MANAJEMEN TERPADU BALITA
SAKIT MODUL - 2
PENILAIAN
DAN
KLASIFIKASI
ANAK SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :
Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter
PENDAHULUAN
•
Seorang ibu akan membawa anaknya ke
fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
gejala khusus.
•
Jika saudara hanya memeriksa anak itu untuk
masalah / gejala khusus itu, saudara mungkin
akan melewatkan tanda-tanda penyakit lain.
•
Anak mungkin juga menderita pneumonia,
diare, malaria, campak, demam berdarah,
kurang gizi atau anemia.
•
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
atau cacat pada anak apabila tidak diobati
dengan tepat.
•
Modul ini memberi penjelasan dan latihan
yang dapat membantu saudara memahami
bagan Penilaian & Klasifikasi Anak Sakit Umur
2 Bulan – 5 tahun.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan dan memberikan kesempatan untuk
mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut :
1. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi
anaknya.
2. Memeriksa tanda bahaya umum.
3. Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama :
Batuk atau sukar bernapas
Diare
Demam
4.
Memeriksa dan mengklasifikasikan status
gizi dan anemia.
5.
Memeriksa status imunisasi dan pemberian
vitamin A pada saat kunjungan.
6.
Menilai masalah / keluhan lain yang
dihadapi anak.
Apabila ada keluhan utama :
•Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain
yang berhubungan dgn
gejala utama.
• Membuat klasifikasi penyakit anak
berdasarkan gejala yang ditemukan
•
Sambut ibu dengan baik, persilahkan duduk
bersama anaknya.
Tanyakan umur anak.
- Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun,
gunakan bagan Penilaian Anak Sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun
- Jika umur anak 1 hari – 2 bulan,
gunakan bagan Tatalaksana Bayi Muda
umur 1 hari – 2 bulan
1.0. MENANYAKAN KEPADA IBU MENGENAI
MASALAH ANAKNYA
•
Berat badan dan suhu badan di ukur dan di catat.
Jangan membuka pakaian / mengganggu anak itu
sekarang.
•
Menjalin komunikasi yang komunikatif.
- Dengarkan dengan seksama apa yang
disampaikan ibu.
- Gunakan kata yang dimengerti ibu.
- Beri ibu waktu yang cukup untuk men
jawab pertanyaan.
- Ajukan pertanyaan tambahan apabila
ibu tidak pasti akan jawabannya.
Periksa tanda bahaya umum pada semua anak sakit.
Tanda bahaya umum adalah
:
Anak tidak bisa minum atau menetek.
Anak memuntahkan semuanya.
Anak kejang.
Anak letargis atau tidak sadar.
•
Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai
masalah serius dan
sebagian besar perlu
dirujuk SEGERA.
•
Anak mungkin perlu penanganan untuk
menyelamatkan jiwanya dengan suntik
antibiotik, oksigen atau perawatan lain.
•
Segera selesaikan pemeriksaan selanjutnya.
•
Cara melakukan tindakan segera ini diuraikan
dalam modul :
MENENTUKAN TINDAKAN DAN
•
Cara memeriksa tanda
bahaya umum :
Tanya
: Apakah anak bisa minum atau
menetek ?
Tanya
: Apakah anak selalu memuntahkan
semuanya ?
Tanya
: Apakah anak kejang ?
• Infeksi saluran pernafasan dapat terjadi pada saluran pernafasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakhea, saluran udara atau paru.
• Anak dengan batuk / sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran napas berat lainnya.
• Petugas perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk / sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan antibiotik, yaitu
pneumonia yang ditandai napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam.
• Anak dengan pneumonia, paru menjadi kaku sehingga tubuh bereaksi dengan napas cepat, agar tidak hipoksia.
3.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BATUK
ATAU SUKAR BERNAPAS
Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai untuk :
o Sudah berapa lama anak batuk / sukar bernapas. o Napas cepat
o Tarikan dinding dada ke dalam. o Stridor pada anak yang tenang.
Tanyakan adanya batuk / sukar bernapas pada semua anak sakit.
o TANYA : Apakah anak menderita batuk / sukar bernapas? o TANYA : Sudah berapa lama ?
HITUNG frekuensi napas dalam satu menit.
Batas napas cepat tergantung pada umur anak :
2 bulan -12 bulan : frekuensi napas 50 x /menit atau lebih.
12 bulan – 5 tahun : frekuensi napas 40 x / menit atau lebih.
LIHAT tarikan dinding dada ke dalam.
Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar ada jika
terlihat dengan jelas dan berlangsung setiap waktu.
DENGAR ADANYA STRIDOR.
Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak menarik napas.
Klasifikasi lajur merah muda : anak memerlukan perhatian
dan harus segera dirujuk atau dirawat inap. Ini adalah klasifikasi yang berat.
Klasifikasi lajur kuning : anak memerlukan tindakan khusus,
misalnya pemberian antiotik, antimalaria, cairan dengan pengawasan atau pengobatan lainnya.
Klasifikasi lajur hijau : anak tidak memerlukan tindakan
media khusus, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat anak di rumah.
GEJALA
KLASIFIKASI
Ada tanda bahaya umum atau
Tarikan dinding dada kedalam
atau
Stridor
PNEUMONIA atau PENYAKIT SANGAT BERAT
Napas cepat PNEUMONIATidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat
BATUK :
Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang
lebih banyak dari normal.
Diare biasa terjadi pada anak-anak umur antara 6
bulan sampai 2 tahun.
Jenis Diare :
1. Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut
diare
persisten.
2. Diare dengan darah dalam tinja disebut
disentri.
Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :
Berapa lama anak menderita diare.
Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disentri.
Adakah tanda-tanda dehidrasi.
Tanyakan tentang diare pada semua anak :
TANYA : Apakah anak menderita diare ?
TANYA : Sudah berapa lama ?
TANYA : Adakah darah dalam tinja ?
LIHAT keadaan umum anak : letargis / tidak sadar ? gelisah / rewel ?
LIHAT apakah matanya cekung.
BERI anak minum. bisa / malas / lahap minum CUBIT kulit perut anak.
•
Ada 3 klasifikasi diare
1. Diare dengan dehidrasi
2. Diare Persisten
3. Disentri
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:
• Letargis atau tidak sadar
• Mata cekung
• Tidak bisa minum atau malas minum
• Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat.
DEHIDRASI BERAT
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:
• Gelisah, rewel/mudah marah
• Mata cekung
• Haus, minum dengan lahap
• Cubitan kulit perut kembalinya lambat
DEHIDRASI RINGAN SEDANG
• Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai
dehidrasi berat atau ringan/sedang TANPA
DEHIDRASI
Untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak, mulailah dengan lajur merah muda.
• Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI BERAT.
• Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, lihat lajur kuning. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur ini, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG.
• Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kuning, klasifikasikan anak sebagai TANPA DEHIDRASI. Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda
untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tanpa menunjukkan
Setelah saudara mengklasifikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih.
Ada dua klasifikasi untuk diare persisten yaitu:
DIARE PERSISTEN BERAT
Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga
menderita dehidrasi berat atau ringan/sedang, klasifikasikan penyakit anak itu sebagai DIARE PERSISTEN BERAT.
DIARE PERSISTEN
Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN.
• Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
• Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN
4.2.3. KLASIFIKASI DISENTRI
Hanya ada satu klasifikasi untuk disentri, yaitu: DISENTRI
DISENTRI
Seorang anak dengan diare dan ada darah dalam tinjanya, diklasifikasikan sebagai menderita DISENTRI.
5.0.PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM
Anak dengan demam mungkin menderita malaria,
campak, demam berdarah atau penyakit berat
lainnya.
Demam juga bisa timbul hanya karena menderita
batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya.
MALARIA
Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai satu-satunya tanda penyakit.
Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan tanda-tanda
penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1Anak ini membutuhkan
pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia. Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka membutuhkan obat
Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali.
Malaria yang berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati.
Menentukan Daerah Risiko Malaria:
Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak-anak dengan demam, saudara harus mengetahui risiko malaria di daerah saudara. Tentukan apakah daerah saudara termasuk Risiko Tinggi Malaria, Risiko Rendah Malaria atau Tanpa Risiko Malaria.
CAMPAK
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6 bulan. Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya perumahan yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini.
Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.
Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus. Komplikasi yang terpenting adalah:
Diare (termasuk disentri dan diare persisten)
Pneumonia.
Luka di mulut.
Infeksi telinga dan
Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan).
Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.
DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.
DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus. Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD.
Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock
Syndrome).
5.1. MENILAI DEMAM
Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa).
Jika risiko malaria di daerah itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan:
Apakah anak dibawa ke luar daerah selama 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana?
Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah.
Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika: • Anak itu mempunyai riwayat demam atau
• Anak itu teraba panas atau • Anak itu suhu aksilarnya 37.50
Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut:
TANYA
• Sudah berapa lama anak itu demam.
• Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari
• Apakah pernah dapat OAM dalam 2 minggu terakhir • Riwayat campak dalam 3 bulan terakhir.
Lalu LIHAT DAN RABA :
• Kaku kuduk. • Pilek.
• Lihat Tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang
menyeluruh dan salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terkahir, PERIKSA DAN LIHAT adanya gejala komplikasi campak, yaitu: luka di mulut, nanah keluar dari mata dan kekeruhan pada kornea.
Gejala demam berdarah jika demam kurang dari 7 hari.
TANYA, LIHAT , PERIKSA yang mungkin berupa perdarahan dari hidung, bintik perdarahan di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu atau gelisah dan tanda-tanda syok.
•
Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan
untuk malaria.
•
Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak,
klasifikasikan untuk malaria dan campak.
•
Jika demam kurang dari 7 hari harus diklasifikasikan
Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
5.2.1 KLASIFIKASI DEMAM UNTUK MALARIA
Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI.
Bagan PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah dengan risiko malaria.
Untuk mengklasifikasikan malaria, saudara harus tahu apakah daerah tersebut termasuk risiko malaria yang tinggi, rendah atau tanpa risiko. Kemudian saudara memilih tabel klasifikasi yang sesuai.
Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan darah pada setiap anak demam di daerah risiko tinggi dan rendah malaria dengan RDT / Mikroskopik..
• 5.2.1.1 DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA
:
Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi.
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kaku kuduk. PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM
• Demam (pada anamnesis atau pada perabaan atau suhu 37.50C * atau lebih) DAN
•RDT Positif
MALARIA
• Demam (pada anamnesis atau pada perabaan atau suhu 37.50C * atau lebih) DAN
•RDT Negatif
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Risiko Tinggi Malaria)
Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
Anak ini mungkin menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang membutuhkan pengobatan segera dan rujukan.
MALARIA ( Daerah Resiko Tinggi malaria )
Anak yang demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA ( daerah resiko tinggi malaria )
5.2.1.2. DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA:
Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kaku kuduk PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
• TIDAK ada pilek DAN TIDAK ada Campak DAN
TIDAK ada penyebab lain dari demam MALARIA
• ADA pilek ATAU ADA campak ATAU
• ADA penyebab lain dari demam DEMAM:
MUNGKIN BUKAN MALARIA
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM (Risiko Rendah Malaria)
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko
malarianya rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
MALARIA (Risiko Rendah Malaria)
Apabila resiko malaria rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA campak, dan tidak ada penyebab lain dari demam diklasifikasikan sebagai MALARIA.
DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria)
Jika resiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada campak atau ada penyebab lainnya, klasifikasikan anak sebagai DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA.
Ada dua mungkin klasifikasi untuk anak yang demam di daerah tanpa risiko malaria:
Jika ada riwayat perjalanan ke daerah risiko malaria,
tentukan apakah risiko malarianya tinggi atau rendah.
• Ada tanda bahaya umum atau
• Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
• Tidak ada tanda bahaya umum DAN tidak ada kaku kuduk
DEMAM:
BUKAN MALARIA
5.2.1.3 DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN RISIKO MALARIA
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Tanpa Risiko Malaria)
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria)
Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat pada lajur selanjutnya. Jika tidak ada risiko malaria, seorang anak dengan demam diklasifikasikan sebagai DEMAM: BUKAN MALARIA.
5.2.2.
KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK
Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan
campak saat ini (atau dalam 3 bulan terakhir)
diklasifikasikan kedua-duanya yaitu
malaria dan campak.
Jika anak tidak mempunyai gejala-gejala yang mengarah ke
campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan
terakhir, anak jangan diklasifikasikan untuk campak.
Lanjutkan dengan penilaian untuk DBD jika demam kurang
dari 7 hari.
Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak:
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kekeruhan pada kornea mata ATAU
• Luka di mulut yang dalam atau luas CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
• Mata bernanah ATAU
• Luka di mulut CAMPAK DENGAN
KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU
MULUT
Terdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir, tidak ada tanda tanda
Semua anak dengan demam kurang dari 7 hari diklasifikasikan untuk Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak). Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD:
• Ada tanda syok; ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah / tak teraba atau
• Muntah bercampur darah/seperti kopi atau
• Berak berwarna hitam atau
• Perdarahan dari hidung atau gusi yang berat atau
• Bintik perdarahan di kulit (petekie) yang uji tomiket positif atau
• Sering muntah, tanpa diare
DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
• Nyeri ulu hati atau gelisah atau
• Bintik perdarahan di kulit dan uji tomiket negatif MUNGKIN DBD
•Tidak ada satupun gejala di atas MUNGKIN BUKAN DEMAM: DBD
Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telilnga. Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh dan anak menjadi tuli
6.1. MENILAI MASALAH TELINGA
Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk:
TANYA : ada masalah telinga
TANYA : apakah ada Nyeri telinga .
TANYA dan LIHAT : Adanya nanah/cairan dari telinga.
TANYA : Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah
RABA : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis
6.2 KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga:
• Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
MASTOIDITIS
• Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari atau
• Nyeri telinga
INFEKSI TELINGA
AKUT
• Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan
telah terjadi selama 14 hari atau lebih INFEKSI
TELINGA KRONIS
• Tidak ada sakit telinga dan tidak ada nanah
keluar dari telinga TIDAK ADA
INFEKSI TELINGA
7.0. MEMERIKSA STATUS
• Periksa status gizi pada SEMUA anak.
• Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi.
• Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian.
• Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vit. A.
• Penyebab gangguan gizi :
– Kurang gizi makro : KKP marasmus dan kwasiorkor
7.1. Menilai Status Gizi
• LIHAT : Apakah anak tampak sangat kurus
• LIHAT dan RABA : Pembengkakan pada kedua punggung kaki
• TENTUKAN : Berat badan menurut Panjang badan atau Tinggi badan
• Menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB Z score ada 7 kategori “
1. > +3 SD : Obesitas 2. > +2 SD : gemuk
3. > +1 SD : resiko gemuk
4. 0 SD : Median ( Normal ) atau gizi baik 5. < -1 SD : normal atau gizi baik
6. < -2 SD : kurus atau gizi kurang
7.2. KLASIFIKASI STATUS GIZI
Badan sangat kurus ATAU
BB/PB (TB ) < -3SD ATAU
Bengkak pada kedua punggung kaki
SANGAT KURUS DAN ATAU
EDEMA
Badan Kurus ATAU
BB/PB ( TB ) ≥-3SD - <-2SD KURUS BB/PB ( TB ) -2SD - +2SD
Tidak ditemukan tanda tanda kelainan
gizi diatas NORMAL
Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS,
tetapi menggunakan Grafik Standar Pertumbuhan WHO 2005, sesuai dengan umur dan jenis kelamin
MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN
MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT MODUL - 3
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011
Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
• Setelah menilai dan mengklasifikasi penyakit anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, dilanjutkan tindakan / pengobatan.
• Pengobatan pada anak sakit dimulai di klinik dan diteruskan di rumah.
• Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut perlu
dilakukan tindakan pra rujukan.
• Modul ini hanya untuk anak 2 bulan – 5 tahun, sedangkan bayi muda umur kurang 2 bulan pada modul 5.
TUJUAN PEMBELAJARAN
•
Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera.
•
Menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan.
•
Merujuk anak
•
Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang
tidak memerlukan rujukan.
•
Memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan
jadwal pemebrian.
•
Memberikan cairan tambahan untuk diare dan
melanjutkan pemberian makan.
•
Memberi imunisasi sesuai dengan kebutuhan.
•
Memberikan suplemen vit. A
1. Menentukan Perlunya Rujukan Segera 2. Menentukan tindakan Dan pengobatan Pra rujukan 3. Merujuk Anak 4. Menentukan tindakan Dan pengobatan untuk
anak yang tidak memerlukan rujukan segera
Ya
1.0. MENENTUKAN PERLUNYA
DILAKUKAN RUJUAKAN SEGERA
• Pada bagan, semua klasifikasi berat / warna merah harus RUJUK SEGERA / RUJUK
• Rujuk Segera secepatnya merujuk anak ke fasilitas
kesehatan dengan rawat inap yang mempunyai peralatan dan tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik.
Puskesmas Rawat Inap atau Rumah Sakit.
• Bila anak harus dirujuk sesuai klasifikasi pada bagan , rujuk dulu ke dokter Puskesmas ( bila ada )
• Bila anak harus RUJUK SEGERA harus dilakukan tindakan pra rujukan, jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu
• PASTIKAN BAHWA SETIAP ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM HARUS DIRUJUK , setelah mendapat dosis pertama antibiotika dan tindakan pra rujukan lainnya.
• Anak yang datang berobat tidak mempunyai TANDA BAHAYA UMUM, KLASIFIKASI BERAT atau MASALAH BERAT LAINNYA, tidak perlu dirujuk.
• PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT RUJUK SEGERA , sebelumnya beri dosis pertama antibiotika yang
• DIARE DEHIDRASI BERAT bila tidak ada klasifikasi berat lain beri cairan Rencana Terapi C ; bila ada klasifikasi berat lain RUJUK SEGERA
• DIARE PERSISTEN BERAT : atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain RUJUK
• PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM : beri dosis pertama
antibiotika yang sesuai, cegah kadar gula darah turun dan beri dosis pertama parasetamol , SEGERA RUJUK
• CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT : beri dosis pertanma antibiotika yang sesuai, beri vit. A , bila kornea keruh / mata bernanah beri salep / tetes mata antibiotika tanpa
corticosteroid , beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA
•
DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) :
– Ada tanda syok beri O2 dan cairan intra vena yang sesuai petunjuk. SEGERA RUJUK
– Tidak ada tanda syok , muntah dan malas minum , beri cairan intravena yang sesuai petunjuk SEGERA RUJUK
– Anak masih mau minum beri oralit / cairan tambahan selama perjalanan. SEGERA RUJUK
– beri dosis pertama parasetamol
•
MASTOIDITIS :
beri dosis pertama antibiotika yang sesuai,beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA
2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN
•
Bila anak memerlukan rujukan segera , harus cepat
ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera
berikan.
•
Tindakan penting pra rujukan yang perlu ( pada buku
bagan tercetak tebal )
1. Beri dosis pertama antibiotika yang sesuai.
2. Beri suntukan pertama Artemeter untuk malaria berat ( didaerah resiko tinggi / rendah )
2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN
4. Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok.
5. Cegah agar gula darah tidak turun9 termasuk memberi ASI, susu atau air gula )
6. Beri dosis pertama suntukan antibiotika 7. Beri dosis pertama obat antimalarial oral
8. Beri dosis pertama Parasetamol jika demam tinggi atau nyeri akibat mastoiditis.
9. Beri salep / tetes mata antibiotika tanpa kortikosteroid 10. Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke rumah
•
Sebelum melakukan rujukan , lakukan tindakan /
pengobatan pra rujukan
•
Jelaskan kepada ibunya tindakan pra rujukan
diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup
anak.
•
Minta persetujuan orang tua ( informed consent )
sebelum melakukan tindakan.
•
Jangan menunda rujukan untuk memberi tindakan
yang tidak mendesak.
3.0. MERUJUK ANAK
1. Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya.
2. Hilangkan,kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah.
3. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di RS.
4. Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama perjalanan ke RS.
4.0. MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN
• Anak yang tidak memerlukan rujukan , dapat ditangani di klinik, yaitu semua yang klasifikasi pada warna kuning dan hijau ( lihat bagan )
• Tindakan dan pengobatan anak yang tidak memerlukan rujukan :
– Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian.
– Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan.
– Memberi tindakan dan pengobatan infeksi likal.
– Memberi imunisasi sesuai kebutuhan.
4.1. MEMILIH ANTIBIOTIKA ORAL YANG SESUAI DAN MENENTUKAN DOSIS DAN JADWAL PEMBERIAN
1. Memberi antibiotika oral yang sesuai 2. Memberi obat antimalaria Oral
3. Memberi parasetamol untuk demam tinggi atau nyeri telinga.
4. Memberi vitamin A. 5. Memberi zat besi
6. Memberi obat cacingan
4.2. MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
1. Rencana TerapI A : PENANGANAN DIARE DI RUMAH
2. Rencana TerapI B : PENANGANAN DEHIDRASI RINGAN / SEDANG DENGAN ORALIT
3. Rencana TerapI C : PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT 4. Menangani Diare Persisten
5. Mengobati Disentri
LIHAT BAGAN
4.3. Tindakan dan Pengobatan Infeksi Lokal
– Mengobati infeksi mata dengan salep / tetes antibiotika
– Mengeringkan telinga dengan kain / kertas penyerap.
– Mengobati luka di mulut dengan GV
– Meredakan batuk dan meredakan tenggorokan dengan bahan aman.
LIHAT BAGAN
4.4. Memberikan imunisasi sesuai kebutuhan
4.5. Memberikan suplemen vit A kepada setiap
anak
sesuai kebutuhan
5.0. KUNJUNGAN ULANG
•
Tulis kunjungan ulang untuk setiap klasifikasi.
•
Bila terdapat beberapa waktu untuk kunjungan
ulang, maka pilih
waktu yang terpendek dan pasti.
•
Waktu yang pasti bila tidak diikuti dengan kata
“
bila
“ atau “
jika
“
MANAJEMEN TERPADU BALITA
SAKIT MODUL - 4
KONSELING BAGI IBU
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :
Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011
Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI
Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit
termasuk melanjutkan pengobatan di
rumah.Walaupun saudara dalam keadaan
tergesa-gesa, sangat penting menyediakan
waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Saudara akan mempelajari
keterampilan berkomunikasi dalam modul ini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan tugas-tugas berikut ini:
Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik.
Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah
Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah.
Mengajari ibu cara pemberian cairan di rumah.
Melakukan penilaian terhadap ASI dan makanan anak.
Menentukan masalah pemberian ASI dan makanan anak.
Konseling bagi ibu tentang masalah pemberian ASI dan makanan.
Menasehati ibu tentang:
Kapan kembali segera untuk perawatan lebih lanjut.
Kapan kembali untuk berkunjung ulang
Kapan kembali untuk imunisasi dan pemberian vitamin A
Kesehatannya sendiri
1.0. MENGGUNAKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI YANG BAIK
Pengobatan di klinik, perlu dilanjutkan di rumah.
Keberhasilan pengobatan dirumah tergantung keterampilan saudara dengan ibu penderita.
Ibu perlu mengetahui cara memberi obat dan mengerti tentang pentingnya pengobatan bagi anak
Tanya dan dengar : Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama.
Maka anda akan tahu yang dilakukan dengan benar dan yang perlu diubah.
puji : Jika ibu bertindak benar
nasihati : batasi nasihat bagi ibu untuk hal yang benar. Gunakan bahasa yang dimengerti ibu.
cek pemahaman : Ajukan pertanyaan untuk tahu apa yang
dipahami ibu dan yang perlu dijelaskan lebih
lanjut. Hindari pertanyaan yang jawabannya
“ya” dan “tidak”
1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH
Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar : 1. Memberi penjelasan
2. Memberi contoh
3. Memberi kesempatan praktek Ad.1 MEMBERI PENJELASAN
jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : • Memberi salap mata .
• Mengeringkan telinga. • Mengobati luka dimulut.
• Menyiapkan larutan oralit, atau • Melegakan tenggorokan.
ad.2 MEMBERI CONTOH
Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI:
• Cara memegang anak pada waktu akan memberi salep mata • Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga
• Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air dengan air dalam jumlah yang benar • Cara membubuhi genti violet di mulut anak
1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH
Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar :
1. Memberi penjelasan
2. Memberi contoh
3. Memberi kesempatan praktek
Ad.1 MEMBERI PENJELASAN
jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : • Memberi salap mata .
• Mengeringkan telinga. • Mengobati luka dimulut.
• Menyiapkan larutan oralit, atau • Melegakan tenggorokan.
ad.2 MEMBERI CONTOH
Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI: • Cara memegang anak pada waktu akan memberi
salep mata
• Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga • Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air
dengan air dalam jumlah yang benar
• Cara membubuhi genti violet di mulut anak
• Cara melegakan tenggorokan dengan bahan /obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah
Ad3. MEMEBERI KESEMPATAN IBU PRAKTEK
Ibu diminta mengerjakan suatu tugas di hadapan saudara,seperti: • Membutuhkan salep untuk mata anak
• Mencampur/melarutkan oralit
• Memberikan dosis pertama antibiotik.
WAKTU MENGAJARI IBU
• Gunakan bahasa dan kata-kata yang dimengerti ibu
• Saat peragaan, gunakan alat bantu yang sudah dikenal. • Beri umpan balik pada waktu prakterk. Puji bila ibu
mengerjakan tugas dengan baik dan perbaiki saat itu juga jika ibu membuat kesalahan
• Ciptakan suasana yang menyenangkan sehingga ibu mau bertanya. Jawab semua pertanyaan yang diajukan
1.2. MENGECEK PEMAHAMAN IBU
• Setelahsaudara mengajari ibu cara pengobatan dirumah, tentuk kita ingin mengetahui pemahaman ibu itu apakah benar. kita bertanya kepada ibu.
• Pertanyaan tersebut sedemikian rupa sehingga jawabannya TIDAK HANYA “ya” atau “tidak”.
• Pertanyaan yang baik harus mencakup : apa, mengapa, bagaimana, kapan atau berapa banyak ibu memberi obat.
• Menentukan jenis dan dosis obat yang sesuai untuk umur atau berat bada anak
• Memberitahukan ibu alasan pemberian obat kepada anak
• Memperagakan cara mengukur satu dosis
• Mengamati cara ibu menyiapkan obat satu dosis
• Menjelaskan cara memberi obat, kemudian beri tanda dan pembungkus
• Bila anak mendapat lebih dari satu jenis obat: pilih, hitung dan kemas tiap jenis obat secara terpisah
• Menjelaskan bahwa obat yang diberikan harus diminum sampai habis sesuai jadwal pengobatan, walaupun keadaan anak sudah membaik
3. MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL DIRUMAH
• Jelaskan kepada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya
• Uraikan langkah-langkah pengobatan infeksi lokal • Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di klinik • Jelaskan berapa kali ibu harus mengerjakannya di
rumah
• Jika dibutuhkan pengobatan di rumah, beri ibu salep mata tetrasiklin/kloramfenikol atau 1 botol kecil berisi gentian violet
Langkah-langkahnya:
• Bersihkan kedua mata 3 kali sehari
• Cuci tangan
• Mintalah anak untuk menutup memejamkan mata
• Gunakan kain bersih dan air untuk membersihkan nanah dan hati-hati
• Kemudian oleskan salep mata tetrasiklin pada kedua matanya, 3 kali
sehari
• Mintalah anak untuk melihat keatas, tarik kelopak mata bawah perlahan –lahan kearah bawah
• Oleskan sejumlah kecil salep sebesar butir beras pada bagian dalam dari kelopak mata bawah
• Cuci tangan kembali
• Obati kedua mata sampai kemerahan hilang
Jangan menggunakan obat salep mata atau obat tetes mata yang lain atau memberi sesuatu di mata.
• Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat, menjadi sebuah sumbu
• Jangan mengunakan lidi kapas
• Masukkan sumbu tersebut kedalam telinga anak
• Keluarkan sumbu jika sudah basah
• Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah-langkah diatas sampai telinga anak kering
3.3. MENGOBATI LUKA MULUT DENGAN GENTIAN VIOLET
Mengobati luka di mulut akan mencegah infeksi dan membantu anak agar dapat makan.
Ajari ibu mengobati luka mulut dengan Gentian Violet dengan cara: Obati luka di mulut 2 kali sehari, pagi dan sore selama 5 hari
– Cuci tangan ibu dulu
– Basuh mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang
dibasahi dengan larutan garam
– Oleskan gentian violet 0.25% pada mulut anak dangan
menggunakan lidi kapas
Gunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dan melegakan tenggorokan
• Bahan aman yang dianjurkan :
» ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan
»Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan perbandingan yang sama
• Obat yang tidak dianjurkan :
– Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang
mengandung codein
Aturan pertama perawatan di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN
Jika seorang anak Diare tanpa dehidrasi diperbolehkan pulang, ibu perlu dinasihati tentang cara memberi cairan tambahan di rumah (Rencana Terapi A)
Cairan tambahan antara lain: ASI lebih sering dan lebih lama, air matang ,cairan rumah tangga yang lain seperti : larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) dan oralit
Pada keadaan tersebut, ibu perlu diajari cara mencampur dan memberikan oralit kepada anak. Peragakan cara mencampur dan meminumkan pada anak. Ibu diminta untuk mengerjakan sendiri, sementara saudara mengamati
• Cuci tangan dengan sabun
• Ukur 200ml air matang (gunakan elas belimbing atau gelas ukur bila
ada).
• Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan. Bila tidak
mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang tersedia
• Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang
tersebut
• Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut
• Cicipi rasa oralit, agar saudara tahu rasa oralit
Terangkan bahwa larutan oralit harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama. Buanglah sisa oralit yang dibuat sehari sebelumnya.
Jelaskan kepada ibu bahwa anak harus tetap minum cairan yang biasa diminumnya sehari-hari dan minum cairan tambahan
Jelaskan kepada ibu bahwa diare akan segera berhenti. Oralit tidak akan menghentikan diare.
Keuntungan pemberian oralit adalah mengganti cairan dan garam yang hilang bersama diare serta mencegah menjadi lebih parah
Jelaskan kepada ibu untuk :
– Memberi cairan sedikit demi sedikit tapi sering dengan
menggunakan gelas atau mangkuk. Gunakan sendok untuk anak yang masih kecil
– Bila anak muntah, tunggu kurang lebih 10 menit, kemudian
minumkan lagi dengan lebih lambat
Contoh :
Umur sampai 1 tahun 1sendok teh per menit (1 jam : 60 x 5ml = 300ml)
Umur 1sampai 5 tahun 2 sendok teh per menit (1 jam : 60 x 10ml = 600ml)
Kartu nasihat ibu diberikan kepada ibu, untuk membantu ibu mengingat keterangan penting,termasuk jenis cairan dan makanan yang harus yang diberikan pada anak
Perlihatkan kartu nasihat ibu dan tunjukkan jenis cairan yang dapat
diberikan. Beri tanda ceklis dengan pencil pada kotak “pemberian cairan”, sehingga nasihat dapat diganti bilamana perlu pada kunjungan berikut.
• beri tanda ceklis pada kotak oralit bila saudara memberi oralit
• Beri tanda ceklis pada kotak makanan cair bila saudara menasihati ibu
untuk memberi makanan cair di rumah tangga seperti kuah sop/bakso, kuah sayur, air tajin dan lain-lain
• Beri tanda ceklis pada kotak air matang bila saudara menasihati ibu
memberi air matang.
Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak sakit maupun sehat.
Selama sakit, biasanya anak sulit makan,tapi mereka harus makan sesuai umur dan frekwensi yang dianjurkan.
Walaupun tiap kali makan anak tidak manghabiskan porsinya.
Setelah sembuh, makanan yang baik akan membantu
pemilihan kehilangan berat badan dan mencegah kurang gizi. Pada anak sehat, makanan yang baik akan mencegah
5.1. ANJURAN UNTUK BAYI BARU LAHIR SAMPAI 6 BULAN
makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah air susu ibu. Meneteki secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi tambahan makanan atau cairan lain.
Keuntungan pemberian ASI adalah:
1. ASImengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi 2. Zat gizi dalam ASI lebih mudah diabsorbsi
3. ASI menyediakan semua cairan yang dibutuhkan bayi 4. ASI melindungi bayi terhadap infeksi
5. Meneteki menumbuhkan hubungan erat 6. Meneteki untuk kesehatan ibu
Untuk kelompok umur ini, ASI tetap merupakan makanan terpenting bagi bayi, tetapi ibu harus sudah mulai memberi makanan tambahan disamping ASI. Makanan ini disebut makanan pendamping ASI ( MP ASI ), karena stelah umur 6 bulan , ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori
Pada kelompok umur ini, bayi mulai dikenalkan sedikit demi sedikit dengan berbagai jenis makanan padat dan bergizi yang dilumatkan.
Lanjutkan pemberian ASI sesering yang dikehendaki bayi pagi, siang dan malam sampai anak beumur 2 tahun
Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan (padat, semi-padat maupun cairan) yang diberikan pada bayi/anak selama
bayi/anak masih minum ASI. Susu formula bukanlah MP ASI.
Memberikan makan anak secara aktif sangat penting.
Memberikan makan secara aktif berarti mendorong anak untuk mau makan. Anak tidak berbagi 1 porsi makanan dengan saudaranya. Anak harus mendapat 1 porsi yang cukup untuk dirinya sendiri. Ibu atau pengasuh anak (kakak, ayah atau nenek) harus duduk bersama anak sewaktu makan dan mambantu anak memasukkan sendok ke mulutnya sampai anak bisa makan sendiri.
“Porsi yang cukup” berarti anak sudah tidak mau makan lagi meskipun dengan cara pemberian makan secara aktif.
5.3. ANJURAN UNTUK BAYI UMUR 9 SAMPAI 12 BULAN
Ibu tetap melanjutkan meneteki sesering yang dikehendaki anak dan juga memberi makanan pendamping yang bergizi tinggi.
Variasi jenis dan jumlah makanan harus ditingkatkan. Makanan keluarga menjadi bagian utama makanan anak dan diberikan harus dalam bentuk yang lebih halus/lembik agar mudah dicerna anak.
Porsi yang cukup dan pemberian makan secara aktif tetap merupakan hal penting
5.5. ANJURAN UNTUK ANAK UMUR 24 BULAN ATAU LEBIH
Pada umur ini anak harus mendapat makanan keluarga yang bervariasi sebanyak 3 kali sehari. Juga harus diberi makanan selingan 2 kali sehari yang bergizi tinggi, diberikan diantara waktu
5.6. Anjuran Pemberian Makan untuk Anak dengan DIARE PERSISTEN
• Jika masih terdapat ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang dan malam.
• Jika anak mendapat susu selain ASI:
• Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau
• Untuk bayi umur lebih dari 6 bulan, gantikan setengah bagian susu dengan bubur tempe • Jangan diberi susu kental manis.
• Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan yang sesuai dengan umur anak.
CARA MEMBUAT BUBUR-TEMPE Bahan: – Beras 40 g ½ gelas – Tempe 50 g 2 potong – Wortel 50 g ½ gelas Cara membuat:
1. Buatlah bubur. Sebelum matang masukkan tempe dan wortel.
2. Setelah matang diblender (dihancurkan dengan saringan) sampai halus.
6.0. Menilai Cara Pemberian Makan Anak
Tanyakan tentang cara pemberian makan pada anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan ANJURAN PEMBERIAN MAKAN yang sesuai untuk umur anak.
TANYAKAN:
Apakah ibu meneteki anak ini?
– Berapa kali sehari (dalam 24 jam)?
– Apakah ibu juga meneteki pada malam hari?
Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
– Makanan atau minuman apa?
– Berapa kali sehari?
– Alat apakah yang ibu gunakan untuk memberi makan/minum anak?
Pada kasus BGM
– Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
– Apakah anak mendapat porsi tersendiri?
– Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
Selama ia sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan anak? Bila ya, bagaimana?
7.0 MENENTUKAN MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK
Sebelum memberi nasihat tentang pemberian makanan, saudara harus melengkapi penilaian pemberian makan dengan menentukan masalahnya.
Berdasarkan jawaban ibu, tentukan perbedaan antara yang
sebenarnya dilakukan dengan yang dianjurkan. Contoh: masalah pemberian makan tercantum dalam kotak dibawah ini.
Masukkan contoh masalah pemberian makan setempat dan tulis anjuran yang sesuai untuk masalah tersebut di kotak-kotak kosong di bawah ini.
CONTOH MASALAH PEMBERIAN MAKANAN
PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN ANAK
YANG DILAKUKAN IBU ANJURAN PEMBERIAN MAKAN
Bayi umur 3 bulan diberi larutan gula dan ASI
Bayi 3 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan atau cairan lain.
Anak umur 2 tahun diberi makan hanya 3 kali sehari
Anak umur 2 tahun harus mendapat 2 kali makanan selingan selain makanan pokok 3 kali
Selain perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan anjuran makan, beberapa masalah lain mungkin
timbul berdasarkan jawaban ibu. Contoh:
• Kesulitan Menetek
• Menggunakan botol susu
• Tidak memberi makan secara aktif
• Tidak diberi makan yang baik selama sakit
8.0 MENASEHATI IBU TENTANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK
Saudara telah menentukan masalah pemberian makan, maka saudara harus mampu membatasi nasihat kepada ibu untuk masalah yang paling relevan.
8.1. MEMBERI NASIHAT YANG SESUAI
Jika tidak ada masalah pemberian makan, beri ibu pujian karena telah melakukan pemberian makan secara baik. Beri dorongan agar ibu tetap memberi makan seperti yang
telah dilakukannya selama anak sakit dan sehat.
Jika umur anak berasa dalam perbatasan kelompok umur, jelaskan anjuran bagi kelompok umur yang baru kepada ibu. Sebagai contoh, jika anak hampir berumur 6 bulan, jelaskan makanan pendamping yang sesuai untuk anak umur 6 bulan, kapan memulainya dan berapa banyak.
Jika anjuran pemberian makan anak tidak diikuti, jelaskan sekali lagi anjuran tersebut.
Jika ibu mengeluh kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian pemberian ASI (Lihat Bagan BAYI MUDA). Jika perlu, tunjukkan kepada ibu posisi meneteki dan cara melekat yang benar. Saudara akan mempelajari cara meneteki yang benar pada modul BAYI MUDA.
Jika bayi umur kurang dari 6 bulan dan menerima susu no-ASI atau makanan lain:
• Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak.
• Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, pagi, siang dan malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu non-ASI atau makanan lainnya.
Jikasusu non ASI terpaksa harus dilanjutkan, nasihati ibu agar: • Memberi ASI sesering mungkin, termasuk pada malam hari.
• Memastikan bahwa susu non ASI tersebut tepat dan mudah diperoleh.
• Memastikan bahwa susu no ASI tersebut disiapkan dengan benar dan higienis serta diberikan dalam jumlah yang cukup.
• Membuat susu non ASI hanya sejumlah yang dapat dihabiskan anak dalam waktu 1 jam untuk menghindarkan kerusakan. Jika masih ada sisa, buang.
Jika ibu memberi susu kepada bayi menggunakan botol.
• Nasihati ibu mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas.
• Peragakan cara mamberi susu dengan cangkir/ mangkuk/ gelas. Gelas lebih baik daripada botol, karena lebih mudah dibersihkan.
Gelas tidak manganggu pemberian ASI karena tidak menimbulkan bingung putting.
Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
•Duduk di samping anak dan membujuk anak untuk makan •Memberi makan anak dengan porsi cukup dalam piring atau mangkuk sendiri
•Mengamati makanan yang disukai anak dan mempertimbangkan hal ini pada waktu menyiapkan makanan anak.
Jika anak tidak diberi makan dengan baik selama sakit, nasihati ibu agar:
•Memberi ASI lebih sering dan lebih lama jika mungkin. •Memberi makan yang lembek, bervariasi, menarik dan disukai anak, agar anak mau makan sebanyak mungkin. Berikan dalam porsi yang kecil tapi sering.
•Membersihkan hidung anak yang tersumabt, jika hal itu mempengaruhi makannya
•Tetap membujuk anak untuk makan, karena nafsu makan akan lebih baik setelah keadaan anak membaik.
8.2 . MENGGUNAKAN KARTU NASIHAT IBU
Kartu Nasehat ibu diberikan kepada setiap ibu untuk membantu ibu mengingat makanan dan cairan yang benar untuk anak dan kapan harus kembali segera ke petugas kesehatan. Dalam Kartu Nasihat Ibu terdapat kata-kata dan gambar-gambar yang menjelaskan nasihat-nasihat pokok.
Selain itu juga ada kotak untuk menandai cairan yang tepat untuk diare.
Beberapa Kegunaan Kartu Nasihat Ibu:
– Untuk mengingat saudara mengenai nasihat penting yang harus disampaikan kepada ibu tentang makanan, cairan dan kapan harus segera kembali.
– Untuk mengingat ibu tentang nasihat dari petugas kesehatan mengenai apa yang harus dilakukan ibu dirumah.
– Ibu mungkin akan menunjukkan kartu ini pada anggauta keluarga lainnya dan dengan demikian lebih banyak orang akan belajar pesan-pesan yang terdapat di dadalamnya.
9.0. MENASEHATI IBU TENTANG PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT
Pada waktu sakit, anak kehilangan cairan karena demam, napas cepat, diare atau oleh penyakit itu sendiri seperti Demam Berdarah Dengue. Anak akan merasa lebih baik dan tetap kuat apabila ia minum cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi. Cairan tambahan terutama diperlukan oleh anak-anak yang menderita diare; sehingga harus diberi cairan menurut Rencana Terai A atau B sesuai yang dijelaskan pada bagan PENGOBATAN.
MENASEHATI IBU UNTUK MENINGKATKAN PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT.
UNTUK SETIAP ANAK SAKIT:
• Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali meneteki.
• Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang.
UNTUK ANAK DIARE:
• Pemberian cairan tambahan dapat menyelamatkan nyawa anak. Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada Bagan PENGOBATAN.
UNTUK ANAK DENGAN MUNGKIN DBD:
• Pemberian cairan tambahan sangat penting
10.0. MENASEHATI IBU TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA
MENASEHATI TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA
Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu
Kelambu yang tersedia mengandung obat anti nyamuk yang dapat
membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia
Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambuUjung kelambu
harus ditempatkan dibawah kasur / tikar
Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan disaluran air . Sungai,
Perhatikan juga hal-hal berikut :
Jangan mengantungkan pakaian didalam rumah
Bila mungkin, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan
anti nyamuk saat bepergian.
11.0. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI KE
PETUGAS KESEHATAN
Setiap ibu yang membawa pulang anaknya perlu diberitahu kapan harus kembali ke petugas kesehatan. Anak mungkin perlu kembali:
– KUNJUNGI ULANG setelah waktu tertentu (misalnya, untuk mengecek kemajuan pengobatan dengan antibiotik).
– SEGERA, jika timbul tanda-tanda penyakitnya bertambah parah, sebelum waktu kunjungan ulang yang telah ditentukan.
– KUNJUNGAN ANAK SEHAT – misalnya untuk pemberian imunisasi.
Anak dengan: Kunjungan ulang: PNEUMONIA
DISENTRI
MALARIA, jika masih demam
DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demam DEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demam
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT MUNGKIN DBD, jika masih demam
DEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih demam
2 hari
DIARE PERSISTEN
INFEKSI TELINGA AKUT INFEKSI TELINGA KRONIS
MASALAH PEMBERIAN MAKAN
PENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan
5 hari
ANEMIA 4 mgg/1 bln
BERAT BADAN MENURUT UMUR SANGAT RENDAH
4 mgg/1 bln
11.1. KUNJUNGAN ULANG
Pada setiap akhir kunjungan, jelaskan kapan ibu harus kembali untuk kunjungan ulang. Kadang-kadang seorang anak membutuhkan tindak lanjut untuk lebih dari satu masalah
11.2. KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari KAPAN HARUS KEMBALI.
Gunakan Kartu Nasihat ibu apda waktu menasihati ibu tanda kapan untuk kembali segera.
Gunakan istilah-istilah yang dimengerti ibu.
Kartu Nasihat Ibu menampilkan tanda-tanda tersebut dalam bentuk kalimat maupun dalam gambar.
Lingkari tanda-tanda yang harus diingat ibu.
Cek pemahaman ibu sebelum ibu meninggalkan klinik.
.
KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA:
Nasihat ibu agar kembali SEGERA bila ditemukan tanda-tanda sbb:
Setiap anak sakit • Tidak bisa minum atau menetk. • Bertambah parah.
• Timbul demam.
Anak dengan Batuk: Bukan Pneumonia, juga kembali jika:
• Napas cepat. • Sukar bernapas.
Jika anak DIARE, juga kembali jika: • Berak campur darah. • Malas minum
Jika anak: Mungkin DBD atau
Demam-Mungkin bukan DBD, juga harus kembali jika:
• Ada tanda-tanda perdarahan. • Ujung ekstremitas dingin. • Nyeri ulu hati atau gelisah. • Sering muntah.
•Pada hari ke 3 suhu turun dan anak lemas
11.3. KUNJUNGAN ANAK SEHAT BERIKUTNYA
Nasehati ibu kapan harus kembali ke klinik untuk pemberian
imunisasi dan suplemen vitamin A kecuali jika telah terlalu banyak hal yang harus diingat ibu dan ibu memang akan segera kembali.
11.4. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATANNYA SENDIRI
Pada kunjungan sewaktu anak sakit, tanyakan apakah ibu sendiri mempunyai masalah. Ibu mungkin membutuhkan pengobatan atau rujukan untuk masalah kesehatannya sendiri.
Menasehati ibu tentang Kesehatan Dirinya
Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu, atau dirujuk.
Jika ibu mempunyai masalah pada payudaranya (misalnya pembengkakan,
nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau rujuk
untuk pertolongan lebih lanjut.
Nasihati ibu agar makan dengan baik demi menjaga kekuatan dan kesehatan
dirinya.
Periksa status iminisasi ibu dan jika dibutuhkan beri imunisasi Tetanus
Toksoid (TT).
Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap:
→ Program Keluarga Berencana
→ Konseling perihal penyakit Menular Seksual dan Pencegahan AIDS
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT MODUL - 5
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :
Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter
Setelah saudara mempelajari tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, maka pada modul ini akan dibahas manajemen terpadu bayi muda.
Dimaksudkan dengan bayi muda adalah yang berumur 1 hari sampai 2 bulan.
Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal, utamanya pada 1 minggu pertama kehidupan bayi.
Pada kesempatan ini, saudara akan mempelajari cara memberi
pelayanan pada bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
PENDAHULUAN
Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan.
Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit.
Pada bayi yang lebih tua, pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.
Proses penanganan bayi muda mirip dengan yang telah saudara
pelajari untuk menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Beberapa hal yang telah saudara pelajari dalam menangani sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna untuk bayi muda.
Semua langkah terdapat dalam bagan yang terdiri dari:
– Penilaian dan Klasifikasi
– Tindakan dan Pengobatan
– Konseling dan ibu
TUJUAN PEMBELAJARAN
Modul ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut ini:
• Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapai bayi muda .
• Memeriksa dan mengklasifikasikan bayi muda untuk:
– Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat.
– Ikterus
– Diare
– Kemungkinan berat badan rendah
• Masalah pemberian ASI.
• Menentukan status imunisasi pada bayi muda
• Menilai masalah/keluhan lain pada bayi muda maupun ibu.
• Menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada bayi muda. • Melakukan konseling bagi ibu.
PENILAIAN
DAN
1.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN
Tanyakan kepada ibu mengenai masalah bayinya. Tentukan kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama pada bayi muda.
Jika merupakan kunjungan ulang, saudara harus memberikan pelayanan tindak lanjut yang akan saudara pelajari pada Pelayanan Tindak Lanjut Bayi Muda pada MODUL 6.
Jika merupakan kunjungan pertama, ikuti langkah-langkah pemeriksaan berikut ini:
• Periksa semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU ,INFEKSI BAKTERI. Selanjutnya buatlah klasifikasi berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan.
• Tanyakan kepada ibu apakah bayi DIARE . Jika diare, periksa tanda/gejala yang terkait.