• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 PROFIL KOTA CIMAHI 2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI - DOCRPIJM a835693d1c BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Kota Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 PROFIL KOTA CIMAHI 2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI - DOCRPIJM a835693d1c BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Kota Cimahi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

BAB 2

PROFIL KOTA CIMAHI

2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Cimahi terletak diantara 107°30’30’’ Bujur Timur -107°34’30’’dan

6°50’00’’-6°56’00’’ Lintang Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2001 Luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,23 Km² (4.023,73 ha) dengan

batas-batas administratif sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

2. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan

Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung.

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih, Kecamatan Batujajar Kabupaten

Bandung dan Kota Bandung;

4. Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar dan

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

Secara geografis wilayah Kota Cimahi merupakan lembah cekungan yang

melandai ke arah selatan dengan ketinggian di bagian utara ± 1,040 meter di

atas permukaan laut (dpl) (Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang

merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu.

Ketinggian di bagian selatan sekitar ± 685 meter dpl (Kelurahan Melong

Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum.

Sungai yang melalui Kota Cimahi adalah Sungai Cimahi dengan debit air

rata- rata 3.830 l/dt, dengan lima anak sungai yaitu Kali Cibodas, Ciputri, Cimindi,

Cibeureum (masing-masing di bawah 200 l/dt) dan kali Cisangkan (496 l/dt)

sementara itu mata air yang terdapat di Kota Cimahi adalah mata air Cikuda

dengan debit air 4 l/dt dan mata air Cisintok (93 l/dt).

Visualisasi lokasi geografis Kota Cimahi dalam konstelasi wilayah kota dan

(2)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Cimahi Dalam Struktur Ruang Wilayah

Dengan kedudukan geografis yang demikian sangatlah strategis karena

terletak di persimpangan jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti

Bandung Raya yang berdampingan dengan ibu kota Jawa Barat yang sangat

dinamis, sehingga Kota Cimahi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai

sentra kegiatan pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia, terutama industri, pendidikan, pariwisata, dan perdagangan.

(3)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Gambar 2.2. Peta Kota Cimahi

Berdasarkan wilayah pemerintahannya, Kota Cimahi termasuk ke dalam

wilayah Propinsi Jawa Barat yang meliputi 3 Kecamatan yang terdiri dari 15

Kelurahan, 309 RW dan 1.609 RT dengan rincian luas wilayah sebagaimana

(4)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Tabel 2.1.

Jumlah, Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Cimahi Tahun 2007

No Kecamatan Kelurahan Luas

(Km2) %

Selanjutnya, fakta ini juga menyiratkan adanya kebutuhan untuk melakukan

penataan kembali batas-batas wilayah administratif Kota Cimahi, baik melalui

kebijakan pemekaran kecamatan, dan kelurahan dalam rangka peningkatan

kinerja pelayanan umum pemerintahan dan menyimbangkan beban tugas dan

tanggungjawab antar setiap pemerintah kecamatan dan kelurahan, yang

berkedudukan sebagai pusat pemerintahan terdepan.

2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI

Secara demografis, Kota Cimahi termasuk kota dengan kepadatan

penduduk yang tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 4.023,73 ha, jumlah

penduduk Kota Cimahi pada tahun 2008 mencapai 551.216 jiwa. Dari tahun ke

tahun jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009

diperkirakan penduduk Kota Cimahi berjumlah 566.220 jiwa, dan pada tahun

2012 jumlah penduduk Kota Cimahi diproyeksikan akan menjadi 613.581 jiwa

(Tabel 2.2.).

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Kota Cimahi Tahun 2000-2012

(5)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)

KOTA PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK (jiwa)

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Cimahi 579.015 586.580 594.021 601.099 607.811 614.304

Sumber: Jawa Barat dalam Angka 2016 (BPS, 2016; hlm. 92)

Gambaran profil demografi Kota Cimahi secara lebih detail dijelaskan

dengan menguraikan struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan struktur

umur, laju pertambahan penduduk, serta Struktur Penduduk berdasarkan Tingkat

Pendidikan dan Mata Pencaharian / Tingkat Kesejahteraan sebagai berikut :

2.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

Struktur penduduk Kota Cimahi berdasarkan jenis kelamin tercantum

dalam tabel 2.3. di bawah ini :

Tabel 2.3.

Tabel struktur penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin

NO TAHUN JUMLAH PENDUDUK SEX

(6)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi terdiri dari penduduk laki-laki

sebanyak 285.611 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 265.605 Jiwa

dengan sex ratio sebesar 106,2 yang berarti setiap 1.000 perempuan berbanding

dengan 1.062 laki-laki. Sementara itu, pada tahun 2012 diperkirakan jumlah

penduduk laki-laki akan menjadi 315.085 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

akan menjadi 298.496 jiwa dengan sex ratio sebesar 105,6 yang berarti setiap

1.000 perempuan berbanding dengan 1.056 laki-laki. Struktur penduduk Kota

(7)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Struktur Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Umur

NO TAHUN UMUR Dependen

2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi

yang tergolong usia muda (0-14 tahun) terdapat sebanyak 156.620 jiwa

(28,41%), umur 15-64 sebanyak 371.780 jiwa (67,45%) dan penduduk lanjut usia

(65+) sebanyak 22.816 jiwa (4,14%) dengan angka beban ketergantungan

penduduk (Dependency ratio) sebesar 48,26%.

Rasio ketergantungan merupakan perbandingan jumlah penduduk usia

<15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio

ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus

ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif untuk memberi nafkah

terhadap penduduk yang tidak produktif. Berarti pada tahun 2008 setiap 100

penduduk usia produktif di Kota Cimahi menanggung sebanyak 45 penduduk

non produktif.

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio ini maka

semakin kecil proporsi penduduk yang dapat aktif bekerja sehingga tidak ikut

menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Angka beban ketergantungan di Kota

Cimahi diproyeksikan akan meningkat dari tahun ke tahunnya, dan pada tahun

2012 angka ketergantungan diperkirakan mencapai 53,91%.

2.1.2.2. Laju Pertambahan Penduduk

(8)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Cimahi Tahun 2000-2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

2000 2005 2010 2000-2005 2005-2010 2000-2010

1 Cimahi Selatan 195.811 218.567 247.414 2,22 2,51 2,37

2 Cimahi Tengah 144.636 163.084 179.714 2,43 1,96 2,20

3 Cimahi Utara 107.260 127.538 154.558 3,52 3,92 3,72

Kota Cimahi 447.707 509.189 581.686 2,61 2,70 2,65

2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten/Kota…….. dapat dibagi

ke dalam ……. satuan ruang, yaitu:

1. Daerah topografi berbukit sampai bergunung

Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari

lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25 % dan

ketinggian rata-rata 300 m diatas permukaan laut (dpl). Daerah ini

mencakup Kecamatan...

2. Daerah

topografi

...dst

(disesuaikan

dengan

kondisi

kabupaten/kota masing-masing)

...

...

...

Ditinjau dar

i tingkat kemiringan tanahnya, Kabupaten/Kota ……..

dapat diidentifikasikan dengan kemiringan …..

-

…..% meliputi

wilayah…….., kemiringan …..

-

…..% meliputi wilayah…….., dan

kemiringan …..

-

…..% meliputi wilayah……….

Gambar 2.2

Peta Kemiringan Lereng Kabupaten/Kota……….

2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

(9)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau

dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang

alam

yang

dibatasi

oleh

pemisah

alami

berupa

topografi

perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan

mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya

bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten/Kota…… terdapat ……

sungai dan ….. DAS.

Beberapa sungai besar yang terd

apat di Kabupaten/Kota…. cukup

potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan

pembangkit listrik seperti Sungai……. Selain sungai

-sungai tersebut,

terdapat pula Rawa…….yang sangat potensial untuk pengembangan

usaha perikanan darat.

KONDISI GEOHIDROLOGI DAPAT DISESUAIKAN DAN

DIKEMBANGKAN DENGAN KONDISI KAB/KOTA MASING-MASING

Gambar 2.3

Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten/Kota……….

2.5 GAMBARAN GEOLOGI

Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kabupaten/Kota…….

didominasi

oleh

…….

Berdasarkan

struktur

geologinya

Kabupaten/Kota…….. dapat dikelompokkan menjadi ……jenis, yaitu:

(10)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

1.

Endapan permukaan (aluvium)…….

Wilayah ini seluas …….. hektar (…… luas wilay

ah kabupaten/kota)

yang terdiri dari………. Karakteristik geologi ini sebagian besar

terdapat di Kecamatan …….. (…….. hektar), Kecamatan ……….

(………..hektar), …….dst.

2.

Batuan …….dst (disesuaikan dengan kondisi Kab/Kota masing

-masing)

………

………

………...

Gambar 2.4

Peta Geologi Kabupaten/Kota……….

2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan,

hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas

penyinaran matahari. Iklim Kabupaten/Kota…… berdasarkan Smith dan

Ferguson termasuk dalam kategori ……, yang dicir

ikan oleh bulan basah

selama …… bulan yaitu pada bulan ……. –

……. dengan temperatur rata

-rata ….. –

…..° C.

1. Curah Hujan

Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota... sepanjang tahun ...

mencapai ... mm/bulan.Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah

hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata

curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah

hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota...

(11)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

berada diatas ... mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan ... -

... dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari ... mm.

2. Hari Hujan

Pada tahun ... rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama ....

hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi

turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya.

Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan ... - ..., hal

ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang

mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan

terjadi pada bulan ...-..., karena jumlah hari hujan tiap bulannya

melebihi rata-rata.

3. Temperatur

Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten/Kota...

mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi ... dengan wilayah yang

lebih

luas.

Temperatur

rata-rata

selama

tahun

...

di

Kabupaten/Kota... berkisar ...°C

...°C. Pada bulan-bulan

tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada

di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan ...-... berada di bawah

temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan

... mencapai ...

°

C. Sedangkan temperatur bulan ...-... berada

diatas rata-rata mencapai ...

°

C pada bulan ...

4. Kelembaban Relatif

Sepanjang tahun ... kelembaban relatif rata-rata ...% - ...%

sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten/Kota... termasuk

daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah (pilih salah

satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota... cukup tinggi

dengan rata-rata mencapai ...% pada tahun ... Pada bulan

...-... merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada

diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan ...-...

berada di bawah rata-rata.

(12)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota... selama tahun ...

mencapai ... knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata

terjadi pada bulan ...

... yang berkisar ...

... knot.

6. Itensitas Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang

mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas

penyinaran matahari di Kabupaten/Kota... selama tahun ...

berkisar ...% - ...%, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran

yang terjadi di Kabupaten/Kota... berkisar ... - ... hari tiap

bulannya.

Tabel 2.4

Kondisi Klimatologi Kabupaten/Kota.... Tahun ...

(13)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

2.7 POTENSI EKONOMI

Kondisi perkonomian Kota Cimahi ditunjukkan dari indikator-indikator

ekonomi berikut ini :

1. Produk Domestik Regional Bruto

Perkembangan PDRB Kota Cimahi diperkirakan meningkat di tahun-tahun

mendatang, sejalan dengan semakin meningkatnya keberhasilan

pembangunan ekonomi dan kemampuan mereduksi kompleksitas

permasalahan-permasalahan makro maupun mikro ekonomi yang selama ini

diduga menahan laju perkembangan sektor-sektor ekonomi. Berdasarkan

pencapaian pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2000-2006

dan dinamika sosial politik yang ada Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota

Cimahi tahun 2006 sebesar 4,81 melampaui target Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE) Tahun 2007 yaitu sebesar 4,79%. Peningkatan LPE tersebut

diperkirakan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya diperkirakan mencapai 4,88

(14)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

2. PDRB per Kapita

Pada tahun 2006, PDRB perkapita masyarakat di Kota Cimahi telah

mencapai Rp. 15.862.009 atau mengalami peningkatan 10.34% dari tahun

sebelumnya sebesar Rp. 14.375.426, dapat dilihat pada tabel 2.8 di bawah

ini.

Tabel 2.6.

Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun dan PDRB per Kapita Kota Cimahi

Tahun 2004 – 2006

2004 489.825 12.550.590 9.999.798

2005*) 502.787 14.375.426 10.186.421

2006**) 516.148 15.862.009 10.400.087

Catatan : *) = Angka Perbaikan

**) = Angka Sementara

Pendekatan kondisi daya beli masyarakat Kota Cimahi, menggunakan

pendapatan perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan.

Dari tabel di atas bahwa pendapatan perkapita penduduk Kota Cimahi pada

tahun 2006 adalah sebesar Rp.10.400.087 atau hanya mengalami

peningkatan 2,09% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp.10.186.421.

3. Struktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan kondisi perekonomian makro di tingkat nasional dan regional

memberi pengaruh positif terhadap perekonomian daerah Kota Cimahi.

Dengan tingkat inflasi yang semakin menurun dari 12,44% pada tahun 2005

menjadi 8,07% pada tahun 2006 maka laju pertumbuhan ekonomi Kota

Cimahi mengalami peningkatan dari 4,56% pada tahun 2005 menjadi 4,81%

pada tahun 2006 lebih tinggi dari pada target.

Secara sektoral percepatan pertumbuhan ekonomi terjadi terutama pada

sektor Pengangkutan dan Komunikasi dari 2,92% pada tahun 2005 menjadi

(15)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

2,75% pada tahun 2005 menjadi 8,33% pada tahun 2006; sektor Jasa-Jasa

dari 0,50% pada tahun 2005 menjadi 6,88% pada tahun 2006, serta sektor

Bangunan dan Konstruksi dari 0,72% pada tahun 2005 menjadi 4,28% pada

tahun 2006. Sedangkan sektor yang pertumbuhannya mengalami

perlambatan adalah sektor Pertanian, sektor Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan, serta sektor Industri Pengolahan.

Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, sektor Industri Pengolahan

masih menjadi penggerak perekonomian Kota Cimahi, ditunjukkan oleh

kontribusinya yang dominan dibandingkan dengan sektor-sektor yang

lainnya, sebesar 61,92% pada tahun 2006 dengan menyerap tenaga kerja

sebesar 14,7% dari masyarakat Kota Cimahi. Sektor kedua terbesar

kontribusinya terhadap perekonomian Kota Cimahi adalah sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 18,85% pada tahun 2006.

Ditinjau dari laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian

daerah, maka sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berpotensi menjadi

sektor andalan ekonomi daerah. Hal ini berkaitan dengan meningkatkan

fungsi daerah di sekitar Kota Cimahi dalam pariwisata perdagangan dan

jasa.

4. Investasi

Investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi. Investasi sebagai kegiatan penanaman modal dalam

berbagai kegiatan ekonomi dilakukan dengan harapan memperoleh nilai

tambah di masa mendatang. Secara kuantitas data investasi yang riil

ditanamkan belum dapat disajikan, namun ilustrasi secara umum dapat

dilihat bahwa investasi di Kota Cimahi tahun 2006 sebagian didorong oleh

investasi dalam bentuk konstruksi atau modal kerja lainnya terutama oleh

pelaku usaha di sektor industri, perdagangan, restoran dan jasa-jasa.

Kemampuan pemerintah yang relatif terbatas mensyaratkan dukungan pihak

swasta untuk memenuhi kebutuhan investasi, baik untuk pembangunan

infrastruktur maupun kegiatan ekonomi lainnya. Dukungan perbankan dalam

hal investasi memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan

ekonomi di Kota Cimahi. Selama peride 2004 – 2006 dukungan perbankan dalam pengucuran kredit untuk investasi dan modal kerja cenderung

(16)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

investasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu 7,75 persen dan

(17)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Posisi Kredit Menurut Jenis Penggunaan di Kota Cimahi Tahun 2004 – 2006 (Juta Rp)

Jenis Penggunaan 2004 2005 2006

[1] [2] [3] [4]

Modal Kerja 696.939 694.780 748.592 Investasi 147.433 98.343 149.394 Konsumsi 218.943 326.713 496.601 Jumlah 1.063.315 1.119.836 1.394.587

Sumber : Bank Indonesia Bandung

Kenaikan kredit untuk modal kerja dan investasi tersebut merupakan sinyal

yang cukup menggambarkan bagi kondisi ekonomi makro di Kota Cimahi

maupun di Jawa Barat secara umum, setelah tahun sebelumnya (2005)

posisi kredit investasi dan modal kerja mengalami penurunan.

Pada tahun 2006 kondisi ekonomi makro mengalami perbaikan, terlihat dari

menurunnya inflasi, penguatan kurs rupiah dan menurunnya suku bunga.

Namun kondisi ini belum mampu menggenjot sektor industri untuk bergerak

cepat dampak kenaikan BBM dan kenaikan tarif dasar listrik tahun lalu masih

menjadi salah satu permasalahan dalam pembiayaan produksi sektor ini.

Secara keseluruhan terjadi kenaikan posisi investasi / modal kerja, namun

persentase posisi kredit sektor industri mengalami penurunan sebesar 3,14

point yaitu dari 78,18 persen menjadi 75,04 persen.

Namun sektor industri masih memegang andil yang cukup dominan dalam

hal penyerapan kredit investasi/modal kerja. Fenomena ini sejalan dengan

struktur perekonomian yang terbentuk di Kota Cimahi, dimana sektor industri

masih mendominasi sekitar 75,12 persen dari struktur perekonomian kota.

Peringkat kedua adalah sektor perdagangan /restoran/hotel yang menyerap

(18)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Diagram Persentase Posisi Kredit Investasi/Modal Kerja Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi di Kota Cimahi Tahun 2005 dan 2006

Tahun 2005

Tahun 2006

Sumber : Bank Indonesia Bandung

Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif terus diupayakan

oleh pemerintah. Selain peningkatan penyediaan infrastruktur, tranparasi dan

penyederhanaan prosedur dalam pengurusan izin investasi juga patut dibenahi.

Stabilitas keamanan dan peraturan tentang perburuhan (ketenagakerjaan) yang

kondusif bagi investor juga merupakan daya tarik bagi investor untuk

menanamkan investasinya di Kota Cimahi.

2.8 POTENSI TENAGA KERJA

Dampak dari jumlah dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Kota

Cimahi maka angka kemiskinan pun masih tinggi. Pada tahun 2005, jumlah

rumah tangga miskin di Kota Cimahi tercatat sebanyak 13.623 KK atau sebanyak

10,88 % dari total jumlah penduduk (+ 54.492 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri

(19)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

atau sebanyak 17,22 % dari total jumlah penduduk Kota Cimahi atau naik 6,34 %

dibanding rahun 2005 (+ 87.640 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri dari 4 orang).

Masalah sosial ekonomi menjadi pangkal utama meningkatnya tingkat

kemiskinan dengan sempitnya lapangan pekerjaan, lambannya transformasi

tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas yang rendah

sehingga menimbulkan masalah pengangguran.

Meningkatnya pengangguran terbuka baik jumlah maupun persentase

selama 5 tahun belakangan ini memerlukan perhatian serius mengingat masalah

ini dapat menimbulkan kerawanan sosial.

Sampai Bulan Desember 2007 jumlah penganggur di Kota Cimahi

tercatat sebanyak 39.795 orang atau sebesar 16,31% dari angkatan kerja yang

berjumlah sebanyak 243.988 orang. Jumlah penganggur di Kota Cimahi meliputi

lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari

kerja (masuk menjadi angkatan kerja), korban PHK serta penduduk

pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi yang sedang mencari pekerjaan di

Kota Cimahi. Rincian jumlah penganggur di Kota Cimahi adalah sebagai berikut

:

Tabel 2.8.

Jumlah Penganggur di Kota Cimahi

No. Kelurahan/Kecamatan Jumlah Prosentase

1 Cibeber 2,139 5.38

Kec. Cimahi Selatan 9,992 25.11

Kota Cimahi 39,795 100.0

(20)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

Para penganggur tersebut mayoritas adalah pria yaitu sekitar 55,14%

yaitu sebanyak 22.339 orang, sementara penggur wanita hanya berjumlah

17.456 orang atau sekitar 17,456%. Data lengkapnya diperlihatkan pada tabel

berikut:

Tabel 2.9.

Jumlah Penganggur Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi 2007

Jumlah penganggur 39.795 orang tsb, terdiri dari angkatan kerja meliputi

lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari

kerja, korban PHK dan penduduk pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi

yang belum atau sedang mencari pekerjaan di Kota Cimahi.

Bila dilihat berdasarkan tingkat pnedidikan ternyata jumlah terbesar

penganggur tersebut adalah berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 16.494 orang

atau sekitar 41,45% dari total penganggur.

Tabel 2.10.

Jumlah Penganggur Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kelurahan

Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi Tahun 2007

2.9 Demografi dan Urbanisasi

Berdasarkan data demografi hasil sensus penduduk tahun 2015

yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

(21)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019

...orang laki-laki dan ...perempuan dengan

sex ratio

sebesar 105,34.

Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014yaitu sebesar

...orang maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten/Kota ...

mencapai ...% pertahun.

Angka pertumbuhan penduduk yang mencapai...% cukup tinggi.

Hal ini merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan daerah

Kabupaten/Kota

...

sehingga

menarik

orang

datang

ke

Kabupaten/Kota ...

KONDISI DEMOGRAFI DAN URBANISASI DISESUAIKAN DAN

DIKEMBANGKAN DENGAN KONDISI KAB/KOTA MASING-MASING

(MISALKAN ADANYA PEMEKARAN WILAYAH YANG BERDAMPAK

Gambar

Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Selama engkau telah bertaubat dari hal itu dan menyesali perbuatanmu baginya, dan engkau berketatapan hati bahwa ucapan buruk itu tidak akan keluar lagi dari mulutmu

Dari analisis SWOT tentang posisi awal strategi yang dilihat pada gambar diagram SWOT untuk sub sektor drainase lingkungan adalah terletak di garis batas antara kuadran

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Genetalia Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas II SMKN 2 Magetan”,saya mohon dengan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Samhan Yanis, dalam penelitian yang berjudul, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan

Dilihat dari efisiensi secara ekonomis dari keempat saluran yang ada di Kabupaten Karanganyar maka saluran III adalah saluran pemasaran beras hitam yang

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk membuat aplikasi pengolahan data keberatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keberhasilan pelatihan kerja da- pat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti : reaksi karyawan, bahan pembelaja- ran,

Cara mengevaluasi efisiensi motor tersebut adalah dengan menentukan besarnya daya output motor, daya input motor untuk mengetahui besarnya effisiensi motor