• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Aluminium (Al3+) dalam Air Baku dan Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara Spektrofotometri Visible

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Aluminium (Al3+) dalam Air Baku dan Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara Spektrofotometri Visible"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR ALUMINIUM (Al

3+

) DALAM AIR

BAKU DAN RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA DELI

TUA SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

TUGAS AKHIR

Oleh:

SESTINA SARI NIM 112410057

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

DAFTAR SINGKATAN

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan ridhoNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penetapan Kadar Aluminium (Al3+)

dalam Air Baku dan Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara

Spektrofotometri Visible” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli

madya pada program studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini ternyata tidaklah semudah yang

dibayangkan. Namun, berkat dorongan, semangat dan dukungan dari berbagai

pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga akhirnya terselesaikan Tugas

Akhir ini. Terutama, dorongan dari kedua orang tua penulis baik moril maupun

materil serta doa. Mereka adalah Ayahanda Irfan Arjuna dan Ibunda Ellya Rosa

Hsb., serta kepada saudara penulis, yaitu Djuel Head Irfan A. Md. Ak., Syafrin

Syah Irfan, Sergio Putra A. Irfan dan Laksmana Irfan yang telah memberi

semangat agar penulis tidak pernah berhenti untuk memempuh cita - cita yang

diharapkan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

(5)

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App. Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi

Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Panal Sitorus, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan nasehat dan bimbingan hingga

selesainya Tugas Akhir ini.

4. Seluruh dosen/staf Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf dan pegawai Laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua yang

telah membimbing penulis saat PKL di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua.

6. Seluruh teman-teman kuliah angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, sehingga membutuhkan masukan dan kritikan yang bersifat

membangun. Oleh karena itu, penulis sangat membuka luas bagi yang ingin

menyumbangkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca.

Medan, April 2014

Penulis

(6)

vi

Abstrak

Air baku memegang peranan yang penting dalam industri air minum. Air baku merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan air bersih.

Air reservoir adalah air yang telah melalui proses pengolahan dan memenuhi syarat kesehatan serta dapat langsung diminum.

Air adalah salah satu sumber kontaminan aluminium. Aluminium dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang dianalisis telah memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu air baku dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001 dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum untuk air reservoir.

Sampel yang digunakan adalah air permukaan dari sungai Deli dan dari bak reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer DR 2800 di laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Bagian Pengendalian Mutu.

Berdasarkan hasil analisis Aluminium (Al3+) dalam air baku diperoleh 0,054 mg/l dan air reservoir 0,045 mg/l. Kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua layak digunakan untuk pengolahan air karena tidak melewati batas kadar maksimal menurut PP No. 82 Tanggal 14 Desember 2001 tentang kadar maksimum aluminium dalam air baku dan berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum untuk air reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua yaitu < 0,2 mg/l.

Kata kunci: air baku, reservoir, penetapan kadar, aluminium, spektrofotometer.

(7)

Abstract

Raw water an important role in the drinking water industry. Raw water is the beginning of a process in the provision and processing of clean water.

The water reservoir is water that has been through the treatment process and meet health requirements and can be drunk directly

Water is one of the sources of contaminants aluminum. Aluminum in high doses can cause injury to the intestine. The purpose of this thesis to determine whether the levels of aluminum in raw water reservoir is analyzed and has been qualified in accordance with the quality standards of raw water in that Regulation. 82 On December 14, 2001 and Minister Regulation. 492/Menkes/Per/IV/2010 Date 19 April 2010 concerning drinking water quality requirements for the water reservoir.

The sample used is surface water from the river and from the Deli in the reservoir basin taps Tirtanadi IPA Deli Tua. Examination of samples was done by using a spectrophotometer DR 2800 in the laboratory taps Tirtanadi IPA Deli Tua Quality Control Section.

Based on the analysis of (Al3 +) in the raw water obtained 0,054 mg/ l and the water reservoir of 0,045 mg/l. Aluminum levels in the raw water and the reservoir contained in Deli Tua taps Tirtanadi decent IPA is used for water treatment because it does not cross the line according to the maximum levels of PP. 82 On December 14, 2001 on maximum levels of aluminum in raw water and by Minister Regulation. 492/Menkes/Per/IV/2010 Date 19 April 2010 concerning the requirements for drinking water quality in the reservoir water taps Tirtanadi IPA Deli Tua is <0,2 mg/l.

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

DAFTAR SINGKATAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Air ... 3

2.1.1 Pengolahan Air ... 3

2.1.2 Peranan Air dalam Tubuh ... 5

2.1.3 Penggolongan Air ... 6

2.1.4 Sumber Air ... 7

2.2 Kandungan Bahan Kimia ... 9

2.2.1 Aluminium ... 10

2.3 Spektrofotometri Tampak (Visible) ... 13

(9)

3.1 Tempat ... 14

3.2 Alat dan Bahan ... 14

3.2.1 Alat ... 14

3.2.2 Bahan ... 14

3.3 Prosedur ... 14

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 Hasil ... 16

4.2 Pembahasan ... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

5.1 Kesimpulan ... 17

5.2 Saran ... 17

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang ... 13

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Analisa ... 19

(12)

vi

Abstrak

Air baku memegang peranan yang penting dalam industri air minum. Air baku merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan air bersih.

Air reservoir adalah air yang telah melalui proses pengolahan dan memenuhi syarat kesehatan serta dapat langsung diminum.

Air adalah salah satu sumber kontaminan aluminium. Aluminium dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang dianalisis telah memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu air baku dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001 dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum untuk air reservoir.

Sampel yang digunakan adalah air permukaan dari sungai Deli dan dari bak reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer DR 2800 di laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Bagian Pengendalian Mutu.

Berdasarkan hasil analisis Aluminium (Al3+) dalam air baku diperoleh 0,054 mg/l dan air reservoir 0,045 mg/l. Kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua layak digunakan untuk pengolahan air karena tidak melewati batas kadar maksimal menurut PP No. 82 Tanggal 14 Desember 2001 tentang kadar maksimum aluminium dalam air baku dan berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum untuk air reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua yaitu < 0,2 mg/l.

Kata kunci: air baku, reservoir, penetapan kadar, aluminium, spektrofotometer.

(13)

Abstract

Raw water an important role in the drinking water industry. Raw water is the beginning of a process in the provision and processing of clean water.

The water reservoir is water that has been through the treatment process and meet health requirements and can be drunk directly

Water is one of the sources of contaminants aluminum. Aluminum in high doses can cause injury to the intestine. The purpose of this thesis to determine whether the levels of aluminum in raw water reservoir is analyzed and has been qualified in accordance with the quality standards of raw water in that Regulation. 82 On December 14, 2001 and Minister Regulation. 492/Menkes/Per/IV/2010 Date 19 April 2010 concerning drinking water quality requirements for the water reservoir.

The sample used is surface water from the river and from the Deli in the reservoir basin taps Tirtanadi IPA Deli Tua. Examination of samples was done by using a spectrophotometer DR 2800 in the laboratory taps Tirtanadi IPA Deli Tua Quality Control Section.

Based on the analysis of (Al3 +) in the raw water obtained 0,054 mg/ l and the water reservoir of 0,045 mg/l. Aluminum levels in the raw water and the reservoir contained in Deli Tua taps Tirtanadi decent IPA is used for water treatment because it does not cross the line according to the maximum levels of PP. 82 On December 14, 2001 on maximum levels of aluminum in raw water and by Minister Regulation. 492/Menkes/Per/IV/2010 Date 19 April 2010 concerning the requirements for drinking water quality in the reservoir water taps Tirtanadi IPA Deli Tua is <0,2 mg/l.

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain (Effendi, 2003).

Sebagian besar keperluan sehari-hari manusia berasal dari sumber air

tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) juga bahan

bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai

sumber air harus dipelihara (Achmad, 2004).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun

2005, bahwa yang dimaksud dengan air baku untuk air rumah tangga, yang

selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air

permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu

sebagai air baku untuk air minum (Joko, 2010).

Kondisi sumber air, terutama sungai cenderung makin tercemar, baik

karena limbah rumah tangga, limbah industri, atau juga oleh penggunaan

pestisida, insektisida dan usaha pertambangan yang tidak terkendali. Hal tersebut

sangat mempengaruhi kualitas air baku yang akan diolah menjadi air minum

(15)

Berdasarkan hal tersebut maka penulis berminat untuk menuliskan tentang

“Penetapan Kadar Aluminium (Al3+) dalam Air Baku dan Reservoir di

PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara Spektrofotometri Visible” karena

penulis menganggap penting untuk mengetahui kualitas air.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penetapan kadar Aluminium (Al3+) ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapa kadar Aluminium (Al3+) yang terdapat dalam air

baku dan reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua.

2. Untuk mengetahui apakah kadar Aluminium (Al3+) dalam air baku dan

reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua memenuhi persyaratan yang

telah ditetapkan dalam PP No. 82 Tanggal 14 Desember 2001 untuk air

baku dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk air reservoir.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat penetapan kadar Aluminium (Al3+) ini adalah:

1. Dapat mengetahui cara menganalisa Aluminium (Al3+) dalam air baku dan

reservoir.

2. Dapat mengetahui apakah air yang diperiksa memenuhi persyaratan yang

telah ditetapkan dalam PP No. 82 tanggal 14 Desember 2001 untuk air

(16)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk

hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air (Suriawiria,

2005).

Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni.

Ketika air mengembun di udara dan jatuh dipermukaan bumi, air tersebut telah

menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas

lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang diatas maupun dibawah permukaan

tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya,

melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya

(Achmad, 2004).

2.1.1 Pengolahan Air

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan

terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan

terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang

dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan yang

mahir/lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut.

Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan dan semakin banyak

ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan

(17)

pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan

apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak

(Sutrisno, 2002).

Menurut (Sutrisno, 2002), proses pengolahan air minum terdiri dari:

1. Bangunan penangkap air

Bangunan penangkap air ini merupakan suatu bangunan untuk

menangkap/mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat

dimanfaatkan.

2. Bangunan pengendap pertama

Bangunan pengendap pertama dalam pengolahan air ini berfungsi untuk

mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai.

3. Pembubuhan koagulan

Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu

proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengendap dengan

sendirinya. Bahan/zat kimia yang digunakan sebagai koagulan adalah

aluminium sulfat, biasanya disebut tawas. Bahan ini paling ekonomis (murah)

dan mudah didapat pada pasaran serta mudah disimpan.

4. Bangunan pengaduk cepat

Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia (koagulan) yang ditambahkan agar

dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat.

5. Bangunan pembentuk flok

Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya

dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan bahan/zat

(18)

5

6. Bangunan pengendap kedua

Unit ini berfungsi mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak pembentuk

flok.

7. Filter (saringan)

Effluent (hasil olahan) dari bak pengendap mengalir ke filter,

gumpalan-gumpalan dan lumpur (flok) tertahan pada lapisan atas filter. Pada saat-saat

tertentu dimana hilangnya tekanan dari air di atas saringan terlalu tinggi, yaitu

karena adanya lapisan lumpur pada bagian atas dari saringan, maka saringan

akan dicuci kembali dengan air bertekanan dari bawah.

8. Reservoir

Air yang telah melalui filter sudah dapat digunakan sebagai air minum. Air

tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir

untuk diteruskan kepada konsumen.

2.1.2 Peranan Air dalam Tubuh

Peranan air dalam tubuh menurut Almatsier (2004) mempunyai berbagai

fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

1. Sebagai pelarut dan alat angkut

Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,

asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang

diperlukan tubuh seperti oksigen dan hormon-hormon. Di samping itu, air

sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida

(19)

2. Sebagai katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel,

termasuk di dalam saluran cerna.

3. Sebagai pelumas

Air sebagai bagian jaringan tubuh di perlukan untuk pertumbuhan.

4. Sebagai pengatur suhu

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan

dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.

2.1.3 Penggolongan Air

Air pada sumber air menurut kegunaannya digolongkan menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik negara.

Menurut definisi di atas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori

golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran

dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi

bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air sudah

(20)

7

terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang/tidak

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad, 2004).

2.1.4 Sumber Air

Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan

letak sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Air hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Dalam keadaan murni, air

hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak

murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran

industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai

sumber air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai

pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran

(Sutrisno, 2002).

2. Air permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengaliran.

Dibandingkan dengan sumber lain air permukaan merupakan sumber air yang

tercemar berat. Keadaan ini terutama berlaku bagi tempat-tempat yang dekat

dengan tempat tinggal penduduk. Hampir semua air buangan dan sisa kegiatan

manusia dilimpahkan atau dicuci dengan air dan pada waktunya akan dibuang

ke dalam badan air permukaan. Disamping manusia, flora dan fauna juga turut

mengambil bagian dalam mengotori air permukaan, misalnya oleh

(21)

Air permukaan ada 2 macam yakni:

a. Air sungai

Sungai mempunyai karakteristik umum yaitu debit aliran pengeluaran dan

fluktuasi kualitas air sepanjang tahun, hari bahkan jam. Debit aliran minimum

biasanya terjadi pada akhir periode musim kering. Debit aliran maksimum

yang disertai dengan kualitas air yang buruk biasanya terjadi sesudah hujan

lebat selama periode musim hujan (Joko, 2010).

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan adanya zat-zat organik

yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang

menyebabkan warna kuning coklat. Pada permukaan air akan tumbuh alga

(lumut) karena adanya sinar matahari dan O2 (Sutrisno, 2002).

3. Air tanah

Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap kedalam

tanah dan akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi atas 3 yaitu (Sutrisno,

2002):

a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah,

lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air

tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter.

Air tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui

sumur-sumur dangkal. Dari segi kualitas cukup baik sedangkan kuantitasnya kurang

(22)

9

b. Air tanah dalam

Air tanah dalam terdapat pada lapisan rapat air yang pertama dan kedalaman

100-300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air

tanah dangkal, sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan

tanah dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.

c. Mata air

Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepermukaan tanah, keluarnya

air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng-lereng gunung

atau sepanjang tepi sungai.

2.2 Kandungan Bahan Kimia

Kandungan bahan kimia air menurut Sutrisno (2002), air mempunyai sifat

melarutkan bahan kimia. Air rumusnya adalah : H2O + X, dimana X merupakan

zat-zat yang dihasilkan air buangan oleh aktivitas manusia selama beberapa tahun.

Dengan bertambahnya aktivitas manusia, maka faktor X tersebut dalam air akan

bertambah dan merupakan masalah. Faktor X merupakan zat-zat kimia yang

mudah larut dalam air dan dapat menimbulkan masalah sebagai berikut:

a. Toksisitas

b. Reaksi-reaksi kimia yang menyebabkan:

1. Pengendapan yang berlebihan.

2. Timbulnya busa yang menetap, yang sulit untuk dihilangkan.

3. Timbulnya respon fisiologis yang tidak diharapkan terhadap rasa.

(23)

Zat-zat kimia yang larut dalam air yang dapat menganggu bahkan

membahayakn kesehatan manusia antara lain arsen, barium, cadmium, chromium,

lead (timah hitam), merkuri, nitrat, selenium, perak, sulfat, besi, aluminium,

tembaga, chloride dan fluor (Sutrisno, 2002).

2.2.1 Aluminium

Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya

berwarna abu-abu. Ia melebur pada suhu 6590C. Bila terkena udara, objek-objek

aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi

objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan

logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer

(Svehla, 1985).

Ciri-ciri aluminum antara lain:

a. Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih.

b. Aluminium dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat

plastisitas yang cukup tinggi.

c. Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah

silisium dan oksigen.

Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.

Kebanyakan aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral

mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi dari aluminium yang terlarut dalam air

kurang dari 1,0 mg/l (Achmad, 2004).

Aluminium disimbolkan dengan Al. Aluminium terdapat pada golongan III

(24)

11

logam-logam golongan III A cendrung kurang reaktif dan kurang bersifat logam

dibandingkan dengan golongan I A dan II A. golongan III A juga bisa disebut

logam pasca transisi karena terdapat setelah jajaran unsur-unsur transisi (Achmad,

2004).

Satu-satunya status oksidasi aluminium yang penting dalam kimia akuatik

adalah status 3+. Karena aluminium bukan merupakan anggota unsur transisi,

semua garam sederhananya tidak berwarna. Kebanyakan senyawa aluminium,

kecuali oksida dan hidroksida, larut dalam air. Larutan berair dari garam

aluminium sangat terhidrolisis dan karena itu bersifat asam (Lagowski, 2012).

Menurut parning (2002), beberapa penggunaan aluminium yaitu:

a. Untuk logam campuran, aluminium dicampurkan dengan logam-logam lain

untuk menghasilkan logam campuran yang kuat dan ringan. Misalnya,

magnalium yaitu campuran 90% Al dan 10% Mg, digunakan untuk

konstruksi pesawat terbang.

b. Aluminium dipakai untuk kabel listrik dan alat masak di dapur karena

merupakan konduktor listrik dan panas.

c. Aluminium tahan karat dan tidak beracun sehingga dipakai sebagai bahan

pembuatan peralatan dapur seperti panci dan sendok. Aluminium disebut

tahan karat bukan berarti tidak mengalami oksidasi. Sebenarnya, aluminium

lebih mudah teroksidasi (berkarat) dibandingkan dengan besi. Akan tetapi,

oksida Al2O3 yang terbentuk mampu melapisi logam aluminium bagian

(25)

d. Pada proses termit campuran Al dan Fe2O3 digunakan untuk mengelas atau

menyambung besi baja karena reaksi antara aluminium dengan oksida

logam akan menghasilkan kalor yang cukup untuk melebur besi.

Aluminium adalah metal yang dapat dibentuk dan karena banyak digunakan,

sehingga terdapat banyak di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan.

Sumber alamiah aluminium terutama adalah bauxit dan cryolit. Industri kilang

minyak, peleburan metal, serta lain-lain industri pengguna aluminium merupakan

sumber buatan.

Aluminium menjadi faktor resiko di lingkungan kerja tertentu, seperti

pertambangan di mana dapat ditemukan terlarut dalam air. Banyak orang belum

yakin apakah aluminium ini beracun. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat

menimbulkan luka pada usus. Aluminium yang terbentuk debu akan diakumulasi

di dalam paru-paru. Aluminium juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput

lendir dan saluran pernapasan (Slamet, 1994).

Aluminium dapat terakumulasi dalam tanaman dan menyebabkan masalah

kesehatan bagi hewan yang memakan tanaman tersebut. Konsentrasi aluminium

yang tinggi juga ditemukan dalam danau yang telah berubah menjadi asam. Di

danau seperti ini jumlah ikan dan amfibi menurun akibat reaksi ion aluminium

dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak. Konsentrasi aluminium yang

tinggi tidak hanya menimbulkan efek pada ikan tetapi juga pada burung dan

hewan lainnya yang mengkonsumsi ikan. Konsekuensi bagi burung yang

mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi aluminium adalah cangkang telur

(26)

13

lingkungan negatif lainnya adalah bahwa ion aluminium dapat bereaksi dengan

fosfat membuat kadar fosfat dalam air yang diperlukan organisme air menjadi

turun (Risky, 2012).

2.3 Spektrofotometri Tampak (Visible)

Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,

sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Warna sinar

tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih

mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Sinar

pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik) dapat dipilih dari sinar

putih (sebagai contoh dengan alat prisma). Disebutkan juga warna komplementer,

yang mempunyai makna sebagai berikut: jika salah satu komponen warna putih

dihilangkan (biasanya dengan absorbsi) maka sinar yang dihasilkan akan nampak

sebagai komplemen warna yang diserap tadi. Jadi jika warna biru (450 sampai

480 nm) dihilangkan dari sinar putih tersebut (atau warna biru diabsorbsi) maka

radiasi yang dihasilkan adalah warna kuning (Rohman, 2007).

Table 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak

(27)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat

Penetapan kadar Aluminium (Al3+) dilakukan di PDAM Tirtanadi IPA Deli

Tua di Laboratorium Pengendalian Mutu yang bertempat di Jln. Pamah Deli Tua.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penetapan kadar Aluminium (Al3+) ini adalah

erlenmeyer bertutup, kuvet, spektrofotometer DR 2800.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penetapan kadar Aluminium (Al3+) ini adalah

air baku, air reservoir, Alu ver 3 Aluminium Reagent powder, Ascorbic Acid

Powder, Bleaching 3 Reagent.

3.3 Prosedur

1. Pastikan analisis telah memakai masker dan sarung tangan.

2. Tekan “STORED PROGRAMS” pilih program “10 Aluminium Alumin”,

tekan START.

3. Isi 50 ml sampel air ke dalam erlenmeyer bertutup 50 ml, tambahkan 1 pillow

(28)

15

4. Tambahkan 1 pillow Alu ver 3 Aluminium Reagent powder, tutup dan aduk

sampai larut (larutan I).

5. Tekan “TIMER” >OK (tunggu 3 menit).

6. Persiapan blanko: tuang 25 ml larutan I ke dalm kuvet.

7. Tambahkan 1 pillow Bleaching 3 Reagent ke dalam blanko.

8. Tekan “TIMER” >OK.

9. Aduk larutan blanko selama 30 detik.

10. Tekan “TIMER” >OK (tunggu selama 15 menit masa reaksi).

11. Persiapan sampel: tuang 25 ml larutan I ke dalam kuvet ke-2.

12. Setelah 15 menit masa reaksi, bersihkan kuvet blanko dengan tissue

masukkan dalam dudukan sel.

13. Tekan “Zero” layar akan menunjukkan 0,000 mg/l Al3+.

14. Bersihkan dengan tissue kuvet sampel, masukkan ke dalam dudukan sel.

15. Tekan “READ” dan catat hasil analisa yang terbaca di layar sebagai mg/l

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil penetapan kadar Aluminium (Al3+) dalam air baku dan reservoir pada

tanggal 12 Februari 2014 pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Data Analisa

NO Sampel Hasil Analisa Kadar maksimum yang

diperbolehkan

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kadar Aluminium sampel air baku = 0,054

mg/l dan sampel air reservoir = 0,045 mg/l. Berdasarkan data di atas dinyatakan

bahwa air baku dari sungai Deli layak untuk digunakan sebagai air baku untuk

pengolahan air, karena tidak melewati ambang batas air baku yang telah

ditetapkan menurut PP No. 82 Tanggal 14 Desember 2001 tentang kadar

maksimum aluminium dalam air baku dan berdasarkan Permenkes No.

492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air

minum untuk air reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua telah memenuhi

(30)

17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kadar Aluminium (Al3+) dalam air

baku = 0,054 mg/l dan kadar Aluminium (Al3+) yang terdapat dalam air

reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua = 0,045 mg/l.

2. Kadar Aluminium (Al3+) pada air baku dan reservoir di PDAM Tirtanadi

IPA Deli Tua telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PP No.

82 Tanggal 14 Desember 2001 untuk air baku yaitu 0,054 mg/l dan

berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk air reservoir

yaitu 0,045 mg/l dengan batas kadar maksimum 0,2 mg/l.

5.2 Saran

Diharapkan adanya pengujian selanjutnya untuk penetapan kadar Aluminium

(Al3+) dalam air dengan menggunakan metoda lain untuk membandingkan hasil

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Hal. 15, 93.

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 221.

Chandra. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 42.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal. 22.

Joko, T. (2010). Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Baku. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Hal. 11, 53, 113.

Lagowski, J. (2012). Analisis Kualitatif Semimikro. Jakarta: EGC. Hal. 211.

Parning, dkk. (2002). Penuntun Belajar Kimia. Jakarta: Yudhistira. Hal. 80-81.

Risky. (2012). Available from: http:/www.worldPress.com. Tgl 23 April 2014.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 222, 223.

Slamet, S. (1994). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada. Hal. 82, 113.

Suriawiria, U. (2005). Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung: P.T Alumni. Hal. 3.

Sutrisno. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Hal. 1-2, 8, 12-19, 52-60.

(32)

19

Lampiran 1

Hasil penetapan kadar aluminium (Al3+) dalam air baku dan reservoir pada

tanggal 12 Februari 2014 pada tabel di bawah ini.

Data Analisa

NO Sampel Hasil Analisa Kadar maksimum yang

diperbolehkan 1.

2.

Air baku Air Reservoir

0,054 mg/l 0,045 mg/l

(33)

Lampiran 2

Gambar

Table 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak
Tabel 4.1 Data Analisa
Gambar. Spektrofotometer DR 2800

Referensi

Dokumen terkait

Dapat mengetahui kadar Besi (Fe) yang terkandung dalam air reservoir,.. maka kita dapat mengetahui kualitas air tersebut dan hasil yang

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar chlorida dan sisa chlor yang terdapat pada air baku dan air reservoir yang diperiksa di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal, dan

Dengan demikian dapat diartikan bahwa kadar aluminium dari air reservoir memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum dan air bersih, karena kadar yang diperoleh tidak

Hasil pemeriksaan diperoleh kadar dari Aluminium pada air reservoir PDAM Tirtanadi IPA Limau Manis 0,02 mg/l, sedangkan untuk kadar Mangan 0,002 mg/l.. Hasil pemeriksaan

Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dengan Air Reservoir PDAM Tirtanadi IPA SunggalSecara Kolorimetri”yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR BESI(Fe) PADA AIR BAKU DENGAN AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI IPA.. SUNGGALSECARA KOLORIMETRI

Aluminium (Al) pada Air Baku dengan Air Reservoir PDAM Tirtanadi IPA Sunggal Secara Kolorimetri” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

Untuk mengetahui kadar logam Fe pada air reservoir I dan reservoir II. di Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM