• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

No Skripsi: 2080/UN.40.2.2/PL/2014

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN

TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh: Ayu Maharani

1006082

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN

TASIKMALAYA

oleh Ayu Maharani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

© Ayu Maharani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

AYU MAHARANI

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN

TASIKMALAYA

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd. NIP. 19840222 200912 2 214

Ketua Jurusan

(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal : Selasa, 08 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung Panitia Ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

3.2

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001

3.3

Drs. Rahmat, M.Si.

(5)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. IdentifikasidanRumusanMasalah... 7

C. TujuanPenelitian ... 7

E. StrukturOrganisasiSkripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KajianTentangPerempuan ... 10

1. PrespektifFeminisdalamMenganalisisPermasalahanWanita ... 12

2. PandanganMasyarakatterhadapPerempuan ... 16

3. Pandangan Islam terhadapPerempuan ... 18

B. SuatuKajianTentangPerkembanganPerempuan Indonesia ... 19

1. Citra Perempuan Indonesia ... 20

2. GerakanPerempuan Indonesia ... 22

3. KemandirianPerempuandalam Pembangunan ... 25

C. KajianTentangMasyarakatAdat ... 27

1. HakikatMasyarakat ... 28

2. PartisipasiMasyarakat ... 30

3. PemberdayaanMasyarakat ... 35

4. KemandirianMasyarakat ... 38

D. Program NasionalPemberdayaanMasyarakat (PNPM) ... 40

1. LatarBelakangDibentuknya PNPM ... 40

2. TujuanDibentuknya PNPM... 42

3. PrinsipDasar PNPM ... 42

4. Komponen PNPM ... 43

E. Program SimpanPinjamPerempuan (SPP) ... 45

F. HasilPenelitianTerdahulu ... 46

(6)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Implementasi PNPM-MP dapa SPP di Kec. Kembang Kab. Jepara .... 48

KerangkaPemikiran ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. LokasidanSubjekPenelitian ... 52

1. LokasiPenelitian ... 52

2. SubjekPenelitian ... 52

B. DesainPenelitian ... 54

1. Tahap Pra Penelitian ... 54

2. TahapPerizinanPenelitian ... 55

3. TahapPelaksanaanPenelitian ... 56

4. TahapAnalisis Data ... 56

5. TahapPenyusunanLaporan ... 57

C. PendekatandanMetode Penelitian ... 58

1. Pendekatan Penelitian ... 58

2. MetodePenelitian... 58

D. Penjelasan Istilah ... 59

1. PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) ... 59

2. Program SPP (SimpanPinjamPerempuan) ... 59

3. Pemberdayaan ... 60

4. Kemandirian ... 60

E. Instrumen Penelitian ... 60

F. PengujianKeabsahan Data ... 61

1. Credibility (Validitas Internal) ... 62

2. Transferability (ValiditasEksternal) ... 65

3. Dependability (Reliabilitas) ... 65

4. Confirmability(Obyektivitas) ... 66

G. TeknikPengumpulan Data ... 66

1. Wawancara... 67

3. Conclusion Drawing/Verivfication ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmumLokasidanSubjekPenelitan ... 71

1. ProfilKecamatanManonjaya ... 71

2. Profil UPK PNPM-MP Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya ... 73

3. SekilasTentang PNPM-MandiriPedesaan... 76

4. SekilasTentangKegiatan SPP ... 95

5. SistemKemasyarakatan ... 89

B. HasilPenelitian ... 105

(7)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Faktor-FaktorPendorongPerempuanBerperandalam Program SPP ... 111

3. Hasildari Program SPP ... 113

4. Kendala-kendalaPenghambatPeranPerempuandalam Program SPP 114 5. PeranPerempuanMenghadapiKendala-kendaladalam Program SPP 116 C. PembahasanHasilPenelitian... 118

1. Bentuk Peran Perempuan dalam Program SPP ... 118

2. Faktor-Faktor Pendorong Perempuan Berperan dalam Program SPP . 122

3. Hasildari Program SPP ... 127

4. Kendala-kendalaPenghambatPeranPerempuandalam Program SPP 130 5. PeranPerempuanMenghadapiKendala-kendaladalam Program SPP 135 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 140

1. KesimpulanUmum ... 140

2. KesimpulanKhusus... 140

B. Saran ... 141

1. Bagi DepartemenDalamNegeriRepublik Indonesia (DEPDAGRI) ... 141

2. BagiPemerintahKec. ManonjayaKab. Tasikmalaya... 142

3. Bagi UPK PNPM Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya ... 142

4. BagiAnggotaKelompok SPP Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya ... 142

5. Bagi JurusanPendidikanKewarganegaraan ... 142

(8)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan dan Pelaksanaan .... 35

2. Bagan 4.1 Pengurus BKAD Periode 2009 s/d 2014 ... 74

3. Bagan 4.2 Pengurus UPK (Pengurusaktifsaatini) ... 75

4. Bagan 4.3 Pengawas UPK Periode 2009 s/d 2014 ... 75

5. Bagan 4.4 AlurKegiatan SPP ... 97

DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Alokasi Dana APBN dan APBD untuk PNPM-MP TA 2009 s/d 2012... 77

2. Tabel 4.2 Lokasi dan Alokasi Dana PNPM-MP TA 2013 ... 80

3. Tabel 4.3 HasilKegiatan PNPM-MP BerdasarkanJumlah Unit, Volume (m3) danLuas (m2) TA 2009-2013 ... 83

4. Tabel 4.4 HasilKegiatan PNPM-MP BerdasarkanAsal-usuldan JumlahBiaya Program TA 2009-2013 ... 87

5. Tabel 4.5 HasilKegiatan PNPM-MP BerdasarkanPemanfaatan TA 2009-2013 ... 92

(9)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11.ProfilKegiatanSimpanPinjamPerempuan (SPP)

(10)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN

TASIKMALAYA

Kemiskinandanpengangguranmenjadimasalah yang pentingsaatini di

Indonesia. PNPM MandiriPedesaanadalah program

untukmempercepatpenanggulangankemiskinansecaraterpadudanberkelanjutan. SimpanPinjamPerempuan (SPP) adalahsalahsatukegiatandari PNPM MandiriPedesaan.

Penelitianinidilatarbelakangiolehpermasalahanperanperempuandalammengatasike miskinanmelaluikegiatanSPP di Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya. Untukmengetahuibagaimanaperanperempuandalammengatasikemiskinanmelaluik egiatanSPP di Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya, penelitimerumuskan 5

rumusanmasalahsebagaiberikut: 1.

Bagaimanabentuk-bentukperanperempuandalamkegiatanSPP di Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya? 2. Faktorapasaja yang mendorongperempuanKec. ManonjayaKab. TasikmalayaberperandalamkegiatanSPP? 3. Apasaja yang telahdihasilkanolehperempuan-perempuanKec. ManonjayaKab. TasikmalayadarikegiatanSPP? 4. Apasajakendala yang menghambatperanperempuandalamkegiatan SPP di Kec. ManonjayaKab. Tasikmalaya? 5. BagaimanaperanperempuanKec. ManonjayaKab. Tasikmalayadalammenghadapikendala-kelndalatersebut?

Upayapemberdayaanmasyarakatdesamenjadimasyarakat yang mandiriharusdimulaidenganseluruhmasyarakat yang menjadisasaran. Pendekatan yang digunakanuntukmengungkappermasalahantersebut di masyarakatKec. ManonjayaKab. Tasikmalayaadalahpendekatankualitatif, denganmetodedeskriptif.

Pengumpulan data dalambentukobservasi,

wawancaradanstudidokumentasi.Hasildaripenelitianmengungkapkanbahwa: 1. Bentukperanperempuandalamkegiatan SPPyaitu, sebagaikader, pelaksana program danpemberidukungankeberlangsungan program. 2. PeranperempuandalamkegiatanSPP disebabkanolehadanyafaktorpendorong internal daneksternal. 3. Kegiatan SPP telahmemberikanhasil yang

baikbagianggotakelompok program ini,

yaitumenjadikanperempuanbisamengembangkanusaha-usahakecilnya,

sehinggabisamembantumeningkatkankesejahteraankeluarga. 4. Kendala-kendala yang

menghambatperanperempuandisebabkanolehadanyafaktorpendidikan/pengetahuan akan detail program dankurangnyadukungandarikeluarga. 5. Upayakaumperempuanmenyelesaikankendala-kendala yang

adadalamSPPdirasasudahmaksimal. Hal

initerlihatbagaimanacaramengadakansosialisasi,

(11)

pelatihanataupembinaankepadamasyarakatdancaramengadakanpendekatan-Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatandengananggotakelompok yang bermasalah.

Peranperempuandalamkegiatan SPP

diharapkanmampumembantumeningkatkankesejahteraankeluarga, khususnyakesejahteraanmerekasendirisebagaiperempuan.

Keyword: perempuan, partisipasi, pemberdayaan, kemandirian.

ABSTRACT

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN

TASIKMALAYA

(12)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

problematic. The role of women in the activities of the SPP is expected to help improve the well-being of families, especially their own well-being as a woman.

(13)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Konsep pembangunan masyarakat menurut Anwar (dalam2007, hlm. 1) pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua teknik, yaitu: (1) partisipasi masyarakat, dan (2) pengorganisasian masyarakat. Kedua teknik pembangunan ini merupakan proses pemberdayaan yang berarti pembangunan harus bersumber dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep juga dapat dipahami sebagai program dan gerakan sosial. Sebagai program, pembangunan masyarakat merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan titik berat pada pencapaian tujuan organisasi, sedangkan pembangunan masyarakat sebagai gerakan sosial merupakan upaya untuk mewujudkan suatu ideologi.

Carry (dalamAnwar, 2007, hlm. 3) mengungkapkan, “pembangunan masyarakat merupakan perpaduan antara pengorganisasian masyarakat (community organization) dengan pengembangan ekonomi (economic development).”

Pengorganisasian disini dapat dilakukan dengan menanamkan perasaan solidaritas diantara mereka dan menanamkan juga jiwa pembangunannya. Sedangkan pengembangan ekonomi dapat dilakukan dengan peningkatan produksi melalui pembelajaran life-skill baru atau memadukan dengan potensi yang dimilikinya, merangsang hasil pemasaran produksi, mendorong penciptaan modal dan mengembangkan sikap menghargai hasil kerja.

Muhadjir (dalamAnwar, 2007, hlm. 3) mengungkapkan:

(14)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai pemberdayaan masyarakat, Kartasasmita memiliki konsep tersendiri. Kartasasmita (dalamAnwar, 2007, hlm. 1) menyatakan bahwa:

Memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat.

Mengenai kajian tentang perempuan kita masih dibingungkan dengan penamaan itu sendiri. Dalam beberapa tulisan di buku-buku, surat kabar, jurnal maupun kajian-kajian diskusi langsung terkadang ada yang selalu menamai lawan jenis dari laki-laki itu adalah perempuan, terkadang juga ada yang selalu menamainya dengan kata wanita. Untuk menyamakan persepsi mengenai hal ini, Anwar (2007, hlm. 6) menyebutkan:

Istilah perempuan adalah orang atau manusia yang dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui; sedangkan wanita adalah perempuan yg telah dewasa atau kaum putri dewasa. Istilah perempuan digunakan dalam tulisan ini dimaksudkan bahwa mereka belum berdaya, belum berkarir, sehingga melalui kegiatan pemberdayaan dalam bentuk pembelajaran life-skill, mereka dapat berdaya dan berkarir atau semakin dewasa dan produktif.

“Pendekatan pemberdayaan dalam konteks gender adalah pembangunan bagi perempuan dalam pengertian kemandirian dan kekuatan internal, serta menekankan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan” Moose (dalamAnwar, 2007: 191). Dalam arti ada pengakuan makna produktif terhadap aktivitas perempuan meskipun dilakukan dalam rumah tangga sepanjang dapat menambah pendapatan rumah tangga, pembangunan organisasi perempuan, peningkatan kesadaran dan pendidikan masyarakat sebagai syarat penting perubahan sosial berkelanjutan bagi perempuan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

(15)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan sehari-hari. Ayat tersebut menurut pemahaman Umar (dalamAnwar, 2007, hlm. 192) adalah:

Mengisyaratkan konsep kesetaraan gender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun urusan karier profesional, tidak mesti dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama meraih prestasi optimal.

Sumodiningrat (dalamAnwar, 2007, hlm. 192) mengemukakan pendapatnya mengenai kegiatan pemberdayaan:

Kegiatan pemberdayaan ini meliputi penguatan individu dan pranata-pranata masyarakat. Termasuk menanamkan nilai-nilai budaya kerja keras, hemat, keterbukaan, sikap bertanggung jawab, pembauran lembaga-lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan.

Ajaran Islam sendiri telah mengetengahkan konsep pemberdayaan diri, seperti dikemukakan dalam Al-Qur’an (dalamQ.S. Ar-Ra’d, 13: 11). Dalam ayat ini Allah menekankan perlunya penyadaran diri dan ikhtiar untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki individu, tanpa adanya pemberdayaan diri seseorang maka suatu hal yang mustahil jika yang bersangkutan mampu mengembangkan lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya sekitarnya. Pemberdayaan diri merujuk kepada kemampuan mengidentifikasi alternatif-alternatif dari berbagai situasi, memilih alternatif terbaik sesuai nilai-nilai, prioritas dan komitmen yang berlaku. Prakarsa individu untuk menentukan akternatif terbaiknya merupakan prioritas utama untuk menumbuhkan pemikirannya dan merangsang hasrat dan rasa keingintahuannya. Bagi perempuan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, dapat memegang prinsip hidup dalam pergaulan dan berkarier: tahu diri, tahan diri, dan percaya diri.

(16)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diterapkan melalui berbagai pendekatan, salah satunya adalah dengan cara pemberdayaan masyarakat. Program ini mengacu pada sila kelima Pancasila yaitu, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” (Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan, 2008, hlm. 2)

Beberapa dekade kebelakang pembicaraan mengenai ekonomi seringkali ditekankan pada dunia patriarki yang mengecilkan peran perempuan dalam perekonomian. Misalnya, banyak pekerjaan perempuan dalam sektor informal dianggap tidak bernilai ekonomi atau bernilai ekonomi sangat rendah karena perempuan yang bekerja dianggap sebatas pencari nafkah tambahan bukan pencari nafkah utama. Hal ini bertentangan dengan point ke-9 dalam konsep sokoguru demokrasi yang diungkapkan Alamudi (Sri Wuryan dan Syaifullah, 2008, hlm. 8) yaitu, “(j) pluralisme sosial, ekonomi dan politik.”

Amartya Sen (dalamEdisi Jurnal Perempuan 74) mengungkapkan bahwa, “ekonomi mustahil berkembang tanpa melibatkan perempuan sebagi agen atau sebagai bagian dalam perhitungan ekonomi.”

(17)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengkap, sehat dan cantik. Cantik itu modal. Daya tarik penting bagi perempuan. Seakan-akan ada hukum biologis yang menyatakan bahwa perempuan yang paling cantik dan menarik akan memperoleh pria yang paling tegar dan tangguh. Baik perempuan maupun laki-laki harus memiliki bakat-bakat dan kemampuan untuk melampaui babak-babak penyisihan dalam sayembara keberhasilan hidup. Bila ini dapat diterima sebagai hukum biologis, maka setiap masyarakat memiliki aturan permainannya sendiri. Kemudian, ketika pasangan yang berbahagia telah lanjut usia, tetap diharapkan perwatakan laki-laki dan perempuan yang berbeda. Laki-laki tegar dan berwibawa, sedangkan perempuan sebagai pribadi yang menarik yang telah menerapkan rahasia keberhasilannya. Yang paling penting adalah bahwa ia berhasil mendampingi pria pilihannya secara sempurna.

Secara psikologis, perempuan membutuhkan aktualisasi diri demi pengembangan dirinya dan sesuatu yang pada akhirnya juga berdampak positif terhadap pengembangan umat manusia pada umumnya. Dilain pihak ada suatu gagasan feminis yang menolak perempuan identik dengan kutub kepasifan dan laki-laki sebagai kutub dinamika. Laki-laki diuji menurut tindakan dan produktivitas, perempuan melalui kehadirannya dengan kualitas daya tarik demi reproduksi. Seorang pakar psikologi membedakan antara modus being dan having, bahwa being lebih manusiawi, sedangkan having membawa kita terpacu terus pada kemilikan yang tak kunjung terputuskan. Being lebih bermartabat, karena dapat tampil dan berkembang dalam ketuhannya, yang lebih sesuai menjadi patokan perempuan, sedangkan laki-laki dipicu oleh having, yang menjurus ke arah doing, dengan perilaku dinamis dan produktif. Sebaiknya kita catat dahulu dua citra gagasan tentang perempuan: sebagai pemegang peran biologis dan sebagai tenaga kerja nonproduktif, tetapi reproduktif sementara menemukan martabatnya disitu (Melly G. Tan, 1996, hlm. 3)

(18)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetapi juga sangat relevan untuk dibicarakan. Perempuan Indonesia dengan wawasan pemikiran yang luas, dengan atau tanpa pendidikan formal yang tinggi, dengan atau tanpa jabatan formal yang tinggi semakin banyak jumlahnya dewasa ini. Keikutsertaan perempuan Indonesia dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik dan dalam berbagai kesempatan membuka peluang besar bagi mereka untuk menjadi lebih tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Disamping itu, peningkatan teknologi yang begitu cepat yang memungkinkan terjadinya pertukaran arus informasi yang cepat, mau tidak mau mendorong semakin terbukanya wawasan pemikiran kaum perempuan Indonesia.

Terkait dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin yang pengelolaannya lebih banyak diberikan pada kaum perempuan biasanya disebut juga Simpan Pinjam Perempuan (SPP). SPP sebagai usaha simpan pinjam merupakan suatu program yang diharapkan mampu memecahkan persoalan di tingkat masyarakat, yang pengelolaannya diserahkan kepada perempuan sebagai bagian yang juga bertanggungjawab pada perekonomian keluarga di pedesaaan. Program Simpan Pinjam Perempuan ini dilatar belakangi oleh masalah ataupun persoalan yang dihadapi oleh kelompok. Hal ini terkait persoalan lemahnya perekonomian masyarakat, sumberdaya masyarakat yang minim, semakin meningkatnya kemiskinan, bertambahnya jumlah anak putus sekolah, serta tingginya angka pengangguran.

(19)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelolaan yang baik terhadap dana Simpan Pinjam Perempuan ini, diharapkan program Simpan Pinjam Perempuan mampu menjadi alat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, memperbaiki pendidikan keluarga petani, menurunkan angka kemiskinan daerah setempat, dan menekan angka pengangguran, sehingga masyarakat bisa merasakan kemakmuran hidup dengan adanya program ini.

PNPM sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Untuk tercapainya efektifitas tujuan dari sebuah kelembagaan maka diperlukan pengelolaan dan manajemen yang baik, begitupun dengan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Hal ini sangat diperlukan agar kesuksesan dan keberlanjutan programnya bisa tercapai. Oleh karena itu disinilah peran perempuan sebagai pelaksana program ini sangat di optimalkan.

Penulistertarikuntukmenelitisecaramendalam, tentang: Peran Perempuan dalam PNPM melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) diKecamatan Manonjaya KabupatenTasikmalaya.

B.IdentifikasidanRumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana peran perempuan dalam PNPM melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk peran perempuan dalam PNPM melalui program SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya? 2. Faktor apa saja yang mendorong perempuan Kec. Manonjaya Kab.

Tasikmalaya berperan dalam PNPM program SPP (Simpan Pinjam Perempuan)?

(20)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apa saja kendala yang menghambat peran perempuan dalam program SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya?

5. Bagaimana peran perempuan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya dalam menghadapi kendala-kelndala tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam PNPM melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui dan mengkaji tentang:

a. Bentuk-bentuk peran perempuan dalam PNPM melalui SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

b. Faktor yang mendorong perempuan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya berperan dalam program SPP (Simpan Pinjam Perempuan).

c. Hasil dari PNPM melalui SPP (Simpan Pinjam Perempuan) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

d. Kendala yang menghambat peran perempuan dalam SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

e. PeranPerempuan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya dalam menghadapi kendala-kelndala tersebut.

(21)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru tentang peran penting perempuan dengan Program NasionalPemberdayaanMasyarakat (PNPM) melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Manonjaya KabupatenTasikmalaya.

2. Secara Praktis

a. Bagi UPK (Unit Pelaksana Kegiatan) Program

NasionalPemberdayaanMasyarakat(PNPM) Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya, ini sebagai referensi dalam upaya pengembangan peran perempuan dalam melaksanakan program ini.

b. Bagi masyarakat Kecamatan Manonjaya KabupatenTasikmalaya, sebagai

motivasi dalam pelaksanaan Program

NasionalPemberdayaanMasyarakat(PNPM) Simpan Pinjam Perempuan (SPP) guna tercapainya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

E. StrukturOrganisasiSkripsi

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

(22)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan dari analisis daa yang sudah dilakukan oleh peneliti.

(23)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003, hlm.49) “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Lokasi penelitian diadakan di UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang beralamat lengkap di Jl. Patrol Tengah No. 16 Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya 46197. Beberapa pertimbangan mengapa melaksanakan penelitian di UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan observasi awal diperoleh informasi bahwa UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya telah berhasil mengajak perempuan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya berpartisipasi melalui program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

b. Adanya keterbukaan dari pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Lokasi UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya yang strategis, sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan pemelitian di UPK tersebut.

(24)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasution (2003, hlm. 32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah

sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu”. Jadi dalam penelitian kualitatif subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang akan menjadi sumber penelitian atau dapat disebut sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan selama penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah:

1. Pak Dede Yana Juanda, Amd. Par., beliau adalah ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) yang bertempat tinggal di Jl. Pasar Munding RT/ RW 28/ 08 Kamulyan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya tanggal 18 Januari 1981. Wawancara dilakukan di kantor UPK yang beralamat di Jl. Patrol Tengah No. 16 Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya 46197. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi DYJ. 2. Ibu Ika Surtika, beliau adalah salah satu kader dari Program Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) Desa Margaluyu Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya pada tanggal 26 April 1971. Wawancara dilakukan di kediaman beliau yang beralamat di Kp. Cihideung RT/ RW 32/ 06 Desa Margaluyu Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi IS.

3. Ibu Tini Anita, beliau adalah salah satu anggota kelompok pedes dalam Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya pada tanggal 30 Juni 1986. Wawancara dilakukan di kediaman beliau yang beralamat di Jl. Pasar Kaler No. 103 Desa Margaluyu Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi TA.

(25)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasar Kaler RT/ RW 09/ 02 Desa Margaluyu Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi AW.

5. Ibu Ika Rostika, beliau adalah salah satu anggota kelompok pedes dari Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya pada tanggal 25 Desember 1975. Wawancara dilakukan di kediaman beliau yang beralamat di Jl. Kalapa Dua Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi IR.

6. Ibu Dewi Indrawati, beliau adalah ketua kelompok melati asri 1 dari Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya pada tanggal 4 Juni 1978. Wawancara dilakukan di kediaman beliau yang beralamat di Desa Cibeber Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi DI.

7. Ibu Oti Hoti’ah, beliau adalah anggota kelompok melati asri 1 dari Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Beliau lahir di Tasikmalaya pada tanggal 09 Oktober 1969. Wawancara dilakukan di kediaman beliau yang beralamat di Kampung Kaler Desa Cibeber Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Selanjutnya dalam paparan hasil penelitian disingkat menjadi OH.

B. Desain Penelitian

Ada beberapa tahapan-tahapan atau prosedur penelitian yang dirancang oleh peneliti agar penelitian ini berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan hasil yang optimal, diantaranya adalah:

1. Tahap Pra Penelitian

(26)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pra penelitian adalah melakukan studi pendahuluan ke UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Adapun tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mensurvey keadaan dan kondisi tersebut apakah sesuai dengan rumusan tujuan atau fokus penelitian atau tidak. Secara khusus, peneliti melakukan studi pendahuluan ke UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalayauntuk mengetahui gambaran umum mengenai peran perempuan Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

2. Tahap Perizinan

Perizinan adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh peneliti agar selama proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan legalitas dari lembaga atau instansi terkait. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Moleong (2010, hlm. 128) bahwa “Pertama-tama yang harus diperhatikan oleh peneliti

adalah siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian”.

Dalam penelitian ini peneliti harus melakukan perizinan secara procedural formal, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Setelah ditandatangani oleh Ketua Jurusan PKn lalu surat izin penelitian diserahkan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia melalui Dekan Pembantu Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

(27)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Konfirmasi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya setelah itu mendapat surat tembusan yang diajukan kepada Bagian PJOK (Penanggung Jawab Operasional Kerja)

e. Surat diproses di Bagian PJOK (Penanggung Jawab Operasional Kerja) kemudian mendapat surat tembusan ke UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

f. Konfirmasi kepada pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya terkait izin untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

g. Peneliti menyiapkan langkah awal penelitian dengan membuat pedoman wawancara dan pedoman observasi terlebih dahulu.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah mendapatkan perizinan, peneliti dapat melaksanakan penelitian lebih lanjut. Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian baik di lokasi maupun di subjek penelitian sebagaimana yang telah direncanakan oleh peneliti. Data atau informasi yang diperoleh kemudian peneliti olah dan analisis berdasarkan fokus penelitian. Menurut Arikunto (2009, hlm. 126), “dengan data, peneliti dapat menjawab

permasalahan, dan mencari sesuatu yang menjadi tujuan penelitan”. Berdasarkan

(28)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan narasumber yang akan diwawancara dengan cara berinteraksi secara langsung dengan anggota-anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan ketua program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Se-Kecamatan serta ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya. b. Melaksanakan wawancara dengan narasumber terkait sesuai dengan

kesepakatan.

c. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan sesuai dengan fokus permasalahan di lapangan.

d. Penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan fokus penelitian.

e. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

4. Tahap Analisis Data

Mengenai analisis data Moleong (2010, hlm. 247) mengungkapkan pengertian menurutnya sebagai berikut:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menyusun ke dalam pola. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Dengan demikian, apabila data-data yang diperoleh di lapangan sudah lengkap dan memadai maka langkah selanjutnya yang ditempuh dalam penelitian adalah mengolah, menganalisis data yang dimaksud untuk mencari keabsahan dan kebenarannya guna menjawab berbagai fokus permasalahan yang sedang diteliti.

5. Tahap Penyusunan Laporan

(29)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian. Dengan demiian, isi laporan penelitian bukan hanya tentang langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti saja, tetapi juga latar belakangnya, kerangka berpikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan.

Seluruh data yang telah diperoleh dan ditemukan selama penelitian di lapangan kemudian disusun, dianalisis sehingga tergabung dalam suatu laporan. Laporan yang telah disusun harus sistematis dan terperinci sesuai dengan buku panduan karya tulis ilmiah yang nantinya akan dipertanggungjawabkan pada ujian sidang. Selain itu, laporan yang akan disajikan harus bersifat jelas dan logis sehingga dapat mempermudah para pembaca untuk memahaminya. Hal tersebut

dipaparkan oleh Sugiyono (2010, hlm. 151) bahwa “Laporan penelitian harus

dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh selama proses penelitian berikut

hasilnya”.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Lexi J.

Moleong (2010, hlm. 6) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif sebagai

berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Melalui penggunaan metode dan pendekatan di atas, diharapkan peneliti

(30)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010, hlm. 4)

mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm. 15) mengungkapkan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Mengenai pendekatan deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research) Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 34) mengungkapkan bahwa:

Metode pendekatan deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research) adalah kerja penelitian yang dilakukan secara terus menerus atas suatu obyek penelitian. Seringkali dilakukan dalam penelitian masalah-masalah sosial, yang melihat fenomena-fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial yang perkembangannya secara menyeluruh dan berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama.

Kalidjernih (2010, hlm. 112) mengungkapkan,”dalam penelitian kualitatif,

metode yang lazim digunakan adalah wawancara, pengamatan (participant observation) dan analisis wacana”.

(31)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(PNPM) melalui Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini merupakan situasi lapangan yang bersifat wajar (sebagaimana adanya) sebagai suatu fenomena atau kenyataan yang akan diklarifikasi dan dideskripsikan.

D. Penjelasan Istilah

1. PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat)

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat (Departemen Dalam Negeri Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2008, hlm. 9).

2. Program SPP (Simpan Pinjam Perempuan)

Menurut Hanika dan Lituhayu (2012, hlm. 8) bahwa:

Program Simpan Pinjam Perempuan (selanjutnya disebut SPP) merupakan salah satu dari produk program pembangunan dengan fokus ekonomi yang

dikeluarkan oleh PNPM Mandiri Pedesaan. Seperti namanya “Simpan

Pinjam Perempuan”, program SPP ini memang difokuskan untuk pemberdayaan dan pembangunan khusus pada kaum perempuan saja. 3. Pemberdayaan

Sebagaimana dikemukakan oleh Anwar (2007, hlm. 1) bahwa “proses

peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diterapkan berbagai pendekatan,

salah satu diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat”.

Istilah keberdayaan dalam konteks masyarakat (Anwar, 2007, hlm. 1)

adalah “kemampuan individu yang bersenyawa dengan individu-individu lainnya dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang

(32)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kemandirian

Mandiri adalah kemampuan berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Sedangkan kemandirian adalah keadaan dimana seseorang bisa berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain (Anonim, 2013).

Sedangkan Mu’tadin (dalam Sunarta, 2012, hlm. 31)mengungkapkan: Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap.

E. Instrumen Penelitian

Moleong (2010, hlm. 168) mengungkapkan di dalam penelitian kualitatif, manusia merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya, sehingga ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Seiring dengan pendapat Moleong, manusia memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam penelitian kualitatif. Lebih lanjut, Nasution menjelaskan sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2010, hlm. 306):

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan belum jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada piihan lain hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

(33)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh pedoman wawancara dan observasi. Sugiyono (2010, hlm.193) lebih lanjut menjelaskan:

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliable, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

F. Pengujian Keabsahan Data

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam suatu penelitian adalah mengenai keabsahan data. Moleong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahana data yang diperoleh dari penelitian kualitatif mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm. 363) “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan

data sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian”.

Dengan demikian, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Keabsahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari anggota-anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan ketua program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) se-kecamatan serta ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Ada beberapa prosedur validasi data menurut Moleong (2012, hlm. 325), diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian, (2) Ketekunan melakukan penelitian,

(3) Triangulasi data,

(34)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, Sugiyono (2010, hlm. 366) menjelaskan bahwa “uji keabsahan

data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal) transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability

(obyektivitas).”

1. Credibility (Validitas Internal)

Validitas internal atau uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif, menurut Sugiyono (2010, hlm. 368) dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. Rangkaian aktivitas credibility data tersebut penulis terapkan dalam penelitian sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Penulis melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara menignkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat. Dengan perpanjangan pengamatan ini, membuat hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab, terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu, dengan kegiatan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi data

(35)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

1) Triangulasi Sumber

Tujuan dari triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Di bawah ini adalah bagan dari triangulasi sumber dengan tiga sumber data:

Bagan 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Data (Sumber: Sugiyono, 2010: 372)

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi terbaik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) PNPM Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya

Anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kader kegiatan Simpan

(36)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010: 372)

3) Triangulasi Waktu

Waktu merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

d. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan di lapangan. Dengan adanya kasus negatif ini maka peneliti justru harus mencari tahu secara mendalam mengapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan Referensi yang Cukup

(37)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya member check maka informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama anggota-anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP), Kader program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) se-kecamatan serta Ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

2. Transferability (Validitas Eksternal)

Dalam hal ini, Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan lebih rinci:

Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

(38)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut:

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.

Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/ fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan oleh peneliti.

4. Confirmability (Obyektivitas)

Obyektivitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) telah menjelaskannya secara rinci ke dalam paparan berikut ini:

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

(39)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Wawancara

Menurut Moleong (2010, hlm. 186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara (yang

mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang memberikan jawaban atas

pertanyaan)”. Maksud melaksanakan wawancara menurut Lincoln dan Guba (dalam Meleong, 2010, hlm. 186) “antara lain untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan”.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah sebagai cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaaan-pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab.Tasikmalaya. Dalam wawancara ini peneliti mewawancarai anggota kelompok PNPM program SPP, Kader Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Se-Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya, serta Ketua UPK Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya dengan terlebih dahulu menyediakan pertanyaan yang disesuaikan dengan peran perempuan dengan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

(40)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hadi (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 203) mengungkapkan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm. 203) “teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”. Sugiyono (2011, hlm. 204) juga mengungkapkan bahwa:

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2010, hlm. 174) mengemukakan beberapa alasan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan sangat penting

dilakukan dalam penelitian kualitatif karena peneliti dapat mengetahui keadaan

yang sebenarnya di lokasi penelitian guna mengoptimalkan hasil penelitian

(41)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2010,hlm. 216) memaknai dokumen

sebagai barang yang tertulis atau terfilmkan selain records (bukti catatan) yang

tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti.

Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2010, hlm. 217), dokumen

digunakan untuk keperluan penelitian karena alasan-alasan sebagai berikut:

a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong.

b. Berguna senagai bukti untuk suatu pengujian.

c. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.

d. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi ini dapat menunjang data

pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti. Agar informasi atau data yang

diperoleh selama penelitian dapat lebih dipercaya keakuratannya sehingga

penelitian ini dapat mencapai hasil yang maksimal.

H. Analisis Data

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan model Miles dan

Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337) yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang

yang tidak perlu. Sehingga memberikan kemudahan kepada peneliti untuk

(42)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyajian data yang dilakukan

dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjadi temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Yang mana temuan berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, berupa hubungan kausal atau interaktif,

(43)

Ayu Maharani, 2014

Peran Perempuan Dalam Pnpm Melalui Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Peran perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masayarakat (PNPM) Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya yaitu, sebagai kader, pelaksana program dan pemberi dukungan keberlangsungan program.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum diatas, ada pula kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni sebagai berikut:

a. Bentuk peran perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masayarakat (PNPM) melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya yaitu, sebagai kader, pelaksana program dan pemberi dukungan keberlangsungan program. Hal ini dikarenakan perempuan dianggap memiliki tingkat ketaatan yang tinggi dan potensi yang besar sebagai kader, pelaksana, dan pemberi dukungan dalam keberlangsungan program ini. b. Peran perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masayarakat

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan skripsi yang berjudul “Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd)

Berdasarkan pada analisis kuantitatif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara Kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan)

Dimana dengan adanya pengelolaan yang baik terhadap dana Simpan Pinjam Perempuan ini di dalam kelompok, diharapkan program Simpan Pinjam Perempuan mampu menjadi

1) Tingkat pemahaman tujuan kegiatan adalah jumlah anggota simpan pinjam kelompok perempuan yang paham akan tujuan kegiatan seperti yang tercantum dalam petunjuk

Pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan telah terlaksana di Kecamatan Siantan Kabupaten

Dari analisis yang diperoleh oleh penulis, hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) adanya program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) menjadikan masyarakat

Berdasarkan pada analisis kuantitatif menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara Kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP dengan penghasilan masyarakat

Dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Argamakmur sangat membantu masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM)