aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing tersebut dikreditkan atau dibebankan sebagai laba atau rugi tahun/ periode berjalan.

Mata uang fungsional Entitas Anak adalah Dolar Amerika Serikat. Berdasarkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian dengan menggunakan prosedur yang sama dengan penjabaran kegiatan usaha luar negeri ke dalam mata uang penyajian.

Sehubungan dengan itu, Entitas Anak telah mengubah mata uang penyajiannya, yang sebelumnya Rupiah, menjadi Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsionalnya. Penyesuaian atas perubahan tersebut diterapkan secara retrospektif.

Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas Entitas Anak pada tanggal laporan posisi keuangan dijabarkan ke dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dari laporan keuangan konsolidasian, dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan tersebut, sedangkan penghasilan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Selisih kurs yang terjadi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain pada akun “Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan”.

(15)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

30 Juni 2014 31 Desember 2013

1 Dolar Amerika Serikat/Rupiah 11,969 12,189

1 Dolar Singapura/Rupiah 9,583 9,628

r. Pajak Penghasilan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 2004), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Selain itu, Kelompok Usaha juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan

dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”. Penerapan standar tersebut tidak

berdampak material terhadap laporan keuangan Kelompok Usaha.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan.

Aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan saling hapus jika dan hanya jika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tariff pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada akhir periode pelaporan.

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan saling hapus jika dan hanya jika entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus asset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, dan aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan atas entitas kena pajak, yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan yang mana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi tahun/periode berjalan. Namun jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya, jumlah tersebut ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

s. Provisi dan Kontinjensi

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

(16)

14 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Aset dan liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan, kecuali arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomis akan diperoleh.

t. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Selain itu, Kelompok Usaha juga menerapkan ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. Penerapan standar tersebut berdampak terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha.

(1) Aset keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang pada awalnya diukur dengan nilai wajar. Klasifikasi aset keuangan antara lain sebagai aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), pinjaman yang diberikan dan piutang atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS). Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal dan, sepanjang diperbolehkan dan diperlukan, ditelaah kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode pelaporan.

Pengukuran selanjutnya

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan atau ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang ditetapkan sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM)

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

(17)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.

Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah aset keuangannya mengalami penurunan nilai.

Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka jumlah kerugian tersebut, yang diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif yang dihitung saat pengakuan awal aset tersebut, diakui pada laba atau rugi.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Jika terdapat bukti obyektif bahwa aset AFS mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laba atau rugi.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan tertentu. Ketika Kelompok Usaha mentransfer aset keuangan, maka Kelompok Usaha mengevaluasi sejauh mana Kelompok Usaha tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut.

(18)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan

(2) Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas

Pengakuan Awal

Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi liabilitas keuangannya pada saat pengakuan awal. Instrumen utang dan ekuitas dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan atau sebagai ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraktual.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan utang, atau sebagai derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha dicatat sebesar hasil yang diperoleh, dikurangi biaya penerbitan instrumen ekuitas.

Instrumen keuangan majemuk, seperti obligasi atau instrumen sejenis yang dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan, dipisahkan antara liabilitas keuangan dan ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraktual. Pada tanggal penerbitan instrumen keuangan majemuk, nilai wajar dari komponen liabilitas diestimasi

dengan menggunakan suku bunga yang berlaku di pasar untuk instrumen non-convertible yang

serupa. Jumlah ini dicatat sebagai liabilitas dengan dasar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan liabilitas tersebut berakhir melalui konversi atau pada tanggal instrumen jatuh tempo. Komponen ekuitas ditentukan dengan cara mengurangkan jumlah komponen liabilitas dari keseluruhan nilai wajar instrumen keuangan majemuk. Jumlah tersebut diakui dan dicatat dalam ekuitas, dikurangi dengan pajak penghasilan, dan tidak ada pengukuran setelah pengakuan awal.

Pengukuran selanjutnya

Pengukuran setelah pengakuan awal liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada FVTPL. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika liabilitas keuangan tersebut diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali liabilitas derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL dinyatakan sebesar nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

(19)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Kelompok Usaha menghentikan pengakuan liabilitas keuangan jika, dan hanya jika, liabilitas Kelompok Usaha dihentikan, dibatalkan atau kadaluwarsa.

(3) Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikannya secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

(4) Instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

u. Informasi Segmen

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. PSAK ini juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. PSAK ini mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah direksi.

v. Laba /(Rugi) per Saham

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, yang menggantikan PSAK No. 56 (1999), “Laba per Saham”. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. Laba/(rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk, dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode.

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Menentukan mata uang fungsional

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional Perusahaan dan masing-masing Entitas Anak termasuk, antara lain, mata uang:

(20)

18

- yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa;

- dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual

barang dan jasa entitas;

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

- yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari pengadaan

barang atau jasa;

- yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan; dan

- yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.

Berdasarkan substansi ekonomi yang mendasari keadaan yang relevan, mata uang fungsional Perusahaan ditentukan sebagai Rupiah. Di pihak lain, mata uang fungsional Entitas Anak ditentukan sebagai Dolar Amerika Serikat (USD), yang tercermin dari kenyataan bahwa mayoritas bisnis Entitas Anak dipengaruhi oleh harga jual barang dan jasa yang menggunakan Dolar AS.

Menentukan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Grup Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2t.

Menentukan nilai wajar dan perhitungan amortisasi biaya perolehan dari instrumen keuangan

Grup Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 33.

Menilai jumlah terpulihkan dari asset keuangan

Grup Usaha mengevaluasi akun piutang tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha menggunakan pertimbangan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.

Jumlah terpulihkan atas aset tetap

Jumlah pemulihan atas aset tetap didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

Menentukan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 4 tahun sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2j dan 10.

(21)

19

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (Lanjutan)

Estimasi masa manfaat aset takberwujud

Grup Usaha mengestimasi masa manfaat dari aset takberwujudnya berdasarkan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset takberwujud adalah berdasarkan penelaahan Kelompok Usaha terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2k dan 11.

Estimasi beban pensiun dan imbalan kerja

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20.

Sewa

Grup Usaha mempunyai perjanjian-perjanjian sewa yang bervariasi sebagai lessor atau lessee untuk

beberapa aset tertentu. Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat risiko dan

manfaat yang signifikan dari aset yang dialihkan kepada lessee atau tetap ditahan oleh Kelompok

Usaha berdasarkan PSAK 30, “Sewa”, yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk membuat

pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat dari kepemilikan aset. Menentukan pajak penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

Kelompok Usaha menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Kelompok Usaha juga menelaah waktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan oleh karena itu menyesuaikan pengaruh atas pajak tangguhan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

Mengevaluasi provisi dan kontinjensi

Kelompok Usaha terlibat dalam berbagai proses hokum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk membedakan antara provisi dan kontinjensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Kelompok Usaha yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Kelompok Usaha

(22)

20 mempersiapkan provisi yang sesuai untuk proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (Lanjutan)

Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Kelompok Usaha membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

4. KAS DAN SETARA KAS

(23)

21

4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

Kas yang dibatasi penggunaannya merupakan rekening penampungan (escrow account) untuk

pelunasan pokok pinjaman dan beban bunga sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh (Catatan 18).

Setara kas terdiri dari deposito berjangka dalam mata uang Rupiah dan Dolar AS yang memiliki jangka waktu kurang dari tiga bulan sejak tanggal penempatan dan menghasilkan suku bungan tahunan sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Rupiah 4%-5,5% 4%-7%

Dolar AS 0,5%-3,25% 0,9%-3,25%

5. INVESTASI JANGKA PENDEK

JES International Holdings Pte., Ltd.

JES International Holdings Pte., Ltd. adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, jumlah efek yang dimiliki Perusahaan adalah

(24)

22 400.000 lembar efek dengan harga pasar per lembar masing masing sebesar SGD0,096 dan SGD0,199

5. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)

Investasi efek Perusahaan pada JES International Holdings Pte., Ltd. diklasifikasikan sebagai efek tersedia untuk dijual, sehingga Perusahaan mencatat kenaikan atau penurunan nilai pasar dalam kepemilikan efek yang belum direalisasi diakui ke dalam ekuitas.

Reksa dana Danamas Rupiah Plus

Reksa dana Danamas Rupiah Plus adalah suatu produk investasi pasar uang yang dikeluarkan oleh PT Sinarmas Sekuritas.

6. PIUTANG USAHA

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur hari adalah sebagai berikut:

(25)

23

6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2014,piutang usaha telah dijadikan jaminan atas pinjaman bank (Catatan 18).

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2014, piutang usaha pihak berelasi merupakan 2.3%dan 1.7% masing-masing dari jumlah piutang usaha dan 0.2% dan 0.3% masing-masing dari jumlah aset konsolidasian (Catatan 30).

7. PERSEDIAAN

Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan, karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat dipulihkan ke nilai realisasi netonya.

(26)

24

9. PIUTANG PIHAK BERELASI

Pada tahun 2010, Entitas Anak melakukan perjanjian pinjaman tanpa bunga kepada PT Gard1x Teknologi Persada (pihak berelasi).

Piutang karyawan dan pihak berelasi lainnya adalah pinjaman yang diberikan yang tidak dikenakan bunga. Pinjaman tersebut diberikan tanpa jaminan.

Pada tanggal 30 Juni 2014dan 31 Desember 2013, jumlah piutang kepada pihak berelasi adalah masing-masing sebesar 5% dan 6% dari total aset.

(27)

25

10. ASET TETAP

(28)

26

10. ASET TETAP (Lanjutan)

Jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp772.737.814.

Pada tanggal 31 Desember 2013, aset tetap milik Perusahaan berupa kendaraan diasuransikan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp1.181.450.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Berdasarkan evaluasi manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan kejadian yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset Perusahaan dan Entitas Anak.

(29)

27

(30)
(31)

29

11. ASET TAKBERWUJUD (Lanjutan)

Aset takberwujud berupa piranti lunak komputer yang merupakan arsitektur dari StockWatch Sistem

dimana sifatnya modular yaitu mempunyai kemampuan fundamental design yang memungkinkan

StockWatch secara aplikasi dapat dikembangkan lebih lanjut.

E-Bursa/Limas Feed, Limas Data, dan Settlement Solution Reach yang telah dikapitalisasi

masing-masing meliputi 80%, 50%,dan 70% dari jumlah biaya yang direncanakan akan dikeluarkan. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, asset takberwujud tidak diasuransikan.

Berdasarkan evaluasi manajemen tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset takberwujud.

(32)

30

13. UTANG USAHA

a. Jumlah utang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:

b. Jumlah utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut:

c. Jumlah utang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

(33)

31

14. PERPAJAKAN

a. Pajak dibayar di muka

b. Taksiran tagihan pajak penghasilan

Pada tanggal 26 April 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas pajak penghasilan badan tahun pajak 2011. Perusahaan telah menerima kelebihan pembayaran pajak neto tersebut sejumlah Rp1.262.239.873. Dan pada tanggal yang sama, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas pajak penghasilan pasal 21 tahun pajak 2011 sebesar Rp1.044.618.696 dan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp177.877.476. Perusahaan masih dalam proses mengajukan surat keberatan ke kantor pajak dan belum membayar atas pajak terhutang tersebut.

(34)

32

14. PERPAJAKAN (Lanjutan)

c. Utang pajak

d. Beban pajak

Manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

(35)

33

d. Beban pajak (Lanjutan)

e. Pajak Tangguhan

Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

(36)

34

e. Pajak Tangguhan (Lanjutan)

Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan akan dapat direalisasikan pada periode mendatang.

Undang-undang No. 36 Tahun 2008 mengenai “Pajak Penghasilan”, yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009, mencakup penetapan tarif tunggal sebesar 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

f. Peraturan Pemerintah

Perusahaan telah memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 dan Undang-undang No. 36 Tahun 2008, dan oleh karena itu, telah menggunakan pengurangan tarif pajak sebesar 5% dalam penghitungan pajak penghasilan.

g. Administrasi

Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, perusahaan-perusahaan menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

15. UANG JAMINAN PELANGGAN

Merupakan uang jaminan dari para pelanggan StockWatch.

16. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA

Merupakan pembayaran dimuka dari para pelanggan StockWatch.

(37)

35

17. UTANG KEPADA PIHAK BERELASI (Lanjutan)

Utang pihak berelasi merupakan pinjaman yang diperoleh tanpa dikenakan bunga. Pinjaman tersebut diberikan tanpa jaminan.

18. PINJAMAN BANK

PT Bank OCBC NISP Tbk

Entitas Anak memperoleh fasilitas 4 (empat) pinjaman dari PT Bank OCBC NISP Tbk, dalam rangka pelaksanaan proyek-proyek Entitas Anak, yang dikenakan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 7%

per tahun (floating) sesuai dengan Akta Notaris No. 69 tanggal 18 Mei 2010 Notaris Drs. Gunawan

Tedjo, S.H. M.H.

Perjanjian penyediaan fasilitas kredit yang diperoleh Entitas Anak dari PT Bank OCBC NISP Tbk telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 42 tanggal 10 Juli 2012 dari Notaris Drs. Gunawan Tedjo, S.H., M.H. Tingkat suku bunga pinjaman yang dikenakan untuk tahun 2012 sebesar 6% per tahun untuk USD dan 10,5% per tahun untuk Rupiah.

(38)

36

18. PINJAMAN BANK (Lanjutan)

Pinjaman bank tersebut dijamin oleh tagihan Entitas Anak senilai USD1.250.000 dan Rp11.040.000.000.

Pinjaman bank tersebut juga mensyaratkan kriteria sebagai berikut:

1. Menjaga Debt Equity Ratio (DER) 2,5 kali.

2. Mewajibkan Direktur untuk membuat surat pernyataan tersendiri akan melakukan injeksi (pemasukan) dana baru apabila diperlukan dana operasional dalam menjalankan proyek.

3. Entitas Anak wajib menempatkan dana mengendap sebesar satu bulan angsuran yang akan

diblokir di rekening escrow Entitas Anak setelah mendapatkan pembayaran pertama dari proyek.

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Entitas Anak memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, yang dikenakan tingkat suku bunga pinjaman untuk tahun 2012 sebesar 6-6,5% untuk USD dan 11% untuk Rupiah serta untuk tahun 2011 sebesar 6% untuk USD dan 11-13% untuk Rupiah. Jangka waktu pinjaman tersebut bervariasi antara 18 - 48 bulan dari tanggal penarikan. Pinjaman bank tersebut di atas dijamin oleh:

1. 1 (Satu) unit kantor dengan Sertifikat SHMASRS No. 342/XIX/A, beralamat di Plaza ABDA Lt. 22 atas nama PT Metropolitan Abadi dengan nilai minimum Rp4,2 milyar.

2. Piutang usaha sebesar maksimal 140% dari plafond perjanjian pinjaman berjaaannngka maupun pinjaman berkala yang dicairkan.

3. 1 (Satu) unit Ruko SHGB No. 04086, beralamat di Ruko Balikpapan Superblok F-31, Gunung Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur.

4. Peralatan It yang dibiayai oleh PT Bank Internasional Indonesia Tbk., minimum 177% dari total pembiayaan.

PT Bank DBS Indonesia

Entitas Anak memperoleh 4 (empat) fasilitas pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia, dalam rangka pelaksanaan proyek-proyek Entitas Anak, yang dikenakan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 5,8-6,75% per tahun untuk USD dan 10,25-10,50% per tahun untuk Rupiah sesuai dengan Akta Notaris No. 25 tanggal 4 September 2012 oleh Notaris Sulistyaningsih, S.H. Pinjaman bank tersebut di atas dijamin oleh:

1. 2 (Dua) bidang tanah termasuk bangunan dengan Sertifikat Hak Milik No. 08296 dan No. 08305 di Meruya Utara atas nama Ny. Lin Manuhutu dengan nilai minimum Rp3,3 milyar.

2. 1 (Satu) bidang tanah termasuk bangunan dengan Sertifikat Hak Milik No. 622/Kampung Baru atas nama Insinyur Ignatius Priyoto dengan nilai minimum Rp1,04 milyar.

3. Pinjaman bank tersebut dijamin oleh tagihan Entitas Anak senilai USD10.625.000.

PT Bank Jasa Jakarta

Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Jasa Jakarta dengan maksimum pinjaman sebesar Rp3.500.000.000 pada bulan September 2012. Suku bunga pinjaman tersebut adalah sebesar 11% dan 9,5% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah 36 bulan dari tanggal penarikan.

(39)

37

19. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Entitas Anak melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan PT Hewlett-Packard Finance Indonesia

dalam rangka pembelian hardware untuk proyek Medco, dengan jangka waktu selama 4 tahun.

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 dihitung oleh aktuaris independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporannya masing-masing tertanggal 6 Maret

2014 dengan menggunakan metode ”Projected Unit Credit” dan mempertimbangkan beberapa

(40)

38

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA (Lanjutan)

Liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014 31 Desember 2013

Saldo awal tahun 11,957,030,000 11,957,030,000

Beban imbalan kerja karyawan (1,731,262,000) (1,731,262,000)

Realisasi pembayaran manfaat (410,914,000) (410,914,000)

Saldo Akhir Tahun 9,814,854,000 9,814,854,000

(41)

39

21. MODAL SAHAM

Pemegang saham Perusahaan, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor dan saldo yang terkait pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan Kepemilikan

Pemegang Saham Disetor Penuh (%) Total

Cantaloupe Assets Limited 357,533,000 45.38 35,753,300,000

Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 430,318,525 54.62 43,031,852,500

Total 787,851,525 100.00 78,785,152,500

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak ada Direksi dan Komisaris yang memiliki saham Perusahaan.

22. TAMBAHAN MODAL DISETOR

31 Maret 2014 31 Desember 2013

Agio saham 11,725,401,900 11,725,401,900 Biaya emisi saham (1,810,466,612) (1,810,466,612) Tambahan modal disetor dari opsi

saham yang tidak terealisasi 2,954,635,608 2,954,635,608

Total 12,869,570,896 12,869,570,896

23. KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas PT Geotech System Indonesia,Entitas Anak.

24. PENDAPATAN

Rincian pelanggan dengan kontribusi melebihi 10% dari total pendapatan pada tahun 2014 adalah Pertamina EP Rp.29.616.767.254 (29%), But.Eni Muara Bakau B.V Rp.10.212.678.364, sedangkan pada tahun 2013 adalah adalah Pertmina Hulu Energi ONWJ Rp.13.061.082.762 (27%), Pertamina EP Rp. 8.532.929.893 (11.92%).

(42)

40

25. BEBAN POKOK PENDAPATAN

Rincian pemasok dengan kontribusi melebihi 10% dari total beban pokok pendapatan pada tahun

2014 adalah Halliburton Worldwide sejumlah Rp.59.942.831.972 (77%), sedangkan pada tahun 2013

adalah Landmark Graphics Corporation sejumlah 12.670.108.168 (26%)

(43)

41

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

28. BEBAN LAIN-LAIN - NETO

29. LABA/(RUGI) PER SAHAM

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba/(rugi) per saham dasar Perusahaan:

2014 2013

Laba (rugi) neto diatribusikan kepada pemilik entitas induk 822,916,230 1,294,204,274

Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan

laba per saham dasar 787,851,525 787,851,525

Rugi per Saham Dasar Diatribusikan kepada

Pemilik Entitas Induk (Angka penuh) 1 2 30 Juni

(44)

42

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Kelompok Usaha mempunyai transaksi usaha dan diluar usaha dengan pihak berelasi seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 6, 9 dan 17.

31. IKATAN Perusahaan

1. Pada tanggal 2 April 2001, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Bursa Efek Indonesia untuk layanan data. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 2 April 2001 sampai dengan tanggal 31 Desember 2002 dan dapat diperpanjang secara otomatis setiap satu (1) tahun.

2. Perusahaan mengadakan perjanjian dengan beberapa perusahaan untuk jasa StockWatch. Perjanjian yang dibuat ini dapat diperpanjang secara otomatis. Perusahaan tersebut adalah :

Nama Perusahaan/ Tanggal Perjanjian/ Jangka Waktu/

PT Brent Securities 14 Maret 2007 1 Tahun

PT Danareksa Sekuritas 18 Juni 2007 2 Tahun

PT Philips Securities Indonesia 18 Juli 2007 1 Tahun

PT Mega Capital Indonesia 25 Juni 2009 1 Tahun

3. Perusahaan mengadakan perjanjian dengan beberapa perusahaan untuk jasa layanan aplikasi Limas Trading System. Perusahaan tersebut adalah :

Nama Perusahaan/ Tanggal Perjanjian Jangka Waktu

PT Bahana Securities 25 Maret 2009 2 Tahun

PT MNC Securities 11 April 2011 Diperpanjang sampai dengan

10 April 2013

PT Equator Securities 30 Januari 2012 1 Tahun

PT Milenium Danatama

Sekuritas Indonesia 30 April 2012 1 Tahun

PT Mandiri Securitas 28 Juni 2012 1 Tahun

Perjanjian tersebut dapat diperpanjang secara otomatis sampai ada permintaan penghentian dari salah satu pihak.

4. Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk pendistribusian informasi Limas Feed. Perusahaan tersebut adalah:

Nama Perusahaan Tanggal Perjanjian Jangka Waktu

PT Bukit Asam (Persero) Tbk 18 Juli 2014 1 Tahun

PT Pembangunan Perumahan

(Persero) Tbk 27 Juli 2010 1 Tahun

Gambar

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan  yang dicatat  di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013:

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui sebagai

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai aset tersebut

Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam komponen ekuitas sampai

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam pendapatan komprehensif

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam pendapatan komprehensif

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam pendapatan komprehensif

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi