PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP PENINGKATKAN MINAT MEMBACA BAGI ANAK DI KELAS B1 TAMAN KANAK – KANAK NEGERI PEMBINA
PONTIANAK SELATAN
Novidawati
Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Email : juleha72@gmail.com
Abstrak : Kurangnya pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar membuat kurang meningkatnya minat membaca pada anak. Karena perpustakaan merupakan salah satu cara yang efektif yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi anak untuk membaca. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah minat membaca anak sebelum memanfaatkan perpustakaan?, (2) Bagaimanakah minat membaca anak setelah memanfaatkan perpustakaan?, (3) Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar terhadap peningkatkan minat membaca bagi anak di TK Pembina Pontianak ?. Tujuan Penelitian ini (1)Untuk mengetahui minat membaca anak sebelum memanfaatkan perpustakaan (2) Untuk menggali informasi tentang minat membaca anak setelah memanfaatkan perpustakaan (3) Untuk menggali informasi Pemanfaatan Perpustakaan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan minat membaca bagi anak di TK Pembina Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan adalah ekperimen Pre-xperimental Design dengan mengambil one-group pretest-posttest tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah TK Negeri Pembina Pontianak Selatan dan sumber yang diperoleh dari guru dan anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Wawancara, Teknik Observasi, dan Teknik Dokumentasi. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji t. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dalam pemanfaatan perpustakaan terhadap peningkatan minat membaca anak di TK Pembina Pontianak Selatan.
Masa kanak – kanak adalah masa yang sangat peka untuk menerima berbagai rangsangan dari lingkungan. Solehudin, (2003: 3) mengemukakan bahwa “keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan yang optimal pada masa ini akan menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut serta menentukan keberhasilan anak didik dalam mengikuti pendidikannya di kemudian hari”. Dan salah satu pola penerapannya yang saat ini dirasakan cukup dominan dalam pelaksanaan pendidikannya adalah pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan minat membaca.
Betapa pentingnya rangsangan – rangsangan yang dibutuhkan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki maka penggunaan perpustakaan sebagai sumber atau tempat untuk menumbuhkan segala daya pikir atau imajinasi anak melalui dengan membaca, karena dengan membaca anak mendapat informasi baru.
Saat ini masalah yang banyak dibicarakan dalam pendidikan yang
ada di TK Pembina Pontianak Selatan adalah rendahnya mutu pendidikan yang terlihat dari kuranganya minat membaca. Dari hasil pengamatan awal di kelas B1 Taman Kanak – kanak Pembina, peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan kurangnya Peningkatkan minat membaca anak yang, peneliti amati di kelas B1 usia 5 – 6 tahun yang terdiri dari 31 orang anak, di Taman Kanak – kanak
Pembina karena perlu
memaksimalkan dengan
mengembangkan aspek – aspek perkembangan anak usia dini.
Bafadal (2009: 3) perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik berupa buku – buku maupun bukan berupa buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat di gunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Kecendrungan yang nampak pada anak – anak di kelas B1 yang peneliti lihat terhadap kurang nya minat membaca anak yang disebabkan juga kurangnya
memotivasi berkunjung
keperpustakaan yang ada di TK pembina yang. Dan juga buku – buku yang kurang menarik buat anak baca, sehingga pemahaman anak dalam ilmu pengetahuan pun jadi sangat minim. Pemanfaatan perpustakaan ini pun akan menjadi solusi untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi anak dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar yang ada di TK.
1. Bagaimanakah minat membaca anak sebelum memanfaatkan perpustakaan?
2. Bagaimanakah minat membaca anak setelah memanfaatkan perpustakaan?
3. Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar terhadap peningkatkan minat membaca bagi anak di TK Pembina Pontianak ?
Tujuan penelitian secara khusus merupakan sarana yang harus dicapai melalui suatu proses usaha.
1. Untuk mengetahui minat membaca anak sebelum memanfaatkan perpustakaan. 2. Untuk mengetahui informasi
tentang minat membaca anak setelah memanfaatkan perpustakaan.
Pengertian perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke- 19 perpustakaan didefinisikan sebagai ‘’ suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yag berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, yang dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perpustakaan berasal dari dasar pustaka yang artinya kitab, buku, atau buku primbon.
Menurut Basuki (1991: 31-39) ‘’ Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya. Sedangkan menurut Bafadal (2009: 1) Menerangkan bahwa pemahaman perpustakaan secara umum adalah dasar memahami perpustakaan sekolah. Sebab, perpustakaan sekolah adalah bagian dari perpustakaan secara umum. Menurut Sinaga ( 2011: 16) menerangkan bahwa perpustakaan adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya.
Karena itu perpustakaan adalah salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa supaya bisa benar – benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar.
Menurut Bafadal (2009: 2-3) ada empat macam ciri – ciri perpustakaan, yakni:
a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja. Adanya perpustakaan adalah tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu.
b. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka.
Di perpustakaan, disediakan sejumlah bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku. Jumlah pustaka ini tergantung kepada kebutuhannya yang didasarkan pada jumlah pemakainya.
c. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai.
Tujuan pengelola atau pengaturan bahan – bahan pustaka tidak lain adalah agar dapat digunakan dengan sebaik – baiknya oleh pemakainya. Lebih jauh lagi adalah bagaimana agar dengan pengaturan tersebut, dapat membangkitkan minat setiap pemakai untuk selalu mengunjungi perpustakaan.
d. perpustakaan sebagai sumber informasi. Perpustakaan tidak hanya sebagai gudang buku, tetapi secara prinsip, perpustakaan harus dijadikan atau berfungsi sebagai sumber belajar untuk mendapat berbagai informasi bagi setiap yang membutuhkannya.
Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam
pembelajaran harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, menurut Nasution (1995: 26-28) menjelaskan bahwa fungsi sumber belajar adalah :
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)
pengembangan bahan
pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d. Lebih memantapkan
pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi
yang mampu menembus batas geografis.
2. Membaca menurut Bond dan Wagner yang dikutip oleh Bafadal ( 2009: 193) adalah proses menangkapan atau memperoleh konsep – konsep yang dimaksud oleh
pengarangnya, dan
merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep – konsep itu.
menyerap informasi dari bacaan, dan (3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2).
4. Menurut Bafadal (2009: 191) minat membaca adalah
usaha memilihara,
mempertahankan, dan meningkatkan minat baca. Liliawati (Sandjaja, 2005: 5) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan memdalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiaan membaca sehingga dapat mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
Membaca merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan karena dengan kegiatan membacalah akan membantu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Bafadal (2009:
89) menjelaskan tentang manfaat membaca adalah:
a. Mempermudah memahami berbagai mata pelajaran. Dengan
membaca, siswa dapat menambah, memperluas, dan memperdalam pelajaran yang sudah diperolehnya dari guru. Dengan demikian, wawasan dan cakrawala berpikir siswa tambah baik.
b. Mempertinggi kemampuan
siswa dalam
membandingkan, meneliti, dan mempertajam pelajaran yang sudah didapatnya di kelas.
c. Meningkatkan apresiasi seni sastra dan seni – seni lainya. Dengan membaca,
siswa meningkat
kemampuan untuk
menikmati berbagai karya seni.
d. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya dan mengenal lingkungannya yang lebih luas.
e. Meningkatkan
f. Mengembangkan watak dan kepribadian yang baik. g. Meningkatkan selera dan
kemampuan dalam
membedakan yang baik dan yang buruk.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
i. Mendidik untuk belajar mandiri. Dengan membaca siswa dapat mempelajari sesuau secara mandiri.
j. Menambah pembendaharaan kata.
k. Mendidik untuk berpikir kritis dan mengerti berbagai masalah yang terjadi dilingkungannya sekitar maupun lingkungan yang lebih luas.
l. Memacu timbulnya ide baru. m. Memperluas pengalaman. n. Sarana rekreasi yang mudah
dan murah. Dengan membaca, buku – buku yang digemarinya, siswa dapat berkreasi dengan mudah dan
murah. Buku yang
mengandung unsur rekreasi akan memberikan kesegaran dan kebahagian bagi anak.
Amstong (dalam widia, 2012: 19) menyatakan bahwa konsentrasi tidak ada bila tidak ada minat yang memadai, seseorang tidak akan melakukan kegiatan jika tidak ada minat. Lester dan Alice (dalam Widia, 2012: 20 ) juga menekankan beberapa pentingnya minat untuk mencapai sukses dalam hidup seseorang.
Fungsi minat bagi kehidupan anak disebutkan oleh Hurlock (dalam abdul, 1998: 11) sebagai
berikut:
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita – cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga, maka cita – citanya adalah menjadi olah raga yang berprestasi, sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita – citanya akan menjadi dokter
kelompok ditempat temannya, meskipun suasana sedang hujan. 3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh
jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajari oleh guru yang sama dan dipelajari pelajaran tapi antara satu anak dengan anak yang lainya
mendapatkan jumlah
pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
4) Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak – kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan, menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan sukarela. Dan apabila minat ini terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.
Sugiyono (2013: 3) menyatakan, bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap orang lain dalam kondisi yang terkendali.
Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dengan demikian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012: 72).
dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2010:13-14).
Dalam penelitian eksperimen ada beberapa bentuk penelitian. Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan adalah ekperimen Pre-xperimental Design dengan
mengambil one-group pretest-posttest. Dikatakan Pre-Experimental Design karena desaign ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabael dependen. Desain ini tidak terdapat variabel kontrol.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penyusunan hasil penelitian ini secara lengkap sangat sulit ditentukan. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Juni 2014 sampai Agustus 2014
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak – Kanak Pembina Pontianak Selatan dijalan Sumatra Gg karya III, yang terdiri dari 2 orang guru anak dan 31 orang anak dikelas B1.
Pengambilan keputusan hipotesis : Ho : Tidak terdapat perbedaan
dalam pemanfaatan perpustakaan terhadap peningkatan minat
membaca anak di TK Pembina Pontianak.
Ha : Terdapat perbedaan dalam
pemanfaatan perpustakaan terhadap peningkatan minat membaca anak di TK Pembina Pontianak. Berdasarkan data pre-test dan post-test maka dapat dilakukan dengan uji t melalui program SPSS 17 dengan hasil pemanfaatan
B1 Taman Kanak – Kanak Negeri Pembina Pontianak selatan.
peningkatan minat membaca anak TK Pembina Pontianak.
Berdasarkan pernyataan diatas ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh pemanfaatan perpustakaan terhadap
peningkatan minat membaca anak di Taman Kanak – kanak
Pembina Pontianak Selatan dapat “diterima”
Dari hasil yang sudah di peroleh peneliti dari hasil pre-test, di temukan bahwa minat membaca anak menurun karena kurangnya pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar yang masih rendah. Hal ini diketahui di saat pemilaian pre-test dimana peneliti melihat anak yang kurang berkunjung keperpustakaan dan kurangnya minat membaca anak di kelas B1 di Taman Kanak – kanak Negeri Pembina Pontianak Selatan.
Menurut Noerhayati (2000: 45) mengatakan bahwa “ para siswa harus diberikan peluang dan dibimbing untuk menggunakan
waktu belajar dengan baik, ketersediaan sumber belajar yang fungsional akan sangat membantu siswa dalam membantu kegiatan belajar secara leluasa. Perpustakaan sumber belajar dan tempat belajar yang perlu diposisikan secara fungsional dalam proses belajar sehingga mampu memberikan layanan yang lebih bermakna.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti paparkan di bab sebelumnya baik dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dari hasil observasi, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan minat membaca dapat dilihat sebagai berikut: 1. Minat membaca anak
sebelum menggunakan perpustakaan di kelas B1 Taman Kanak – kanak Negeri Pembina Pontianak Selatan tahun 2014/2015 memiliki rata – rata 11,35 yang dikategorikan masih rendah.
2. Minat membaca anak Setelah menggunakan perpustakaan di kelas B1 Taman Kanak – kanak Negeri Pembina Pontianak Selatan tahun 2014/2015 diketahui memiliki rata – rata mulai meningkat, dan
pada hasil observasi dengan menggunakan alat berupa penilaian saat post-test sudah dimulai dan dapat dikategorikan sudah baik/sudah meningkat. 3. Pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap meningkatnya minat membaca bagi anak di kelas B1 Taman Kanak – kanak Negeri Pembina Pontianak Selatan pada tahun pelajaran 2014/2015 berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan perpustakaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t hitung ≤ t tabel, ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang dilakukan diatas, maka penulis mengajukan saran – saran sebagai berikut:
1. Sekolah
Diharapkan kepada sekolah
penyelenggaran agar menggunakan perpustakaan di dalam meningkatkan minat membaca anak, karena ini merupakan salah satu cara yang alternatif yang baik untuk meningkatkan minat membaca anak.
2. Guru
Diharapkan kepada guru dapat berkolaborasi dalam pemanfaatan perpustakaan dalam meningkatkan minat membaca anak sebagai pengembangan potensi diri anak.
3. Peneliti
Sebagai peneliti harus bisa lebih kreatif dan bisa menerapkan ilmu yang di dapat pada saat meneliti. Agar dapat menambah wawasan dan khususnya Untuk memotivasi anak agar mau berkunjung keperpustakaan, apa yang disampaikan dan diterapkan di sekolah dapat bermanfaat bagi guru dan anak .
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Wahid. (1998).
Menumbuhkan Minat
dan Bakat Anak dalam
Minat Membaca,
PBMPAI di Sekolah
Ekstensi dan Proses
Belajar Mengajar
Pendidikan Agama
Islam.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelola Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Basuki, Suliastyo. (1991).
Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Graha Media pustaka utama Nasution. (1995). Berbagai
Pendekatan dalam proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Noerhayati, (2000) Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: P.T Alumni
Solehudin, mahfudh (2000),
Perencanaan pengajaran, Surabaya: Bina Ilmu
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan
Efektif. Jakarta:
Syafi’ie, Imam. (1993). Pandai Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Sandjaja, Soeyanto. (2005).
Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau dari pendekatanSter
Lingkungan, (Online),
(http://www.unika.ac.id/fakultas/psik ologi/artikel/ss-1pdf),
Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung. Alfabeta,
Sugiyono. (2011). Metode
Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta