Di bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian yang mencakup pemilihan sampel dan proses pengumpulan data serta instrumen-instrumen yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diturunkan pada bab sebelumnya. A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komperatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, (Indiantoro, 2009).
B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (indenpenden variable) dan variabel terikat (dependen variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, keahlian anggota komite audit, jumlah pertemuan anggota komite audit. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Adapun defenisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Manajemen Laba (Y)
Manajemen Laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja
untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Variable manajemen laba pada penelitian ini diproksikan dengan Conditional Revenue Model dari Stubben (2010). Conditional Revenue Model menekankan pada banyak aspek yang mempengaruhi pendapatan diskresioner. Aspek tersebut meliputi ukuran perusahaan (Size), umur perusahaan (Age), laba kotor (Gross Revenue Margin). Dan berikut adalah formula Conditional Revenue Model, Stubben (2010):
ARit = α + β1ΔRit + β2ΔRit x SIZEit + β3ΔRit x AGEit + β4ΔRit x AGE_SQit + β5ΔRit x GRR_Pit + β6ΔRit x GRR_Nit + β7ΔRit x GRMit + β8ΔRit x GRM_SQit + εit
Keterangan :
AR = piutang akrual R = annual revenue
SIZE = natural log dari total aset saat akhir tahun AGE = natural log umur perusahaan
GRR_P = industry median adjusted revenue growth (= 0 if negative) GRR_N = industry median adjusted revenue growth (= 0 if positif) GRM = industry median adjusted gross margin at end of fiscal year SQ = square of variable
Δ = annual change
Nilai residual tersebut adalah nilai error dengan interval yang kurang dari –0.075 dan melebihi 0.075 (ε < –0.075 atau ε > 0.075) mengindikasikan terjadinya praktik manajemen laba.
2. Kepemilikan Institusional (X1)
Kepemilikan Institusional diukur dari prosentase kepemilikan saham oleh institusi (Lastanti, 2004). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat di rumuskan sebagai berikut :
3. Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan Manajerial merupakan jumlah kepemilikan saham yang dimiliki manager perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat di rumuskan sebagai berikut :
4. Komite Audit (X3)
Komite Audit merupakan suatu komite yang beranggotakan dari tiga atau lebih anggota dan yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan yang bertugas untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat oleh perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat di rumuskan sebagai berikut :
5. Keahlian Anggota Komite Audit (X4)
Keahlian Anggota Komite Audit merupakan Jumlah dari anggota komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi atau keuangan ataupun perrnah menduduki posisi penting di bidang akuntansi atau keuangan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat di rumuskan sebagai berikut :
Keahlian Anggota Komite Audit = Jumlah Anggota Komite Audit berlatarbelakang Akuntansi
6. Jumlah Pertemuan Anggota Komite Audit (X5)
Jumlah Pertemuan Anggota Komite Audit merupakan Jumlah pertemuan dari anggota komite audit dengan auditor eksternal yang dilakukan minimal empat bulan sekali dan yang berdiskusi masalah laporan keuangan perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah Pertemuan Anggota Komite
Audit = Jumlah pertemuan dalam setahun
7. Dewan Pengawas Syariah (X6)
Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas mengawasi operasionalisasi bank dan produk-produk agar sesuai dengan ketentuan syariah yang telah dibuat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan tugas tersebut, manajer kemungkinan tidak akan dapat memanipulasi laba. AAOIFI menyatakan bahwa diperlukan setidaknya tiga anggota DPS. Ini merupakan persyaratan umum di banyak bank syariah. Semakin besar jumlah anggota DPS maka semakin besar pemantauan terhadap manipulasi laba yang dilakukan manajer. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat dirumuskan sebagai berikut:
8. Ukuran Perusahaan (Z)
Ukuran Perusahaan merupakan suatu indikator yang menentukan kemampuan perusahaan berdasarkan besarnya assets dan besar kecilnya penjualan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dapat di rumuskan sebagai berikut :
Ukuran Perusahaan = Jumlah Total Assets
Operasional variabel penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba dapat diringkas dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Operasionalisasi Variabel Jenis
Variabel Variabel Definisi Parameter Skala
Dependent Manajemen
Laba (Y) Suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan
keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Dasar rasio akrual modal kerja dengan penjualan Rasio Independent Kepemilikan Institusional (X1)
Jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi/perusahaan. Jumlah hak Suara/ Total Jumlah Hak Suara Rasio Kepemilikan Manajerial (X2) Kepemilikan manajerial adalah manajer yang memiliki saham di perusahaan Jumlah kepentingan manajer Rasio Komite Audit (X3)
Suatu komite yang terdiri dari tiga atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan
Jumlah anggota komite audit dari suatu emiten Rasio Keahlian Anggota Komite Audit (X4)
Jumlah anggot komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi atau keuangan atau pernah menduduki posisi penting di bidang keuangan dalam suatu organisasi Persentase nggota komite audit ber-latar belakang bi-dang keuangan Rasio Jumlah Pertemuan Anggota Komite Audit (X5)
Pertemuan dalam komite audit minimal dilakukan empat bulan sekali dan berdiskusi tentang laporan keuangan dengan auditor ekstemal. Jumlah pertemuan dalam setahun Rasio
Jenis
Variabel Variabel Definisi Parameter Skala
Pengawas
Syariah (X6) Syariah yang terdiri dari tiga atau lebih anggota anggota Dewan Pengawas Syariah Ukuran Perusahaan (X7) Suatu indikator menentukan kemampuan perusahaan berdasarkan besarnya assets dan besar kecilnya penjualan
Jumlah total
Assets Rasio
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan di dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui perantara dari pihak kedua maupun media tertentu yang mendukung penelitian ini. Data penelitan bersumber dari data Statistik Perbankan Indonesia dan Perbankan Syariah Indonesia, berupa data laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010-2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh Bank Indonesia melalui situsnya (www.bi.co.id) serta dari situs terkait pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
D. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2008). Populasi mengacu pada keseluruhan orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sanusi, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh bank syariah dan unit usaha syariah yang ada di Indonesia, yang terdiri dari 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 31 Layanan Syariah (Office Channeling)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti atau diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi, jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi (Djarwanto, 2008). Pedoman jumlah sampel tidak mengikat, karena dalam praktek pengumpulan sampel kadang mengalami hambatan dalam tenaga, dana, waktu dan ciri-ciri populasi yang tidak memungkinkan (Santoso, 2011).
Hair, et al. (1998 dalam Ghozali dan Fuad, 2008) mengemukakan bahwa ukuran sampel yang disarankan untuk penggunaan estimasi Maximum Likelihood sebesar 100-200. Jogiyanto (2010), memberikan penjelasan mengenai sampel yang baik yaitu sampel harus akurat (tidak bias) dan nilai presisinya tinggi.
Penelitian ini mengambil sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS) sebagai sampel, yaitu:
a. PT. Bank Central Asia Syariah b. PT. Bank Negara Indonesia Syariah c. PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah d. PT. Bank Jabar Banten Syariah e. PT. Bank Maybank Syariah Indonesia f. PT. Bank Muamalat Indonesia
g. PT. Bank Panin Syariah h. PT. Bank Syariah Bukopin i. PT. Bank Syariah Mandiri
j. PT. Bank Syariah Mega Indonesia k. PT. Bank Syariah Victoria
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka dengan melakukan telaah pustaka dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti berbagai jurnal,
artikel dan buku literatur lainnya yang mendukung proses penelitian ini. Sedangkan metode dokumentasi yaitu proses pengumpulan data dengan mencatat dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti: Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Keahlian Anggota Komite Audit, Jumlah Pertemuan Anggota Komite Audit, Dewan Pengawas Syariah, Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba. Sedangkan untuk memberikan deskripsi tentang karakter variabel penelitian digunakan tabel distribusi frekuensi yang menunjukan angka modus, kisaran skor dan standar devisi.
2. Uji Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas, homogenitas, dan signifikansi dan linearitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors (Sudjana, 2010). Ketentuan dalam uji normalitas adalah bila statistik L
hitung < L tabel (α = 0.05), maka data berdistribusi normal. Tetapi
apabila L hitung> L tabel (α = 0.05), maka data tidak berdistribusi
normal.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk uji normalitas sebagai berikut:
1) Hitung rata-rata (Mean) dengan rumus : , dan standar deviasi (s) dengan rumus : ( ) untuk masing-masing kelompok data sampel
2) Pengamatan X1, X2,…..¸Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…., Zn dengan menggunakan rumus : ,
3) Untuk tiap angka baku, dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang : F (zi ) = P(Zskor <= zi )
4) Dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, …., Zn yang lebih atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan dengan S (Zi), maka :
5) Dihitung |F(zi) – S(zi)| dan ambil nilai |F(zi) – S(zi)| yang terbesar disebut Lo (Lhitung), lalu dibandingkan dengan harga kritis Ltabel Liliefors pada alpha tertentu.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas varians dengan menggunakan uji Barlett. Suatu varians homogen apabila dihasilkan X2
hitung<X2tabel.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas sebagai berikut:
a) Mengelompokkan data variabel endogen berdasarkan variabel eksogen
b) Menentukan derajat kebebasan (dk) masing-masing kelompok, dan menghitung nilai 1/dk.
c) Menentukan varians ( ) masing-masing kelompok dan menghitung logaritma setiap varians tersebut (log ),
d) Menghitung hasil kali derajat kebebasan dengan masing-masing varians ( ) dan menjumlahkannya.
e) Menghitung hasil kali derajat kebebasan dengan logaritma setiap varians (dk.log ) dan menjumlahkannya.
f) Menghitung varians gabungan dengan rumus: S2 = g) Menghitung logaritma varians gabungan (log S2),
h) Menghitung harga satuan atau nila statistik Barlett. B = (log ) ( )
i) Menghitung statistik uji Chi Square. χ2
hitung = (ln 10)(B-(Ʃ dk.log
))
j) Membandingkan nilai χ2
hitung dengan χ2tabel. Jika χ2hitung < χ2tabel maka data berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen.
c. Uji Signifikansi dan Linieritas
Uji Signifikansi dimaksud untuk menguji keberartian arah regresi Y = α + biXi + Ɛ, uji ini menggunakan uji Fisher. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk uji signifikansi sebagai berikut:
1) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
( ) ( )
2) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK reg(b/a)) dengan rumus :
3) Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus : JK Res = ΣY2 – JK Res (b|a) – JK Reg (a)
4) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg(a)) dengan rumus: RJK Reg(a) = JK Reg (a)
5) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg(b|a)) dengan rumus :
RJK Reg(b|a) = JK Reg (b|a)
6) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK Res) dengan rumus : RJK Res
7) Mencari nilai Fhitung dengan rumus : Fhitung ( )
8) Membuat kesimpulan, jika Fhitung > Ftabel, artinya signifikan.
Uji Linieritas dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel X dan variabel Y apakah benar-benar linear maupun berarti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk uji Linieritas sebagai berikut:
1) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus :
JKE { ( ) }
2) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus : JKTC = JK Res - JKE
3) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus : RJKTC
RJKE
5) Mencari Fhitung dengan rumus : Fhitung
6) Menentukan keputusan pengujian. Jika Fhitung Ftabel, artinya data berpola linier dan jika Fhitung Ftabel, artinya data berpola tidak linier.
3. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini penulis menggunakan tujuh variabel independen dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode regresi berganda, yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 +Ԑ
Keterangan :
X1 = Kepemilikan Institusional X2 = Kepemilikan Manajerial X3 = Komite Audit
X4 = Keahlian Anggota Komite Audit
X5 = Jumlah Pertemuan Anggota Komite Audit X6 = Dewan Pengawas Syariah
X7 = Ukuran Perusahaan Β = Konstanta
Y = Manajemen Laba
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan
cara menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statisitk F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji masing-masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya tidak disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho diterima.
a. Koefisien Determinasi.
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determasi adalah antara non dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, sedang nilai yang mendekati satu berarti nilai variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F).
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua perameter dalam model sama dengan nol, atau :
Ho : b1 = b2 = …..= bk = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipótesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Quick look : bila nilai F lebih besar dari 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel independen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel, bila nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.
c. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Staistik t).
Uji-t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis benar (Setiaji, 2004). Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa
jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.
Adapun prosedurnya sebagai berikut :
1) Menentukan Ho dan Ha (hipotesis nihil dan hipotesis alternatif) 2) Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS for
windows, diketahui nilai t-hitung dengan nilai signifikansi nilai t. 3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya Ho ditolak dan menerima Ha, pada tingkat signifikansi α= 5%.
4) Jika signifikansi nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable bebas terhadap variabel terikat. Artinya Ho diterima dan menolak Ha, pada tingkat signifikansi α= 5%.