• Tidak ada hasil yang ditemukan

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

1. N a m a Golongan Polisakarida (1).

Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4,5)

Bis [D-gluconato-O (1), O (2)]-iron; Gluconic acid, iron (2+) salt (2:1), D-; Iron, bis [D-gluconato-O (1), O (2)]-; D-gluconate iron (2+) salt (2:1); Iron gluconate; Entron; Fenton; Biofergate; Fergon; Ferlucon; Ferox; Ferrin 55;

Irox; Ferronicum; Cerevon; Ferrous gluconate; Gluco-ferrum; Glucoferron;

Glucomax; Feravol; Iron digluconate; Nionate; Iromin; Fergon preparation;

Ray-gluciron; Ferro agepha; Ferroglyconicum; Ferrose; Ferrum polon;

Flourish; Flourish iron; Gluferate; Iromon;

Nomor Identifikasi

Nomor CAS : 299-29-6 (1,2,3,4,5,6,7,8)

Nomor OHS : 09856 (1)

Nomor RTECS : LZ5150000 (1,2,4,6,7)

Nomor EC (EINECS) : 206-076-3 (1,3,5,7)

2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan

Besi (II) glukonat anhidrat Deskripsi (1)

Bentuk padat, granul, serbuk kristal berwarna kuning, kelabu, bau mengiritasi, bau seperti karamel (7,8), rasa yang aneh. Berat molekul 446,15;

Rumus molekul C12H22FeO14; Larut dalam air (3); Larut dalam gliserol; Tidak larut dalam alkohol.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1) :

Kesehatan 0 = Tidak membahayakan kesehatan

(2)

Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (3):

S22 = Awas berbahaya. Jangan menghirup debu.

S24 = Hindari persinggungan/kontak dengan kulit S25 = Hindari terkena mata

3. Penggunaan

Hematinik (2,7); pewarna, stabilizer, nutrient supplement, sebagai skin conditioning pada kosmetik (8)

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Bahaya utama terhadap kesehatan: Tekanan darah dapat mengalami penurunan akibat overdosis besi. Pada tahap awal keracunan, dapat terlihat terjadinya letargi, gelisah, dan kebingungan pada pasien. Kejang dan koma dapat terjadi pada tahap selanjutnya. Pada kasus ibu hamil yang mendapatkan perlakuan agresif awal berupa dekontaminasi dan/atau pemberian deferoksamin memberikan hasil janin yang baik (7).

Organ sasaran: Tidak dilaporkan adanya efek yang nyata terhadap organ sasaran (1).

Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup

Iritasi (1).

Kontak dengan kulit Iritasi (1).

Kontak dengan mata Iritasi (1).

Tertelan

(3)

Berasa logam, gangguan saluran pencernaan, sukar bernafas, warna kulit kebiruan, kongesti paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, konvulsi, koma (1). Paparan jangka panjang

Terhirup

Tidak ada informasi adanya efek merugikan yang berarti (1). Kontak dengan kulit

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Kontak dengan mata

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Tertelan

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1).

5. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1,2) Kondisi yang harus

dihindarkan

: Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain.

Hindarkan kontak dengan bahan tancampurkan

(1). Kemungkinan sensitif terhadap cahaya- simpan di tempat gelap (3).

Bahan tak tercampurkan : Bahan pengoksidasi (1) Besi (II) glukonat dengan

Pengoksidasi (kuat) : Bahaya kebakaran dan ledakan (1)

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon (1) dan besi (7)

Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (1) Korosivitas : Tidak korosif terhadap kaca (6)

6. Penyimpanan

 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku (1).

 Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).

(4)

 Simpan di tempat yang sejuk dan kering pada suhu 25oC atau lebih rendah (2).

 Simpan di wadah yang tertutup rapat (6).

 Bahan yang mudah terbakar harus disimpan jauh dari panas yang ekstrim dan jauh dari bahan pengoksidasi kuat (6).

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia

TDL0 oral-anak 162 mg/kg (1). Data pada hewan (1,3,4,8)

LD50 oral-tikus (rat) 2237 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 3950 mg/kg; LD50

intraperitoneal-tikus (mouse) 160 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 199 mg/kg; LD50 oral-marmut 2100 mg/kg (6)

Data Tumorigenik

TDL0 subkutan-tikus (mouse) 2600 mg/kg/13 minggu intermittent (1,4). Data Karsinogenik

Tidak tersedia informasi (6). Data Mutagenik

Tidak tersedia informasi (6). Data Reproduksi

Informasi Ekologi

Toksisitas produk hasil biodegradasi: Produk hasil biodegradasi bersifat lebih toksik (6).

8. Efek Klinis (1)

Keracunan akut Terhirup

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

(5)

Garam besi: Menghirup debu atau kabut garam besi yang dapat larut kemungkinan dapat mengiritasi saluran pernafasan (1).

Kontak dengan kulit

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Kontak dengan garam besi yang dapat larut kemungkinan dapat menyebabkan iritasi (1).

Kontak dengan mata

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Kontak dengan garam besi yang dapat larut pada mata dapat menyebabkan iritasi; mungkin juga terjadi perubahan warna lokal kecoklatan.

Tertelan

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi. Dapat menyebabkan hipersensitivitas, diare, mual, dan muntah (1).

Garam besi: 10 menit sampai beberapa jam setelah menelan garam besi yang dapat larut secara berlebih dapat menimbulkan gastroenteritis disertai nyeri abdomen, mual, muntah atau hematemesis, diare berair atau tarry diarrhea akibat korosi mukosa lambung, dehidrasi, leukositosis, dan demam.

Berasa seperti logam, gelisah, letargi, hipotonia, koma, pucat atau sianosis, fast, weak pulse, hipotensi, hiperventilasi karena asidosis, shock, ketidakstabilan vasomotor, dan kemungkinan terjadi cardiovascular collapse.

Kasus yang berat dapat mengakibatkan kematian dalam 4 hingga 6 jam.

Setelah periode asimptomatik selama 12 hingga 72 jam, gejala tahap awal dapat berulang. Juga dapat terjadi pneumonitis, edema paru, hemoragia, dan konvulsi. Dapat pula berkembang kerusakan hati yang disertai jaundice, hipoglikemia, kerusakan koagulasi multipel, kerusakan ginjal disertai anuria, kerusakan pankreatik, kerusakan vaskuler, hipovolemia, hemokonsentrasi, shock mendalam, dan vascular collapse. Pada tahap ini dapat terjadi kematian dalam satu hingga tiga hari atau lebih dari seminggu setelah menelan bahan akibat shock, kegagalan hepatik, atau pneumonia. Orang yang bertahan hidup dapat menunjukkan bekas luka pada lambung atau obstruksi, obstruksi pilorik atau stenosis, sirosis hepatik ringan, dan setidaknya dilaporkan satu kasus gejala sisa neurologik.

(6)

Keracunan kronik Terhirup

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Tidak tersedia informasi (1). Kontak dengan kulit

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Kontak berulang atau berkepanjangan dengan iritan dapat menyebabkan dermatitis (1).

Kontak dengan mata

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Paparan berulang atau berkepanjangan terhadap iritan dapat menyebabkan konjungtivitis (1).

Tertelan

Besi glukonat: Lihat informasi pada garam besi.

Garam besi: Penggunaan sediaan besi untuk terapi berulang dapat menyebabkan iritasi saluran gastrointestinal disertai mual, muntah, heartburn, anoreksia, konstipasi, dan diare. Asupan besi secara kronis berlebih dapat menyebabkan hemosiderosis (kondisi besi berlebihan dalam tubuh) disertai kemungkinan kerusakan hati dan pankreas (1).

9. Pertolongan Pertama (1) Terhirup

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan.

Jaga korban tetap hangat dan dapat beristirahat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20

(7)

menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1).

Kontak dengan mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Berikan larutan natrium bikarbonat. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban dalam keadaan tidak sadar, posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

(8)

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

Antidotum: Deferoksamin intravena.

Catatan untuk dokter: Untuk paparan terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen. Untuk paparan tertelan, pertimbangkan kumbah lambung (1).

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan besi (II) glukonat anhidrat (1): Larutan garam besi (sebagai Fe):

1 mg/m3 OSHA TWA (ditinggalkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 1 mg/m3 ACGIH TWA

1 mg/m3 NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam

(9)

1 mg (Fe)/m3 UK OES TWA 2 mg (Fe)/m3 UK OE OES STEL

Metode pengukuran: Filter partikel: Asam; Inductively coupled plasma;

NIOSH III # 7300, Elements.

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak.

Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan (1).

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (1).

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (1).

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia

(1).

Respirator (1): Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.

Setiap respirator debu, kabut, dan uap.

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi filter partikel berefisiensi tinggi.

Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi filter debu, kabut, dan uap.

Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi filter partikel berefisiensi tinggi.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan (1):

Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.

Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.

(10)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Debu /campuran udara dapat menyala atau meledak (1).

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa kimia (1).

Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (6).

Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air (1,6). Jangan gunakan water jet (6).

Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api.

Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (1).

13. Manajemen Tumpahan

Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan.

Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk (1).

Tumpahan sedikit: Tumpahan bahan disapu untuk kemudian dibuang (2). Tumpahan yang banyak: Tumpahan bahan disekop ke dalam wadah. Area tumpahan disapu secara menyeluruh untuk membersihkan residu bahan (2).

14. Daftar Pustaka

1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

2. http://www.chemicalbook.com/ProductMSDSDetailCB2224642_EN.htm (diunduh Maret 2011)

3. http://msds.chem.ox.ac.uk/FE/ferrous_gluconate_hydrate.html (diunduh Maret 2011)

(11)

4. http://www.chemcas.com/msds/cas/msds58/299-29-6.asp (diunduh Maret 2011)

5. http://www.lookchem.com/cas-299/299-29-6.html (diunduh Maret 2011)

6. http://exporterlabchemicals.com/msds/AL6516.html (diunduh Maret 2011)

7. http://www.chemexper.net/specification_d/chemicals/supplier/cas/Ferrous

%20gluconate.asp (diunduh April 2011)

8. http://www.thegoodscentscompany.com/data/rw1347781.html (diunduh April 2011)

--- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011

---

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan