Henny Panjaitan
When Invisibility Meets Visibility:
Eksplorasi Selubung
Berdasarkan Gagasan Arsitektur Daniel Libeskind
“The Jewish Museum is conceived as an emblem in which the Invisible and the Visible are the structural features which have been gathered in this space of Berlin and laid bare in an architecture where the unnamed remains the name which keeps still.” – Daniel Libeskind
ia juga menghasilkan berbagai jenis karya lain seperti bangunan residensial,
sayembara merancang museum untuk mengenang
Museum ini menampilkan sejarah sosial, politik,
dan satunya lagi garis penuh tekukan dan patahan namun tetap menerus
eksistensi garis lurus ini sebenarnya tidak akan terlalu terbaca ketika kita melihat Di sini, saya melihat terjadinya paradoks antara visibilitas dan invisibilitas yang
yang dibuat menurun hingga ke bawah tanah, dengan titik entrance di bawah menciptakan kesan kedalaman yang semakin mengubur ketika pengunjung terjadi ketika memasuki museum ini adalah menuju ke bawah, ke kedalaman terlihat adanya pintu ataupun jalan masuk lainnya, sehingga kita tidak akan bisa
di kedalaman, semuanya merupakan satu kesatuan yang berhubungan pada
misalnya ketika kita menyusuri aksis kedua yang mengantarkan pengunjung ke kemudian diantar hingga keluar bangunan ke sebuah taman yang tenggelam ke
tanaman yang menyebabkan taman tersebut terlihat mengambang dan
ketidakseimbangan dan disorientasi, seperti berada dalam labirin yang tak
pengunjung akan tetap terpenjara di dalamnya tanpa bisa keluar kecuali kembali ke aksis dari mana mereka datang, karena permukaan tanah di luar terlalu tinggi
kecil jauh di atas sehingga menegaskan kesan kekosongan dan kegelapan yang
mempunyai bentuk geometri yang berbeda – yang melintang di sepanjang
sebuah arsitektur yang dari luar terlihat terdisintegrasi, namun jauh di dalamnya
ada yang menjadi lebih penting dibanding yang lain: invisibilitas dan visibilitas,
sebagai selubung ini kemudian memisahkan massa di luar dari aksis di dalam,
Massa bangunan yang tampak dari luar, akan langsung dapat dipersepsi
dari luar, maka di pikiran akan terbentuk suatu presumsi seperti apa kurang lebih
di dalam juga ternyata tidak sebentuk dengan massa luarnya, melainkan berupa
harus aktif bergerak masuk ke dalamnya untuk memahami geometrinya secara subyek tersebut dapat masuk ke dalam dan bergerak di sepanjang alurnya dan kemudian keluar lagi untuk memetakan geometrinya secara keseluruhan di dalam dalam yang dipahami melalui adanya pengalaman secara kinestetik dan sensori
penting dalam visibilitas ini, karena adanya cahaya memberikan kehadiran bagi
subyek, maka visibilitas obyek tersebut bagi subyek yang bersangkutan amat kurang jika dibandingkan ketika subyek tersebut jaraknya lebih dekat dengan dengan suatu obyek, maka kita tidak akan dapat melihat obyek tersebut secara detil, yang berarti visibilitas obyek tersebut kecil bagi kita, namun ketika jaraknya didekatkan, maka kita akan dapat melihat dan mengeksplor setiap detil dari obyek
ini juga bergantung pada jenis selubung yang kita gunakan, yang kemudian mempengaruhi tingkat visibilitas obyek yang ditutupi selubung tersebut terhadap
yang berarti selubung tersebut memutus akses visual kita terhadap obyek yang dimaksud secara total, maka tingkat visibilitas terhadap benda tersebut sangat rendah bahkan hampir nol, karena kita sama sekali tidak dapat melihat benda
cahaya masuk ke baliknya, maka kita akan sedikit memperoleh akses untuk ruang untuk melihat, dan lalu tidak dapat mereka sebenarnya obyek seperti apa
transparan, kita akan cukup dapat melihat obyek yang ada di baliknya, dan obyek tersebut dapat diamati lebih jelas dibandingkan dengan selubung tidak tembus obyek ini, dibandingkan dengan ketika ditutupi dua jenis selubung sebelumnya, demikian, obyek tidak dapat dipahami secara utuh karena pasti karakter yang terdapat pada permukaan selubung akan mempengaruhi informasi yang kita lihat subyek memiliki akses untuk melihat obyek, namun visibilitas obyek tidak hadir sepenuhnya bagi subyek, sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa
suatu obyek tidak dapat dipersepsi
mempersepsi suatu obyek yang invisible, kita menggunakan bantuan indera
sebagai selubung yang memisahkan yang tampak di luar dengan yang ada di
tersebut dapat hadir bagi subyek pengguna, subyeklah yang harus bergerak memasuki selubung sehingga apa yang invisible kemudian dapat menjadi visible
ish Museum ini adalah sebagai berikut:
yaitu membuat subyek aktif bergerak untuk memasuki selubung dan mengalami
keluar dari dalam selubungnya, sehingga invisibilitas obyek sendiri yang secara aktif memunculkan dirinya kepada subyek dan invisibilitas tersebut kemudian dapat dipahami sebagai suatu integrasi secara keseluruhan dengan bagian
secara aktif masuk dan bergerak di dalamnya, di sini bagian obyek yang semula
hadapan subyek pengamat, tidak hanya subyek atau obyek yang dapat berperan aktif dalam menghadirkan informasi yang masih tersembunyi untuk hadir dan menjadi visible, namun selubung yang menyembunyikannya juga dapat berperan kemungkinan ketiga bagaimana informasi dari bagian suatu obyek yang semula selubung diberi potensi dan kemungkinan menjadi aktif dalam menghadirkan yang invisible menjadi visible dan akhirnya dapat dipersepsi dan dimengerti oleh
atas, invisibility menjadi visibility juga dapat dimungkinkan dengan selubung menghadirkan informasi yang disimpannya sehingga obyek yang tampak di permukaan secara keseluruhan dapat dimengerti dan dikaitkan sebagai suatu
merepresentasikan suatu gambaran dalam pikiran subyek mengenai pemahaman dan form yang tersembunyi di balik selubung merupakan meaningful image yang
Dalam percobaan ini, saya mencoba menampilkan suatu bentuk untuk
ini dibuat berbeda warna untuk menjadikan ia menjadi satuan elemen informasi
dengan pola lubang tertentu, bagaimanapun pola yang terkandung pada selubung ini, bagian dots yang tampak tidak dapat terbaca sebagai suatu meaningful image, apa yang tampak tidak merepresentasikan suatu makna tertentu secara
karena angka harusnya dapat menampilkan informasi yang lebih bermakna
setiap bilangan dapat dilihat dan dipahami sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, terbaca dengan jelas ketika ia tertutupi suatu selubung yang diberi muatan pola
ketika selubung digeser, hasil yang terjadi tidak terlalu berbeda dengan sebelum
nya, maka pada percobaan ini untuk menghadirkan suatu meaningful image saya
berada dibalik selubung akan dapat muncul dan menjadi visible bagi kita dengan
merupakan selubung yang kedua, dan selubung transparan ini kemudian diberi Di sini, walaupun selubung memiliki karakter transparan, namun karena muatan yang dikandungnya ia dapat menutupi dengan sempurna apa yang sebenarnya
sudah dapat melihat apa yang ada di balik selubung, yang merupakan invisible
yang berbeda, namun dapat terlihat bagaimana keduanya dapat menjadi satu
bahwa walaupun mekanisme yang dilakukan sama, namun dengan perlakuan yang berbeda pada selubung, hasil yang diperoleh menjadi suatu kebalikan dari
(You can try with other words and phrases. Find a phrase, then try to see what word might be ‘contained’ in the phrase. Make sure that the word consists of any letter of each words in the phrase).