• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN

BANYUMAS

Nindhy Nurullita Kusumawardani, Sugiharti Mulya Handayani, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Jalan Ir Sutami No 36-A Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 E-mail :nindhynurullita@gmail.com.Telp. 085726097772

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pembelian konsumen, atribut ideal menurut konsumen, serta sikap konsumen terhadap gethuk goreng Sokaraja. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitik. Penelitian dilakukan di jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas dipilih secara

purposive dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan pusat penjualan gethuk goreng Sokaraja.Jumlah responden yang diambil adalah 100 orang.Analisis data yang digunakan adalah Model Sikap Angka Ideal. Hasilpenelitian berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk gethuk goreng Sokaraja diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan oleh konsumen secara berurutan adalah rasa baik dari sisi tingkat kemanisan maupun tingkat kegurihan, harga (kesesuaian), harga (keterjangkauan), tekstur (kelembutan), tekstur (kepadatan), promosi (informasi), kemasan (pecantuman masa kadarluwarsa), aroma, kemasan (desain produk), promosi (penggunaan media iklan), dan bahan kemasan. Berdasarkan analisis masing-masing atribut menurut ideal konsumen, diketahui bahwa atribut-atribut produk gethuk goreng Sokaraja secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, secara berurutan yaitu promosi (informasi produk), rasa (kemanisan dan kegurihan), aroma, kemasan (desain produk), promosi (penggunaan media iklan), tekstur (kepadatan), tekstur (kelembutan), kemasan (bahan kemasan), harga (keterjangkauan), harga (kesesuaian) dan kemasan (pecantuman masa kadarluwarsa). Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja adalah baik.

Kata Kunci : Gethuk Goreng, Kecamatan Sokaraja, Atribut Produk, Sikap Konsumen

Abstract : This research aims are to understand the consumer’s characteristic of buying, ideal attributes according to the consumers, and the consumers behavior towards gethuk goreng of Sokaraja. The basic method of this research was descriptive analytic. The research was conducted in Jenderal Sudirman Street, Sokaraja sub-district, Banyumas regency and was selected purposively with a consideration that the location is the central point in selling gethuk goreng of Sokaraja. The total of respondents that were collected are 100 persons. Data analysis used here is The Ideal-point model. Findings from this research show that the top priority attributes according to the consumers the product consecutively are the flavors (assessed by the level of sweetness and savory), price (suitability), price (affordability), textures (softness), textures (density), promotion (information), packaging (inclusion of expire date), aroma, packaging (design), promotion (using advertising media) and packaging (package material). Based on the analysis of each attributes, according to consumer’s ideal, attributes of another product, gethuk goreng Sokaraja, mostly has satisfies the consumer’s ideal, consecutively promotion (information), taste (sweetness andsavory), aroma, packaging (design), promotion (using advertising media), textures (density), textures (softness), packaging (package material), price (affordability), price (suitability), and packaging (inclusion of expire date). The results show that the consumer’s behavior towards gethuk goring of Sokaraja is good.

Keywords: gethuk goreng,Sokaraja sub-distrct, product attributes, consumer’s behavior

(2)

PENDAHULUAN

Ubi kayu termasuk salah satu komoditas hasil pertanian yang banyak ditanam di Indonesia. Penyebaran tanaman ubi kayu meluas ke semua provinsi di Indonesia. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.

Peluang untuk mengembangkan industri pengolahan hasil ubi kayu cukup luas, terutama industri makanan. Di samping itu, ubi kayu dapat diolah menjadi berbagai macam (jenis) makanan, seperti keripik, enyek-enyek, opak, dan gethuk yang diproduksi dalam skala industri rumah tangga (home

industry) (Rukmana, 1997: 10).

Gethuk merupakan produk olahan hasil pertanian yang unggul di Kabupaten Banyumas.Salah satu makanan khas dari Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yaitu gethuk goreng. Makanan ini terbuat dari ubi kayu yang diproses sedemikian rupa hingga menjadi gethuk goreng.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Tahun 2012, jumlah produksi gethuk goreng di

Kabupaten Banyumas terus

meningkat setiap tahun. Selain itu jumlah unit usaha gethuk goreng Sokaraja juga terus bertambah. Hal ini menunjukkan permintaan konsumen yang terus meningkat.

Sikap konsumen terhadap permintaan gethuk goreng di Kecamatan Sokaraja dipengaruhi oleh adanya selera dan pengetahuan konsumen yang tercermin dari perilaku konsumen (Sumarwan, 2011). Pengkajian mengenai perilaku

konsumen khususnya mengenai sikap konsumen tentu menjadi hal penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jika produk yang dikonsumsi sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen dan

bermanfaat bagi konsumen maka

konsumen akan melakukan

pembelian sehingga

dapatmemberikan keuntungan bagi

produsen. Produsen dalam

memasarkan produk gethuk goreng perlu untuk memahami sikap konsumen yang erat kaitannya dengan konsep kepercayaan dan perilaku.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan teknik metode survey. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja. Lokasi penelitian yang dipilih adalah outlet-outlet gethuk goreng Sokaraja yang berada di jalan Jendral Sudirman Kecamatan Sokaraja. Pemilihan lokasi tersebut karena merupakan pusat atau sentral untuk melakukan penjualan gethuk goreng Sokaraja. Metode ini juga mempertimbangkan adanya alasan yang diketahui dari daerah penelitian, yaitu jumlah unit usaha terbanyak diantara jalan lainnya yang berada di Kabupaten Banyumas.

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah judgement

sampling yakni teknik pengambilan

sampel dari suatu populasi yang sesuai dengan kriteria untuk memenuhi tujuan riset yang populasinya tidak diketahui (Churchill, 2005:18). Sedangkan

(3)

penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus : n =

... (1) Dimana n adalah jumlah sampel, Z adalah tingkat keyakinan, dan Moe

adalah Margin of Error

Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau Z sebesar 1,96. Nilai ini ditentukan menurut kebiasaan yang dipergunakan dalam penelitian ekonomi, sosial, dan pertanian.selanjutnya nilai moe yang digunakan sebesar 10%, semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil margin of error atau bahkan sebaliknya. Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut : n = n = n = 96,04 = 100 ... (2) Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh sampel sebanyak 100 responden gethuk goreng Sokaraja. Berdasarkan pra survei, terdapat 38 unit usaha yang berada di jalan Jendral Sudirman, kemudian diambil 4 jumlah unit usaha yang dijadikan sampel tempat penelitian dengan asumsi unit usaha tersebut memiliki lebih dari satu cabang usaha dan

lebih besar sedangkan unit usaha lainnya hanya memiliki 1 unit outlet. Berikut data tabel nama 4 besar outlet gethuk goreng Sokaraja serta jumlahnya yang berada di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Penentuan jumlah sampel di setiap unit usaha gethuk goreng tersebut ditentukan dengan menggunakan teknik Proportional

Random Sampling. Pada penelitian

dilakukan pengambilan sampel sebanyak 100 responden yang kemudian akan dibagi secara proposional pada empat unit usaha yang memiliki unit terbanyak dari outlet yang berada di jalan Jendral Sudirman Kecamatan Sokaraja. Jumlah pembagian sampel untuk masing-masing unit usaha dengan menggunakan rumus menurut (Sugiyono, 2010:67).

n = ... (3) Dimana n adalah jumlah sampel yang diinginkan setiap unit usaha gethuk goring, N adalah jumlah seluruh unit usaha gethuk goreng Sokaraja, X adalah jumlah unit usaha pada setiap nama outlet gethuk goreng Sokaraja, dan N1 adalah sampel.

Tabel 1.Nama outlet gethuk goreng Sokaraja serta jumlahnya di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Nama Outlet Gethuk Goreng Jumlah (unit)

Gethuk Goreng Asli Haji Tohirin 7

Gethuk Goreng Eka 3

Gethuk Goreng Manis 2

Gethuk Goreng Ayu 2

(4)

Tabel 2. Jumlah sampel pada tiap outlet gethuk goreng Sokaraja di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Nama Outlet Gethuk Goreng Sokaraja Jumlah(orang)

1. Gethuk Goreng Asli Haji Tohirin 50

2. Gethuk Goreng Eka 22

3. Gethuk Goreng Manis 14

4. Gethuk Goreng Ayu 14

Jumlah 100

Sumber : Data primer, 2014

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dengan responden dan data sekunder berupa data Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2013, data jumlah produksi dan jumlah unit industri gethuk goreng dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten.

Metode Analisis Data

Analisis Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Gethuk Goreng Sokaraja dapat dianalisis dengan menggunakan rumus:

Xi= ... (4) Dimana Xi adalah kepercayaan konsumen terhadap atribut I, Skala adalah kenyataan atribut I pada produk yang sebenarnya dirasakan menurut konsumen yang dinilai dalam skala 1-5, dan n adalah jumlah responden.

Analisis Kualitas Ideal Konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng Sokaraja untuk mengetahui sifat ideal yang diinginkan konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja,

dapat dianalisis dengan

menggunakan rumus :

Ki = Ii – Xi ... (5)

Dimana Ki adalah kualitas ideal konsumen terhadap atribut i, Ii adalah performansi ideal konsumen

terhadap atribut i dan Xi adalah kepercayaan konsumen terhadap atribut i.

Model Sikap Angka ideal (The Ideal-Point Model) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui sifat ideal yang

diinginkan konsumen atau

kesesuaian harapan konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja, dapat dianalisis dengan menggunakan rumus : Ab =

n i 1 Wi Ii - Xi ... (6)

Dimana Ab adalah sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i, Wi adalah tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i, Ii adalah performansi ideal konsumen terhadap atribut i, Xi adalah kepercayaan konsumen terhadap atribut i, dan n adalah jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen.

Kriteria sikap konsumen dinilai dengan menggunakan skala linear numerik denganrumus :

X= ... (7) Dimana skala linear numerik yaitu jika 0 ≤ Ab ≤ x adalah sangat baik, x ≤ Ab ≤ 2x adalah baik, 2x ≤ Ab ≤ 3x adalah netral, 3x ≤ Ab ≤ 4x adalah

(5)

buruk, 4x ≤ Ab ≤ 5x adalah sangat buruk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan per bulan, serta jumlah anggota keluarga. Kelompok umur responden gethuk goreng Sokaraja yang paling tinggi berada pada kisaran umur 15-64 th yaitu sejumlah 99 orang. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi yakni sebanyak 57%. Jenis pekerjaan responden yang paling besar sejumlah 38 orang adalah sebagai pengusaha kecil dan diikuti oleh PNS sebesar 31 orang. Pendapatan rumah tangga responden yang paling tinggi sejumlah 61 orang berada pada di atas Rp 3.500.000,00 per bulan. Mayoritas responden memiliki jumlah anggota keluarga 2-4 orang yaitu sebesar 71%. Responden yang banyak melakukan pembelian terhadap gethuk goreng Sokaraja adalah responden yang berasal dari luar Kota/Kabupaten Banyumas yaitu sebanyak 67 responden.

Karakteristik Pembelian

Responden

Karakteristik pembelian responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi alasan

pembelian, frekuensi pembelian, dan jumlah pembelian. Alasan pertama konsumen memilih gethuk goreng Sokaraja karena rasa gethuk goreng yang enak dan gurih sebesar 70 orang. Frekuensi pembelian terbesar responden melakukan pembelian gethuk goreng Sokaraja yaitu lebih dari 3 minggu sebanyak 82 orang. Jumlah pembelian terbanyak sejumlah 27 orang adalah pembelian dalam jumlah 2 kg dan diikuti oleh pembelian dalam jumlah 1 kg sebanyak 25 orang.

Analisis Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Produk Gethuk Goreng Sokaraja

Kualitas Ideal terhadap produk digunakan untuk mengukur sejauh mana kesenjangan atau gap antara performansi ideal atau sifat ideal yang diinginkan oleh konsumen dengan kenyataan yang ada (penilaian aktual) pada suatuproduk.

Analisis kualitas ideal akan menunjukkan apakah atribut yang melekat pada produk gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai atau belum dengan yang diinginkan oleh konsumen. Analisis kualitas idealdari produk gethuk goreng Sokaraja dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

(6)

Tabel 3.Kualitas ideal konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja. Atribut Ideal (Ii) Kepercayaan Konsumen (Xi) [Ii-Xi] Rangking Aroma 4 3,95 0,05 4 Tekstur a) Kepadatan b) Kelembutan 3,8 3,89 3,69 3,75 0,11 0,14 7 8 Rasa a) Kemanisan b) Kegurihan 3,79 4,29 3,76 4,25 0,03 0,04 2 3 Kemasan a) Desain Kemasan b) Masa Kadaluwarsa c) Bahan Kemasan 3,95 4,8 3,9 3,86 2 3,76 0,09 2,8 0,14 5 12 9 Harga a) Keterjangkauan b) Kesesuaian Kualitas 4,03 4,08 3,88 3,64 0,15 0,44 10 11 Promosi a) Informasi Produk b) Media Iklan 3,93 3,92 3,92 3,82 0,01 0,1 1 6

Sumber : Analisis Data primer, 2014

Berdasarkan hasil analisis kualitas ideal terhadap produk gethuk goreng Sokaraja dapat diketahui atribut-atribut produk gethuk goreng Sokaraja yang sudah atau belum memenuhi sifat ideal menurut konsumen. Atribut gethuk goreng Sokaraja yang paling memenuhi sifat ideal menurut konsumen adalah promosi dari sisi informasi produk. Selanjutnya berturut-turut adalah atribut rasa (kemanisan), rasa (kegurihan), aroma, kemasan (desain produk), promosi (penggunaan media iklan), tekstur (kepadatan), tekstur (kelembutan), kemasan (bahan kemasan), harga (keterjangkauan), harga (kesesuaian) dan kemasan (pecantuman masa kadarluwarsa).

Hasil analisis kualitas ideal atribut promosi dari sisi informasi pada produk gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Informasi mengenai gethuk goreng Sokaraja yang didapat

oleh konsumen cukup banyak diantaranya mengenai keunggulan gethuk goreng yang alami tanpa bahan pengawet, rasa yang manis dan gurih, serta menjadi makanan unggulan di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Atribut selanjutnya yang memenuhi sifat ideal menurut konsumen yaitu rasa, baik dari segi kemanisan maupun kegurihan produk gethuk goreng Sokaraja. Selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada produk menurut konsumen untuk atribut rasa (kemanisan) yaitu sebesar 0,03 sedangkan untuk atribut rasa (kegurihan) sebesar 0,04. Hal ini menunjukkan atribut rasa sudah sesuai dengan yang diinginkan konsumen, karena konsumen berpendapat bahwa produk gethuk goreng Sokaraja memiliki cita rasa yang khas, yaitu rasa gethuk yang manis dan gurih.

(7)

Atribut selanjutnya yang memenuhi sifat ideal menurut konsumen yaitu aroma. Selisih poin antara sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan pada atribut tersebut yaitu sebesar 0,05 yang berarti bahwa atribut aroma pada gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Hal ini karena gethuk goreng Sokaraja mempunyai aroma khas yang disukai oleh konsumen.

Selanjutnya atribut yang memenuhi sifat ideal menurut konsumen yaitu kemasan dilihat dari sisi desain produk. Selisih poin antara sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan pada atribut tersebut yaitu sebesar 0,09 yang berarti bahwa desain kemasan pada gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Desain produk gethuk goreng Sokaraja membuat konsumen tertarik karena bungkus produk menggunakan besek yang membuat rasa gethuk goreng semakin enak dan alami.

Atribut promosi dari sisi penggunaan media iklan menjadi atribut selanjutnya yang mempunyai selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada produk menurut konsumen sebesar 0,1 yang berarti bahwa penggunaan media iklan pada gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Konsumen beranggapan bahwa penggunaan media promosi untuk produk gethuk goreng Sokaraja sudah banyak dilakukan baik menggunakan baliho, poster, pamphlet, hingga disiarkan menggunakan radio serta TV lokal.

Atribut selanjutnya yang memenuhi sifat ideal menurut

konsumen yaitu tekstur, baik dari segi tekstur kepadatan maupun tekstur kelembutan produk gethuk goreng Sokaraja. Selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada produk menurut konsumen untuk atribut tekstur (kapadatan) yaitu sebesar 0,11 sedangkan untuk atribut tekstur (kelembutan) sebesar 0,14. Hal ini menunjukkan atribut tekstur sudah sesuai dengan yang diinginkan konsumen, karena konsumen beranggapan bahwa produk gethuk goreng Sokaraja bertekstur padat dan lembut sesuai keinginan konsumen.

Atribut selanjutnya yang memenuhi sifat ideal konsumen yaitu kemasan yang ditinjau dari segi bahan kemasan yang mempunyai selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada produk menurut konsumen sebesar 0,14 yang berarti bahwa penggunaan media iklan pada gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Konsumen menganggap bahan kemasan gethuk goreng Sokaraja yaitu dari bahan bambu merupakan bahan yang alami dan tidak berbahaya untuk pembungkus sebuah makanan.

Atribut selanjutnya yang memenuhi sifat ideal menurut konsumen yaitu harga yang ditinjau dari sisi keterjangkauan harga dan dari sisi kesesuaian produk. Selisih poin antara sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan pada atribut harga (keterjangkauan) tersebut yaitu sebesar 0,15 sedangkan pada atribut harga (kesesuaian) yaitu sebesar 0,44 yang berarti bahwa atribut harga pada gethuk goreng Sokaraja sudah sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Harga dari gethuk goreng

(8)

Sokaraja cenderung masih terjangkau, yaitu Rp. 22.000 per kilogram atau 2 besek. Konsumen mempertimbangkan atribut harga karena pembelian tersebut disesuaikan dengan pendapatan serta kualitas dari gethuk goreng Sokaraja. Atribut terakhir yaitu kemasan dari segi pencantuman masa kadaluwarsa. Selisih poin poin antara sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan pada atribut tersebut yaitu sebesar 2,8 yang berarti bahwa atribut harga pada gethuk goreng Sokaraja belum sesuai dengan apa yang dinginkan konsumen. Hal ini karena belum

adanya pencantuman masa

kadaluwarsa pada kemasan produk gethuk goreng Sokaraja.

Adanya analisis tersebut dapat memberikan informasi bagi produsen gethuk goreng Sokaraja terkait dengan atribut yang sudah ataupun

belum sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Sehingga untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam

melakukan perbaikan produsen sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk melalui atribut-atribut yang melekat pada gethuk goreng Sokaraja.

Analisis Tingkat Kepentingan

Konsumen Terhadap Atribut

Produk Gethuk Goreng Sokaraja Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja, maka sebelumnya perlu dianalisis mengenai tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng Sokaraja. Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng Sokaraja dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4.Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng Sokaraja. Atribut STP (1) TP (2) C (3) PT (4) SPT (5) N Wi Rangking Aroma 1 1 10 75 13 100 3,98 6 Tekstur a) Kepadatan b) Kelembutan - 1 1 - 12 5 74 77 13 17 100 100 4 4,1 5 4 Rasa a) Kemanisan b) Kegurihan - - - - 7 9 23 27 70 64 100 100 4,6 4,6 1 Kemasan a) Desain Kemasan b) Masa Kadaluwarsa c) Bahan Kemasan - - - - - - 22 3 47 66 92 36 12 5 17 100 100 100 3,9 4 3,7 7 5 8 Harga a) Keterjangkauan b) Kesesuaian Kualitas 1 - - 1 4 4 64 61 31 34 100 100 4,2 4,3 3 2 Promosi a) Informasi Produk b) Media Iklan - - - 2 7 20 82 69 11 9 100 100 4 3,9 5 7

(9)

Dari hasil analisis mengenai tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut yang terdapat pada gethuk goreng Sokaraja, maka produsen harus memperhatikan mengenai rasa yang terdapat pada produk gethuk goreng Sokaraja mengingat atribut ini merupakan atribut yang paling penting bagi konsumen. Konsumen merasa bahwa atribut rasa merupakan yang paling penting untuk melakukan keputusan pembelian terlebih produk makanan, sehingga diharapkan produsen tetap mempertahankan rasa khas yang terdapat pada gethuk goreng Sokaraja. Selain itu atribut harga juga menjadi atribut penting dalam pengambilan keputusan pembelian, terlebih persaingan industri gethuk goreng Sokaraja sangat tinggi

sehingga produsen harus

memperhatikan atribut harga yang sesuai dengan kualitas yang diberikan. Atribut lain seperti tekstur, aroma, promosi dan kemasan juga menjadi atribut yang penting bagi

konsumen dalam melakukan

pembelian gethuk goreng Sokaraja.

Analisis Sikap Konsumen

Terhadap Produk Gethuk Goreng Sokaraja

Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Ditinjau dari sikap, semakin dekat sebuah produk ke poin ideal, semakin baik posisinya. Dengan mengetahui sikap konsumen, sangat penting bagi produsen untuk memenuhi selera konsumen akan gethuk goreng Sokaraja yang diinginkan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan pemasar. Sikap konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja dapat diketahui pada Tabel 5 berikut.

(10)

Tabel 5.Sikap konsumen terhadap gethuk goreng Sokaraja.

Atribut Tingkat Kepentingan (Wi) /Ii-Xi/ Wi/Ii-Xi/

Aroma 3,98 0,05 0,199 Tekstur a) Kepadatan 4 0,11 0,44 b) Kelembutan 4,1 0,14 0,574 Rasa a) Kemanisan 4,6 0,03 0,138 b) Kegurihan 4,6 0,04 0,184 Kemasan a) Desain Kemasan 3,9 0,09 0,351 b) Masa Kadarluwarsa 4 2,8 11,2 c) Bahan Kemasan 3,7 0,14 0,518 Harga a) Keterjangkauan 4,2 0,15 0,63 b) Kesesuaian 4,3 0,44 1,892 Promosi a) Informasi Produk 4 0,01 0,04

b) Penggunaan Media Iklan 3,9 0,1 0,39

Sikap (Ab) 16,556

Sumber : Analisis Data Primer, 2014

Kriteria sikap konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng Sokaraja, dinilai dengan menggunakan skala linier numerik, yaitu :

x = =

= 12,46 ... (8) Dimana skala linear numerik yaitu jika 0 ≤ Ab ≤ x adalah sangat baik, x ≤ Ab ≤ 2x adalah baik, 2x ≤ Ab ≤ 3x adalah netral, 3x ≤ Ab ≤ 4x adalah buruk, 4x ≤ Ab ≤ 5x adalah sangat buruk.

Berdasarkan tabel 43 dapat diketahui bahwa sikap konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja yang ditunjukkan dari nilai sikap konsumen yaitu sebesar 16,556

dengan menggunakan skala linier numerik, nilai tersebut termasuk dalam kelompok sikap baik. Hal ini

menunjukkan bahwa secara

keseluruhan atribut-atribut yang melekat pada produk gethuk goreng Sokaraja sudah memenuhi sifat ideal sesuai dengan keinginan konsumen, selain ditunjukkan dengan perilaku beli konsumen yang mengkonsumsi gethuk goreng Sokaraja, konsumen juga mendapatkan berbagai manfaat dengan mengkonsumsi gethuk goreng Sokaraja.

SIMPULAN

Atribut-atribut pada gethuk goreng Sokaraja secara berurutan mulai dari yang paling mendekati sifat ideal (sesuai dengan yang

(11)

diinginkan) menurut konsumen adalah promosi (informasi produk), rasa (kemanisan), rasa (kegurihan), aroma, kemasan (desain produk), promosi (penggunaan media iklan), tekstur (kepadatan), tekstur (kelembutan), kemasan (bahan kemasan), harga (keterjangkauan), harga (kesesuaian) dan kemasan (pecantuman masa kadarluwarsa). Atribut-atribut yang paling dipertimbangkan konsumen adalah rasa baik dari sisi tingkat kemanisan maupun tingkat kegurihan, harga (kesesuaian), harga (keterjangkauan), tekstur (kelembutan), tekstur (kepadatan), promosi (informasi),

kemasan (pecantuman masa

kadarluwarsa), aroma, kemasan

(desain produk), promosi

(penggunaan media iklan), sedangkan bahan kemasan menjadi pertimbangan paling akhir bagi konsumen.Hasil analisis sikap konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja menunjukkan sikap baik.Hal tersebut karena secara keseluruhan atribut-atribut pada gethuk goreng Sokaraja sudah memenuhi sifat ideal menurut konsumen.

Produsen gethuk goreng Sokaraja perlu untuk menambah

informasi mengenai masa

kadarluwarsa pada kemasan, sehingga konsumen mengetahui mengenai jangka waktu konsumsi yang aman terhadap produk gethuk

goreng Sokaraja. Hal tersebut akan

meningkatkan kepercayaan

konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja. Produsen dapat melakukan penambahan rasa seperti rasa coklat, stroberi, durian, dan lain-lain pada gethuk goreng dengan harga yang menyesuaikan daya beli konsumen, sehingga gethuk goreng lebih inovatif dan memberikan motivasi kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA Churchill, Gilbert. 2005.

Dasar-Dasar Riset Pemasaran

Edisi 4 Jilid 2

(Diterjemahkan oleh:

Dwi Kartini Yahya).

Erlangga. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi Kayu

Budidaya dan Pasca

Panen. Kanisius. Jakarta.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Alfabeta. Bandung. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan

Aplikasinya. Ghalia

Indonesia. Jakarta.

Sumarwan, U. 2011. Perilaku

Konsumen. Teori dan

Aplikasinya. Cetakan

Pertama. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.Nama outlet gethuk goreng Sokaraja serta jumlahnya di Jalan Jendral  Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
Tabel 2. Jumlah sampel pada tiap outlet gethuk goreng Sokaraja di Jalan Jendral  Sudirman Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
Tabel 3.Kualitas ideal konsumen terhadap produk gethuk goreng Sokaraja .  Atribut  Ideal  (Ii)  Kepercayaan Konsumen (Xi)  [Ii-Xi]  Rangking  Aroma  4  3,95  0,05  4  Tekstur  a) Kepadatan  b) Kelembutan  3,8  3,89  3,69 3,75  0,11 0,14  7 8  Rasa  a) Kema
Tabel 4.Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk gethuk goreng  Sokaraja.  Atribut  STP  (1)  TP (2)  C  (3)  PT (4)  SPT (5)  N  Wi  Rangking  Aroma  1  1  10  75  13  100  3,98  6  Tekstur  a) Kepadatan  b) Kelembutan  -  1  1 -  12 5  74 77
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari perbaikan tanah menggunakan serbuk batu menyan sebagai bahan yang berasal

Secara konseptual, Muhammadiyah telah menerbitkan buku Teologi Lingkungan dan Fikih Air sebagai panduan Islam dalam membangun budaya hidup bersih.. Kini yang diperlukan

Berdasarkan tinjauan dari peta geologi, peta jenis tanah, peta abrasi, peta DAS, dan peta tata guna lahan dalam RTRW Kabupaten Demak tahun 2011-2031 maka pembuatan

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan DA yang mengatakan bahwa prinsip IS yaitu selama dirinya (IS) tidak menikahi perempuan tersebut, maka dirinya dan

7HNQRORJL GDWDEDVH VDDW LQL PHPXQJNLQNDQ XQWXN PHQ\LPSDQ VHMXPODK GDWD GDODP MXPODK \DQJ VDQJDW EHVDU GDQ WHUDNXPXODVL QDPXQ GLVLQLODK DZDO WLPEXOQ\D SHUVRDODQ OHGDNDQ GDWD

Kesemua isu ini mempunyai maslahah yang sama, lalu apabila ada isu baharu yang bertepatan dengan maslahah yang sama maka tindakan mengambil hukum yang sama terhadapnya dalam

Calon kandidat seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi tingkat Madya dan Pratama di Lingkungan Kemenko Polhukam dapat membuka aplikasi berbasis web kami, yaitu di

Hasil menunjukan bahwa ekstrak etanol buah kecombrang memiliki potensi sebagai imunomodulator pada dosis 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dengan efektivitas yang tidak berbeda