PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
BIOGAS
(SUMBER ENERGI TERBAHARUKAN)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI
Diusulkan oleh:
Liling
13.22.015247/Angkatan 2013
Siswandi Iskandar
13.11.014481/Angkatan 2013
Ridho Anggriawan
13.11.015274/Angkatan 2013
Alziadi
14.22.015759/Angkatan 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKA RAYA
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
BIOGAS
(SUMBER ENERGI TERBAHARUKAN)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI
Diusulkan oleh:
Liling
13.22.015247/Angkatan 2013
Siswandi Iskandar
13.11.014481/Angkatan 2013
Ridho Anggriawan
13.11.015274/Angkatan 2013
Alziadi
14.22.015759/Angkatan 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKA RAYA
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v RINGKASAN ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Biogas ... 3
2.2 Komposisi Biogas ... 3
2.3 Sumber-sumber Bahan Baku Biogas ... 3
2.4 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Biogas ... 5
2.5 Manfaat dari Biogas ... 5
BAB III METODE PENELITIAN ... 6
3.1 Pengumpulan Data Awal ... 6
3.2 Metode Penelitian ... 6
3.3 Proses Suatu Limbah Menjadi Biogas ... 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 9
4.1 Biaya ... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.2.1 Komposisi Biogas... 3
Tabel 2.3.1 Produksi Kotoran Ternak... 4
Tabel 2.3.2 Potensi Produksi Gas... 4
Tabel 4.1.1 Rencana Anggaran Biaya... 9
Tabel 4.1.2 Jadwal Kegiatan... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana Kegiatan... 11
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup Anggota 1... 12
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Anggota 2... 13
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup Anggota 3... 14
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping ... 15
Lampiran 6 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana Kegiatan... 16
Lampiran 7 Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra... 17
Lampiran 8 Justifikasi Aggaran Kegiatan... 18
Lampiran 9 Teknologi yang akan diterapkan... 19
RINGKASAN
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, di tahun 2009 jumlah kendaraan (angkutan umum, bis, truk, dan sepeda motor) berjumlah lebih dari 70 juta unit dengan jumlah terbanyak sepeda motor (lebih dari 52 juta unit). Banyaknya jumlah kendaraan tersebut berbanding lurus dengan banyaknya konsumsi bahan bakar di Indonesia. Tahun 2006, konsumsi BBM di Indonesia mencapai 1,84 juta bph (barel per hari), bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengkonsumsi BBM di bawah 1 juta bph, Indonesia termasuk negara yang boros konsumsi BBM.
Selain itu beralih ke kota Palagkaraya, dalam data Pemprov Kalteng tercantum penurunan kuota BBM sementara jumlah yang dimiliki DPR justru menunjukkan peningkatan. Hal ini, menurut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah, perbedaan data kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk Kalteng pada tahun 2012. Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran di Palangkaraya, Kalteng, Kamis (24/5/2012), menjelaskan, perbedaan data itu diketahui dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (21/5/2012). Data mengenai kuota premium pada tahun 2012 yang dimiliki Pemprov Kalteng misalnya, sekitar 264.000 kiloliter (kl). Sementara, Komisi VII DPR menyatakan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, kuota itu sekitar 287.000 kl atau naik dibandingkan kuota tahun 2011 sekitar 282.000 kl. Padahal, kedua data itu sama-sama berasal dari Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan
Gas Bumi (Migas), (http://kalteng.tribunnews.com).
Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia dari tahun ketahun semakin meningkat khususnya di Kalimantan Tengah, menyebabkan harga minyak semakin mahal. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga minyak untuk mengurangi subsidi yang harus ditanggung oleh (Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kebutuhan BBM atau energi yang semakin meningkat mendorong perlunya adanya model BBM atau energi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan yaitu biogas. Biogas adalah energi alternatif yang sangat ramah lingkungan dan sangat baik untuk membantu masyarakat yang bahan pokoknya adalah dari kotoran hewan ternak. Dimana kotoran hewan ternak ini harus melalui suatu proses tertentu yang dapat diubah menjadi energi gas. Gas yang dihasilkan inilah yang disebut Biogas, yaitu gas yang mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri tertentu. Gas yang dihasilkan dari kotoran hewan ternak ini tidak membawa ciri kotoran hewan, seperti bau, penyakit, dan lain sebagainya, akan tetapi tidak berbau dan sangat aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Manfaat Biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan utuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Biogas dalam skala besar dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Proses produksi biogas akan dihasilkan dari sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kelangkaan bahan bakar minyak, yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi secara besama-sama. Makin tingginya harga bahan bakar, terutama gas dan bahan bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangga makin meresahkan masyarakat. Selain mahal, bahan bakar tersebut juga makin langka dipasaran. Usaha untuk mengatasi hal-hal yang demikian ini mendorong pemikiran akan perlunya pencarian sumber-sumber energi alternatif agar kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan. Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia dari tahun ketahun semakin meningkat khususnya di Kalimantan Tengah, menyebabkan harga minyak semakin mahal. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga minyak untuk mengurangi subsidi yang harus ditanggung oleh Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN), (Kompas, 2008).
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, di tahun 2009 jumlah kendaraan (angkutan umum, bis, truk, dan sepeda motor) berjumlah lebih dari 70 juta unit dengan jumlah terbanyak sepeda motor (lebih dari 52 juta unit). Banyaknya jumlah kendaraan tersebut berbanding lurus dengan banyaknya konsumsi bahan bakar di Indonesia. Tahun 2006, konsumsi BBM di Indonesia mencapai 1,84 juta bph (barel per hari), bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengkonsumsi BBM di bawah 1 juta bph, Indonesia termasuk negara yang boros konsumsi BBM, (Sumber: Badan Pusat Statistik).
Namun beralih ke kota Palangkaraya, dalam data Pemprov Kalteng tercantum penurunan kuota BBM sementara jumlah yang dimiliki Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) justru menunjukkan peningkatan. Hal ini, menurut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah, perbedaan data kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk Kalteng pada tahun 2012. Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran di Palangkaraya, Kalteng, Kamis (24/5/2012), menjelaskan, perbedaan data itu diketahui dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (21/5/2012). Data mengenai kuota premium pada tahun 2012 yang dimiliki Pemprov Kalteng misalnya, sekitar 264.000 kiloliter (kl). Sementara, Komisi VII DPR menyatakan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, kuota itu sekitar 287.000 kl atau naik dibandingkan kuota tahun 2011 sekitar 282.000 kl. Padahal, kedua data itu sama-sama berasal dari Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas), (http://kalteng.tribunnews.com).
Sementara Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menegaskan, selain Kalteng krisis BBM baik premium maupun solar, kesenjangan jumlah tersebut menyebabkan fenomena antrean kendaraan di SPBU hingga pelangsir tidak dapat 1
dihilangkan. “Antara kebutuhan dan daerah distribusinya sangat berbeda, misalnya di Kalteng kita jatahnya premium per bulan 7.968 kiloliter (kl) Januari sampai April, sedangkan kebutuhan kita premium 38.337 kl per bulan,” ucapnya di Eka Hapakat, Rabu (3/4) pagi. Sedangkan untuk ketersediaan atau Supply solar per bulan Januari sampai April sebanyak 3.100 kl, dengan kebutuhan yang relatif besar yakni solar per bulan 23.300 kl. Kesenjangan antara supply dan demand itu, kata Teras, selain mengakibatkan antrean panjang di SPBU, juga menyebabkan harga premium maupun solar di pedalaman sangat mahal. “Bahkan di Murung Raya premium per liternya Rp 15 ribu,” ungkapnya, (http://www.jpnn.com).
Dari kasus inilah beberapa sumber energi alternatif telah banyak ditemukan sebagai pengganti bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas. Kebutuhan BBM atau energi yang semakin meningkat mendorong perlu adanya model BBM atau energi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan yaitu biogas. Biogas adalah energi alternatif yang sangat ramah lingkungan dan sangat baik untuk membantu masyarakat, terutama yang ada di pedesaan dimana untuk mendapatkan minyak tanah semakin sulit. Oleh karena itu diperlukan sosialiasi ke masyarakat tentang adanya biogas, supaya masyarakat tidak terbebani dengan minyak tanah yang semakin langka dan meskipun ada harganya semakin mahal. Pambudi, N.Agung.2008, (http://kfcngalah.wordpress.com).
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah sumber-sumber bahan baku Biogas? 2. Bagaimana proses suatu limbah menjadi Biogas?
3. Apa sajakah kendala dan solusi dalam pembuatan Biogas? 4. Aspek-aspek apa sajakah yang mempengaruhi adanya Biogas? 5. Apakah manfaat dari Biogas?
1.3 Tujuan Penulisan
Secara umum, tujuan penulisan ini adalah untuk membantu masyarakat dalam pengembangan atau membuat energi alternatif yang diolah dari limbah, yang mana dapat menghasilkan biogas yang ramah lingkungan. Di sini juga sebagai gambaran untuk masyarakat sumber biogas mana yang paling mudah untuk diterapkan pada kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 %) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis.
Tahap pertama material organik akan didegradasi menjadi asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. Perkembangan proses anaerobic digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah yang keberadaannya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai, (http://aliandr4.blogspot.com).
2.2 Komposisi Biogas
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4), karbondioksida
(CO2) dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hidrogen
sulfida (H2S), ammonia (NH3), hidrogen (H2) serta nitrogen (N2) yang
kandungannya sangat kecil seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.2.1 Komposisi biogas
Komponen (%)
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2 ) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Sumber : (http://nadyasiskaa.blogspot.co.id)
2.3 Sumber-Sumber Bahan Baku Biogas a. Biogas dari Limbah Peternakan
Bidang peternakan banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan dengan rata-rata memiliki 2-4 ekor ternak. Sementara itu, peternak skala usaha besar biasanya
memelihara puluhan sampai ratusan ternak secara intensif. Limbah peternakan tersebut diantaranya adalah sapi/kerbau, babi, kuda dan domba.
b. Biogas dari Buangan Rumah Tangga
Di masyarakat sering kita jumpai buangan rumah tangga yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. Namun dengan adanya penemuan sumber energi terbarukan, buangan rumah tangga ini cukup bermanfaat dalam proses pembentukan biogas. Sisa dari buangan rumah tangga yang dimaksud seperti kotoran cair dari peternakan ayam, sampah organik pasar dan sisa industri makanan.
Tabel 2.3.1 Produksi Kotoran Ternak Jenis Ternak Bobot Ternak
Kg/Ekor Produksi KTS (Kg/Hari) Sapi potong 400-500 20-29 Sapi perah 500-600 30-50 Ayam petelur 1,5-2,0 0,1 Ayam pedaging 1,0-1,5 0,06 Babi dewasa 80-90 7 Domba 30-40 2
Keterangan : KTS (Kotoran Ternak Segar) Sumber: United Nations (1984)
Tabel 2.3.2 Potensi Produksi Gas
Jenis Kotoran Produksi Gas Per Kg Kotoran (m3)
Sapi/kerbau 0,023―0,040
Babi 0,040―0,059
Ayam 0,065―0,116
Manusia 0,020―0,028
Sumber: Chengdu Biogas Research Institut (1989)
Limbah peternakan seperti kotoran padat dan cair dapat dijadikan bahan baku biogas yang akan menghasilkan energi dan pupuk organik. Umumnya, kebutuhan energi untuk memasak satu keluarga rata-rata 2000 liter per hari, sedangkan produksi biogas dari seekor sapi berkisar 600―1000 liter biogas per hari. Dengan demikian, agar dapat memenuhi kebutuhan energi untuk memasak satu keluarga dibutuhkan 2—3 ekor sapi.
Kemudian ada juga biogas dari limbah pertanian, biogas dari limbah industri, biogas dari limbah perairan, serta biogas dari kotoran manusia. Semua ini juga merupakan bahan baku untuk pembuatan biogas.
2.4 Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Biogas
Akibat harga BBM yang semakin meningkat, masyarakat sekarang semakin sulit dan merasa terbebani untuk mendapatkan minyak tanah terutama yang tinggal dipedesaan. Oleh karena itu, masyarakat sangat memerlukan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut. Sehingga memicu adanya energi alternatif yang terbarukan yang ramah lingkungan dan sangat baik untuk membantu masyarakat. Namun dalam proses pembuatan biogas tersebut, ada beberapa kondisi/aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan biogas diantaranya :
1. Ketersediaan ternak 6. Manajemen Limbah/Kotoran 2. Kepemilikan Ternak 7. Kebutuhan Energi
3. Pola Pemeliharaan Ternak 8. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah) 4. Ketersediaan Lahan 9. Pengelolaan Hasil Samping Biogas, dan 5. Tenaga Kerja 10. Sarana Pendukung
Karena di Indonesia, dengan jumlah penduduk kurang lebih 245 juta jiwa, serta dengan jumlah kegiatan peternakan yang cukup besar dan sektor pertanian yang masih menjadi salah satu mata pencarian sebagian besar penduduknya, merupakan potensi untuk pengembangan biogas. Biogas sudah mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an, tetapi pemanfaatannya baru mulai digunakan di awal tahun 1990-an dalam skala yang kecil hanya untuk keperluan memasak. Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urin (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana, (Http://www.energi,lipid.gi.id).
2.5 Manfaat Dari Biogas
Manfaat dari proses biogas ini selain sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah yang semakin langkah dan dapat juga digunakan untuk bahan bakar pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar) dan hanya perlu modifikasi sedikit pada bagian kabulator. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Disamping itu, dari proses ini akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian, (Wahyuni,2008).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data Awal a. Observasi
Menurut Prof. Heru, observasi adalah studi yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, terarah dan terencana pada tujuan tertentu dengan mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan mengacu pada syarat-syarat dan aturan penelitian ilmiah. Dalam suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis, (http://www.duniapelajar.com).
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985). Wawancara adalah salah satu metode untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation (Bima Walgito, 1987), (http://dunia-penelitian.blogspot.co.id).
Adapun wawancara dengan beberapa sumber, seperti Dinas Peternakan di Kalimantan Tengah, lembaga penelitian & pengbadian masyarakat, serta ahli. Survei lapangan baik di perusahaan maupun masyarakat dilakukan untuk menentukan kondisi awal dari segala aspek penyusun biogas. Wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai keberadaan limbah, pihak-pihak terikat pengelola limbah yang ada di kota Palangkaraya, serta ketersediaan limbah untuk proses pembuatan biogas.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen (uji coba). “metode eksperimen adalah metode untuk memperbandingkan hasilnya pemakaian satu atau lebih kelompok ekperimen”. Dan metode terapan dengan studi lapangan, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian. Tahapan penelitian pembuatan biogas untuk mendapatkan prosentase gas metana yang tinggi dengan cara langkah awal, dilakukan studi literatur mengenai biogas dan bahan-bahan pembentuk biogas. Setelah itu, faktor dan level yang nantinya digunakan pada pre-eksperimen ditentukan melalui studi literatur dan wawancara dengan beberapa sumber. Kondisi awal ini akan dijadikan tolak ukur untuk penyeleksian faktor dan level yang digunakan pada eksperimen. Selanjutnya pre-eksperimen dilakukan dan prosentase metana dalam biogas diukur dengan menggunakan alat ukur tertentu. Hasil dari pre-eksperimen berupa 6
penentuan faktor beserta level yang akan digunakan pada eksperimen. Setelah itu, eksperimen dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan metode eksperimen desain yang sesuai dengan hasil penyeleksian faktor dan level pada pre-eksperimen. Prosentase metana dalam biogas hasil eksperimen didapatkan dengan cara melakukan pengujian laboratorium. Tahap selanjutnya adalah pengolahan dan analisa data, serta penarikan kesimpulan, (http://knanxzey.blogspot.co.id).
3.3 Proses Suatu Limbah Menjadi Biogas
Pembuatan biogas dari kotoran sapi harus dalam keadaan anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbondioksida, yaitu biogas. Proses fermentasi untuk pembentukan biogas maksimal pada suhu 30-55 C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan-bahan organik secara optimal.
a. Bak Penampungan Sementara
Untuk penampungan sementara dapat menggunakan drum yang di potong menjadi dua bagian agar lebih mudah untuk tempat pengenceran kotoran sapi. b. Digester
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan-bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang digunakan ialah model reaktor balon yang menggunakan bahan plastik. Di mana pengisian bahan organiknya dapat dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu bata, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
c. Plastik Penampungan Gas
Terbuat dari bahan plastik tebal berbentuk tabung yang berguna untuk menampung gas metan yang dihasilkan dari digester. Gas metan kemudian disalurkan ke kompor gas.
d. Kompor Gas
Berfungsi sebagai alat untuk membakar gas metan untuk menghasilkan api. Api inilah yang digunakan untuk memasak.
e. Bak Penampungan Kompos
Bak ini dapat dibuat dengan cara mengali lobang ukuran 2 m x 3 m dengan kedalaman 1 m sebagai tempat penampungan kompos yang dihasilkan dari digester.
Setelah pembuatan digester selesai maka dilanjutkan seperti dibawah ini:
1. Kotoran sapi dicampur dengan air hingga terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Pada saat pengadukan 7
sampah di buang dari bak penampungan. Pengadukan dilakukan hingga terbentuk lumpur dari kotoran sapi.
2. Lumpur dari bak penampungan sementara kemudian di alirkan ke digester. Pada pengisian pertama digester harus di isi sampai penuh.
3. Melakukan penambahan starter (EM4) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. Pasang pagar pengaman disekitar lubang digester agar terhindar dari gangguan. Tutup bagian atap digester dengan terpal atau bahan lainnya supaya terhindar dari hujan/ material yang jatuh.
4. Gas metan sudah mulai dihasilkan pada hari 10 sedangkan pada hari ke -1 sampai ke - 8 gas yang terbentuk adalah CO2. Pada komposisi CH4 54% dan
CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
6. Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
7. Kompos yang keluar dari digester di tampung di bak penampungan kompos. Kompos cair di kemas ke dalam deregent sedangkan jika ingin di kemas dalam karung maka kompos harus dikeringkan.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Biaya
Anggaran biaya dalam penelitian ini secara singkat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1.1 Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 1.565.000,-
2 Bahan Habis Pakai 6.640.000,-
3 Perjalana 720.000,-
4 Lain-lain : Administrasi, Seminar, Laporan 3.520.000,-
TOTAL 12.445.000,- 4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang akan kami laksanakan antara 3 (tiga) sampai 5 (lima) bulan dan disusun dalam bentuk barchart untuk rencana penelitian selanjutnya.
Tabel 4.1.2 Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 Bulan ke
1 Persiapan Lahan
2 Persiapan Alat serta Material
3 Pembangunan Reaktor Biogas dan Bak Penampungan Kompos
4 Hasil Proses Suatu Limbah Menjadi Biogas
5 Evaluasi dan Penyusunan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Shidiq. 2013. Cara membuat biogas dari kotoran sapi :http://griyasampah.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-biogas-dari-ko toran-sapi.html diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 08.36 Burhani, Rahman. 1900. Alat pencerna anaerobik pertama
:http://www.energi.lipi.gi.id Diakses Kamis, 24 September 2015 pukul 11.09
Chengdu Biogas Research Institute, Chengdu, China. 1989. The Biogas Technology in China.
http://dunia-penelitian.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-teknik-wawancara-obser vasi.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 10.18
http://kalteng.tribunnews.com/2012/05/24/data-di-dpr-ri-justeru-peningkatan-kuo ta-bbm diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 09.40
http://knanxzey.blogspot.co.id/2011/03/laporan-karya-ilmiah-tentang-biogas.html diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 11.39
http://nadyasiskaa.blogspot.co.id/2013/05/komposisi-biogas.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 22.02
http://ww.jpnn.com/read/2013/04/04/165810/Kalteng-Krisis-BBM diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 13.17
http://www.duniapelajar.com/2014/08/05/pengertian-observasi-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 13.21
Pambudi, N. Agung. 2008. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif.
http://kfcngalah.wordpress.com/2009/03/28/pemanfaatan-biogas-sebagai-energi-alternatif diakses pada tanggal 05 Oktober 2012 pukul 21.47
Shodikin, Ali. 2011. Memanfaatkan Limbah Menjadi Energi :Biogas.http://aliandr4.blogspot.com/2011/10/memanfaatkan-limbah menjadi-energi.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 20.05 Sumber: Energi Alternati, Kompas, 23 Maret 2008
Sumber: jbautofashion.com, finance.detik.com, dan Badan Pusat Statistik Sumber: United National (1984)
Wahyuni, Sri. 2008. Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya
Lampiran 8 : Justifikasi Aggaran Kegiatan
No Seksi Nama Material Banyaknya Volume Satuan Harga Jumlah
1 Peralatan Penunjang
Kompor Gas 1 buah 1 kali 500.000 500.000
Drum 1 buah 1 kali 385.000 385.000
Paralon - 1 kali 350.000 350.000
Selang Saluran Gas 1 buah 1 kali 95.000 95.000
Alat-alat Kecil 1 set 1 kali - 235.000
Sub Total 1.565.000
2 Bahan Habis Pakai
Pasir 1 rit truk 1 kali - 1.330.000
Semen 30 sak 1 hari 62.000 1.860.000
Batu Bata 3500 biji 1 kali 500 1.750.000
Besi 1 set 1 kali - 1.700.000
Sub Total 6.640.000
3 Perjalanan
Palangkaraya-Kalampangan anggota 4 orang peneiti
8 kali 15.000 480.000
Palangkaraya-Kalampangan 2 orang dosen
pendamping 8 kali 15.000 240.000 Sub Total 720.000 4 Lain-lain: Administrasi, Seminar, Laporan
Administrasi 1 set 1 kali - 320.000
Seminar 1 kali 1 kali - 1.750.000
Laporan 3 kali 3 kali 150.000 450.000
Tenaga 4 orang 1 kali 250.000 1.000.000
Sub Total 3.520.000
Total Keseluruhan (Rp) 12.445.000
Dua belas juta empat ratus empat puluh lima ribu rupiah
Lampiran 9 : Teknologi yang akan diterapkan
GAMBAR TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKAN
Input Material Regulator Selang Output Material Reaktor Biogas Drum Bak Penampungan Kompos Plastik Penampung Gas Kompo Gas TANAH 19