• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAN PEMBERIAN KALIUM TERHADAP HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.) OLEH : HENDRA YUNAIDI NPM ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAN PEMBERIAN KALIUM TERHADAP HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.) OLEH : HENDRA YUNAIDI NPM ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAN PEMBERIAN KALIUM TERHADAP HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.)

OLEH : HENDRA YUNAIDI NPM. 1010483011117

ABSTRAK

Produktifitasnya 76 kw/ha atau7,6 ton/ha apabila dibandingkan dengan produksi ubi jalar Provinsi Jambi yang mencapai 86,76 kw/ha atau 8,67 ton/ha, terlihat bahwa produksi ubi jalar di Kabupaten Batang Hari masi rendah. Untuk memperbaiki produksi produktivitas yang rendah dilakukan melalui penggunaan bibit varietas unggul, perbaikan tekhnik budidaya, dan penerapan pola tanaman yang tepat. Penggunaan bibit unggul tanaman ubi jalar melalui perbanyakan secara generatif dengan biji dan vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Selain itu salah satu upaya meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar dapat dilakukan dengan pemupukan. Kalium merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman penghasil karbohidrat. Percobaan dilaksanakan dengan mengunakan RAK dengan rancangan perlakuan faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1 pupuk KCL (K) yang terdiri dari 3 level yaitu, K1 (Pupuk KCL 150 kg/ha), K2

(Pupuk KCL 225 kg/ha), K3 (Pupuk KCL 300 kg/ha). Faktor 2 panjang stek (S) yang terdiri dari 2

yaitu, S1 (Panjang Stek 20 cm), S2 (Panjang Stek 30 cm). Ulangan dilakukan 4 kali, maka jumlah

petak percobaan sebanyak 24 petak dilanjutkan dengan DNMRT (Duncan New Multiple Range Test) pada taraf α 5 %. Hasil penelitian menunjukan pengaruh pemberian kalium dan stek pucuk terhadap hasil tanaman ubi jalar terdapat interaksi antara panjang stek pucuk dan kalium terhadap hasil per hektar, tetapi tidak terdapat interaksi terhadap variabel lainya. Panjang stek 30 cm dan dosis KCl 225 kg/ha memberi hasil ubi jalar 34,98 ton/ha.

Key words : ubi jalar, Ipomea batatas L., stek pucuk, kalium

PENDAHULUAN

Kabupaten Batang Hari pada tahun 2012 luas panen ubi jalar 60 ha, dengan produksi 456 ton sehingga rata-rata produktifitasnya 76 kw/ha atau7,6 ton/ha apabila dibandingkan dengan produksi ubi jalar Provinsi Jambi yang mencapai 86,76 kw/ha atau 8,67 ton/ha, terlihat bahwa produksi ubi jalar di Kabupaten batang Hari masi rendah (BPS, 2013). Untuk memperbaiki produksi produktivitas yang rendah dilakukan melalui penggunaan bibit varietas unggul, perbaikan tekhnik budidaya, dan penerapan pola tanaman yang tepat, adapun tekhnik perbaikan varietas ubi jalar diarahkan pada peningkatan potensi hasil, umur pendek, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Adapun potensi hasil varietas

unggul yang dikembangkan Balai Penelitian Tanaman Pangan berkisar 23 – 40 ton/ha.

Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru. Teknik perbanyakan ubi jalar yang sering dipratekkan adalah stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk harus memenuhi syarat yang mana bibit berasal dari varietas atau klon unggul, bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, ukuran panjang stek pucuk 20 – 25 cm dan mengalami penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari (Sarwono, 2005).

(2)

produktivitas tanaman ubi jalar dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ubi jalar. Pupuk adalah bahan yang diberikan untuk meningkatkan kesuburan tanah (Sutedjo, 2010).

Kalium merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman penghasil karbohidrat terutama tanaman ubi jalar dan sumber hara kalium dalam bentuk pupuk antara lain yaitu pupuk KCI dan ZK (Limbeng, 2011). Kalium mempunyai fungsi antara lain: membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein, menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik, menaikkan pertumbuhan jaringan meristem, memperkuat tegaknya batang sehingga tidak roboh. Selain hal-hal di atas kalium juga berperan meningkatkan kualitas umbi, mengaktifkan enzim baik secara langsung maupun tidak langsung dan membantu perkembangan akar.

Fungsi Kalium antara lain adalah translokasi gula pada pembentukan pati dan protein. Membantu membuka dan menutup stomata, memperbaiki ukuran dan kualitas umbi, menambah rasa manis pada umbi dan membantu memproduksi karbohidrat dalam jumlah yang besar (Sarwono, 2005).

Unsur kalium diperlukan tanaman untuk pembentukan karbohidrat di dalam umbi, untuk kekuatan daun, dan pembesaran daun. Tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif tidak begitu nyata. Disamping itu unsure kalium berpengaruh nyata terhadap peningkatan daya serap air pada tanaman sehingga ketahanan terhadap hama dan penyakit, memperbesar umbi dan meningkatkan daya simpan umbi.

Berdasarkan hasil penelitian Astuti dkk (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan dan hasil ubi jalar yang paling baik pada pemberian 225 kg/ha KCl.

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian dengan ketinggian 12 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK). Bahan yang digunakan adalah pucuk Ubi Jalar Varietas Kalasan, Pupuk Kandang Ayam, Urea, SP-36, KCL, Fungisida (Dithane M-45), Curacron. Alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, tali rafia, timbangan, mistar, ember, handspayer, papan merek, gunting, dan alat tulis yang dibutuhkan. Percobaan dilaksanakan dengan mengunakan RAK yang di susun berfaktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu :

Faktor I pupuk KCL (K) yang terdiri dari 3 level yaitu :

K1 : Pupuk KCL 150 kg/ha

K2 : Pupuk KCL 225 kg/ha

K3 : Pupuk KCL 300 kg/ha

Faktor II panjang stek (S) yang terdiri dari 2 yaitu :

S1 : Panjang Stek 20 cm

S2 : Panjang Stek 30 cm

Jadi ada 6 Kombinasi Perlakuan yaitu :

K1P1 : Dosis KCl 150 kg/ha dengan Panjang

Stek 20 cm

K2P1 : Dosis KCl 225 kg/ha dengan Panjang

Stek 20 cm

K3P1 : Dosis KCl 300 kg/ha dengan Panjang

Stek 20 cm

K1P2 : Dosis KCl 150 kg/ha dengan Panjang

Stek 30 cm

K2P2 : Dosis KCl 225 kg/ha dengan Panjang

Stek 30 cm

K3P2 : Dosis KCl 300 kg/ha dengan Panjang

Stek 30 cm

Ulangan dilakukan 4 kali, maka jumlah petak percobaan sebanyak 24 petak.Ukuran petak percobaan adalah 200 cm x 160 cm, dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm, maka tiap petak percobaan terdapat 8 tanaman, dan di dalam setiap petak terdapat petak panen yang berjumlah 4 tanaman dan 3 sampel.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Jumlah Umbi Pertanaman Menurut Pemberian kalium dan panjang stek pucuk Dosis KCL

(kg/ha)

Panjang Stek Pucuk (cm)

KCL 20 30 150 2,92 a 3,08 a 3,00 A (A) (B) 225 3,33 b 3,92 a 3,63 A (A) (A) 300 2,92 a 3,08 a 3,00 A (A) (B) Stek Pucuk 3,06 a 3,36 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

Tabel 2. Panjang Umbi Pertanaman Menurut Pemberian Kalium dan Panjang Stek Pucuk Dosis KCl

(kg/ha)

Panjang Stek Pucuk (cm)

KCl 20 30 150 15,88 b 16,59 a 16,24 B (B) (B) 225 18,45 b 19,05 a 18,27 A (A) (A) 300 14,76 a 15,28 a 15,04 C (C) (C) Stek Pucuk 16,37 a 16,97 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

Tabel 3. Diameter Umbi Pertanaman Menurut Pemberian kalium dan panjang stek pucuk Dosis KCl

(kg/ha)

Panjang Stek Pucuk (cm)

KCl 20 30 150 4,74 a 4,48 a 4,61 B (B) (B) 225 5,87a 5,91 a 5,89 A (A) (A) 300 3,99 a 4,45 a 4,22 C (C) (B) Stek Pucuk 4,87 a 4,95 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

(4)

Dosis KCl (kg/ha)

Panjang Stek Pucuk (cm)

KCl 20 30 150 958,33 a 941,67 a 950,00 B (B) (B) 225 1038,33 a 1053,33 a 1045,83 A (A) (A) 300 878,33 a 895,00 a 886,67 C (C) (C) Stek Pucuk 958,33 a 963,33 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

Tabel 5. Berat Umbi Perbuah Menurut Pemberian Kalium dan Panjang Stek Pucuk Dosis KCl

(kg/ha)

Panjang Stek Pucuk (cm)

KCl 20 30 150 326,39 a 311,81 a 319,1 A (A) (A) 225 318,19a 279,58 a 298,89 A (A) (A) 300 317,01 a 292,64 a 304,83 A (A) (A) Stek Pucuk 320,53 a 294,68 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

Tabel 6. Hasil Per hektar Menurut Pemberian Kalium dan Panjang Stek Pucuk

Dosis KCl (kg/ha) Panjang Stek Pucuk (cm) KCl

20 30 150 32,4 a 31,38 b 31,89 B (B) (B) 225 34,29 a 34,98 a 34,64 A (A) (A) 300 29,38 a 30,08 a 29,73 C (C) (C) Stek Pucuk 32,02 a 32,15 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada baris maupun huruf besar pada kolom yang sama berati tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DNMRT.

(5)

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisi ragam Interaksi dosis KCl 225 kg/ha dengan berbagai panjang stek berpengaruh nyata terhadap panjang umbi, diameter umbi, berat umbi per tanaman dan hasil per hektar. Hal ini di sebabkan pemberian KCl 225 kg/ha dengan berbagai panjang stek mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah seimbang sehingga pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman berlangsung baik. Menurut Endah dkk, (2006; dalam Putra dan Permadi, 2011) proses pembentukan dan pembesaran umbi membutuhkn unsur hara kalium dalam jumlah yang cukup. Lakitan (2007; dalam Sianturi dan Ernita, 2014) menyatakan bahwa produksi tanaman umbi-umbian seperti ubi jalar sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akar. Dimana pemberian dosis KCl 225 kg/ha dan berbagai panjang stek berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga hasil menjadi lebih baik.

Interaksi semua dosis KCl dan berbagai panjang stek tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per tanaman dan berat umbi per buah. Hal ini di sebabkan pemberian semua dosis KCl dan berbagai panjang stek belum optimal untuk memenuhi kebutuhan hara K sehingga berat umbi per buah yang dihasilkan tidak maksimal. Dwijoseputro (2002; dalam Sianturi dan Ernita, 2014) menyatakan bahwa produksi pertanaman pada semua jenis tanaman umumnya dipengaruhi oleh jumlah (buah, biji atau umbi) dan berat (buah, biji atau umbi) yang dihasilkan tanaman tersebut. Jika berat buah , biji atau umbi pertanaman tinggi akan tetapi jumlanya sedikit maka berat buah, biji atau umbi yang dihasilkan pertanaman juga akan rendah dan begitu pula sebaliknya. Menurut Anonimus (2012; dalam Sianturi dan Ernita, 2014) jumlah dan berat buah, biji atau umbi yang dihasilkan tanaman dipengaruhi oleh tingkat pemenuhan unsur hara terutama pada tanaman umbi, unsur hara K merupakan unsur hara yang sangat vital dalam mempengaruhi pembentukan dan berat umbi yang dihasilkan karena memiliki fungsi merangsang pembentukan protein dan karbohidrat sebagai unsur penting penyusun umbi dan perkembangan akar tanaman.

Pemberian semua dosis KCl dan berbagai panjang stek belum memenuhi kebutuhan unsur kalium bagi tanaman untuk menghasilkan berat umbi perbuah yang optimal.

KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan tentang pengaruh pemberian kalium dan stek pucuk terhadap hasil tanaman ubi jalar maka dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara panjang stek pucuk dan kalium terhadap hasi per hektar, tetapi tidak terdapat interaksi terhadap variabel lainya. Panjang stek 30 cm dan dosis KCl 225 kg/ha memberi hasil ubi jalar 34,98 ton/ha.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. L. T. W. dkk. 2010.Pertumbuhan Ubi Jalar Varietas Sari Dan Beta 2 Akibat Aplikasi Kompos Dan Pupuk KCL (Pdf), diunduh pada 19 September 2014.

Badan Pusat Statistik. 2013. Batang Hari Dalam Angka. Batang Hari

Djufry. F. dkk. 2011. Pertumbuhan Dan Produksi Ubi Jalar Di Dataran Rendah Pada Berbagai Varietas Dan Sumber Stek.diunduh pada 19 September 2014.

Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Jedeng. I. W. 2011. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar (Pdf), diunduh pada 19 September 2014.

Limbeng. M. 2011.Pengaruh Dosis Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan Ubi Rambat, diunduh pada 19 September 2014.

Lingga. P. 1986.Bertanam Umbi-Umbian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lingga. P. & Marsono. 2013. Petunjuk Pengunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizan.2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Purwono & Purnamawati. H. 2013. Budidaya

8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

(6)

Kalium Terhadap Peningkatan Hasil Ubi Jalar Varietas Narutokintoki di Lahan Sawah (Pdf), diunduh pada 20 Agustus 2015.

Richana. N. 2013. Menggali Potensi Ubi Kayu & Ubi Jalar. Nuansa Cendika. Bandung.

Rismunandar.1999. Hormon Tanaman Dan Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta Rukmana. R. 1997. Ubi Jalar Budidaya &

Pascapanen.Kanisius.Yogyakarta. Sari. F. C. W. 2008.Analisis Pertumbuhan

Ubi Jalar Dan Tanaman Nanas Dalam Sistem Tumpang Sari (Pdf), diunduh pada 19 September 2014. Sarwono. B. 2005. Ubi Jalar. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Santoso. B. B.2010. Pertumbuhan Dan Kualitas Bibit Jarak Pagar Asal Stek Batang Pada Berbagai Panjang Dan Diameter (Pdf), diunduh pada 20 Agustus 2015.

Septiatin. E. 2009. Apotek Hidup Dari Sayuran Dan Tanaman Pangan. Yrama Widya. Bandung.

Sianturi dan Ernita. 2014. Pengunaan Pupuk KCl Dan Bokashi Pada Tanaman Ubi Jalar (Pdf), diunduh pada 31 Agustus 2015.

Sutedjo.M.M. 2010.Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Panjang Umbi Pertanaman Menurut Pemberian Kalium dan Panjang Stek Pucuk  Dosis KCl
Tabel 5. Berat Umbi Perbuah Menurut Pemberian Kalium dan Panjang Stek Pucuk  Dosis KCl

Referensi

Dokumen terkait

Wondershare quiz creator merupakan salah satu perangkat lunak bantu untuk menyajikan soal berbasis web yang juga tidak mengenali equation, selain quiz creator

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam hasil belajar penjas, yaitu: Agar

Dari berbagai bentuk perjanjian internasional yang berhubungan dengan flora dan fauna tersebut, tetap berpegang pada ketentuan yang diatur dalam Vienna Convention

Karena luasnya sistem informasi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan, perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian, yaitu pada sistem informasi akuntansi pembelian

Data kurva hasil penelitian ekstrak tersebut dapat dikategorikan baik karena nilai r dari ekstrak mendekati 1 sama dengan nilai Vitamin C sebagai kontrol positif yang

Berdasarkan hasil wawancara di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukmanul hakim, siswa radjin membaca diseko- lah, namun gurupun tetap memberikan tugas membaca dirumah melalui

Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu hasil analisis data korelasi, signifikan koefesien korelasi, dan koefesien determinasi minat belajar

Dalam teks pemberitaan ini, koalisi Prabowo ditampilkan di depan dan lebih dominan sebagai koalisi yang tidak solid, wartawan dapat saja memilih partisipan siapa yang