• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ALIL ALKOHOL

Alil Alcohol

1. N a m a

Golongan

Alkohol alipatik

Sinonim / Nama Dagang

2 – Propen – 1 – ol; 1 – Propenol; Allylic Alcohol; 3 – Hydroxypropene; 2 – Propenol; 2 – Propenyl Alcohol; Propenol – 3; 2 – Propenol – 1Vinyl carbinol;

Nomor Identifikasi :

Nomor CAS : 107 – 18 – 6 Nomor RTECS : BA5075000 Nomor EC (EINECS) : 203-470-7 Nomor EC Index : 603-015-00-6

OHS : 00580

Nomor UN : 1098 Nomor ICSC : 0095

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Allyl Alcohol

Deskripsi

Cairan jernih dengan bau tajam; Berat molekul : 58; Rumus molekul C3H6O; Titik

didih : 96 – 97 0C; Titik beku : – 129 0

C; Titik lebur :< - 500C; Tekanan uap : 17 mm Hg 20 0C; Rapat uap (udara = 1) : 2,0; Berat jenis (air =1) : 0,852 – 0,855; larut dalam air

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4):

Kesehatan 4 = Tingkat keparahan amat sangat tinggi Kebakaran 3 = Sangat mudah terbakar

(2)

Klasifikasi EU:

Xi Iritasi

N = Berbahaya untuk lingkungan T = Beracun

R 23/24/25 = beracun bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan kulit tertelan

R 36/37/38 = iritasi pada mata sistem pernapasan dan kulit R 50 = Sangat beracun bagi organisme perairan

S 36/37/38 = iritasi terhadap mata, sistem pernapasan dan kulit

S 38 = jika ventilasi tidak memadai pakai peralatan pernapasan yang tepat

S 45 = jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah

sakit /puskesmas ( perhatikan label kemasan ).

S 61 = hindari / cegah pembuangan kelingkungan. Rujukan pada lembar data keamanan / instruksi khusus.

3. Penggunaan

Pada pembuatan alil glisidil eter, gliserol, akrolein, diallil ftalat resin, farmaseutikal, parfum dan herbisida.

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ Target organ: Hati (liver) dan ginjal

Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup

Iritasi, mata berair, mual, muntah, kesulitan bernafas, sakit kepala, kongesti paru

Kontak dengan kulit

Iritasi, kematian

(3)

Iritasi, mata berair, kematian.

Tertelan

Sakit tenggorokan, mual, muntah, diare, nyeri perut.

Paparan jangka panjang Terhirup

Diare, kerusakan ginjal, kerusakan hati, konvulsi, koma

Kontak dengan kulit

Sama seperti efek pada jangka pendek

Kontak dengan mata

Sama seperti efek pada jangka pendek

Tertelan

Mata berair, kerusakan ginjal, kerusakan hati, konvulsi, koma.

5. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal Tancampurkan : Basa kuat, asam, bahan pengoksidasi kuat

Kondisi yang harus dihindari

: Hindari panas, percikan api, nyala api dan sumber kebakaran lainnya. Kontainer akan pecah atau meledak jika terkena panas. gas berbahaya akan terakumulasi pada area yang terbatas. Hindari sumber air dan got.

Bahaya dekomposisi : menghasilkan karbon dioksida dan karbon monoksida

Polimerisasi : Mungkin berpolimerisasi. Hindari penyimpanan atau kontak dengan air, cahaya atau penyimpanan dan penggunaan diatas suhu kamar.

Alil alkohol dengan

Alkali + 2,4,6-trichloro-1,3,5-triazine

: Kemungkinan terjadi ledakan atau reaksi hebat

(4)

Carbon Tetrachlorida : membentuk campuran halogenasi epoksida C4 yang tidak stabil dimana dapat meledak sepanjang distilasi

Chlorosulfonic acid : Menyebabkan reaksi eksotermik Diallyl Phosphtae +

Posphorus Trichloride

: Menyebabkan reaksi yang bersifat meledak

Magnesium : Tancampurkan Logam Halida : Tancampurkan

Asam nitrat : Meneybabkan reaksi eksotermik Oleum : Menyebabkan reaksi eksotermik

Oksdator (kuat) : Menyebabkan bahaya ledakan dan kebakaran Peroksida : Terjadi polimerisasi

Plastik, karet, lapisan (Coating)

: Dapat menyambar

Kalium; Kalium Klorida; Sodium Hidroksida

: Tancampurkan

Asam sulfat : Kemungkinan menyebakan ledakan yang hebat Tri-N-Bromomelamine : Menyebabkan ledakan

2,4,6- Tris(Bromoamino)-1,3,5-Triazine

: Kemungkinan menyebabkan ledakan yang hebat

6. Penyimpanan

 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku

 Simpan pada wadah yang tertutup rapat

 Simpan pada tempat yang dingin, kering dan tersedia ventilasi.

 Simpan terpisah dengan bahan-bahan tancampurkan

7. Toksikologi

Toksisitas

(5)

LD50 tikus 64 mg/kgBB; LD50 intraperitonial-tikus 37 mg/kgBB; LD50 oral-kelinci 71 mg/kgBB ; LD50 kulit-oral-kelinci 45 mg/kgBB ; LD50 oral-mamalia 70 mg/kgBB ; LC50 inhalasi-tikus 76 ppm/8 jam; LC50 inhalasi-mencit 500 mg/m3/2 jam; LC50 inhalasi-mamalia 66 mg/kgBB

Karsinogenik

Tidak terdaftar sebagai karsinogenik pada ACGIH, IARC,NIOSH,NTP, atau OSHA

Data Mutagenik

Mutasi organisme Salmonella typhimurium 100 umol/L (+S9); Mutasi mikroorganisme - Salmonella typhimurium 50 ug/plate (-S9); Mutasi sel somatik mamalia - tupai 1 umol/L.

Informasi Ekologi

Data ekotoksisitas:

Toksik pada ikan LC50 320 ug/L 96 jam (Mortality) Fathead minnow (Pimephales promelas)

Toksik pada invertebrata LC50 > 100000 ug/L 48 jam (Mortality) Cockle (Cerastoderma edule).

8. Efek Klinis

Keracunan akut Terhirup

Iritasi, sakit kepala, sakit tenggorokan, mata berair, nafas pendek, batuk, hemoptisis, mengantuk, mual, muntah, edema paru

Kontak dengan kulit

Menyebabkan Iritasi, jika evaporasi dapat dicegah atau dikurangi, terjadi luka bakar derajat pertama atau kedua yang diikuti dengan blister/lepuh dan nekrosis superfisial. Absorbsi dalam jumlah kecil menyebabkan tertundanya nyeri otot yang dalam disekitar area yang terpapar.

Kontak dengan mata

Uapnya menyebabkan Iritasi, mata berair, konjungtivitis, penglihatan kabur, fotofobia, ulser pada kornea. Cairan yang diujikan pada mata kelinci

(6)

menyebabkan reaksi yang tidak parah, yaitu edema konjuntiva dan hiperemia

dengan “transient clouding of cornea” dengan tingkatan 5 dengan skala sampai 10 selama 24 jam. Opasitas kornea menghilang dalam waktu 48 jam dan mata kembali normal seperti semula setelah seminggu.

Tertelan

Sakit tenggorokan, nyeri abdomen, mual, muntah, diare. Dosis tunggal pada tikus menyebabkan depresi, sekresi yang tidak berwarna pada mata dan “scarwny

appearance” untuk beberapa hari setelah perlakuan. Kematian terjadi dalam waktu 4 jam sampai 4 hari setelah perlakuan.

Keracunan kronik Terhirup

Paparan pada tikus menyebabkan apathy, ecxitability, tremor, konvulsi, diare, koma, kongesti paru dan Diare, kerusakan ginjal, kerusakan hati, konvulsi, koma Kontak dengan kulit

Terpapar secara berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan dermatitis.

Kontak dengan mata

Terpapar secara berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan konjungtivitis.

Tertelan

Terpapar secara berulang pada tikus 14 atau 28 mg/kg untuk 10 hari uji secara mikroskopik menunjukkan bahwa terjadi pembengkakan pada hati, limfa dan jantung, terjadi pembengkakan pada sel epitelium ginjal dan perubahan nekrosis pada hati dan jantung. Pada studi yang lain, pemberian pada tikus menyebabkan kehilangan berat badan, kelopak mata cepat memerah, nekrosis lokal pada hati dan mual, diare, konvulsi, apathy, ataksia, lakrimasi dan koma.

9. Pertolongan Pertama

(7)

Segera pindahkan dari tempat pemaparan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika tidak bernafas berikan bantuan pernafasan , jika sulit bernafas berikan oksigen.

Kontak dengan kulit

Segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau detergen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (minimal 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% b/v), sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Cuci mulut dengan air. Jangan merangsang muntah atau memberikan suatu cairan kepada pasien yang tidak sadar. Bila terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah daripada pinggul untuk menghindari aspirasi. Bila korban tidak sadarkan diri, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas: membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan oksigenasi, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika timbul kejang: beri diazepam dengan dosis sebagai berikut:

(8)

Dewasa: 10 – 20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30 – 60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200 – 300 µg/kg BB.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa / konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada

(9)

panggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan kantung masker berkatup atau peralatan sejenis untuk memberikan pernafasan buatan jika diperlukan. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Antidotum:

-11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan:

Batas pemaparan di tempat kerja : TLV: 2 ppm; 4,8 ppm mg/m3;

STEL: 4 ppm; 9,5 mg/m3 (kulit) (ACGIH 199201993)

2 ppm (5mg/m3) OSHA TWA (kulit)

4 ppm (10 mg/m3) OSHA STEL (dikosongkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 2 ppm (5 mg/m3) ACGIH TWA (kulit)

4 ppm (210mg/m3) ACGIH STEL

2 ppm (5 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam (kulit) 4 ppm (10 mg/m3) NIOSH direkomendasikan STEL

5 mg/m3 (2 mL/m3) DFG MAK 4 kali/shift

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat (local exhaust) atau ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan.

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat (emergency eye wash fountain) serta semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang sesuai dan tahan bahan kimia.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

Respirator : Berdasarkan rujukan dari NIOSH dan/atau OSHA 20 ppm – Setiap respirator pemasok udara.

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah

(10)

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan

canister yang memberikan proteksi terhadap bahan ini.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:

Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode yang memerlukan tekanan atau tekanan positif lain dikombinasikan dengan escape supply terpisah.

Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki pelindung wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya kebakaran dan ledakan : bahaya kebakaran besar, uapnya lebih berat daripada udara. Uap atau gas dapat terbakar pada sumber pengapian jauh dan dapat terjadi sebaliknya. Uap/campuran udara yang meledak diatas titik nyala

Media pemadam kebakaran: busa tahan alkohol, semprotan air, karbon dioksida, bahan kimia kering.

Kebakaran besar: Gunakan busa atau semprotan air.

Pemadam kebakaran: Pindahkan wadah dari area kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api dari lokasi yang aman atau dari jarak aman. Menjauhlah dari akhir tangki. Bendung untuk dibuang kemudian. Jangan menyebarkan tumpahan bahan menggunakan aliran air bertekanan tinggi. Jangan berusaha untuk memadamkan api, kecuali aliran bahan telah dapat dihentikan. Gunakan bahan pemadam kebakaran yang memadai di sekeliling api. Basahi dengan semprotan air. Dinginkan wadah dengan semprotan air setelah api padam. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetap berada pada tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah. Pertimbangkan evakuasi sesuai arah angin jika terjadi kebocoran.

13. Manajemen Tumpahan

Tumpahan udara : kurangi dengan semprotan air Tumpahan ditempat kerja :

(11)

Hindari panas, percikan, api atau sumber pengapian lain. Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Hentikan tumpahan jika memungkinkan tanpa risiko personal. Kurangi uap dengan semprotan air.

Tumpahan sedikit : aborb dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan ke dalam wadah yang sesuai untuk dibuang.

Tumpahan kering sedikit : bendung untuk dibuang. Pindahkan sumber pengapian. Jaga dari orang yang tidak berkepentingan, isolasi daerah berbahaya dan dilarang masuk.

14. Daftar Pustaka

OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

Richard J Lewis, SR, 1994, Condensed Chemical Dictionary, Twelfth edition, page 38Olson, R.K., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill companies, Inc., USA, 2004, p. 560 t.

Robert H. Dreisbach / William O.R, 1987, Handbook of Poisoning, Twelfth edition, page 176.Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991.

http://www.convachem.com/product/strImg/msds/107-18-6.pdf (diunduh Junl 2010).

http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0095.htm (Diunduh Juli 2010)

http://chemicalland21.com/industrialchem/solalc/ALLYL%20ALC (Diunduh Juli 2010)

http://pmep.cce.cornell.edu/profiles/extoxnet/carbaryl-dicrotophos/carbaryl-ext.html (Diunduh Juli 2010)

--- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

Menurut PMK Nomor 163 Tahun 2016 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian

Kelompok Tani Ternak Itik “Meri Rejeki” Jombang didirikan pada tahun 1991 dengan tahap percobaan dan pemasaran yang dilakukan secara mandiri.. Kelompok ternak

Luthans.[19] Avolio and Luthans mendefinisikan kepemimpinan otentik sebagai “proses kepemimpinan yang dihasilkan dari perpaduan antara kapasitas psikologis individu dengan

Bagi sebagian kaum muda, kesadaran untuk mengikuti Perayaan Ekaristi dengan hikmat dan tenang belum begitu nampak dalam diri mereka. Banyak kaum muda yang masih suka

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber

(GENElL4I&#34;F'E LEAWING)&#34; adalah suatu penelitian ilmiah guna memperoleh data tentang ada tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit) Segera

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit).. Segera bawa ke rumah sakit