• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN BULLYING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN BULLYING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN

BULLYING

SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH

BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Datik Wisnuntika, T. Sulistyono

Universitas PGRI Yogyakarta

datiktika@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk tindakan bullying siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden; (2) terbentuknya tindakan bullying siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden; (3) dampak tindakan bullying siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden; (4) peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden.

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Banyuraden pada tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data menggunakan lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang digunakan kemudian dianalisis dan diperiksa keabsahan data melalui triangulasi sumber.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Bentuk tindakan bullying yang dilakukan siswa tergolong tingkat ringan karena sebagian besar bullying berbentuk lisan seperti mengolok-olok dan kata-kata kasar. (2) Tindakan bullying siswa terbentuk oleh faktor yang bersumber dari latar belakang keluarga yang tidak rukun dan karakteristik individu sendiri. (3) Dampak yang ditimbulkan dari tindakan bullying bagi siswa yang melakukan: berbohong, nakal, susah diatur. Sedangkan bagi siswa yang menjadi sasaran: pendiam, kurang percaya diri. (4) Peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying diantaranya siswa yang bersangkutan dipanggil, menceritakan kronologi kejadian, melakukan kerjasama dengan semua komponen sekolah, merangkap menjadi guru BK, membiasakan anak lebih terbuka, menyuburkan praktek peer support, pendampingan khusus bagi anak yang melakukan bullying dan anak yang menjadi sasaran bullying. Kata Kunci : Peran Guru Kelas, Tindakan Bullying Siswa

Abstract

This research aimed to describe bullying act on 4thstudents at Muhammadiyah Banyuraden

Elementary School, describe how bullying occurred, describe the effect of bullying and describe the role of classroom teacher in minimalizing the bullying at school.

This research conducted at Muhammadiyah Banyuraden Elementary School in 2016/2017 Academic Year. This research was descriptive qualitative research with study case approachment. The tecnique of collecting the data used observation, interview and documentation. The data used then analyzed and checked the validity of data trough source triangulation.

The result showed that (1) the form of bullying act performed by students as classified normal asmost oral bullying like mock and rude. (2) bullying behavior of students formed by factors derived from the family background and individual characteristics of students. (3) the effect of bullying for students such as do: lie, mischievous, unruly.while for students who were targeted: quiet, lack of confidence. (4) The role of classroom teacher in minimizing the bullying act, such as students were called to tell the chronology of events, collaborate with all components of the school, and concurently counseling teacher, familiarize and students who become bullying targets.

(2)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan tokoh utama dalam pendidikan sekaligus orang yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Pendidikan sangatlah penting dan mutlak bagi setiap manusia untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia secara terus menerus. Pendidikan tidak hanya sebagai proses mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada peserta didiknya namun juga membentuk kepribadian yang baik kepada peserta didiknya. Pendidikan berupaya untuk membentuk peserta didik yang unggul dalam hal pengetahuan (knowlege), sikap (attitude), maupun ketrampilan (skill).

Pendidikan di Indonesia pada saat ini dalam keadaan yang belum berhasil sepenuhnya terutama dalam hal penanaman karakter pada peserta didik. Meskipun disekolah sudah diberlakukan pendidikan karakter namun secara penuh belum maksimal hasilnya dan belum terwujud sesuai dengan harapan. Salah satu contoh belum berhasilnya pendidikan karakter di sekolah dasar ialah masih terdapat tindakan bullying yang terjadi disekitar lingkungan sekolah. Biasanya praktek bullying sukses dilakukan oleh anak yang merasa mempunyai kekuatan.

Bentuk bullying bermacam-macam, diantara kasus-kasus bullying jarang yang berbentuk kekerasan fisik atau berupa kekerasan mental berat. Bullying lebih sering berupa gangguan-gangguan ringan dan komentar-komentar yang tidak berbahaya. Namun karena sifat bullying adalah konstan dan tidak menunjukkan belas kasihan, maka menjadi serangan agresif.

Salah satu tindakan bullying diantaranya adalah kata-kata kasar, atau panggilan-panggilan buruk untuk seseorang, tindakan ini merupakan salah satu tindakan bullying yang sering terjadi di masyarakat Indonesia dan dianggap alat komunikasi yang wajar. Dan sebagai konsekuensinya, para korban bullying harus membayarnya bertahun-tahun kemudian (Sejiwa, 2008:1).

a. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk tindakan bullying pada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Banyuraden?

2. Bagaimana terbentuknya tindakan bullying pada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Banyuraden?

3. Bagaimana dampak tindakan bullying pada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Banyuraden?

4. Bagaimana peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying pada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Banyuraden?

b. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sumbangan informasi bagi ilmu pengetahuan dalam ruang lingkup pendidikan dan dapat dimanfaatkan untuk referensi penelitian lanjut terutama yang berkaitan dengan masalah peran guru dalam meminimalisasi tindakan bullying. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti lebih lanjut tentang peran guru dalam meminimalisasi tindakan bullying dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong untuk mengadakan penelitian yang luas dan mendalam

b. Bagi Guru

Memberikan informasi kepada guru dalam meminimalisasi tindakan bullying serta mengetahui apa saja penyebab anak menjadi suka membully serta apa saja dampak bagi korban bullying. c. Bagi Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, sekolah dapat menyikapi tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dan memberlakukan peraturan untuk meminimalisasi tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

d. Bagi Pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian, pemerintah dapat menggunakannya sebagai bahan kajian untuk pengembangan atau perbaikan pembentukan karakter sehingga terciptanya lingkungan sekolah yang lebih baik.

(3)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

I. KAJIAN PUSTAKA

1. Peran Guru

Guru merupkan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebai guru. Orang yang pandai bicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan (Uzer Usman 2011:5).

2. Tugas Guru

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam mengajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalahia tidak akandapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap sehingga setiap lapisan masyarakat (homoludens, homopuber, dan homosapiens) dapat mengerti bila menghadapi guru. (http://nurussyaid.blogspot.co.id/2013/1 1/tugas-dan-peranan-guru.html?m=1)

3. Peran Guru dalam Proses Belajar- Mengajar

Uzer Usman, (2011:9-13) mengemukakan Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya

sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles of Studen Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.

4. Bullying

Perilaku bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya berarti kuat dalam ukuran fisik, namun bisa juga kuat secara mental. Dalam kasus ini sang korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik dan mental. Istilah bullying di ilhami dari kata bull (Bahasa Inggris) yang berarti “banteng” yang suka menanduk. Pihak pelaku biasa disebut bully (Sejiwa, 2008:2).

Anak-anak dapat mengalami bullying secara langsung di rumah, sekolah, tempat umum dan melalui media. Clive harber (2005) secara khusus membahas tentang bullying di sekolah. Selama ini sekolah didambakan sebagai ruang yang nyaman bagi siswa untuk mengenyam pendidikan. Namun, realitasnya menunjukkan bahwa sekolah juga dapat menjadi tempat beresiko, karena bullying dapat terjadi di kelas, di area sekolah, serta dalam perjalanan dari dan menuju ke sekolah (Ariefa Efianingrum).

Keluarga memiliki peran sentral dalam pendidikan karakter anak. Banyak kasus menimpa anak tidak terungkap karena korban takut melaporkan kepada orangtua, karena umumnya korban mendapat ancaman beruntun dari pelaku. Implikasinya, bullying menjadi fenomena gunung es. Deteksi dini terhadap anak dapat dilakukan melalui komunikasi terbuka antar anggota keluarga. Anak-anak perlu diberi penyadaran dan dibekali sikap asertif sehingga memiliki

(4)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

keterampilan menolak bullying (Ariefa Efianingrum).

II. METODE PENELITIAN

1. Latar Penelitian

a. Tempat penelitian di SD Muhammadiyah Banyuraden Gamping Sleman.

b. Waktu penelitian pada bulan Mei sampai Juli 2017.

2. Cara Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:234) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala berdasarkan keadaan yang ada pada saat penelitian.

3. Data dan Sumber Data

a. Data

1) Data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas, guru, siswa.

2) Data sekunder disini diperoleh oleh peneliti dari literatur-literatur, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya.

b. Sumber Data pada penelitian ini adalah guru kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Kegiatan wawancara ditujukan kepada guru kelas IV, dan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Banyuraden.

b. Observasi

Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi di SD Muhammadiyah Banyuraden. c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti mendokumentasi data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, agenda dan sebagainya untuk memperkuat dan menambah bukti-bukti dan hasil wawancara.

d. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

5. Analisis Data

a. Pengumpulan Data

Ketika peneliti melakukan pengumpulan data sudah melakukan pemilahan data. Misalnya: data profil sekolah dan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pengurangan data yang tidak perlu dicantumkan.

c. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yang ditampilkan yaitu data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

d. Conclusion Drawing (Verification) Ketika peneliti menarik kesimpulan dilakukan deduksi atau induksi. Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika dan mengangkatnya sebagai temuan penelitian. Selanjutnya data dikaji secara berulang-ulang, pengelompokan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

a. Kredibilitas

Untuk mencapai nilai kredibilitas, menggunakan teknik triangulasi sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti lapangan, diskusi teman sejawat, pengamatan secara terus menerus.

b. Konfirmabilitas

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan

(5)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

informasi dan interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

III. PAPARAN DATA DAN TEMUAN

PENELITIAN

A. Paparan Data

Penyajian data ini dimaksudkan untuk menyampaikan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah Banyuraden, guru kelas IV, pembatu sekolah, dan salah satu siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden. Selain wawancara peneliti juga melakukan observasi yang berkaitan dengan peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying di kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden serta dokumentasi untuk melengkapi data penelitian.

1. Bentuk Tindakan Bullying pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden.

Diantara siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden ada yang melakukan tindakan bullying walaupun tindakan bullying yang termasuk golongan yang ringan. Tindakan bullying tersebut yaitu: mendorong (bullying fisik), rasa tidak nyaman berada di lingkungan tersebut (bullying mental), olok-olok dan kata-kata kasar (bullying verbal).

2. Terbentuknya Tindakan Bullying pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden. ada beberapa faktor terbentuknya tindakan bullying diantaranya latar belakang keluarga yang tidak rukun dan karakteristik individu itu sendiri.

3. Dampak Tindakan Bullying pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden.

Dampak tindakan bullying bagi anak yang melakukan adalah berbohong, anak menjadi kurang sopan santun, nakal, dan susah diatur. Sedangkan dampak tindakan bullying bagi anak yang menjadi sasaran bullying adalah anak menjadi pendiam, kurang pencaya diri, minta pindah kelas

karena merasa tidak nyaman berada di lingkungan kelasnya, merasa tidak mempunyai teman di kelasnya.

4. Peran Guru Kelas dalam Meminimalisasi Tindakan Bullying pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden. a) Kedua siswa yang

bersangkutan dipanggil dan ditanya bagaimana kejadiannya,

b) Guru kelas melakukan kerjasama dengan semua pihak,

c) Guru kelas merangkap menjadi guru BK,

d) Guru membiasakan semua anak untuk terbuka kepada wali kelas,

e) Guru menanamkan pendidikan karakter sejak dini di sekolah,

f) Guru membiasakan anak didiknya untuk selalu menghargai temannya, g) Guru menyuburkan peer

support,

h) Ketika ada anak yang melakukan bullying guru tidak mengucilkan tetapi memberikan motivasi kepada anak yang melakukan bullying maupun anak yang menjadi sasaran bullying dan perlu pendampingan khusus dari guru.

B. Analisis Data dan Temuan Penelitian

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya akan melakukan analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian tersebut.

1. Bentuk tindakan bullying pada siswa

kelas IV meliputi bullying fisik berupa dorongan dan perkelahian, bullying mental/psikologis berupa ancaman (sehingga anak merasa tidak nyaman), dan bullying verbal berupa olok-olok dan kata-kata kasar.

Bentuk tindakan bullyingtersebut disajikan dalam diagram sebagai berikut.

(6)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

2. Terbentuknya tindakan bullying pada siswa

kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden adalah latar belakang keluarga yang tidak rukun (keluarga broken home ) dan karetistik individual itu sendiri.

Terbentuknya tindakan bullying tersebut disajikan dalam diagram sebagai berikut.

3. Dampak tindakan bullying pada siswa kelas

IV SD Muhammadiyah Banyuraden bagi anak yang melakukan tindakan bullying adalah berbohong, kurang sopan santun, nakal. Sedangkan dampak tindakan bullying bagi anak yang menjadi sasaran bullying adalah pendiam, kurang percaya diri, minta pindah kelas.

Dampak tindakan bullying tersebut disajikan dalam diagram sebagai berikut:

4. Peran guru kelas dalam meminimalisasi

tindakan bullying pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden adalah sebagai berikut:

a) Kedua siswa yang bersangkutan dipanggil dan ditanya bagaimana kejadiannya,

b) Guru kelas melakukan kerjasama dengan semua pihak,

c) Guru kelas merangkap menjadi guru BK,

d) Guru membiasakan semua anak untuk terbuka kepada wali kelas,

e) Guru menanamkan pendidikan karakter sejak dini di sekolah,

f) Guru membiasakan anak didiknya untuk selalu menghargai temannya,

g) Guru menyuburkan peer support, h) Guru memberikan motivasi kepada

anak yang melakukan bullying serta anak yang menjadi sasaran bullying dan memberikan pendampingan khusus dari guru.

Peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying tersebut disajikan dalam diagram sebgai berikut

IV. KESIMPULAN

1. Bentuk tindakan bullying yang terjadi diantaranya:

a. bullying fisik yaitu dorongan dan berkelahi,

b. bullying mental/psikologis ancaman sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman,

c. bullying verbal yaitu olok-olok dan kata-kata kasar.

2. Terbentuknya tindakan bullying yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

a. latar belakang keluarga yang tidak rukun,

b. karakteristik individu itu sendiri. 3. Dampak tindakan bullying yang terjadi

diantaranya:

a. Dampak bagi anak yang melakukan bullying diantaranya:

(7)

Vol 3 No 2 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN 2443-1656|E-ISSN 977-2549477

berbohong, kurang sopan santun, nakal dan susah diatur.

b. Dampak bagi siswa yang menjadi sasaran bullying diantaranya: pendiam, kurang percaya diri, pindah kelas karena merasa tidak nyaman berada di lingkungan kelasnya.

4. Peran guru kelas dalam meminimalisasi tindakan bullying siswa kelas IV yaitu: a. Siswa yang bersangkutan

dipanggil kemudian guru meminta siswa yang bersangkutan untuk menceritakan kronologi kejadiannya.

b. Guru kelas melakukan kerjasama dengan kepala sekolah, guru kelas lain, orangtua wali, pembantu sekolah dan siswa, karena di SD Muhammadiyah Banyuraden tidak ada guru BK maka guru kelas merangkap menjadi guru Bimbingan dan Konseling. c. Guru kelas membiasakan anak

lebih terbuka kepada guru kelas. d. Guru kelas menanamkan

pendidikan karakter sejak dini kepada siswa.

e. Guru kelas membiasakan anak untuk menghargai temannya. f. Guru kelas menyuburkan praktik

peer support dengan cara menjuk beberapa siswa untuk dijadikan sahabat bagi siswa yang memungkinkan menjadi sasaran bullying sehingga siswa yang berpotensi menjadi sasaran bullying tidak merasa sendiri di kelasnya.

g. Pemberian motivasi kepada anak yang melakukan bullying dan anak yang menjadi sasaran bullying kedalam hal-hal yang positif seperti

diikutsertakan dalam ekstrakulikuler sepak bola, pencak silat dan sebagainya.

h. Guru menasehati anak yang melakukan bullying dan memberi pengertian bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang salah, guru mendamaikan siswa yang melakukan bullying dan meminta siswa yang melakukan bullying untuk meminta maaf kepada siswa yang dibully

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariefa, Efianingrum.. mengantisipasi bullying di sekolah. Harian Kedaulatan rakyat Jhoni, Dimyati. 2014. Metodologi Penelitian

Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud). Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Ponny Retno Astuti. 2008. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada Anak. Jakarta: Pt Grasindo, Anggota Ikapi.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodihh. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Yayasan Semai Sejiwa Amini (Sejiwa). 2008. Bullying (Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak). Jakarta: PT Grasindo, Anggota Ikapi

Referensi

Dokumen terkait

Ketua Panitia UMM, Ir Lukito Prasetyo, MT, menerangkan kegiatan Olycon sebenarnya sudah dimulai Jumat (13/05) dengan agenda kompetisi futsal dan silat Tapak Suci.. Namun

Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh selama 8 minggu pengamatan, tanaman yang tumbuh pada media arang sekam memiliki nilai rataan jumlah daun yang paling

Kemudian nilai signifikansi hitung tersebut dibandingkan dengan nilai tabel pada taraf signifikansi = 0,05, diperoleh hasil signifikansi uji Fisher ’s Exact

[r]

[r]

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti. Hasil penelitian pada studi pendahuluan digunakan untuk menyusun rencana

Jika pemahaman mereka kurang tentang gaya hidup sehat maka tidak menutup kemungkinan pula bagi mereka untuk melakukan perilaku yang tidak sehat, sesuai dengan

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer.. Data primer merupakan sumber data yang langsung diberikan