• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang - DOCRPIJM 1501387511Bab 1 PENDAHULUAN KAB MANGGARAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1 Latar Belakang - DOCRPIJM 1501387511Bab 1 PENDAHULUAN KAB MANGGARAI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

I-1

1.1 Latar Belakang

ada dasar nya per encanaan mer upakan bagian ter penting dalam penyelenggar aan

pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daer ah. Dengan per encanaan yang baik dan

siner gis, maka pembangunan bai k fisik maupun non fisik, dapat ber jalan dengan tepat, ter ar ah,

dan ter padu ser ta sesuai dengan sumber daya yang ter sedia.

Ber lakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 memunculkan kehaw atir an akan

bangkitnya kembali sentr alisasi dalam bentuk yang lain, yang ter kamuflase dalam pasal -pasal

menyangkut pembagian tugas pemer intahan, antar a pemer intah pusat, pr ovinsi dan

kabupaten/ kota. Undang-undang ini menyebut, ur usan pemer intahan ter dir i atas ur usan

pemer intahan absolut, ur usan pemer intahan konkur en, dan ur usan pemer intahan umum.

Ur usan pemer intahan absolut sepenuhnya menjadi kew enangan Pemer intah Pusat, ur usan

pemer intahan konkur en dibagi antar a Pemer intah Pusat dan Pr ovinsi dan Kabupaten/ Kota,

ur usan pemer intahan konkur en yang diser ahkan ke Daer ah menjadi dasar pelaksanaan

Otonomi Daer ah. Sedangkan ur usan pemer i ntahan umum menjadi kew enangan Pr esiden

sebagai kepala pemer intahan.

Selain itu, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 juga memper tegas posisi dan

per bedaan Guber nur dan Walikota/ Bupati. Guber nur yang dipilih melalui mekanisme

P

P endahuluan

BAB

(2)

I-2 pemilihan langsung, dikooptasi dengan menempatkan sebagai w akil Pemer intah Pusat, yang

ber ar ti dikategor ikan sebagai unit yang dalam penyelenggar aan pemer intahannya

ber singgungan dengan kegiatan dekonsentr asi dar ipada desentr alisasi. Sehingga,

kew ew enangan Guber nur “ter kebir i” kar ena status gandanya yang juga sebagai w akil

pemer intah pusat. Kar enanya, sulit jika menampikkan adanya upaya pelemahan otonomi

daer ah dalam undang-undang ini. Untuk Banten yang kini hanya memiliki Guber nur , tanpa

Wakil Guber nur , tentu bukan per kar a mudah membagi konsentr asi untuk melaksanakan tugas

ini.

Guber nur sebagai w akil pemer intah pusat, menghar uskannya melakukan pembinaan

dan pengaw asan ter hadap penyelenggar aan tugas pembantuan di kabupaten/ kota, melakukan

monev dan super visi, melakukan evaluasi APBD dan lain-lain, ser ta dapat membatalkan

per atur an daer ah dan member ikan per setujuan ter hadap Raper da Kabupaten/ Kota, ser ta dapat

member ikan sanksi kepada Bupati/ Walikota.

Semangat dar i UU No 23 Tahun 2014 ini adalah memaksimalkan per anan pemer intah

daer ah yang mampu melaksanakan kew enangannya yang ber or ientasi pelayanan dasar bukan

kekuasaan semata. Dengan kondisi ter sebut, mau tidak mau, per an ser ta masyakar at dalam hal

pengaw asan ter hadap penyelenggar aan pemer i ntahan yang ber basis pelayanan publik.. Kar ena

itu setiap daer ah (pr ovinsi/ kabupaten/ kota) har us menetapkan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daer ah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daer ah (RPJMD) dan

Rencana Ker ja Pemer intah Daer ah (RKPD).

Rencana pembangunan daer ah ini kemudian diter jemahkan secar a spasial dalam bentuk

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang antar a lain mengamanatkan adanya dokumen r encana tata r uang w ilayah daer ah

(pr ovinsi maupun kabupaten/ kota) dengan jangka w aktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5

(3)

I-3 Dengan per timbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Per encanaan Pembangunan Nasional, Pr esiden Joko

Widodo (Jokow i) pada 8 Januar i 2015 lalu, telah menandatangani Per atur an Pr esiden Nomor 2

Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Dalam Per pr es ini disebutkan, RPJM Nasional mer upakan penjabar an dar i visi, misi dan

pr ogr am Pr esiden hasil Pemilihan Umum tahun 2014.

“RPJM Nasional memuat str ategi pembangunan nasional, kebijakan umum, pr ogr am

Kementer ian/ Lembaga dan lintas Kementer ian/ Lembaga, kew ilayahan dan lintas kew ilayahan,

ser ta ker angka ekonomi makr o yang mencakup gambar an per ekonomian secar a

menyelur uh ter masuk ar ah kebijakan fi skal dalam r encana ker ja yang ber upa ker angka

r egulasi dan ker angka pendanaan yang ber sifat indikatif,” bunyi Pasal 2 Ayat (2) Per pr es ini.

RPJMN sebagaimana dimaksud ber fungsi sebagai: a. Pedoman bagi

Kementer ian/ Lembaga dalam menyusun r encana str at egis; b. Bahan penyusunan dan

penyesuaian RPJM Daer ah; c. Pedoman pemer intah dalam menyusun Rencana Ker ja

Pemer intah (RKP); dan d. Acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi RPJM Nasional. Selai n

itu RPJM Nasional juga dapat menjadi acuan bagi masyar akat ber par tisipasi dalam pelaksanaan

pembangunan nasional.

Dalam lampir an Per pr es itu disebutkan, RPJM Nasional 2015-2019 disusun sebagai

penjabar an dar i Visi , Misi, dan Agenda (Naw a Cita) Pr esiden/ Wakil Pr esiden, Joko Widodo dan

Muhammad Jusuf Kalla, dengan menggunakan Rancangan Teknokr atik yang t elah disusun

Bappenas dan ber pedoman pada RPJPN 2005-2025.

“RPJMN 2015-2019 adalah pedoman untuk menjamin pencapaian visi dan misi Pr esiden,

RPJMN sekaligus untuk menjaga konsistensi ar ah pembangunan nasional dengan tujuan di

dalam Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 dan RPJPN 2005–2025,” bunyi RPJM Nasional

2015-2019 itu.

Ditegaskan dalam lampir an Per pr es itu, bahw a pembangunan nasional Indonesia lima tahun ke

depan per lu mempr ior itaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan ener gi dan

(4)

I-4 Seir ing dengan itu, menur ut Per pr es ini, pembangunan lima tahun ke depan juga har us

makin mengar ah kepada kondisi peningkatan kesejahter aan ber kelanjutan, w ar ganya

ber kepr ibadian dan ber jiw a gotong r oyong, dan masyar akatnya memiliki kehar monisan

antar kelompok sosial, dan postur per ekonomian makin mencer minkan per tumbuhan yang

ber kualitas, yakni ber sifat inklusif, ber basis luas, ber landaskan keunggulan sumber daya

manusia ser ta kemampuan iptek sambil ber ger ak menuju kepada keseimbangan antar sektor

ekonomi dan antar w ilayah, ser ta makin mencer minkan kehar monisan antar a manusia dan

lingkungan.

Adapun agenda satu tahun per tama dalam Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019,

menur ut Per pr es ini, juga dimaksudkan sebagai upaya membangun fondasi untuk melakukan

akseler asi yang ber kelanjutan pada t ahun-tahun ber ikutnya, disamping melayani

kebutuhan-kebutuhan dasar masyar akat yang ter golong mendesak. Sement ar a, agenda lima tahun selama

tahun 2015-2019 sendir i dihar apkan juga akan meletakkan fondasi yang kokoh bagi

tahap-tahap pembangunan selanjutnya.

“Dengan demikian, str ategi pembangunan jangka menengah, ter masuk di dalamnya

str ategi pada tahun per tama, adalah str at egi untuk menghasilkan per tumbuhan bagi sebesar

-besar kemakmur an r akyat secar a ber kelanjut an,” bunyi pada lampir an Per atur an Pr esiden

Nomor 2 Tahun 2015 itu.

Dengan ker angka pemahaman ini dalam r angka pengembangan per mukiman yang layak

huni dan ber kelanjutan, Dir ektor at Jender al Cipta Kar ya, Kementer ian Peker jaan Umum,

mengembangkan konsep per encanaan pembangunan infr astr uktur Bidang Cipta Kar ya yang

ter integr asi ber upa Rencana Pr ogr am Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta

Kar ya, sebagai upaya mew ujudkan ket er paduan pembangunan di kabupaten/ kota. RPIJM

Bidang Cipta Kar ya disusun oleh Pemer intah Kabupaten/ Kota melalui fasilitasi Pemer intah

Pr ovinsi yang mengintegr asikan kebi jakan skala nasional, pr ovinsi, dan kabupaten/ kota, bai k

(5)

I-5 keter paduan pembangunan Bidang Cipta Kar ya dapat ter w ujud, dengan memper timbangkan

aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daer ah.

Pada dasar nya Rencana Pr ogr am Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta

Kar ya mer upakan dokumen perencanaan dan pemr ogr aman pembangunan infr astr uktur

Bidang Cipta Kar ya yang disusun oleh Pemer intah Kabupaten/ Kota dengan jangka w aktu 5

(lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemer intah Pusat, Pemer intah Pr ovinsi, Pemer intah

Kabupaten/ Kota, masyar akat, dan dunia usaha dengan mengacu pada r encana tata r uang dan

kebijakan skala nasional, pr ovinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keter paduan

pembangunan permukiman yang layak huni dan ber kelanjutan.

RPIJM Bidang Cipta Kar ya Kabupaten MANGGARAI BARAT disusun dengan mengintegr asikan

ber bagai dokumen per encanaan spasial maupun sektor al, mulai dar i tingkat pusat, pr ovinsi ,

hingga kabupaten/ kota. RPIJM Bidang Cipta Kar ya disusun sebagai dokumen teknis oper asional

pembangunan infr astr uktur Bidang Cipta Kar ya sesuai dengan dokumen r encana yang ada,

dengan per kuatan pada r encana invest asi sesuai dengan kebutuhan dan kapasit as Daer ah.

Mengingat pembangunan bidang per mukiman dan pr asar ana dasar bidang Cipta Kar ya

mer upakan kebutuhan mendasar yang ber kait an langsung dengan har kat dan kualitas hidup

masyar akat maka per cepatan pembangunan sar ana dan pr asar ana bidang Cipta Kar ya di

kabupaten/ kota mer upakan tuntutan kebutuhan yang mendesak sifat nya. Demi memenuhi

tuntutan kebutuhan pembangunan sar ana dan pr asar ana bidang Cipta Kar ya ini maka sejak

tahun 2008 telah disusun Rencana Pr ogr am Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta

Kar ya selur uh kabupaten/ kota di pr ovinsi NTT ter masuk Kabupaten MANGGARAI BARAT

untuk jangka w aktu r encana 2017 hingga 2021. Dalam pelaksanaannya ter nyata ter dapat

banyak per ubahan dan per geser an sebagai akibat dar i per ubahan faktor inter nal maupun

kar ena per ubahan kebijakan ekst er nal.

Bagaimanapun, tuntutan per ubahan ter sebut tidak mungkin lagi diw adahi dengan

menggunakan pr oduk RPIJM Kabupaten MANGGARAI BARAT yang lama. Kar ena itu

Kementer ian Peker jaan Umum dan Per umahan Rakyat Melaluui Dir ektor at Jendr al Cipta Kar ya,

(6)

I-6 RPIJM Bidang Cipta Kar ya kabupaten/ kota di selur uh Indonesia, ter masuk untuk Kabupaten

MANGGARAI BARAT.

1.2 Maksud dan Tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten MANGGARAI BARAT

Maksud Penyusunan Rencana Pr ogr am Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta

Kar ya Pemer intah Kabupat en MANGGARAI BARAT adalah untuk mewujudkan kemandir ian

Kabupaten MANGGARAI BARAT dalam penyelenggar aan pembangunan infr astr uktur

per mukiman yang ber kelanjutan, baik di per kot aan maupun per desaan.

Adapun tujuan dar i disusunnya RPIJM Bidang Cipta Kar ya adalah sebagai dokumen

acuan dalam per encanaan, pemr ogr aman, dan penganggar an pembangunan infr astr uktur

Bidang Cipta Kar ya. RPIJM memuat r encana pr ogr am dan investasi dalam jangka w aktu lima

tahun yang mencakup multi sektor , multi sumber pendanaan, dan multi stakeholder s.

(7)

I-7 Pr insip dasar RPIJM secar a seder hana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam ker angka waktu 5 (lima) t ahun untuk

r encana invest asi yang di susun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor / bidang pengembangan kawasan per mukiman,

pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sist em pelayanan

per sampahan, pengembangan system pelayanan air limbah, pengembangan syst em

pematusan kot a/ dr ainase, peningkatan kual itas kawasan kumuh dan per emajaan

per mukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan r uang ter buk a

hijau, ser ta penanggulangan kebakar an dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan

pemer intah,sumber pendanaan swasta, dan masyar akat. Sumber pendanaan

pemer intah dapat ter dir i dar i APBN, APBD Pr ovinsi, APBD Kabupaten/ Kota, sedangkan

dana sw ast a dapat ber upa Ker jasama Pemer i ntah Swasta ( KPS) dan Coor por at e Social

Responsibilit y (CSR). Masyar akat pun dapat ber kontr ibusi dalam pember dayaan

masyar akat, misalnya dalam bentuk bar ang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyar akat , Pemer intah, dan Swasta

sebagai pelaku pembangunan dalam pr oses penyusunan RPIJM maupun pada saat

pelaksanaan pr ogr am.

5. Par tisipatif, yaitu memper hatikan kebutuhan dan kemampuan daer ah (kabupaten/ kot a

dan pr ovinsi) sesuai kar akt er istik setempat (bot t om-up).

Dengan 5 (lima) pr insip dasar ter sebut, dihar apkan kemandir ian Kabupat en MANGGARAI

BARAT dapat ter w ujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat ter capai. RPIJM

Bidang Cipta Kar ya ber sifat dinamis dan dapat dikaji (r eview) setiap tahunnya dalam r angka

(8)

I-8

1.4 Mekanisme Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Kar ya

1.4.1 Hubungan Ker ja Penyusunan RPIJM

Penyusunan RPIJM bidang Cipta Kar ya kabupaten/ kota pada dasar nya melibatkan

pemer intah pusat, pemer intah pr ovinsi, dan pemer intah kabupaten/ kota. Pemer intah pusat,

dalam hal ini Ditjen Cipta Kar ya, ber tindak sebagai pembina. Sedangkan, pemer intah pr ovinsi

ber per an sebagai fasilitator , dan pemer intah kabupaten/ kota mer upakan penyusun dar i

dokumen RPIJM Bidang Cipta Kar ya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta Kar ya ter dapat unit pelaksanaan di Pusat

dan Daer ah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/ Randal, melalui Sur at Keputusan

Dir ektur Jender al Cipta Kar ya, yang ter dir i dar i pejabat yang mew akili Dir ektor at Bina Pr ogr am,

Dir ektor at Pengembangan Per mukiman, Dir ektor at Tata Bangunan dan Lingkungan,

Dir ektor tat Pengembangan Air Minum, Dir ektor at Pengembangan PLP, dan Sekr etar iat Ditjen

Cipta Kar ya.

Pada tingkat pr ovinsi, dibentuk satgas RPIJM yang ber fungsi memfasilitasi antar a

Pemer intah Pusat dan Pemer intah Kabupaten/ Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas Pr ovinsi

dapat dibentuk melalui SK Guber nur / Sekda. Adapun anggotanya ter dir i dar i unsur Bappeda,

Dinas PU/ CK/ Per mukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD ter kait pembangunan Cipta Kar ya, dan

(9)

I-9 Sementar a di tingkat kabupaten/ kota, dibent uk satgas RPIJM Kabupaten/ Kota yang

ber tugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/ Walikota dengan anggota ter dir i

dar i unsur Bappeda, Dinas PU/ CK/ Per mukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD ter kait pembangunan

Cipta Kar ya, dan PDAM.

Gambar 1.1. Hubungan Ker ja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Kar ya

Dengan melibatkan selur uh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Kar ya,

dihar apkan pembangunan infr astr uktur Bidang Cipta Kar ya dapat ber jalan dengan efi sien dan

efektif dalam r angka mew ujudkan per mukiman yang layak huni dan ber kelanjutan. Gambar 1.3

memapar kan Ket er kaitan Or ganisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/ Kota.

1.4.2 Langkah Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Kar ya

Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Kar ya har us mengacu pada dokumen per encanaan

yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, per encanaan sektor al, maupun per encanaan

(10)

I-10 Dar i Gambar ter sebut dapat dilihat bahw a selur uh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat,

Pr ovinsi, maupun Kabupaten/ Kota memiliki per an penting dalam penyusunan RPIJM Bidang

Cipta Kar ya. Pr insip bot t om up planning cukup kental pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta

Kar ya ini, agar r encana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infr astr uktur Bidang Cipta

Kar ya di daer ah, dengan t etap mengacu pada kebijakan nasional.

(11)

I-11

1.4.3 Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPIJM per lu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen

RPIJM kabupaten/ kot a. Penilaian kelayakan t er sebut menggunakan metode skor ing, dimana

masing-masing kr iter ia kelayakan t elah ditetapkan bobot/ nilainya. Indikator Penilaian

Dokumen RPIJM dinilai dar i beber apa kr iter ia yaitu:

1. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dar i legalisasi dokumen RPIJM oleh

Bupati/ Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan

RPIJM.

2. Keter paduan Str at egi Pengembangan Kota dan Kaw asan

Penilaian ter hadap kelayakan r encana dilihat dar i keter paduan str ategi yang ter tuang

pada dokumen per encanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, per atur an

per undangan Bidang Cipta Kar ya), per encanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP,

investasi sektor PLP, r encana pr ogr am investasi sektor SPAM.

4. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian ter kait aspek per lindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan

infr astr uktur bidang Cipta Kar ya.

5. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggar an untuk pr ogr am/ kegiat an RPIJM ser t a

pemanfaat an multi sumber pendanaan.

(12)

I-12 Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dar i kesiapan kelembagaan untuk menyusun

dan mengelola implementasi RPIJM di daer ah.

7. Matr iks Pr ogr am

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dar i penetapan pr ior itas pr ogr am dan matr iks

pr ogr am dan mat r iks pr ogr am ber dasar kan entit as yang t er tuang dalam RPIJM Bidang

cipta Kar ya.

Tabel ber ikut memapar kan car a penilai an kelayakan RPIJM Bidang Cipta Kar ya secar a

kuantitatif.

Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPIJM

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN NILAI

MAX

KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)

A LEGALISASI 1 Per setujuan Bupati/ Kabupaten 2.00

2 Per setujuan dar i Kadis PU Pr ovinsi 2.00

B OUTLINE

DOKUMEN

1 Pendahuluan 0.50

2 Ar ahan Per encanaan Pembangunan Bidang Cipta Kar ya 0.50

3 Ar ahan Str ategis Nasional Bidang Cipta Kar ya 0.50

4 Pr ofil Kabupaten/ Kota 0.50

5 Keter paduan Str ategi Pengembangan Kab./ Kota 0.50

6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0.50

7 Keter paduan Pr ogr am Ber dasar kan Entitas 0.50

8 Aspek Per lindungan Lingkungan dan Sosial 0.50

9 Aspek Pembiayaan 0.50

10 Aspek Kelembagaan 0.50

11 Matr iks Rencana Pr ogr am dan Investasi Jangka

Menengah Bidang Cipta Kar ya 0.50

ARAHAN KEBIJAKAN (4)

1 Amanat Pemabngunan Nasional Ter kait Bidang Cipta

Kar ya 0.50

2 Amanat Per atur an Per undangan Pembangunan Ter kait

Bidang Cipta Kar ya 0.50

(13)

I-13

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN NILAI

MAX

1 Geogr afi dan Administr asi Wilayah 0.3

2 Demogr afi 0.2

2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daer ah

(RPJMD) 2.0

3 Per da Bangunan Gedung (BG) 2.0

4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1.0

5 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM) 1.0

6 Str ategi Sanitasi Kota (SSK) 1.0

7 Rencana Pembangunan Kaw asan Per mukiman (RP2KP)

Kabupaten/ Kota 1.0

8 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kaw asan

Str ategis Kabupat en/ Kota (RTBL KSK) 1.0

9 Integr asi Str ategi Pembangunan Kabupaten/ Kota dan

sektor 2.5

1 Isu Str ategis, Kondisi Eksistin, Per masalahan, dan

Tantangan 1.0

2 Analisa Kebutuhan Pengembangan Per mukiman 2.0

3

Kesi apan Daer ah ter hadap Kr iter ia Kesiapan (Readiness Cr iter ia) Sektor Pengembangan Per mukiman

2.0

4 Usulan Kebutuhan Pr ogr am dan Kegiatan 2.0

H RENCANA

PROGRAM 1

Isu Str ategis, Kondisi Eksistin, Per masalahan, dan

(14)

I-14

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN NILAI

MAX

INVESTASI SEKTOR PBL

2 Analisa Kebutuhan Sektor PBL 2.0

3

Kesi apan Daer ah ter hadap Kr iter ia Kesiapan

(Readiness Cr iter ia) Sektor Penat aan Bangunan dan Lingkungan

1 Isu Str ategis, Kondisi Eksistin, Per masalahan, dan

Tantangan (Air Limbah, Per sampahan, Dr ainase) 3.0

2 Analisa Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air

Limbah, Per sampahan, Dr ainase) 6.0

3

Kesi apan Daer ah ter hadap Kr iter ia Kesiapan

(Readiness Cr iter ia) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Per sampahan, Dr ainase)

6.0

4

Usulan Kebutuhan Pr ogr am dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Per sampahan, Dr ainase)

1 Isu Str ategis, Kondisi Eksistin, Per masalahan, dan

Tantangan 1.0

2 Analisa Kebutuhan Sektor Air Minum 2.0

3 Kesi apan Daer ah ter hadap Kr iter ia Kesiapan

(Readiness Cr iter ia) Sektor Air Minum 2.0

4 Usulan Kebutuhan Pr ogr am dan Kegiatan 2.0

K KETERPADUAN

PROGRAM 1

Keter paduan Pr ogr am ber dasar kan Entitas Regi onal,

Kabupaten/ Kota, Kaw asan dan Lingkungan Komunitas 4.0

KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)

L

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

1 Analisis Per lindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL,

UPL dan SPPLH) 3.0

2 Analisis Per lindungan Sosial 3.0

KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)

M ASPEK

PEMBIAYAAN

1 Pr ofil Per kembangan APBD Kabupaten/ Kota 1.0

2

Pr ofil Per kembangan Investasi Bidang Cipta Kar ya (APBN, APBD Pr ovinsi, APBD Kabupaten/ Kota, Sw asta, Masyar akat)

1.0

3 Pr oyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Kar ya 2.0

4 Str ategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Kar ya 2.0

KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)

N ASPEK

KELMBAGAAN

1 Kondisi Eksisting (Or ganisasi, Tata Laksana, dan SDM) 2.0

2 Anlisis Per masalahan (Or ganisasi, Tata Laksana, dan

SDM) 2.0

(15)

I-15

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN NILAI

MAX

Telah Memuat Rencana Pr ogr am dan Investasi Infr astr uktur bidang Cipta Kar ya untuk Jangka Menengah (lima tahun)

3.0

2

Telah memuat Infor masi Keter paduan pembangunan ber dasar kan entitas w ilayah dan sumber

pembiayaannya

1.5 Muatan Dokumen RPIJM Lapor an Akhir

Secar a substansi muat an RPIJM Kabupat en MANGGARAI BARAT t er dir i 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini ber isi kan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan RPIJM Bidang Cipta Kar ya, pr i nsi p penyusunan RPIJM Bi dang Cipt a

Kar ya, ser ta mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Kar ya.

Bab 2 Pr ofil Kabupaten MANGGARAI BARAT

Pada bagian ini ber isikan pembahasan mengenai w ilayah str at egis, potensi

w ilayah, demogr afi dan ur banisasi , ser ta i su str ategis Kabupaten/ kota..

Bab 3 Ar ahan Kebijakan dan Rencana Str ategis I nfr astr uktur Bidang Cipta Kar ya

untuk Kabupaten MANGGARAI BARAT

(16)

I-16 r encana Str ategis Infr astr uktur Bidang Cipta Kar ya di kabupaten MANGGARAI

BARAT..

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan

Pada bab ini membahsa tentang analisi s sosial, ekonomi, dan lingkunganantar a

lain Kajian Lingkungan Hidup Str ategis (KLHS) dan analisis kemiskinan

Bab 5 ker angka Str ategis Pendanaan I nfr astr uktur Bidang Cipta Kar ya.

Pada bab ini membahas tent ang kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan

alter natif pendanaan..

Bab 6 Ker angka Kelembagaan dan Regulasi di Kabupaten MANGGARAI BARAT

Pada bab ini membahas mengenai ker angka kelembagaan dan ker angka

r egulasi yang ada di kabupaten MANGGARAI BARAT.

Bab 7 Rencana Pembangunan I nfr astr uktur Cipta Kar ya di Kabupaten MANGGARAI

BARAT

Bagian ini membahas mengenai r encana pr ogr am investasi infr astr uktur Bidang

Cipta Kar ya untuk masing-masing sektor , yaitu sektor Pengembangan Kaw asan

Per mukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis

kebutuhan, ser ta usulan kebutuhan pr ogr am dan pendanaan masing-masing

sektor di Kabupaten MANGGARAI BARAT

Bab 8 Memor andum Pr ogr am Jangka Menengah Bidang Cipta Kar ya di Kabupaten

MANGGARAI BARAT

Pada bab ini ber isi mengenai matr iks pr ogr am investasi RPIJM Kabupat en/ Kota

dan matr iks keter paduan pr ogr am pada kaw asan pr ior itas Kabupaten/ Kota.

Gambar

Gambar 1.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2.  Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya
Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPIJM

Referensi

Dokumen terkait

pengajuan pembebasan bersyarat, AHM mengumpulkan Foto Copy KTP Istrinya selaku penjamin dan Foto Copy Kartu Keluarga (KK) sedangakn SANH mengumpulkan Foto Copy KTP ibu kandungnya

Dari pendapat tersebut, dapat di simpulkan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang

Nilai ekonomis dari ampas tebu akan semakin tinggi apabila dilakukan proses lanjutan yaitu dengan memanfaatkan limbah tebu menjadi membran silika nanopori yang

yang sangat besar seperti: (1) pengembangan kompetensi guru (matematika) dalam pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat merefleksikan pada

Untuk kepentingan penelitian ini, saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi angket berikut ini dengan jujur dan lengkap sesuai dengan keadaan dan perasaan ibu yang

Berdasarkan kondisi, tuntutan untuk lebih berfungsinya kegiatan audit adalah suatu keharusan dan dapat diantisipasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap prosedur kegiatan atau

Ditinjau dari kondisi anak-anak di panti asuhan, maka hubungan antara intensi prososial dengan empati pada anak-anak di panti asuhan tersebut merupakan hal

Bahan pembuatan bata merah dapat digunakan pada jenis tanah liat, namun tanah liat yang terdapat kandungan pasir lebih baik digunakan sebagai campuran bahan