• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor: 011/PUU-III/2005

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PANEL

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PERKARA NO. 011/PUU-III/2005

MENGENAI

PENGUJIAN UU NO. 20 TAHUN 2003

PASAL 17 AYAT (1) DAN (2) SERTA

PENJELASAN PASAL 49 AYAT (1)

TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (SISDIKNAS)

TERHADAP UUD 1945

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PANEL

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PERKARA NO. 011/PUU-III/2005

MENGENAI

PENGUJIAN UU NO. 20 TAHUN 2003

PASAL 17 AYAT (1) DAN (2) SERTA

PENJELASAN PASAL 49 AYAT (1)

TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (SISDIKNAS)

TERHADAP UUD 1945

I. KETERANGAN

1. H a r i : Rabu

2. Tanggal : 20 April 2005 3. Waktu : 10.00-10.50 WIB

4. Tempat : Ruang Sidang Mahkamah Konstitusi RI Jl. Medan Merdeka Barat No. 7

Jakarta Pusat

5. Acara : Pemeriksaan Pendahuluan

6. Susunan Panel Persidangan :

1. Prof. H. A. S. NATABAYA, S. H., LLM. ( K e t u a ) 2. Prof. H. M LAICA MARZUKI, S. H. ( Anggota ) 3. SOEDARSONO, S.H. ( Anggota )

7. Panitera Pengganti : Ida Ria Tambunan S.H. 8. Pemohon : Fathul Hadie Utsman, Dkk.

(3)

JALANNYA SIDANG

SIDANG DIBUKA PUKUL, 10.00 WIB.

1. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Persidangan Mahkamah Konstitusi untuk perkara No.011/PUU-III/2005, dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum.

Silakan Pemohon untuk memperkenalkan diri. (tidak pakai mic).

KETUK PALU 1X

2. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Assalamuálaikum Wr.Wb.

Saya sebagai Pemohon uji materiil terhadap Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional antara lain terdiri dari saya Fathul Hadie Utsman, kemudian teman saya yang hadir Drs. Abdul Halim Subahar, M.A., yang ketiga Dr. M. Hadi Purnomo, M.Pd, yang keempat Drs. Zaenal Fanani.

Jadi yang hadir hanya dua, yang pertama Fathul Hadie Utsman, yang kedua Abdul halim Subahar, M.A.

3. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Saudara ini sebagai Pemohon, atau akan diwakili atau sebagai Pengacara?

4. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Dikuasakan kepada saya.

5. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Dikuasakan? Jadi dikuasakan lalu Pak Fathul Hadie sehari-hari sebagai advokat atau apa?

(4)

6. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Sebagai LSM.

7. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

LSM.

Kalau advokat pakai baju seperti pakaian toga, ya?

Selanjutnya tolong diuraikan secara singkat apa yang menjadi permohonan pokok-pokok daripada Pak Fathul Hadie di sini. Sebelumnya tadi dikatakan dikuasakan, apakah ada surat kuasanya?

Jadi Pak Fathul Hadie ini mendapat kuasa daripada Pak Abdul Halim Subahar, sampai Zain Raisal Haq ya? Dengan ini memberi kuasa kepada, khusus untuk bertindak atas nama pribadi dan atas nama pemberi kuasa. Timbul pertanyaan kok atas nama pribadi itu bagaimana?

8. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

9. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Ya, tetapi ini bukan surat kuasa kan tidak tepat? Logikanya tidak tepat, kalau surat kuasa ini tentu bertindak bukan atas nama pribadi, bertindak atas nama pemberi kuasa itu, logikanya begitu. Kalau untuk atas nama pribadi tidak usah dikuasakan, jadi satu hal kelucuan memberikan kuasa kepada dirinya pribadi, sendiri itu mengulang tindakan Soekarno dulu, mengangkat formatur dirinya sendiri itu. Jadi kalau mau kuasa diperbaiki ini. Jadi jangan bertindak untuk atas nama pribadi, yang benar bertindak untuk pemberi kuasa ya? Tolong nanti diperbaiki dan ini saya kembalikan.

10. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

11. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Permohonannya kamu betul, tetapi kalau kuasa, hilangkan untuk atas nama pribadi itu. Coba dijelaskan secara pokok-pokok mengenai apa yang dimohonkan.

(5)

12. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Di sini kami sebagai Pemohon melihat bahwa dalam penjelasan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa pendanaan pendidikan itu dapat dilaksanakan secara bertahap, saya anggap bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, yang menyatakan bahwa pemerintah itu harus mengalokasikan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20%. Karena ketentuan ini membolehkan tidak 20% atau secara bertahap, maka ini saya anggap bertentangan, dan dapat merugikan hak-hak konstitusional para Pemohon yang terdiri dari para Siswa, Guru, Wali Murid, Dosen dan Kepala Sekolah.

Bagi Siswa di sini sudah jelas terlihat bahwa menurut Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (2) itu dijamin haknya, bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan atau wajib mengikuti pendidikan dasar, dan Pemerintah

wajib membiayainya.” Itu jelas. Realitanya karena undang-undang ini

membolehkan, akhirnya pemerintah dalam menyusun APBN ini tidak lagi mempermasalahkan apakah dana itu sudah 20% atau tidak dan realitanya, hanya mencapai 6% saja. Sehingga operasional pendidikan yang menurut Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (4) harusnya mencapai 20% masih kurang 20%, sehingga belum mampu membiayai operasional pendidikan itu khususnya pendidikan dasar, sesuai Pasal 31 ayat (2) tersebut.

Pasal 31 ayat (2) wajib belajarnya, sehingga untuk 20% yang ayat (4). Jadi hak konstitusional daripada mahasiswa sudah diatur dalam Pasal 31 ayat (2) secara otomatis tidak terpenuhi, karena sampai detik ini biaya-biaya pendidikan termasuk SPP dan sebagainya tetap ada. Di sekolah-sekolah itu belum dihapus, padahal menurut ketentuan ini atau ketentuan undang-undang ini sendiri, bahwa pemerintah wajib menyediakan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20% atau pemerintah wajib membiayai dana pendidikan khususnya pendidikan dasar pada umumnya dana penyelenggaraan sistem pendidikan nasional itu merupakan juga tanggung jawab pemerintah baik secara subsidi maupun keseluruhan.

Untuk pendidik, dalam Undang-undang Nomor 20 ini juga sudah ditentukan bahwa tiap-tiap tenaga kependidikan maupun pendidik berhak mendapatkan gaji ataupun jaminan sosial yang memadai. Untuk realitas di lapangan, kita lihat bahwa khusus di daerah-daerah pinggiran bukan kota besar, kita mendapatkan kenyataan bahwa gaji guru terutama yang disebut

Umar Bakri atau swasta itu minim sekali. Bahwa masih banyak yang dibawah

upah minimum kota atau regional. Hal ini kita anggap menyalahi hak-hak sebagai warga negara yang telah diatur dalam Pasal 27 ayat (2) maupun Pasal 28 ayat (2) dan Pasal 28 ayat (3) yang pada intinya bahwa, “Tiap-tiap warga negara itu berhak mendapatkan pekerjaan atau kehidupan yang layak serta berhak mendapatkan imbalan atau gaji yang layak untuk dapat hidup sejahtera lahir dan batin”. Di sini kenyataannya belum terpenuhi sama sekali, karena realitanya masih banyak sekali guru atau pendidik yang gajinya jauh di

(6)

bawah ongkos minimum tadi. Jadi ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam hak asasi manusia tentang upah yang memadai atau sesuai Undang-undang Nomor 20 itu sendiri yang menyatakan bahwa hak setiap pendidik dan tenaga pendidikan itu berhak mendapatkan gaji maupun jaminan sosial yang memadai itu belum terlaksana.

Karena masih minimnya dana pendidikan itu, dan kita melihat sebetulnya dana pendidikan 20% itu bisa terwujud apabila ada keseriusan untuk mengalokasikan dana itu. Bagi penyelenggara pendidikan, ini juga mengalami kesulitan karena dana subsidi dari pemerintah khususnya bagi sekolah-sekolah swasta ini masih kecil sama sekali atau kalau bisa dikatakan kadang-kadang belum mendapat.

13. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

14. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Pokoknya itu yang pertama, termasuk uraian di sini sudah kita tulis, saya meringkas dan ini ada di permohonan, kalau begitu kita lanjutkan kepada pasal berikutnya yaitu pasal yang kedua, yang kita gugat yaitu Pasal 17 Tentang Pendidikan Dasar.

15. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Coba itu jelaskan apa kerugian Anda dengan undang-undang ini, kalau itu kan cerita dan itu tambahan-tambahan saja, gaji tidak cukup, segala macam itu biasa semua di Republik ini tidak ada yang cukup kalau soal gaji jadi tidak bukan saja guru, tetapi kerugian Anda sebagai Pemohon menurut Undang-undang Nomor 20 ini Pasal 51 itu Anda harus jelaskan, apa kerugian Anda yang dilanggar?

16. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kita ulang untuk yang siswa, kerugian konstitusionalnya.

17. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Anda Pemohon?

18. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

(7)

19. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Ya, Kuasa dari orang Irian.

20. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya.

21. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Bukan kuasa dari murid?

22. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya, termasuk dari murid.

23. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Begitu.

24. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ada murid satu Pak itu, yang terakhir itukan siswa SLTP, Zain Raisal Haq.

25. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

26. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya.

27. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

28. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kita ulang, untuk yang siswa hak konstitusional kami yang dirugikan itu sesuai dengan ketentuan Pasal 30 ayat (1) disana dicantumkan bahwa “Tiap-tiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya” karena belum dibiayai oleh negara, kami anggap hak

(8)

29. KETUA : Prof.H.A.S. NATABAYA, S. H, LLM.

Sekolah di mana dia?

30. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Di Banyuwangi.

31. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Di mana sekolahnya?

32. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

MTS ”Miftahul Huda” Banyuwangi.

33. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Apa dia sendiri yang dia bayar juga?

34. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Yang bayar wali murid.

35. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Hanya wali murid, saja yang bayar, yang murid yang lain tidak bayar.

36. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Oh ya semuanya bayar, karena ini yang Pemohonnya Cuma Zain Raisal Haq, jadi saya mewakili Zain Raisal Haq.

37. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Ini kita mau melihat, apakah nanti perlakuan terhadap sekolah itu, selain Zain Raisal Haq saja.

38. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Semua wajib membayar, untuk yang guru, yang pendidik, hak konstitusional yang dirugikan itu sesuai dengan Pasal 27 ayat (2) tadi dan Pasal 28 ”Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan

(9)

kehidupan yang layak kemudian berhak mendapatkan imbalan atau Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 di halaman 13 Undang-Undang Dasar 1945.

39. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Ayat berapa?

40. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Pasal 27 ayat (2).

41. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Apa bunyinya?

42. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Yang kedua Pasal 28 ayat (2), ”Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”.

43. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Pasal berapa?

44. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Pasal 28 ayat (2).

45. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

46. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ini maaf ini ada ralat nanti, a,b,c,d-nya itu belum tercatum.

47. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(10)

48. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Titik tekan saya bukan tidak membolehkan bekerjanya.

49. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

Jadi setiap warga negara tidak ada batas-batas bahwa negara wajib, lain ya, nah bukan saya nanti dalam rangka perbaikan ini nanti itu, harus dapat mengena pasal yang ada di Undang-undang Dasar itu. Jadi hati-hati bacanya itu ya, jadi ini ”tiap warga negara berhak” bukan “negara wajib menyiapkan pekerjaan,” jadi saya ingin menjelaskan, nanti pasal-pasal yang menyangkut Undang-Undang Dasar 1945 ini, nanti itu harus jelas apa namanya, bagaimana

reason Saudara itu, alasan Saudara menyebabkan itu merupakan hak

konstitusional daripada Pemohon ini.

50. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kalau boleh menjawab, mohon maaf di sini bahwa titik tekan saya bukan pada boleh bekerjanya, tapi pada penghidupan yang layaknya. Jadi karena gaji dari guru itu kecil sekali, kami anggap, hak untuk hidup layak itu kurang terpenuhi. Di situ titik tekan saya nanti. Demikian juga yang Pasal 2 itu pada intinya imbalannya itu, imbalannya itu memang ada, tapi masih di bawah ongkos minimum regional.

51. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

52. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Pasal 28.

53. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

54. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kita perbaiki ini nanti Pak, kita ralat, ada salah ketik sebelum ada a,b,c,d-nya itu, jadi titik tekannya untuk pendidik di sini pada “penghidupan yang layak “ pada imbalan yang kita anggap belum memadai di situ letaknya.

Dan pada kesejahteraan lahir dan batin yang untuk Pasal 28I ayat (3) itu, ayat (1) dan (3) “serta berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

(11)

pengembangan diri secara utuh sebagai manusia yang bermartabat” di sini titik tekan saya pada jaminan sosial ini belum pernah dilaksanankan juga untuk guru dan untuk gaji juga masih kecil, karena semangatnya saja mereka tetap mengajar. Jadi karena undang-undang menjamin,Undang-Undang Dasar 1945 menjamin kita usahakan kalau misalnya dana 20% itu betul-betul terlaksana, maka Insya Allah untuk guru swasta ini bisa dapat hidup layak serta mendapatkan imbalan yang memadai dan bisa hidup sejahtera lahir dan batin sebagaimana hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini.

55. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

56. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Guru negeri juga perlu, karena kami anggap sudah memadai dan kalau dibandingkan dengan swasta, tapi kalaupun ditambah itu sangat lebih baik.

57. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Bukan begitu, sebab Undang-Undang Dasar 1945 ini, tidak membedakan, jadi kalau melihat dari permohonan Saudara itu, Saudara hanya mempersoalkan mengenai guru swasta, ini tidak apa-apa.

58. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kemudian yang untuk Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 20 tentang pengertian pendidikan dasar. Jadi kami menilai bahwa pasal tersebut menyimpang dengan undang-undang dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dasar”.

59. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM. (No. Mic)

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

60. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (2).

61. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM. ( No. Mic)

(12)

62. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ada, “Tiap-tiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

63. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

64. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya.

65. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

66. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Dalam undang-undang itu, pengertian pendidikan dasar, ini didefinisikan menjadi jenjang pendidikan. Jadi di situ jenjang pendidikan terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Kita menilai itu di Pasal 17 ayat (1) dan (2).

67. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

68. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Untuk pendidikan dasarnya, di situ dikatakan bahwa pendidikan dasar itu adalah terdiri dari SD dan SMP atau dari, atau yang sederajat.

69. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Apa syaratnya?

70. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kita anggap salah, karena apa? Karena yang dimaksud pendidikan dasar ini sudah sesuai dengan yang Pasal 1 butir 18 itu sudah mengatakan bahwa “pendidikan dasar itu adalah pendidikan yang wajib didapatkan oleh

semua warga negara Indonesia”. Kalau kita definisikan hanya pada jenjang

(13)

Undang-Undang Dasar 1945 yang menitikberatkan pada tatanan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab kalau hanya dibatasi pada SD dan SMP ini kami menganggap belum.

71. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM. ( No. Mic)

(tidak terekam/tidak menyalakan mikrofon)

72. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Yang ini didefinisikan sebagai pendidikan dasar, mestinya itu adalah jenjang pendidikan.

73. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Menurut Saudara, pendidikan dasar itu apa?

74. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Pendidikan sesuai dengan yang sudah ada di Pasal 1 butir ke 18 itu, itu pendidikan yang wajib diperoleh oleh atau diikuti oleh setiap warga negara. Kalau misalnya dipaksakan bahwa pendidikan dasar itu hanya pada jenjang SD dan SMP, maka ini bisa menghambat atau bisa mengganggu hak-hak konstitusional warga negara, kenapa? Karena untuk mencari kerja, ini di tiap-tiap lembaga atau lapangan kerja formal, ini mengharuskan pada lulusan SLTA yang bisa mendapatkan pekerjaan di situ. Dan mestinya tidak harus dibatasi pada SD dan SMP, sebab kenyataan realnya wajib belajar. Dulu memang sampai SD kemudian era 80-an itu pada SLTP mungkin sekarang sudah harus SLTA, sebab di lapangan untuk masuk di dunia kerja ini harus SLTA, tamatan SLTA. Dan dana 20% itu sangat cukup untuk wajib belajar sampai SLTA. Kami menganggap bahwa di undang-undang semestinya jangan dipaksakan bahwa pendidikan dasar itu hanya terdiri dari SD dan SLTP. Biarkan saja pengertian itu sebagai jenjang pendidikan sekolah yang terdiri dari SD, SLTP, SLTA atau perguruan tinggi sebagai pengertian semula. Sebab kalau dipaksakan hanya pada jenjang SLTP saja, pendidikan dasar itu berarti Pasal 31-nya mandek atau tidak bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga kalau Indonesia nanti maju, mungkin wajib belajarnya bisa sampai perguruan tinggi.

Demikian pokok-pokok yang kami uraikan di situ

75. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Tadi Saudara mengatakan, sewaktu membuat permohonan ini, yang membuat ini kuasa atau sama-sama?

(14)

76. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Kuasa.

77. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Tapi yang menandatangani ini, hormat kami Pemohon, bagaimana ini? Mestinya begini, Anda ini, kalau dia itu kuasa, Anda itu yang membuatnya. Surat kuasa itu dilampirkan bahwa Anda itu Pemohon itu Pak Fathul itu bertindak untuk dan atas nama Pemohon. Jadi kalau begini, ini campur aduk. Timbul pertanyaan, apakah Pak Fathul itu kuasa hanya untuk berbicara di depan sini, apa kuasa di dalam mengajukan permohonan ini juga?

78. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya, termasuk kuasa mengajukan permohonan.

79. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Kalau kuasa mengajukan permohonan tidak begini formatnya.

80. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Berarti yang tanda tangan cukup kuasa

81. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Iya.

82. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Terima kasih Pak.

83. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Belajar dulu, beracara itu, jangan di sini belajarnya, sebab kalau kesalahan formal ditolak. Sekarang kita mau melihat Petitum Anda ini, menerima, mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya menyatakan bahwa pasal ini bertentangan ini, ini, ini, menyatakan bahwa Pasal 49 tentang Sistem Pendidikan Nasional dibatalkan dan tidak mempunyai kekuatan mengikat, siapa yang dibatalkan ini? Bagaimana bunyi, contoh bunyi pasal dalam Undang-undang ya, dalam Undang-undang Nomor 24 bagaimana bunyinya yang diminta itu ya. Sudah dipelajari tidak Undang-undang Nomor

(15)

24 Tahun 2003? Ya sudah tahu saya mengajukan, tapi tidak dipelajari, harus dipelajari yang benar.

84. HAKIM: Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI S. H.

Coba lihat halaman 17, apa yang dikemukakan oleh Ketua Panel tadi. Pada amar kedua Anda memohonkan menyatakan bahwa Pasal 49 ayat (1) dalam kurung penjelasannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, redaksinya kurang sesuai serta ini nasehat yang tidak mengikat tapi perlu diperhatikan, tidak perlu ada itu redaksinya kurang sesuai serta dicoret saja itu. Bertentangan dengan Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Sekarang yang saya mau dengar dari Anda, bagaimana bunyi/redaksi dari Pasal 49 ayat (1) penjelasannya, bunyinya yang Saudara persoalkan.

85. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Halaman 8 bunyinya, “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada

sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD.” Pemenuhan pendanaan

pendidikan dapat dilakukan secara bertahap”. Yang kita maksud tidak sesuai pemenuhan pendanaan pendidikan dapat dilakukan secara bertahap itu.

86. HAKIM: Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI S. H.

Itu yang Saudara persoalkan, sedangkan porsi 20% itu.

87. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Tidak, penahapannya itu yang kita suruh menghapus.

88. HAKIM: Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI S. H.

Ya, Saudara kemukakan di Saudara punya permohonan itu.

89. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Tidak.

90. HAKIM: Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI S. H.

Bahwa redaksi ini yang Saudara persoalkan. Redaksi mengenai apa itu, bunyinya bagaimana.

(16)

91. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Bunyi tentang, ”Pemenuhan pendanaan pendidikan dapat dilakukan secara bertahap” itu kami mohon untuk diganti.

92. HAKIM Prof. Dr. H. M LAICA MARZUKI, S. H.

Kemudian Saudara baca yang ketiga ya, amar ketiga yang Saudara persoalkan.

Menyatakan bahwa penjelasan Pasal 49 ayat (1) dan pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak berlaku umum, itu tidak ada itu. Tidak ada itu tidak berlaku umum, itulah sebabnya tadi Ketua Panelis meminta Saudara mempelajari dulu, membaca-baca itu Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, tidak ada itu, tidak ada bahwa dimohonkan tidak berlaku untuk umum.

Yang keempat, jadi Saudara pertimbangkan ya, kalau bisa dihapus saja itu. Yang keempat menyatakan bahwa Pasal 49 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dibatalkan,” tidak ada itu Mahkamah Konstitusi

membatalkan, tetapi tidak menyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Jadi Mas Fathul, kata dibatalkan itu dihapuskan saja dalam perbaikan, cuma itu.

Terima kasih.

93. HAKIM: SOEDARSONO, S. H.

Terima kasih Bapak Ketua. Coba disimak permohonannya.

Tadi uraian Anda secara lisan sudah bagus, tapi tidak tertuang di sini secara bagus. Jadi saya ulangi lagi walaupun tadi Saudara mengatakan sudah jelas karena apa, perbaikan itu hanya sekali, tidak berulang kali. Jadi nanti kalau ada kuasa, baru dipermohonannya itu baik untuk diri sendiri maupun atas nama pemberi kuasa, begitu dalam permohonannya bukan dalam surat kuasanya. Kalau yang mohon itu kuasanya saja bagaimana? Makanya harus dipahami. Sebelumnya itu Anda pertama, harus memahami Undang-Undang Dasar, kedua, harus memahami Undang-undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, ketiga Anda harus memahami Undang-undang yang Anda mohonkan yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Diknas itu. Tiga itu harus dikuasai betul, utamanya pasal-pasal yang terkait.

Kemudian istilah-istilah, ini tidak ada hak uji itu tidak ada, coba pelajari itu pada Bab VIII di situ pengujian Undang-undang, bukan hak uji. Jadi Undang-undang Nomor 20 pasal berapa, ayat berapa itu diuji dengan Undang-Undang Dasar. Pasal berapa, ayat berapa dari Undang-Undang Dasar,

(17)

itu bertentangan atau tidak, nanti mengenai Petitum tadi yang disebutkan ya Anda baca saja Pasal 51, 56 dan sebagainya itu Anda pelajari itu, tidak ada batalkan tapi bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, kemudian menyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, itu ada di situ. Kalau anda sudah mempelajari saya kira tidak akan begini, jadi bukan hak uji, tapi pengujian.

Kemudian kronologisnya itu mana yang anda tekankan kalau hanya Pasal 49 ayat (1) itu penjelasannya, ya penjelasannya itu saja yang ditekankan bukan pasal, Anda inikan mempermasalahkan soal penjelasan, ya penjelasan yang berbunyi pemenuhan pendanaan pendidikan dapat dilakukan secara bertahap itu yang Anda, nah itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Pasal berapa ayat berapa, bukan tidak sesuai dan sebagainya, kita tidak mengadili soal redaksi, tapi bertentangan tidak; menguji, jadi pelajari ya. Kalau penjelasan ya penjelasannya saja ditulis ya. Kemudian kalau bukti ya ini bukti titik-titik, jangan begitu, siapkan daftar bukti dan buktinya secara urut sehingga mudah, kalau belum didapatkan, dikumpulkan dulu mengenai bukti-bukti itu, pokoknya yang penting ada daftar bukti-bukti dan sesuai sudah urut begitu, jadi mudah untuk memeriksa nanti.

Kemudian kembali kepada Petitum itu, itu pelajari betul ya, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, menyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum, kan itu Anda tinggal mengutip saja, Anda mengerti mestinya ya, jadi yang teliti, karena apa? Nanti ini akan ada keterangan juga dari pemerintah, dari presiden, terus dari DPR yang membuat undang-undang ini. Jangan sampai nanti di tengah jalan kedodoran, mengerti toh maksudnya, dan itu Anda baca Pasal 51 tadi itu yang dibaca panjang lebar tadi dinasehatkan oleh Pak Ketua itu hak konstitusional yang dirugikan itu tadi harus jelas, di sini tidak nampak, tapi tadi sudah Anda kemukakan tapi kurang urut, karena banyak orang, ini antara guru dengan murid hak konstitusionalnya kan tidak sama yang dirugikan, di situ harus jelas itu.

Terima kasih.

94. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Sudah dengar ya, jadi begini Saudara Fathul, sesuai dengan ketentuan Pasal 39 dari Undang-undang Mahkamah Konstitusi ini, bunyinya begini, saya katakan ya, ”Sebelum memulai pokok perkara, Mahkamah Konstitusi memeriksa kelengkapan ini materi permohonan. Dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) maka Mahkamah Konstitusi wajib memberi nasehat kepada Pemohon untuk melengkapi atau memperbaiki permohonan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari. Jadi, tadi kan sudah mendengar apa-apa yang dari 2 Hakim Anggota dan saya sendiri, ada hal-hal yang perlu kalau menurut kami perlu diperbaiki. Tapi kalau Saudara Fathul Hadie menganggap bahwa ini sudah cukup tidak perlu diperbaiki, yamonggo tidak apa-apa. Tapi kalau mau diperbaiki ada waktu diberi paling lambat 14

(18)

hari, apa mau diperbaiki? Ini banyak saya lihat, ini kalau yang lainnya fotokopi mengenai ininya ada tapi yang paling akhirnya tidak ada saya lihat di dalam yang kamu lampirkan ini KTPnya ini.

95. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Memang ada keterangan dari Kepala Sekolah.

96. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Tadi di sini tidak ada.

97. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ada lampirannya Pak.

98. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Di sini fotokopinya cuma yang lainnya ada KTP, KTP, KTP, yang satu ini Mahasiswa Gajahmada, Pasca Sarjana, yang itu tidak ada.

99. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ada di keterangan Pak 1 lembar, keterangan dari Kepala Sekolah.

100. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Di mana?

101. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Di belakang.

102. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Di belakang mana?

103. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Yang kopnya Madrasah ”Miftahul Huda”, MTS ”Miftahul Huda” kopnya.

(19)

104. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Pemberitahuan KBM ini?

105. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Bukan, yang kop surat.

106. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

MadrasahTsanawiyah ”Miftahul Huda”.

107. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Ya.

108. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Isinya apa?

109. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Yang menerangkan bahwa Zain Raisal Haq adalah siswa dari sekolah tersebut.

110. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Pemberitahuan kepada Bapak/Ibu wali murid.

111. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN.

Bukannya yang itu yang belakangnya lagi ada.

112. KETUA: Prof. H.A.S. NATABAYA, S. H., LLM.

Anak sendiri ini ya, Fathul Hadie Utsman, benar-benar siswa Madrasah Tsanawiyah, betul dan dia bisa menandatangani, ya? Betul, sebab tanda tangan di sini ini? Betul apa begini tanda tangannya?

113. HAKIM: SOEDARSONO, S. H.

Saudara Pemohon dan juga sebagai kuasanya. Utamanya pada undang-undang ya? Anda saya lihat ada dua permohonan, itu jangan dicampur aduk ya? Dipilah-pilah, nanti dulu, justru disini saya temukan mengenai APBN di

(20)

sini, bukan mengenai Undang-undang Diknas dan juga sudah betul Anda harus ada asalnya dari mana, harus dikutip ya. Buku yang di jual itu bisanya ada tetapi yang resmi ya dari Setneg. Dan kalau Anda mempersoalkan penjelasan juga dilampirkan penjelasannya, di sini tidak ada, diusahakanlah, secara resmi tetapi justru APBN ada di sini. Jadi dipilah-pilah.

114. PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN. UTSMAN

Maksud saya itu untuk alat bukti.

115. HAKIM: SOEDARSONO, S. H.

Justru itu. Nanti mesti panelnya lain, kalau Anda bukti ini disimpan di sini kan memeriksanya sulit, jadi dipilah-pilah.

116. KETUA Prof. H. A. S. NATABAYA, S. H., LLM

Sudah mengerti? Nanti diperbaiki, kalau tidak diperbaiki 14 hari resikonya ya memang si Pemohon.

Jadi sesuai dengan ketentuan yang saya bacakan tadi, Mahkamah memberikan kesempatan kepada Pak Fathul Hadi Utsman untuk memperbaiki permohonannya ini paling lambat 14 hari, dan kalau bisa nanti sebagaimana saran daripada Hakim Anggota, bukti-bukti itu disusun, P-1, P-2, P-3 dan seterusnya dan lembaran pertamanya itu disebut, P-1 apa? P-2 apa? Sehingga memudahkan untuk melihat dan mengurut dan tidak perlu memasukkan yang tidak ada kaitannya dengan ini seperti yang telah diberitahukan oleh hakim anggota tadi.

Dengan ini saya anggap Pemeriksaaan Pendahuluan ini cukup dan kita akan tunda setelah masuk daripada perbaikan daripada Saudara.

Perkara Nomor 011/PUU-III/2005 tentang Undang-undang Sisdiknas saya nyatakan ditutup.

KETUK PALU 3X

Referensi

Dokumen terkait

A Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan menganggap bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan inersial dan koordinat waktu (t) juga

Tujuan penyemprotan oli tidak lain lagi untuk mendinginkan piston ketika mesin dalam kondisi bekerja (arapannya supaya suhu piston tetap terjaga dalam artian suhu piston

Keberhasilan peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa antara lain dipengaruhi oleh faktor komunikasi yang dilakukan oleh guru. Komunikasi memiliki andil yang cukup besar

Sebelum tahun 1812 banyak orang Cina yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan kerajaan dengan menyewa tanah dari keraton untuk menanam sayur dan buah yang akan

Hal ini juga ditunjukkan pada observasi dan wawacara peneliti dilapangan menunjukkan pegawai Kantor Samsat Kabupaten Soppeng sudah bekerja dengan baik ,

Miri et al (2007) menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi dalam pembelajaran inkuiri terbimbing yang menyebabkan meningkatnya kemampuan berpikir tingkat tinggi

Berdasarkan lembar angket yang diberikan kepada MIS. MIS memberikan skor jarang pada permasalahan tentang belajar dia di luar sekolah. dan jika dilihat dari