• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Neraca Konsolidasi Laporan Laba Rugi Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi... 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Neraca Konsolidasi Laporan Laba Rugi Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi... 5"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Halaman Laporan Auditor Independen

Neraca Konsolidasi ... 1 – 2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ... 3 - 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ... ... 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi ... ... 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ... ... 7 – 48

(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

1

2010

Catatan (Tidak Diaudit) 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2a,2d,2n,3,28

Pihak hubungan istimewa 2c,26 119.109.877 117.123.061

Pihak ketiga 8.226.947.764 97.130.877.251

Investasi jangka pendek 2d,4 25.000.000.000 -

Piutang usaha 2f,5

Pihak hubungan istimewa 2c,26 27.824.389.085 -

Pihak ketiga 5.183.702.391 38.717.445.569

Piutang lain-lain 2f,6 1.897.982.272 34.982.766.404 Pajak pertambahan nilai dibayar di muka 5.775.851.434 5.858.152.293 Uang muka dan biaya di bayar di muka 2g 1.696.121.583 186.589.571 Bank yang dibatasi penggunaannya 2d,7 828.869.485 -

JUMLAH ASET LANCAR 76.552.973.891 176.992.954.149

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan - bersih 2l,10b 29.867.117.659 15.986.692.323 Aset tetap – setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp 273.123.828.473 pada tahun 2010 dan sebesar Rp 215.387.429.896

pada tahun 2009 2h,2j,8 1.097.424.119.550 1.045.285.682.556 Properti investasi – setelah dikurangi

penyusutan sebesar Rp 2.794.244.024 pada tahun 2010 dan Rp 1.808.040.250

pada tahun 2009 2i,2j,9 16.929.831.441 17.916.035.215 Aset lain-lain 182.260.000 642.638.347

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.144.403.328.650 1.079.831.048.441

JUMLAH ASET 1.220.956.302.541 1.256.824.002.590

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

2

2010

Catatan (Tidak Diaudit) 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha 10

Pihak hubungan istimewa 2c,26 1.343.613.818 -

Pihak ketiga 6.801.227.471 4.248.506.633

Hutang lain-lain – pihak ketiga 11 1.620.865.748 1.638.588.730

Beban masih harus dibayar 1.471.226.284 1.511.146.088

Hutang pajak 2l,12a 3.002.998.512 1.422.793.459 Pendapatan diterima di muka 2o,13 1.121.026.154 1.484.734.579 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun :

Bank 14 2.181.481.475 4.001.234.563

Hutang sewa pembiayaan 2h 106.263.158 -

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 17.648.702.620 14.307.004.052

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun :

Bank 14 850.546.379.868 852.727.861.347

Hutang sewa pembiayaan 2h 88.063.407 -

Hutang hubungan istimewa 2c,26 439.606.683 439.606.683 Kewajiban diestimasi atas imbalan

kerja karyawan 2k,2r,15 2.736.698.297 2.470.853.751 Hutang jangka panjang lainnya 5.500.000.000 5.501.440.000

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 859.310.748.255 861.139.761.781

JUMLAH KEWAJIBAN 876.959.450.875 875.446.765.833

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b,16 39.962.774.834 43.899.774.631

EKUITAS

Modal saham – Nilai nominal Rp 35 per saham Modal dasar – 40.514.285.714 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh – 10.128.571.429 saham 17 354.500.000.015 354.500.000.015 Tambahan modal disetor - bersih 18 6.659.372.521 6.659.372.521 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 2m,19 14.554.372.439 14.554.372.439

Defisit (71.679.668.143) (38.236.282.849)

JUMLAH EKUITAS - BERSIH 304.034.076.832 337.477.462.126

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS - BERSIH 1.220.956.302.541 1.256.824.002.590

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

3

2010

Catatan (Tidak Diaudit) 2009

PENDAPATAN BERSIH 2o,20 86.583.753.399 68.829.091.700

BEBAN USAHA 2h,2o

Beban jasa tol

Pengumpul jalan tol 21 4.139.218.954 3.632.624.762 Pelayanan pemakai jalan tol 22 1.421.486.821 1.082.445.556

Pemeliharaan aset jalan tol 23 34.222.369.581 23.823.771.120 Umum dan administrasi 24 14.866.946.186 9.947.234.748

Jumlah Beban Usaha 54.650.021.542 38.486.076.186

LABA USAHA 31.933.731.857 30.343.015.514

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o

Penghasilan bunga deposito dan jasa giro 125.770.761 4.309.293.670

Penghasilan iklan 722.050.058 629.048.649

Laba penjualan aset tetap 2h,8 1.250.000 210.000.000 Laba (rugi) selisih kurs – bersih 2n (5.770.164) 44.073.925 Beban bunga - bersih (51.392.619.963) (71.856.340.700 )

Lain-lain - bersih 188.234.176 1.053.219.494

Jumlah Beban Lain-lain – Bersih (50.361.085.132) (65.610.704.962)

RUGI SEBELUM MANFAAT

(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (18.427.353.275) (35.267.689.448)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2l,12b

Kini (1.900.232.600) (1.002.616.458)

Tangguhan 5.721.375.963 12.365.983.017

Jumlah Manfaat Pajak Penghasilan – Bersih 3.821.143.363 11.363.366.559 RUGI SEBELUM HAK PEMEGANG

SAHAM MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASIKAN (14.606.209.912) (23.904.322.889)

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS RUGI BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASIKAN 933.536.126 1.883.734.385

RUGI BERSIH (13.672.673.786) (22.020.588.504)

RUGI BERSIH PER SAHAM 2p,25 (1,35) (2,17)

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

4 Modal Saham Tambahan Modal Disetor - Bersih Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Defisit Jumlah Ekuitas – Bersih Saldo 1 Januari 2009 354.500.000.015 6.659.372.521 14.554.372.439 (16.215.694.345 ) 359.498.050.630

Rugi bersih tahun 2009

(Enam Bulan) - - - (22.020.588.504 ) (22.020.588.504 ) Saldo 30 Juni 2009 354.500.000.015 6.659.372.521 14.554.372.439 (38.236.282.849 ) 337.477.462.126 Saldo 1 Januari 2010 354.500.000.015 6.659.372.521 14.554.372.439 (58.006.994.357 ) 317.706.750.618

Rugi bersih tahun 2010

(Enam Bulan) - - - (13.672.673.786 ) (13.672.673.786 )

Saldo 30 Juni 2010

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

5

2010

(Tidak Diaudit) 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 91.459.901.150 98.077.540.327

Penurunan piutang lain-lain - 11.166.770.833

Penerimaan restitusi pajak - 9.052.465.942

Pembayaran kas kepada pemasok - (12.848.342.583)

Pembayaran pajak penghasilan (1.829.087.624) (1.179.884.293) Kenaikan bank yang dibatasi penggunaannya (3.866.255.075) - Pembayaran untuk karyawan dan operasi lainnya (18.913.042.660) (9.300.697.198) Pembayaran beban bunga dan keuangan (51.961.633.049) (70.779.541.889) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 14.889.882.742 24.188.311.139 ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

Pencairan Investasi jangka pendek 22.000.000.000 -

Hasil penjualan aset tetap 416.666 210.000.000

Perolehan aset tetap (11.582.143.315) (19.671.685.862)

Perolehan Investasi jangka pendek (lihat Catatan 4) (25.000.000.000) - Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (14.581.726.649) (19.461.685.862) ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran realisasi transaksi derivatif - (5.319.034.856) Pembayaran hutang lain-lain – jangka panjang (1.440.000) -

Pembayaran sewa pembiayaan (30.777.900) -

Pembayaran hutang bank (1.090.740.738) (10.963.580.244) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (1.122.958.638) (16.282.615.100)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (814.802.545) (11.555.989.823)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 9.160.860.186 108.803.990.135

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 8.346.057.641 97.248.000.312

AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS

Reklasifikasi uang muka menjadi aset tetap 13.142.881.645 842.346.000 Penambahan aset tetap melalui hutang usaha 3.280.869.581 65.450.000 Penambahan aset tetap melalui

(9)

6 a. Pendirian Perusahaan

PT Nusantara Infrastructure Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris Abdullah Ashal, S.H., No. 3 tanggal 1 September 1995 dengan nama PT Sawitia Bersama Darma. Akta Pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2 17.375.HT.01.01.TH.95 tanggal 28 Desember 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 15, Tambahan No. 1140 tanggal 20 Februari 2001. Berdasarkan Akta Notaris Linda Herawati, S.H., No. 23 tanggal 10 Juni 1998, PT Sawitia Bersama Darma merubah namanya menjadi PT Wahana Tradindo Jaya. Berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 4 tanggal 6 Februari 2001, nama PT Wahana Tradindo Jaya kemudian diubah menjadi PT Metamedia Technologies. Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dinyatakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 56 tanggal 22 Februari 2001, PT Metamedia Technologies merubah statusnya menjadi perusahaan terbuka yang diumumkan dalam Berita Negara No. 6, Tambahan No. 649 tanggal 18 Januari 2002. Berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 59 tanggal 21 Juni 2006 di Jakarta, nama PT Metamedia Technologies Tbk berubah menjadi PT Nusantara Infrastructure Tbk dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-19480 HT.01.04.TH.2006 tanggal 4 Juli 2006.

Selanjutnya, Anggaran Dasar Perusahaan kembali mengalami beberapa perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 12 tanggal 8 April 2009 mengenai perubahan seluruh isi Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-24807.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 5 Juni 2009.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang jasa, perdagangan dan pembangunan yang berhubungan dengan bidang usaha infrastruktur, pertambangan, minyak dan gas bumi. Saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah melakukan investasi pada beberapa perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan jalan tol di Jakarta dan Makassar. Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada tanggal 2 Januari 2000.

Kantor Pusat Perusahaan terletak di Menara Global Lantai 23, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.27, Jakarta. b. Komisaris, Direksi dan Karyawan

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Komisaris Utama (Independen) : John Scott Younger John Scott Younger Komisaris : Drs. Cahyo Winarto Drs. Cahyo Winarto Hartopo Soetoyo Junianto Tri Prijono

Direktur Utama : Muhammad Ramdani Basri Muhammad Ramdani Basri Direktur Pengembangan Usaha : Omar Danni Hasan Omar Danni Hasan

Direktur Keuangan : Ruswin Nazsir Ruswin Nazsir

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 15 Juni 2010 yang diaktakan oleh Notaris Fathiah Helmi No. 32 tanggal 15 Juni 2010, Junianto Tri Prijono mengundurkan diri sebagai Komisaris Perusahaan dan digantikan oleh Hartopo Soetoyo (lihat Catatan 30).

(10)

7 b. Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Ketua : John Scott Younger Titus Wahyu Dewanto

Anggota : Tavip Santoso Sutirta Budiman

Pamela Lin Hardjosoesilo Widialatina

Gaji, tunjangan dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada Direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 1.571.022.000 dan Rp 1.561.243.000 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Sedangkan Gaji, tunjangan dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada Dewan Komisaris adalah sebesar Rp 190.000.000 dan Rp 210.000.000 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan karyawan tetap yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing adalah sebanyak 109 dan 102 orang (tidak diaudit).

c. Struktur Anak Perusahaan

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, rincian Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010

Anak Perusahaan Kepemilikan Bidang Persentase Usaha Kedudukan Tempat

Tahun Awal Kegiatan

Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan Langsung

PT Bosowa Marga Nusantara 98,54 Pengelolaan Jalan Tol Makassar 1998 274.203.957.990

PT Bintaro Serpong Damai 88,93 Pengelolaan Jalan Tol Tangerang 1999 803.731.189.808

Kepemilikan Tidak Langsung

PT Jalan Tol Seksi Empat 97,41 Pengelolaan Jalan Tol Makassar 2006 573.091.548.019

2009 Anak Perusahaan

Persentase

Kepemilikan Bidang Usaha

Tempat

Kedudukan

Tahun Awal Kegiatan

Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan Langsung

PT Bosowa Marga Nusantara 98,54 Pengelolaan Jalan Tol Makassar 1998 614.126.253.911

PT Bintaro Serpong Damai 88,93 Pengelolaan Jalan Tol Tangerang 1999 813.756.207.935

Kepemilikan Tidak Langsung

(11)

8 d. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Surat No. S-1609/PM/2001 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 60.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 pada harga penawaran Rp 200 per saham dengan disertai penerbitan 60.000.000 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri I tersebut dapat dikonversi menjadi saham pada harga pelaksanaan Rp 200. Masa pelaksanaan Waran adalah sejak tanggal 18 Januari 2002 sampai dengan tanggal 17 Juli 2002. Bila Waran tidak dilaksanakan sampai dengan batas akhir masa pelaksanaannya, maka Waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Sampai dengan tanggal 17 Juli 2002, tidak ada Waran Seri I yang dikonversikan menjadi saham. Pada tanggal 18 Juli 2001, Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan“ yang kemudian diubah dengan Lampiran 4 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Jalan Tol“.

Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi. Laporan keuangan tersebut disajikan dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan di mana Perusahaan mempunyai persentase kepemilikan di atas 50%. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Pemegang Saham Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan“ pada neraca konsolidasi.

(12)

9 c. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7, mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1. perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2. perusahaan asosiasi (associated company);

3. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4. karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5. perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

d. Setara Kas

Deposito berjangka dan surat berharga yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban atau pinjaman lainnya serta tidak dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai “Setara kas“.

Kas dan setara kas yang ditempatkan sebagai escrow account sehubungan restrukturisasi hutang bank disajikan sebagai “Bank Yang Dibatasi Penggunaannya”.

e. Aset dan Kewajiban Keuangan Aset Keuangan

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran“. Sesuai dengan PSAK ini, aset keuangan dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut dan Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuannya sebagai berikut:

(13)

10 e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan ini disajikan sebagai aset lancar. Perusahaan tidak memiliki akun aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.

ii. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Akun piutang usaha, piutang lain-lain dan pinjaman lainnya diklasifikasikan pada kelompok ini.

iii. Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempo telah ditetapkan, di mana mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi.

b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. iv. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi.

(14)

11 e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

iv. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasi kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.

Manajemen mengklasifikasikan akun investasi jangka pendek sebagai bagian dari kelompok ini. Kewajiban Keuangan

Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

i. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

ii. Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasi sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Manajemen mengklasifikasikan akun-akun kewajiban non-derivatif, hutang usaha, hutang lain-lain, beban dibayar di muka, hutang hubungan istimewa, hutang bank dan hutang jangka panjang lainnya ke dalam kelompok ini.

Penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010 dan penerapan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan secara keseluruhan.

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2e), pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka:

(15)

12

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan)

i. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara indivudual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif.

ii. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

iii. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif tersebut adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan keuangan laba rugi konsolidasi.

Sebelum penerapan PSAK ini, Perusahaan menentukan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.

g. Biaya Dibayar Di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

h. Aset Tetap Pemilikan Langsung

Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Sedangkan aset tetap yang diperoleh dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk dibukukan berdasarkan nilai kesepakatan.

(16)

13 h. Aset Tetap (lanjutan)

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun Aset tetap jalan tol

Jalan dan jembatan tol 20-35 tahun

Sarana pelengkap 4-10 tahun

Bangunan 20 tahun

Aset tetap selain jalan tol

Bangunan 20 tahun

Mesin dan peralatan 5 tahun

Kendaraan 4-5 tahun

Peralatan kantor 5 tahun

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir periode dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut diberlakukan secara prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsoldiasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.

Jalan tol terdiri dari jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap dan sarana pelengkap jalan tol. Jalan tol disajikan sebagai aset tetap dan dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan jalan tol meliputi biaya konstruksi jalan tol dan biaya-biaya lain yang berhubungan langsung dengan pembangunan jalan tol yang bersangkutan, termasuk biaya pembangunan jalan akses ke jalan tol, jalan alternatif dan fasilitas umum yang disyaratkan, dan biaya bunga yang timbul selama masa konstruksi atas pinjaman dana yang digunakan untuk pembangunan jalan tol yang bersangkutan.

Jalan tol dikeluarkan dari neraca konsolidasi jika jalan tol diserahkan (dikuasakan) kepada pihak lain atau jika Pemerintah mengubah status jalan tol menjadi jalan non tol atau tidak ada manfaat ekonomi yang diharapkan dari penggunaannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan jalan tol diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Aset dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian, disajikan sebagai bagian dari aset tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut secara substansial telah selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Adapun biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan jalan dan fasilitas lainnya yang secara fisik masih dalam tahap pelaksanaan dikapitalisasi sebagai bagian dari aset dalam penyelesaian. Akumulasi biaya tersebut akan direklasifikasi sebagai aset jalan tol pada saat proyek selesai dikerjakan.

(17)

14 h. Aset Tetap (lanjutan)

Aset dalam Penyelesaian (lanjutan)

Biaya pembangunan jalan meliputi biaya kontraktor, biaya konsultan supervisi, biaya penunjang proyek, bagi hasil selama masa konstruksi, provisi bank, biaya bunga dan biaya pinjaman lain (lihat Catatan 2q) yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai proses pembangunan aset tertentu, serta biaya lainnya yang berkaitan dengan pembangunan jalan.

Sewa

Sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang “Sewa”, transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, jika tidak, akan dikelompokkan sebagai sewa operasi. Situasi yang secara individual ataupun gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan antara lain:

1. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada perusahaan pada akhir masa sewa.

2. Perusahaan mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.

3. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak memiliki tidak dialihkan.

4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewa.

Perusahaan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi sebesar nilai wajar aset sewa atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Aset sewa tersebut disusutkan berdasarkan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama seperti aset tetap dengan pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aset tetap dengan pemilikan langsung).

i. Properti Investasi

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, properti investasi disajikan sebagai bagian dari aset tetap, dan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No.13 (Revisi 2007), “Properti Investasi” yang menggantikan PSAK No.13 (Revisi 1994), “Akuntansi untuk Investasi” di mana Perusahaan telah memilih model biaya atas properti investasinya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 telah direklasifikasi guna menyesuaikan dengan penyajian sehubungan dengan penerapan PSAK ini.

Properti investasi terdiri dari bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa; atau untuk tujuan administratif; atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

(18)

15 i. Properti Investasi (lanjutan)

Properti investasi berupa bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 (dua puluh) tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca konsolidasi) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaannya, yang ditunjukan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Sedangkan, transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaannya, yang ditunjukan dengan dimulainya penggunaannya oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

j. Penurunan Nilai Aset

PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menelaah aset atas setiap penurunan jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai.

k. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencadangkan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan program imbalan pasti ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak (vested), dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti pada neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui serta biaya jasa lalu yang belum diakui.

l. Perpajakan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46. “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

(19)

16 l. Perpajakan (lanjutan)

Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan pada tanggal neraca dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak tangguhan direalisasi atau kewajiban pajak tangguhan diselesaikan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan tersebut ditetapkan. Aset pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca.

Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. m. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan komparatif disajikan.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada neraca konsolidasi.

Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama; peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga.

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku yang terakhir diumumkan oleh Bank Indonesia untuk periode berjalan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, kurs yang digunakan untuk 1 Dolar Amerika Serikat masing-masing adalah sebesar Rp 9.083 dan Rp 10.225.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Berdasarkan Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, wewenang penyelenggaraan jalan tol berada pada Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Pengusahaan jalan tol dilakukan oleh Pemerintah dan/atau badan usaha yang memenuhi persyaratan dan pengguna jalan tol dikenakan kewajiban membayar tol.

(20)

17 o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pendapatan dari hasil pengoperasian jalan tol diakui pada saat penjualan karcis tol dan atau jasa telah diberikan. Pendapatan sewa iklan dan gedung diakui sesuai periode yang telah berjalan dalam periode yang bersangkutan. Penerimaan di muka untuk periode yang belum berjalan diakui sebagai pendapatan diterima di muka dan disajikan di neraca konsolidasi sebagai kewajiban.

Pendapatan usaha lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari sewa bangunan yang diakui sesuai dengan masa manfaatnya.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). p. Rugi Bersih per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56 mengenai “Laba per Saham“, rugi bersih per saham dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

r. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

(21)

18

Kas dan setara kas terdiri dari:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Pihak hubungan istimewa (lihat catatan 26)

Bank

BPR Syariah Dana Moneter 19.109.877 17.123.061

Deposito Berjangka

BPR Syariah Dana Moneter 100.000.000 100.000.000

Sub – jumlah 119.109.877 117.123.061 Pihak ketiga Kas Rupiah 789.026.305 60.911.739 Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk 4.115.925.120 1.769.145.906

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 366.292.324 4.373.973.856 PT Bank CIMB Niaga Tbk 171.949.546 22.965.732 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24.713.084 41.414.816 PT Bank Central Asia Tbk 23.728.806 26.135.498 PT Bank Victoria International Tbk 4.351.666 57.857.907.818 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2.230.293 11.475.501

Citibank, N.A. 1.219.196 1.204.851

PT Bank Mega Syariah - 8.323.947

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk - 2.360.532 Dolar Amerika Serikat

PT Bank Pan Indonesia Tbk

($AS 13.337,36 pada tahun 2010 dan

$AS 32.405,35 pada tahun 2009) 121.143.241 331.344.704 PT Bank CIMB Niaga Tbk

($AS 701,11 pada tahun 2010 dan

$AS 821,52 pada tahun 2009) 6.368.182 8.400.042 Deposito berjangka

PT Bank Mega Tbk 2.600.000.000 -

PT Bank Bukopin Tbk - 32.600.000.000

Penempatan jangka pendek - 15.312.309

Sub – jumlah 8.226.947.764 97.130.877.251

Jumlah 8.346.057.641 97.248.000.312

Tingkat bunga deposito dan penempatan jangka pendek berkisar antara 6% per tahun pada tahun 2010 dan 6,25% - 15% per tahun pada tahun 2009.

Pada tanggal 30 Juni 2010, penempatan dana dalam deposito merupakan deposito berjangka hari (breakable) yang jatuh tempo di berbagai tanggal pada bulan Juli 2010.

Pada tanggal 30 Juni 2009, penempatan jangka pendek merupakan penempatan dana pada PT Samuel Sekuritas Indonesia.

(22)

19

Berdasarkan perjanjian No.93/OPR-MI/SAM/III/2010 tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan menunjuk PT Samuel Assets Management (SAM) sebagai pengelola dana Perusahaan sebesar Rp 25.000.000.000, yang akan diinvestasikan sebagian atau seluruhnya dalam bentuk tunai, deposito, obligasi, reksadana, surat hutang, rekening saham, mata uang asing, REPO, obligasi konversi, waran, opsi dan kontrak derivatif.

Perusahaan sebagai pemilik dana dapat melakukan penarikan seluruh atau sebagian dana yang telah diinvestasikan tersebut dengan memberikan instruksi tertulis minimal dalam jangka waktu 7 hari kepada SAM sebelum hari penarikan atas dana investasi tersebut.

5. PIUTANG USAHA

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan nama pelanggan adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Pihak Hubungan Istimewa:

PT Semen Bosowa Maros 27.824.389.085 -

Pihak Ketiga:

PT Ciwandan Jaya Lines 3.551.744.057 2.980.500.000 PT FBRT Corporindo 933.479.167 1.260.979.167 PT Tanjung Bukit Makmur 698.479.167 200.979.167

PT Jaya Logam - 2.447.801.500

PT Mitra Muda Padaelo - 2.019.028.000 PT Cipta Mandiri Selaras - 1.831.106.000 PT Panaikang Jaya Perkasa - 1.617.913.278

CV Surya Mas - 1.520.165.000

UD Cahaya Solo - 1.359.635.000

CV Wijaya - 1.345.777.030

PT Pratama Inti Jaya - 1.148.977.650 CV Makmur Perkasa - 973.133.600 PT Vita Samudra - 966.204.999 CV Sinar Matra - 678.464.000 Toko Setia - 570.149.200 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000) - 17.796.663.978 Sub - Jumlah 5.183.702.391 38.717.445.569 Jumlah 33.008.091.476 38.717.445.569

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Lewat jatuh tempo

Kurang dari 30 hari 250.000.000 247.500.000 31 – 60 hari 250.000.000 247.500.000 61 – 90 hari 250.000.000 247.500.000 Lebih dari 90 hari 32.258.091.476 37.974.945.569

(23)

20

Seluruh piutang usaha adalah dalam mata uang Rupiah dan manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas akun piutang usaha ini.

6. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari :

2010

(Tidak Diaudit) 2009

PT Nusantara Global Capital (lihat Catatan 27b) - 27.833.229.167 Lain – lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000.000) 1.897.982.272 7.149.537.237

Jumlah 1.897.982.272 34.982.766.404

Manajemen berkeyakinan bahwa saldo piutang lain-lain tersebut dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai.

7. BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Akun ini merupakan rekening escrow PT Bumi Serpong Damai, PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat, Anak Perusahaan, pada PT Bank Mega Tbk (Bank Mega), sehubungan dengan pinjaman yang diperoleh Anak Perusahaan dari Bank Mega yang digunakan untuk menampung pendapatan tol harian dan digunakan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian restrukturisasi pinjaman Anak Perusahaan dari Bank Mega (lihat Catatan 14).

8. ASET TETAP Akun ini terdiri dari:

2010 (Tidak Diaudit) (Enam Bulan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Aset tetap jalan tol

Jalan dan jembatan tol 1.117.201.577.277 24.842.844.060 - 151.397.289.286 1.293.441.710.623 Sarana pelengkap 54.015.233.062 51.950.000 - - 54.067.183.062 Bangunan 11.883.551.757 - - - 11.883.551.757 Aset dalam penyelesaian 151.397.289.286 2.962.427.246 - (151.397.289.286) 2.962.427.246 Sub-jumlah 1.334.497.651.382 27.857.221.306 - - 1.362.354.872.688 Aset tetap selain jalan tol

Bangunan 1.035.873.363 - - - 1.035.873.363

Mesin dan peralatan 2.153.714.520 - - - 2.153.714.520

Kendaraan 1.048.273.655 - - - 1.048.273.655

Peralatan kantor 3.616.762.997 62.999.800 4.549.000 - 3.675.213.797 Sub-jumlah 7.854.624.535 62.999.800 4.549.000 - 7.913.075.335 Sewa Guna Usaha

Kendaraan - 280.000.000 - - 280.000.000

Sub-jumlah - 280.000.000 - - 280.000.000

(24)

21

2010 (Tidak Diaudit) (Enam Bulan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan

Aset tetap jalan tol

Jalan dan jembatan tol 222.225.568.863 28.544.767.000 - - 250.770.335.863 Sarana pelengkap 10.376.510.094 2.622.866.693 - - 12.999.376.787

Bangunan 2.523.312.042 525.002.439 - - 3.048.314.481

Sub-jumlah 235.125.391.000 31.692.636.132 - - 266.818.027.132 Aset tetap selain jalan tol

Bangunan 389.300.678 27.513.731 - - 416.814.409 Mesin dan peralatan 2.123.744.213 10.486.966 - - 2.134.231.179

Kendaraan 1.035.063.760 4.989.895 - - 1.040.053.655

Peralatan kantor 2.474.770.376 226.119.950 1.743.783 - 2.699.146.543 Sub-jumlah 6.022.879.026 269.110.542 1.743.783 - 6.290.245.785 Sewa Guna Usaha

Kendaraan - 15.555.556 - - 15.555.556

Sub-jumlah - 15.555.556 - - 15.555.556

Jumlah 241.148.270.026 31.977.302.230 1.743.783 - 273.123.828.473

Nilai Buku Bersih 1.101.204.005.891 1.097.424.119.550

2009 (Enam Bulan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Aset tetap jalan tol

Jalan dan jembatan tol 1.060.239.000.185 1.579.720.000 - (4.038.517.364) 1.057.780.202.821 Sarana pelengkap 51.699.412.062 3.900.000 - 4.324.233.296 56.027.545.358 Bangunan 11.683.551.757 - - - 11.683.551.757 Aset dalam penyelesaian 108.881.729.601 18.826.327.112 - (285.715.932) 127.422.340.781 Sub-jumlah 1.232.503.693.605 20.409.947.112 - - 1.252.913.640.717 Aset tetap selain jalan tol

Bangunan 1.035.873.363 - - - 1.035.873.363

Mesin dan peralatan 2.153.714.521 - - - 2.153.714.521

Kendaraan 1.562.342.775 - 514.069.120 - 1.048.273.655

Peralatan kantor 3.352.075.446 169.534.750 - - 3.521.610.196 Sub-jumlah 8.104.006.105 169.534.750 514.069.120 - 7.759.471.735

Jumlah 1.240.607.699.710 20.579.481.862 514.069.120 - 1.260.673.112.452

Akumulasi Penyusutan

Aset tetap jalan tol

Jalan dan jembatan tol 180.222.773.227 19.719.183.171 - (3.815.841.141) 196.126.115.257 Sarana pelengkap 5.339.926.526 2.390.668.687 - 3.815.841.141 11.546.436.354 Bangunan 1.479.973.825 520.002.441 - - 1.999.976.266 Sub-jumlah 187.042.673.578 22.629.854.299 - - 209.672.527.877 Aset tetap selain jalan tol

Bangunan 334.273.217 27.513.731 - - 361.786.948 Mesin dan peralatan 2.101.332.779 11.226.550 - - 2.112.559.329 Kendaraan 1.514.629.130 17.251.875 514.069.120 - 1.017.811.885 Peralatan kantor 1.977.653.311 245.090.546 - - 2.222.743.857 Sub-jumlah 5.927.888.437 301.082.702 514.069.120 - 5.714.902.019

Jumlah 192.970.562.015 22.930.937.000 514.069.120 - 215.387.429.896

(25)

22

Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Harga jual 1.250.000 210.000.000

Nilai buku - -

Laba penjualan aset tetap 1.250.000 210.000.000

Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 pada laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Beban jasa tol

Beban pengumpul jalan tol (lihat Catatan 21) 818.552.115 818.552.115 Beban pelayanan pemakai jalan tol (lihat Catatan 22) 98.985.987 98.985.987 Beban pemeliharaan aset jalan tol (lihat Catatan 23) 30.626.189.358 30.626.189.385 Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 24) 433.574.770 425.991.826

Jumlah 31.977.302.230 22.930.937.000

Pada tahun 2008, PT Bintaro Serpong Damai, Anak Perusahaan, melakukan kegiatan konstruksi untuk penambahan lajur Jalan Tol Pondok Aren-Serpong. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, tingkat presentase penyelesaian proyek terhadap estimasi keseluruhan nilai proyek masing-masing adalah sekitar 100% dan 78%. Pada tanggal 15 Januari 2010, proyek penambahan lajur jalan tol Pondok Aren – Serpong telah selesai. Aset dalam penyelesaian sehubungan dengan proyek tersebut direklasifikasi sebagai Jalan dan Jembatan Tol.

Sebagian jalan tol kerjasama operasisenilai Rp 458.062.000 berada di atas ruas tanah yang disewa dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) (lihat Catatan 27i).

Aset tetap Anak Perusahaan kecuali perlengkapan dan peralatan kantor telah diasuransikan melalui PT Asuransi Bosowa Periskop, pihak hubungan istimewa, PT Asuransi Umum Mega, PT Asuransi Takaful Indonesia, dan PT Asuransi Tri Pakarta terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 354.915.082.944 dan Rp 354.300.082.944, masing-masing pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas risiko tersebut.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

(26)

23 Akun ini terdiri dari :

(Tidak Diaudit) 2010 (Enam Bulan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Bangunan 19.724.075.465 - - 19.724.075.465 Akumulasi Penyusutan Bangunan 2.301.142.137 493.101.887 - 2.794.244.024 Nilai Buku 17.422.933.328 16.929.831.441 2009 (Enam Bulan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Bangunan 19.724.075.465 - - 19.724.075.465

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 1.314.938.364 493.101.886 - 1.808.040.250

Nilai Buku 18.409.137.101 17.916.035.215

Properti investasi merupakan unit office space yang terletak di gedung Menara Karya, Kuningan, Jakarta dengan luas keseluruhan 1.221,08 m2 dan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik atas satuan unit rumah susun non-hunian atas nama Perusahaan. Office space tersebut disewakan kepada pihak ketiga.

Beban penyusutan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 dibebankan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 493.101.886 (lihat Catatan 24).

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, seluruh properti investasi ini digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 14a).

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, properti investasi Perusahaan telah diasuransikan melalui PT Asuransi Umum Mega dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar $AS 2.212.000.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

10. HUTANG USAHA

a. Rincian hutang usaha berdasarkan nama pemasok adalah sebagai berikut :

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Pihak hubungan istimewa

PT Otto Rental 1.343.613.818 -

(27)

24 2010 (Tidak Diaudit) 2009 Pihak ketiga PT Synergy Pancasakti 3.768.463.896 - PT Hoptec Indonesia 353.970.578 878.970.578

PT Menara Indra Utama 320.650.000 320.650.000

PT Citra Paramula Sejati 96.447.815 674.020.000

PT Harfiah Graha Perkasa - 465.075.790

Lain-lain 2.261.695.182 1.909.790.265

Sub-jumlah 6.801.227.471 4.248.506.633

Jumlah 8.154.034.339 4.248.506.633

b. Jumlah hutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut :

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Lewat jatuh tempo

1 - 30 hari - -

31 – 60 hari - -

Lebih dari 60 hari 8.154.034.339 4.248.506.633

Jumlah 8.154.034.339 4.248.506.633

11. HUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari hutang kepada:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

PT Jasa Marga (Persero) Tbk 492.397.386 200.000.000

PT Perkasa Adiguna Sembada 314.192.806 -

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000.000) 814.275.556 1.438.588.730

Jumlah 1.620.865.748 1.638.588.730

12. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak

Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut:

2010 (Tidak Diaudit) 2009 Pajak penghasilan Pasal 4 Ayat 2 4.417.491 5.645.000 Pasal 21 101.779.462 116.459.843 Pasal 23 996.568.959 298.072.158 Pasal 25 384.879.752 - Pasal 29 1.515.352.848 1.002.616.458 Jumlah 3.002.998.512 1.422.793.459

(28)

25 b. Pajak Penghasilan Badan

Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan berdasarkan laporan

laba rugi konsolidasi (18.427.353.275) (35.267.689.448) Dikurangi:

Rugi sebelum manfaat (beban) pajak

penghasilan – Anak Perusahaan (15.516.564.703) (41.894.381.162) Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak

Penghasilan – Perusahaan (2.910.788.572) 6.626.691.714 Beda temporer:

Penyusutan aset tetap 489.072.141 (1.818.148)

Imbalan kerja karyawan 13.488.767 45.908.505 Beda permanen:

Pajak 747.116.400 670.630.960

Gaji dan tunjangan 284.495.529 153.905.139

Jamuan dan sumbangan - 50.104.994

Penghasilan yang telah dikenakan pajak

yang bersifat final (1.528.021.682) (5.896.672.058)

Lain-lain 13.059.887 493.101.886

Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal)

periode berjalan – Perusahaan (2.891.577.530) 2.141.852.992

Akumulasi rugi fiskal awal tahun (60.106.952) (1.100.937.436)

Penyesuaian - 260.706.415

Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan setelah dikurangi kompensasi rugi fiskal

(akumulasi rugi fiskal – akhir periode) (2.951.684.482) 1.301.621.971

Perhitungan beban pajak penghasilan kini dan taksiran hutang pajak penghasilan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

(29)

26 b. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Beban pajak penghasilan periode berjalan

Perusahaan - 182.226.940

Anak Perusahaan (1.900.232.600) 820.389.518

Beban pajak penghasilan kini berdasarkan

laporan konsolidasi – periode berjalan (1.900.232.600) 1.002.616.458 Dikurangi Pajak penghasilan dibayar di muka :

Perusahaan - -

Anak Perusahaan 384.879.752 -

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 384.879.752 - Taksiran hutang pajak penghasilan (1.515.352.848) 1.002.616.458

Perusahaan tidak terhutang pajak penghasilan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010 karena Perusahaan masih berada dalam posisi rugi fiskal.

Anak Perusahaan telah menerima:

- Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-5.0002/WPJ.15/KP.0203/2009 tanggal 29 Januari 2009, tentang pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai masa Februari sampai dengan Mei 2008. Pengembalian kelebihan pembayaran yang diterima adalah sebesar Rp 5.208.391.515.

- Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-5.0014/WPJ.15/KP.0203/2009 tanggal 16 Juni 2009, mengenai pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai masa pajak Agustus 2008 sebesar Rp 3.844.074.427.

Pada tanggal 2 September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” telah diubah untuk ke empat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Perusahaan

Rugi fiskal 722.894.383 (336.040.861)

Penyusutan aset tetap 122.268.035 (509.081)

Imbalan kerja karyawan 3.372.192 12.854.381

Dampak penyesuaian perubahan tarif

pajak penghasilan - (16.715.544)

Sub-jumlah manfaat (beban)

(30)

27 b. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut: (lanjutan)

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Anak Perusahaan

Rugi fiskal 5.313.540.639 12.780.362.866

Imbalan kerja karyawan 34.357.322 52.252.520

Penyusutan aset tetap (471.684.416) 2.058.761.259 Dampak penyesuaian perubahan tarif

pajak penghasilan - (2.184.982.523)

Sub-jumlah manfaat pajak

penghasilan tangguhan - Bersih 4.876.213.545 12.706.394.122 Jumlah manfaat pajak Penghasilan

tangguhan - Bersih 5.721.375.963 12.365.983.017

Rincian manfaat (beban) pajak penghasilan adalah sebagai berikut :

2010 (Tidak Diaudit) 2009 Perusahaan Kini - (182.226.940) Tangguhan 845.162.418 (340.411.105) Sub-jumlah 845.162.418 (522.638.045) Anak Perusahaan Kini (1.900.232.600) (820.389.518) Tangguhan 4.876.213.545 12.706.394.122 Sub-jumlah 2.975.980.945 11.886.004.604 Konsolidasi Kini (1.900.232.600) (1.002.616.458) Tangguhan 5.721.375.963 12.365.983.017 Jumlah - bersih 3.821.143.363 11.363.366.559

Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Aset Pajak Tangguhan Perusahaan

Akumulasi rugi fiskal 737.921.121 -

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja

karyawan 198.662.172 67.638.112

Aset tetap (3.552.691) 3.113.408

(31)

28 b. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Anak Perusahaan

Akumulasi rugi fiskal 28.597.698.931 16.057.133.233 Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja

karyawan 607.608.998 550.075.326

Selisih penilaian kembali aset tetap - (1.023.635.107)

Aset tetap (271.220.873) 332.367.351

Sub-jumlah 28.934.087.056 15.915.940.803

Jumlah aset pajak tangguhan 29.867.117.658 15.986.692.323

Perusahaan dan Anak Perusahaan memperhitungkan kerugian fiskal sebagai aset pajak tangguhan karena terdapat keyakinan bahwa rugi fiskal kumulatif tersebut akan dapat dipulihkan pada masa mendatang.

Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak efektif dari rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010

(Tidak Diaudit) 2009

Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi

konsolidasi (18.427.353.275 ) (35.267.689.448) Beban pajak penghasilan dengan tarif efektif

yang berlaku 4.606.838.319 10.068.169.861

Beda permanen :

Pengaruh pajak atas beda permanen (785.694.956) 1.082.580.472 Dampak penyesuaian perubahan tarif pajak

Penghasilan - 212.616.226

(32)

29

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, akun ini merupakan pendapatan yang diterima di muka dari pihak ketiga atas sewa lahan milik PT Bintaro Serpong Damai, Anak Perusahaan, seperti untuk pemasangan papan iklan dan pemanfaatan komersial lainnya.

14. HUTANG BANK

Akun ini terdiri dari hutang kepada :

2010

(Tidak Diaudit) 2009

PT Bank Mega Tbk 816.678.478.623 819.198.231.710 PT Bank Syariah Mega Indonesia 36.049.382.720 37.530.864.200 Sub jumlah 852.727.861.343 856.729.095.910 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun 2.181.481.475 4.001.234.563

Bagian jangka panjang 850.546.379.868 852.727.861.347

a. PT Bank Mega Tbk Perusahaan

Pada tanggal 19 Juli 2007, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit Term Loan dari PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) untuk pembiayaan pembelian office space di gedung Menara Karya dengan maksimal kredit sebesar Rp 14.000.000.000 dan tingkat suku bunga 14,00% per tahun.

Pinjaman ini mempunyai masa tenggang (grace period) selama 1 (satu) tahun dan dibayar dengan angsuran bulanan serta akan berakhir pada bulan Agustus 2017.

Jaminan atas pinjaman ini adalah office space di gedung Menara Karya tersebut dan buy back guarantee dari PT Karyadeka Pancamurni, pihak ketiga (lihat Catatan 9).

Perjanjian hutang antara Perusahaan dan Bank Mega memuat beberapa pembatasan, yang mengharuskan Perusahaan memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mega, di antaranya untuk :

1. Menarik modal 2. Memberikan pinjaman

3. Mengubah struktur permodalan, mengubah Anggaran Dasar dan pengurus Perusahaan 4. Membagi dividen

5. Melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham atau melakukan investasi pada perusahaan lain , termasuk tidak terbatas pada, Anak Perusahaan dan afiliasinya

6. Bertindak sebagai penjamin atas kewajiban pembayaran pihak lain atau menyebabkan dijaminkannya barang jaminan kepada pihak lain

Pada tanggal 12 Agustus 2009, Bank Mega memberikan persetujuan tertulis kepada Perusahaan mengenai pencabutan pembatasan untuk :

1. merubah struktur permodalan, anggaran dasar pengurus Perusahaan. 2. melakukan penyertaan modal dan pengambilalihan saham.

Selain itu, pada tanggal 9 Oktober 2009, Bank Mega telah memberikan persetujuan tertulis kepada Perusahaan mengenai pencabutan pembatasan perihal pembagian dividen kepada pemegang saham.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan ,dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan

Dari gambar 1 s/d 4 dan tabel 1-4 menunjukkan bahwa asap cair cangkang kelapa sawit yang dihasilkan pada berbagai temperatur dan dengan perlakuan sentrifus,

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan mengajukan judul skripsi “ Perangkat Lunak

Low pass filter (Filter lolos Rendah) adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (f c )a. Diatas frekuensi tersebut,

Konsentrasi sangatlah penting baik dalam sikap tubuh untuk melompat maupun mengoper sepanjang lapangan, terutama pada saat melakukan shooting, konsentrasi merupakan hal yang

(2) RPH dan/atau UPD dengan pola pengelolaan Jenis II dan Jenis III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, selain menyelenggarakan kegiatan pemotongan hewan

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah pengaruh kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Bangkinang

Selain itu, menurut Sayuti Sahara dalam Sujiono (2002: 3.27- 3.28) gerak lokomotor merupakan gerak dasar yang menjadi fondasi untuk dipelajari dan diperkenalkan pada anak usia