• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh ceramah tentang kanker serviks dan papsmear terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh ceramah tentang kanker serviks dan papsmear terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH CERAMAH TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAP-SMEAR

TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Rosye Octavyani NIM : 058114058

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

PENGARUH CERAMAH TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAP-SMEAR

TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Rosye Octavyani NIM : 058114058

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

v

As long as star shine down from heaven And the rivers run into the sea Till the end of time forever, Your the only love I need

And my life your all that matters , And my eyes the only truth I see When my hopes and dreams have shattered , Your the one that's there

for me , When I found you I was blessed And I will never leave you I need you

Imagine me without you , I'd be lost and so confused I wouldn't last a day I'd be afraid

Without you there to see me through , All you know it's just impossible Because of you it's all brand new , My life is now worth awhile

I can't imagine me without you

When you caught me I was falling , You have lifted me back on my feet It was like you heard my calling And you rushed to set me free When I found you I was blessed And now we'll never leave you I need

you

When I found you I was blessed And now we'll never leave you I need you

Imagine me without you

I'd be lost and so confused , I wouldn't last a day I'd be afraid Without you there to see me through

Imagine me without you , All you know it's just impossible Because of you it's all brand new , My life is now worth awhile

I can't imagine me without you

Karya ini kupersembahkan bagi orang-orang yang kukasihi:

“Yesus Christ” yang membuat segala sesuatunya mudah

Papa, Mama, dan Kedua kakakku yang selalu memberikan kasih sayang

Sahabat-sahabatku yang selalu ada buatku

(6)
(7)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena hanya dengan anugerah, rahmat, kasih, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Ceramah Tentang Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Terselesaikannya penulisan laporan akhir ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi anugrah, rahmat, dan kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai serta selalu memberkatiku di dalam rencana-NYA.

2. Walikota Yogyakarta c.q BAPEDA Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kota Yogyakarta.

3. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian kepada guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. 4. Yayasan Kanker Indonesia yang telah bersedia bekerja sama untuk melakukan

penelitian dan menyediakan tempat untuk melakukan penelitian ini.

(8)

viii

6. Dra. I.M. Sunarsih, S.U., Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, saran, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

8. Dr. Ediati Triningsih, M.Sc.,Sp.PA yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan masukan yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.

9. dr. Fenti M.Kes, SpPK selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

10.Maria Wisnu Donowati M.Si., Apt selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

11.Aris Widayati, M.Si., Apt. atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian yang telah diprogramkan dan direncanakan.

12.Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan mengenai statistik untuk pengolahan data.

13.Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan arahan dan bimbingan mengenai statistik untuk pengolahan data.

14.Mas Narto yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian kepada Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta kepada Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat dan sertifikat.

(9)

ix

ceramah, dan menjadi responden dalam penelitian ini. Serta guru wanita Sekolah Dasar kelompok kontrol yang bersedia mengisi kuesioner berulang kali sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

16.Pak Wiwid dan Ibu Wiwid yang telah membantu saat pelaksanaan acara ceramah serta kepengurusan sertifikat.

17.Papa dan Mamaku tercinta atas kasih sayang, perhatian, dukungannya baik moril maupun materiil, motivasi, doa dan segala pernyertaanya serta segala sesuatunya yang tak dapat diuraikan satu-persatu.

18.Kedua kakakku : Ineke Melyani, S.E dan Ineke Lelyani, S.Si., Apt yang memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang yang selalu ada buatku yang takkan pernah pudar.

19.Keponakanku “Caroline Nicola” yang selalu menggemaskan dan membuat aku kangen meskipun amat sibuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

20.Teman-teman seperjuangan : Hesti si kecil, Kaka yang selalu tambun, Yuan yang selalu mengatakan dateline dan ontime pliss, Rita yang selalu kalem dan sabar, dan Jerry yang terbalik mengucapkan ontime, yang telah bersama-sama melalui segala sesuatunya dengan kebersamaan, suka duka, dan canda tawa dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi ini.

21.Sahabatku : Lia Unyil, Ane, Devina yang selalu mendukungku walaupun kita semua terhalang oleh jarak yang jauh tapi kita tetap dalam kebersamaan hati yang satu.

(10)

x

23.Teman-teman FKK angkatan 2005, atas kebersamaannya dalam proses belajar dan saling membangun dalam presentasi yang asyik.

24.Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.

Yogyakarta, 20 Desember 2008

(11)
(12)

xii INTISARI

Kanker serviks merupakan kanker yang dapat ditemukan pada stadium dini dengan papsmear. Tujuan utama dari papsmear adalah mendeteksi adanya sel kanker atau sel abnormal yang bertendensi menjadi sel kanker, dan mendeteksi adanya inflamasi pada organ serviks. Pengetahuan, sikap, dan perilaku papsmear perlu ditingkatkan yang dapat dicapai dengan edukasi kesehatan diantaranya dengan metode ceramah.

Penelitian Pengaruh Ceramah Tentang Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui pengaruh ceramah terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku papsmear. Ceramah merupakan metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker serviks dan papsmear dari narasumber kepada guru-guru SD di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian kuasi eksperimental, dengan desain pre-post test intervention with control group. Populasi penelitian adalah guru wanita SD di Kota Yogyakarta. Teknik sampling dengan multistages cluster random sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis meliputi analisis deskriptif dan statistik uji menggunakan Independent Sampels T-test dan Mann-Whitney U test untuk uji beda 2 kelompok sedangkan Paired T-test dan Wilcoxon untuk uji beda 1 kelompok dengan taraf kepercayaan 95%.

Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear, dan riwayat papsmear. Hasil uji statistik menunjukkan ceramah kanker serviks dan papsmear dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku secara signifikan.

Kata kunci : Kanker Serviks, papsmear, ceramah, pengetahuan, sikap, dan perilaku.

(13)

xiii ABSTRACT

Cervical cancer was cancer that it was found at early stadium with papsmear. The main destination of papsmear was detect cancer cell or abnormall cell that it have tendention to be cancer and to detect inflammation on cerviks. Knowledge, attitude, and behaviour of papsmear need to increase and it can be reach by healthy education such as seminar, speech, training.

The research of Training Influence About Cervical Cancer and Papsmear To Knowledge, Attitude, And Behaviour Of Women Teacher In Elementary School At Yogyakarta City have destination to knew the training influence to increase knowledge, attitude, and behaviour of papsmear. Training was education method and it was contained of explanation of matery about cervical cancer and papsmear from speaker to elementary school teacher at Yogyakarta City. Research type is quasi experimental with pretest-postest intervension design with control group. Research population were women teacher in elementary school at Yogyakarta City. Sampling method was multistages cluster random sampling. Research instrument was questioner. The analysis include descriptive analysis and test statistic, it used Independent Samples T-Test and Mann-Whitney U-Test for two group different test. In the other hand Paired T-test and Wilcoxon was one group different test with believe degree 95%.

Respondent characteristic was including of age, level of education, get or didn’t get information of cervical cancer and papsmear, also papsmear history. Result of statistic test shew that training of cervical cancer and papsmear could increased knowledge, attitude, and behaviour significantly.

(14)

xiv DAFTAR ISI

(15)

xv A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... B. Variabel Penelitian ... H. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian………. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

A. Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku ... B. Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

(16)

xvi

A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... BIOGRAFI PENULIS ...

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil Pemeriksaan Papsmear……..……… 14 Tabel II. Profil Pertanyaan dalam Kuesioner mengacu ke NCI (2007)... 34 Tabel III. Jenis pernyataan dan pengelompokan pernyataan berdasarkan variabel

dalam kuesioner yang disusun bersifat favorable dan unfavorable…….... 36 Tabel IV. Hasil Uji Normalitas Data Uji beda 1 kelompok (normalitas pretest,

postest, dan postest 1 bulan untuk setiap variabel dari setiap

kelompok)………... 44 Tabel V. Jenis analisis data yang digunakan untuk uji beda 1 kelompok………….. 44 Tabel VI. Hasil Uji Normalitas Data Uji beda 2 kelompok (normalitas selisih

antara pretest-postest dan pretest-postest 1 bulan untuk setiap variabel dari setiap kelompok)……….. 45 Tabel VII. Umur Guru Wanita Sekolah Dasar terhadap Perubahan

Pengetahuan... 52 Tabel VIII. Karakteristik Umur Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta

terhadap Perubahan Sikap... 54 Tabel IX. Karakteristik Umur Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta

terhadap Perubahan Perilaku ... 56

Tabel X. Karakteristik Tingkat Pendidikan Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota

Yogyakarta terhadap Perubahan Pengetahuan... 58 Tabel XI. Karakteristik Tingkat Pendidikan Guru Wanita Sekolah Dasar

(18)

xviii

Tabel XII. Karakteristik Tingkat Pendidikan Guru Wanita Sekolah Dasar di

Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Perilaku... 62

Tabel XIII. Karakteristik Sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Pengetahuan... 66

Tabel XIV. Karakteristik Sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Sikap... 68

Tabel XV. Karakteristik Sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Perilaku... 70

Tabel XVI. Karakteristik Latar Belakang Papsmear Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Pengetahuan... 74

Tabel XVII. Karakteristik Latar Belakang Papsmear Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Sikap... 75

Tabel XVIII. Karakteristik Latar Belakang Papsmear Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Perilaku... 76

Tabel XIX. Hasil Uji Paired T-testdan Wilcoxon Kelompok Perlakuan……….. 79

Tabel XX. Hasil Rata-Rata Selisih Kelompok Perlakuan……… 80

Tabel XXI. Hasil Uji Paired T-test dan Wilcoxon Kelompok Kontrol………. 83

Tabel XXII. Hasil Rata-Rata Selisih Kelompok Kontrol……….. 83

(19)

xix

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Papsmear ………...… 13

Gambar 2. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku..……….. 21

Gambar 3. Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebelum dan setelah diberikan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku... 26

Gambar 4. Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data…. 48

Gambar 5. Karakteristik Umur ……….. 51

Gambar 6. Grafik Pengaruh Umur terhadap Pengetahuan………. 53

Gambar 7. Grafik Pengaruh Umur terhadap Sikap……… 55

Gambar 8. Grafik Pengaruh Umur terhadap Perilaku……… 56

Gambar 9. Karakteristik Tingkat Pendidikan………. 57

Gambar 10. Grafik Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan…………. 59

Gambar 11. Grafik Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Sikap……… 61

Gambar 12. Grafik Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Perilaku………... 62

Gambar 13. Karakteristik Sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear... 64

Gambar 14. Grafik Pengaruh sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear terhadap Pengetahuan... 66

Gambar 15. Grafik Pengaruh sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear terhadap Sikap... 69

(21)

xxi

Gambar 17. Karakteristik riwayat Papsmear ………. 73

Gambar 18. Grafik Pengaruh latar belakang papsmear terhadap Pengetahuan... 74

Gambar 19. Grafik Pengaruh latar belakang papsmear terhadap Sikap... 75

Gambar 20. Grafik Pengaruh latar belakang papsmear terhadap Perilaku... 77

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner... ... 101 Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner………... 105 Lampiran 3. Daftar SD Yang Mengikuti Ceramah……….. 106 Lampiran 4. Data Sekolah Dasar Hasil Randomisasi sebagai kontrol………. 108 Lampiran 5. Nilai Pretest Kelompok Ceramah………. 109 Lampiran 6. Nilai Postest Kelompok Ceramah………. 112 Lampiran 7. Nilai Postest 1 bulan Kelompok Ceramah……… 115 Lampiran 8. Uji Normalitas Kontrol………. 118 Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Data Ceramah………. 121 Lampiran 10. Hasil Uji……….. 128 Lampiran 11. Surat Undangan kepada Kepala Sekolah untuk menghadiri

(23)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor itu adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal yang bukan radang (YKI, 2000).

Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua golongan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Penyebab kanker belum dapat dipastikan, namun diketahui ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker seperti bahan kimia, virus, hormon, makanan, penyinaran berlebih, dan rangsangan fisik berulang. Sebagian jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker (YKI, 2000).

(24)

Kanker serviks (cervical cancer) terjadi pada jaringan serviks atau leher rahim yang menghubungkan antara organ uterus dan vagina. Di dunia, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling sering diderita oleh kaum wanita. Di negara berkembang seperti Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama bagi masyarakat (Ngelangel, 2002). Pada tahun 1998, terdapat 25,3% kasus kanker serviks di Indonesia. Angka tersebut merupakan urutan pertama jenis kanker yang terjadi pada wanita menyusul kemudian kanker payudara sebesar 18,4% (WHO, 2006). Di provinsi DIY kanker serviks menempati urutan kedua (Ghozali dan Irianiwati, 1999).

Kanker serviks merupakan kanker yang berkembang relatif lambat dan kemungkinan tidak ada gejala. Sebelum menjadi kanker serviks, terlebih dahulu melalui tahap prakanker. Salah satu upaya deteksi dini adanya kanker serviks adalah dengan melakukan tes papsmear. Menurut laporan NCI, antara tahun 1955 sampai tahun 1992 papsmear atau Papanicolaou (Pap) smear dapat menurunkan insidensi kanker di USA sebesar 74%. Sebanyak 85% kematian akibat kanker serviks adalah pada penderita yang belum pernah melakukan papsmear. Maka papsmear bertujuan untuk menemukan wanita pada masa prakanker sehingga berguna untuk preventif kanker serviks (Velde, 1996). Di Indonesia skrining dengan papsmear yang dilakukan oleh pemerintah belum sebagai program, dengan begitu pemeriksaan papsmear masih banyak dilakukan individual, oleh perorangan, perkumpulan, dan lembaga swadaya masyarakat.

(25)

ekonomi, kebudayaan, geografi, demografi sangatlah berpengaruh pada insiden kanker serviks (Suwigoga, 2006).

Perilaku untuk melakukan papsmear harus ditingkatkan supaya menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pengetahuan dan sikap merupakan penyebab atau motivator bagi seseorang untuk berperilaku (Azwar, 2007). Menurut Sarwono (1997), perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya tambahan informasi tentang obyek tersebut. Beberapa model edukasi telah terbukti dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, diantaranya yaitu: metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) atau Mothers’ Active Learning Method (MALM) (Suryawati, 2003), edukasi dengan penyuluhan dan leaflet (Supardi, 1998) dan seminar-seminar atau penyuluhan pada umumnya. Edukasi kesehatan diperlukan untuk mendorong perilaku yang berkaitan dengan promosi kesehatan antara lain adalah upaya pencegahan terjadinya penyakit. Untuk meningkatkan perhatian dan kewaspadaan seseorang terhadap penyakit khususnya kanker serviks dengan deteksi dininya yaitu papsmear, maka dilakukan salah satu model edukasi yaitu ceramah yang telah terbukti meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang untuk melakukan papsmear (Soebroto, dkk, 2001).

(26)

1. Permasalahan

a. Bagaimanakah karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear? b. Apakah ceramah tentang kanker serviks dan papsmear berpengaruh pada

peningkatan nilai pengetahuan guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta?

c. Apakah ceramah tentang kanker serviks dan papsmear berpengaruh pada peningkatan nilai sikap guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta? d. Apakah ceramah tentang kanker serviks dan papsmear berpengaruh pada

peningkatan nilai perilaku guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

(27)

penelitian kali ini metitikberatkan pada pengaruh edukasi yaitu Ceramah Mengenai Kanker Serviks Dan Papsmear Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu terletak pada tema yang diangkat, waktu pelaksanaan serta metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pretest, posttest, dan posttest 1 bulan untuk melihat pengaruh edukasi (ceramah) yang sudah diberikan dan dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan: a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dengan adanya ceramah tentang kanker serviks dan papsmear, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat sehingga dapat mengurangi mortalitas serta prevalensi penyakit kanker serviks.

b. Manfaat Metodologis

(28)

c. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu cara yang efektif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan semakin berkembangnya semangat ”patient oriented”.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ceramah tentang kanker serviks dan papsmear terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan nilai pengetahuan guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta setelah diberikan ceramah mengenai kanker serviks dan papsmear.

(29)
(30)

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kanker

Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena adanya ketidaknormalan dari suatu sel jaringan tubuh yang dapat berpotensi menjadi sel kanker. Sel jaringan tubuh yang sudah menjadi sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain sehingga dapat menyebabkan kematian. Biasanya, penderita kanker tidak merasakan gejala maupun keluhan sebelum kanker meluas ke jaringan di sekitarnya. Dan jika penderita sudah merasakan keluhan maka penyakit kankernya sudah berada dalam tahap lanjut (YKI, 2000).

(31)

B. Kanker Serviks 1. Definisi

Kanker serviks terbentuk pada jaringan serviks yang merupakan organ yang menghubungkan uterus dengan vagina. Kebanyakan kanker serviks merupakan kanker yang tidak memunculkan gejala, tetapi dapat dideteksi lebih dini dengan melakukan PAP-test secara teratur (NCI, 2007).

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang berkembang melalui beberapa tahap dan dapat ditemukan pada stadium dini (tahap prakanker) yang pertumbuhannya sangat lamban, disebut displasia (kelainan pertumbuhan sel). Sesudah mencapai displasia berat dapat menjadi kanker yang belum menyebar dan kemudian menjadi kanker yang akan menyebar. Dengan menemukan kanker serviks pada stadium dini dan mengobatinya pada stadium dini pula, maka angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks dapat dihindari (YKI, 2000).

2. Tanda dan Gejala

(32)

Pada stadium lanjut, kanker serviks biasanya menunjukkan gejala meliputi nafsu makan berkurang sehingga terjadi penurunan berat badan dan kelelahan. Selain itu juga terdapat nyeri panggul dan punggung, dari vagina keluar air kemih dan patah tulang karena penyebaran sel kanker (YKI, 2000).

3. Penyebab

Penyebab utama dari kanker serviks adalah terinfeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) khususnya tipe 16, 18, dan 31 (YKI, 2000). Virus lain yang diduga sebagai penyebab adalah virus herpes simpleks (HSV) tipe 2. Salah satu atau kedua virus tersebut memiliki afinitas terhadap sel abnormal atau neoplasma atau secara kebetulan terjadi secara bersamaan, yaitu infeksi virus dengan pertumbuhan neoplasma, dimana keduanya berkaitan dengan kegiatan seksual (Yuswanto, 2000). 4. Faktor Risiko

(33)
(34)

C. Papsmear

1. Definisi

Papsmear seringkali disebut pap-test (Papanicolaou) diperkenalkan pada tahun 1950 merupakan suatu cara untuk memeriksa sel-sel yang diambil dari serviks yaitu bagian akhir dari uterus yang menghubungkan antara uterus dan vagina atau memeriksa sel-sel yang terlepas dari suatu permukaan tubuh, selaput lendir atau neoplasma (YKI, 2000).

Tujuan utama dari pemeriksaan papsmear adalah mendeteksi adanya sel kanker atau sel abnormal yang bertendensi untuk menjadi sel-sel kanker. Pemeriksaan papsmear juga dapat mendeteksi adanya proses inflamasi atau infeksi pada organ serviks (NCI, 2007).

2. Kapan sebaiknya Papsmear dilakukan?

(35)

3. Siapa saja yang harus papsmear?

Yang seharusnya melakukan papsmear adalah wanita yang berumur lebih dari 30 tahun dan sudah melakukan hubungan seksual, wanita dengan usia menopause walau sudah tidak aktif melakukan hubungan seksual karena resiko kanker serviks meningkat sesuai dengan pertambahan umur, dan wanita yang menjalani pengangkatan rahim sebagian atau yang leher rahimnya masih utuh.

Pada wanita yang tidak menikah, tidak diperlukan adanya papsmear. Akan tetapi risiko terjadinya kanker serviks tetap ada karena adanya kemungkinan terjadinya infeksi. Walaupun demikian untuk orang yang belum / tidak menikah dapat dicegah dengan diberikannya vaksin HPV (Human Papilloma Virus) (Velde, 1996).

(36)

4. Interpretasi Hasil

Bila tiga kali hasil pemeriksaan normal, pemeriksaan dapat dijarangkan, misalnya setiap dua tahun sekali.

Tabel I. Hasil Pemeriksaan Papsmear

Hasil Pap-Smear Frekuensi PapSmear 0 (tidak dapat dinilai) PapSmear ulang 6 sampai 12 minggu Klas I (papsmear normal) Kontrol 1 sampai 2 tahun lagi

Radang Diobati sesuai dengan penyebabnya Klas II – Atipia Tiap 12 bulan sampai hasilnya normal HPV Tiap 6 bulan sampai 2 kali papsmear

normal Klas II - Displasia ringan /

CIN 1

Setelah terapi, tiap 6 bulan pada tahun pertama, kemudian tiap 2 tahun Klas III - Displasia

sedang/ berat atau CIN 2 / CIN 3

Setelah terapi, tiap 6 bulan pada tahun pertama, kemudian setiap tahun Klas IV dan V –

Karsinoma in situ / invasif

Konsul dokter ahli kebidanan dan kandungan

(YKI, 2000).

(37)

setiap 4-6 bulan untuk 2 tahun hingga diperoleh 3 hasil pemeriksaan negatif secara berurutan (Anonim, 2008a).

Bila hasil papsmear abnormal maka pasien diminta papsmear lebih sering lagi. Dan bila hasilnya tetap abnormal akan dilakukan tindakan colposcopy dan biopsi untuk mendapatkan diagnosis yang lebih pasti dan untuk terapi.

D. Edukasi

Pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan). Penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran sebagai upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidik kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Oleh karena itu, individu, kelompok ataupun masyarakat dianggap sebagai sasaran (objek) pendidikan dan dapat pula sebagai subjek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

(38)

E. Edukasi Kesehatan

Edukasi kesehatan merupakan upaya agar masyarakat berperilaku sehat

dengan cara bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran

dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.

Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar perilaku individu,

kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan dilaksanakan melalui penyuluhan massa,

kelompok atau interpersonal dengan tujuan akhirnya adalah agar individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).

Bentuk pendekatan atau edukasi yang dapat dilakukan antara lain : 1. Bimbingan atau Penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara subyek penelitian dengan peneliti lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh subyek penelitian dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya subyek penelitian akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku) (Notoatmodjo, 2003).

2. Wawancara (Interview)

(39)

akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Notoatmodjo, 2003). 3. Ceramah

Metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah dan untuk kelompok besar. Yang dimaksud kelompok besar di sini apabila subyek penelitian lebih dari 15 orang (Notoatmodjo, 2003).

F. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa individu yang akan menimbulkan suatu gambaran, konsep, persepsi dan fantasi terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indera (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, maka terlebih dahulu harus mengetahui arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Berdasarkan pengalaman dan penelitian terdahulu terbukti bahwa 18 perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

(40)

antara manusia yang pada dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu (Dhammesta dan Handoko, 2000).

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mengatakan. 2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

(41)

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Secara definitif, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

G. Sikap

Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dalam waktu yang relatif lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani yang pada hakekatnya merupakanfaktor keturunan (bawaan) (Kotler, 1997).

(42)

misalnya fasilitas. Sikap masih merupakan reaksi tertutup dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek sebagai penghayatan obyek tersebut.

Struktur sikap itu sendiri terdiri atas empat tingkatan yaitu : 1. Menerima (Receiving)

Subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban ketika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benat atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

(43)

H. Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku kesehatan terdiri dari perilaku sehat yang berarti tindakan individu untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya sedangkan perilaku sakit adalah reaksi individu jika menderita sakit (Sarwono, 1997).

Lingkungan Pengetahuan

↓↑

Individu → Manifestasi Perilaku Sikap ↑

Pengalaman Tindakan

Gambar 2. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Persepsi, adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda meskipun mengamati obyek yang sama. 2. Motivasi yaitu suatu dorongan bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat

terwujud dalam bentuk perilaku.

Manusia di dalam mencapai kedewasaannya, semua aspek di atas juga akan berkembang.

(44)

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya dan hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.

4. Trial dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut Dhammesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut:

a. Faktor motivasi.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.

b. Faktor pengalaman.

(45)

c. Faktor belajar.

Belajar didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik.

d. Faktor kepribadian dan konsep diri.

Kotler (1997) berpendapat bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten atau bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri atau citra pribadi.

e. Faktor sikap.

(46)

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) bahwa tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku, yang terdiri dari a. Ranah kognitif

Ranah kognitif merupakan representasi dari apa yang dipercayai individu pemilik sikap. Jadi komponen ini berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat atau ketahui terbentuk ide atau gagasan tentang karakteristik suatu objek, dan ini menjadi dasar pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari objek tertentu. Tetapi kadang-kadang kepercayaan terbentuk karena kurang atau tidak adanya informasi yang benar tentang objek yang dihadapi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek. c. Ranah psikomotor

(47)

I. LANDASAN TEORI

Kanker serviks merupakan kanker yang banyak ditemukan pada wanita. Kanker ini menyerang jaringan leher rahim yang berkembang relatif lambat dan terkadang tidak ada gejala yang menyertainya. Angka kejadian kanker serviks pada wanita sangatlah besar, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya prevalensi dan mortalitas akibat kanker serviks. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan kanker serviks dan bagaimana mendeteksi serta pengobatannya.

Salah satu upaya deteksi dini adanya kanker serviks dapat ditempuh dengan melakukan tes papsmear secara rutin. Papsmear dapat mendeteksi adanya sel-sel pada leher rahim yang abnormal dan bertedensi menjadi sel-sel kanker serta dapat mendeteksi adanya sel-sel kanker itu sendiri. Pemeriksaan papsmear juga dapat mendeteksi adanya proses inflamasi atau infeksi pada organ serviks.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang kanker serviks dan papsmear dapat dilakukan dengan melakukan edukasi kesehatan mengenai kanker serviks dan papsmear. Edukasi dapat dilakukan dengan metode ceramah/penyuluhan. Melalui ceramah dapat disampaikan secara jelas dan menyeluruh mengenai materi edukasi yang ingin disampaikan. Dengan begitu diharapkan mampu meningkatkan perilaku masyarakat yang disertai peningkatan pengetahuan, sikap, dan dorongan untuk melakukan treatment penyakit kanker serviks yaitu dengan cara papsmear.

(48)

kanker dapat terdeteksi secara dini sehingga langkah penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan.

Kerangka Konsep

Gambar 3. Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebelum dan setelah diberikan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan

perilaku.

J. HIPOTESIS

Ada peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta yang signifikan setelah diberi intervensi ceramah tentang kanker serviks dan papsmear.

Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Ceramah

(49)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (Quasi-Experimental research) dengan rancangan penelitian pre-posttest intervention with control group dan deskriptif evaluatif. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat dalam kehidupan nyata, tidak memungkinkan untuk mengontrol semua hal yang berpengaruh dan menghadapi kesulitan teknis dan etik untuk dapat melakukan randomisasi subyek (Pratiknya, 2003).

(50)

B. Variabel Penelitian

1. Variabel pengaruh (independent) dalam penelitian ini adalah perlakuan (intervensi) yang berupa edukasi kesehatan tentang kanker serviks dan papsmear dengan metode ceramah.

2. Variabel terpengaruh (dependent) dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita SD di Kota Yogyakarta tentang kanker serviks dan papsmear.

C. Definisi Operasional

1. Kanker Serviks adalah kanker atau pertumbuhan yang tidak terkontrol yang menyerang sel pada jaringan di dinding leher rahim.

2. Papsmear adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kanker serviks, yang dilakukan dengan cara mengambil sel-sel yang terdapat pada jaringan epitel leher rahim oleh dokter, bidan, atau perawat yang terlatih dan hasilnya diperiksa di laboratorium klinik oleh ahli Patologi Anatomi. 3. Responden dalam penelitian ini adalah semua guru wanita sekolah dasar di Kota

Yogyakarta baik negeri maupun swasta yang mengisi dan mengembalikan kuisioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi.

4. Ceramah adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker serviks dan papsmear dari narasumber yang berkompeten (tim dokter YKI) kepada responden secara dua arah.

(51)

6. Sikap adalah pandangan hidup dan kecenderungan responden untuk melakukan tindakan pencegahan kanker serviks dengan melakukan papsmear dengan kesadaran yang didasari oleh pengetahuan, dimana hasilnya dapat diukur dengan kuesioner. 7. Perilaku adalah hasil dari segala macam bentuk pengetahuan dan sikap responden

yang terwujud dalam suatu tindakan untuk melakukan papsmear, meneruskan pengetahuan tentang kanker serviks dan papsmear, dan menganjurkan untuk melakukan papsmear yang diukur dengan kuesioner.

D. Tempat Penelitian

(52)

E. Bahan Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yang digunakan adalah guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.

2. Sampel (responden/subyek) dan teknik sampling

Subyek penelitian yang digunakan adalah semua guru wanita sekolah dasar di kota yogyakarta baik negeri maupun swasta, yang mengisi dan mengembalikan kuesioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi responden adalah guru yang bekerja di SD negeri maupun swasta di Kota Yogyakarta, berjenis kelamin wanita, sudah menikah, belum pernah melakukan papsmear atau sudah pernah melakukan papsmear terakhir pertengahan tahun 2005 (pertengahan 3 tahun yang lalu).

Responden penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik multistages cluster random sampling. Teknik sampling ini dilakukan mengacu pada Pratiknya, (2003) dengan cara sebagai berikut:

(53)

b. Memilih klaster dengan cara random murni.

Berdasarkan tabel panduan untuk menentukan banyaknya klaster sampel (Luts, 1982 cit. Pratiknya, 2003) dengan taksiran proporsi 0,50 dan jumlah klaster 14 maka didapatkan klaster sampel sebanyak 7 untuk masing-masing kelompok yaitu ceramah, dan kontrol.

c. Membuat daftar sekolah dasar dari semua klaster yang terpilih sebagai klaster sampel. (Tercantum di lampiran)

d. Memilih sekolah dasar dari daftar sekolah dasar tersebut, sebanyak yang dikehendaki dengan menggunakan teknik random. Jumlah sekolah dasar yang dipilih, dihitung seperti tercantum pada uraian besar sampel selanjutnya.

e. Melakukan identifikasi individu yang memenuhi kriteria inklusi penelitian di dalam klaster yang terpilih.

3. Besar sampel

Besar sampel pada teknik sampling klaster multitahap dilakukan sebagai berikut (Pratiknya, 2003):

a. Menentukan jumlah keseluruhan subyek sampel yang dihitung menggunakan rumus besar sampel minimal:

xpxq

(54)

p = estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (1-p) = 0,5

Zα = harga standar normal (1,96), karena menggunakan harga α = 5% d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

Menentukan jumlah klaster sampel, dilakukan dengan menggunakan tabel (Luts, 1982 cit. Pratiknya, 2003). Berdasarkan tabel didapatkan jumlah klaster sampel untuk masing-masing perlakuan sebesar 7 kecamatan.

b. Menentukan jumlah keseluruhan sekolah dasar dalam klaster-klaster sampel (c1), dan menyusun daftar sekolah dasar pada tiap klaster (c2).

c. Menentukan jumlah subjek yang harus dipilih dari tiap klaster sampel dengan cara, d = (a xc2)/c1

keterangan:

a = jumlah keseluruhan subjek sampel

c1= jumlah seluruh guru wanita SD dalam seluruh klaster sampel c2= jumlah seluruh guru wanita SD dalam setiap klaster sampel

d = jumlah subjek sampel (guru wanita SD) yang harus dipilih dari setiap klaster Dari perhitungan tersebut, akan diperoleh jumlah guru SD yang akan dipilih sebagai subyek penelitian, namun karena data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tidak menyebutkan secara pasti daftar dan jumlah guru untuk setiap sekolah dasar, maka rumus diatas tidak dapat digunakan.

(55)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Untuk mengukur data kuantitatif dibutuhkan suatu skala pengukuran, dan pada kuesioner ini digunakan skala Likert.

Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama mengenai karakteristik demografi responden meliputi nama, umur, alamat, status pernikahan, lama menikah, dan jumlah anak. Bagian kedua untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku responden tentang kanker serviks dan papsmear meliputi pemahaman tentang hal-hal yang tercantum pada tabel 2.

(56)

Kuesioner perlu diuji sebelum digunakan sebagai instrument penelitian. Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas dengan menghitung nilai alpha cronbach dan uji pemahaman bahasa.

Tabel II. Profil Pertanyaan dalam Kuesioner mengacu ke NCI (2007)

No Pertanyaan

1 Pengukuran Aspek Pengetahuan a. Definisi Penyakit kanker serviks b. Etiologi penyakit kanker serviks

c. Tanda dan gejala penyakit kanker serviks d. Faktor resiko kanker serviks

e. Upaya pencegahan kanker serviks f. Pengertian papsmear

g. Arti penting melakukan papsmear h. Proses papsmear

i. Rekomendasi jadwal papsmear yang teratur j. Kapan sebaiknya waktu ideal untuk papsmear k. Bagaimana hasil papsmear dilaporkan

l. Intepretasi hasil papsmear

m. Apa yang harus dilakukan jika hasil tidak normal 2 Pengukuran Aspek Sikap

a. Pendapat tentang ancaman kanker serviks pada penurunan kualitas hidup

b. Upaya pencegahan kanker serviks

c. Pendapat tentang deteksi dini kanker serviks dengan papsmear

d. Pendapat tentang hal yang menghambat (kerugian) deteksi dini dengan papsmear

e. Pendapat tentang hal yang mendukung (keuntungan) deteksi dini dengan papsmear

f. Pendapat tentang tempat melakukan papsmear g. Pendapat tentang biaya papsmear

3 Pengukuran Aspek Perilaku

a. Melakukan atau tidak melakukan papsmear

b. Meneruskan pengetahuan tentang kanker serviks dan papsmear c. Menganjurkan untuk melakukan papsmear

(57)

G. Tata Cara Penelitian 1. Perijinan

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian pada populasi penelitian yaitu pada Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta. Proses perizinan dimulai dengan memasukkan permohonan izin dan proposal penelitian ke bagian perizinan Walikota Yogyakarta c.q. BAPEDA Kota Yogyakarta. Perijinan dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

2. Penelusuran Data Populasi

Penelusuran data polulasi dilakukan melalui Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta bagian pusat data kepegawaian. Di bagian ini ditelusuri data mengenai populasi penelitian yang meliputi daftar dan jumlah SD di Kota Yogyakarta, daftar guru sekolah dasar yang ada di Kota Yogyakarta.

3. Pembuatan kuesioner

Pembuatan kuesioner: ada 3 tahap yaitu: a. Pembuatan kuisioner

Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama mengenai karakteristik demografi responden meliputi nama, umur, alamat, status pernikahan, lama menikah, dan jumlah anak. Bagian kedua untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku responden tentang kanker serviks dan papsmear.

(58)

diketahui yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku berdasarkan panduan dari NCI, 2007. Pernyataan tersebut disusun dengan modifikasi skala likert dari 5 pilihan menjadi 4 pilihan yaitu SS,S,TS,STS. Modifikasi skala likert dilakukan dengan menghilangkan pilihan jawaban di tengah yaitu ragu2. Hal ini, menurut Hadi (2000) dilakukan karena kategori jawaban di tengah memiliki arti ganda yang tidak diharapkan dalam suatu instrumen, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral. Jawaban di tengah juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah, terutama bagi mereka yang ragu atas arah kecenderungan jawabannya, setuju atau tidak setuju. Selain itu modifikasi ini dilakukan untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju, karena orang Indonesia cenderung tidak mau memberikan jawaban yang sangat ekstrim. Pernyataan yang disusun bersifat favorabel dan unfavorabel.

Tabel III. Jenis pernyataan dan pengelompokan pernyataan berdasarkan variabel dalam kuesioner yang disusun bersifat favorable

dan unfavorable.

Variabel No pernyataan Jenis pertanyaan

Favorable Unfavorable

(59)

b. Uji validitas

Validitas memiliki arti sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (content validity).

Uji validitas dari setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 dengan analisis Pearson Product Momen pada tingkat kepercayaan 95%. Analisis ini menunjukkan validitas hubungan antar setiap butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih dari atau sama dengan 3 (Azwar, 2006).

Uji validitas dilakukan kepada guru-guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta di luar sampel penelitian sebanyak 15 orang. Uji validitas ini dilakukan di SDN Bumijo, SDN Bener, dan SDN Sagan. Diperoleh kuesioner yang valid setelah dilakukan 3 kali uji validitas. Pada tahap tersebut butir–butir pernyataan pada kuesioner yang belum valid dilakukan penyusunan ulang kalimat agar menjadi lebih valid.

(60)

Ediati Triningsih M.Sc.,Sp.PA sehingga dapat digunakan sebagai instrument penelitian. Dilakukan juga uji pemahaman bahasa kepada guru-guru wanita SD tersebut dimana peneliti mendampingi satu persatu guru dalam mengisi kuesioner dan menanyakan apakah pernyataan dalam kuesioner mudah dipahami atau tidak.

c. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Azwar (2006), reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang angkanya berada dalam rentang 0-1,0. Semakin tingggi nilai koefisien reliabilitas / mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Dan sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien reliabilitas / menjauhi angka 1 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

(61)

8399

r yang berarti kuesioner yang

digunakan sudah reliabel karena koefisien reliabilitas (r) berada dalam rentang 0-1,0, dan mempunyai reliabilitas yang cukup tinggi karena dalam rentang tersebut koefisien reliabilitas (r)nya mendekati angka 1.

4. Perhitungan Sampel dan Randomisasi Sampel a. Perhitungan Sampel

≈ 92 sampel guru wanita untuk setiap kelompok perlakuan.

Keterangan :

1) Randomisasi klaster kecamatan

(62)

Klaster sampel untuk kelompok kontrol meliputi Kraton, Gondomanan, Pakualaman, Kotagede, Jetis, Ngampilan, Mergangsan.

2) Randomisasi sekolah dasar setiap klaster kecamatan yang dipilih

Dari setiap klaster sampel yang telah terpilih untuk setiap kelompok perlakuan dilakukan randomisasi sekolah dasar. Dari masing-masing klaster kecamatan yang terpilih, diambil sekolah dasar dengan jumlah yang sama untuk setiap kecamatan untuk masing-masing kelompok perlakuan. Sekolah dasar yang sudah terpilih untuk suatu kelompok perlakuan tidak diikutsertakan kembali dalam proses randomisasi untuk kelompok perlakuan yang lain.

5. Pelaksanaan intervensi

a. Penyebaran undangan untuk guru wanita di sekolah dasar yang digunakan sebagai sampel

Undangan untuk menghadiri ceramah disebarkan kepada guru wanita sekolah dasar masing-masing sekolah dasar diharapkan minimal 3 guru yang dapat menghadiri acara tersebut.

b. Pelaksanaan ceramah

(63)

dibagikan postest kepada responden untuk mengukur tingkat pengetahuan, dan sikap setelah intervensi.

Setelah proses penelitian dilakukan, ternyata intervensi tidak cukup dilakukan dalam satu kali, karena responden yang hadir belum memenuhi jumlah minimal yang dipersyaratkan. Untuk itu dilakukan proses randomisasi ulang dengan prosedur yang sama dan dilakukan penyebaran undangan dan intervensi berikutnya dengan responden yang berbeda hasil randomisasi sekolah dasar yang gurunya belum menghadiri pada ceramah yang pertama. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan yang memenuhi kriteria inklusi.

Untuk kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi, peneliti datang ke sekolah dasar yang digunakan untuk kontrol dan memberikan kuesioner yang digunakan untuk pretest sekaligus postest dan postest 1 bulan dengan waktu yang berbeda dengan pretes maupun postest kepada guru wanita di sekolah dasar tersebut tanpa memberikan intervensi apapun.

6. Postest 1 bulan setelah intervensi

Postest 1 bulan setelah intervensi dilakukan untuk melihat peningkatan perilaku, dan untuk melihat bagaimana konsistensi dan pengetahuan dan sikap responden setelah satu bulan intervensi, apakah ada perubahan atau tidak.

(64)

7. Pengolahan data a. Manajemen data

Untuk menjamin keakuratan data, dilakukan beberapa kegiatan proses manajemen data yaitu:

1)Editing

Melakukan pemeriksaan kuesioner hasil penelitian apakah sudah lengkap isi jawabannya. Juga dilakukan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi sampel untuk digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

2)Processing

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan angka dari setiap item pernyataan yang dijawab dengan benar oleh responden. Selain itu, peneliti mengelompokkan item pernyataan dalam kuesioner berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap, dan variabel perilaku. Melakukan pemindahan isi data dari kuesioner ke program komputer excel,dan microsoft word.

3)Cleaning

(65)

b.Analisis data

1)Uji normalitas data

(66)

Tabel IV. Hasil Uji Normalitas Data Uji beda 1 kelompok (normalitas pretest, postest, dan postest 1 bulan untuk setiap variabel dari setiap

kelompok)

Kelompok Variabel Test Signifikansi Ceramah Pengetahuan Pretest 0,011*

Postest 0,759** Postest 1 bulan 0,298**

Sikap Pretest 0,020* Postest 0,053** Postest 1 bulan 0,117**

Perilaku Pretest 0,000* Postest 0,000* Postest 1 bulan 0,004*

Kontrol Pengetahuan Pretest 0,586** Postest 0,586** Postest 1 bulan 0,270**

Sikap Pretest 0,061** Postest 0,061**

* distribusi data tidak normal ** distribusi data normal

Tabel V. Jenis analisis data yang digunakan untuk uji beda 1 kelompok

Kelompok Variabel Pembandingan Distribusi Data Jenis Analisis Ceramah Pengetahuan Pretest-Postest Tidak

Normal-Normal Sikap Pretest-Postest Tidak

Normal-Normal

Wicoxon Pretest-Postest 1

bulan

Tidak Normal-Normal

Wicoxon Perilaku Pretest-Postest Tidak

Normal-Tidak Normal Kontrol Pengetahuan Pretest-Postest Normal-Normal Paired T-Test

Pretest-Postest 1 bulan

Normal-Normal Paired T-Test Sikap Pretest-Postest Normal-Normal Paired T-Test

Pretest-Postest 1 bulan

Normal-Normal Paired T-Test Perilaku Pretest-Postest Tidak

Normal-Tidak Normal

Wilcoxon Pretest-Postest 1

bulan

Tidak Normal-Tidak Normal

(67)

Tabel VI. Hasil Uji Normalitas Data Uji beda 2 kelompok (normalitas selisih antara pretest-postest dan pretest-postest 1 bulan

untuk setiap variabel dari setiap kelompok)

Kelompok Test Signifikansi

1. C Pengetahuan Pretest-Postest 0.212** Pretest-Postest 1 bulan 0.168**

2. C Sikap Pretest-Postest 0.056**

Pretest-Postest 1 bulan 0.049* 3. C Perilaku Pretest-Postest 0.000* Pretest-Postest 1 bulan 0.003* 4. Kontrol Pengetahuan Pretest-Postest 0.000* Pretest-Postest 1 bulan 0.521** 5. Kontrol Sikap Pretest-Postest 0.000*

Pretest-Postest 1 bulan 0.043* 6. Kontrol Perilaku Pretest-Postest 0.000* Pretest-Postest 1 bulan 0.296** Keterangan:

* distribusi data tidak normal ** distribusi data normal

Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang signifikan pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol digunakan analisis statistik Two Sample Independent T-test dan Mann-Whitney U-Test.

2)Uji Signifikansi yaitu untuk mengetahui signifikansi antara :

(68)

b) Uji beda Two Sample Independent T-test (jika dua data yang dibandingkan terdistribusi normal) atau Mann-whitney (jika minimal salah satu dari dua data yang dibandingkan terdistribusi tidak normal) dalam dua kelompok yang berbeda, yaitu kontrol-intervensi (ceramah). Uji beda ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku yang signifikan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Analisis Mann-Whitney U-Test merupakan prosedur untuk suatu variabel independent (edukasi) yang mempunyai 2 level diskrit (perlakuan yaitu ceramah dan tanpa perlakuan/control) dan suatu variabel dependent continous (pengetahuan, sikap, dan perilaku).

Two Sample Independent T-test digunakan untuk membandingkan dua level dari suatu variabel independent discreet (edukasi) untuk mengetahui apakah dua sampel sama atau berbeda secara signifikan. Untuk melihat adanya peningkatan atau tidak dilihat dari selisih rata-rata nilai pretest-postest dan pretest-postest setelah 1 bulan, sedangkan untuk melihat signifikan atau tidak dilihat dari uji signifikansi di atas.

3)Metode statistik deskriptif

(69)

serta riwayat melakukan papsmear terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku guru wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta

Analisis data dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai pretest-postest, dan pretest-postest 1 bulan yang kemudian dicari nilai rata-ratanya (mean). Hasil rata-rata tersebut dibagi dengan jumlah item pertanyaan yang dikalikan dengan peningkatan nilai maksimim {nilai tertinggi (4) – nilai terendah (1) = 3} dan dibuat dalam bentuk persentase.

P = X x 100% (Nx3)

Keterangan : P = persentase

(70)

Gambar 4. Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data Data Ceramah dan

Kontrol

Uji normalitas pretes, postes, postes 1 bulan untuk masing-masing variabel dan kelompok

Uji normalitas selisih pretes-postes dan pretes-pretes-postes 1 bulan

untuk masing-masing variabel

(71)

H. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian 1. Kesulitan Penelitian

a. Sulitnya mendapat tanggapan dari kepala sekolah dan guru-guru SD dimana banyak guru-guru SD yang tidak menghadiri acara ceramah yang diadakan oleh peneliti. Hal ini menyebabkan peneliti sulit untuk mendapatkan jumlah sampel minimal yang dipersyaratkan dan harus mengadakan acara tersebut lebih dari satu kali.

b. Waktu penelitian harus mundur dari yang seharusnya karena sulitnya mencocokkan waktu antara peneliti dengan guru wanita SD.

Untuk mengatasi kesulitan penelitian ini maka peneliti :

1) Memohon bantuan kepada Dinas Pendidikan membuatkan surat rekomendasi kepada Sekolah Dasar yang akan diundang untuk menghadiri ceramah tentang kanker serviks dan papsmear.

2) Mengadakan acara ceramah tentang kanker serviks dan papsmear di Dinas Pendidikan, dimana tempat ini sudah umum diketahui oleh para guru Sekolah Dasar.

3) Memberikan sertifikat dan doorprize kepada guru-guru Sekolah Dasar yang hadir pada acara ceramah tentang kanker serviks dan papsmear.

(72)

2. Kelemahan Penelitian

a. Sulitnya melakukan multistages cluster random sampling sesuai dengan ketentuan dari literatur karena banyaknya guru wanita SD yang sudah diundang namun tidak dapat menghadiri acara ceramah. Hal ini menyebabkan peneliti harus melakukan randomisasi ulang pada SD yang sudah diundang tapi tidak menghadiri.

b. Sulit mengontrol hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian misalnya latar belakang informasi yang pernah diterima oleh responden, informasi yang diterima responden sebelum postest selama 1 bulan setelah

(73)

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Karakteristik Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, sudah/belum mendapat informasi mengenai kanker serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear sebelum intervensi. Masing-masing karakteristik tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap perubahan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku responden setelah mendapatkan intervensi dengan metode ceramah.

1. Umur

Guru wanita SD yang menjadi responden dalam penelitian ini, berumur mulai dari 21 tahun hingga 60 tahun, dan dikelompokkan ke dalam 4 rentang umur.

(74)

Responden yang diberi intervensi ceramah mengenai kanker serviks dan papsmear, paling banyak berumur 41-50 tahun (40,22%) dari keseluruhan responden, umur 31-40 tahun (23,91%), umur 51-60 tahun (18,48%), dan yang paling sedikit umur 21 sampai 30 tahun (17,39%).

a. Pengetahuan

Karakteristik umur responden akan dilihat pengaruhnya terhadap perubahan tingkat pengetahuan responden setelah memperoleh intervensi. Responden dibagi menjadi IV kelompok umur dan hasil penelitian menunjukkan responden dengan umur antara 21-30 tahun menunjukkan perubahan pengetahuan yang tertinggi. Peningkatan tersebut dilihat dari perubahan tingkat pengetahuan responden yang ditunjukkan dengan % perubahan pretest-postest serta % perubahan pretest-postest 1 bulan setelah intervensi yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VII. Umur Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Pengetahuan

Umur

Jumlah Guru

% perubahan pretest-postest

% perubahan pretest-postest 1 bulan

21-30 16 20,0000 18,6111

31-40 22 12,6262 11,414

41-50 37 11,0509 9,9098

(75)

Gambar 6. Grafik Pengaruh Umur terhadap Pengetahuan

(76)

menghambat proses belajar pada orang dewasa berkaitan dengan kondisi fisiknya (Notoatmodjo, 2003).

b. Sikap

Karakteristik umur responden akan dilihat pengaruhnya terhadap perubahan tingkat sikap responden setelah memperoleh intervensi. Responden dibagi menjadi IV kelompok umur dan hasil penelitian menunjukkan responden dengan umur antara 21-30 tahun menunjukkan perubahan sikap yang tertinggi. Peningkatan tersebut dilihat dari perubahan tingkat sikap responden yang ditunjukkan dengan % perubahan postest serta % perubahan pretest-postest 1 bulan setelah intervensi yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel XIII. Karakteristik Umur Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Sikap

Umur

Jumlah Guru

% perubahan pretest-postest

% perubahan pretest-postest 1 bulan

21-30 16 18,0556 10,7639

31-40 22 10,3533 7,8283

41-50 37 8,8589 9,4594

(77)

Gambar 7. Grafik Pengaruh Umur terhadap Sikap

(78)

c. Perilaku

Karakteristik umur responden akan dilihat pengaruhnya terhadap perubahan tingkat perilaku responden setelah memperoleh intervensi. Responden dibagi menjadi IV kelompok umur dan hasil penelitian menunjukkan responden dengan umur antara 21-30 tahun menunjukkan perubahan perilaku yang tertinggi. Peningkatan tersebut dilihat dari perubahan tingkat perilaku responden yang ditunjukkan dengan % perubahan pretest-postest serta % perubahan pretest-postest 1 bulan setelah intervensi yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IX. Karakteristik Umur Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Perilaku

Umur

Jumlah Guru

% perubahan pretest-postest

% perubahan pretest-postest 1 bulan

21-30 16 2,7778 33,3333

31-40 22 -4,5456 28,7878

41-50 37 -0,9011 26,7267

51-60 17 -2,6144 24,1833

(79)

Responden yang paling banyak menunjukkan perubahan perilaku adalah kelompok umur 21-30 tahun. Pada % perubahan pretest-postest 1 bulan menunjukkan peningkatan perilaku yang lebih tinggi dibandingkan % perubahan pretest-postest. Usia terkait dengan lamanya hidup dan banyaknya kemungkinan mendapatkan pengalaman. Pengalaman yang didapat selama hidup dapat mendasari perilaku yang dilakukan seseorang (Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H.T., 2000). Pada rentang umur 21-30 tahun, mereka lebih mempunyai perhatian

untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup dengan melakukan papsmear untuk mendeteksi dini kanker serviks yang dapat dilihat pada gambar 8.

2. Tingkat Pendidikan

Responden dikelompokkan menjadi 5 kategori berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh responden yaitu: SLTA, SPG, Diploma II, Strata I dan Strata II.

(80)

Responden pada kelompok yang diberi intervensi dengan metode ceramah mengenai kanker serviks dan papsmear, dengan tingkat pendidikan Strata I (57,61%), pada urutan selanjutnya adalah tingkat pendidikan SLTA dan sederajat (29,35%), Diploma II (6,52%), dan sebagian kecil sisanya tingkat pendidikan SPG (3,26%), serta Strata II (3,26%). Dilihat dari karakteristik tersebut, guru wanita SD di kota Yogyakarta yang menjadi responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi yaitu yang paling rendah adalah SLTA dan yang paling tinggi adalah Strata II, dengan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah Strata I dan SLTA.

a. Pengetahuan

Karakteristik tingkat pendidikan responden akan dilihat pengaruhnya terhadap perubahan tingkat pengetahuan responden setelah memperoleh intervensi. Pengaruh tersebut dilihat dari perubahan tingkat pengetahuan responden yang ditunjukkan dengan % perubahan pretest-postest serta % perubahan pretest-postest 1 bulan setelah intervensi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan Strata I. Hasil lainnya dapat dilihat pada tabel X.

Tabel X. Karakteristik Tingkat Pendidikan Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta terhadap Perubahan Pengetahuan

Tingkat

SLTA 27 17,7778 16,2962

SPG 3 3,3333 7,7778

Diploma II 6 10,5349 7,4896

Strata I 53 13,6687 12,4109

Gambar

Tabel XXIV. Faktor responden belum melakukan papsmear………………………… 94
Gambar 20. Grafik Pengaruh latar belakang papsmear terhadap Perilaku................    77
Gambar 1. Papsmear
Tabel I. Hasil Pemeriksaan Papsmear
+7

Referensi

Dokumen terkait

Antecedent diartikan sebagai timbulnya suatu perilaku didahului oleh suatu sebab, behaviour mempelajari bagaimana cara seseorang bereaksi terhadap rangsangan, dan

Telah dibahas juga oleh Rudhito (2011) tentang matriks atas aljabar Max-Plus interval, graf dalam aljabar Max-Plus interval serta nilai eigen dan vektor eigen matriks atas

Tujuan penelitian ini 1) untuk mengetahui pengaruh current ratio (CR) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba di perusahaan transportation services yang terdaftar di

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Penerapan Sistem Manajemen Informasi

Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasall6 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 Kota Surabaya tentang Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum. Manajemen

Penganugerahan Pangripta Nusantara Tahun 2015 kepada provinsi dan kabupaten/kota yang mempunyai dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) terbaik bertujuan