• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wacana Didaktika. Oleh Ade Kusnan Afandi. 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. A. Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wacana Didaktika. Oleh Ade Kusnan Afandi. 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. A. Pendahuluan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Pengaruh Media Rekaman dan

Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Karangan

Narasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Indramayu

Tahun Pelajaran 2013/2014

Oleh Ade Kusnan Afandi

A. Pendahuluan

Bahasa seseorang dapat mencermink­ an pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruk­ tur pula pikirannya. Keterampil an hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih ket­ erampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Kete rampilan ber­ bahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, mem­ baca, dan menulis. Di antara keempat ket­ erampilan tersebut, kete rampilan menulis dianggap keterampilan yang paling sulit. Hal ini dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001:294) bahwa diban ding kemampuan yang lain, kemampuan menulis lebih su­ lit dikuasai bahkan oleh penutur asli ba­ hasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis mengh­ endaki penguasaan ber bagai unsur keba­ hasaan dan unsur luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terja­ lin sedemikian rupa sehingga menghasil­ kan karangan yang runtut dan padu. Per­ nyataan tersebut didukung oleh Tarigan (2008:8) bahwa menulis menuntut ga­ gasan yang tersusun logis, diekspresikan

ABSTRAK

Fokus utama permasalahan yang dijadikan pembahasan pada peneli­ tian ini adalah Perbandingan Pengaruh Media Rekaman dan Media Gambar terhadap Kemampuan Menulis Karan­ gan Narasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1indramayu Tahun Pelajaran 2013/2014. Untuk memecahkan per­ masalahan yang telah dirumuskan tersebut yakni dengan cara mengada­ kan penelitian kuantitatif (quasi ekspe­ rimen). Media rekaman dan media gambar ini diterapkan di kelas X SMA Negeri 1 Indramayu. Penggunaan me­ dia rekaman dan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan nara­ si merupakan cara untuk membantu siswa agar dapat mengembangkan kemampuan menulis karangan nara­ si. Pada akhirnya nanti, peneliti ingin membandingkan media manakah yang lebih baik digunakan dalam pembelaja­ ran menulis karangan narasi.

Kata kunci: Media rekaman, media gambar, karangan narasi.

(2)

secara jelas, dan ditata secara menarik se­ hingga menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks. Dalam hal ini, Tarigan (2008:3) menambahkan bahwa penyebab kekurangmampuan siswa dalam menulis karangan, di antaranya beberapa hal beri­ kut:

1) Kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan mere ka tidak sempat lagi memikirkan bagaimnan cara pelaksanaan peng­ ajaran yang menarik dan efektif serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi. 2) Bagi siswa sendiri, pelajaran me­

ngarang dirasakan beban belaka dan kurang menarik.

3) Latihan mengarang sangat kurang di­ lakukan oleh siswa.

Memang, untuk bisa terampil menu­ lis bukanlah hal yang mudah. Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup de ngan mempelajari bahasa dan penge­ tahuan tentang teori menulis. Hal ini dise­ babkan ke terampilan menulis merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan yang teratur. Rendah­ nya mutu kemampuan menulis siswa dise­ babkan oleh kenyataan bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktiri­ kan (Badudu, 1985: 35). Hal ini diperjelas oleh Alwasilah bahwa pelajaran bahasa In­ donesia di sekolah – sekolah lebih meng­ utamakan keterampilan menyimak, berbi­ cara, dan membaca, daripada mengajarkan menulis.

Suatu bangsa dikatakan telah memi­ liki kebudayaan yang maju jika masyara­ katnya telah membiasakan diri dalam ke­

giatan literasi (baca­tulis). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Alwasilah (2003) mengungkapkan bahwa bangsa yang be­ sar adalah bangsa yang menulis. Menu­ lis dapat dipersepsi sebagai bagian lite­ rasi budaya yang dapat dijadikan media pengembangan diri. Namun, kondisi yang objektif yang terjadi pada masyarakat In­ donesia hingga saat ini adalah masih mem­ budayakan alitersi , yaitu masyarakat yang dapat membaca dan menulis, tetapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis tampaknya ma­ sih sangat sedikit mendapat perhatian. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang paling sedikit dilakukan jika dibandingkan dengan ke­ giatan menyimak, berbicara, dan mem­ baca. Sebagaimana hasil penelitian Rankin (dalam Cahyani, 2002:84) terhadap kete­ rampilan berbahasa, memperlihatkan per­ban­dingan­yang­cukup­signifikan­yaitu­ ke terampilan menyimak 45%, berbicara 30%, membaca 16%, dan menulis 9%.

Dalam berbahasa dikenal ada dua ma­ cam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung merupakan kegiatan mendengarkan dan berbicara, sedangkan kegiatan membaca dan menulis merupa­ kan komunikasi tidak langsung. Sejalan dengan penjelasan tersebut, (Tarigan, 1994 : 3) menambahkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis meru­ pakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penu­

(3)

lis harus terampil dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan dalam berba­ hasa untuk mengungkapkan ide, gagasan (pendapat) siswa berupa tulisan. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisah­ kan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Keterampilan menulis meru­ pakan keterampilan yang produktif, meng­ hasilkan, memberi atau menyampaikan. Keterampilan menulis tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan harus me­ lalui praktik dan latihan yang banyak dan teratur, karena menulis merupakan ke­ mampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Menulis merupakan bentuk pikiran dan perasaan menjadi bentuk tulisan. Menurut Tarigan (1994 : 21) menulis merupakan menu­ runkan atau melukiskan lambang­lambang grafik­yang­menggambarkan­suatu­bahasa­ yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang­lam­ bang­grafik­tersebut.

Keterampilan menulis sangat diperlu­ kan dalam proses belajar, khususnya dalam pembelajaran menulis sebuah karangan. Memiliki kemampuan dalam me nulis ka­ rangan merupakan salah satu keterampi­ lan yang harus dikuasai siswa. Salah satu jenis karangan dalam bahasa Indonesia adalah karangan narasi. Menulis narasi merupakan suatu kegiatan siswa dalam mengolah gagasan dan pikiran me reka yang berkaitan dengan peristiwa atau ke­ jadian. Narasi adalah tulisan yang tujuan­ nya menceritakan secara kronologis peris­ tiwa kehidupan manusia (Semi, 1996 : 53).

Keterampilan menulis dapat dilihat dari bakat atau kreativitas siswa itu sendi­ ri sehingga hal tersebut tidak terlepas dari faktor­faktor yang mempengaruhi pembe­ lajaran bahasa Indonesia. Adapun kompo­ nen­komponen yang terlibat didalamnya, yaitu guru, materi pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, tek­ nik pembelajaran, dan kurikulum.

Media merupakan alat atau bahan ajar yang tepat digunakan dalam proses pem­ belajaran untuk mencapai suatu tujuan. Media memiliki kontribusi dalam menin­ gkatkan mutu dan kualitas pembelajran. Kehadiran media tidak saja membantu peng ajar dalam penyampaian materi, teta­ pi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan mu­ rah.

Kurikulum 2013 merupakan rumus­ an indikator yang merujuk pada kompe­ tensi dasar dan kompetensi dasar meru­ juk pada standar kompetensi. Untuk itu proses perencanaan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan intruk­ sional khusus sebagai bahan pengembang­ an dari tujuan intruksional umum. De­ ngan demikian, usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunaannya. Setelah itu guru menen­ tukan alat dan melaksanakan evaluasi. Ha­ sil evaluasi dapat menjadi bahan masuk­ kan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila hasil belajar siswa rendah,­dapat­diidentifikasi­bagian-bagian­ apa yang mengakibatkannnya.

(4)

Karakteristik tiap­tiap media perlu mendapat perhatian sehingga pengajar dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dengan demikian, jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragam, mu­ lai dari yang sederhana sampai pada me­ dia yang canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, atau karakter, kemampuannya,­ dilakukan­ pengklasifika­ sikan atau penggolongan media pembe­ lajaran.­Salah­satu­klasifikasi­yang­mudah­ dipelajari­ adalah­ klasifikasi­ yang­ disusun­ oleh Heinich yaitu a. Media yang tidak di­ proyeksikan (non projected media), b. Me­ dia yang diproyeksikan (projected media), c. Media audio, d. Media visual, e. Media berbasis computer (computer based me-dia). (Kustandi dan Sujtipto, 2011:1)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya­ upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil­hasil teknologi dalam proses belajar. Hal tersebut menuntut guru atau pengajar mampu menggunakan alat­alat yang dise­ diakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat­alat tersebut se­ suai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang­kurangnya dapat menggunakan­alat­yang­murah­dan­efisien­ walaupun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan usaha sadar guru atau pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya agar mereka dapat be­ lajar sesuai dengan kebutuhan dan mi­ natnya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah usaha­usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber­sumber belajar

agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Sadiman, dalam Kustandi dan Sutjip­ to, 2011:5). Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. Mengajar dapat diartikan proses memban­ tu seseorang atau kelompok melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif.

Hakikatnya, media pembelajaran me­ rupakan sarana untuk meningkatkan keg­ iatan proses belajar mengajar. Meng ingat banyaknya bentuk­bentuk media, guru harus dapat memilahnya dengan cermat sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar meng ajar sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah ­ istilah seperti bahan pembelajaran (ins tructional materi-al), komunikasi pandang­dengar ( audio-vi-sual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan media penjelas (Kustandi dan Sutjipto, 2011 :9)

Penggunaan media rekaman dan me­ dia gambar dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran menulis ka­ rangan narasi. Jika menggunakan media tersebut cukup dengan mencocokkan ma­ teri yang akan diajarkan dengan media yang tersedia. Berbeda halnya jika mem­ buat media sendiri berdasarkan kebutuh­ an diperlukan analisis terhadap berbagai aspek sehingga media yang dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan. Media yang di­ gunakan harus relevan dengan kemam­ puan yang dimiliki siswa karena mengajar­ kan sesuatu yang mereka butuhkan lebih baik daripada mengajarkan sesuatu yang tidak mereka butuhkan.

(5)

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu adanya penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media rekaman dan media gambar terhadap kemampuan me­ nulis karangan narasi siswa. Diharapkan dengan menggunakan media tersebut, ke­ giatan belajar mengajar lebih bervariatif dan lebih berwarna.

B. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

Dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar, adalah metode mengajar dan media pembela­ jaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis me­ dia pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, an­ tara lain tujuan pembelajaran. Menurut Hamlik seperti yang dikutip oleh Kustandi (2011:21) bahwa pemakaian media pem­ belajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan mi­ nat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bah­ kan membawa pengaruh­pengaruh psiko­ logis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pem­ belajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Di samping itu, media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menya­ jikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadat­

kan informasi, serta membangkitkan moti­ vasi dan minat siswa dalam belajar.

2. Pengertian Media

Kata “media” berasal dari kata Latin, merupakan bentuk jamak dari kata “me­ dium”.­Secara­harfiah­kata­tersebut­mem­ punyai arti perantara atau pengantar. Menurut Schram, dalam Susilana (2007 :5­6) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat di­ manfaatkan untuk keperluan pembelajar­ an. Jadi media adalah perluasan dari guru. Gagne yang dikutip oleh Sadiman (2011:6) menyebutkan media adalah berbagai je­ nis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Ar­ syad (2011 : 4) berpendapat bahwa media adalah­segala­alat­fisik­yangdapat­menya­ jikan pesan serta merangsang siswa un­ tuk­ belajar.­ Contohnya,­ buku,film,­ kaset,­ dan­film­bingkai­.­Dengan­memperhatikan­ pendapat Gagne dan Briggs, dapat disiim­ pulkan bahwa media merupakan alat dan bahan­ fisik­ yang­ terdapat­ di­ lingkungan­ siswa untuk me nyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar­ mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.

Sadiman, yang dikutip oleh Kustandi (2011:7), mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dijelas­ kan pula oleh Raharjo dalam Kustandi (2011:7), bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diterus­ kan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Sedangkan Gerlach dan Ely sep­ erti yang dikutip oleh Arsyad (2011:3)

(6)

mengatakan apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media pembelajaran adalah sa­ rana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar (Kustandi, 2011:9)

Simpulan dari beberapa pengertian media pembelajaran menurut para ahli di atas bahwa media pembelajaran merupak­ an alat atau bahan ajar yang membantu pelaksanaan pengajaran, serta meningkat­ kan kreativitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar karena tanpa alat bantu, proses apapun tidak akan efektif. 3. Media Rekaman

(1) Kelebihan media rekaman /audio a) Pita rekaman dapat diputar

berulang­ulang sesuai dengan kebutuhan siswa

b) Rekaman dapat dihapus dan di­ gunakan kembali

c) Mengembangkan daya imajina­ si siswa

d) Sangat efektif untuk pembel­ ajaran bahasa

e) Penggandaan programnya sa­ ngat mudah.

(2) Kelemahan media rekaman/audio a) Daya jangkaunya terbatas b) Biaya penggandaan alatnya re­

latif lebih mahal dibanding ra­ dio.

4. Media Gambar (visual)

(1) Kelebihan dari media gambar a)­Dibandingkan­ dengan­ grafis,­

media gambar atau foto ini le­ bih konkret

b) Dapat menunjukkan perban­ dingan yang tepat dari objek yang sebenarnya

c) Pembuatannya mudah dan har­ ganya murah.

(2) Kelemahan dari media gambar a) Biasannya ukurannya terbatas

sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar b) Perbandingan yang kurang te­

pat dari suatu objek akan me­ nimbulkan kesalahan persepsi. 5. Karangan Narasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indone­ sia (2007:506 ) karangan adalah hasil dari proses menulis atau menyusun sebuah cerita atau buku. Narasi bersal dari kata to narrate, yaitu bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologi, baik fakta maupun rekaan atau fiksi­ (Alwasilah,­ 2007:119).­ Narasi­ ia-lah tulisan yang tujuannya menceritakan kronologi peristiwa kehidupan manusia (Semi, 200:53).

Menurut Keraf (1992:136) narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah sebuah tindak­tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan . Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan de ngan sejels­jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

(7)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indo­ nesia (2007:774) Narasi adalah pengisa­ han suatu cerita atau kejadian. Karangan narasi (bersal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang ber usaha menciptakan, mengisahkan, merangkai­ kan tindak­tanduk, perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu ke­ satuan waktu (Finoza, 2010:244). Dari be­ berapa pengertian di atas dapat disimpul­ kan bahwa narasi merupakan tulisan yang berusaha suatu peristiwa baik kenyataan ataupun rekaan secara menarik dengan urutan kronologis kewaktuan dan tem­ pat, sehingga pembaca dapat mengetahui

dan mengalami seakan­akan dapat mera­ sakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi. Sebuah narasi bukan hanya sekadar menyajikan suatu peristiwa atau kejadian, tetapi harus mengandung suatu makna secara keseluruhan, artinya rang­ kaian kejadian atau peristiwa tersebut ha­ rus terbentuk dalam suatu alur cerita yang dramtik­dan­mengandung­konflik­yang­sal­ ing berhubungan sampai pada klimaksnya.

Karangan akan terwujud apabila ba­ hasa yang digunakan efektif baik yang mencakup system bunyi, sistem bahasa, maupun sistem struktur kalimat, isi, dan ejaan yang tepat dan benar.

KegiatanBelajar KegiatanAwal :

-­ Guru­mengkondisikan­kelas­secara­fisik­dan psikis

­ Guru melakukan apersepsi ­ Guru memberikan motivasi

­ Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti :

Eksplorasi

Dalamkegiataneksplorasi :

Guru mencotohkan pargraf dan ciri­ciri paragraph naratif

Siswa menjelaskan pola pengembangn paragraph naratif berdasarkan urutan waktu

Siswa Menjelaskan pola pengembangan paragraph naratif berdasarkan urutan tempat

Memberikan tesawal (Pre­test)

No. 1. 2. Nilai Budaya Dan KarakterBangsa Bersahabat/komunikatif Tanggungjawab

Referensi

Dokumen terkait

Tedhak marang Madukara, ingkang rayi tiga samya umiring, duk eca lenggah sang prabu, lan kang rayi sakawan samya gunem ngarsa-arsa praptanipun, putra kalih kang dinuta

1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal. Wanita yang tidak dapat mengamati

Motivasi Belajar Siswa yang Terbiasa Menggunakan Facebook dalam Mata Pelajaran PKn pada Siswa Kelas VIII-7 di SMPN 3 Malang Motivasi mereka belajar PKn karena

Harapan kami para konsumen data dapat mengunakan data dalam buku ini secara optimal, dan kami menerima kritik dan saran sebagai masukan demi..

Cara apapun yang dipilih oleh penulis tidak dipersoalkan, yang paling penting apakah dengan cara yang dipilih itu (menyatukan atau memisahkan) pembaca lebih mudah

Keväällä suositaan vihreää teetä, sillä kevään uuden sadon jang-energian ajatellaan harmonisoivan kehon nousevan energian kanssa samalla kuin vihreän teen viileä

Upaya untuk menumbuhkembangkan kehidupan sosial budaya yang yang sehat sesuai dengan jati diri dan nilai-nilai budaya bangsa, ditengah masyarakat yang berhadapan

Hal tersebut menarik untuk diamati oleh peneliti yaitu dengan membandingkan bentuk latihan antara Senam Body language (BL) dengan Senam Irama menggunakan