• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama Prajurit TNI, di Jakarta, tgl. 3 Juli 2014 Kamis, 03 Juli 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama Prajurit TNI, di Jakarta, tgl. 3 Juli 2014 Kamis, 03 Juli 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

BUKA PUASA BERSAMA PRAJURIT TNI DAN PNS MABES TNI

DI GOR A. YANI, MABES TNI CILANGKAP, JAKARTA

TANGGAL 3 JULI 2014 Â Â Â Â Bismillaahirrahmaanirrahiim,

(2)

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Â

Salam sejahtera untuk kita semua,

Â

Bapak Wakil

Presiden beserta Bapak-Ibu Tamu Undangan yang saya hormati dan saya muliakan,

Â

Saudara

Panglima TNI, Para Kepala

Staf Angkatan beserta Keluarga Besar Tentara Nasional Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,

Â

(3)

Cilangkap. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Â

Ketika saya

mendengarkan sambutan Panglima TNI dan ceramah hikmah Ramadan dari Prof. Nazaruddin Umar, saya membuat catatan-catatan kecil, dan inilah yang akan saya sampaikan sebagai

sambutan saya pada kesempatan yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini. Ini adalah yang kesebelas kalinya saya menghadiri acara berbuka puasa bersama di Markas

Besar TNI beserta para Perwira dan Prajurit sekalian. Meskipun masih ada lagi event yang saya akan hadiri nanti, yaitu

peringatan Hari TNI pada tanggal 5 Oktober tahun ini. Dan kalau 5 Oktober jatuh pada perayaaan Idul Adha, itu akan diselenggarakan pada tanggal 7

Oktober 2014. Insya Allah, pada kesempatan itu, saya akan menyampaikan amanat Hari TNI sekaligus pesan-pesan dan harapan saya semacam farewell speech dari saya yang akan saya tujukan kepada para perwira, bintara, dan tamtama TNI, serta keluarga besar

TNI.

Â

Namun, pada

kesempatan sore hari ini, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, Prof. Nazaruddin Umar tadi mengatakan bahwa semua agama itu memiliki pesan-pesan kebajikan,

pesan-pesan moral, pesan-pesan spiritual yang diniatkan untuk membawa kebahagiaan bagi bukan hanya pemeluk-pemeluknya, tapi bagi seluruh umat

manusia. Saya ingin menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Pak Nazaruddin tadi, bahwa agama itu harus kita lihat lebih sebagai nilai. Jangan melihat agama

hanya sebagai simbol semata. Kalau yang diutamakan simbol, pastilah berbeda dari satu agama ke agama yang lain, tempat ibadahnya, syariatnya, praktik beribadahnya, dan sebagainya. Simbol itu bisa memecah belah. Tetapi kalau nilai, itu bisa menyatukan. Dengan nilai, kita bisa membangun toleransi. Dengan nilai yang sama-sama mengajarkan kebaikan dan kebajikan, kita bisa membangun harmoni ataupun kerukunan di antara sesama umat beragama. Itulah pesan yang hakiki dari meletakkan agama sebagai nilai, dan bukan sebagai simbol.

(4)

Kita tentu

cemas dan berprihatin terhadap perkembangan situasi di banyak belahan dunia saat ini. Kita bersyukur umat Islam Indonesia bisa menjalankan ibadah Ramadan

dengan situasi yang tenang, tenteram, dan damai. Bayangkan Saudara-saudara, situasi di Irak, di Suriah, di Afghanistan, di

Pakistan, di Palestina, di Libya, di Nigeria, dan banyak lagi tempat-tempat yang banyak penduduk yang beragama Islam dalam situasi yang jauh dari aman, tenteram, dan damai. Dan selama yang diutamakan adalah perbedaannya, baik antaragama maupun intraagama Sunni-Syiah; antaragama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu yang hakikatnya

adalah lebih dari nilai, maka kemungkinan untuk bertabrakan satu sama lain, itu sangat besar. Sebaliknya, kalau kita pahami hakikat agama dari sisi nilai-nilai kebajikan yang ditaburkan dan bagi Islam sendiri, adalah rahmat bagi

semesta alam, rahmatan lil ‘aalamin, maka, insya Allah, kehidupan di seluruh dunia itu, apa pun perbedaan agamanya, akan lebih tenteram dan damai.

Â

A peaceful

world is possible, another world is possible, a better world is possible, apalagi sekarang konflik antarkeyakinan, clash

of faith, clash of civilization, itu terjadi di mana-mana. Akarnya adalah

bagaimana kita memahami agama, memahami peradaban, dan memahami budaya yang berbeda-beda dari satu bangsa ke bangsa yang lain.

Â

Yang kedua,

Panglima TNI tadi mengatakan, alhamdulillah,

dalam sepuluh tahun terakhir ini, utamanya lima tahun terakhir, ketika ekonomi tumbuh menguat, negara bisa menyediakan anggaran yang lebih besar lagi, di antaranya untuk pembangunan TNI, termasuk modernisasi sistem persenjataannya, maka tentara kita makin kuat, makin tangguh, dan makin modern.

Â

(5)

Saudara-saudara,

Â

Bangsa

Indonesia bukan bangsa yang tidak cinta damai. Kita tidak ingin menjadi bangsa

yang agresif, yang kesenangannya mengobarkan peperangan sepanjang masa, bukan. Kita cinta damai, tetapi tentu kita mencintai kedaulatan dan keutuhan wilayah kita.

Oleh karena itu, meskipun tidak ada niat apa pun bagi Indonesia dengan tentara

yang semakin kuat dan semakin modern untuk menjalankan politik yang ekspansif, yang agresif, tetapi kita bertanggung jawab atas kedaulatan dan keutuhan wilayah

NKRI.

Â

Dan manakala

lawan kita gentar untuk mengganggu kedaulatan, keutuhan wilayah, sesungguhnya tentara kita telah bisa membangun efek tangkal, deterrent power, yang cukup. Dengan demikian, kita tidak dilecehkan dan tidak semudah itu diganggu oleh negara-negara dan kekuatan lain. Dan setelah militer kita tangguh, barangkali akan mulia kalau justru Indonesia memberi contoh untuk ikut membangun perdamaian kawasan dan perdamaian dunia, sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Â

Dan kita

seelok-eloknya menggunakan soft

power, dan jangan terlalu mudah dan cepat menggunakan hard power. Manakala kita harus mempertahankan Tanah Air kita, hard

(6)

power, kekuatan militer mesti kita gunakan. Tetapi, kalau kita

bisa melindungi kepentingan nasional kita tanpa harus menggunakan instrumen

militer, tapi dengan cara-cara yang lain, termasuk penggunaan soft power, maka itulah yang kita gunakan.

Â

Paduan

penggunaan hard power dan soft power, inilah yang kita sebut dengan smart

power, yang harus menjadi mindset dan strategi dari Tentara Nasional Indonesia sekarang dan ke

depan. Kalau kita sudah kuat dan makin kuat, insya Allah, maka kita tidak menginginkan perang, tetapi kita siap berperang, kalau ada yang mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Â

Itulah yang

ingin saya garis bawahi dari apa yang disampaikan oleh Panglima TNI tadi. Dan setelah kita semua, Kementerian Pertahanan, TNI, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan semua bekerja terus-menerus dalam, pada

tahun-tahun terakhir ini untuk melaksanakan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista, maka harapan saya, para prajurit

di seluruh Tanah Air, di dadanya, dalam jiwanya, haruslah menjadi yang percaya diri, tetapi tetap rendah hati. Percaya diri, tetapi rendah hati. Dengan

begitu, TNI di hadapan rakyat kita, TNI di hadapan kawasan dan dunia akan bisa memainkan peran yang benar, peran yang baik, dan peran yang tepat.

Â

Saya masih

ingat pada tahun 1995, saya bertugas menjadi Komandan Korem di Yogyakarta menjelang peringatan hari ABRI waktu itu 5 Oktober, saya diwawancarai oleh koran lokal yang bernama Jogja

Pos. Saya ditanya, tentu jawaban seorang kolonel waktu itu,

tetapi saya masih ingat ada kalimat-kalimat saya yang menurut saya masih

(7)

sudah pernah dengar, "TNI di masa kini dan masa depan haruslah ditakuti lawan, disegani kawan, dan dicintai rakyat". Kalau itu

sudah ada pada TNI, TNI kita ditakuti lawan, disegani kawan dan dicintai

rakyat, maka TNI akan benar-benar menjadi kekuatan pertahanan yang tangguh, yang diandalkan oleh bangsa dan negaranya.

Â

Hadirin sekalian

yang saya hormati, para Perwira dan Prajurit TNI yang saya cintai,

Â

Saya juga ingin

menyampaikan satu, barangkali ini tepat untuk para prajurit yang tidak akan pernah absen dalam mengemban tugas-tugas negara, yaitu, ini boleh menjadi motto, bisa jadi dipasang di mana-mana, "Berlatih dan

mempersiapkan diri hari ini, bertempur dan mengemban tugas hari esok, kemudian menang dan berhasil di hari lusa".

Jadi, berlatih,

tentu dalam arti yang luas, mempersiapkan diri, pelatihan, pendidikan, pembinaan, kesiagaan dan sebagainya, today, hari ini dalam

arti yang luas. Kemudian jika harus melaksanakan tugas-tugas pertempuran, tugas-tugas operasi, termasuk operasi militer selain perang, tugas apa pun hari esok, tomorrow, dalam arti

yang luas, maka insya Allah, dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa, lusa, TNI kita akan menang dalam pertempuran dan menang

dalam peperangan. Kalau itu dijalankan atau berhasil dalam setiap tugas yang dijalankan.

(8)

Itulah

sebenarnya, para pemimpin jajaran TNI di seluruh Indonesia memiliki peran,

tugas, dan kewajiban untuk membangun situasi dan suasana kehidupan keprajuritan seperti itu, membangkitkan semangat juang, optimisme dan can do spirit, semangat harus bisa, agar sekali lagi, TNI kita siap untuk mengemban tugas-tugas

negara, kapan pun dan di mana pun demi kepentingan rakyat Indonesia.

Â

Para pemimpin

di dalam memimpin para prajurit, yakinkan, berikan pengertian mengapa mereka harus mengemban tugas-tugas itu, harus mengerti betul agar tugas itu bisa dilaksanakan sepenuh hati. Ada pepatah saya kira

Saudara-saudara sudah pernah mendengar, "Soldiers will not fight and die unless they know why they fight and die". Saya ulangi lagi, Soldiers will not fight

and die unless they know why they

fight and die. Prajurit tidak akan rela bertempur dan mati untuk itu kecuali

jika mereka sungguh memahami mengapa mereka harus bertempur dan mati untuk itu, gugur di medan tugas. Dalam arti yang luas, berikan penjelasan, didik, latih,

dan tingkatkan pengetahuan mereka, manakala mereka semua harus mengemban tugas-tugas negara, tugas apa pun.

Â

Itulah pesan

dan harapan saya. Mudah-mudahan buka puasa bersama kita, ibadah kita, membawa manfaat. Terima kasih mewakili tamu undangan, Pak Moeldoko atas undangan hari ini. Terima kasih sambutannya tadi. Terima kasih ceramah Prof. Nazaruddin Umar, dan terima kasih nanti yang memimpin sholat Magrib

berjamahan kita. Dan, semoga sekali lagi, membawa berkah dan jayalah Tentara Indonesia selamanya.

(9)

Terima kasih.

Â

Wassalaamu'alaikum

warahmatullaahi wabarakaatuh.

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Referensi

Dokumen terkait

Aljabar max-min, yaitu himpunan semua bilangan real R dilengkapi dengan operasi max (maksimum) dan min (minimum), telah dapat digunakan dengan baik untuk memodelkan dan

Belanja Modal mempunyai dampak yang signifikan dan negatif terhadap Pendapatan Per Kapita dalam hubungan langsung, tetapi juga mempunyai hubungan yang positif dalam hubungan

Imbalan kontinjen ditunjukkan dalam bentuk perilaku pemimpin yang memberitahukan kepada anggota mengenai kegiatan yang harus dilakukan jika ingin memperoleh imbalan tertentu, selalu

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,158 yang berarti bahwa kontribusi variabel kepemimpinan transformasional, pengawasan dan komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai

Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah

Apakah penerapan teknik bercerita berpasangan dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran bercerita pada siswa kelas V SD Negeri Ketabang Surabaya2.

Data-data primer yang digunakan pada pelaksanaan Tugas Akhir ini seperti tekanan di node, debit yang keluar dari reservoir, panjang pipa dalam sistem, elevasi