BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Pendidik Pada PAUD Lestari
Selanjutnya dapat digambarkan tentang kondisi guru di PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Keadaan Pendidik PAUD Lestari
No Nama
Pendidik
Pendidikan Terakhir
Status Jabatan Ket
1 Nurlaila Maulana SMA Honorer Guru
2 Marissa Hasd Dalian SMA Honorer Guru
3 Stela Habi SMA Honorer Guru
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa keadaan pendidikan pada PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara berjumlah 3 orang yang semua tenaga pendidik berstatus guru honerer daerah dan tenaga pendidik pada PAUD Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara berpendidikan SMA.
4.1.2 Keadaan Anak Pada PAUD Lestari
Keadaan anak pada PAUD Lestari dapat dijabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Keadaan anak PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara
No Kelompok
Keadaan Anak Berdasarkan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kelompok A 12 orang 14 orang 26 orang
2 Kelompok B 6 orang 14 orang 20 orang
Jumlah 18 orang 28 orang 46 orang
Data dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah anak pada PAUD Lestari berdasarkan jenis kelamin dari kelompok A jumlah laki-laki 12 orang dan perempuan14 orang, sedangkan pada kelompok B jumlah laki-laki 6 orang dan perempuan 14 orang.
Terkait temuan pada saat observasi awal yang dilakukan peneliti yang selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan dalam penelitian ini. Adapun riil tentang pengembangan kemampuan sains sederhana pada anak dengan menggunakan metode eksperimen dapat membantu kegiatan pembelajaran serta dapat dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Pelaksanaan Observasi Awal
Dari hasil observasi awal dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 April 2013 banyak ditemukan masalah-masalah serta kelemahan-kelemahan anak, sehingga anak tidak tertarik dengan mengembangkan kemampuan sains sererhana. Hal ini disebabkan oleh : 1) Kurangnya perhatian anak pada sains sederhana materi gempa bumi dan gunung meletus. 2) Rendahnya respon anak dalam menerima materi sains sederhana. 3) Kurangnya partisipasi anak dalam percobaan sains sederhana, dan 4) Belum optimalnya penggunaan metode pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa terdapat 20 orang anak kelas B hanya 7 orang (35%) yang sudah mampu melakukan percobaan sains sederhana. Sedangkan 13 orang anak (65%) belum mampu melakukan percobaan sains sederhana. Hal ini tercermin dari aktivitas belajar anak yang mengalami kesulitan pada saat belajar sains.
Kegiatan observasi awal yang dilakukan pada anak Kelas B di PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, mengalami permasalahan yaitu kemampuan anak masih rendah, sebagaimana ditunjukan dalam hasil evaluasi pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemampuan Sains Sederhana Pada Observasi Awal Peng
amat
Presentase aspek yang diobservasi
Mengamati Mengklasifikasi Memperkirakan Rata-rata
M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
I 35 40 25 35 40 25 35 40 25 35 40 25
II 35 40 25 35 40 25 35 40 25 35 40 25
Keterangan:
M : Mampu
KM : Kurang Mampu TM : Tidak Mampu
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat terlihat bahwa pada aspek mengamati diperoleh data 35 % (7 orang anak) kriteria mampu, 40% (8 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 25% (5 orang anak). Aspek mengklasifikasi diperoleh data 35 % (7 orang anak) kriteria mampu, 40% (8 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 25% (5 orang anak). Aspek memperkirakan diperoleh data 35 % (7 orang anak) kriteria mampu, 40% (8 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 25% (5 orang anak). Untuk presentase kemampuan sains sederhana anak diperoleh data 35 % (7 orang anak) kriteria mampu, 40% (8 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 25% (5 orang anak).
Grafik 1. Hasil Pengamatan Kemampuan Sains Sederhana Pada Observasi Awal
7 8 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mampu Kurang mampu Tidak mampu
Berdasarkan temuan di atas pada kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan sains sederhana pada aspek observasi dengan menggunakan metode ekperimen pada aspek mengamati, mengklasifikasi dan memperkirakan belum optimal terlaksanakan dengan baik sehingga hal ini, diharapkan akan bisa diperbaiki serta dapat mengembangkan kemampuan sains sederhana anak pada metode eksperimen dan dilanjutkan pada pembelajaran siklus I dan II.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pengambilan data pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Mei 2013 yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru mitra, dimana peneliti bertindak sebagai guru pengajar dan guru mitra bertindak sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan pembelajaran metode eksperimen. Berdasakan hasil pelaksanaan tindakan siklus I terhadap aktivitas kegiatan guru maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung yaitu guru memilih topik pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan, kemudian guru menjelaskan bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan gempa bumi dan gunung meletus, setelah itu anak melakukan percobaan tentang gempa bumi dan gunung meletus, setelah itu guru berkeliling mengawasi dan mengontrol kegiatan anak sambil mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan perhatian anak terhadap percobaan yang dilakukan, kemudian anak mempresentasekan hasil pengamatannya, setelah itu anak dan guru secara klasikal membahas hasil eksperimen dan mengembangkan konsep. Data lebih lengkap lihat pada lampiran.
Tabel 4. Hasil Kemampuan Sains Sederhana Pada Siklus I Peng
amat
Presentase aspek yang diobservasi
Mengamati Mengklasifikasi Memperkirakan Rata-rata
M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 70 20 10 70 20 10 70 20 10 70 20 10 II 70 20 10 70 20 10 70 20 10 70 20 10 % 70 20 10 70 20 10 70 20 10 70 20 10 Keterangan: M : Mampu KM : Kurang Mampu TM : Tidak Mampu
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada aspek Mengamati diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak). Aspek mengklasifikasi diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak). Aspek memperkirakan diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak)). Untuk presentase kemampuan sains sederhana anak diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak).
Grafik 2. Hasil Pengamatan Kemampuan Sains Sederhana Siklus I
Data ini menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah cukup. Namun demikian tingkat prosentase anak yang memiliki kemampuan sains sederhana, belum mencapai standar yang diharapkan, maka berdasarkan data ini peneliti bersama guru pengamat sepakat untuk melanjutkan penelitian ini pada siklus II karena hasil capaian pada siklus II belum mencapai indikator yang diharapkan.
1.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 20 Mei 2013. Pada tahap ini, peneliti bersama guru pengamat melakukan diskusi untuk mempersiapkan dan merancang pelaksanaan perbaikan tindakan sebagai langkah untuk mengembangkan kemampuan sains sederhana anak dengan metode eksperimen pada anak Kelas B di PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.
14 4 2 0 2 4 6 8 10 12 14 16
Mampu Kurang mampu Tidak mampu
Setelah kegiatan persiapan telah dilakukan maka dalam pelaksanaan tindakan guru memilih topik pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan, kemudian guru menjelaskan bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan gempa bumi dan gunung meletus, setelah itu anak melakukan percobaan tentang gempa bumi dan gunung meletus, setelah itu guru berkeliling mengawasi dan mengontrol kegiatan anak sambil mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan perhatian anak terhadap percobaan yang dilakukan, kemudian anak mempresentasekan hasil pengamatannya, setelah itu anak dan guru secara klasikal membahas hasil eksperimen dan mengembangkan konsep.
Aktivitas siswa dalam Mengembangkan Kemampuan Sains Sederhana Dengan Metode Eksperimen Pada Kelas B Di PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara pada siklus II sudah optimal,. Adapun hasil aktivitas belajar anak pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kemampuan Sains Sederhana Pada Siklus II peng
amat
Presentase aspek yang diobservasi
Mengamati Mengklasifikasi Memperkirakan Rata-rata
M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 90 10 0 90 10 0 90 10 0 90 10 0 II 90 10 0 90 10 0 90 10 0 90 10 0 % 90 10 0 90 10 0 90 10 0 90 10 0 Keterangan: M : Mampu KM : Kurang Mampu TM : Tidak Mampu
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada aspek mengamati diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Aspek mengklasifikasi diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Aspek memperkirakan diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Untuk presentase kemampuan sains sederhana anak data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%.
Grafik 3. Hasil Pengamatan Kemampuan Sains Sederhana Siklus II
Berdasarkan temuan di atas pada kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan sains sederhana pada aspek observasi dengan menggunakan metode ekperimen pada aspek mengamati, mengklasifikasi dan memperkirakan.
18 2 0 0 5 10 15 20
Mampu Kurang mampu Tidak mampu
Data ini menggambarkan bahwa sebagaian besar telah memiliki kemampuan sains sederhana. Berdasarkan data ini peneliti bersama guru pengamat sepakat untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya karena hasil capaian siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
4.1Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan sains sederhana dengan metode eksperimen pada Kelas B di PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
Pada observasi awal, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi awal, kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan sains sederhana dengan metode eksperimen cukup memprihatinkan hal ini dibuktikan dengan hasil kemampuan anak mengembangkan sains sederhana sejumlah anak Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa dari 20 orang anak Kelas B hanya 7 orang (35%) yang sudah mampu melakukan percobaan sains sederhana. Sedangkan 13 orang anak (65%) belum mampu melakukan percobaan sains sederhana. Hal ini tercermin dari aktivitas belajar anak yang mengalami kesulitan pada saat belajar sains.
Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh observer untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, kegiatan pembelajaran kemampuan mengembangkan sains sederhana dengan metode eksperimen hanya
sebagian yang dilakukan oleh guru. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian anak pada sains sederhana materi gempa bumi dan gunung meletus dan rendahnya respon anak dalam menerima materi sains sederhana. Hal ini dapat dibuktikan dengan pencapaian hasil mengembangkan sains sederhana sejumlah anak pada aspek mengamati diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak). Aspek mengklasifikasi diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak). Aspek memperkirakan diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak)). Untuk presentase kemampuan sains sederhana anak diperoleh data 70 % (14 orang anak) kriteria mampu, 20% (4 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 10% (2 orang anak).
Selanjutnya Pada tindakan siklus II hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pelakasanaan pembelajaran pengembangan kemampuan sains sederhana dengan metode eksperimen sudah memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini terlihat ketika guru melakukan tanya jawab tentang metode eksperimen terjadi umpan balik yang sangat baik dari anak. Ini menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan sains sederhana. Dengan inovatif anak termotivasi berbuat dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukan oleh temannya, sehingga proses itu berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil pengamatan tentang aktivitas guru dan anak tindakan siklus II terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan aktivitas anak
pada siklus I. Hal ini terlihat bahwa pada aspek mengamati diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Aspek mengklasifikasi diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Aspek memperkirakan diperoleh data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%. Untuk presentase kemampuan sains sederhana anak data 90 % (18 orang anak) kriteria mampu, 10% (2 orang anak) kriteria kurang mampu, dan kriteria tidak mampu 0%.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membahas hasil penelitian tentang mengembangkan kemampuan sains sederhana dengan metode eksperimen. Guru merupakan kunci keberhasilan dalam mengelola proses pembelajaran, sementara itu proses manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan proses pembelajaran yang paling rumit, karena manajemen kelas memerlukan berbagai keterampilan, pengalaman bahkan kecerdasan serta ketelitian dalam melihat apa, bagaimana, dimana, mengapa dan kapan anak akan mudah memahami materi pembelajaran.
Kemampuan sains sederhana dengan metode eksperimen perlu kita tingkatkan secara mendalam dan harus dipahami agar mampu meningkatkan kemampuan anak dalam sains sederhana. Metode eksperimen sangat membantu mengembangkan sains sederhana anak dan yang tak kalah pentingnya anak sangat menyukainya. Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk mengembangkan kemampuan sains sederhana harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan
dan kekurangan pada anak. Pendidik harus dapat memahami dan melihat kemampuan anak dalam mengembangkan sains sederhana sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Hal ini dapat dilihat hasil rangkuman presentase kemampuan sains sederhana siswa pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Rangkuman Hasil Pengamatan Sains Sederhana Anak Dari Pelaksanaan Observasi Awal, Siklus I, dan siklus II.
Kegiatan Mengamati Mengklasifikasi Memperkirakan Rata-Rata
Observasi Awal
35% 35% 35% 35%
Siklus I 70% 70% 70% 70%
Siklus II 90% 90% 90% 90%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan hasil pengembangan kemampuan sains sederhana dengan menggunakan metode eksperimen. Terlihat bahwa pada kegiatan observasi awal terlihat bahwa sejumlah siswa yang memiliki kriteria mampu 35% (7 orang anak), pada saat pelaksanaan siklus I kemampuan anak mengalami peningkatan menjadi 70% (14 orang anak), dan pada pelaksanaan tindakan siklus II kemampuan sains sederhana anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejumlah anak mendapat 90% (18 orang anak).
Sains yang diperkenalkan kepada anak usia dini, akan mendorong anak menjadi kaya inspirasi. Melatih anak dengan menggunakan metode eksperimen sains biasa membuat anak bersikap kreatif dan kaya akan inisiatif untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri anak. Dengan kemampuan mengembangkan sains sederhana menggunakan metode eksperimen akan
membantu anak menumbuhkan pola berpikir yang logis, akan terbiasa untuk mengikuti tahap-tahap eksperimen sains.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dengan demikian anak perlu membantu untuk mengembangkan keterampilan proses sains agar mampu menjelajahi serta memahami alam sekitarnya. Dengan memberikan pembelajaran terhadap kemampuan sains sederhana dapat dilakukan sejak anak masih usia dini dapat melihat anak yang dimilikinya dengan penuh kepercayaan diri pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian ini yang berbunyi “Jika guru menggunakan metode eksperimen maka kemampuan sains sederhana di Kelas B PAUD Lestari Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara dapat diterima”.