• Tidak ada hasil yang ditemukan

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VINIL ASETAT VINIYL ACETATE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

1. N a m a Vinil Asetat Golongan

Ester, karboksilik, alifatik

(1)

. Sinonim / Nama Dagang

(1)

Acetic Acid Vinyl Ester; Ethenyl Acetate; 1-Acetoxyethylene; Acetoxyethylene;

Acetic Acid Ethenyl Ester; Vinyl A Monomer; O-5057; Acetic Acid, Vinyl Ester;

Acetic Acid, Ethenyl Ester; Vinyl Acetate, Inhibited; Vinyl ethanoate; Acetic acid, ethylene ether; VYAC; Vinyl acetate monomer; 1-acetoxyethylene;

Ethynyl acetate C4H6O2.

Nomor Identifikasi

(1,2)

:

Nomor CAS : 108-05-4

Nomor EC (EINECS) : 203-545-4

Nomor UN : 1301 26

Nomor OHS : 24900

Nomor RTECS : AK0875000 Nomor Index EC : 607-023-00-0 Nomor STCC : 4907270

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan Vinil asetat Deskripsi

(2,3)

Bentuk fisik cairan terang, tidak berwarna sampai kuning terang, berbau manis

sampai tajam. Berat molekul 86,09 g/mole; Rumus molekul C

4

H

6

O

2

, titik

didih 162

o

F (72,2

o

C); Titik beku -135,8

o

F (-93,2

o

C); Tekanan uap pada @

20

o

C 83 mmHg; Kerapatan uap (udara=1) 3,0; Kerapatan relatif (air=1)

0,9317; Kelarutan dalam air: sedikit larut dalam air (2,4% w/w 20

o

C); Nilai

ambang bau 0,12 bpj; Tingkat penguapan 8,9 (butil asetat = 1);

(2)

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4)

(2,3)

:

Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi Kebakaran 3 = Sangat mudah terbakar

Reaktivitas 2 = Reaktif

F = Sangat mudah menyala

R11 = Sangat mudah menyala

R20 = Berbahaya jika terhirup

R37/38 = Iritasi pada sistem pernafasan dan kulit R41 = Risiko kerusakan serius pada mata

R45 = Dapat menyebabkan kanker

S16 = Jauhkan dari sumber nyala – Dilarang merokok S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan

yang layak ditunjukkan oleh produsen)

S29 = Jangan dibuang ke dalam saluran limbah sampai kosong

S33 = Ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis

3. Penggunaan

Monomer vinil asetat terutama digunakan dalam produksi polivinil asetat (PVAc) dan polivinil alkohol (PVOH atau PVA). Bahkan, 80% dari semua VAM yang diproduksi di dunia digunakan untuk membuat dua bahan kimia. Polivinil asetat digunakan dalam cat, perekat, pelapis kertas dan perawatan tekstil, sedangkan alkohol polivinil digunakan dalam produksi perekat, pelapis, dan kemasan larut dalam air, dan ukuran warp tekstil.

4. Identifikasi Bahaya

(1)

Risiko utama dan sasaran organ

Iritasi pada saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata, depresi susunan saraf

pusat.

(3)

Susunan saraf pusat.

Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup

Iritasi, kehilangan rasa penciuman, kesulitan bernafas, gejala mabuk.

Kontak dengan kulit iritasi kulit, melepuh Kontak dengan mata

Iritasi (kemungkinan berat), mata berair Tertelan

Luka pada tenggorokan, mual, sakit perut, gejala mabuk Paparan jangka panjang

Terhirup

Kerusakan paru, berpengaruh pada otak, kanker.

Kontak dengan kulit Iritasi, melepuh.

Kontak dengan mata

Iritasi (kemungkinan berat), mata berair.

Tertelan

Tidak ada informasi yang signifikan mengenai pengaruh yang merugikan.

5. Stabilitas dan Reaktivitas

(1)

Reaktivitas : Polimerisasi berbahaya dapat terjadi.

Stabilitas : Stabil pada kondisi normal Kondisi yang harus

dihindari

: Kontak dengan bahan tak tercampurkan, pemanasan yang berlebihan (di atas 36

o

C), pengapian sumber oksidasi.

Bahan tak tercampurkan : Oksidator

Vinil asetat dengan

(4)

2-Amioetanol : Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan.

Alkali (kuat) : Dapat membentuk polimerisasi eksotermik.

Alumina : Dapat menimbulkan reaksi yang hebat.

Asam hidroklorid Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan

Asam nitrat Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan

Asam sulfat dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan.

Asam klorosulfat : Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan.

Asam-asam (kuat) : Dapat membentuk polimerisasi eksotermik Dibenzoil peroksida + Etil

asetat

: Mungkin dapat menyala/meledak.

Etilen diamin : Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan.

Etilenamin dalam kontainer tertutup akan meningkatkan suhu dan tekanan

Oksidator (kuat) dapat menimbulkan bahaya ledakan & kebakaran Oleum Dalam kontainer tertutup akan meningkatkan

suhu dan tekanan

Ozon mungkin dapat membentuk campuran yang

mudah meledak.

Ozone Peroksida : membentuk polimerisasi eksotermik.

Silika gel dapat menimbulkan reaksi hebat.

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi berbahaya: karbon dioksida, karbon monoksida

Polimerisasi : Polimerisasi berbahaya dapat terjadi.

6. Penyimpanan

(1,2,3)

(5)

 Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku

 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

 Lindungi dari kerusakan fisik.

 Simpan di luar atau di dalam gedung yang terpisah.

 Simpan pada tempat yang sejuk dan kering, terpisah dari bahan-bahan inkompatibel (yang tidak tercampurkan) dan tidak untuk periode yang lama

 Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.

 Hindari dari panas, api, percikan api dan sumber-sumber api lain.

 Jauhkan dari jangkauan anak-anak

 Jauhkan dari sumber nyala–dilarang merokok

 Jangan membuang wadah kosong kedalam saluran air

7. Toksikologi

(1)

Toksisitas

Data pada hewan

LD

50

oral - tikus 2920 mg/kgBB; LD

50

oral - mencit 1613 mg/kgBB; LD

50

kulit, kelinci 2335 mg/kgBB

Data Karsinogenik

Status karsinogen: IARC : bukti tidak cukup untuk manusia, bukti tidak cukup untuk binatang, Golongan 2B.

ACGIH: A3 - karsinogen pada binatang; TRGS 905 : K 3.

Dalam satu penelitian, tikus terpapar melalui inhalasi terlihat peningkatan timbulnya tumor rongga hidung.

Data Mutagenik

Tes mikronukleus – limfosit pada manusia 500 umol/L; analisa sitogenetik –

limfosit pada manusia 250 umol/L; pertukaran kromatid perempuan – limfosit

pada manusia 100 umol/L; tes mikronukleus – intraperitoneal pada mencit

1g/kgBB; sperma – intraperitoneal pada mencit 2500 mg/kgBB 5 hari;

(6)

tranformasi morfologi – embrio tupai 62500 ug/L; pertukaran kromatid perempuan – indung telur tupai 125 umol/L.

Informasi Ekologi

Beracun pada ikan: 14000 ug/L 96 jam LC50 (mortalitas). Beracun pada hewan invertebrata: 330000–1000000 ug/L 48 jam LC50 (mortalitas). Beracun pada alga: 9500 ug/L 48 jam

8. Efek Klinis

(1)

Keracunan akut Terhirup

Inhalasi uap pada konsentrasi 20 bpj menyebabkan iritasi pada membran mukosa; 22 bpj menyebabkan batuk, serak, dan sesak; 72 bpj menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan atas, dengan kering pada kerongkongan; 284 bpj menyebabkan rasa sangat sakit pada kerongkongan dan batuk.

Konsentrasi tinggi dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, mengakibatkan narkosis dengan pusing dan konfusi.

Kontak dengan kulit

Kontak langsung dengan cairan ini dapat menyebabkan iritasi, dengan kemerahan, sakit, panas sekali, dan kerusakan pada jaringan.

Kontak dengan mata

Konsentrasi uap 72 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan berkedip, kemerahan, sakit, dan lakrimasi/ keluar air mata.

Tertelan

Dapat menyebabkan luka pada kerongkongan, sakit pada bagian perut, dan muntah. Paparan dalam dosis besar dapat mempengaruhi susunan saraf, dengan pusing, lemah, iritasi, dan narkosis

Keracunan Kronik Terhirup

Hasil dari studi epidemilogi pada 21 pekerja dengan rata-rata indikasi terpapar

selama 15 tahun secara berulang sekitar 5-10 ppm tidak menyebabkan efek

(7)

kronis yang serius. Dilaporkan menyebabkan iritasi, neurosis (sakit saraf), letih, insomnia, penurunan seksual, radang otak, lelah, vertigo, dan polineuritis pada manusia.

Kontak dengan kulit

Paparan jangka panjang dan berulang dapat menyebabkan dermatitis dan rasa panas sekali.

Kontak dengan mata

Paparan jangka panjang dan berulang dapat menyebabkan konjungtivitis.

Paparan jangka panjang pada konsentrasi uap 22 bpj menyebabkan iritasi mata berat.

Tertelan

Pengaruh pada reproduksi dilaporkan pada binatang.

9. Pertolongan Pertama

(1)

Terhirup

Segera bawa ke tempat yang aman, jauhkan dari paparan. Gunakan masker berkatup atau pernafasan penyelamatan bila diperlukan. Segera hubungi dokter

Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit) Segera hubungi dokter, bila diperlukan.

Kontak dengan mata

Segera cuci/bilas dengan air yang banyak atau larutan garam normal, dengan sekali-kali mengedipkan mata sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera hubungi dokter

Tertelan

Jangan melakukan induksi muntah atau memberi cairan untuk diminum pada

korban yang pingsan. Bila terjadi muntah jaga agar kepala lebih rendah dari

(8)

pada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban pingsan, putar kepala ke samping. Segera hubungi dokter.

10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi pernafasan dengan tabung oksigen untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Resusitasi jantung paru, yaitu untuk mengatasi henti jantung dan henti nafas.

Dekontaminasi

Dekontaminasi bertujuan untuk menurunkan paparan terhadap racun, mencegah kerusakan dan mengurangi absorbsi. Dekontaminasi yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah bahaya dan menyelamatkan nyawa a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah

sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

(9)

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna

Pertimbangkan bilas lambung dan pemberian arang aktif.

Antidotum: tidak ada informasi mengenai antidotum spesifik untuk keracunan akrilamida

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

(1,2,3)

Batas paparan : dengan TWA 10 bpj (35 mg/m

3

) OSHA; dengan STEL 20 bpj (70 mg/m

3

) OSHA; dengan TWA 10 bpj (35 mg/m

3

) ACGIH; dengan STEL 15 bpj (53 mg/m

3

) ACGIH; dengan batas 15 menit 4 bpj (15 mg/m

3

) yang dianjurkan NIOSH; dengan TWA 10 bpj (36 mg/m

3

) UK OES; dengan STEL 20 bpj (72 mg/m

3

) UK OES.

Ventilasi : Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Perlengkapan ventilasi yang tahan ledakan bila terjadi konsentrasi ledakan. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang dapat diterapkan.

Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja Pakaian: Kenakan pakaian pelindung yang sesuai.

Sarung tangan: Pakailah sarung tangan pelindung yang sesuai

(10)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

(1,2,3)

Bahaya ledakan dan kebakaran : bahaya kebakaran hebat.

Media pemadaman : bahan kimia kering biasa, karbon dioksida, busa biasa, air, busa tahan alkohol.

Kebakaran besar : gunakan busa tahan alkohol atau dengan menyemprotkan air yang banyak.

Pemadaman api : pindahkan wadah dari daerah api jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kontainer dengan semprotan air hingga tepat setelah api padam. Menjauhlah dari ujung tangki. Untuk kebakaran dalam kargo atau daerah penyimpanan : dinginkan kontainer dengan air dari tuas selang tak berawak (unmanned) atau alat pemercik pemantau hingga tepat setelah api padam. Jika hal ini tidak mungkin, lakukanlah langkah pencegahan berikut : orang-orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, daerah bahaya diisolasi dan yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Biarkan api menyala. Untuk tangki, mobil kereta atau truk tangki : evakuasi dalam jarak: 800 meter (1/2 mil). Air mungkin tidak efektif.

13. Manajemen Tumpahan

(1,2)

Pelepasan ke udara: Kurangi uap dengan semprotan air.

Pelepasan ke tanah: Bendung/ sekat untuk dibuang kemudian. Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan dengan penghisap ke dalam wadah yang tepat.

Pelepasan ke air: Serap dengan karbon aktif. Kumpulkan bahan tumpahan menggunakan peralatan mekanik. Tutup dengan kain penghisap. Gunakan deterjen, sabun, alkohol atau bahan aktif lain. Pindahkan bahan serapan dengan penghisap air.

Pelepasan di tempat kerja: Hindari panas, nyala api, percikan api dan sumber- sumber api lain. Hentikan kebocoran bila mungkin tanpa risiko. Kurangi asap/

uap dengan semprotan air. Bila tumpahan sedikit : serap dengan pasir atau

(11)

dengan bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan tumpahan dalam wadah yang tepat untuk selanjutnya dibuang. Bila tumpahan banyak : bendung/ sekat untuk dibuang kemudian. Pindahkan dari sumber api. Orang- orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, daerah bahaya diisolasi dan yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Bertahan di tempat arah angin dan menghindar dari tempat yang lebih rendah.

14. Daftar Pustaka

1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927644 (diunduh Mei 2012)

3. http://www.jubl.com/msds/msds-VAM-(Vinyl-acetate-monomer)%20.pdf (diunduh Mei 2012)

4. Sentra Informasi Keracunan et al, 2001, Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit, Jakarta, hal. 21-22.

--- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012

---

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit).. Segera bawa ke rumah sakit

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan cuci dengan air yang banyak sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya 15–20 menit).. Oleskan emollient pada