• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Aluminium Pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi pegolahan air (IPA) Sunggal Secara Kolorimetri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Aluminium Pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi pegolahan air (IPA) Sunggal Secara Kolorimetri"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1) E. Coli Jumlah per 100

mL sampel

0

2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 mL sampel

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisika

1) Bau Tidak berbau

2) Warna TCU 15

(2)

5) Mangan Mg/l 0.4

6) pH Mg/l 6.5-8.5

7) Seng Mg/l 3

8) Amonia Mg/l 1.5

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran. Jakarta Universitas Indonesia

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Indonesia University Press

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti

Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Medan: Unimed

Sutrisno. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta:Andi

Suriawira, U. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung: P.T. Alumni

(4)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat -Alat

Adapun alat-alat yang digunakan anatara lain:

- Colorimeter DR/890 (Hach)

- Kuvet 25 ml (Hach)

- Erlenmeyer 100 ml (Pyrex)

- Gelas Ukur 50 ml (Pyrex)

3.2. Bahan-Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain:

- Air Baku

- Air Reservoir

- Alu Ver 3 reagent powder pillow (Hach)

- Bleaching 3 reagent powder pillow (Hach)

- Ascorbic acid powder pillow (Hach)

3.3. Prosedur Kerja

- Ditekan “PRGM” dan tekan “1” pada instrument colorimeter DR/890 untuk

(5)

- Ditekan “ENTER” layar akan menunjukkan mg/l Al

- Diisi 50 ml sampel air kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer

- Ditambahkan 1 bungkus ascorbid acid powder pillow kemudian aduk hingga

larut

- Ditambahkan 1 bungkus alu ver 3 powder pillow kemudian aduk hingga larut - Ditekan “TIMER” kemudian “ENTER”, tunggu selama 3 menit

- Diisi kuvet pertama sebagai sampel dan kuvet kedua sebagai blanko

masing-masing dengan 25 ml campuran diatas

- Ditambahkan 1 bungkus bleaching 3 reagent powder pillow pada kuvet kedua - Ditekan “ENTER”, dikocok selama 30 detik

- Ditekan “ENTER” ,tunggu selama 15 menit

- Dimasukkan kuvet blanko ketempat sel dan tutup

- Ditekan “ZERO”, kemudian layar akan menunjukkan 0.00 mg/l Al

- Dimasukkan kuvet sampel ketempat sel dan tutup

(6)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil analisa kadar aluminium dalam sampel air baku dan reservoir yang dilakukan di laboratorium pengendalian mutu,PDAM Tirtanadi Instalasi (IPA) Sunggal pada

tanggal 28 Januari 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Data Hasil Percobaan Kadar Aluminium pada sampel air baku,reservoir I dan

reservoir II

NO Tanggal/Waktu

Kadar Aluminium (mg/l) padasampel Kadar

MaksimumAluminium

Dari hasil analisa kadar aluminium di atas dapat dilihat adanya perbedaan kadar

(7)

Adanya perbedaan kadar aluminium pada air baku dan reservoir dikarenakan

di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal menggunakan Tawas/Al2(SO4)3 sebagai koagulan

untuk menjernihkan air. Pada air baku belum ada penambahan Al2(SO4)3, Sehingga

kadar aluminium dalam air baku sangat kecil berbeda dengan air reservoir yang telah melewati proses penjernihan dalam clarifier dengan penambahan Al2(SO4)3

Aluminium yang terdapat dalam air reservoir ini diakibatkan oleh tidak semuanya

aluminium dalam tawas yang diinjeksikan di clarifier mengikat partikel-partikel halus

dalam air baku untuk membentuk flok,sehingga masih ada aluminium yang tersisa

dan terlarut dalam air kemudian terbawa melewati filter dan akhirnya masuk kedalam

reservoir.

Namun juga terdapat perbedaan kadar aluminium pada air reservoir I dengan

reservoir II, hal ini bisa saja terjadi karena adanya kontaminasi aluminium dari pipa yang digunakan untuk mengalirkan air menuju reservoir II, mengigat aluminium juga

merupakan bahan untuk pembuatan pipa selain besi dan kromium. Pipa-pipa yang

menuju reservoir juga sudah sangat lama digunakan oleh Pihak PDAM Tirtanadi IPA

Sunggal sehingga pada bagian dalam pipa tersebut mungkin sudah mengalami korosi

karena pengaruh dari keasaman air dan kemudian mengkontaminasi air yang

(8)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan di laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

kadar aluminium yang diperoleh padaAir Baku adalah 0,065 mg/l, danAir Reservoir

adalah 0,147 mg/l.Kadar aluminium yang diperoleh pada air reservoir di PDAM

Tirtanadi IPA Sunggalsebesar 0,147 mg/l masih sesuai dengan nilai yang telah

ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010

5.2. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya tidak hanya untuk menguji kadar aluminium

(9)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Air

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga

per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan

hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk

memasak, mencuci, mandi, dan memebersihkan kotoran yang ada disekitar rumah.

Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat

rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang manusia dapat juga

ditularkan dan disebarkan melalui air (Chandra, 2006).

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu media berbagai macam penularan,

terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah

penyakit yang paling banayak terjadi di Indonesia.

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan

terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan

terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud

bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang mahir

dan lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut (Sutrisno,

(10)

Air sangat dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah besar dan kekurangan air

yang disebabkan oleh perubahan iklimdapat mengakibatkan bahaya yang fatal bagi

makhluk hidup.dapat dinyatakan bahwa kualitas air minum merupakan syarat untuk

kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai

indikator tingkat kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan air bersih meningkat sesuai

dengan pertambahan penduduk (Situmorang,M 2007).

Air reservoir adalah air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air

minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada

bak reservoir (tandon) untuk diteruskan pada konsumen (Sutrisno, 1991).

2.2. Sumber Air

Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Berdsarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air:

1. Air Angkasa (Hujan)

2. Air Permukaan

3. Air Tanah

2.2.1. Air Angkasa (Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat

presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami

(11)

dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya,

karbondioksida, nitrogen, dan amonia. Sehingga beberapa reaksi kimia berikut dapat

terjadi dalam udara.

1. Gas CO2 + air hujan asam karbonat

2. Gas S2O3 + air hujan asam sulfat

3. Gas N2O3 + air hujan asam nitrit

Dengan demikian, air hujan yang sampai di permukaan bumi sudah tidak murnidan

reaksi diatas dapat mengakibatkan keasamaan pada air hujan sehingga akan terbentuk

hujan asam (acidrain).

2.2.2. Air Permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan , antara lain:

1. Mutu atau kualitas baku

2. Jumlah atau kuantitasnya

3. Kontinuitasnya

Sumber-sumber air permukaan, antara lain, sungai, selokan, rawa, parit,

bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat dipakai untuk sumber air di

kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah dibendung oleh alam dan jatuh

secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak membutuhkan purifikasi

(12)

Sumber air permukaan yang berasal dari sungai, seloka, dan parit mempunyai

persamaan, yaitu airnya mengalir dan dapat menghanyutkan bahan yang tercemar.

Sumber air permukaan yang berasal dari rawa, bendungan, dan danau memiliki air

yang tidak mengalir, tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa

pembusukan alam, misalnya, pembusukan tumbuh-tumbuhan, ganggang, fungi, dan

lain-lain. Air permukaan yang berasal dari air laut mengandung kadar garam yang

tinggi sehingga jika akan digunakan untuk air minum,airtersebut harus menjalani

proses ion-exchange.

2.2.3. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang

kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan kedalam tanah dan mengalami prose

filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam

perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni

dibandingkan air permukaan.

Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber lain. Pertama,

air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses

purifikasi atau penjernihan. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi

yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium,

kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu,

untuk mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan diperlukan pompa (Chandra,

(13)

2.3. Pencemaran Air

Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung

terhadap keadaan air dari keadaan yang normal menjadi keadaan air yang berbahaya

atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk

hidup. Perubahan langsung dan tidak langsug ini dapat berupa perubahan fisik, kimia,

termal, biologi atau radioaktif. Kualitas air merupakan salah satu faktor dalam

menentukan kesejahteraan manusia. Harus diingat bahwa air alamiah yang terdapat

pada permukaan bumi sangat sulit ditemukan dalam keadaan murni, semuanya sudah

mengandung senyawa kimia seperti mineral yang terlarut di dalamnya pada

konsentrasi bervariasi (Situmorang, 2007)

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan

global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan

tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan,

maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan

pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga

mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Jenis-jenis pencemaran air

yang paling banyak ditemukan sebagai berikut:

1. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air

Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti

bakteri, virus, protozoa dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk

(14)

buanagan dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain

sebagainya. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water-borne disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus , kolera, dan disentri. 2. Pencemaran Bahan Kimia Inorganik

Bahan kimia inorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam

seperti Pb, Cd, Hg, dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak

enak untuk diminum. Disamping itu dapat menyebabkan matinya kehidupan

air seperti ikan dan organisme lainnya (Darmono, 2001).

2.4. Karakteristik Air

Air memiliki karakteristik fisika,kimia, dan biologis yang sangat mempengaruhi

kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa

parameter guna memperoleh aiar yang layak digunakan.

2.4.1. Karakteristik Fisika Air

Karakteristik fisika air ialah karakter pada air yang dapat terlihat langsung melalui

fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut.

Karakteristik pada air meliputi:

1. Kekeruhan

Kekeruhan dalam air ditimbulkan oleh adanya bahan organik, lempung, liat,

(15)

tanah DAS maupun disaluran/sungai. Kekruhan tergantung pada konsentrasi

partikel-partikel padat yang ada di dalam air.

2. Warna

Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid

dalam suspensi atau material. Air yang mengalir melewati rawa atau tanah

yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material

tersebut.

3. Bau dan Rasa

Air minum tidak berbau dan tidak berasa, rasa dalam air biasanya akibat

adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang ditimbulkan dalam air karena

kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan

organik.

4. Temperatur

Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan tujuan

penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta

pengangkutannya. Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar

oksigen terlarut. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menimbulkan bau

(16)

2.4.2. Karakteristik Kimia Air

Kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air berpengaruh terhadap

kesesuaian penggunaan air. Karakteristik kimia air meliputi:

1. pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa , korosifitas

air, dan efesiensi klorinasi. pH air minum adalah 7, air dengan pH diatas 7

bersifat basa, dan pH dibawah 7 bersifat asam..

2. Alkalinitas

Kebanyakan air bersifat alkaline karena garam-garam alkaline sangat

umum berada di tanah. Ketidak murnian air ini akibat adanya karbonat

dan bikarbonat dari kalsium, sodium, dan magnesium.

3. Kesadahan

Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam dalam

penyediaan air bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun

lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air sadah mengandung karbonat

dan sulfat, atau clorida dan nitrate, dari kalsium dan magnesium,

disamping besi dan aluminium.

Kesadahan air sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium karbonat, dapat

dihilagkan dengan didihkan atau menambahakan kapur dalam air. Kesadahan air

(17)

2.4.3. Karakteristik Biologis Air

Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup, sedangkan

air tanah biasanya lebih bersih, karena proses penyaringan oleh akifer. Jenis-jenis

mikroorganisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi macroskopik,

mikroskopik, dan bakteri.

Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga dapat ditemukan dalam air

tanah. Alga adalah tumbuhan kecil yang hidup di air. Jika dalam jumlah besar dapat

mempengaruhi kekeruhan dan warna air. Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat

dikontrol dengan tembaga-sulfat atau clorida.

Organisme makroskopik seperti ganggang, dan rumput laut dapat menurunkan

kualitas air dalam hal rasa, warna, dan bau, namun dapat dihilangkan dalam

proses purifikasi (Suripin,2002)

2.5. Kualitas Air

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badab setempat (Departemen

Kesehatan) serta ketentuan/perturan lain yang berlaku seperti APHA (American

Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS), layak tidaknya

air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik,

(18)

Kualitas secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.

Kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa kimia di dalam air,

kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, detergen, kandungan senyawa

toksik atau racun, dan sebagainya. Kualitas air secara biologis, khususnya secara

mikrobiologis, ditentukan oleh banayaknya parameter, yaitu parameter mikroba

pencemar, patogen, dan penghasil toksik(Suriawiria, 2005)

2.5.1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namunbakteriologi

belum terpenuhi. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air minum biasanya

berasal dari air bersih . air bersih perlu diolah terlebih dahulu agar layak diminum dan

menjadi air minum yang sehat(Suriawiria, 2005).

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,

anatara lain:

a.Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit.

b.Bebas dari substansi kimia berbahaya dan beracun.

c.Tidak berasa dan tidak berbau

d.Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

e.Memenuhi standar minimal yang ditetntukan oleh WHO atau Departemen

(19)

2.6. Proses Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal 2.6.1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai belawan yang berhulu di

kecamatan pancur batu dan melintas kecamatan sunggal. Untuk menampung air

tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m (sesuai dengan lebar sungai) dan

tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan,dibuat sekat(channel) berupa saluran

penyerap lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke

intake.

2.6.2. Intake

Intake berfungsi untuk pengambilan/penyadapan air baku. Bangunan ini merupaka

saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) berfungsi

untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar dan fine screen

(saringan halus), berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran maupun

sampah berukuran kecil terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi

dengan pintu pengatur ketinggian air (sluice gate) dan penggerak elektromotor.

Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukkan secara periodik untuk

(20)

2.6.3. Bak Air Baku (Raw Water Tank)

Bak Air Baku (Raw Water Tank) merupakan bangunan yang dibangun setelah intake

yang terdiri dari 2 unit (4 sel). Setiap unit berdimensi 50 m x 25 m, tinggi 5 m yang

dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet gate, sluice gate dan pintu

bilas dua buah.

Raw Water Tank berfungsi sebagai tempat pengendapan pertikel-partikel

kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem sedimentasi (pengendapan

alamiah). Di IPA Sunggal volume air baku pada 2 RWT ± 1400 m3. Waktu

pengendapan (detention time) untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal

kurang dari 15 menit agar menghasilkan air baku dengan turbidity yang lebih rendah.

2.6.4. Pompa Air Baku (Raw Water Pump)

Pompa Air Baku (Raw Water Pump) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke

clearataor. RWT ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa air

baku 110 l/detik dengan rata-rata haed 18 m memakai motor AC nominal dayanya

75KW.

Di Raw Water Pump ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut

prechlorination prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik, anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut(alga) dan membunuh spora dari lumut, jamur

dan juga menghilangkan polutan-polutan laiinya.dosisi klorin yang diberiksn adalah

(21)

2.6.5. Bak Penjernih (Clarifier)

Bangunan clearator terdiri dari 5 unit dengan kapasitas masing-masing 400 l/detik.

Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen

dengan air bersih sebagai efluen. Clearator dilengkapi dengan agitator sebagai

pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut

kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis.

Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang

dilengkapi sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut :

1. Primary reaction zone

2. Secondary reaction zone

3. Return reaction zone

4. Clarification reaction zone

5. Concentrator

Pada primary zone terjadi penginjeksian aluminium

sulfat(alum/tawas,Al2SO4)3.18H20). Sehingga terjadi proses koagulasi atau proses

pencampuran koagulan dengan air baku dengan cepat dan merata. Untuk menentukan

dosis tawas yang tepat dalam proses terlebih dahulu dilakukan jar test di laboratorium, sehingga diketahui dosis optimum pemakaian tawas.jika pendosisan

tawas terlalu rendah, maka pembentukan flok akan terganggu ditandai dengan air

proses yang keruh. Begitu juga, jika dosis tawas berlebih justru akan merusak

proses,disamping itu sisa Al3+ tersebut akan bereaksi kembali sehingga terjadi flok-flok yang mengganggu kualitas air.oleh karena itu, pendosisan tawas membutuhkan

(22)

Pada secondary zone terjadi proses flokulasi (pengumpulan flok-flok yang lebih besar) akibat adanya pengadukan cepat dan pengadukan lambat sel secondary

adalah inti dari clearator yang terletak pada bagian tengah bangunan

tersebut.deibagian ini terdapat sebuah alat pengaduk yang disebut blade agitator. Pada return reaction zone, flok-flok yang berbentuk akan semakin besar (sludge) dan pengaruh gaya gravitasi akan mengendap pada dasar clarifier, sludge yang mengendap akan dibuang ke lagoon secara automatic dan manual. Pembuangan

secara manual dilakukan apabila persentasenya melebihi 20% pintu bukaan main

disludge akan dibuka selama beberapa menit sesuai dengan perhitungan.pembuangan

automatic disludge dilakukan satu kali sehari dengan melihat turbidity sekunder pada

setiap clarifier.

2.6.6. Filter

Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan

flok-flok yang sangat kecil dan sangat ringan yang tidak bertahan (lolos) dari

clearator. Media dilter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung secara

paralel, menggunakan jenis saringan cepat (rapit sand filter) serupa pasir silika

dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini berfungsi untuk

menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter.

Dimensi tiap filter yaitu 8.25 m x 4 m x 6.25 m. Tinggi maksmum permukaan

air adalah 5.05 m dan tebal media filter 120 m dengan susunan lapisan sebagai

(23)

1. Pasir kwarsa, diameter 0.5 mm – 1.5 mm dengan ketebalan 60 cm

2. Pasir kwarsa, diamter 1.8 mm – 2.0 mm dengan ketebalan 10 cm

3. Kerikil halus, diamter 4.57 mm – 6.3 mm dengan ketebalan 10 cm

4. Kerikil sedang, diameter 6.3 mm – 10 mm dengan ketebalan 10 cm

5. Kerikil sedang, diamter 10 mm – 20 mm dengan ketebalan 10 cm

6. Kerikil kasar, diameter 20 mm – 40 mm dengan keteblan 20 cm

Dalam jangka waktu tertentu, permukaan filter akan tersumbat oleh flok-flok yang

masih tersisa dari proses. Pertambahan ketinggian permukaan air diatas media filter

sebandig dengan berlangsungnya penyumbatan (clogging) medi filter oleh flok-flok.

Selanjutnya dilakukan proses back wash, yaitu pencucian media filter dengan

menggunakan sistem aliran balik dengan menggunakan air yang di-supplay dari

pompa reservoir. Proses ini bertujuan untuk mengoptimalkan kembali fungsi filter.

banyaknya air yang dibutuhkan untuk back wash untuk satu buah filter adalah 200 –

300 m3 dan backwash dilakukan 1 x 24 – 27 jam, tergantung pada lancar tidaknya penyaringan.

2.6.7. Reservoir

Reservoir merupakan bangunan beton berdimensi 50 m x 40 m x 4 m yang berfungsi

untuk meampunga air bersih yang teah disaring melalui filter dan juga berfungsi

tempat penyaluran air kepelanggan. Air yang mengalir dari filter kereservoir dibubuhi

chlor disebut post chlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme

patogen. Sedangkan penambahan larutan kapur jenuh bertujuan untuk menetralisasi

(24)

2.6.8. Pompa Air Bersih (Finish Water Pump)

Pompa Air Bersih (Finish Water Pump) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih

dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir distribusi cabang-cabang melalui

pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur dengan kapasitas 150 l/detik.

Air hasil olahan tersebut dapat didistribusikan bila air memenuhi syarat

kualitas air. Untuk memastikan kualitas air, perlu dilakukan pengendalian mutu.

Pengendalian mutu mutlak diperlukanagar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.492/MENKES/PER/IV/2010 yang meliputi aspek fisika,kimia dan mikrobiologi.

2.6.9. Lagoon

Lagoon berfungsi untuk menampung semua air buangan bekas pencucian sistem

pengolahan untuk di daur ulang, dan kemudian di alirkan kembali ke RWT untuk di

proses kembali.

Lagoon terdiri dari tiga sel. Sel pertama adalah sebagai tempat lumpur. Jika

sel telah penuh, lumpur akan disedot keatas dan digunakan untuk menimbun tanah

sekitar lagoon. Air dari sel pertama ini akan dialirkan ke sel berikutnya yang difiltrasi

dengan batu bronjong. Air dari sel kedua ini difiltrasi lagi dengan batu benjong kesel

ketiga pada tiap-tiap unit produksi, dibuang ke lagoon untuk diproses lagi menjadi air

bersih. Sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke badan air apabila sudah

(25)

2.7. Aluminium

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna

abu-abu. Titik lebur aluminium sekitar 6590C. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam

nitrat encer. Ion-ion aluminium (Al3+) membentuk gara-garam halida, nitrat, dan sulfat dari aluminium larut dalam air (Svehla, 1985).

Aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami biasanya

memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mg/liter. Perairan asam (acidicid) memiliki kadar aluminium yang lebih tinggi. Kadar aluminium sebaiknya tidak lebih

dari 0,005 mg/liter bagi perairan dengan pH < 6,5 dan tidak lebih dari 0,1 mg/liter

bagi perairan dengan pH > 6,5. Kadar aluminium pada perairan laut biasanya sekitar

0,01 mg/liter. Kadar aluminium untuk keperluan air minum sekitar 0,2 mg/liter

(Effendi, 2003)

Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.

Kebanyakan aluminium yang di bawa air terdapat sebagai pertikel-partikel mineral

mikroskopik yang tersuspensi. Konsentarasi dari aluminium yang terlarut dalam

kebanyakan air kemungkinan kurang dari 1,0 mg/l. Aluminium adalah salah satu

logam anorganik yang dijumpai dalam air minum. Konsentrasi aluminium yang

tinggi bisa mengendap sebagai aluminium hidroksida yang mempengaruhi kehidupan

air. Aluminium juga memungkinkan gangguan, neurologis pada manusia seperti

penyakit Alzheimer dan pikun. Kelebihan aluminium pada batas yang telah

(26)

kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal

tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum (Achmad, 2004).

2.8. Kolorimetri

Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan diabsorbsinya cahaya

oleh zat warna yang berasal dari zat itu sendiri maupun warna yang terbentuk akibat

reaksi dengan zat lain (Khopkar, 2007).

Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan

mengukur absorpsi relatif cahaya sehubung dengan konsentrasi tertentu zat itu.

Kolorimetri terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Kolorimetri Visual

Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya

digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapan biasanya dilakukan dengan

instrumen seerhana yang disebut kolorimetri atau pembanding (comparator)

warna,dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata.

2. Kolorimetri Fotolistrik

Dalam kolorimetri fotolistrik, sel fotolistrik digunakan untuk mengukur

intensitas cahaya. Pada alat ini cahaya yang digunakan dibatasi dalam jangka

panjang gelombang yang relatif sempit dengan melewatkan cahaya putih

melalui filter-filter dalam bentuk lempengan berwarna yang terbuat dari kaca,

(27)

Keuntugan utama metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara

sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode

kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas

kuarang dari 1 atau 2%.

Kriteria untuk hasil analisis kolorimetri yang memuaskan:

a. Kespesifikan reaksi warna

Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik (hanya

menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja).

b. Kestabilan Warna

Reksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil

(periode warna maksimum cukup panjang) untuk memungkinkan

pengambilan pembaca yang tepat. Dalam ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi

eksperimen (temperatur, pH) haruslah diketahui.

c. Kejernihan Larutan

Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan

maupun menyerap cahaya.

d. Kepekaan Tinggi

Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan

(28)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Air terdapat dalam berbagai

bentuk,misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat disungai,

danau, air tanah(ground water), dan gunung es(glacier). Semua badan air didaratan

dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung

secara kontinu (Effendi, 2003).

Air di permukaan bumi ini terdiri atas 97% air asin di lautan, 2% masih berupa

es, 0,0009% berupa danau. 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan sisanya

merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebuatauhan hidup

manusia, tumbuhan, dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan

barang langka nyang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi ini (Nugroho,

A. 2006).

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan

pengolahan terhadap air yang akan di pergunakan sebagai air minum dengan mutlak

diperlukan, terutama bila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang

dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan air yang

(29)

Air yang kita pergunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran

yang diakibatkan oleh ulah manusia juga. Bahan partikel yang tidak terlarut seperti

pasir, lumpur, tanah dan bahan kimia anorganik dan organik menjadi bentuk bahan

tersuspensi di dalam air, sehingga bahan tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi

dalam air. Partikel yang tesuspensi menyebabkan kekeruhan dalam air, sehingga

mengurangi kemampuan ikan organisme lainnya memperoleh makanan, mengurangi

tanaman air melakukan fotosintesis dan akan mengakumulasi bahan beracun seperti

peptisida dan senyawa logam (Darmono, 2001 ).

Logam berat ( heavy metals ) atau logam toksik (toxic metals) adalah terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok

elemen-elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk kedalam tubuh

makhluk hidup.Logam-logam tersebut dapat menggumpal didalam tubuh suatu

organisme dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang

terakumulasi.

Meskipun manusia tidak secara langsung mengkonsumsi logam berat, namun

secara tidak langsung logam berat dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui air

minum yang dikonsumsi (Nugroho,A. 2006)

Atas dasar inilah penulis ingin membuat tugas akhir berjudul “ Penetuan

Kadar Aluminium Pada Air Baku Dan Air Reservoir Di PDAM Tirtanadi Instalasi

Pengolahan Air (IPA) Sunggal Secara “Kolorimetri” untuk mengetahui apakah

Kadar aluminium dalam air hasil olahan(reservoir) PDAM Titanadi IPA Sunggal

telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI

(30)

1.2. Permasalahan

Permasalahannya adalah apakah kadar aluminium pada air reservoir di PDAM

tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.492/MENKES/PER/IV/2010( kadar maksimum aluminium dalam air minum =

0,2 mg/l).

1.3. Tujuan

- Untuk mengetahui kadar aluminium pada air baku, dan air reservoir

PDAM Tirtanadi IPA Sunggal.

- Untuk mengetahui apakah kadar aluminium pada air reservoir PDAM

Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi Persyaratan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010

1.4. Manfaat

- Dapatmengetahui kadar aluminium pada air baku, dan air reservoir PDAM

Tirtanadi IPA Sunggal.

- Dapat mengetahui apakah kadar aluminium pada air reservoir PDAM

Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi Persyaratan Peraturan Menteri

(31)

PENENTUAN KADAR ALUMINIUM PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI INSTALASI

PENGOLAHAN AIR (IPA) SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil percobaan diperoleh kadar aluminium pada air baku PDAM Tirtanadi Sunggal sebesar 0,065 mg/l, dan pada air reservoir sebesar 0,147 mg/l. Kadar aluminium yang didapat masih sesuai dengan batasan maksimal yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/KEMENKES/PER/IV/2010.

(32)

DETERMINATION OF ALUMINIUM CONTENT IN RAW

WATER AND WATER RESERVOIR IN PDAM TIRTANADI

WATER TREATMENT PLANT (WTP) SUNGGAL BY

METHODE COLORIMETRY

ABSTRACT

The has been conducted the determinition of levels aluminium in raw water and water reservoir the PDAM Tirtanadi Water Treatment Plant (WTP) Sunggal by method colorimetry. From the experimental result it was obtained that levels of aluminium in PDAM Tirtanadi Sunggal is 0,065 mg/l, and the water reservoir is 0,147 mg/l. Aluminium levels are still obtained in accordance with the maximus limit that is set

by the health minister of the Indonesian Republic No.492/KEMENKES/PER/IV/2010.

(33)

PENENTUAN KADAR ALUMINIUM PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR

(IPA) SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI

TUGAS AKHIR

SRIWULANDARI

122401065

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(34)

PENENTUAN KADAR ALUMINIUM PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR

(IPA) SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

SRIWULANDARI

122401065

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(35)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Aluminium Pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi pegolahan air (IPA) Sunggal Secara

Kolorimetri

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Sriwulandari

Nomor Induk Mahasiswa : 122401065

Program studi : Diploma Tiga (D-3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2015

DisetujuiOleh

Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr. Darwin YunusNasution, MS NIP : 195509181987012001 NIP : 195504051983011006

Disetujui Oleh

Departemen KimiaFMIPA USU Ketua,

(36)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR ALUMINIUM PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)

SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

(37)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai

persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia Analis

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara

dengan judul ”Penentuan Kadar Aluminium Pada Air Baku dan Air Reservoir di

PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal” Secara Kolorimetri.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala.

Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan

segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA

USU.

3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia

FMIPA USU.

4. Bapak Dr. Darwin Yunus Nasution, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah

dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dan bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan tugas

akhir ini.

5. Bapak Ir. Mawardi selaku kepala PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolhan Air

(IPA) Sunggal yang telah memberikan tempat untuk melaksanakan PKL.

6. Bapak Iwan Setiawan sebagai kepala laboratorium yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan, masukan, dan nasihat selama penulis melakukan

(38)

7. Ibu Cempaka, kak Risna, dan Kak Indah yang telah senantiasa

mengajari,memberikan masukan dan membantu saat melakukan percobaan

tentang judul penulis.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Aminullah Sipahutar, dan Ibunda Surya

serta saudara penulis tersayang yang telah memberikan bantuan moril dan

materil serta doa restu demi kesuksesan penulis.

9. Sahabat-Sahabat saya Anisya Abdha, Amelia Syahfitri, Ika Puteri K Amanda,

Jauharia, dan debbi anggreini yang senantiasa mendukung dan membantu

dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

10.Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2012 dan seluruh pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut ambil dalam membantu

penulis sehingga selesainya Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.Ole

h karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari para pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Segala bentuk masukan yan

g diberikanakan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan

terimakasih. Harapan penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Juli 2015

(39)

PENENTUAN KADAR ALUMINIUM PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI INSTALASI

PENGOLAHAN AIR (IPA) SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil percobaan diperoleh kadar aluminium pada air baku PDAM Tirtanadi Sunggal sebesar 0,065 mg/l, dan pada air reservoir sebesar 0,147 mg/l. Kadar aluminium yang didapat masih sesuai dengan batasan maksimal yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/KEMENKES/PER/IV/2010.

(40)

DETERMINATION OF ALUMINIUM CONTENT IN RAW

WATER AND WATER RESERVOIR IN PDAM TIRTANADI

WATER TREATMENT PLANT (WTP) SUNGGAL BY

METHODE COLORIMETRY

ABSTRACT

The has been conducted the determinition of levels aluminium in raw water and water reservoir the PDAM Tirtanadi Water Treatment Plant (WTP) Sunggal by method colorimetry. From the experimental result it was obtained that levels of aluminium in PDAM Tirtanadi Sunggal is 0,065 mg/l, and the water reservoir is 0,147 mg/l. Aluminium levels are still obtained in accordance with the maximus limit that is set

by the health minister of the Indonesian Republic No.492/KEMENKES/PER/IV/2010.

(41)

DAFTAR ISI

Halaman

LembarPersetujuan i

LembarPengesahan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Daftar Isi vii

DaftarLampiran ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang 1

1.2Tujuan 3

1.3Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Air 4

2.4.1 KarakteristikFisika Air 9

2.4.2 Karakteristik Kimia Air 10

2.4.3 KarakteristikBiologis Air 11

2.5 Kualitas Air 12

2.5.1 Air Bersih 12

2.6 Proses Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal 13

2.6.1 Bendungan 13

(42)

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Alat 23

3.2 Bahan 23

3.3 Prosedur 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 25

4.2 Pembahasan 25

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 27

5.2 Saran 27

(43)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PerMenKes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 30

Referensi

Dokumen terkait

Analisa yang dilakukan di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal Medan pada air reservoir memenuhi standar yang ditentukan sesuai dengan standar kualitas air minum

Kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua layak digunakan untuk pengolahan air karena tidak melewati batas kadar maksimal menurut

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar chlorida dan sisa chlor yang terdapat pada air baku dan air reservoir yang diperiksa di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal, dan

Oleh karena itu saya tertarik untuk mengetahui kadar besi yang terdapat pada air sungai Belawan yang digunakan untuk pengolahan di PDAM Tirtanadi Sunggal menggunakan

Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku dan Air Reservoir Di PDAM Tirtanadi IPA

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal Medan diperoleh nilai kekeruhan yang masih jauh dari ambang

Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dengan Air Reservoir PDAM Tirtanadi IPA SunggalSecara Kolorimetri”yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR BESI(Fe) PADA AIR BAKU DENGAN AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI IPA.. SUNGGALSECARA KOLORIMETRI