• Tidak ada hasil yang ditemukan

S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PEMBERIAN PELLET KUNYIT (Curcuma domestica) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI DAN .~FISIENSI

PENGGUNAAN PROTEIN AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN

Usaha peningkatan produktivitas ternak unggas sebagai salah satu penghasil protein hewani terus diupayakan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya . Ayam pedaging merupakan salah satu komoditas ternak unggas yang pertumbuhannya cepat dan memiliki sifat membentuk daging yang baik . Ayam pedaging juga merupakan penyedia dan sumber protein yang mudah diperoleh . Salah satu alternatif untuk memperoleh bobot badan akhir dengan kualitas karkas yang tinggi pada ayam pedaging antara lain adalah dengan memberikan kunyit sebagai salah satu bahan penyusun ransum ayarn pedaging .

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman dari famili Zingiberaceae, yang memiliki kandungan minyak atsiri sekitar 3%, fumerol, sineol, zingiberin, borneol, karvon, dan kurkumin

S .A. ASMARASARII dan E . SUPRIJATNAZ

Balai Penelitian Ternak, Jalan Veteran III PO Box 221 Bogor 16002' Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro Semarang'

ABSTRAK

Komponen utama terpenting dalam rimpang kunyit yang berkhasiat adalah minyak atsiri dan kurkuminoid . Kurkuminoid terdiri atas senyawa kurkumin dan keturunannya yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum luas diantaranya adalah sebagai antibakteri, antioksidan dan antihepatotoksik . Penelitian ini bert juan untuk mengevaluasi efektivitas dari pengaruh pemberian pellet kunyit dalam ransum ayam pedaging terhadap efisiensi penggunaan protein . Mated yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48 ekor ayam pedaging strain Arbor acres . Perlakuan dimulai pada umur 4 minggu dengan rata-rata bobot badan awal perlakuan adalah 1001 + 48,04 g . Ransum yang digunakan adalah ransum komersial . Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (T) dan 6 ulangan (R). Tiap unit percobaan terdiri dari 2 ekor ayam pedaging . Perlakuan pakan yang diterapkan sebagai berikut: TO = 100% ransum komersial tanpa pellet kunyit ; T 1 = 97% ransum komersial + 3% pellet kunyit; T2 = 94% ransum komersial + 6% pellet kunyit ; T3 = 91% ransum komersial + 9% pellet kunyit . Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransurn, konsumsi protein, pertambahan bobot badan, rasio efisiensi protein, retensi

nitrogen dan utilisasi protein neto (UPN) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pelet kunyit dalam ransum perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap semua peubah yang diamati . Untuk itu perlu ditindak lanjuti penelitian pemberian kunyit dalam ransum ayam untuk mendapatkan level yang tepat dan memberikan nilai ekonomis .

Kata kunci : Ayam pedaging, pellet kunyit, performans produksi, efisiensi penggunaan protein

(RUKMANA, 1994) . Pemanfaatan kunyit yang yang diberikan dalam ransum ayam pedaging diharapkan mampu meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan termasuk protein karena kandungan kurkumin pada kunyit dapat merangsang empedu untuk mengeluarkan cairan empedu yang berisi garam-garam empedu . Peningkatan konsumsi ransum akan selalu diikuti dengan peningkatan protein, sehingga hal ini akan meningkatkan pemanfaatan nitrogen yang diretensi dari konsumsi proteinnya . Pemanfaatan nitrogen yang baik akan meningkatkan rasio efisiensi protein yang berarti bahwa ransum yang dikonsumsi secara efisien dapat meningkatkan pertambahan bobot badan yang pada akhirnya mempengaruhi penampilan produksi ayam pedaging . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dari pengaruh pemberian pellet kunyit dalam ransum terhadap efisiensi penggunaan protein .

(2)

Materi yang digunakan adalah> 48 ekor ayam pedaging umur sehari (DOC) "unsex" strain Arbor acres . Perlakuan dimulai pada awal minggu keempat setelah sebelumnya anak ayam dipelihara

Tabel 1 . Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian dalam bahan kering

Keterangan : * :Hasil Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Undip Semarang ** : Hasil perhitungan dengan rumus Balton yang dikutip olehSISWOHARDJONO (1982)

Pellet kunyit sebagai pakan perlakuan diberikan pada pagi hari bersama dengan pemberian ransum komersial . Pembuatan pellet kunyit disajikan pada ilustrasi I di bawah ini .

Tepung kunyit (1 kg) + tepung kanji(0,5kg)

1

Tahap perlakuan

Penempatan ayam dilakukan secara acak ke dalam 24 unit kandang pada akhir minggu ketiga yang sebelumnya ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal sebelum perlakuan . Masing-masing unit perlakuan terdiri dari 2 ekor ayam . Perlakuan peniberian pelet kunyit yaitu dengan cara mencampurkan pelet kunyit ke

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

MATERI DAN METODE

ditambah air0,75 I

I

dicampur hingga merata kemudian digiling

diangin-anginkan

I

dibentuk pellet

Ilustrasi 1 . Skema pembuatan pellet kunyit (Curcuma domestica)

selama 3 minggu sebagai tahap adaptasi terhadap lingkungan. Rata-rata bobot badan ayam sebelum perlakuan adalah 1001 + 48,04 g . Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 .

dalam ransum komersial pada saat ayam berumur 4 minggu sampai umur pemotongan 7 minggu . Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum . Perlakuan yang dikenakan terhadap materi percobaan yaitu :

TO : 100% ransum komersial tanpa pellet kunyit

T1 :97% ransum komersial + 3% pellet kunyit

T2 : 94% ransum komersial + 6% pellet kunyit

T3 : 91% ransum komersial + 9% pellet kunyit

Analisa data

Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan, tiap unit perlakuan terdiri dari 2 ekor ayam . Data yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada taraf

5% (STEEL DAN ToRRIE, 1989)

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati antara lain : pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi nitrogen, konsumsi protein, rasio efisiensi protein (REP), retensi nitrogen, dan utilisasi protein neto (UPN) .

TO TI T2 T3 Starter Pellet kunyit

Susunan ransum (%) Ransum komersial 100 97 94 91 Pellet kunyit 0 3 6 9 Kandungan nutrisi EM (kkal/kg)** 3102,21 3033,76 3097,87 3047,54 3002,98 2988,89 Protein (%)* 21,56 20,58 19,18 18,47 23,57 8,16 Lemak (%)* 3,82 4,06 4,77 4,47 4,51 7,34 SK (%)* 2,50 4,11 4,06 4,72 5,11 6,53 Air (%)* 12,66 13,27 5,84 12,07 11,78 12,58 Abu (%)* 5,10 5,11 5,78 5,84 7,04 8,75

(3)

1 . Pertambahan bobot badan dilakukan dengan cara menimbang bobot badan ayam seminggu sekali selama penelitian . Pertambahan bobot badan (PBB) diperoleh dengan menghitung selisih bobot badan akhir dengan bobot badan awal (gram/ekor) dibagi dengan jarak penimbangan (7 hari) . 2 . Konsumsi ransum diperoleh dengan

menghitung selisih ransum yang diberikan dengan sisa ransum .

3 . Konsumsi protein diperoleh dengan menghitung konsumsi ransum dikalikan dengan kandungan protein ransum dalam satuan gram .

4 . Rasio efisiensi protein (REP) dihitung dengan menggunakan rumus :

REP =

PBB(g)

konsumsi protein(g)

5 . Retensi nitrogen dihitung menggunakan rumus

Retensi nitrogen (g) = N ransum - N ekskreta

Indikator Cr

2 0 3

dalam ransum

x

Indikator Cr

2 03

dalam ekskreta

6 .Utilisasi protein neto (UPN) dihitung

UPN =

retensi N(g)

konsumsi N(g)

Untuk pengambilan data efisiensi penggunaan protein, pada saat 3 hari sebelum akhir penelitian atau pada saat ayam berumur, 43 hari, ransum ditambahkan indicator Cr20 3 sebanyak 0,3% dari jumlah ransum yang diberikan (GoNz 1o

et al ., 1982) . Langkah selanjutnya melakukan penampungan ekskreta segera setelah ekskreta yang keluar berwarna hijau . Penampungan dilakukan selama 3 hari berturut-turut menggunakan lembaran triplek yang telah diberi alas plastik tepat di bawah kandang yang sebelumnya telah disemprot dengan menggunakan HCL 0,2 N. Penyemprotan dilakukan setiap hari selama penampungan untuk membunuh mikro-organisme pengurai protein . Penampungan

ini diakhiri setelah warna hijau pada ekskreta tidak tampak lagi. Ekskreta yang tertampung dibersihkan dari kotoran dan bulu yang menempel serta pakan yang tercampur ekskreta, selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari sampai kering sebelum digiling halus dan diambil sampel untuk kemudian dianalisis kandungan nitrogen dan cromatnya .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh kunyit (Curcuma domestica) terhadap efisiensi penggunaan protein dapat dilihat pada Tabel 2 .

Tabel 2 . Rataan konsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan bobot badan mingguan, rasio efisiensi protein, retensi nitrogen, utilisasi protein neto dan konsumsi nitrogen, bobot badan akhir.

Keterangan : Nilai rata-rata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata(P>0 .05)

Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum dalam bahan kering dan konsumsi protein

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata konsumsi protein untuk perlakuan TO, TI, T2 dan T3 masing-masing adalah 151,66 ; 150,90 ; 158,64 dan 142,54 g . Hasil perhitungan analisis ragam konsumsi protein tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) . Hal ini diduga ada peranan dari aktivitas kunyit di dalam proses

Peubah Perlakuan T0(0% T1(3%) T2(6%) T3(9%) Konsumsi 703,18 733,28 827,36 771,61 ransum (g/ e/mg) Konsumsi 151,66 150,90 158,64 142,54 protein (g/e/ mg) Konsumsi 25,50 23,20 24,40 21,92 N (g) PBB 457,83 442,00 481,61 467,64 mingguan (g/e/mg) REP 3,08 2,93 3,04 3,27 RN(g) 2,38 2,47 2,56 2,13 UPN (%) 66,78 74,77 74,87 76,73 Bobot 2517,00 2477,00 2595,00 2545,00 badan akhir (g)

(4)

pencernaan sehingga konsumsi protein yang seharusnya menurun menjadi tidak berbeda nyata. Pellet kunyit menganndung kurkuminoid yang berkhasiat sebagai anti bakteri yang mampu meningkatkan proses absorbsi zat gizi termasuk protein pada dinding usus halus (PURSEGLOVE et al ., 1981) . Hal ini menyebabkan penyerapan protein mejadi sama dan berpengaruh pada pertumbuhan ayam pedaging . Pertumbuhan bobot badan yang sama secara kumulatif memberikan akibat yang sama pula terhadap bobot badan akhir (Tabel 3).

Konsumsi protein dipengaruhi oleh konsumsi ransum sedangkan konsumsi ransum dipengaruhi oleh metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh . Semakin baik metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh, maka akan berpengaruh juga pada nafsu makan dan konsumsi ransumnya . ASHARI (1995) menyatakan bahwa salah satu manfaat kunyit adalah dapat meningkatkan nafsu makan, sedangkan HARIYANTO (1991) menyatakan bahwa rimpang kunyit memiliki rasa panas, pahit, pedas dan getir serta berbau "langu", padahal menurut APPLEBY et al., (1992) ayam tidak menyukai makanan yang terasa pahit . Pengaruh rasa pahit yang ditimbulkan oleh kunyit akan berpengaruh terhadap konsumsi ransum . Pengaruh rasa pahit diimbangi dengan fungsi kunyit yang dapat meningkatkan nafsu makan, menyebabkan konsumsi ransum tidak menunjukkan perbedaan yang nyata meskipun penggunaan kunyit semakin meningkat .

Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot badan

Pemberian kunyit dalam ransum akan meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan termasuk protein . Sintesa protein untuk pertumbuhan selain dipengaruhi oleh ketersediaan energi, jumlah ransum yang dikonsumsi dan imbangan energi protein, juga dipengaruhi oleh nitrogen yang diserap . Konsumsi ransum dan konsumsi protein yang tidak berbeda nyata menyebabkan nitrogen yang diserap relatif sama sehingga akan memberikan pengaruh yang sama juga pada pertumbuhan ayam pedaging .

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Pengaruh perlakuan terhadap rasio efisiensi protein (REP)

Rasio efisiensi protein rata-rata hasil penelitian juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) . REP pada perlakuan TO, T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah 3,08 ; 2,93 ; 3,04 ; dan 3,27 . Pemberian kunyit dalam ransum akan meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan termasuk protein . Sintesa protein untuk pertumbuhan selain dipengaruhi oleh ketersediaan energi, jumlah ransum yang dikonsumsi dan imbangan energi protein, juga dipengaruhi oleh nitrogen yang diserap . Konsumsi ransum dan konsumsi protein yang tidak berbeda menyebabkan nitrogen yang diserap relatif sama sehingga akan memberikan pengaruh yang sama terhadap rasio efisiensi protein yang akhirnya berpengaruh juga terhadap pertumbuhan dan penampilan produksi yam tersebut .

Nilai REP menunjukkan efisiensi penggunaan protein untuk pertambahan . Semakin tinggi nilai REP berarti semakin efisien ternak menggunakan protein, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh juga pada pertumbuhan . Pemberian pelet kunyit dalam ransum ayam pedaging sampai taraf 9% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dan pertambahan bobot badan juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sehingga nilai REP tersebut menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan protein untuk pertumbahan relatif sama antar perlakuan . Pengaruh perlakuan terhadap retensi nitrogen

Pemberian pellet kunyit dalam ransum ayam pedaging sampai taraf 9% tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap retensi nitrogen disebabkan karena konsumsi protein tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05), sehingga pada akhirnya akan memberikan pengaruh yang tidak berbeda pula pada pertambahan bobot badan karena pada prinsipnya retensi nitrogen merupakan penimbunan protein yang nantinya digunakan untuk produksi, penggantian sel-sel yang rusak dan pertambahan bobot badan .

(5)

Pengaruh perlakuan terhadap utilisasi protein neto (UPN)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dengan pemberian pellet kunyit dalam ransum temyata tidak memberikan perbedaan secara nyata (P>0,05) . Hal ini disebabkan karena nitrogen yang masuk pada konsumsi ransum tidak dapat diretensi secara efisien oleh ayam . Pemberian pelet kunyit sampai taraf 9% menunjukkan UPN pada perlakuan ini tidak berbeda nyata (P>0,05) . Hal ini diduga karena pembuatan pellet kunyit ini menggunakan tepung kunyit kering, sehingga minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit sudah banyak yang menguap . Minyak atsiri yang menguap ini disebabkan oleh pemanasan . (PURSEGLOVE et al .,

1981) . Hal ini menyebabkan proses absorbsi dan metabolisme protein tidak efisien sehingga akan menyebabkan retensi nitrogen tidak berbeda nyata dan berpengaruh pula terhadap UPN .

Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan informasi bahwa pemberian pelet kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum ayam pedaging umur 4-7 minggu tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, konsumsi nitrogen, konsumsi protein, pertambahan bobot badan, efisiensi penggunaan protein, retensi nitrogen dan utilisasi protein neto.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Berdasarkan penelitian ini disarankan bahwa pemberian pellet kunyit dalam ransum ayam pedagingyangoptimalmasihmemerlukanpenelitian lebih lanjut dan sebaiknya pada penelitian lanjutan perlu dilakukan analisis terhadap kurkuminoid dan minyak atsiri yang terkandung di dalam kunyit sehingga dapat dibuktikan bahwa terdapat adanya peran positif dari aktivitas kunyit terhadap peubah yang diamati .

DAFTAR PUSTAKA

APPLEBY, M .C ., B .O . HUGHES dan H . A . ELSON. 1992 .

Poultry production systems and behaviour. Management and Welfare . C .A .B International, Wallingford .

ASHARI, S . 1995 .Hortikultura aspek budidaya. Universitas

Indonesia Press, Jakarta .

GONZALO, G .M .,J .L .SELLdan J.A .EASTWOOD . 1982 .Rate

of passage (transit time) as influence by level of suplemental fat . Poultry Science .61 : 94-100 . HARIYANTO,M .S . 1991 .Petunjuk bertanam dan kegunaan

kunyit . Penerbit Karya Anda, Surabaya.

PURSEGLOVE, Y.W., E .G . BROWN, C.L.GREEN and S .R.Y. ROBBINS . 1981 .Spices Vol II . Longman, London. RUKMANA, R . 1994 . Kunyit . Cetakan ke-1 . Penerbit

Kanisius, Yogyakarta .

SISWOUARDJONO, W. 1982 . Beberapa Metode Pengukuran

Energi Metabolis Bahan Makanan Ternak pada Itik . Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Laporan Penelitian .

STEEL,R .G .D . and J .H .TORRIE . 1989 .Prinsip dan prosedur s tatistik . PT. Gramedia, Jakarta.

Gambar

Tabel 1 . Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian dalam bahan kering
Tabel 2 . Rataan konsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan bobot badan mingguan, rasio efisiensi protein, retensi nitrogen, utilisasi protein neto dan konsumsi nitrogen, bobot badan akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Sekolah berasal dari dua kata, yaitu”kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin organisai atau lembaga. Sedangkan “sekolah”

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.Data hasil kemandirian dan prestasi belajar siswa diperoleh

Peraturan perundang-undangan yang mengatur perlindungan hukum terhadap anak dari konten berbahaya dalam media cetak dan elektronik sifatnya masih secara umum, belum ada

Suhu di kabupaten Merauke pada kondisi kemarau dan siang hari dapat mencapai 30 o C-33 o C dengan kelembapan mencapai 87% (BMKG, 2018). Lingkungan yang tidak stabil seperti suhu

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Flat Slab biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik dan bangunan sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka diizinkan.Pelat

Tabel Sidik Ragam Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kelinci terhadap Rerata Jumlah Daun Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Umur. 28

Grup ini bekerjasama dengan Komunitas Dorothea untuk penataan bunga, Dito dari Wilayah Santo Paulus untuk dekor kandang bayi Yesus di depan altar, dua warga Lukas 4 yang