• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

No. 01/01/31/Th.XVIII, 4 Januari 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

DKI

JAKARTA

BULAN

DESEMBER

2015

MENGALAMI

INFLASI

0,72

PERSEN

Pada bulan Desember 2015, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,72 persen. Enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok bahan makanan 2,77 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,49 persen; kelompok sandang 0,38 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,34 persen; kelompok kesehatan 0,31 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,26 persen. Sedangkan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

 Bulan Desember 2015, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,72 persen. Laju inflasi Tahun 2015 mencapai 3,30 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 3,30 persen.

 Inflasi yang terjadi pada bulan Desember disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan. Enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok bahan makanan 2,77 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,49 persen; kelompok sandang 0,38 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,34 persen; kelompok kesehatan 0,31 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,26 persen. Sedangkan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.

 Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain: angkutan udara (0,1132 persen); tarip listrik (0,0838 persen); bawang merah (0,0818 persen); daging ayam ras (0,0807 persen); cabai merah (0,0639 persen); telur ayam ras (0,0306 persen); sewa rumah (0,0305 persen); minyak goreng (0,0234 persen); beras (0,0180 persen); emas perhiasan (0,0154 persen); mobil (0,0133 persen); jeruk (0,0118 persen); rokok kretek filter (0,0117 persen); bubur (0,0107 persen); cabai rawit (0,0092 persen); payung (0,0084 persen); kacang panjang (0,0077 persen); daun bawang (0,0074 persen); melon (0,0073 persen); kentang (0,0062 persen); udang basah (0,0061 persen); kompor (0,0056 persen); air kemasan (0,0048 persen); angur dan daging sapi masing-masing (0,0046 persen); parfum (0,0041 persen); tarip kereta api (0,0040 persen); gula pasir (0,0039 persen); tas tangan wanita (0,0038 persen); bayam (0,0033 persen); pasta gigi dan jagung manis masing (0,0032 persen); gelas minum dan labu siam/jipang masing-masing (0,0028 persen); dan rak piring (0,0025 persen).

 Pada bulan Desember 2015, dari 82 kota yang diteliti seluruh kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Merauke 2,87 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah kota Cirebon 0,27 persen. Kota Jakarta menempati urutan 68 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

(2)

Beberapa komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain:

angkutan udara

(0,1132 persen); tarip listrik (0,0838 persen); bawang merah (0,0818 persen); daging ayam ras (0,0807

persen); cabai merah (0,0639 persen); telur ayam ras (0,0306 persen); sewa rumah (0,0305 persen); minyak

goreng (0,0234 persen); beras (0,0180 persen); emas perhiasan (0,0154 persen); mobil (0,0133 persen); jeruk

(0,0118 persen); rokok kretek filter (0,0117 persen); bubur (0,0107 persen); cabai rawit (0,0092 persen);

payung (0,0084 persen); kacang panjang (0,0077 persen); daun bawang (0,0074 persen); melon (0,0073

persen); kentang (0,0062 persen); udang basah (0,0061 persen); kompor (0,0056 persen); air kemasan

(0,0048 persen); angur dan daging sapi masing-masing (0,0046 persen); parfum (0,0041 persen); tarip kereta

api (0,0040 persen); gula pasir (0,0039 persen); dan tas tangan wanita (0,0038 persen).

Inflasi yang terjadi bulan Desember ini terutama diakibatkan oleh naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan terutama sub kelompok bumbu-bumbuan (tabel 3).

2.74 -0.41 0.24 0.19 0.27 0.34 0.35 0.97 0.51 0.01 -0.05 0.12 0.72 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00

Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15

Per

sen

Tabel 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi DKI Jakarta, Desember 2015

Kelompok Pengeluaran Persentase

(1) (2)

Umum

1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok&Tembakau

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar

4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

0.72 0.39 0.04 0.12 0.04 0.01 0,00 0.12 Grafik 1

Perkembangan Inflasi DKI Jakarta, Desember 2014 – Desember 2015

- Bensin

- Angkutan dalam kota - Cabai merah

- Angkutan udara - Angkutan antar Kota

- Bensin

(3)

Tabel 2

Laju Inflasi DKI Jakarta Desember 2015, Tahun 2015 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2014 IHK November 2015 IHK Desember 2015 Laju Inflasi Desember 2015 *) Laju Inflasi Tahun 2015 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 119.41 122.47 123.35 0.72 3.30 3.30 Bahan Makanan 131.40 134.07 137.79 2.77 4.86 4.86

Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau 124.68 133.08 133.42 0.26 7.01 7.01

Perumahan,Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar 117.44 120.98 121.57 0.49 3.52 3.52

Sandang 107.67 112.54 112.97 0.38 4.92 4.92

Kesehatan 109.68 114.54 114.89 0.31 4.75 4.75

Pendidikan,Rekreasi dan

Olahraga 104.97 109.18 109.18 0.00 4.01 4.01

Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 123.74 121.72 122.13 0.34 -1.30 -1.30

*) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap bulan November 2015 **) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap bulan Desember 2014

3.30 4.86 7.01 3.52 4.92 4.75 4.01 -1.30 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

Umum / Total Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor. Komunikasi dan Jasa Keuangan Per sen Grafik 2

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Indeks kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2015 mencapai 137,79 dan bulan sebelumnya 134,07 sehingga mengalami kenaikan indeks atau inflasi 2,77 persen.

Dari sebelas sub kelompok yang termasuk di dalam kelompok bahan makanan, sepuluh sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: sub kelompok bumbu-bumbuan 15,98 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 5,09 persen; sub kelompok lemak dan minyak 2,92 persen; sub kelompok sayur-sayuran 2,21 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 1,62 persen; sub kelompok buah-buahan 1,23 persen; sub kelompok ikan diawetkan 1,21 persen; sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,61 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya 0,34 persen; dan sub kelompok ikan segar 0,31 persen. Sedangkan satu sub kelompok lainnya mengalami deflasi, yaitu sub kelompok kacang-kacangan 0,07 persen.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,39 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: bawang merah 0,0818 persen; daging ayam ras 0,0807persen; cabe merah 0,0639 persen; telur ayam ras 0,0306 persen; minyak goreng 0,0234 persen; beras 0,0180 persen; jeruk 0,0118 persen; cabe rawit 0,0092 persen; kacang panjang 0,0077 persen; daun bawang 0,0074 persen; melon 0,0073 persen; kentang 0,0062 persen; udang basah 0,0061 persen; serta anggur dan daging sapi masing masing 0,0046 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada bulan Desember 2015 adalah 133,42 dan bulan sebelumnya 133,08 sehingga mengalami inflasi 0,26 persen.

Dari tiga sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan indeks atau inflasi, yaitu : Sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,63 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 0,34 persen; dan sub kelompok makanan jadi 0,13 persen.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: rokok kretek filter 0,0117 persen; bubur 0,0107 persen; air kemasan 0,0048 persen; gula pasir 0,0039 persen; rokok kretek 0,0023 persen; dan rokok putih 0,0022 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, pada bulan Desember 2015 adalah 121,57 dan bulan sebelumnya 120,98 sehingga mengalami kenaikan indeks atau inflasi 0,49 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 1,04 persen; sub kelompok perlengkapan rumah tangga 0,45 persen; sub kelompok biaya tempat tinggal 0,29 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,12 persen.

(5)

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,12 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain : tarip listrik 0,0838 persen; sewa rumah 0,0305 persen; kompor 0,0056 persen; gelas minum 0,0028 persen; rak piring 0,0025 persen; dan kontrak rumah 0,0022 persen.

4. Sandang

Indeks kelompok sandang pada bulan Desember 2015 adalah 112,97 dan bulan sebelumnya 112,54 sehingga mengalami inflasi sebesar 0,38 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 0,61 persen; sub kelompok sandang laki-laki 0,53 persen; dan sub kelompok sandang wanita 0,02 persen. Sedanggkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu sub kelompok sandang anak-anak.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: emas perhiasan 0,0104 persen; payung 0,0084 persen; tas tangan wanita 0,0038 persen; celana panjang jeans 0,0022 persen; dan baju kaos berkerah 0,0017 persen.

5. Kesehatan

Indeks kelompok kesehatan pada bulan Desember 2015 adalah 114,89 dan bulan sebelumnya 114,54 sehingga mengalami inflasi 0,31 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan indeks/inflasi, yaitu sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,63 persen; dan sub kelompok obat-obatan 0,40 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu: sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: parfum 0,0041 persen; pasta gigi 0,0018 persen; dan obat gosok 0,0013 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada bulan Desember 2015 adalah sebesar 109,18 dan bulan sebelumnya sebesar 109,18 sehingga tidak mengalami perubahan indeks dan tidak memberikan sumbangan inflasi.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Indeks kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan pada bulan Desember 2015 mencapai 122,13 dan bulan sebelumnya 121,72 sehingga kelompok ini mengalami inflasi 0,34 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: sub kelompok transpor mengalam inflasi 0,56 persen. Sedangkan tiga sub

(6)

lainnya tidak mengalami perubahan indeks , yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman; sub kelompok sarana dan penunjang transpor; dan sub kelompok jasa keuangan.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,12 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah: angkutan udara 0,1132 persen; mobil 0,0133 persen; dan tarip kereta api 0,0040 persen.

(7)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen DKI Jakarta Bulan November 2015 dan Desember 2015, Perubahannya, serta Sumbangan Inflasi Desember 2015 (2012 =100)

Kelompok/Sub Kelompok DKI Jakarta Indeks November 2015 Indeks Desember 2015 Perubahannya (%) Sumbangan Inflasi (1) (2) (3) (4) (5) UMUM 122.47 123.35 0.72 0.72 I. BAHAN MAKANAN 134.07 137.79 2.77 0.39

a. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 138.01 138.85 0.61 0.02

b. Daging dan Hasil-hasilnya 126.01 132.42 5.09 0.09

c. Ikan Segar 135.25 135.67 0.31 0.01

d. Ikan Diawetkan 135.08 136.71 1.21 0.01

e. Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya 127.78 129.85 1.62 0.03

f. Sayur-sayuran 150.35 153.67 2.21 0.03

g. Kacang-kacangan 135.08 134.99 -0.07 0.00

h. Buah-buahan 148.39 150.22 1.23 0.02

i. Bumbu-bumbuan 131.80 152.86 15.98 0.16

j. Lemak dan Minyak 109.88 113.09 2.92 0.02

k. Bahan Makanan Lainnya 120.41 120.82 0.34 0.00 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 133.08 133.42 0.26 0.04

a. Makanan Jadi 139.97 140.15 0.13 0.01 b. Minuman Tidak Beralkohol 117.85 118.25 0.34 0.01 c. Tembakau dan Minuman Beralkohol 128.46 129.27 0.63 0.02

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 120.98 121.57 0.49 0.12

a. Biaya Tempat Tinggal 112.84 113.17 0.29 0.03 b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 141.90 143.38 1.04 0.07 c. Perlengkapan Rumahtangga 116.67 117.20 0.45 0.01 d. Penyelenggaraan Rumahtangga 120.22 120.36 0.12 0.01 IV. SANDANG 112.54 112.97 0.38 0.04 a. SandangLaki-Laki 114.97 115.45 0.42 0.01 b. Sandang Wanita 113.50 113.60 0.09 0.00 c. Sandang Anak-Anak 106.26 106.26 0.00 0.00 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 113.13 113.82 0.61 0.03

V. KESEHATAN 114.54 114.89 0.31 0.01

a. Jasa Kesehatan 108.20 108.20 0.00 0.00 b. Obat-obatan 110.70 111.14 0.40 0.00 c. Jasa Perawatan Jasmani 124.08 124.08 0.00 0.00 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 120.61 121.37 0.63 0.01

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 109.18 109.18 0.00 0.00

a. Pendidikan 112.70 112.70 0.00 0.00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 101.26 101.26 0.00 0.00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 104.46 104.46 0.00 0.00 d. Rekreasi 107.72 107.72 0.00 0.00 e. Olahraga 104.92 104.92 0.00 0.00

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 121.72 122.13 0.34 0.12

a. Transpor 138.90 139.68 0.56 0.12 b. Komunikasi dan Pengiriman 99.75 99.75 0.00 0.00 c. Sarana dan PenunjangTranspor 111.56 111.56 0.00 0.00 d. Jasa Keuangan 118.29 118.29 0.00 0.00

(8)

PERBANDINGAN INFLASI DKI JAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA BULAN DESEMBER

2015

Pada bulan Desember 2015, dari 82 kota yang diteliti seluruh kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Merauke 2,87 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah kota Cirebon 0,27 persen. Kota Jakarta menempati urutan 68 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

Tabel 4

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi, Desember 2015 untuk 82 Kota

No Kota Pering kat

IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015

No Kota Pering kat Desember IHK 2015 Inflasi Desember 2015 (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) 1 MEULABOH 77 121.26 0.49 42 KEDIRI 61 120.99 0.79

2 BANDA ACEH 74 116.30 0.54 43 MALANG 50 123.12 0.89

3 LHOKSEUMAWE 23 118.31 1.31 44 PROBOLINGGO 79 121.23 0.41

4 SIBOLGA 4 123.39 2.12 45 MADIUN 72 120.04 0.59

5 PEMATANG SIANTAR 10 126.07 1.78 46 SURABAYA 44 121.85 0.94

6 MEDAN 20 124.70 1.37 47 TANGERANG 40 130.16 0.96 7 PADANGSIDIMPUAN 17 120.22 1.43 48 CILEGON 37 125.69 0.99 8 PADANG 9 127.10 1.79 49 SERANG 31 128.82 1.13 9 BUKITTINGGI 8 121.52 1.80 50 SINGARAJA 14 129.20 1.54 10 TEMBILAHAN 63 126.62 0.77 51 DENPASAR 42 119.58 0.95 11 PEKANBARU 27 122.80 1.24 52 MATARAM 45 121.29 0.94 12 DUMAI 80 122.75 0.39 53 BIMA 55 125.22 0.87 13 BUNGO 18 120.60 1.43 54 MAUMERE 34 117.60 1.03 14 JAMBI 48 121.69 0.91 55 KUPANG 2 126.15 2.67 15 PALEMBANG 32 120.53 1.12 56 PONTIANAK 41 129.76 0.96 16 LUBUKLINGGAU 19 120.51 1.41 57 SINGKAWANG 22 122.38 1.32 17 BENGKULU 60 128.60 0.79 58 SAMPIT 21 123.94 1.34

18 BANDAR LAMPUNG 30 123.90 1.17 59 PALANGKARAYA 52 121.04 0.88

19 METRO 54 130.28 0.87 60 TANJUNG 51 124.75 0.89

20 TANJUNG PANDAN 28 127.94 1.23 61 BANJARMASIN 26 121.80 1.27

21 PANGKAL PINANG 13 123.77 1.56 62 BALIKPAPAN 66 126.36 0.76

22 BATAM 35 122.54 0.99 63 SAMARINDA 24 125.29 1.30

23 TANJUNG PINANG 56 122.27 0.86 64 TARAKAN 38 130.96 0.97

24 DKI JAKARTA 68 123.35 0.72 65 MANADO 11 125.20 1.74

25 BOGOR 65 121.69 0.76 66 PALU 6 125.22 1.96 26 SUKABUMI 75 121.96 0.51 67 BULUKUMBA 25 128.34 1.30 27 BANDUNG 62 121.71 0.78 68 WATAMPONE 78 118.49 0.47 28 CIREBON 82 118.94 0.27 69 MAKASSAR 69 122.54 0.70 29 BEKASI 49 120.10 0.91 70 PARE-PARE 67 119.57 0.74 30 DEPOK 57 121.20 0.84 71 PALOPO 73 120.48 0.55 31 TASIKMALAYA 70 121.10 0.65 72 KENDARI 76 118.06 0.51 32 CILACAP 58 124.37 0.80 73 BAU-BAU 29 126.70 1.22 33 PURWOKERTO 46 120.32 0.93 74 GORONTALO 7 120.22 1.89 34 KUDUS 47 128.23 0.93 75 MAMUJU 12 122.78 1.70 35 SURAKARTA 36 119.83 0.99 76 AMBON 71 121.85 0.62 36 SEMARANG 33 121.77 1.04 77 TUAL 3 136.09 2.37 37 TEGAL 43 119.26 0.94 78 TERNATE 15 127.83 1.53 38 YOGYAKARTA 39 120.45 0.96 79 MANOKWARI 5 115.70 2.02 39 JEMBER 81 120.24 0.39 80 SORONG 53 123.20 0.88 40 BANYUWANGI 59 120.20 0.80 81 MERAUKE 1 131.04 2.87 41 SUMENEP 64 120.37 0.77 82 JAYAPURA 16 123.55 1.45

(9)
(10)

PENJELASAN TEKNIS

Inflasi

adalah kenaikan harga barang dan jasa (komoditi) yang terjadi secara umum, dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Inflasi dinyatakan dalam persen (%). Sebaliknya jika terjadi penurunan harga disebut dengan deflasi. Inflasi dihitung berdasarkan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK)

adalah angka indeks yang dipergunakan untuk

mengukur inflasi 82 kota di Indonesia. Tahun dasar (base year) IHK yang dipergunakan adalah tahun 2012 berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup tahun 2012. Data yang dipergunakan untuk menghitung IHK ini berasal dari pencacahan mingguan dan bulanan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh aparat BPS (Badan Pusat Statistik). Jumlah komoditi yang dicacah sekitar 225-462 komoditi yang

tergabung dalam 7 (tujuh) kelompok pengeluaran masyarakat, yaitu (1). Bahan makanan; (2). Makanan jadi, Minuman, rokok dan tembakau; (3). Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;

(4). Sandang; (5). Kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; (7). Transport, komunikasi dan jasa keuangan. Khusus di DKI Jakarta, pasar yang ditetapkan sebagai lokasi pencacahan harga adalah 10 (sepuluh) Pasar Tradisional, 10 (sepuluh) Pasar Modern/Swalayan, 12 Pasar Survei Beras dan 4 (empat) Departemen Store.

Tingkat inflasi

adalah besaran inflasi (dalam %) yang dihitung berdasarkan persentase perubahan IHK. Rumus penghitungan inflasi adalah sebagai berikut :

a.

Inflasi Bulanan

IHK

n

- IHK

(n-1)

I

n

= x 100 %

IHK

(n-1)

b.

Inflasi Tahunan

IHK

Des tahun n

- IHK

Des tahun n-1

I

n

= x 100 %

IHK

Des tahun n-1

IHK

n

=

Inflasi year on year (y-o-y) adalah besaran inflasi yang dihitung dari selisih relative IHK bulan yang sama tahun ini terhadap tahun sebelumnya. Tingkat inflasi bulanan adalah inflasi yang dihitung dari selisih relative antara IHK bulan ini terhadap bulan sebelumnya. Perhitungan diatas berlaku untuk komoditi, sub kelompok komoditi maupun kelompok komoditi.

IHKn : Indeks Harga Konsumen bulan ke n

Pn : Harga bulan ke n

P(n-1) : Harga bulan ke (n-1)

Po : Harga Tahun dasar

Qo : Kuantum tahun dasar

Po Qo : Nilai konsumsi pada tahun dasar P(n-1)Qo : Nilai Konsumsi bulan ke (n-1)

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dody Rudyanto, M.M. Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon : 021-31928493, Pesawat 500 Fax : 021-3152004

e-mail : bps3100@bps.go.id Homepage : http://jakarta.bps.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisa kekuatan dari produk tongkat lansia dimana pada tahap ini produk tongkat lansia akan dilakukan perhitungan tegangan dengan menggunakan metode Elemen

Karena menyesuaikan dengan metode kualitatif yang menyajikan secara langsung hakikat antara hubungan peneliti dan responden dalam hal ini novel Anak Kecil Yang Mengubah

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Mengklik tombol “Simpan” saat data sudah terisi semua Kode User : MYG Nama user : Mayang Sulistyani Password : cantik Hak Akses : Petugas Sistem akan menampilkan pesan

Secara singkat bilangan muncul akibat kebutuhan manusia. Bilangan yang pertama kali dikenal adalah bilangan asli. Bilangan ini muncul akibat kebutuhan manusia

Pada kelompok perlakuan ada tingkat pengaruh yang signifikan dari interleukin-17 awal dan akhir penelitian (p = 0,000; t = 5,095). Kesimpulan: Semakin sering terkena UV

Kegiatan keagamaan tersebut rajin dilakukan kecuali di desa Sidowayah yang merupakan salah satu dusun dari desa Sidoharjo.. Di desa Sidowayah tidak terdapat kegiatan

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah aplikasi yang mampu membantu mempermudah pekerjaan para engineer dalam mendeteksi availability sebuah perangkat