• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU SAWI

Ketapang memiliki pantai yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian pantai yang merupakan muara sungai, berupa rawa-rawa terbentang mulai dari Kecamatan Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan dan Kendawangan. Kabupaten Ketapang memiliki banyak obyek wisata yang cukup menarik dan potensial, seperti Ecotourisme, wisata Sejarah, Wisata Seni Budaya dan wisata Bahari. Potensi alam dan eksotika Kabupaten Ketapang merupakan originalitas objek wisata yang dapat menjamin sustainability kegiatan pariwisata kedepan sejalan dengan pergeseran selera tourist saat ini yaitu kembali ke alam (back to nature). Potensi berupa Flora dan fauna, hutan, budaya, sejarah, laut dan pesisir pantai serta pulau-pulau kecil harus selalu tetap terjaga kelestariaannya, sehingga Kabupaten Ketapang menjadi sangat menarik untuk di kunjungi wisatawan baik wisatawan domestic maupun manca Negara.

Posisi gegrafis Kabupaten Ketapang sangat potensial untuk pengembangan pariwisata baharinya, karena sebagain besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut, (khususnya sebelah barat memanjang dari selatan ke utara) bahkan memiliki beberapa pulau kecil yang topografi pantai landai dan karakteristik ombak yang tenang. Salah satu pulau dengan objek wisata bahari yang indah di Kabupaten Ketapang adalah Pulau Sawi. Saat ini keberadaan Pulau Sawi masih belum banyak diekspos keluar daerah, alamnya masih sangat asri dan masih jauh dari polusi dan sampah.

(2)

para wisatawan lebih banyak minatnya untuk berkunjung ketempat-tempat wisata alami seperti pantai atau wisata bahari, hutan, gunung dan lain sebagainya. Hal ini berdampak terhadap aksesibilitas suatu daerah dan kelestarian lingkungan, karena pergeseran arah selera tourist ke tempat alami membuat suatu daerah yang jauh dan terpencil akan dengan mudah dijangkau, dan hal ini pula berpotensi merusak kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam.

Diperlukan strategi pengembangan objek wisata dengan konsep pengembangan dan promosi yang ramah lingkungan serta dengan memperhatikan AMDALnya. Begitu halnya juga dengan Pulau Sawi yang indah dengan kekayaan baharinya perlu dikembangkan kearah wisata yang berwawasan wisata berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk membatasi masalah dalam artikel ini, penulis mengambil tema “Pengembangan Potensi Pulau Sawi sebagai objek wisata mempromosikan keunikan dan keindahan wisata bahari Pulau Sawi sehingga dapat menarik minat para wisatawan.

B. Profil Kabupaten Ketapang

Ketapang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Pawan. Wilayah Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 216 desa. Dimana 13 kecamatan berada di daerah perhuluan dan selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu wilayah kecamatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut.

Batas-batas wilayah Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut:

a) Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Melawi;

b) Bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa;

c) Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kayong Utara dan Laut Natuna; d) Bagian timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten

Melawi.

(3)

00” – 111º 16’ 00” Bujur Timur. Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat, dengan luas wilayah 35.809 Km2 (± 3.580.900 ha) yang terdiri dari 33.209 Km2 wilayah daratan dan 2.600 Km2 wilayah perairan (sebelum pemekaran Kabupaten Kayong Utara). Setelah pemekaran Kabupaten Kayong Utara, maka luas Kabupaten Ketapang keseluruhan menjadi 31.588 Km2 , dengan luas daratan 30.099 Km2 dan luas perairan 1.489 Km2 .

1) Iklim

(4)

2) Geologi dan Morfologi

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Ketapang berupa tanah podsolik merah kuning, litosol/regosol, latosol, andosol dan organosal. Tanah podsolik merah kuning terdapat di daerah hulu bagian tengah, memanjang dari utara ke selatan, meliputi kecamatan Tumbang Titi, Jelai Hulu, Marau, Simpang Hulu, sandau, Nanga Tayap, Sungai Laur dan sebagian kecamatan Manis Mata. Tanah litosol/rigosol terdapat di daerah hulu agak ke timur, sebagian besar terdapat di kecamatan Sungai Laur, Simpang Hulu, Sandai dan Nanga Tayap. Tanah latosol terdapat di kecamatan Sandai dan Sungai Laur. Jenis tanah andosol hanya terdapat di kecamatan Sandai bagian timur. Tanah organosal sebagian besar terdapat di daerah pantai, memanjang dari utara ke selatan, yaitu di kecamatan Simpang Hilir, Pulau Maya Karimata, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Manis Mata.

Daerah pantai memanjang dari utara ke selatan dan daerah aliran sungai merupakan dataran berawa-rawa, yakni mulai dari kecamatan Telok Batang, Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Pulau Maya Karimata. Sedangkan wilayah perhuluan umumnya berupa daerah berbukit-bukit. Sungai terpanjang di Kabupaten Ketapang adalah sungai Pawan. Juga terdapat sungai-sungai besar lainnya, yakni sungai Merawan/Matan, Kualan, Pesaguan, Kendawangan dan Jelai.

3) Penggunaan Lahan dan Vegetasi

Sebagian besar wilayak Kabupaten Ketapang merupakan daerah aliran sungai yang cukup besar, terdapat beberapa sungai besar dan airnya mengalir sepanjang tahun disana. Diantaranya adalah sungai Pesaguan, dan Sungai Pawan yang dimana muaranya langsung menglir kelaut. Daerah pantai hampir semuanya merupakan daerah rawa gambut dengan aneka vegetasi yang hidup disana. Daerah pantainya memiliki hutan mangrup yang bagus dan dipadu dengan tumbuhan nipah. Penggunaan lahan lebih cendrung kepertanian dan pendirian rumah walet.

4) Sosial Budaya

(5)

Secara umum masyarakat yang mendiami wilayah pesisir pantai merupakan Suku Melayu, mereka bermata pencarian sebagai petani dan buruh tukang bangunan. Bahasa yang digunakan di Ketapang adalah bahasa Melayu Ketapang dengan penekanan “te”, misalnya “di Pantai Ketapang te banyak pemandangan yang bagus kalo sore, kita te bisa liat sun set”.

C. Kondisi Pariwisata Kabupaten Ketapang

Kondisi geografis Kabupaten Ketapang yang memanjang dari utara ke selatan dimana sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan laut, khususnya bagian barat dan selatan yang berbatasan langsung dengan Selat Karimata dan Laut Jawa sehingga sebagian besar wilayahnya adalah pesisir dengan karakteristik pantai yang landai dan sebagian besar merupakan muara sungai dengan ombak yang tenang. Hal ini membuat Kabupaten Ketapang memiliki banyak potensi ekowisata bahari yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Saat ini ada beberapa objek wisata bahari dan pantai yang sudah cukup dikenal di Kabupaten Ketapang, diantaranya apadalah Pantai Tanjung Belandang, Pantai Air Mata Permai, Pantai Pagar Mentimun, Pantai Tanjung Dambus, Pulau Sawi dan bebrapa pulau kecil lainnya serta pantai yang cukup eksotis dan potensial untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisatawan sehingga menjadi sumber pemasukan daerah. Namun saat ini kondisi objek wisata yang ada masih sangat terbatas pengembangan dan promosinya, sehingga pemanfaatanya masih sangat minim.

Beberapa indikator yang dapat dengan jelas kita amati adalah sarana dan layanan yang ada. Masyarakat setempat belum dapat memanfaatkan objek wisata sebagai penambah incame, hal ini dikarenakan promosi dan pengembangan yang belum obtimal. Aksesibilitas yang rendah, pengelolaan yang kurang serta sarana dan layanan yang tidak maksimal. Masyarakat setempat belum memfokuskan perhatian untuk memaksimalkan aktivitas kepariwisataanya karena pengunjung yang masih belum banyak, sehingga objek wisata belum memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat setempat dan daerah.

1) Potensi dan Daya Tarik Pulau Sawi

(6)

dihuni oleh beberapa puluh kepala keluarga. Komunitas masyarakat Pulau Sawi umumnya bekerja sebagai nelayan dan memancing. Kadang-kadang mereka mencari mutiara laut.

Pulau Sawi ini mulai dijadikan sebagai salah satu objek wisata oleh pemerintah Kabupaten Ketapang pada tahun 2009. Kawasan pessir Pulau Sawi memiliki pantai yang indah dan berbagai jenis kegiatan wisata bahari yang alami serta masih sangat jauh dari volusi untuk menarik motivasi wisatawan. Pulai ini sering disebut dengan nama Pulau Bidadari karena memiliki air laut yang sebening kristal, sehingga berbagai biota penghuni di bawah permukaan laut bisa dilihat dengan sangat jelas. Terlebih lagi, pantai di pulau ini merupakan habitat penyu langka dan dilindungi seperti Penyu Belimbing, Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Keindahan tersebut dipadu dengan hamparan pasir putih yang membentang dengan pemandangan alam di sekeliling yang masih sangat alami, sehingga tempat ini sangat mempesona.

(7)

Biota laut di Kepulauan ini adalah rumput laut, udang kipas, kepiting raja, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, mutiara, dan beberapa jenis ikan. Selain menikmati pemandangan alam yang eksotis, Anda juga dapat melakukan berbagai kegiatan wisata alam seperti berkemah, lintas alam untuk menjelajahi pulau, menyelam, berenang, atau memancing.

2) Aktifitas Wisata Bahari Pulau Sawi

Topografi pantai yang landai membuat pantai di Pulau Sawi aman untuk berenang bahkan untuk menyelam menikmati keindahan biota lautnya pun juga aman dilakukan. Bagi yang hobi memancing, Pulau Sawi bisa menjadi pilihan yang tepat karena potensi ikan yang melimpah di tempat ini. Tersedia penyewaan perahu bagi kita yang ingin melihat keindahan pulau dari berbagai sisi. Kita bisa menyewa perahu tersebut untuk berkeliling pulau. Bagi yang menyukai tantangan, bisa juga lho trekking di pulau ini. Akan sangat seru saat kita bisa menjelajahi pulau dengan berbagai keindahannya ini. Jika ingin menikmati keindahan Pulau Sawi lebih lama,

Keindaha Pantai dan Laut Pulau Sawi Diambil dari koleksi foto Sherly Siddiq dalam situs

http://sherlysiddiq.blogspot.co.id/2014/08/pulau-yang-kabarnya-masih-virginini.html

(8)

bisa mendirikan kemah di tepi pantainya. Atau bisa juga menyewa homestay yang didirikan oleh pemerintah setempat di pulau ini.

Berada di tepian pantai Pulau Sawi, kita juga bisa melihat berbagai kegiatan nelayan yang merupakan penduduk lokal. Penduduk di pulau ini terkenal dengan keramahannya.

3) Aksesibilitas Pulau Sawi

Akses utama untuk menuju ke Pulau Sawi adalah melalui Sungai Tengar yang berjarak sekitar 70 km dari kota Ketapang ke arah selatan. Perjalanan dari kota Ketapang menuju Sungai Tengar yang berada di Desa Blossom Sari, Kecamatan Kendawangan ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, sewaan ataupun bus umum dengan waktu kurang lebih 2 jam. Setibanya di Sungai Tengar dapat melanjutkan perjalanan dengan menyewa motorboat menuju Pulau Sawi yang memakan waktu sekitar satu jam dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 500.000.

4) Fasilitas Wisata di Pulau Sawi

Sejak dibuka sebagai tempat wisata, sudah ada beberapa fasilitas dan akomodasi disediakan pemerintah daerah maupun oleh masyarakat setempat. Di Pulau Sawi, kita dapat mendirikan tenda atau kemah untuk menginap sambil

menikmati pemandangan alam yang ada. Kita juda dapat menyewa home stay yang dibangun untuk para wisatawan. Pemerintah juga telah membangun dermaga kecil bagi perahu motor untuk memudahkan transportasi kepantai ini. Jika ingin berperahu mengelilingi pulau ini kita dapat menyewa perahu yang disediakan masyarakat setemat.

D. Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan menurut The World Conservation Union (WCU) adalah proses pembangunan suatu tempat atau daerah tanpa

Dermaga di Pulau Sawi

Diambil dari koleksi foto Sherly Siddiq dalam situs

(9)

mengurangi nilai guna dari sumber daya yang sudah ada. Secara umum hal ini dapat dicapai dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap sumber-sumber daya yang sekarang ada, agar dapat dinikmati untuk masa yang akan datang. Pembangunan kepariwisataan bertahan lama menghubungkan wisatawan sebagai penyokong dana terhadap fasilitas pariwisata dengan pemeliharaan lingkungan.

Menurut World Commicion on Environment and Development konsep pariwisata berkelanjutan adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kebutuhan saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan (hidup) generasi penerus di waktu yang akan datang. Arti lebih jauh, dalam pembangunan hendaknya jangan menghabiskan atau menguras sumber daya pariwisata untuk jangka pendek, tetapi harus memperhatikan kelanjutan pembangunan pariwisata jangka panjang di waktu yang akan datang.

Daya dukung (carring capacity) adalah kunci bagi pengembangan kepariwisataan bertahan lama (sustainable tourism). Konsep ini mengacu pada penggunaan secara maksimal dari suatu daya tarik wisata tanpa mengakibatkan kerusakan sumber-sumber yang ada, yang dapat mengurangi kepuasan turis atau menambah masalah sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Prinsip lain dari sustainable tourism menurut Kingdoms Department of the Environment (dalam I Gusti, 2011: 14) yang juga kurang lebih sama dengan konsep-konsep yang sudah ditulis sebelumnya antara lain :

1) Lingkungan hidup mempunyai nilai yang tersirat sebagai asset dari pariwisata, yang keberadaannya harus dipertimbangkan untuk jangka panjang.

2) Kepariwisataan harus dapat dikenalkan sebagai aktivitas yang positif yang dapat memberikan keuntungan yang potensial kepada masyarakat di tempat-tempat lain disekitarnya.

3) Hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dikelola sehingga lingkungan hidup dapat bertahan untuk jangka panjang dan kegiatan pariwisata tidak boleh membawa dampak yang tidak diharapkan.

4) Kegiatan kepariwisataan dan pengembangan-pengembangannya harus mempertimbangkan derajat kealamian dan karakter dari tempat dimana mereka berlokasi.

(10)

Menurut McIntyre (dalam I Gusti 2011) dinyatakan bahwa ada tiga komponen penting yang saling terikat dalam pengembangan sustainable tourism dan apabila ketiga komponen ini dilibatkan maka aka terjadi peningkatan kualitas hidup. Ketiga komponen itu adalah:

1) Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, mendorong penanaman modal, meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis.

2) Lingkungan

Agar kepariwisataan dapat bertahan lama maka tipe dan tingkat aktivitas kepariwisataan harus diseimbangkan dengan kapasitas tersedianya sumber daya, baik alam maupun buatan.

3) Masyarakat

Pengembangan kepariwisataan memerlukan perubahan yang berhubungan dengan pemeliharaan, maka perlu bagi masyarakat sekitarnya untuk memperoleh keuntungan dan kepariwisataan yang dapat memuaskan mereka sehingga mereka mempunyai motivasi untuk mengadakan perubahan tersebut. Peningkatan taraf hidup masyarakat adalah faktor pokok. Keinginan masyarakat untuk terlibat adalah merupakan kunci untuk mengadakan perubahan yang akan meningkatkan kualitas hidup. Jika masyarakat terlibat dalam berbagai tahap maka masyarakat akan merasa termotivasi dan bertanggung jawab. Para tertua dan orang-orang kuno memerlukan perhatian khusus, karena mereka sulit untuk menerima perubahan-perubahan.

E. Konsep Wisata Bahari

Wisata bahari merupakan suatu bentuk wisata potensial termasuk di dalam kegiatan “Clean industry”. Pelaksanaan wisata bahari yang berhasil apabila memenuhi berbagai komponen yakni terkaitnya dengan kelestarian lingkungan alami, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya

(11)

yang di rumuskan oleh Low Choy dan Heillbronn (dalam I Gusti 2011) Lingkungan; ecotourism bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relative belum tercemar atau terganggu yaitu;

1) Lingkungan; ekotorisme bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu.

2) Masyarakat; ekotorisme harus memberikan manfaat ekologi, sosial dan ekonomi langsung kepada masyarakat.

3) Pendidikan dan Pengalaman; ekotorisme harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimiliki.

4) Berkelanjutan; ekotorisme dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

5) Manajemen; ekotorisme harus dikelola secara baik dan menjamin sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sekarang maupun generasai mendatang.

Pengertian wisata bahari atau tirta adalah jenis pariwisata yang dikaitkan dengan kegiatan olah raga air lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau lautan lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar, mendayung dan sebagainya. Aktivitas bahari ini dapat dijumpai di daerah Bunaken Sulawesi Utara, Wakatobi, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan di Lombok, Pulau Rajaampat di Papua serta beberapa kawasan pesisir Kabupaten Ketapang, termasuk salah satunya berada di pesisir pantai Pulau Sawi. Wisata bahari adalah wisata dan lingkungan yang berdasarkan daya tarik wisata kawasan yang didominasi perairan dan kelautan dimana di dalamnya terdapat kegiatan untuk menikmati keindahan dan keunikan daya tarik alaminya.

(12)

yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah baik dari segi ekonomi, keindahan dan tetap memperhatikan kelestarian yang ada.

Pulau Sawi memiliki daya dukung (carring capacity) yaitu keindahan pantai dengan pasir yang putih, air yang jernih, ombak yang tenang, flora dan fauna serta biota laut yang beragam, dan menjadi tempat hidup penyu yang dilindungi. Hal inilah yang dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan daya tarik wisata tanpa mengakibatkan kerusakan sumber-sumber yang ada, yang dapat menimbulkan masalah sosial, ekonomi, atau lingkungan bagi masyarakat sekitar.

Pengembangan Pulau Sawi sebagai pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) memrlukan tiga komponen utama yang saling bekerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan lingkungannya, yaitu harus adanya:

1) Industri Pariwisata

Pengembangan sarana dan prasaran untuk menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, mendorong penanaman modal, dan pengembangan bisnis.

2) Lingkungan

Harus ada keseimbangan antara tipe dan tingkat aktivitas pariwisata dengan ketersedian sumber daya yang ada baik alami maupun buatan.

3) Masyarakat

Perlunya penyuluhan untuk memotivasi masyarakat sekitar dan pemberian wawasan kelingkungan yang kontinyu untuk menumbuhkan semangat memelihara dan menjaga serta membangun fasilitas yang ada, baik alami maupun buatan. Peningkatan taraf hidup masyarakat setempat adalah faktor utamanya.

Jadi untuk menciptakan Pulau Sawi sebagai Ekowisata Bahari yang berkelanjutan diperlukan perlakuan yang saling berhubungan, baik dari segi fisik maupun sosialnya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Efisiensi pengelolaan potensi sumber daya alam dalam perencanaan pengembangan Pulau Sawi sebagai Ekowisata Bahari yang berkelanjutan; 2) peningkatan pemberdayaan kinerja aparatur Dinas Pariwisata, Seni dan

Budaya Kabupaten Ketapang, 3) pengembangan kelembagaan,

4) penerapan Peraturan Daerah (PERDA), 5) peningkatan tenaga perancang dan peneliti; 6) melakukan diversifikasi pada pemasaran,

7) peningkatan promosi baik elektronik maupun cetak sebagai sumber informasi wisata,

(13)

9) peningkatan sumber daya lokal terhadap kesadaran kelestarian obyek wisata, dan

10) sistem pengaturan di bidang perlindungan wisatawan.

Daftar Rujukan

Dispora Kab. Ketapang. 2015. Rencana Penyelenggaraan Festival Kapal Nelayan Hias Tradisional 2016. Diperoleh dari: http://disbudparpora.ketapangkab.go.id/index.php?

format=feed&type=rss&lang=en. Diakses pada Kamis, 15 Oktober 2015.

Gautama, I Gusti Agung Gede Oka. 2011. Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari Di Pantai Sanur. Tesis Program Magister. Program Studi Pariwisata Universitas Udayan.

Healthy. 2012. Rute Perjalanan dari Pontianak Menuju Ketapang. Diperoleh dari: http://www.healthyenthusiast.com/rute-perjalanan-pontianak-menuju-ketapang.html. Diakses pada Jumat, 16 Oktober 2015.

Mr. Provide. 2015. Kote Ale-ale, Kota Ketapang. Diperoleh dari: https://pramonoe97.wordpress.com/2015/06/30/kota-ketapang/.

(14)

Siddiq, Sherly. 2014. Pulau Sawi. Diperoleh dari: http://sherlysiddiq.blogspot.co.id/2014/08/pulau-yang-kabarnya-masih-virginini.html. diakses pada 20 Oktober 2015.

Situs Wisata Melayu.Com. 2014. Pulau Sawi (Pulau Bidadari). Diperoleh dari: http://www.wisatamelayu.com/id/tour/1016-Pulau-Sawi/navcat. Diakses pada 20 Oktober 2015

Gambar

Gambar beberapa biota laut yang terdapat di Pulau Sawi.

Referensi

Dokumen terkait

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

masing baris yang paling minimum dan setelah dihasilkan tablo yang baru atau tereduksi, lanjutkan dengan mengurangi entri biaya setiap kolom dari tablo transportasi yang

(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang

Akan tetapi kedua produk IDS yang dipilih dalam Tugas Akhir ini, yaitu Snort IDS dan Ossec IDS belum menyediakan provider untuk dapat dengan mudah digunakan dalam sistem

Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Sadikin (2011) Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun suatu sistem informasi geografis mengenai peta kampus Undip beserta informasi berbasis web agar dapat

Pada tahun 2010 laba perusahaan mengalami peningkatan, karena simpanan Mudharabah dikelola dengan baik oleh bank dengan memberikan pembiayaan kepada nasabah yang

Mengatasi semua itu tidak mungkin terjadi jika kita tengah mengalami krisis kemanusiaan. Salah satu penyebab krisis kemanusiaan adalah tidak dimilikinya rasa memiliki dan