Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
BAB 2
PROFIL KOTA CIMAHI
2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kota Cimahi terletak diantara 107°30’30’’ Bujur Timur -107°34’30’’dan
6°50’00’’-6°56’00’’ Lintang Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2001 Luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,23 Km² (4.023,73 ha) dengan
batas-batas administratif sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan
Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
2. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan
Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih, Kecamatan Batujajar Kabupaten
Bandung dan Kota Bandung;
4. Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar dan
Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
Secara geografis wilayah Kota Cimahi merupakan lembah cekungan yang
melandai ke arah selatan dengan ketinggian di bagian utara ± 1,040 meter di
atas permukaan laut (dpl) (Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang
merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu.
Ketinggian di bagian selatan sekitar ± 685 meter dpl (Kelurahan Melong
Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum.
Sungai yang melalui Kota Cimahi adalah Sungai Cimahi dengan debit air
rata- rata 3.830 l/dt, dengan lima anak sungai yaitu Kali Cibodas, Ciputri, Cimindi,
Cibeureum (masing-masing di bawah 200 l/dt) dan kali Cisangkan (496 l/dt)
sementara itu mata air yang terdapat di Kota Cimahi adalah mata air Cikuda
dengan debit air 4 l/dt dan mata air Cisintok (93 l/dt).
Visualisasi lokasi geografis Kota Cimahi dalam konstelasi wilayah kota dan
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Cimahi Dalam Struktur Ruang Wilayah
Dengan kedudukan geografis yang demikian sangatlah strategis karena
terletak di persimpangan jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti
Bandung Raya yang berdampingan dengan ibu kota Jawa Barat yang sangat
dinamis, sehingga Kota Cimahi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
sentra kegiatan pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia, terutama industri, pendidikan, pariwisata, dan perdagangan.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Gambar 2.2. Peta Kota Cimahi
Berdasarkan wilayah pemerintahannya, Kota Cimahi termasuk ke dalam
wilayah Propinsi Jawa Barat yang meliputi 3 Kecamatan yang terdiri dari 15
Kelurahan, 309 RW dan 1.609 RT dengan rincian luas wilayah sebagaimana
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Tabel 2.1.
Jumlah, Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Cimahi Tahun 2007
No Kecamatan Kelurahan Luas
(Km2) %
Selanjutnya, fakta ini juga menyiratkan adanya kebutuhan untuk melakukan
penataan kembali batas-batas wilayah administratif Kota Cimahi, baik melalui
kebijakan pemekaran kecamatan, dan kelurahan dalam rangka peningkatan
kinerja pelayanan umum pemerintahan dan menyimbangkan beban tugas dan
tanggungjawab antar setiap pemerintah kecamatan dan kelurahan, yang
berkedudukan sebagai pusat pemerintahan terdepan.
2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI
Secara demografis, Kota Cimahi termasuk kota dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 4.023,73 ha, jumlah
penduduk Kota Cimahi pada tahun 2008 mencapai 551.216 jiwa. Dari tahun ke
tahun jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009
diperkirakan penduduk Kota Cimahi berjumlah 566.220 jiwa, dan pada tahun
2012 jumlah penduduk Kota Cimahi diproyeksikan akan menjadi 613.581 jiwa
(Tabel 2.2.).
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Kota Cimahi Tahun 2000-2012
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)
KOTA PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK (jiwa)
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Cimahi 579.015 586.580 594.021 601.099 607.811 614.304
Sumber: Jawa Barat dalam Angka 2016 (BPS, 2016; hlm. 92)
Gambaran profil demografi Kota Cimahi secara lebih detail dijelaskan
dengan menguraikan struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan struktur
umur, laju pertambahan penduduk, serta Struktur Penduduk berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Mata Pencaharian / Tingkat Kesejahteraan sebagai berikut :
2.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Struktur penduduk Kota Cimahi berdasarkan jenis kelamin tercantum
dalam tabel 2.3. di bawah ini :
Tabel 2.3.
Tabel struktur penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin
NO TAHUN JUMLAH PENDUDUK SEX
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 285.611 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 265.605 Jiwa
dengan sex ratio sebesar 106,2 yang berarti setiap 1.000 perempuan berbanding
dengan 1.062 laki-laki. Sementara itu, pada tahun 2012 diperkirakan jumlah
penduduk laki-laki akan menjadi 315.085 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
akan menjadi 298.496 jiwa dengan sex ratio sebesar 105,6 yang berarti setiap
1.000 perempuan berbanding dengan 1.056 laki-laki. Struktur penduduk Kota
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Struktur Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Umur
NO TAHUN UMUR Dependen
2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi
yang tergolong usia muda (0-14 tahun) terdapat sebanyak 156.620 jiwa
(28,41%), umur 15-64 sebanyak 371.780 jiwa (67,45%) dan penduduk lanjut usia
(65+) sebanyak 22.816 jiwa (4,14%) dengan angka beban ketergantungan
penduduk (Dependency ratio) sebesar 48,26%.
Rasio ketergantungan merupakan perbandingan jumlah penduduk usia
<15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus
ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif untuk memberi nafkah
terhadap penduduk yang tidak produktif. Berarti pada tahun 2008 setiap 100
penduduk usia produktif di Kota Cimahi menanggung sebanyak 45 penduduk
non produktif.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio ini maka
semakin kecil proporsi penduduk yang dapat aktif bekerja sehingga tidak ikut
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Angka beban ketergantungan di Kota
Cimahi diproyeksikan akan meningkat dari tahun ke tahunnya, dan pada tahun
2012 angka ketergantungan diperkirakan mencapai 53,91%.
2.1.2.2. Laju Pertambahan Penduduk
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Cimahi Tahun 2000-2012
No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
2000 2005 2010 2000-2005 2005-2010 2000-2010
1 Cimahi Selatan 195.811 218.567 247.414 2,22 2,51 2,37
2 Cimahi Tengah 144.636 163.084 179.714 2,43 1,96 2,20
3 Cimahi Utara 107.260 127.538 154.558 3,52 3,92 3,72
Kota Cimahi 447.707 509.189 581.686 2,61 2,70 2,65
2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten/Kota…….. dapat dibagi
ke dalam ……. satuan ruang, yaitu:
1. Daerah topografi berbukit sampai bergunung
Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari
lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25 % dan
ketinggian rata-rata 300 m diatas permukaan laut (dpl). Daerah ini
mencakup Kecamatan...
2. Daerah
topografi
...dst
(disesuaikan
dengan
kondisi
kabupaten/kota masing-masing)
...
...
...
Ditinjau dar
i tingkat kemiringan tanahnya, Kabupaten/Kota ……..
dapat diidentifikasikan dengan kemiringan …..
-
…..% meliputi
wilayah…….., kemiringan …..
-
…..% meliputi wilayah…….., dan
kemiringan …..
-
…..% meliputi wilayah……….
Gambar 2.2
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten/Kota……….
2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau
dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang
alam
yang
dibatasi
oleh
pemisah
alami
berupa
topografi
perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan
mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya
bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten/Kota…… terdapat ……
sungai dan ….. DAS.
Beberapa sungai besar yang terd
apat di Kabupaten/Kota…. cukup
potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan
pembangkit listrik seperti Sungai……. Selain sungai
-sungai tersebut,
terdapat pula Rawa…….yang sangat potensial untuk pengembangan
usaha perikanan darat.
KONDISI GEOHIDROLOGI DAPAT DISESUAIKAN DAN
DIKEMBANGKAN DENGAN KONDISI KAB/KOTA MASING-MASING
Gambar 2.3
Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten/Kota……….
2.5 GAMBARAN GEOLOGI
Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kabupaten/Kota…….
didominasi
oleh
…….
Berdasarkan
struktur
geologinya
Kabupaten/Kota…….. dapat dikelompokkan menjadi ……jenis, yaitu:
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
1.
Endapan permukaan (aluvium)…….
Wilayah ini seluas …….. hektar (…… luas wilay
ah kabupaten/kota)
yang terdiri dari………. Karakteristik geologi ini sebagian besar
terdapat di Kecamatan …….. (…….. hektar), Kecamatan ……….
(………..hektar), …….dst.
2.
Batuan …….dst (disesuaikan dengan kondisi Kab/Kota masing
-masing)
………
………
………...
Gambar 2.4
Peta Geologi Kabupaten/Kota……….
2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan,
hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas
penyinaran matahari. Iklim Kabupaten/Kota…… berdasarkan Smith dan
Ferguson termasuk dalam kategori ……, yang dicir
ikan oleh bulan basah
selama …… bulan yaitu pada bulan ……. –
……. dengan temperatur rata
-rata ….. –
…..° C.
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota... sepanjang tahun ...
mencapai ... mm/bulan.Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah
hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata
curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah
hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota...
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
berada diatas ... mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan ... -
... dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari ... mm.
2. Hari Hujan
Pada tahun ... rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama ....
hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi
turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya.
Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan ... - ..., hal
ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang
mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan
terjadi pada bulan ...-..., karena jumlah hari hujan tiap bulannya
melebihi rata-rata.
3. Temperatur
Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten/Kota...
mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi ... dengan wilayah yang
lebih
luas.
Temperatur
rata-rata
selama
tahun
...
di
Kabupaten/Kota... berkisar ...°C
–
...°C. Pada bulan-bulan
tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada
di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan ...-... berada di bawah
temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan
... mencapai ...
°
C. Sedangkan temperatur bulan ...-... berada
diatas rata-rata mencapai ...
°
C pada bulan ...
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun ... kelembaban relatif rata-rata ...% - ...%
sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten/Kota... termasuk
daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah (pilih salah
satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota... cukup tinggi
dengan rata-rata mencapai ...% pada tahun ... Pada bulan
...-... merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada
diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan ...-...
berada di bawah rata-rata.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota... selama tahun ...
mencapai ... knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata
terjadi pada bulan ...
–
... yang berkisar ...
–
... knot.
6. Itensitas Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang
mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas
penyinaran matahari di Kabupaten/Kota... selama tahun ...
berkisar ...% - ...%, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran
yang terjadi di Kabupaten/Kota... berkisar ... - ... hari tiap
bulannya.
Tabel 2.4
Kondisi Klimatologi Kabupaten/Kota.... Tahun ...
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
2.7 POTENSI EKONOMI
Kondisi perkonomian Kota Cimahi ditunjukkan dari indikator-indikator
ekonomi berikut ini :
1. Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan PDRB Kota Cimahi diperkirakan meningkat di tahun-tahun
mendatang, sejalan dengan semakin meningkatnya keberhasilan
pembangunan ekonomi dan kemampuan mereduksi kompleksitas
permasalahan-permasalahan makro maupun mikro ekonomi yang selama ini
diduga menahan laju perkembangan sektor-sektor ekonomi. Berdasarkan
pencapaian pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2000-2006
dan dinamika sosial politik yang ada Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota
Cimahi tahun 2006 sebesar 4,81 melampaui target Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) Tahun 2007 yaitu sebesar 4,79%. Peningkatan LPE tersebut
diperkirakan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya diperkirakan mencapai 4,88
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
2. PDRB per Kapita
Pada tahun 2006, PDRB perkapita masyarakat di Kota Cimahi telah
mencapai Rp. 15.862.009 atau mengalami peningkatan 10.34% dari tahun
sebelumnya sebesar Rp. 14.375.426, dapat dilihat pada tabel 2.8 di bawah
ini.
Tabel 2.6.
Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun dan PDRB per Kapita Kota Cimahi
Tahun 2004 – 2006
2004 489.825 12.550.590 9.999.798
2005*) 502.787 14.375.426 10.186.421
2006**) 516.148 15.862.009 10.400.087
Catatan : *) = Angka Perbaikan
**) = Angka Sementara
Pendekatan kondisi daya beli masyarakat Kota Cimahi, menggunakan
pendapatan perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan.
Dari tabel di atas bahwa pendapatan perkapita penduduk Kota Cimahi pada
tahun 2006 adalah sebesar Rp.10.400.087 atau hanya mengalami
peningkatan 2,09% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp.10.186.421.
3. Struktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan kondisi perekonomian makro di tingkat nasional dan regional
memberi pengaruh positif terhadap perekonomian daerah Kota Cimahi.
Dengan tingkat inflasi yang semakin menurun dari 12,44% pada tahun 2005
menjadi 8,07% pada tahun 2006 maka laju pertumbuhan ekonomi Kota
Cimahi mengalami peningkatan dari 4,56% pada tahun 2005 menjadi 4,81%
pada tahun 2006 lebih tinggi dari pada target.
Secara sektoral percepatan pertumbuhan ekonomi terjadi terutama pada
sektor Pengangkutan dan Komunikasi dari 2,92% pada tahun 2005 menjadi
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
2,75% pada tahun 2005 menjadi 8,33% pada tahun 2006; sektor Jasa-Jasa
dari 0,50% pada tahun 2005 menjadi 6,88% pada tahun 2006, serta sektor
Bangunan dan Konstruksi dari 0,72% pada tahun 2005 menjadi 4,28% pada
tahun 2006. Sedangkan sektor yang pertumbuhannya mengalami
perlambatan adalah sektor Pertanian, sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, serta sektor Industri Pengolahan.
Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, sektor Industri Pengolahan
masih menjadi penggerak perekonomian Kota Cimahi, ditunjukkan oleh
kontribusinya yang dominan dibandingkan dengan sektor-sektor yang
lainnya, sebesar 61,92% pada tahun 2006 dengan menyerap tenaga kerja
sebesar 14,7% dari masyarakat Kota Cimahi. Sektor kedua terbesar
kontribusinya terhadap perekonomian Kota Cimahi adalah sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 18,85% pada tahun 2006.
Ditinjau dari laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian
daerah, maka sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berpotensi menjadi
sektor andalan ekonomi daerah. Hal ini berkaitan dengan meningkatkan
fungsi daerah di sekitar Kota Cimahi dalam pariwisata perdagangan dan
jasa.
4. Investasi
Investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Investasi sebagai kegiatan penanaman modal dalam
berbagai kegiatan ekonomi dilakukan dengan harapan memperoleh nilai
tambah di masa mendatang. Secara kuantitas data investasi yang riil
ditanamkan belum dapat disajikan, namun ilustrasi secara umum dapat
dilihat bahwa investasi di Kota Cimahi tahun 2006 sebagian didorong oleh
investasi dalam bentuk konstruksi atau modal kerja lainnya terutama oleh
pelaku usaha di sektor industri, perdagangan, restoran dan jasa-jasa.
Kemampuan pemerintah yang relatif terbatas mensyaratkan dukungan pihak
swasta untuk memenuhi kebutuhan investasi, baik untuk pembangunan
infrastruktur maupun kegiatan ekonomi lainnya. Dukungan perbankan dalam
hal investasi memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan
ekonomi di Kota Cimahi. Selama peride 2004 – 2006 dukungan perbankan dalam pengucuran kredit untuk investasi dan modal kerja cenderung
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
investasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu 7,75 persen dan
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Posisi Kredit Menurut Jenis Penggunaan di Kota Cimahi Tahun 2004 – 2006 (Juta Rp)
Jenis Penggunaan 2004 2005 2006
[1] [2] [3] [4]
Modal Kerja 696.939 694.780 748.592 Investasi 147.433 98.343 149.394 Konsumsi 218.943 326.713 496.601 Jumlah 1.063.315 1.119.836 1.394.587
Sumber : Bank Indonesia Bandung
Kenaikan kredit untuk modal kerja dan investasi tersebut merupakan sinyal
yang cukup menggambarkan bagi kondisi ekonomi makro di Kota Cimahi
maupun di Jawa Barat secara umum, setelah tahun sebelumnya (2005)
posisi kredit investasi dan modal kerja mengalami penurunan.
Pada tahun 2006 kondisi ekonomi makro mengalami perbaikan, terlihat dari
menurunnya inflasi, penguatan kurs rupiah dan menurunnya suku bunga.
Namun kondisi ini belum mampu menggenjot sektor industri untuk bergerak
cepat dampak kenaikan BBM dan kenaikan tarif dasar listrik tahun lalu masih
menjadi salah satu permasalahan dalam pembiayaan produksi sektor ini.
Secara keseluruhan terjadi kenaikan posisi investasi / modal kerja, namun
persentase posisi kredit sektor industri mengalami penurunan sebesar 3,14
point yaitu dari 78,18 persen menjadi 75,04 persen.
Namun sektor industri masih memegang andil yang cukup dominan dalam
hal penyerapan kredit investasi/modal kerja. Fenomena ini sejalan dengan
struktur perekonomian yang terbentuk di Kota Cimahi, dimana sektor industri
masih mendominasi sekitar 75,12 persen dari struktur perekonomian kota.
Peringkat kedua adalah sektor perdagangan /restoran/hotel yang menyerap
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Diagram Persentase Posisi Kredit Investasi/Modal Kerja Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi di Kota Cimahi Tahun 2005 dan 2006
Tahun 2005
Tahun 2006
Sumber : Bank Indonesia Bandung
Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif terus diupayakan
oleh pemerintah. Selain peningkatan penyediaan infrastruktur, tranparasi dan
penyederhanaan prosedur dalam pengurusan izin investasi juga patut dibenahi.
Stabilitas keamanan dan peraturan tentang perburuhan (ketenagakerjaan) yang
kondusif bagi investor juga merupakan daya tarik bagi investor untuk
menanamkan investasinya di Kota Cimahi.
2.8 POTENSI TENAGA KERJA
Dampak dari jumlah dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Kota
Cimahi maka angka kemiskinan pun masih tinggi. Pada tahun 2005, jumlah
rumah tangga miskin di Kota Cimahi tercatat sebanyak 13.623 KK atau sebanyak
10,88 % dari total jumlah penduduk (+ 54.492 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
atau sebanyak 17,22 % dari total jumlah penduduk Kota Cimahi atau naik 6,34 %
dibanding rahun 2005 (+ 87.640 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri dari 4 orang).
Masalah sosial ekonomi menjadi pangkal utama meningkatnya tingkat
kemiskinan dengan sempitnya lapangan pekerjaan, lambannya transformasi
tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas yang rendah
sehingga menimbulkan masalah pengangguran.
Meningkatnya pengangguran terbuka baik jumlah maupun persentase
selama 5 tahun belakangan ini memerlukan perhatian serius mengingat masalah
ini dapat menimbulkan kerawanan sosial.
Sampai Bulan Desember 2007 jumlah penganggur di Kota Cimahi
tercatat sebanyak 39.795 orang atau sebesar 16,31% dari angkatan kerja yang
berjumlah sebanyak 243.988 orang. Jumlah penganggur di Kota Cimahi meliputi
lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari
kerja (masuk menjadi angkatan kerja), korban PHK serta penduduk
pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi yang sedang mencari pekerjaan di
Kota Cimahi. Rincian jumlah penganggur di Kota Cimahi adalah sebagai berikut
:
Tabel 2.8.
Jumlah Penganggur di Kota Cimahi
No. Kelurahan/Kecamatan Jumlah Prosentase
1 Cibeber 2,139 5.38
Kec. Cimahi Selatan 9,992 25.11
Kota Cimahi 39,795 100.0
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019
Para penganggur tersebut mayoritas adalah pria yaitu sekitar 55,14%
yaitu sebanyak 22.339 orang, sementara penggur wanita hanya berjumlah
17.456 orang atau sekitar 17,456%. Data lengkapnya diperlihatkan pada tabel
berikut:
Tabel 2.9.
Jumlah Penganggur Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi 2007
Jumlah penganggur 39.795 orang tsb, terdiri dari angkatan kerja meliputi
lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari
kerja, korban PHK dan penduduk pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi
yang belum atau sedang mencari pekerjaan di Kota Cimahi.
Bila dilihat berdasarkan tingkat pnedidikan ternyata jumlah terbesar
penganggur tersebut adalah berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 16.494 orang
atau sekitar 41,45% dari total penganggur.
Tabel 2.10.
Jumlah Penganggur Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kelurahan
Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi Tahun 2007
2.9 Demografi dan Urbanisasi
Berdasarkan data demografi hasil sensus penduduk tahun 2015
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019