• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBASIS LESSON STUDY DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBASIS LESSON STUDY DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM KOLOID

Oleh :

Dita Triliana Nasution NIM. 4113131017

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAMS GAMES TOURNAMENT ) BERBASIS LESSON STUDY

DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Dita Triliana Nasution (4113131017) Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran TGT berbasis Lesson Study dengan Media Animasi terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI SMA N 1 Sunggal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Sunggal yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT berbasis Lesson Study dengan media Animasi dan kelas XI MIA 4 sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas,reabilitas,tingkat kesukaran dan daya beda soalnya. Hasilnya diperoleh 12 soal dinyatakan valid, 8 soal dari validator ahli dan sudah diuji coba.Uji normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh x2 hitung = 6,25; untuk postest diperoleh χ

2

= 10,4 dan untuk gain diperoleh x2 hitung = 3,75 dengan χ

2

tabel = 11,07. Uji normalitas pretest kelas kontrol diperoleh χ 2 hitung = 7,25; untuk postest diperoleh χ

2

hitung = 8,25 dan untuk gain diperoleh x2 hitung = 10,15 dengan χ

2

tabel = 11,07. Sehingga χ 2

hitung < χ 2

tabel maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas, untuk pretest diperoleh Fhitung =

1,81, untuk postest diperoleh Fhitung = 1,43 dan untuk gain diperoleh Fhitung = 1,167

dengan Ftabel = 1,85, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Hasil uji t pada

kelompok tinggi diperoleh thitung= 14,58 dan ttabel = 1,6723 sehingga thitung > ttabel yang

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUATAKA 8

2.1 Media Pembelajaran 8

2.1.1 Pengertian Media 8

2.1.2 Peran Media 9

2.1.3 Media Berbasis Komputer 11

2.1.4 Media Animasi 11

2.1.4.1 Pengertian Animasi 11

2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Media animasi 12

2.2. Model Pembelajaran 13

2.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 13

(4)

2.2.3 Tahapan Dalam Model Pembelajaran TGT 16 2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT 21

2.2.5 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Type TGT 22

2.3 Lesson Study 24

2.3.1 Manfaat Lesson Study 28

2.3.2 Kelebihan Lesson Study 29

2.4 Materi Sistem Koloid 30

2.4.1 Sistem Dispersi 30

2.4.2 Sistem Koloid 32

2.4.3 Sifat-Sifat Koloid 33

2.4.4 Koloid Liofil dan Koloid Liofob 36

2.4.5. Pembuatan Koloid 37

2.4.6 Peranan Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari 38

2.5 Hipotesis 39

BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 40

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 40

3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian 40

3.3.1 Variabel Penelitian 40

3.3.2 Instrumen penelitian 41

3.3.2.1 Validitas Soal 43

3.3.2.2 Tingkat Kesukaran Soal 43

3.3.2.3 Daya Pembeda Soal 44

3.3.2.4 Reabilitas Soal 45

3.4 Rancangan Penelitian 46

3.5 Prosedur Penelitian 47

3.6 Teknik Analisis Data 51

3.6.1 Normalitas Data 51

3.6.2 Uji Homogenitas 51

(5)

3.6.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 54

4.1 Hasil Penelitian 54

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 54

4.1.1.1Validitas Data 54

4.1.1.2 Tingkat Kesukaran Tes 54

4.1.1.3 Daya Beda Tes 54

4.1.1.4 Reliabilitas Tes 55

4.1.2 Rangkuman uji kelayakan tes 55

4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian 55

4.1.3.1 Uji Normalitas Data 57

4.1.3.2 Uji Homogenitas 57

4.1.3.3 Uji Hipotesis 58

4.1.3.4 Peningkatan Hasil Belajar 59

4.2 Peningkatan Hasil Lesson Study 60

4.3 Pembahasan 61

4.4 Temuan Penelitian 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68 5.1 Kesimpulan 68

5.2 Saran 68

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain 20

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain 20

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok 21

Tabel 2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 23

Tabel 2.5 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid dan Suspensi 31

Tabel 2.6. Pembagian Koloid 33

Tabel 2.7 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob 37

Tabel 3.1 Kisi Instrumen Penelitian 42

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 46

Tabel 3.3 Penyajian Data 48

Tabel 3.4 Penolong Untuk Uji Normalitas 51

Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar 56

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas 57

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas 58

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis 59

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penempatan Pada Meja Turnamen 18

Gambar 2.2 Skema Kegiatan Lesson Study 25

Gambar 2.3 Efek Tyndall 34

Gambar 2.4 Gerak Brown dilihat dengan mikroskop 34

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 50

Gambar 4.1 Hasil Belajar Kelas Eksperiment dan Kelas kontrol 56

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 72

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen 75

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol 89

Lampiran 4 Kisi – Kisi Soal Sebelum Validasi 101

Lampiran 5 Instrumen Test Sebelum Validasi 102

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Sebelum Validasi 111

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru terhadap Siswa 112

Lampiran 8 Lembar Check List Saat Observasi Kelas 113

Lampiran 9 Soal Permainan 114

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa 120

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes 125

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran 128

Lampiran 13 Perhitungan Uji Daya Beda 130

Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Tes 132

Lampiran 15 Tabel Instrumen Penelitian 134

Lampiran 16 Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar 135 Lampiran 17 Standar Daviasi dan Varian Nilai Pretest dan Postest 139

Lampiran 18 Uji Normalitas Data 140

Lampiran 19 Uji Homogenitas 144

Lampiran 20 Uji Hipotesis 146

Lampiran 21 Data Peningkatan Hasil Belajar ( Gain ) 148

(9)

Lampiran 23 Uji Homogenitas Data Gain 153

Lampiran 24 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 154

Lampiran 25 Check List Saat Observasi Kelas 155

Lampiran 26 Soal Pretest 160

Lampiran 27 Soal Postest 163

Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 166 Lampiran 29 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 167

Lampiran 30 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t 168

Lampiran 31 Tabel Nilai r-Product Moment 169

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Pada arus global, kita sementara berhadapan dengan tantangan globalisasi, peniadaan sekat-sekat ideologis politik, budaya, dan sebagainya. Selain itu, kita menyaksikan pesona peradaban yang disatukan oleh corak budaya yang sama, ekonomis yang sama, bahkan substansi kehidupan yang nyaris sama, yakni globalisasi. Banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat sekolah menengah, maupun dari perguruan tinggi, terkesan belum mampu mengembangkan kreativitas dalam kehidupan mereka (Hamzah, 2007).

Dimulai dari tingkat sekolah menengah (SMA) memiliki berbagai kendala, misalnya kurikulum, cara mengajar guru yang monoton sehingga menurunnya kualitas lulusan siswa yang baik. Dominannya guru mengajar membuat pelajaran menjadi kurang menarik, contohnya mata pelajaran kimia yang sampai saat ini kimia kurang diminati. Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia di kelas XI adalah sistem koloid. Dalam mempelajari sistem koloid, diperlukan kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa bukan hanya sekedar hafalan semata. Siswa harus secara pribadi melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan proses mentalnya seperti mengadakan pengamatan, melakukan percobaan, bersimulasi, mengadakan penelitian sederhana dan memecahkan masalah (Ibrahim, 2003).

(11)

Pemilihan model pembelajaran yang baik diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu yang dapat memunculkan kondisi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas siswa, interaksi, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran (Yustini, 2005). Salah satu model pembelajaran kooperaif yang lebih banyak digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ) yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks, tanpa ada rasa bosan dan tentu saja siswa menjadi aktif dalam proses belajar (Trianto, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan Iklilul (2013) menunjukkan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT mempunyai rata-rata nilai kognitif (75,9) dan rata-rata nilai afektif (54,1) lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) yang mempunyai rata-rata nilai kognitif (71,6) dan rata-rata nilai afektif (52,3). Selain itu hasil penelitian yang dilakukan Yulia (2012) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) meningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa

kelas XI IPS III SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus, yaitu pada siklus I hasil belajar siswa naik sebesar 33,58 % dari 34,49 % mencapai 68,07 % dan untuk siklus II sebesar 86,20 %. Peningkatan yang terjadi dari siklus I menuju siklus II sebesar 18,13 %.

(12)

salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif. Dalam jurnalnya Akhmad (2008) mengatakan bahwa Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran.

Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis mediapun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, ataupun materi yang akan disampaikan (Hamzah, 2007). Misalkan saja media Animasi yang merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran (Furoidah, 2009). Dengan digunakannya media ini siswa menjadi tertarik dengan adanya gambar animasi yang menarik saat proses pembelajaran. Hasil penelitian Kadek (2012) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar materi sistem kelistrikan otomotif pada siswa kelas X TKR di SMKN 1 Seyegan, ditunjukkan dengan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan media animasi lebih tinggi dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan media powerpoint.

(13)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang dapat muncul saat proses pembelajaran. Diantaranya, yaitu :

1. Kurang tertariknya siswa mempelajari sistem koloid karena tidak terdapat penggunaan dan penerapan rumus dalam pemahamannya, tetapi siswa dituntut untuk banyak menghapal dan memahami konsepnya saja.

2. Kurangnya kreatifitas dan ide-ide baru seorang guru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran disekolah, baik dalam memilih model, pendekatan, strategi, dan media yang tepat.

3. Metode-metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang inovatif sehingga kurangnya motivasi belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

1.3Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Materi yang akan diberikan yaitu sistem koloid dikelas XI IPA.

2. Model yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif type Teams Games Tournament (TGT) dan media Animasi.

(14)

1.4Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar kimia siswa pada materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sunggal yang dibelajarkan dengan model TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi lebih

tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional?

2. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sunggal yang dibelajarkan dengan model TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa pada materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sunggal yang dibelajarkan dengan model TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi lebih tinggi secara signifikan daripada hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional.

(15)

1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Pertimbangan bagi para guru dalam memilih media dan model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar kimia.

2. Bagi Siswa

Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi ajar yang diberikan guru khususnya pada materi koloid.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7Defenisi Operasional

1. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi wujud dari usaha seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar/setelah ia mempelajari sesuatu (Winkel, 1983). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah memperoleh pengalaman belajar yang berkenaan dengan hasil belajar pada ranah kognitif.

2. Model Pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament )

(16)

3. Lesson study

Lesson study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan (Sumarni, 2008).

4. Animasi

media Animasi berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran (Furoidah, 2009).

5. Sistem Koloid

(17)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanyang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kimia siswa pada materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sunggal yang dibelajarkan dengan model TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi lebih tinggi

daripada hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional.

2. Penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi lebih tinggi 72,10% dibanding dengan

model pembelajaran konvensional yakni sebesar 37,39%,

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model TGT (Teams Games Tournament) berbasis Lesson Study dengan media animasi mempermudah

pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia.

(18)

Anni, Catharina T. dkk., (2004), Psikologi Belajar, UPT MKK UNNES, Semarang

Arsyad, Azhar, (2002), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Artawan, Rudi, (2010), Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Media

Animasi, [Online], tersedia di

http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-biologi-dengan menggunakan.html, diakses pada tanggal 27 Januari 2015

Ayu Astuti, Yulia, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Sosiologi Siswa Kelas XI-IPS III SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran

2012/2013, Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret, Surakarta

B. Uno, Hamzah, (2007), Profesi Kependidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Faturrohman, (2007), Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Refika Aditama, Bandung.

Febriantina, Dyah, (2013), Media Pembelajaran Media Audio Visual Animasi, [Online], tersedia di http://dyahfebriantina.blogspot.com/2013/12/media-pembelajaran-audio-visual-Animasi.html, diakses pada 27 Januari 2015 Furoidah, Maya Fanny, (2009), Pengaruh Penggunaan Media Animasi

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Biologi Kelas VII MTS Surya Buana Malang, Skripsi Jurusan Teknologi

Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

(19)

Pendidikan Dan Pengajaran, Balai Diklat Keagamaan, Medan.

Mahmudi M.Pd, Ali, (2006), Lesson Study, jurnal Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Yogyakarta.

Millah, Iklilul, dkk, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas X Sma Laboratorium Um Pada Materi

Hidrokarbon, jurnal Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Negeri Malang, Malang.

Purba, M., (2006),Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rismayanthi, Cerika, (2013), Pengembangan Strategi Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Melalui Lesson Study Berbasis Soft Skill Pada

Siswa SMU/SMK, jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY,

Yogyakarta.

Sanjaya, W.,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta

Sardiman, A.M, (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Perkasa

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit FMIPA, Universitas Negeri Medan

Slavin (2010), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Nusamedia, Bandung.

Sudrajat, Akhmad, (2008), Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran.

(20)

Dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif, jurnal

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Sumarni, Woro., (2008), Lesson Study Untuk Meningkatkan Mutu Proses Dan Hasil Pembelajaran Perkuliahan Dasar Pemisahan Analitik, Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Semarang, Vol. 2, No.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

Willian, Nancy, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Modifikasi Pada Mata Pelajaran Kimia

Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa, jurnal Universitas

Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau.

Gambar

Gambar 2.1 Penempatan Pada Meja Turnamen

Referensi

Dokumen terkait

though the crime occurred when they were in a dreamlike state... • Once the initial shock of the crime has worn off, victims may experience other emotions such as anger,

Dengan tinggal selama beberapa waktu di Rumah Betang Buntoi maka kehidupan keseharian masyarakat Dayak Ngaju d i desa Buntoi ini dapat diamati secara lebih

Hal ini disebabkan pada Pulau Pramuka jenis lamun yang ditemukan memiliki morfologi tubuh yang lebih besar dan penutupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Kelapa

• Secara nasional, ketersediaan sumber EBT tersebar dan untuk beberapa jenis energi misalnya panas bumi dan air skala besar terletak pada daerah yang konsumsi energinya masih rendah.

Semakin berkembangnya zaman merupakan salah satu tuntutan bagi guru untuk terus mengembangkan cara pengajaran yang tepat bagi peserta didik. Kurikulum pun terus

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, karunia dan anugrah-Nya yang telah diberikan-Nya selama penulisan skripsi ini kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

Dalam tahap pengum- pulan data sample penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan metode pembe- lajaran kooperatif make a match ,