• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) TRIWULAN KEDUA PER 30 JUNI 2010 DAN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) TRIWULAN KEDUA PER 30 JUNI 2010 DAN 2009"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK

LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASI

(TIDAK DIAUDIT)

TRIWULAN KEDUA

PER 30 JUNI 2010 DAN 2009

(2)

LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASI

(TIDAK DIAUDIT)

TRIWULAN KEDUA

PER 30 JUNI 2010 DAN 2009

(3)

Halaman

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – untuk periode yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2010 dan 2009

Surat

Pernyataan

Direksi

i

Neraca

Konsolidasi

1

-

2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi

3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

4

Laporan Arus Kas Konsolidasi

5

(4)

(Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)

Catatan 2010 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3g,4 248.759.140 156.323.011 Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 25,30 - 37.851.220 Investasi sementara 3h,5 297.010.659 151.205.528 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp. 322.762 per 30 Juni 2010 dan 2009 3i,6,13 108.690.868 51.579.293 Piutang lain-lain 11.720.074 7.106.505 Persediaan 3j,13 4.727.110 2.730.263 Pajak dibayar di muka 7 22.321.656 60.465.187 Biaya dibayar di muka 3k 7.956.688 13.448.813

Jumlah Aset Lancar 701.186.194 480.709.820

ASET TIDAK LANCAR

Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 25 33.070.000 28.800.000 Investasi jangka panjang 3h,5 - 336.410.117 Uang muka 29g 22.280.074 23.278.508 Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp. 524.971.297 per 30 Juni 2010

Rp. 467.940.572,- per 30 Juni 2009 3m,8,13 1.337.175.568 1.767.980.400 Properti investasi - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp. 328.265.559,- per 30 Juni 2010

Rp. 204.915.559,- per 30 Juni 2009 3l,9,13 2.263.196.321 1.312.497.626 Goodwill 3c,10 1.212.723 2.122.265 Beban tangguhan hak atas tanah - bersih 3p 16.113.552 16.904.502 Aset pajak tangguhan - bersih 3t,23 24.935.478 52.913.990 Uang jaminan 2.064.429 2.054.159 Aset lain-lain 3q 23.985.528 23.664.494

Jumlah Aset Tidak Lancar 3.724.033.674 3.566.626.061

JUMLAH ASET 4.425.219.868 4.047.335.881

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(5)

(Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang usaha

Pihak ketiga 11 30.541.488 19.151.397 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 27 60.661.494 -Hutang lain-lain 26.356.960 15.811.794 Hutang kontraktor 29 20.460.870 23.295.948 Hutang retensi 31.225.503 32.723.247 Hutang pajak 12 25.124.955 15.337.660 Biaya yang masih harus dibayar 38.621.750 40.850.164 Jaminan 14 8.531.001 6.876.962 Pendapatan sewa yang diterima di muka 3o 23.094.510 7.367.033 Kewajiban derivatif 3v,30 8.354.500 136.034.235 Wesel bayar 29 32.887.500 -Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun 13 910.300.000 306.750.000

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.216.160.531 604.198.440

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Hutang bank jangka panjang setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 13 367.836.667 1.227.000.000 Jaminan 14 768.873.709 486.739.577 Kewajiban derivatif 3v,30 147.050.855 75.190.500 Kewajiban imbalan pasca kerja 3s,25 75.081.805 62.911.449

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.358.843.036 1.851.841.526

HAK MINORITAS 3b,15 91.979.760 67.430.620

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal per saham Rp 200 Modal dasar - 5.000 juta lembar saham

Modal ditempatkan dan disetor - 3.550 juta lembar saham 16 710.000.000 710.000.000 Agio saham 16 22.656.487 22.656.487 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 3d (32.545.187) (32.537.607) Saldo laba

Dicadangkan 142.000.000 142.000.000 Belum dicadangkan 916.125.240 681.746.415

Jumlah Ekuitas 1.758.236.541 1.523.865.296

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 4.425.219.868 4.047.335.881

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(6)

Catatan 2010 2009

PENDAPATAN 3o,3r,18 316.538.946 258.020.770

BEBAN POKOK PENDAPATAN 3r,19 81.386.257 72.566.890

LABA KOTOR 235.152.689 185.453.880

BEBAN USAHA HOTEL 3r,20,29 52.152.995 51.380.376

LABA USAHA 182.999.694 134.073.504

BEBAN USAHA 3r, 21, 25,27 47.335.306 34.777.425 LABA SEBELUM PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 135.664.387 99.296.079 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 3l,3m,3p,3q,8,9 (83.717.115) (53.346.301)

LABA USAHA SETELAH PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 51.947.272 45.949.778

Pendapatan Lain-Lain - Bersih 3d,3e,3h,3l,3m,3r,22 41.471.700 107.764.981

LABA SEBELUM PAJAK 93.418.972 153.714.759

BEBAN PAJAK - BERSIH 3t,23 (22.668.664) (21.059.736)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS 70.750.308 132.655.023

HAK MINORITAS 3b,15 6.238.718 (1.955.900)

LABA BERSIH 76.989.025 130.699.123

LABA PER SAHAM DASAR 3u,24 21,69 36,82

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(7)

Selisih Kurs

Agio Penjabaran Belum Jumlah

Modal Disetor Saham Laporan Keuangan Dicadangkan Dicadangkan Ekuitas

Saldo per 1 Januari 2009 710.000.000 22.656.487 (32.537.607) - 693.047.292 1.393.166.172

Pembentukan cadangan wajib - - - 142.000.000 (142.000.000)

-Laba bersih periode berjalan - - - - 130.699.123 130.699.123

Saldo per 30 Juni 2009 710.000.000 22.656.487 (32.537.607) 142.000.000 681.746.415 1.523.865.296

Saldo per 1 Januari 2010 710.000.000 22.656.487 (32.545.187) 142.000.000 843.573.715 1.685.685.015

Laba bersih periode berjalan - - - - 76.989.025 76.989.026

Dividen tunai - - - - (4.437.500) (4.437.500)

Saldo per 30 Juni 2010 710.000.000 22.656.487 (32.545.187) 142.000.000 916.125.240 1.758.236.541

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(8)

2010 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 451.734.441 267.506.714 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (142.520.520) (86.123.772)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 309.213.921 181.382.942 Pembayaran kepada kontraktor proyek

Pembayaran (penerimaan) pajak 1.481.862 (14.909.804)

Pembayaran bunga (38.203.049) (56.335.677)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 272.492.734 110.137.461

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan (penempatan) investasi sementara 125.275.717 (21.915.436)

Penerimaan bunga 14.379.894 22.758.835 Hasil penjualan aset tetap 582.311 87.313 Perolehan properti investasi (38.972.241) (73.376.337)

Perolehan aset tetap (73.504.644) (174.287.821) Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi 27.761.037 (246.733.446) ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN

Pembayaran hutang bank (205.260.833) -Pembayaran kewajiban derivatif (4.177.250) -Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (209.438.083)

-KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 90.815.688 (136.595.985)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 157.943.452 292.918.996

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 248.759.140 156.323.011

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Plaza Indonesia Realty Tbk (Perusahaan) adalah perseroan terbuka yang berstatus Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang didirikan berdasarkan akta No. 40 tanggal 5 Nopember 1983 dari Winanto Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta. Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6944.HT.01.01.Th.84 tanggal 8 Desember 1984, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1466/1986. Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 44 tanggal 8 Agustus 2008 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-77866.AH.01.02 tanggal 24 Oktober 2008, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 463/2009. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan alamat Plaza Indonesia Shopping Center Lt. 4, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. Perusahaan dan PT Plaza Nusantara Realti, anak perusahaan, adalah pemilik hotel Grand Hyatt Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia Shopping Center, Entertainment Center, The Plaza (gedung perkantoran), Keraton (apartemen) dan eX (pusat hiburan). Melalui anak perusahaan PT Sarana Mitra Investama, Perusahaan secara tidak langsung memiliki PT Plaza Lifestyle Prima, perusahaan pengelola fX (pusat gaya hidup).

Pada tanggal 30 Juni 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Franky Oesman Widjaja Wakil Presiden Komisaris : M. Tachril Sapi-ie Komisaris Independen : Dibyo Widodo

: Sintong Panjaitan Dewan Direktur

Presiden Direktur : Rosano Barack Wakil Presiden Direktur : Boyke Gozali Direktur : Lucy Suyanto

: Herman Bunjamin : Maria Rosario B. Egron

Komite Audit

Ketua : Sintong Panjaitan

Anggota : Tatang Sayuti

:

Hadi Priatna

b. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

(10)

Mulai Jumlah

Operasi Aset per

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha 2010 2009 Komersial 30 Juni 2010

Rp '000 Peny ertaan langsung

PT Plaza Nusantara Realti (PNR) Jakarta Properti 81,73% 81,73% 2004 413.797.285

Plaza Indonesia Finance B.V. (PIFBV) Belanda Jasa keuangan 100,00% 100,00% 1996 21.325

PT Jakarta Marcapada Media (JMM) Jakarta Media & peny iaran 75,00% 75,00% - 20.674.204

PT Sarana Mitra Inv estama (SMI) Jakarta Properti 80,57% - 2007 465.195.359

Peny ertaan tidak langsung

Melalui SMI:

PT Plaza Lif esty le Prima (PLP) Jakarta Properti 73,91% - 2007 477.071.205

Persentase Pemilikan

PIFBV didirikan pada tanggal 23 Oktober 1996 dan bergerak dalam bidang jasa keuangan.

Pada bulan Nopember 2006, Perusahaan mengakuisisi 75% kepemilikan atau 20.000 lembar saham JMM dari PT Global Mega Wisata Mandiri Internasional. Pada tahun 2006, kegiatan utama JMM meliputi perolehan ijin prinsip untuk televisi lokal dan ijin saluran frekuensi. Seluruh pembayaran untuk mendapatkan ijin-ijin tersebut dicatat sebagai asset lain-lain. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, JMM belum memulai kegiatan usahanya.

Pada bulan Oktober 2009, Perusahaan mengakuisisi 80,57% kepemilikan atau total 141.000 lembar saham SMI dari PT Spektrum Duta Corporasi (Catatan 26). Proses akuisisi ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusannya No. AHU-01.10-17379 tanggal 9 Oktober 2009. SMI memiliki 73,91% kepemilikan di PLP, pengelola Pusat Gaya Hidup (Lifestyle Center).

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Sebelum dilakukannya penawaran umum perdana atas saham Perusahaan, para pendiri Perusahaan memiliki 80.000.000 saham Perusahaan. Pada tanggal 2 Mei 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan surat No. S-840/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Juni 1992, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Pada tanggal 15 November 1993, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 115.000.000 saham menjadi 230.000.000 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham.

Pada tanggal 4 Mei 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No. S-796/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas sebanyak 115.000.000 saham.

Pada tanggal 27 Agustus 2003, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 345.000.000 saham menjadi 355.000.000 saham yang berasal dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Peningkatan modal tersebut dilakukan oleh PT Bimantara Citra Tbk dan PT Paraga Artamida, pemegang saham pendiri.

Pada tanggal 14 Nopember 2006, pemegang saham menyetujui untuk membagikan saham bonus sejumlah 355.000.000 lembar saham yang berasal dari selisih penilaian kembali aset tetap dan agio saham. Setiap pemegang saham menerima satu lembar tambahan saham untuk setiap saham yang dimiliki per tanggal 22 Desember 2006.

Sesuai dengan pengumuman tentang pemecahan saham (stock split) No. Peng-457/BEJ-DAG/U/12-2006 tanggal 22 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh BEJ, ditetapkan tanggal perdagangan saham dengan nilai nominal Rp 200 per lembar saham dimulai sejak tanggal 2 Januari 2007.

BES dan BEJ bergabung/merger pada tanggal 30 Nopember 2007 dan BEJ berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

(11)

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a. Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Pada tahun 2009, Perusahaan menerapkan standar akuntansi revisi untuk persediaan, yang menggantikan PSAK 14, Persediaan.

Perubahan mendasar pada standar ini termasuk antara lain entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama, dan pembelian persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms), perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.

Penerapan awal ini tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan konsolidasi tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi atau perjanjian yang akan datang.

b. Standar revisi ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan di tahun berjalan

i. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:

• PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman

• PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

• PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

ii. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

• PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

• PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas

• PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

• PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi

• PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

• PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

• PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

• PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

• PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

• PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan c. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan

ISAK berikut ini telah berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

• ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

• ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa

• ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan

• ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

• ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

(12)

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Pembukuan untuk transaksi Hotel, Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan secara terpisah. Transaksi Hotel dibukukan oleh pengelola hotel (PT Hyatt Indonesia), sedangkan transaksi Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan oleh Pemilik. Untuk penyajian laporan keuangan, dilakukan penggabungan dari laporan keuangan Pemilik, Hotel dan Pusat Perbelanjaan dengan mengeliminasi saldo akun-akun yang saling berhubungan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hasil anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi sejak tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang diterapkan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. c. Penggabungan Usaha

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.

Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.

d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali PIFBV, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode yang bersangkutan.

Pembukuan PIFBV diselenggarakan dalam mata uang Euro. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban PIFBV pada tanggal neraca dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah, masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata periode yang bersangkutan. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs penjabaran laporan keuangan”.

(13)

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang

Investasi efek yang diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

(14)

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi berikut ini:

Tahun/ Years

Bangunan 8 – 40 Mesin dan peralatan 12 Peralatan operasi 4 - 8 Prasarana Gedung 4 – 10

Jembatan 3 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun/ Years

Bangunan 40 Peralatan kantor 4 – 8

Mesin dan perlengkapan 12 Peralatan operasional 4 – 5 Perabot dan perlengkapan 4 Prasarana gedung 5 – 10 Kendaraan 4 - 5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk

(15)

pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan siap digunakan.

n. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

o. Sewa

Sewa diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi criteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pendapatan diterima di muka disajikan sebagai pendapatan ditangguhkan dalam neraca konsolidasi dan diamortisasi ke pendapatan selama periode sewa.

p. Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomiknya.

q. Beban Tangguhan Perangkat Lunak

Beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan dan ijin pemakaian software dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis antara tiga hingga lima tahun.

r. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Hotel

Pendapatan hotel diakui pada saat jasa diberikan atau pada saat hotel telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok tersisa dan tingkat bunga yang sesuai.

Beban

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). s. Imbalan Pasca kerja

Perusahaan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan lokal tetapnya. Perusahaan juga membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mengacu pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

(16)

imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.

t. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi kondolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

Untuk pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.

u. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Perusahaan dan anak perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

v. Instrumen Derivatif

Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi. Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama (host contract) lainnya diperlakukan sebagai derivatif tersendiri jika risiko dan karakteristiknya tidak terikat pada kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.

w. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam dua segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen

(17)

tersebut dan suatu basis yang wajar untuk alokasi yang ada.

4. KAS DAN SETARA KAS

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Kas 226.663 241.608

Bank Rupiah

Bank Negara Indonesia 30.197.106 8.254 Bank Internasional Indonesia 21.540.745 10.039.751 Bank Mandiri 5.264.082 12.884.912 Bank CIMB Niaga 4.321.481

-Citibank 792.504 6.758

Bank Danamon 260.187 10.926 Bank Sinarmas 155.874 -Bank Central Asia 118.547 9.518

Bank Mega 2.099 2.322

Dollar Amerika Serikat

Bank Negara Indonesia 22.283.714 -Bank Internasional Indonesia 10.696.799 3.994.788 Sumitomo Mitsui Banking Corporation 1.066.117 1.210.230 Bank Danamon 978.741 32.155 Bank CIMB Niaga 288.855 -Bank Mandiri 248.860 26.194.941 Citibank 40.183 37.597

Commonwealth 2.912 3.574

Euro

Ing Bank 20.602 45.189

Jumlah Kas dan Bank 98.506.071 54.722.523 Deposito Berjangka

Rupiah

Bank Internasional Indonesia 65.271.829 63.094.888 Bank Mandiri 3.234.240 31.500.000 Dollar Amerika Serikat

Bank Internasional Indonesia 81.747.000 6.412.366 Bank Danamon (US$ 53.830) - 593.234 Jumlah Deposito Berjangka 150.253.069 101.600.488 Jumlah Kas dan Setara Kas 248.759.140 156.323.011 Tingkat bunga per tahun deposito berjangka

Rupiah 4,75% - 7,00% 4,00% - 14,00% Dollar Amerika Serikat 0,50% - 2,25% 0,10% - 5,00%

(18)

5. INVESTASI SEMENTARA DAN INVESTASI JANGKA PANJANG

NAB/Unit Unit Jumlah (Rp'000) NAB/Unit Unit Jumlah (Rp'000)

Investasi sementara Rupiah

Reksadana

Danamas Rupiah Plus 1.000 1.337.421 1.337.421 1.000 1.619.466 1.619.466 Danamas Stabil 1.784 463.992 827.824 1.614 1.968.420 3.177.794 Danamas Mantap 1.348 151.503 204.281 1.212 151.503 183.695 Danamas Saham - - - 1.127 1.000.000 1.127.477 Dhanaw ibaw a Progresif - - - 1.659 8.260 13.705 Jumlah 1.952.916 2.369.526 4.747.648 6.122.137

Pengelola Dana

Sinarmas Sekuritas - - 133.564.039 - 106.864.917

Pacif ic Way - - 73.505.057 -

-Jumlah - 207.069.096 - 106.864.917

Dollar Amerika Serikat Reksadana

Danamas Dollar 11.944 48.553 580.060 1.520.43112.824 19.497.637

Pengelola Dana

Pacif ic Way - - 86.991.977 - 18.720.837

Jumlah Investasi Sementara 2.001.469 297.010.659 6.268.079 151.205.528

2010 2009

2009 Rp'000 Investasi jangka panjang

Rupiah

Sinarmas Sekuritas 97.026.025

Pacif ic Way 119.119.618

Jumlah 216.145.643

Dollar Amerika Serikat

Sinarmas Sekuritas 120.264.474

Jumlah 120.264.474

Jumlah Investasi Jangka Panjang 336.410.117

Investasi sementara adalah rekasadana dan pengelolaan dana oleh fund manager sebagai efek yang diperdagangkan. Investasi jangka panjang adalah reksadana dan pengelolaan dana oleh fund manager yang tersedia untuk dijual. Kontrak pengelolaan dana (investasi) adalah kontrak pengelolaan investasi dimana Perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer investasi untuk melakukan penempatan dana dalam berbagai jenis investasi. Investasi ini dikelola oleh Sinarmas Sekuritas dan Pacific Way.

(19)

6. PIUTANG USAHA

2010 2009

Rp'000 Rp'000

a. Berdasarkan pelangganan

Sew a kantor dan ruangan 100.368.072 46.028.627

City ledger 3.058.628 1.833.559

In-house guest 3.054.142 2.800.754

Kartu kredit 1.900.573 732.289

Agen perjalanan 632.215 506.826

Jumlah 109.013.630 51.902.055

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 108.690.868 51.579.293

b. Berdasarkan umur

Belum jatuh tempo 13.646.928 4.538.386

Sudah jatuh tempo:

1 s/d 30 hari 13.396.837 9.486.390

31 s/d 60 hari 10.923.692 9.441.461

61 s/d 90 hari 8.865.722 4.999.136

Lebih dari 90 hari 62.180.451 23.436.682

Jumlah 109.013.630 51.902.055

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 108.690.868 51.579.293

c. Berdasarkan mata uang

Rupiah 105.085.695 51.497.293

Dollar Amerika Serikat 3.927.935 404.762

Jumlah 109.013.630 51.902.055

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 108.690.868 51.579.293

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut di atas.

(20)

7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan Pasal 22 941.358 4.606.413 Pasal 23 209.850 267.053 Fiskal 35.307 45.087 Pajak pertambahan nilai - bersih 21.135.141 55.546.634 Jumlah 22.321.656 60.465.187

8. ASET TETAP

1 Januari 30 Juni

2010 Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi/ 2010

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan:

Bangunan 495.166.482 - - - 495.166.482

Peralatan kantor 33.634.107 1.131.922 - - 34.766.029

Mesin dan perlengkapan 72.534.937 299.457 - - 72.834.394

Peralatan operasional 90.042.752 7.523.341 - - 97.566.093

Perabot dan perlengkapan 38.787.301 1.394.553 - - 40.181.854

Prasarana gedung 195.897.880 21.753.635 - - 217.651.515

Kendaraan 27.526.653 2.687.669 1.808.849 - 28.405.473

Aset dalam penyelesaian 836.860.958 38.714.067 - - 875.575.025

Jumlah 1.790.451.070 73.504.644 1.808.849 - 1.862.146.865

Akumulasi penyusutan:

Bangunan 175.799.303 6.189.581 - - 181.988.884

Peralatan kantor 26.210.748 858.070 - - 27.068.818

Mesin dan perlengkapan 47.040.197 1.896.368 - - 48.936.565

Peralatan operasional 71.004.072 4.492.903 - - 75.496.975

Perabot dan perlengkapan 34.402.572 1.286.420 - - 35.688.992

Prasarana gedung 128.638.968 10.085.310 - - 138.724.278

Kendaraan 15.960.283 2.566.572 1.460.070 - 17.066.785

Jumlah 499.056.143 27.375.224 1.460.070 - 524.971.297

(21)

1 Januari 30 Juni

2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2009

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan:

Bangunan 495.166.482 - - - 495.166.482

Peralatan kantor 26.997.992 353.423 - - 26.997.992

Mesin dan perlengkapan 72.530.918 4.019 - - 72.530.918

Peralatan operasional 87.267.999 1.027.479 - - 88.295.478

Perabot dan perlengkapan 38.354.866 544.270 - - 38.899.136

Prasarana gedung 177.779.019 16.713.461 - - 194.492.480

Kendaraan 22.537.959 381.463 375.000 - 22.544.422

Aset dalam penyelesaian 1.896.190.889 155.263.706 - 754.817.973 1.296.636.622

Jumlah 2.816.826.124 174.287.821 375.000 754.817.973 2.235.563.530

Akumulasi penyusutan:

Bangunan 163.420.141 6.189.581 - - 169.609.722

Peralatan kantor 21.994.797 1.123.348 - - 23.118.145

Mesin dan perlengkapan 43.338.751 1.851.061 - - 45.189.812

Peralatan operasional 62.033.398 4.608.769 - - 66.642.167

Perabot dan perlengkapan 34.040.933 489.165 - - 34.530.098

Prasarana gedung 105.424.287 9.687.102 - - 115.111.389

Kendaraan 11.598.972 2.310.580 170.313 - 13.739.239

Jumlah 441.851.279 26.259.606 170.313 - 467.940.572

Jumlah tercatat 1.767.622.9582.374.974.845

. Penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut: :

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Harga jual 582.310 292.000

Jumlah tercatat 348.779 204.687

Keuntungan penjualan dan

penghapusan aset tetap (Catatan 22) 233.531 87.313

Penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp 27.375.224 ribu dan Rp 26.259.606 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Aset dalam penyelesaian terdiri dari apartemen dan dan renovasi pusat perbelanjaan. Pembangunan ini dihentikan sementara selama beberapa tahun dan pada bulan Agustus 2006, pembangunan telah dilanjutkan kembali, yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2010.

Biaya pinjaman sebesar Rp 36.030.562 ribu pada tahun 2009 termasuk selisih kurs yang berhubungan dengan penyesuaian atas beban bunga sebesar dan Rp 36.636.970 ribu di tahun 2009 (Catatan 13). Beban bunga dikapitalisasi sehubungan dengan sindikasi hutang baru yang digunakan untuk pendanaan dalam aset dalam penyelesaian.

Aset tetap Perusahaan digunakan sebagai agunan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 13).

Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aset tetap dan properti investasinya, kecuali tanah, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya yang diselenggarakan oleh PT. Kali

(22)

Besar Raya Utama Insurance Broker, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 27), dan PT BGIB Insurance Broker, dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 521.042.000 dan Rp 19.674.575 ribu untuk tahun 2010 dan US$ 453.140.000 dan Rp 15.066.800 ribu untuk tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

9. PROPERTI INVESTASI

1 Januari 30 Juni

2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2009

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan:

Tanah 320.746.455 - - - 320.746.455

Bangunan 223.072.455 - - 672.524.262 895.596.717

Mesin dan perlengkapan 32.829.529 345.562 - 82.293.711 115.468.802

Peralatan operasi 27.854.886 1.043.471 - - 28.898.357 Prasarana gedung 135.149.218 21.553.636 - - 156.702.854 Jembatan 10.591.246 - 10.591.246 - -Jumlah 750.243.789 22.942.669 10.591.246 754.817.973 1.517.413.185 Akumulasi penyusutan: Bangunan 104.667.492 10.343.056 - - 115.010.548

Mesin dan perlengkapan 16.282.920 2.860.679 - - 19.143.599

Peralatan operasi 15.897.241 1.907.041 - - 17.804.282 Prasarana gedung 42.013.439 10.943.691 - - 52.957.130 Jembatan 10.254.339 - 10.254.339 - -Jumlah 189.115.431 26.054.467 10.254.339 - 204.915.559 Jumlah tercatat 561.128.358 1.312.497.626 1 Januari 30 Juni

2010 Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 2010

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan:

Tanah 320.746.455 - - - 320.746.455

Bangunan 1.776.620.397 - - - 1.776.620.397

Mesin dan perlengkapan 229.838.250 6.433.791 - - 236.272.041

Peralatan operasi 51.682.283 2.124.689 - - 53.806.972

Prasarana gedung 173.602.253 30.413.762 - - 204.016.015

Jumlah 2.552.489.638 38.972.242 - - 2.591.461.880

Akumulasi penyusutan:

Bangunan 153.869.258 26.835.517 - - 180.704.775

Mesin dan perlengkapan 29.124.578 9.919.445 - - 39.044.023

Peralatan operasi 25.814.696 4.390.146 - - 30.204.842

Prasarana gedung 63.115.135 15.196.784 - - 78.311.919

Jumlah 271.923.667 56.341.891 - - 328.265.558

(23)

Beban penyusutan sejumlah Rp 56.341.891 ribu dan Rp 26.054.467 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 dicatat sebagai beban penyusutan dan amortisasi.

Pada tanggal 26 Oktober 2001, pemerintah memberikan hak guna bangunan atas tanah yang terletak di Jl. M.H. Thamrin, kepada PNR, anak perusahaan, melalui pertukaran dengan tanah dan bangunan yang berlokasi di daerah lain di Jakarta, dimana PNR mempunyai hak untuk menggunakan tanah selama 30 tahun, sampai dengan tanggal 25 Oktober 2031. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Properti investasi Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 13).

10. GOODWILL 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Biaya perolehan 4.547.711 4.547.711 Akumulasi amortisasi (3.334.988) (2.425.446) Jumlah tercatat 1.212.723 2.122.265

11. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA

Hutang usaha pihak ketiga merupakan hutang kepada pemasok pihak ketiga atas pembelian barang-barang dan jasa. 12. HUTANG PAJAK 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) final 18.855.539 4.954.723 Pasal 21 2.254.199 4.137.486 Pasal 23 1.152.352 568.286 Pasal 26 216.406 2.506.529 Pajak pembangunan I 2.646.459 2.704.549

Pajak pertambahan nilai - 466.087

(24)

13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Pinjaman sindikasi - US$ 120.000.000

tahun 2010 dan US$ 150.000.000 tahun 2009 1.089.960.000 1.533.750.000

Global Emerging Markets Specialist

Capital Pte. Ltd. (GEMS) -US$ 10.000.000 tahun 2010 90.830.000

-Club Deal dari PT Bank Sinarmas 97.346.667

-Jumlah 1.278.136.667 1.533.750.000

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam w aktu satu tahun

Pinjaman sindikasiUS$ 90.000.000 tahun 2010 817.470.000 306.750.000

dan US$ 30.000.000 tahun 2009

Global Emerging Markets Specialist 90.830.000

-Club Deal dari PT Bank Sinarmas 2.000.000

Jumlah 910.300.000 306.750.000

Hutang jangka panjang - bersih 367.836.667 1.227.000.000

Pinjaman Sindikasi

Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dari 10 bank asing dan kreditur lokal yang dikoordinasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Fasilitas pinjaman maksimum sebesar US$ 150.000.000, digunakan untuk pembayaran kembali hutang Perusahaan dan PIFBV kepada Sumitomo Bank dan untuk membiayai proyek perluasan Plaza Indonesia.

Pencairan pertama fasilitas pinjaman sebesar US$ 26.600.000 telah dilakukan pada tanggal 29 September 2006 dan pencairan dana pinjaman selanjutnya akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan proyek perluasan dalam waktu 3 tahun setelah pencairan pertama. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan dana pinjaman sebesar US$ 150.000.000.

Berdasarkan perjanjian, pinjaman dikenakan bunga per tahun sebesar LIBOR ditambah 3,85%. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan sejak tanggal pencairan pertama fasiltas pinjaman dan jadwal pembayaran kembali adalah setiap 3 bulanan yang akan dimulai pada bulan ke – 39.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah seluas 45.010 meter persegi beserta bangunan hotel dan pusat perbelanjaan diatasnya, menyerahkan secara fidusia hak kepemilikan atas piutang hotel dan pusat perbelanjaan, persediaan, mesin, peralatan dan semua harta berwujud yang dimiliki Perusahaan; hak atas penyewaan; rekening deposit bank, capital expenditure dan escrow yang diijinkan.

Perjanjian pinjaman mencakup persyaratan antara lain Bimantara grup, Sinar Mas grup dan Ometraco grup tetap menjadi pemegang saham Perusahaan dan secara bersama-sama menjadi pemegang saham mayoritas Perusahaan dan pengendali manajemen, Perusahaan tidak diperkenankan untuk berhenti (delisted) dari keanggotaannya pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) serta Perusahaan diminta untuk menjaga rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, yaitu perbandingan antara total hutang dengan kekayaan bersih berwujud tidak lebih dari 2,5:1,0, rasio modal kerja tidak kurang dari 0,5:1,0 dan perbandingan antara laba sebelum beban pajak, penyusutan dan amortisasi dengan beban bunga tidak kurang dari 1,0:1,0. Pada tanggal 11 Oktober 2007, Perusahaan telah menginformasikan kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation bahwa saham Perusahaan yang dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk (dahulu PT Bimantara Citra Tbk) telah dijual yang mana merupakan bagian dari rencana restrukturisasi di dalam Group PT Global Mediacom Tbk dan bahwa susunan manajemen Perusahaan tidak mengalami perubahan.

(25)

Persentase pinjaman

Tahun pembayaran yang dibayar

2009 5%

2010 40%

2011 55%

Jumlah 100%

Beban bunga dari hutang bank ini sebesar Rp 36.030.562 ribu tahun 2009 dikapitalisasi ke aset tetap dalam kelompok aset dalam penyelesaian (Catatan 8).

GEMS

PT Plaza Lifestyle Prima (PLP), anak perusahaan dari SMI memperoleh fasilitas kredit dari Global Emerging Markets Specialist PTE Ltd. (GEMS), sebuah perusahaan yang berdomisili di Singapura, sebesar USD 10.000 ribu dengan periode fasilitas pinjaman dari 7 Oktober 2009 sampai dengan 7 Mei 2011. Bunga yang dikenakan sebesar 12,67% selama periode pinjaman dan pembayaran bunganya dilakukan setiap bulan. Fasilitas kredit dari GEMS dipergunakan untuk pembayaran kembali lebih awal hutang PLP kepada PT AB Sinarmas sebesar Rp 80.000.000 ribu dan sisanya digunakan untuk tambahan modal kerja PLP di tahun 2009.

Club Deal dari PT Bank Sinarmas

PLP memperoleh fasilitas dalam bentuk pinjaman Club Deal dari PT Bank Sinarmas bersama dengan PT AB Sinarmas sebesar Rp 180.000.000 ribu dengan periode fasilitas pinjaman dari 25 September 2007 sampai dengan 25 September 2013 dan bunga tahunan sebesar 15,5%.

Pembayaran bulan pertama sampai dengan bulan ke 6 hanya dilakukan untuk pembayaran bunga dan pada bulan 7 dilakukan untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga. Pembayaran pokok pinjaman dilakukan setiap 3 (tiga) bulanan.

Fasilitas pinjaman kredit ini dijaminkan dengan tagihan kepada seluruh tenant (future receivable), corporate guarantee dari PT Sarana Mitra Investama dan PT Aneka Bina Lestari, pengalihan hak pengelolaan Sudirman Place dari PLP kepada Bank Sinarmas, gadai saham PLP milik PT Aneka Bina Lestari dan PT Sarana Mitra Investama.

14. JAMINAN

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Lancar

Tamu hotel dan penyew a 8.531.001 6.876.962

Tidak Lancar

Proyek apartemen 394.090.035 268.787.032

Jaminan sew a pusat perbelanjaan 185.127.015 191.604.303

Jaminan sew a pusat hiburan 150.296.120 26.348.242

Jaminan sew a pusat gaya hidup 24.292.897

-Jaminan sew a perkantoran 15.067.642

-Sub jumlah 768.873.709 486.739.577

Jumlah 777.404.710 493.616.539

Berdasarkan mata uang

Dollar Amerika Serikat 705.380.684 472.266.090

Rupiah 72.024.026 21.350.448

(26)

Jaminan Proyek Apartemen

Perusahaan mengeluarkan Keraton Exchangeable Deposit Instrument Certificate (Instrument Certificate) sehubungan dengan proyek apartemen Keraton. Berdasarkan Perjanjian Pemesanan, Instrument Certificate memiliki ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:

• Pemesan diberi Hak Penukaran Instrument Certificate untuk membeli langsung unit apartemen Keraton seperti yang dinyatakan dalam perjanjian pemesanan pada saat serah terima atau menyewa unit tersebut untuk jangka panjang dengan opsi membeli dalam periode sewa atau pada saat jatuh tempo.

• Dalam hal Pemesan tidak menggunakan hak opsi penukarannya, Pemesan akan dianggap memilih untuk menyewa unit apartemen dengan opsi membeli pada saat serah terima.

• Dalam hal Pemesan tidak melakukan penukaran opsi membeli pada saat jatuh tempo, Perusahaan akan membayar kepada Pemesan harga penggantian setelah kondisi tertentu dalam Perjanjian Pemesan dipenuhi.

• Tingkat bunga 1% per tahun akan mulai diakui bila nilai Instrument Certificate telah dibayar penuh.

Pada tanggal 30 Juni 2010, proyek apartemen Keraton belum selesai. Pembayaran instrument certificate oleh pemesan dicatat sebagai jaminan tidak lancar pada laporan keuangan konsolidasi.

15. HAK MINORITAS

2010 2009 Rp'000 Rp'000 a. Hak minoritas atas aset bersih

anak perusahaan

PT Plaza Nusantara Realti 53.867.522 62.442.601 PT Sarana Mitra Investama 24.525.854 -PT Plaza Lifestyle Prima 8.614.852 -PT Jakarta Marcapada Media 4.971.532 4.988.019 Jumlah 91.979.760 67.430.620 b. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih

anak perusahaan

PT Plaza Nusantara Realti 903.830 1.963.713 PT Sarana Mitra Investama (2.534.715) -PT Plaza Lifestyle Prima (4.600.411) -PT Jakarta Marcapada Media (7.422) (7.813) Jumlah (6.238.718) 1.955.900

(27)

16. MODAL SAHAM

Jumlah Persentase Jumlah modal saham kepemilikan disetor

% Rp'000 PT Global Land Development Tbk 875.129.500 24,65 175.025.900 PT Paraga Artamida 625.545.000 17,62 125.109.000 UBS AG, Singapore 464.230.500 13,08 92.846.100 RBS Coutts Bank Ltd, Singapore 328.955.000 9,27 65.791.000 UOB Kay Hian Pte, Ltd. 236.751.000 6,67 47.350.200 CB London S/A BSI SA 182.789.500 5,15 36.557.900 Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 836.599.500 23,56 167.319.900 Jumlah 3.550.000.000 100,00 710.000.000

30 Juni 2010 Nama pemegang saham

Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ disetor/

% Rp'000 PT Global Land Development Tbk 875.129.500 24,65 175.025.900 PT Paraga Artamida 625.545.000 17,62 125.109.000 UBS AG, Singapore 511.350.000 14,40 102.270.000 Coutts Bank Von Ernst Ltd, Singapore 328.955.000 9,27 65.791.000 UOB Kay Hian Pte, Ltd. 236.751.000 6,67 47.350.200 Merril Lynch, Pierce, Fenner and Smith S 236.144.000 6,65 47.228.800 Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 736.125.500 20,74 147.225.100 Jumlah 3.550.000.000 100,00 710.000.000

30 Juni 2009 Nama pemegang saham

Agio saham merupakan kelebihan harga jual saham di atas nilai nominal.

17. DIVIDEN

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 3 Juni 2010 sebagaimana yang tercantum dalam akta No. 10 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan pembagian deviden tunai kepada pemegang saham Perusahaan sejumlah Rp 4.437.500 ribu atau Rp 1,25 per lembar saham.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 29 Juni 2009 sebagaimana yang tercantum dalam akta No. 73 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan tidak ada pembagian deviden kepada pemegang saham Perusahaan.

(28)

18. PENDAPATAN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Hotel

Makanan dan minuman 64.543.074 55.546.463 Kamar 70.907.219 70.309.888 Telepon dan teleks 9.200.424 8.982.058 Lain-lain 5.868.174 5.165.632 Jumlah 150.518.891 140.004.041 Pusat Perbelanjaan Sewa ruangan 120.922.002 94.245.176 Parkir 7.448.177 4.679.095 Jumlah 128.370.179 98.924.271 Pusat Hiburan Sewa ruangan 17.131.456 17.112.948 Parkir 2.484.225 1.979.510 Jumlah 19.615.681 19.092.458 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pusat Gaya Hidup

Sewa ruangan 10.341.626 -Parkir 1.677.008 -Lain-lain 229.646 -Jumlah 12.248.280 -Perkantoran Sewa ruangan 5.785.915 -Jumlah 316.538.946 258.020.770

Pendapatan sewa atas properti investasi (sewa ruangan di pusat perbelanjaan, pusat hiburan, pusat gaya hidup dan perkantoran) sebesar Rp 154.180.999 ribu tahun 2010 dan Rp 111.358.124 ribu tahun 2009.

(29)

19. BEBAN POKOK PENDAPATAN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Hotel

Beban langsung:

Makanan dan minuman 19.536.586 16.959.686 Lain-lain 609.531 584.689 Jumlah beban langsung 20.146.117 17.544.375 Gaji, upah dan tunjangan lainnya 18.449.318 16.974.242 Beban departemen lainnya 18.372.508 15.531.139 Jumlah 56.967.943 50.049.756 Pusat Perbelanjaan Service charge (5.919.840) 11.277.477 Parkir 7.252.165 4.679.095 Jumlah 1.332.325 15.956.572 Pusat Hiburan Service charge 6.316.835 4.411.689 Parkir 2.205.434 2.148.873 Jumlah 8.522.269 6.560.562 Pusat Gaya Hidup

Service charge 13.081.812 -Parkir 566.828 -Jumlah 13.648.640 -Perkantoran Service charge 915.080 -Jumlah 81.836.257 72.566.890

20. BEBAN USAHA HOTEL

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Umum dan administrasi 22.375.802 19.653.410 Pemeliharaan dan energi 16.876.177 18.788.305 Jasa manajemen dan royalti

(Catatan 29) 6.665.796 6.217.276 Pemasaran 6.235.220 6.721.385 Jumlah 52.152.995 51.380.376

(30)

21. BEBAN USAHA

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Gaji, kesejahteraan dan tunjangan

(Catatan 25) 21.662.686 18.690.131 Asuransi (Catatan 27) 16.528.386 11.502.183 Jasa profesional 616.005 817.187 Sumber daya manusia 1.720.611 957.722 Pemasaran 1.471.941 663.521 Hiburan dan representasi 1.424.557 295.866 Biaya perjalanan dinas 789.927 466.013 Peralatan kantor 234.561 229.143 Telepon, air dan listrik 177.539 224.335 Lain-lain 2.709.093 931.324 Jumlah 47.335.306 34.777.425

22. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Keuntungan selisih

kurs - bersih 63.911.199 105.223.948 Hasil pengembalian investasi 13.273.676 19.881.320 Penghasilan bunga 1.106.218 2.642.984 Keuntungan penjualan aset tetap dan

penghapusan aset tetap (Catatan 8 dan 9) 233.531 87.313 Beban bunga (38.203.049) (20.305.115) Amortisasi goodwill (454.771) (454.771) Lain-lain - bersih 1.604.896 689.303 Jumlah 41.471.700 107.764.981

23. PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak kini - pajak final

Perusahaan 12.670.793 9.424.518 Anak perusahaan 2.747.307 1.711.294 Manfaat pajak tangguhan 7.250.564 9.923.924 Jumlah 22.668.664 21.059.736 Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:

(31)

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Laba sebelum pajak menurut

laporan laba rugi konsolidasi 93.418.973 153.714.759 Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan 10.872.853 (12.424.038) Laba sebelum pajak Perusahaan 104.291.826 141.290.721 Perbedaan temporer:

Imbalan pasca kerja - 1.368.801 Perbedaan penyusutan komersial

dan fiskal (17.627.152) 4.177.463 Perbedaan tetap (75.289.569) (101.595.026) Laba fiskal periode berjalan 11.375.105 45.241.959 Rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya (232.497.185) (343.782.074) Akumulasi Rugi Fiskal (221.122.080) (298.540.115)

Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan masih mempunyai akumulasi rugi fiskal sehingga tidak terdapat beban pajak kini atas pendapatan yang tidak dikenakan pajak final.

Pajak final atas pendapatan sewa adalah sebesar Rp 15.418.100 ribu dan Rp 11.135.812 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Pajak Tangguhan

Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan Dikreditkan

(dibebankan) (dibebankan)

1 Januari ke laba tahun 31 Desember ke laba tahun 30 Juni

2009 berjalan 2009 berjalan 2010

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset pajak tangguhan

Rugi fiskal 85.956.671 (27.832.373) 58.124.298 (2.843.776) 55.280.522

Penyisihan piutang ragu-ragu 80.690 (80.690) 0 -

-Kew ajiban imbalan pasca kerja 15.198.297 3.347.446 18.545.743 (0) 18.545.743

Kew ajiban pajak tangguhan

Perbedaan penyusutan komersial & fiska (38.397.745) (6.086.255) (44.484.000) (4.406.788) (48.890.788)

Aset pajak

(32)

Dikreditkan Dikreditkan (dibebankan)  (dibebankan) 

1 Januari ke laba tahun 31 Desember ke laba tahun 30 Juni 2008 berjalan 2008 berjalan 2009 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Aset pajak tangguhan

Rugi fiskal  50.482.645 35.474.026 85.956.671 (11.310.490) 74.646.181 Penyisihan piutang ragu‐ragu 96.829       (16.138) 80.691        ‐ 80.691 Kewajiban imbalan pasca kerja 17.827.317 (2.629.019) 15.198.298 342.200 15.540.498 Kewajiban pajak tangguhan

Perbedaan penyusutan komersial & fiskal (44.794.704) 6.396.959 (38.397.745) 1.044.365 (37.353.380) Aset  pajak 

tangguhan ‐ bersih 23.612.087 39.225.828 62.837.914 (9.923.924) 52.913.990

Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan mempunyai akumulasi kerugian fiskal sebesar Rp 233.792.872 ribu. Manajemen yakin bahwa Perusahaan akan dapat merealisasikan sisa akumulasi rugi fiskal pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.

Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Laba sebelum pajak menurut

laporan laba rugi konsolidasi 93.418.973 153.714.759

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan anak perusahaan 10.872.853 (12.424.038)

Laba sebelum pajak penghasilan

Perusahaan 104.291.826 141.290.721

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Beban pajak berdasarkan

tarif yang berlaku sebesar 25% 26.072.956 35.322.680 Perbedaan tetap (18.822.392) (25.398.756) Jumlah 7.250.564 9.923.924 Pajak final 15.418.100 11.135.812 Jumlah Beban Pajak - Bersih 22.668.664 21.059.736

(33)

24. LABA PER SAHAM

Laba untuk perhitungan laba per saham dasar :

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Laba bersih 76.989.025 130.699.123 Jumlah saham untuk perhitungan laba per lembar saham 3.550.000.000 3.550.000.000 Laba per saham dasar (angka penuh dalam rupiah) 21,69 36,82

25. IMBALAN PASCA KERJA

Kewajiban imbalan pasca kerja terdiri dari:

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Program pensiun imbalan pasti 5.645.705 6.042.856

Program imbalan pasca kerja lainnya 69.436.100 56.868.593

Jumlah 75.081.805 62.911.449

Program Pensiun Imbalan Pasti

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya, dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan masa kerja karyawan dan penghasilan dasar karyawan.

Dana pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Kep.382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996 dan diratifikasi dengan Surat Keputusan No. Kep-375/KM.6/2004 tanggal 14 September 2004.

Pendanaan program pensiun terutama berasal dari kontribusi Perusahaan dan karyawan. Kontribusi karyawan untuk 2010 dan 2009 adalah sebesar 4% dari gaji kotor dan sisanya merupakan kontribusi Perusahaan.

Aset program terdiri dari kas dan bank, deposito berjangka dan saham yang diperjualbelikan di bursa saham.

Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Kerja Lainnya

Perusahaan juga membukukan kewajiban imbalan pasca kerja imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Perusahaan dan karyawan yang mengacu kepada undang-undang yang berlaku (karyawan Perusahaan dan Hotel). Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya tersebut adalah 1.299 pada tahun 2009 dan 1.269 pada tahun 2008.

Kas dan setara kas yang ditempatkan di Bank Internasional Indonesia dibatasi penggunaannya untuk imbalan pasca kerja karyawan Hotel, yaitu sebesar Rp 37.851.220 ribu pada tahun 2009 yang disajikan pada kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya dan sebagai aset tidak lancar sebesar Rp 33.070.000 ribu pada tahun 2010 dan sebesar Rp 28.800.000 ribu tahun 2009.

(34)

26. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 1b, Perusahaan membeli 80,57% atau 141.000 saham PT Sarana Mitra Investama (SMI) sebesar Rp 141.000.000 ribu. Akuisisi SMI diperlakukan dengan metode pembelian pada tanggal 31 Oktober 2009. Nilai wajar aset yang diakuisisi pada tanggal pembelian sebagai berikut :

Rp ' 000 Kas dan setara kas 11,095,685 Aset lancar lainnya 56,643,559

Aset tetap 4,670,506

Properti investasi 574,000,000 Aset tidak lancar lainnya 12,970 Hutang usaha (32,183,187) Kewajiban lancar lainnya (96,314,683) Kewajiban tidak lancar lainnya (231,082,250) Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi 286,842,600 Persentase akuisisi 80.57%

Nilai wajar 231,109,083

Kelebihan nilai wajar aset yang diakuisisi

atas biaya perolehan (90,109,083) Jumlah biaya perolehan 141,000,000

Berdasarkan akuntansi untuk akuisisi, nilai wajar properti investasi diturunkan untuk mengeliminasi kelebihan nilai wajar aset yang diakuisisi atas biaya perolehan.

27. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa

• Perusahaan yang sebagian pendiri atau pemegang saham akhir sama dengan Perusahaan yaitu PT. Kali Besar Raya Utama (KBRU) Insurance Broker.

• PT Aneka Bina Lestari (ABL) merupakan pemegang saham dari PT Plaza Lifestyle Prima (PLP). Transaksi Hubungan Istimewa

• Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan mengasuransikan aset dan peralatannya pada perusahaan asuransi berdasarkan suatu paket asuransi yang dikoordinasi oleh KBRU Insurance Broker.

• Dalam kegiatan usahanya, PLP memiliki hutang usaha kepada ABL sebesar Rp 60.661.494 ribu pada tahun 2010.

28. INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan dan anak perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

Perusahaan Bidang usaha Perusahaan Hotel, pusat perbelanjaan dan perkantoran

PNR Pusat hiburan

PIFBV Jasa keuangan

JMM Media dan penyiaran

SMI Pusat gaya hidup

Manajemen menyajikan informasi segmen usaha dalam lima kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya, yaitu hotel, pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan gaya hidup, perkantoran dan jasa keuangan untuk tahun 2009 dan empat kelompok segmen yaitu hotel, pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan jasa keuangan untuk tahun 2008. Manajemen mengklasifikasikan operasi Perusahaan ke dalam satu segmen geografis yaitu di

(35)

Jakarta.

Segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

Pusat Pusat Pusat Pusat

Hotel Perbelanjaan/ hiburan gay a hidup gay a hidup Konsolidasi

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Pendapatan penjualan estern/ 150.518.891 128.370.179 19.615.681 12.248.280 5.785.915 316.538.946

Hasil segmen 41.397.952 127.037.853 11.093.412 4.870.837 (1.400.360) 182.999.694

Beban korporasi y ang tidak dapat dialokasikan 47.335.306

Laba sebelum beban bunga, peny usutan dan

amortisasi, dan pendatan lain-lain - bersih 135.664.388

Beban peny usutan dan amortisasi/ (83.717.115)

Pendapatan lain-lain - bersih 41.471.700

Laba sebelum pajak 93.418.973

Beban pajak - bersih (22.668.665)

Hak minoritas 6.238.718

Laba bersih 76.989.026

Laporan Laba Rugi 2010

Pusat

Pusat hiburan dan Jasa

Hotel Perbelanjaan gay a hidup perkantoran keuangan Konsolidasi

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Aset

Aset segmen 118.152.732 1.254.527.277 878.992.644 576.749.645 21.325 2.828.443.623

Aset korporasi y ang tidak

dapat dialokasikan 1.714.263.817

Jumlah sebelum eliminasi 4.542.707.440

Eliminasi (117.487.572)

Jumlah setelah eliminasi 4.425.219.868

Kewajiban

Kewajiban segmen 95.630.271 218.384.528 384.132.801 - 108.575.608 806.723.207

Kewajiban korporasi y ang

tidak dapat dialokasikan 1.911.931.426

Jumlah kewajiban sebelum

eliminasi 2.718.654.634

Eliminasi (143.651.067)

Jumlah setelah eliminasi 2.575.003.567

Referensi

Dokumen terkait

1) Pemilik perusahaan terutama untuk perusahaan yang pemimpinya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan karena dengan laporan keuangan tersebut, pemilik perusahaan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskripsi kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil uji organoleptik dan daya terima masyarakat es krim

Tema yang ditampilkan adala luxury of Kenyah, Berdasarkan lokasi Bandara Sepinggan yang terletak di Kalimantan Timur, penulis mencoba mengekspos keunikan dari suku

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu profitabilitas (ROA), leverage (DER) ukuran perusahaan (SIZE) dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

Komputasi awan menjanjikan penghematan dana pada pengembangan sistem automasi perpustakaan, dengan menggunakan basis open source dan ketersediaan utility serta aplikasi

Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mewujudkan terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia serta menjamin kepastian hukum hak atas tanah bagi Warga

belakang mendapatkan nilai A pada Kalkulus I, sehingga dari hasil pengujian dapat dikatakan Kalkulus I memiliki peran penting sebagai salah satu faktor keberhasilan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 263 ayat (3) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program