• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat

Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan

Tumbuhan Siswa Kelas VI/A

SD Negeri 20 Sabang

SALWIYAH

Guru Kelas Pada SD Negeri 20 Sabang

Abstrak. Penelitian yang berjudul “Melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi

belajar perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang” ini mengangkat masalah apakah melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi perkembangbiakan tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan melalui strategi pembelajaran ekspositori. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas Pengumpulan data dilakukan secara teknik tes dan obsevasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran ekspositori berdampak positif untuk meningkatkan prestasi belajar siawa, kemampuan rata-rata atau nilai rata-rata siswa dalam memahami perkembangbiakan tumbuhan adalah 73,6 pada siklus I dan 87,3 pada siklus II. Berdasarkan kategori nilai yang menjadi acuan peneliti, nilai rata-rata 87,3 berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian, kemampuan rata-rata siswa dalam memahami materi perkembangbiakan tumbuhan berdasarkan hasil penelitian ini tergolong cukup baik. Disarankan penelitian yang berhubungan dengan perkembangbiakan tumbuhan pada jenjang SD/MI dapat dilanjutkan oleh peneliti lain sehingga dapat terungkap hal-hal yang belum terungkap melalui penelitian ini, misalnya perkembangbiakan hewan.

Kata kunci: Perkembangbiakan Tumbuhan, Strategi Ekspositori.

Received: 01 September 2016, Revision: 04 Oktober 2016, Accepted: 11 Desember 2016 Print ISSN: 2549-7189

(2)

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar

dan mengajar. Sagala, (2008:16),

menjelaskan bahwa “ Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Dalam teori-teori belajar modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, yaitu kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang seyogianya di pahami dan di sepakati bersama.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah satunya adalah guru. Menurut supardi (dalam Sagala, 2008;8) mengatakan “ Guru merupakan faktor strategi lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keberhasilan terhadap proses belajara mengajar. Begitu pentingnya kedudukan

guru sebagai faktor strategi belajar

mengajar, sehingga strategi belajar

mengajar dapat dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi dan siswa. Guru mempunyai daya kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola

membentuk lingkungan, menetapkan

tujuan, dan menyusun bahan serta proses penilaian belajar mengajar. Kekuasaan

yang dimilki guru tentunya harus

dipergunakan demi kepentingan siswa. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang

mengarahkan bagaimana proses

pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu

guru harus dapat membuat suatu

pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi

bukan mengkonsumsi. Pengetahuan

bukanlah suatu yang diserap oleh

pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.

Demikian pula halnya dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar. IPA merupakan salah mata pelajaran yang diikut sertakan dalam ujian nasional pada akhir masa penyelesaian suatu jenjang pendidikan di tingkat akhir SD. Untuk itu mata pelajaran IPA sudah selayaknya harus mendapatkan perhatian yang lebih ekstra, sama dengan mata

pelajaran matematika ataupun bahasa

indonesia, agar pada saat penyelesaian jenjang akhir nantinya para siswa dapat berhasil seperti yang diharapkan.

Namun dalam pembelajaran IPA selama ini sering ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan dengan guru maupun dengan siswa. Sehingga apa bila kendala tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya dikarenakan materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak tercapai, sebab siswa tidak menguasai materi pembelajaran

tersebut yang pada akhirnya hasil

pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti halnya siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran pembelajaran 2012/2013 pada pembelajaran IPA khususnya materi

pokok perkembangbiakan tumbuhan

dilihat dari hasil ulangan harian semester I, dimana dari 11 siswa yang ada di kelas tersebut hanya 3 orang siswa atau 27,3% yang menguasai secara tuntas, 3 orang siswa atau 27,3% agak menguasai dan 5 orang siswa atau 45,5% lagi belum tuntas belajar. Pada hal sekolah telah menetapkan KKM untuk mata pelajaran IPA sebesar 65. Berdasarkan ulangan harian tersebut diatas maka secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun

(3)

pelajaran 2012/2013 dinyatakan belum

tuntas dalam pembelajaran

perkembangbiakan tumbuhan. Idealnya seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65. Salah satu strategi pembelajaran yang

memungkinkan siswa belajar secara

optimal untuk memecahkan masalah diatas

adalah melalui strategi pembelajaran

ekspositori. Karena strategi pembelajaran

ekspositori merupakan strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Wina Sanjaya (2006:177).

Menurut Roy Killen (dalam Soemantri, 2001:45), menanamkan strategi ini sebagai istilah strategi pembelajaran langsung

(Direct Introduction) karena materi

pembelajaran tersebut langsung

disampaikan kepada siswa. Strategi

pembelajaran ekspositori merupakan

bentuk dari pendekatan pembelajran yang

berorientasi kepada guru, dikatakan

demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.

Berdasarkan alasan tersebut, peneliti ingin

memecahkan masalah diatas melalui

penelitian tindakan kelas dengan judul “Melalui strategi pembelajaran ekspositori

dapat meningkatkan prestasi belajar

perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang”.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang pada pembelajaran IPA. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 20 Sabang di karenakan sekolah

tersebut belum pernah melaksanakan

penelitian sejenis sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun

pelajaran 2012/2013, mengacu pada kelender akademik sekolah.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 11 orang siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, untuk mata pelajaran IPA pada materi perkembangbiakan tumbuhan.

Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes.

a. Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah N ,2003:17). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat atau berlangsungnya peristiwa. Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu

observasi atau pengamatan yang

dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil observasi dengan menggunakan daftar cek (chek list). b. Tes, dalam penelitian ini tes yang

digunakan adalah tes formatif terdiri atas keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk tes yang diberikan adalah tes praktek (objektif) yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor.

Teknik analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip observasi, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi

(4)

satuan-satuan yang dapat dikelola,

mensistensiskannya, mencari pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan (Zuriah N, 2003;10). Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes praktek pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk Menilai Ulangan atau Tes

Formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata, tes formatif (praktek) dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata (mean) ΣX =Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

(Sumber: Johns Hopkins, dalam Nur & Wikandari 2000:147)

Pembelajaran IPA materi

perkembangbiakan tumbuhan dianggap

tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 65, dan siswa

dianggap tuntas dalam memahami

perkembangbiakan tumbuhan memperoleh nilai cukup yaitu > 65.

Keterangan : A. 90 - 100 = sangat baik. B. 70 - 89 = baik C. 60 - 69 = cukup D. 50 - 59 = kurang E. 0 - 49 = kurang sekali 2. Analisis Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas,

2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

% 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa P

(Sumber: Kurikulum Depdiknas , 2006) 3. Untuk Lembar Observasi Aktivitas Guru

dan Siswa

Untuk menghitung lembar observasi pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori digunakan rumus sebagai berikut:

2 _ 2

1 P

P X  

Dimana : P=pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut: % = x x  x 100 % dengan X = tan . tan . . pengama Jumlah pengama hasil Jumlah = 2 2 1 P P

Dimana : % = Presentase pengamatan X = Rata-rata

∑ x = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2001:208)

Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan ini adalah bilamana prestasi belajar siswa dalam memahami perkembangbiakan tumbuhan mencapai tingkat keberhasilan 85% secara klasikal dan induvidual 65 %, dan aktivitas guru dan siswa mencapai 85%.    N X X X

(5)

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani I.G.A.K. 2005; 88). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sugiarti, 2000;9) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi (planning) perencanaan, (action) tindakan, (observation) observasi, dan (reflection) refleksi.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam siklus, tiap-tiap siklus di kenai perlakuan yang sama. Penelitian tindakan ini dapat dimulai darimana saja dari keempat fase yaitu;

perencanaan (pleaning) dalam

mempersiapkan perencanaan guru harus serius dan tidak memberikan kesan keasalan

sehingga dalam pelaksanaan tidak

menemukan hambatan yang berarti, tindakan (action) pada kegiatan ini guru harus benar-benar jeli dalam bersikap dan memperhatikan setiap tindakan yang diambil baik oleh siswa maupun guru, observasi (observation), guru harus benar-benar mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak dan refleksi (reflection) guru harus

benar-benar jeli dalam mengkaji dan

mempertimbangkan atau dampak yang ditimbulkan.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, maka diperoleh data yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah peneliti melakukan penelitian. Adapun hasil dari penelitian pada mata pelajaran IPA di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 materi perkembangbiakan tumbuhan melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat dilihat pada analisis data persiklus berikut :

A. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti berikut ini :

1. Perencanaan

a.Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di

sampaikan kepada siswa pada

pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori.

b.Membuat rencana pembelajaran

(RPP), lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2012 di kelas VI/A semester I dengan jumlah siswa 11 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

yang telah dipersiapkan. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Guru

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah, menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, dan membimbing dan mengamati siswa baik secara individu maupun kelompok. Kedua aspek tersebut diatas merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan direvisi pada siklus berikutnya. Hasil observasi perolehan skor rata-rata persentase aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I masih tergolang rendah yaitu 3,2 atau 80,6%. Skor 80,6 dinyatakan belum berhasil, karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%.

(6)

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah;

keikutsertaan siswa berperan dalam

merumuskan hasil diskusi kelompok, dan memberikan kesimpulan. Kedua aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I adalah 3.1 atau 77,8%. Skor 77,8% dinyatakan belum berhasil karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%. 3) Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan

bahwa melalui strategi pembelajaran

ekspositori diperoleh nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,6. dan ketuntasan mencapai 72,7% atau ada 8 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar dan masih ada 27,3% atau ada 4 siswa lagi yang belum tuntas belajar.

Pada siklus I ini sudah ada peningkatan

ketuntasan belajar sebesar 18% bila

dibandingkan dengan sebelum dilaksanakan tindakan. Namun demikian pada siklus I secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 belum tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. 3. Observasi

1) Ranah Psikomotor

- Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%)

- Siswa yang mendapat nilai 60

sebanyak 3 siswa (27,3%)

- Siswa yang mendapat nilai 70

sebanyak 1 siswa (9,1%)

- Siswa yang mendapat nilai 80

sebanyak 7 siswa (63,6%)

- Siswa yang mendapat nilai 90 tidak

ada (0,0%)

- Siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada (0,0%)

- Berarti secara klasikal termasuk kategori belum tuntas.

2) Ranah Afektif

- Siswa yang mendapat nilai D tidak ada (0%)

- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 3 siswa (27,3%)

- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 8 siswa (72,7%)

- Siswa yang mendapat nilai A tidak ada (0,0%)

- Berarti secara klasikal termasuk kategori belum tuntas.

4. Refleksi

Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan pada pembelajaran IPA

materi perkembangbiakan tumbuhan,

peneliti mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta bantuan kepada kolaborasi/teman sejawat untuk mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah sebagai berikut :

1) Guru kurang maksimal dalam

menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa,

2) Guru kurang maksimal dalam

membimbing dan mengamati siswa baik secara individu maupun kelompok.

3) Siswa kurang maksimal dalam

keikutsertaan serta berperan dalam merumuskan hasil diskusi kelompok, memberikan kesimpulan.

4) Siswa kurang maksimal dalam

memberikan kesimpulan.

Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan, peneliti merasa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, maka penelitian ini harus

(7)

dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II peneliti akan memperbaiki kesalahan pada siklus I, sehingga kesalahan-kesalahan pada siklus I tidak terulang pada

B. Siklus II.

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. 1. Perencanaan

Pada siklus II ini dilakukan perencanaan yang lebih baik dari pada siklus I, agar kesalahan-kesalahan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II ini. Perencanaan yang dipersiapkan adalah :

a. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. b. Lebih intensif membimbing kelompok

yang mengalami kesulitan.

c. Meningkatkan aktivitas proses

pembelajaran guru dan siswa.

d. Membuat perangkat pembelajaran

strategi ekspositori materi

perkembangbiakan tumbuhan yang lebih baik.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 di kelas VI/A semester I dengan jumlah siswa 11 siswa. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana

pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

1) Kemampuan Guru

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori sudah menunjukkan hasil yang lebih baik. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas guru dalam proses belajar mengajar IPA pada siklus II sudah menunjukkan banyak perubahan, hal ini dapat dilihat dari kriteria skor rata-rata

pencapaian adalah 3,8 atau 94,4%. Skor 94,4% dapat dikatakan berhasil karena kriteria skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85 %. 2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar siklus II sudah menunjukkan banyak perubahan, hal ini dapat dilihat dari kriteria skor rata-rata pencapaian adalah 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7% dapat dikatakan berhasil karena kriteria skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85 %. 3) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan

bahwa melalui strategi pembelajaran

ekspositori diperoleh nilai rata-rata pada siklus II adalah 87,3. dan ketuntasan mencapai 100%.

Pada siklus II ini persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 45,5% bila dibandingkan dengan sebelum dilaksanakan tindakan, dan apabila dibandingkan dengan siklus I persentase ketuntasan belajara meningkat sebesar 27,8%. Jadi dengan demikian pada siklus II secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 telah tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

3. Tahap Obsservasi 1) Ranah Psikomotor

-Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%)

-Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada (0,0%)

-Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa (9,1%)

(8)

-Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa (27,3%)

-Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa (45,5%)

-Siswa yang mendapat nilai 100

sebanyak 2 siswa (18,2%)

-Berarti secara klasikal termasuk kategori tuntas.

2) Ranah Afektif

-Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%)

-Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada (0,0%)

-Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa (9,1%)

-Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa (27,3%)

-Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa (45,5%)

-Siswa yang mendapat nilai 100

sebanyak 2 siswa (18,2%)

-Berarti secara klasikal termasuk kategori tuntas.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar melalui strategi pembelajaran ekspositori. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut :

a) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar.

b) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

c) Kekurangan pada siklus sebelumnya

sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik. d) Hasil belajar siswa pada siklus II

mencapai ketuntasan.

Pada siklus II pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan guru telah menerapkannya dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik pula. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat tercapai.

Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa melalui strategi pembelajaran

ekspositori memiliki dampak positif dapat

meningkatkan prestasi belajar

perkembangbiakan tumbuhan pada

pembelajaran IPA siswa kelas VI/A

semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya prestasi belajar siswa pada materi yang disampaikan guru (nilai rata-rata siswa meningkat pada setiap siklusnya) yaitu masing-masing pada siklus I 73,6 dan pada siklus II 87,3. Nilai ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapi 100%. Jadi pada siklus II pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat

meningkatkan prestasi belajar

perkembangbiakan tumbuhan. Secara

klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 telah tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola

Pembelajaran

Berdasarkan analisis data aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

(9)

kooperatif talking stick untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila pada siswa kelas VI semester I SD Negeri 23 Sabang tahun pelajaran 2014/2015 dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang muncul. Berdasarkan analisis data menunjukkan perolehan kriteria skor rata-rata adalah, pada siklus I 2,6 atau 63,9% dan pada siklus II 3,9 atau 97,2%. Skor 97,2% sudah dapat dikatakan berhasil karena skor dikatakan berhasil adalah skor sama atau lebih besar dari 85% dalam dan aktivitas guru dikategorikan aktif dan penuh semangat.

3. Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti

Pembelajaran

Sedangkan untuk aktifitas siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran

perkembangbiakan tumbuhan melalui

strategi pembelajaran ekspositori

menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata pencapaian yaitu pada siklus I 3,1 atau 77,8%, dan pada siklus II 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7% sudah dapat dikatakan berhasil karena skor dikatakan berhasil adalah sama atau lebih besar dari 85%. Dengan pencapaian tersebut maka dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa dikategorikan aktif dan bersemangat.

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Melalui strategi pembelajaran ekspositori

memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar

perkembangbiakan tumbuhan siswa

kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I (72,7%), dan siklus II (100%), sedangkan untuk nilai rata-rata yaitu siklus I (73,6), dan siklus II (87,3).

2. Melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki dampak positif pada aktifitas

guru dalam proses pembelajaran

perkembangbiakan tumbuhan dengan rata-rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 3,2 atau 80,6% dan pada siklus II menjadi 3,8 atau 94,4%.

3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki juga berdampak positif pada

aktifitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran perkembangbiakan

tumbuhan dengan rata-rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 3,1 atau 77,8% dan pada siklus II menjadi 3,7 atau 91,7%.

4. Melalui strategi pembelajaran ekspositori menciptakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan pembelajaran

melalui strategi pembelajaran ekspositori

memerlukan persiapan yang cukup

matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat

menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.

(10)

karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri 20 Sabang kelas VI/A semester I tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya

dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina

Aksara.

Depdiknas, 2006, Kurikulum Berbasis

Kompetensi, PT. Remaja Rasda Karya,

Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2004. Prestasi

Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional.

Johns Hopkins, (Terjemahan oleh Nur & Wikandari), 2000. A Teacher Guide To

Classroom Research Buckingham : Open

Unuversity Press.

Kemmis, Mc Taggart (Terjemahan oleh Sugiarti), 2000. Prosedur penelitia Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneksa

Cipta.

Kemp (Terjemahan oleh Abu Ahmad dan Joko Triprasetyo) 2005. Strategi Belajar

Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Meier. 2002. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Muhibbin, 2003. Psikologi Pendidikan, Suatu

Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurkencana , 2000. Evaluasi Hasil Belajar

Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Priyono dan Titik Sayekti, 2008. Ilmu

Pengetahuan Alam SD Kelas VI. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Roy Killen (Terjemahan oleh Soemantri, 2001:45)), Strategi Belajar mengajar. Jakarta:Depdikbud

Sagala, 2008. Managemen Strategi dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sanjaya Wina, 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Universitas terbuka

Departemen Pendidikan Nasional. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam

Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi

Pertama. Malang: Bayu Media

Referensi

Dokumen terkait

Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, ExtCtrls, StdCtrls, Grids, DBGrids,

Perangkat lunak aplikasi multimedia adalah program-program yang dibuat oleh personal atau pabrik komputer untuk user yang dipakai atau beroperasi dalam bidang-bidang multimedia

Fasilitas terbaru tersebut adalah fasilitas pengaksesan data Visual Basic versi 6.0 kemampuan akan pengolahan database lebih canggih karena adanya aplikasi yang terbaru seperti

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengembangan tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III

I am completely responsible for the content of this thesis, opinions or findings of others included in this thesis are quoted or citied with respect to

Apabila terdapat keberatan atas penetapan penyedia barang/jasa tersebut diatas, kami memberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.