• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MEDIA BAHAN BEKAS PADA SISWA RA KELOMPOK B DI RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MEDIA BAHAN BEKAS PADA SISWA RA KELOMPOK B DI RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI

MEDIA BAHAN BEKAS PADA SISWA RA

KELOMPOK B DI RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANISTYA RACHMANDANI

NIM 11613022

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI

MEDIA BAHAN BEKAS PADA SISWA RA

KELOMPOK B DI RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANISTYA RACHMANDANI

NIM 11613022

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impian saya , dan yang selalu ada bersama saya :

1. Untuk Bapak (Sutarman) Ibu (Wachidah) dan kakak-kakak saya serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Untuk Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan.

3. Untuk sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan dukungan dan doa pada penulis, terimakasih sudah menjadi yang terbaik.

4. Untuk teman-teman satu akatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kehadiratnya yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kreativitas Anak

Melalui Media Bahan Bekas Pada Siwa Kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga skripsi ini jauh dari sempurna, juga masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati memohon kritik dan saran dari segala pihak yang bertujuan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

6. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 7. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

8. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

(10)

10.Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

11.Ibu Rohwayati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah RA Miftahul Huda I Lopait, beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RA Miftahul Huda I Lopait.

12.Siswa-siswi Kelompok B RA Miftahul Huda yang telah mendukung dan membantu penulis melakukan penelitian.

13.Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

14.Sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan dukungan dan doa pada penulis, terimakasih sudah menjadi yang terbaik.

15.Teman PIAUD 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka.

16.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar kepada mereka yang telah berjasa kepada penulis diberikan balasan yang berlipat ganda dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Salatiga, 18 September 2017

(11)

ABSTRAK

Rachmandani, Anistya. 2017. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Bahan Bekas Pada Siwa RA Kelompok B Di RA Miftahul Huda I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata Kunci: Kreativitas anak, Media Bahan Bekas

Dalam mengurangi produksi sampah di bumi, pemanfaatan bahan bekas adalah solusi yang tepat serta dapat meningkatkan kreativitas anak. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kreativitas anak melalui media bahan bekas pada siswa RA kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kreativitas anak melalui media bahan bekas pada siswa RA kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I pada 9 Mei 2017 dan Siklus II pada 12 Mei 2017. Subjek penelitian adalaha kelompok B sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, dilaksanakan di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data antar lain dengan observasi dan tes kreativitas selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran selama dilakukan di kelas.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAAN TULISAN ... vi

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 8

(13)

H.Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan ... 18

B. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas ... 18

2. Ciri-ciri Anak Kreatif ... 20

3. Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas ... 22

4. Strategi dalam Pengembangan Kreativitas ... 23

5. Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Mengembangkan Kreativitas ... 26

6. Kendala dalam Mengembangkan Kreativitas ... 30

C. Media 1. Pengertian Media ... 31

2. Fungsi Media dalam Pembelajaran ... 32

3. Ciri-ciri Media dalam Pembelajaran ... 34

4. Peran Media dalam Pembelajaran ... 36

D. Bahan Bekas 1. Devinisi Bahan Bekas ... 36

2. Prinsip-prinsip dalam Menanggulangi Sampah ... 37

3. Jenis Bahan Bekas yang Dapat Dimanfaatkan ... 38

E. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 39

(14)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Profil Sekolah ... 43

2. Letak Geografis RA Miftahul Huda 1 Lopait ... 44

3. Visi, Misi dan Tujuan RA Miftahul Huda 1 Lopait ... 44

4. Data Siswa dan Guru RA Miftahul Huda 1 Lopait ... 45

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 48

C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 49

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 50

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 53

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Per Siklus 1. Ketentuan Penilaian ... 56

2. Analisis Data Pra Siklus ... 58

3. Analisis Data Siklus I ... 60

4. Analisis Data Siklus II ... 66

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Ketentuan Hasil Akhir... 72

2. Peningkatan Hasil Jumlah Siswa ... 72

3. Peningkatan Hasil Pengamatan Guru dan Siswa ... 73

(15)

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak ... 16

Tabel 3.1 Data Guru RA Miftahul Huda 1 Lopait ... 46

Tabel 3.2 Data Siswa Kelompok B RA Miftahul Huda 1 Lopait ... 47

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Kreativitas yang Diamati ... 56

Tabel 4.2 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak ... 57

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus ... 58

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ... 61

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ... 63

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 64

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ... 67

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ... 69

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 70

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus II

Lampiran 3 Foto pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 4 Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7 Lembar Wawancara

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 13 Daftar SKK

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang yang melibatkan semua indera anak. Bermain identik dengan kegiatan yang menyenangkan, menggembirakan, serta dipenuhi suasana suka dan ceria. Dalam bermain, permainan yang dipilih biasanya yang sesuai dengan kehendak hati, sesuai harapan, serta mendatangkan keceriaan. Menurut Singer (dalam Kusantanti,2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi duianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak (Haryati, 2012 : 12).

Ketakutan terbesar orang tua, umumnya apabila anak kurang menikmati kehidupan di sekolahnya. Keadaan ini dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik di sekolah. Sebaliknya jika anak menikmati keberadaannya di sekolah, belajar akan menjadi saat yang menyenangkan bagi anak.

(20)

dengan karakteristiknya. Seperti yang sudah diterangkan Allah SWT dan dituangkan dalam QS An-Nahl ayat 78 sebagai berikut.

Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani,

agar kamu bersyukur.”

Kreativitas merupakan tindakan seorang yang sadar mendapatkan sesuatu perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. John Naisbitt dan Aburdene dalam buku Re-inventing the Corporation menyatakan begitu pentingnya suatu basis pendidikana dan latihan yang dapat menciptakan kreativitas. Mereka menyebutkan dengan proses pembelajaran bagaimana berpikir (learn how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learn how to learn), dan pembelajaran menciptakan sesuatu (learn how to create) (Basrowi, 2008 : 11)

(21)

dapat melemahkan kreativitas dan inovasi guru dalam menyelenggarakan proses belajar yang berkualitas bagi anak didiknya.

Saat ini dapat kita jumpai setiap hari manusia pasti memproduksi sampah yang beraneka ragam jenis dan bentuknya, baik sampah dari plastik, botol, kaleng bekas, daun dan lain sebagainya. Sampah dan bahan bekas yang tidak digunakkan tersebut mencemari lingkungan sekitar kita, merusak ekosistem tanah karena sampah tidak dapat diuraikan tanah. Sampah tersebut dapat terurai didalam tanah setelah bertahun-tahun lamanya. Sampah atau bahan bekas tersebut sering kita abaikan kegunaanya. Dengan kreativitas dan inovasi, semua orang dapat mengubah sampah dan bahan bekas tersebut menjadi barang yang berguna.

Banyak kita jumpai sekarang ini pemanfaatan sampah dan bahan bekas menjadi barang baru yang memiliki nilai jual. Selain itu pemanfaatan sampah dan bahan bekas dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran di sekolah. Dengan memanfaatkan bahan tersebut proses pembelajaran akan berlangsung efektif tanpa memberatkan beberapa pihak baik guru maupun orang tua karena bahan tersebut mudah didapat tanpa harus mengeluarkan biaya.

(22)

mengasah imajinasi serta kreativitas anak,mengembangkan daya pikir anak, dan melatih konsentrasi pada anak.

Namun dalam praktiknya pada lembaga pendidikan anak usia dini, khususnya RA Miftahul Huda 1 Lopait belum begitu memanfaatkan sampah dan bahan bekas untuk digunakan sebagai media bahan pembelajaran. Padahal sekolah tersebut setiap harinya menghasilkan beragam jenis sampah dan bahan bekas dari berbagai bungkus bekal yang dibawa oleh anak-anak. Sekolah tersebut masih menggunakan media yang diperoleh dengan cara membeli, anak hanya melihat dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga anak didik tidak dilibatkan langsung dalam pembuatan media dalam pembelajaran.

(23)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Bahan Bekas Pada Siwa RA Kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan ini, yaitu apakah dengan pemanfaatan media bahan bekas dapat meningkatkan kreativitas anak pada siswa RA kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak melalui media bahan bekas pada siswa RA kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

(24)

kesempatan anak untuk mencoba dan mengembangkan kemampuan, daya pikir, dan daya cipta serta memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi lingkungan.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan kreativitas anak melalui media bahan bekas dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang diterapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.

b. Siswa Kelompok B memenuhi kriteria keberhasilan, serta dapat memahami pemanfaatan dan memanfatkan bahan bekas menjadi media pempelajaran. Apabila nilai rata-rata siswa 70 dan indikator standar keberhasilan kelas 85% yang telah ditentukan bersama-sama antara peneliti dengan Kepala Sekolah dan Guru Kelas Kelompok B.

c. Siswa sangat senang dan antusias dalam membuat media pembelajaran yang kreatif melalui penggunaan bahan bekas. E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

(25)

pembelajaran yang menyenangakan dalam pembelajaran dan hasil kegiatan yang lebih baik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi orang tua

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan orang tua dapat mendorong anak menggunakan bahan bekas dalam meningkatkan kreativitasnya serta menghargai hasil dan pendapat anak.

b. Bagi siswa

Diharapkan siswa dapat ikut dilibatkan langsung dalam pembuatan media dari bahan bekas yang digunakan untuk pembelajaran, sehingga kreativitas dan imajinasi anak didik dapat terasah.

c. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah kreativitas dan inovasi guru dalam menyelenggarakan proses belajar yang berkualitas bagi anak didiknya.

d. Bagi sekolah

(26)

F. Definisi Operasional

1. Pengertian kreativitas

Drevdal (dalam Hurlock, 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya (Haryanti, 2012 : 16). Pada tingkat masyarakat, kraetivitas antara lain menghasilkan ilmu baru, gerakan baru dalam bidang seni, perubahan budaya dan program sosial baru dalam bidang ekonomi. Kreativitas menghasilkan produk baru dan mungkin juga lowongan kerja baru (Semiawan, 2009 :32)

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan gagasan, komposisi, proses, produk yang berbeda dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.

2. Pengertian Media

Dalam proses pembelajaran media sangatlah penting perannya, dengan media proses pembelajaran di dalam kelas akan terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Secara etimologi (bahasa atau lughowi), kata media berasal dari bahasa latin medius

(27)

Robert Heinich dkk (1982 : 6) mengemukakan definisi media sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi (Rasimin dkk, 2012 : 65)

Secara garis besar media adalah manusia adalah materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan bagian dari media.

3. Pengertian bahan bekas

Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia bahan/barang diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata bekas adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai, dan kegunaannya tidak sama seperti benda yang baru. Bahan/barang bekas merupakan benda sisa habis pakai yang kegunaannya tidak seperti barang baru namun dapat menjadi barang yang berguna setelah melalui proses.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara harafiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti

(28)

Arikunto (2006 : 3) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakuakan.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi siswa dijadikan obyek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.

(29)

Gambar 1.1. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas

(Suyadi, 2010:50)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 anak, terdiri dari 9 anak laki-laki dan 14 anak perempuan.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2006 : 16) secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut adalah penjelasan dari empat langkah dalam PTK :

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

(30)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan antara lain sebagai berikut :

1) Membuat konsep atau sekenario pembelajaran dengan pemanfaatan media bahan bekas, yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

2) Membuat dan menyiapkan media bahan bekas yang akan digunakan dalam penelitian dan diajarkan kepada anak didik.

3) Menyiapkan penugasan kepada anak didik, yang mana dari hasil penugasan anak didik tersebut akan diberi nilai dan akan dianalisis peneliti lebih lanjut.

4) Membuat sismulasi perbaikan (Arikunto, 2006 :17) b. Tahap Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan yang telah dibuat beruapa penerapan pembelajaran sesuai konsep dan sekenario yang telah tertulis pada RKH dan pelaksanaan tahap perencanaan.

c. Tahap Pengamatan

(31)

anak didik sehingga dapat menjadi masukkan untuk peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d. Tahap Refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, maka pada tahap refleksi ini peneliti melakukan : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil observasi, apabila pada siklus 1 belum tercapai indikatornya, maka peneliti akan melakukan perbaikan pada siklus 2.

4. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian yaitu :

a. Lembar observasi,yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses kegiatan belajar mengajar secara bersamaan, dimana anak didik diminta secara bersama-sama mengikuti perintah dan menyelesaikan tugas dari peneliti.

(32)

c. Tes kreativitas, yaitu serangkaian tugas yang diberikan kepada siswa dalam memanfaatkan bahan bekas dengan maksud untuk penetapan skor angka yang nantinya akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

d. Assessment pekerjaan siswa, yaitu evaluasi dan penilaian terhadap prestasi belajar siswa dan pekerjaan siswa dalam memanfaatkan bahan bekas menjadi media pembelajaran yang kreatif.

e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi: 1) Foto kegiatan pembelajaran.

2) RKH.

3) Data siswa, guru dan profil sekolah. 5. Pengumpulan Data

Data digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Peneliti mengumpulkan data dengan cara :

1) Observasi

(33)

2) Catatan lapangan

Catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat dan dialami oleh peneliti.

6. Analisis Data

Pada penelitian ini data yang dianalisis yaitu hasil yang diperoleh siswa pada pembelajaran pemanfaatan media bahan bekas secara kreatif di tiap siklus. Dalam penelitian ini dikatakan tercapai keberhasilannya apabila nilai rata-rata siswa 70 dan indikator standar ketentuan keberhasilan kelas yang telah ditetapkan dalam pembelajaran 85%.

(34)

𝑃 =𝐹𝑛 𝑋 100%

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi jumlah anak yang nilai keberhasilan 70 n : Jumlah anak

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak

Simbol

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :

(35)

Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penelitian.

BAB II Membahas kajian pustaka tentang peningkatan kreativitas anak melalui pemanfaatan media bahan bekas.

BAB III Berisi penjabaran secara rinci mengenai pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum RA Miftahul Huda 1 Lopait, subyek penelitian, deskripsi pra siklus, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Membahas hasil penelitian, antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

BAB V Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan

Pengertian peningkatan secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer adalah menaikkan derajat taraf.

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang menurut Puthot Tunggal Handayani (460) dalam kamusnya yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun atau berlenggek-lenggek seperti lantai yang berketinggian, lenggek rumah, tutupan pada tangga, jenjang.

B. Kreativitas

1. Pengertian kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang ada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Dapat mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan. Dapat berupa produk seni, produk ilmiah, maupun produk-produk yang lain (Familia, 2010 : 252).

Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:

(37)

b. Berguna (useful) : lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/banyak.

c. Dapat dimengerti (understandable) : hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan, tak dapat diulangi, mungkin saja baru dan berguna, tetapi lebih merupakan hasil keberuntungan (luck), bukan kreativitas (Campbell, 2008 : 11).

Menurut Feldman (dalam Haryati, 2012 : 18) sifat baru yang dimiliki oleh kreativitas memiliki cirri sebagai berikut

a. Produk yang memiliki sifat baru sama sekali, dan belum pernah ada sebelumnya.

b. Produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil kombinasi beberapa produk yang sudah ada sebelumnya.

c. Produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil pembaharuan (inovasi) dan pengembangan (evolusi) dari hal yang sudah ada. d. Produk yang berguna atau bernilai, suatu karya yang dihasilkan

(38)

Menurut Clark Moustakis (dalam Munandar, 2012 : 18) psikolog humanistik yang terkemuka, menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Menurut Munandar (dalam Haryati, 2012 :16) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat.

Berdasarkan pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa kretivitas tidak dapat hanya dinilai berdasarkan hasil fisiknya saja namun dari proses kreatifnya perlu mendapatkan perhatian. Hasil karya yang baru bisa saja tidak disebut karya kreatif apabila hasil karya tersebut tidak berguna dan dibuat tanpa adanya tujuan terlebih dahulu. 2. Ciri-ciri Anak Kreatif

Ciri-ciri anak yang memiliki bakat kreatif yaitu : a. Kelincahan mental – berpikir dari segala arah

(39)

b. Kelincahan mental – berpikir ke segala arah

Berpikir ke segala arah (divergent thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah, segi.

c. Fleksibilitas Konseptual

Fleksibilitas konseptual (conceptual flexibility) adalah kemampuan untuk secara sepontan menganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.

d. Orisinalitas

Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim, (meski tak selalu baik), yang jarang bahkan “mengejutkan”.

e. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas

Dari penyelidikan ditemukan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang banyak tali-temaliya (complexity) dari yang sederhana (simplicity).

f. Latar belakang yang merangsang

(40)

g. Kecakapan dalam banyak hal

Para manusia kreatif pada umumnya mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagi bidang (multiple skills) (Campbell, 2008 : 27-33).

3. Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas

Menurut Munandar (2012 : 39-40) teori Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992) yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminasi; (4) verifikasi.

Tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya.

Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar.

Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insight” atau “

Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta

proses-proses psikologi yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru.

(41)

pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).

4. Strategi dalam Pengembangan Kreativitas

Setiap anak pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Yang terutama penting bagi dunia pendidikan adalah bahwa bakat anak dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan.

Terdapat empat aspek kreativitas yang merupakan strategi pengembangan kreativitas yaitu : pribadi, pendorong (press), proses dan produk.

a. Pribadi

(42)

b. Pendorong (press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam keluarga, skolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif indifidu atau kelompok individu.

c. Proses

Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak unuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan.

(43)

produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima, dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.

d. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif (Munandar, 2012 : 45-46).

(44)

5. Peran Kelurga, Sekolah dan Masyarakat dalam Mengembangkan

Kreativitas Anak

Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan faktor yang berperan penting dalam mengembangkan kreativitas anak.

a. Peran keluarga dalam mengembangkan kreativitas

Sikap orang tua yang memupuk dan menunjang peningkatan kreativitas anak, ialah :

1) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya;

2) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal;

3) Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri;

4) Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal;

5) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan;

6) Menunjang dan mendorong kegiatan anak; 7) Menikmati keberadaanya bersama anak;

8) Memberi pujian yang sunguh-sunguh kepada anak; 9) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja; dan

(45)

b. Peran sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak

Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Dalam kenyataanya guru tidak dapat mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kreativitas muncul, memupuknya dan merangsang pertumbuhannya.

Dalam mengembangkan kreativitas siswa di sekolah terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu sikap guru dan falsafah mengajar.

1) Sikap Guru

(46)

2) Falsafah Mengajar

Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, adalah sebagai berikut :

a) Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan. b) Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang

unik.

c) Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu didorong untuk membawa pengalaman, gagasan, minat, dan bahan mereka di kelas. Mereka dimungkinkan untuk membicarakan bersama dengan guru mengenai tujuan bekerja/belajar setiap hari, dan perlu diberi otonomi dalam menentukan bagaimana mencapainya.

d) Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang di dalam kelas, hendaknya tidak ada tekanan dan ketegangan.

e) Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan di dalam kelas. Mereka perlu dilibatkan dalam merancang kegiatan belajar dan boleh membawa bahan-bahan dari rumah.

f) Guru merupakan narasumber, bukan polisi atau dewa. Anak harus menghormati guru, tetapi merasa aman dan nyaman dengan guru.

(47)

h) Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik dengan guru maupun dengan teman sebaya. Ruang kelas adalah milik mereka dan mereka berbai tanggung jawab dalam mengaturnya.

i) Kerja sama selalu lebih daripada kmpetisi.

j) Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dari dunia nyata (Munandar, 2012 : 111-112).

c. Peran masyarakat dalam mengembangkan kreativitas anak

Akhir-akhir ini tampak makin banyak wadah-wadah didirikan di berbagai daerah dengan tujuan mengembangkan bakat dan talenta anak, meskipun belum merata di seluruh Indonesia. Yang masih perlu digalakkan di Indonesia ialah peran serta masyarakat dalam pengadaan program pendidikan anak berbakat yang merupakan kerja sama antar sekolah dan keluarga, sebagai tiga lingkungan di Indonesia.

(48)

6. Kendala dalam Pengembangan Kreativitas

Dalam mengembangkan kreatifitas anak sering kali ada penghambat dan kendala yang menghalangi kreativitas anak. Kendala dan penghambat tersebut yaitu

Pertama, tidak ada dorongan bereksplorasi. Tidak pernah merangsang anak dengan pertanyaan dan kurang membangkitkan rasa ingin tahu anak ternyata menghambat kreativitas. Termasuk bila sering menjawab pertanyaan anak dengan jawaban-jawaban yang irasional.

Kedua, jadwal yang terlalu ketat. Bila penjadwalan kegiatan ank terlalu padat, anak akn kehilangan salah satu unsurdalam pengembangan kreativitasnya.

Ketiga, terlalu menekankan kebersamaan keluarga. Anak butuh waktu sendiri unuk mengembangkan kreativitasnya. Karenanya, biarkan ia sendiri pada waktu-waktu tertentu.

Keempat, tidak boleh berkhayal. Berkhayal bagi anak bukan kegiatan percuma. Anak justru dapat mengembangkan kreativitasnya dengan melakukan imajinasi. Orang tua hanya perlu mengarahkannya saja.

(49)

Keenam, overprotectif. Perlindungan yang berlebih bagi anak akan menghilangkan kesempatan mereka dalam cara baru atau cara berbeda. Ketujuh, disiplin otoriter. Disiplin otoriter mengarah pada tidak bolehnya anak menyimpang dari perilaku yang disetujui orang tua. Akibatnay, anak tidak kreatif.

Kedelapan, penyediaan alat bermain yang terlalu terstruktur. Alat permainan yang sangat terstruktur menghilangkan kesempaan anak melakukan bermain secara kreatif (Marzuki, 2006 : 26 ).

C. Media

1. Pengertian Media

Media ditafsirkan seperti papan tulis, kapur, meja, kursi, atau alat peraga sehingga mengalami penyempitan makna yang menyebabkan keenganan guru untuk lebih mengembangkannya sesuai dengan perkembangan zaman atau tuntutan profesi. Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi, yaitu media. Dengan media proses pembelajaran di dalam kelas akan terasa menyenangkan dan tidak membosankan.

(50)

pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakn bagian dari media.

Secara lebih khusus Arsyad (dalam Rasimin dkk, 2012 : 64), media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Dalam hal ini media harus mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata yang terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat. Selain itu peristiwa yang digambarkan juga harus mampu mentrasfer keadaan sebenarnya sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa media dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga mampu mendorong atau merangsang perhatian, minat, pikiran, perasaan dan kemauan pada diri anak dalam proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2. Fungsi Media dalam Pembelajaran

Awalnya media difungsikan sebagai alat bantu sederhana dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kehadiran media yang disertai ketepatan penggunaannya, media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan kegiatan pembelajaran dan penyampaian informasi.

(51)

a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung pada factor-faktor yang menentukan banyaknya pengalaman mereka, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek yang dimaksud dapat berupa nyata, miniature, model, maupun berupa gambar-gambar yang disajikan secara audio visual dan audial.

b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para pesrta didik tentang suatu objek, yang disebabkan oleh : 1) objek terlalu besar; 2) objek terlalu kecil; 3) objek yang bergerak terlalu lambat; 4) objek yang bergerak terlalu cepat; 5) objek yang terlalu kompleks; 6) objek yang bunyinya terlalu halus; 7) objek yang bahaya yang mengandung resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, semua objek itu dapat disajikan secara efektif kepada peserta didik.

c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peaserta didik dengan lingkungannya.

(52)

e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkert, dan realistis.

f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

h. Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkert sampai yang abstrak.

Sedangkan menurut Rohani (dalam Rasimin dkk, 2012 : 75) fungsi media pembelajaran sebagai berikut :

a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.

b. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Mendorong motivasi belajar.

d. Menambah variasi dalam penyajian materi.

e. Menambah pengertian nyata tentang suatu engetahuan.

f. Memungkinkan peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

g. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan. 3. Ciri-ciri Media dalam Pembelajaran

(53)

guru tidak mampu atau kurang efisien dalam melakukannya. Ciri-ciri yang dimaksud adalah ciri fiksatif, manipulatif, dan distributrif.

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Media pembelajaran yang mengandung ciri ini akan member gambaran tentang kemampuannya dalam merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Melalui pemahaman ciri fiksatif ini para guru akan berpikir bahwa ternyata media pembelajaran mempunyai kemampuan yang strategis dalam mensiasati situasi dan kondisi kebutuhan informasi isi materi pembelajaran, karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

(54)

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Media pembelajaran yang memiliki ciri distributif memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersama kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

4. Peran Media dalam Pembelajaran

Pada dasarnya media pembelajaran mempunyai peran strategis dalam mensikapi proses belajar mengajar. Beberapa peran strategis tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Media yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pesrta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.

b. Media sebagai alat bantu visual yang berperan untuk : 1) Mendorong motivasi belajar

2) Memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak.

3) Mempertinggi daya serap atau retensi belajar (Rasimin dkk, 2012 : 85).

D. Bahan Bekas

1. Definisi Bahan Bekas

(55)

sampah hasil sisa. Pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia yang menimbulkan sampah atau limbah yang dapat mencemari lingkungan. Sampah adalah konsekuensi dari adanya aktivitas manusia, maka dari itu pengelolaan sampah tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup masyarakat.

Sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik biasa disebut juga sebagai sampah basah, merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti daun-daunan dan sampah dapur. Sampah organic dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos, vermin-kompos atau kascing (pengomposan dengan cacing), biogas, atau dijadikan makanan ternak sehingga dapat mengembalikan mengembalikan nutrisi-nutrisi ke dalam tanah. Sampak anorganik merupakan sampah kering seperti plastic, logam dan kaca yang tidak dapat diuraikan secara alami (Furqonita, 2006 : 157).

2. Prinsip-prinsip dalam Menanggulangi Sampah

Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam keseharian untuk menanggulangi masalah sampah adalah sebagai berikut :

a. Mengurangi (reduce)

(56)

b. Memakai kembali (reuse)

Memilih barang-barang yang dapat dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang tersebut akhirnya menjadi sampah.

c. Mendaur ulang (recycle)

Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak digunakan, tidak semua barang dapat didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industry nonformal atau industry rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali.

d. Mengganti (replace)

Mengganti barang-barang yang hanya dapat dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Misalnya, mengganti kantung plastik dengan keranjang bila berbelanja atau mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan (Furqonita, 2006 : 158).

3. Jenis Bahan Bekas yang dapat Dimanfaatkan

(57)

sampah anorganik, menghidari kerusakan lingkungan, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Beberapa jenis bahan bekas dan limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ualang antara lain sebagai berikut :

a. Kertas dan kardus dapat didaur ulang dengan cara dibuat menjadi bubur kertas terlebih dahulu. Kertas hasil daur ulang memiliki kualitas yang cukup baik dan dapat dimanfaatkan kembali.

b. Pecahan kaca dapat digunakan terus-menerus dengan cara mencampurnya dengan pasir, batu kapur, dan soda sehingga dapat digunakan utuk membuat produksi kaca yang baru.

c. Plastik dapat diolah menjadi alat-alat mainan dan alat-alat rumah tangga seperti ember, tempat sampah, dan lain sebagainya.

d. Besi dapat didaur ulang dengan cara meleburnya dan membentuknya kembali menjadi alat-alat yang baru (Furqonita, 2006 : 158).

E. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(58)

kompetensi peserta didik sesuai KD atau Kompetensi Dasar mata pelajaran yang diampunya.

2. Funsi dan Langkah-langkah menentukan KKM

a. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1) Bagi peserta didik, KKM berfunsi sebagai acuan dalam mengikuti penilaian mata pelajaran yang diikutinya.

2) Bagi guru tentunya dengan adanya KKM maka yang bersangkutan dapat mengukur sudah sejauh manakah para peserta didiknya kompeten di masing-masing indikator, KD, SK, dan mata pelajaran tertentu.

b. Langakh-langkah menentkan nilai KKM

Menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

3. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(59)

peserta didik brbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda.

a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siswa

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan mengunakan persamaan sebagai berikut :

1) Ketuntasan Belajar,

2) Jumlah skor yang diperoleh,

3) Jumlah skor total (Trianto, 2010 : 241). b. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya di kelas, jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Dekdikbud dalam Trianto, 2010 : 241). Dalam menentukan ketuntasan belajar kelas dihitung dengan dengan menggunakan persamaan :

1) Ketuntasan kelas 2) Total anak yang tuntas

3) Total keseluruhan anak di kelas 4) Persentase ketuntasan di kelas (100%) c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nasional

(60)
(61)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Profil Sekolah

Profil atau identitas sekolah yang didapat peneliti dari wawancara kepada Kepala Sekolah RA Miftahul Huda 1 Lopait adalah sebagai berikut:

a. Nama Sekolah : RA Miftahul Huda I b. Nomor Statistik : 1012233220079

c. NPSN : 69742509

d. Alamat : Lopait 02/01

e. Desa : Lopait

f. Kecamatan : Tuntang

g. Kabupaten : Semarang

h. Kode Pos : 50773

i. Provinsi : Jawa Tengah

j. Telepone : -

k. Fax/Email : -

l. Status Sekolah : Swasta

m. Akreditasi : B

(62)

2. Letak Geografis RA Miftahul Huda I Lopait

Lembaga pendidikan RA Miftahul Huda I Lopait tepatnya berada di Jl. Lopait 02/01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan kode pos 50773.

3. Visi, Misi dan Tujuan RA Miftahul Huda I Lopait a. Visi

Terwujudnya generasi Muslim yang Sehat, Ceria, Kreatif, dan Mandiri dengan dilandasi keimanan, ke-Islaman, dan berakhlak mulia.

b. Misi

1) Menyiapkan sistem pendidikan yang murah dan berkualitas. 2) Menyiapkan peserta didik yang berpotensi untuk melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3) Mengembangkan potensi, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki anak sesuai tahap perkembangan sebagai pribadi muslim.

4) Menerapkan pembelajaran yang “PAKEM” (pembelajaran

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).

5) Memperdalam keimanan dan ke-Islaman dengan praktek ibadah dan lancar membaca Iqro’

(63)

c. Tujuan

1) Terwujudnya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

2) Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar peserta didik memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3) Terwujudnya peserta didik yang mempunyai karakter Islami. 4) Terciptanya kegiatan pembelajaran yang tertib, disiplin,

sehat, dan nyaman.

5) Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

6) Terwujudnya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran yang terintegritas antara teori dan praktik. 4. Data Guru dan Siswa RA Miftahul Huda 1 Lopait

a. Data Guru RA Miftahul Huda 1 Lopait

(64)

Tabel 3.1 Data Guru RA Miftahul Huda I Lopait

No Nama Tanggal Lahir Jabatan

1 Rohwayati, S.Pd 25 Maret 1968 Kepala Sekolah

2 Mely Rosa Nila, S.Pd.I 25 Juni 1989 Guru Kelas Kelompok A1 3 Dina Nur Apriani 19 April 1992 Guru Kelas Kelompok B1 4 Tri Utami, S.Pd.I 12 Februari 1993 Guru Kelas Kelompok B2 5 Anistya Rahmadani 10 Februari 1995 Guru Kelas KB

(Buku Daftar Guru RA Miftahul Huda 1 Lopait)

b. Data Siswa RA Miftahul Huda 1 Lopait

(65)

Tabel 3.2 Data Siswa Kelompok B RA Miftahul Huda 1 Lopait

NO NAMA Tempat Tanggal Lahir

1 Abu Bakar Ahmad Kab. Semarang, 01 Oktober 2011

2 Adinda Qiara Putri Kab. Semarang, 19 September 2011

3 Aghni Naysita Putri Kab. Semarang, 24 Januari 2011

4 Alvaro Dika Pratama Kab. Semarang, 27 April 2011

5 Febrian Harya Rahmadhani Kab.Semarang, 20 Februari 2011

6 Gizcha Verlita Aryani Kab. Semarang 12 Februari 2011

7 Kay Taqorro Ainaeyya Kab.Semarang, 07 Oktober 2011

8 Latifa Safitri Kab. Semarang, 08 September 2011

9 Milla Dianur Ismatul Hawa Kab. Semarang, 27 Desember 2011

10 Muchammad Afrizal Saud Kab. Semarang, 19 juli 2011

11 Muhammad Zildan Saputra Salatiga, 19 Desember 2010

12 Oriana Hedva Qurratul`ain Kab. Semarang, 07 November 2011

13 Rezky Aqsa Raditian Kab. Semarang, 12 Juli 2011

14 Rosalie Aisha Kirana Kab. Semarang, 20 juni 2011

15 Salsabila Yudi Saputri Salatiga, 22 November 2010

16 Sisilia Cahya Putri Kab. Semarang, 04 Januari 2011

17 Syafrizal Efendi Kab. Semarang, 27 Desember 2010

18 Syifa Ramadhani Kab Semarang, 14 Agustus 2011

19 Tara Arnesta Budyaning

Putri Kab. Semarang, 02 Februari 2011

20 Valisa Nabilatus Sholiha Kab. Semarang, 03 Januari 2011

21 Zidan Zalhida Fauzi Kab. Semarang, 12 Agustus 2011

22 Fitri Rahmawati Kab. Semarang, 13 Agustus 2011

23 Michael Aldiyanno

Hammandar Kab. Semarang, 05 Juni 2011

(66)

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tema rekreasi, semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Waktu dan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Observasi, dilaksanakn pada hari Sabtu, 6 Mei 2017 b. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada Selasa, 9 Mei 2017 c. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada Jumat, 12 Mei 2017 B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini observer akan memparkan mengenai kondisi Kelompok B, tempat observasi dilaksanakan serta penjelasan adanya perbedaan antara media ataupun media pembelajaran yang biasa dilakukan dengan media pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.

RA Miftahul Huda 1 Lopait merupakan tempat yang dipilih untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subyek yang akan dilakukan tindakan adalah siswa kelompok B yang berjumlah 23 siswa dengan fokus penelitian pada kreativitas siswa melalui media bahan bekas.

(67)

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba mengajak siswa ikut dalam pembuatan media pembelajaran dari bahan bekas yang bahanya mudah didapat di lingkungan sekitar sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan kreativitas siswa, dan siswa tahu bagaimana media pembelajaran itu mudah dibuat tanpa harus selalu membeli.

C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selama ini pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab, serta menirukan ucapan guru. Siswa dalam membuat media tidak diarahkan untuk membuat media yang dicontohkan.

(68)

D. Deskripsi Pelaksanan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan siklus I inidilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei 2017. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai selama pembelajaran. Pada tahap perencanaan disiapkan RPPH, Media, Instrumen Penelitian, media bahan bekas.

2. Pelaksanaan

a. Pra Pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

2) Menyiapakan RPPH/RKH.

3) Menyiapkan bahan bekas botol plastik. b. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.

2) Membaca Al-fatihah dan Asmaul Husna. 3) Absensi.

(69)

c. Kegiatan Inti

1) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini tentang rekreasi.

2) Guru menjelaskan tentang pemanfaatan bahan bekas yang mudah di dapat di lingkungan sekolah.

3) Guru memberikan tugas secara individu, membuat media secara kreativitas dari bahan bekas menjadi kapal.

d. Kegiatan Akhir

1) Guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu tamasya.

2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga akhir.

3) Guru menutup kegiatan belajar mebgajar dengan doa dan salam.

3. Observasi

(70)

4. Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:

a. Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

b. Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran

c. Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

a. Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan mengabaikan materi pembelajaran.

b. Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien.

c. Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab masih kurang. Untuk mengatasi kekurangan siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

a. Guru lebih terampil dalam mengkondisikan anak.

b. Menentukan strategi yang dapat menarik perhatian anak.

c. Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

(71)

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada siklus I sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II agar nantinya tidak terjadi kekurangan. Dalam pelaksanaan siklus II ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan siklus I inidilaksanakan pada hari Jumat, 12 Mei 2017. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai selama pembelajaran. Pada tahap perencanaan disiapkan RPPH, Media, Instrumen Penelitian, media bahan bekas.

2. Pelaksanaan

a. Pra Pembelajaran

1) Guru mengkondisikan anak untk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

2) Menyiapakan RPPH/RKH. 3) Menyiapkan lembar kerja. b. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.

(72)

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5) Tanya jawab tetang materi yang akan dipelajari. c. Kegiatan Inti

1) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini tentang rekreasi.

2) Guru menjelaskan pemanfaatan bahan bekas menjadi media untuk belajar.

3) Guru memberikan tugas secara individu, membuat media pembelajaran secara kreatif menjadi kapal terbang/pesawat. d. Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa mengucap syair kapal terbang/pesawat. 2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga

akhir.

3) Guru menutup kegiatan belajar mebgajar dengan doa dan salam.

3. Observasi

(73)

4. Refleksi

(74)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Data Per Siklus

1. Ketentuan Penilaian

Indikator yang digunakan pada tiap Siklus berbeda, dan lembar kegiatan serta kreativitas yang akan dibuat pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:

Tabel 4.1 Indikator Kreativitas yang Diamati Tiap Siklus

No Indikator

1. Keterampilan membuat bentuk kapal (Siklus I) dan pesawat (Siklus II)

2. Kerapian membuat bentuk kapal (Siklus I) dan pesawat (Siklus II)

3. Kemampuan anak memasangkan bentuk sesuai tempatnya 4. Komposisi atau bentuk yang proposional dan menarik

(75)

Tabel 4.2 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak

(76)

2. Analisis Data Pra Siklus

Pada Pra Siklus didapatkan informasi mengenai kreativitas siswa dalam memanfaatkan bahan bekas menjadi media pembelajaran, siswa Kelompok B RA Miftahul Huda 1 Lopait. Informasi mengenai kreativitas siswa didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan Ibu DNA selaku wali kelas Kelompok B RA Miftahul Huda 1 Lopait. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas Kelompok B berikut adalah hasil nilai kreativitas siswa dalam memanfaatkan bahan bekas menjadi media pembelajaran :

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus

No Nama

Anak

Nilai pada Indikator Pra Siklus

(77)
(78)

Pe sen se Nil i R − Kel s = To l penc p i n kel sJuml h sisw × 100%

= × 100%

= 0%

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian setiap siswa masih belum mencapai keberhasilan klasikal, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan yaitu 85%, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedangkan rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 0%.

3. Analisis Data Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan Siklus I

(79)

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I

No Nama

Anak

Nilai pada Indikator Siklus I

(80)

Nil i R − An k = Juml h sko y ng ic p i se i p n kJuml h in ik o

Pe sen se Nil i R − Kel s = To l penc p i n kel sJuml h sisw × 100% Keterangan :

Contoh :

Nama Anak A

1

=

= = 75

Nilai Rata-rata Kelas Siswa = =

=72

Dari data nilai Pra Siklus sebelum menggunakan media bahan bekas untuk kreativitas siswa dapat disimpulkan bahwa dari siswa 23 yang belum berhasil sebesar 11 siswa dan yang berhasil sebesar 12 siswa dengan nilai rata-rata siswa 72.

= × 100%

= 52%

(81)

memerlukan perbaikan. Pada siklus I masih jauh dari nilai KKM yang diharapkan maka diperlukan perbaikan pada siklus II.

b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh wali kelas kelompok B yaitu Ibu DNA selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat diketahui melalui tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP √

b. Menyiapkan presensi

c. Menyiapkan lembar observasi

d. Menyiapkan perlengkapan mengajar

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan

melakukan apersepsi

a. Salam Pembuka

b. Mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

3. Ketetapan guru memanfaatkan media bahan bekas

menjadi media pembelajaran

a. Guru paham mengenai pemanfaatan bahan bekas √

b. Guru mampu memanfaatkan bahan bekas menjadi

media pembelajaran √

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya √

b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √

(82)

a. Kesimpulan √

b. Melakukan evaluasi √

c. Salam penutup √

Jumlah Skor 35

Rata-rata Hasil Pengamatan 2

Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I

=

= 2

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3

1. Siswa menjawab salam dengan semangat √

2. Siswa merespon panggilan presensi dari guru √

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

4. Siswa semangat dan aktif mengikuti pembelajaran

pemanfaatan bahan bekas menjadi media pembelajaran

yang kreatif

Jumlah Skor 8

Rata-rata Hasil Pengamatan 2

Keterangan: 1 : tidak baik 2 : baik 3 : sangat baik

(83)

Rata-rata hasil pengamatan terhadap siswa Siklus I 4

5

=

= 2

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui bahwa rata-rata hasil pengamatan guru terhadap model pengajaran peneliti sebesar 2 yang dapat diartikan “baik” dan rata-rata hasil pengamatan guru

terhadap siswa sebesar 2 yang dapat diartikan “baik”. Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa aspek sudah dapat diaktakan baik namun ada beberapa aspek yang belum, maka perlu adanya perbaikan pada Siklus II.

c. Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya: d. Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru.

e. Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran

f. Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

(84)

d. Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan mengabaikan materi pembelajaran.

e. Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien.

f. Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab masih kurang. Untuk mengatasi kekurangan siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

e. Guru lebih terampil dalam mengkondisikan anak.

f. Menentukan strategi yang dapat menarik perhatian anak.

g. Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

h. Memotivasi anak agar lebih aktif di kelas.

4. Analisis Data Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan Siklus II

(85)

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II

No Nama

Anak

Nilai pada Indikator Siklus II

(86)

Nil i R − An k = Juml h sko y ng ic p i se i p n kJuml h in ik o

Pe sen se Nil i R − Kel s = To l penc p i n kel s

Juml h sisw × 100% Keterangan :

Contoh :

Nama Anak A1 =

= = 69

Nilai Rata-rata Kelas Siswa = =

= 87

Dari data nilai Pra Siklus sebelum menggunakan media bahan bekas untuk kreativitas siswa dapat disimpulkan bahwa dari siswa 23 yang belum berhasil sebesar 2 siswa dan yang berhasil sebesar 21 siswa dengan nilai rata-rata siswa 87.

= × 100%

= 91%

Gambar

Gambar 1.1. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak
Tabel 3.1 Data Guru RA Miftahul Huda I Lopait
Tabel 3.2 Data Siswa Kelompok B RA Miftahul Huda 1 Lopait
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keabsahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data- data yang diperoleh dari anggota-anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan ketua program Simpan

The research finding is elaborat ed into the students’ capability in answering multiple choice questions of reading passage, the problem faced by the ninth grade students,

Selasa, 17 September 2013 latihan dimulai pada pukul 16.00 WIB dikarenakan hari hujan dan kebanyaan atlet datang terlambat, sebelumnya atlet melakukan fitness terlebih

Dalam rangka memastikan penerapan lima prinsip dasar tata kelola yang baik tersebut, bank harus melakukan penilaian sendiri (self-assessment) secara berkala yang paling

Ibu Noerlina N, S.Kom, MM, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang sangat membantu dalam penulisan Skripsi ini.. Staff perpustakaan

Untuk aset dan liabilitas yang diukur secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan dan Entitas Anak menentukan apakah perpindahan antar level

Karena Pembiayaan Mudharabah merupakan bagi hasil dimana dalam kerjasama antara dua orang yang dimana bank sebagai modal dan yang menjalankan usaha adalah nasabah,

Hasil penelitian ini nantinya akan diperoleh data dan informasi yang memadai untuk mengetahui proses pembenihan ikan nila dan apakah usaha pembenihan ikan nila