• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

1. N a m a

Golongan

Garam anorganik

Sinonim / Nama Dagang

ACE-CHLON, BK Powder, Bleaching powder, Calcium hypochloride, Calcium hypochlorite, dry Calcium oxychloride, Chloride of lime, Chlorinated lime, Chlorkalk, HI-CHLON, HTH, Hy-Chlor, Hypochlorous acid, calcium salt, J- CHLON, Lime chloride, Lo-Bax, Losantin, Mildew remover X-14, NEW STAR- CHLON, NICLON, Oxicloruro de calico, Perchloron, Pittchlor, STAR-CHLON, TOYO-CHLON35.

Nomor Identifikasi :

Nomor CAS : 7778-54-3 Nomor OHS : -

Nomor RTECS : NH3485000 Nomor EC : 017-012-00-7

UN : 1748

ICSC : 0638

Nomor EINECS : 231-908-7

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Calcium hypochlorite Deskripsi

Bentuk granula atau pelet pipih, berwarna putih keabu-abuan dan memiliki aroma klorin. Berat molekul 142,98; Rumus molekul Ca-(OCl)2; Titik peruraian 212oF (100oC); Gravitasi khusus (air = 1) 2,35; Kelarutan dalam air: terjadi peruraian;

Tidak larut dalam alkohol, asam-asam encer. Terdekomposisi pada suhu 180 °C.

Kelarutan dalam air: 21.4% pada 76ºF (25ºC).

(2)

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):

Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 2 = Reaktif Klasifikasi EC:

F = Mudah menyala

R 20 = Berbahaya jika terhirup

R 21 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit R 22 = Berbahaya jika tertelan

R 36 = Menyebabkan iritasi pada mata

R 37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan R 38 = Menyebabkan iritasi pada kulit

S 26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis

S 36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat

3. Penggunaan

Algasida, bakterisida, deodoran, desinfektan air minum dan air kolam berenang, fungisida; digunakan pada proses pemurnian gula; bahan oksidator; bahan pemutih; bahan dalam Camporit yang mengandung NaCl; bahan dalam HTH dan Perchloron.

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Organ sasaran: sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit dan mata.

Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup

Jika terhirup, sangat berbahaya karena bersifat korosif, merusak jaringan membran mukosa dan saluran pernafasan bagian atas. Gejala dapat meliputi rasa terbakar, batuk, bersin, laringitis, nafas yang dangkal, sakit kepala, mual dan

(3)

muntah. Inhalasi dapat berakibat fatal dikarenakan adanya spasme inflamasi dan edema dari laring dan bronkus, pneumonitis kimiawi dna edema paru.

Kontak dengan kulit

Dapat menyebabkan iritasi. Kulit kemerahan, rasa nyeri dan dapat terjadi luka bakar yang berat.

Kontak dengan mata

Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi. Kerusakan kornea hingga kebutaan.

Tertelan

Bahan ini bersifat korosif, penelanan bahan ini dapat menyebabkan luka bakar yang serius pada mulut, tenggorokan dan lambung. Dapat menyebabkan nyeri telan, mual dan muntah.

Paparan jangka panjang Terhirup

Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan bronchitis yang disertai batuk dan atau nafas yang dangkal.

Kontak dengan kulit

Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan jangka pendek.

Kontak dengan mata

Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan jangka pendek (iritasi).

Tertelan

Tidak tersedia data.

5. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal

Tancampurkan : Air, kondisi asam, materi organik, senyawa nitrogen, dan materi mudah terbakar lainnya Kalsium hipoklorit dengan

Air : Melepaskan gas klorin

(4)

Kondisi asam : Melepaskan gas klorin

Amonia dan amin : Bahaya meledak dan terbakar

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi: melepaskan gas klorin dan gas klorin monoksida ke udara

Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan

 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.

 Simpan dalam wadah tertutup rapat, simpan dalam ruangan yang sejuk dan kering, serta memiliki ventilasi yang baik.

 Lindungi dari kerusakan fisik dan kelembaban.

 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

 Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada hewan:

LD50 oral-tikus (rat), akut: 850 mg/kg, TXDS: LD•Dermal Rabbit .1000 mg/Kg.

Karsinogenik Tidak tersedia data.

Mutagenik

Tidak tersedia data.

Informasi Ekologi

Tidak didapatkan informasi tentang dampak ekologi.

8. Efek Klinis

Keracunan akut Terhirup

(5)

Iritasi, destruksi membran mukosa dan saluran pernafasan. Efek meliputi rasa terbakar, batuk, bersin, laringitis, nafas yang dangkal, sakit kepala, mual dan muntah.

Kontak dengan kulit

Iritasi, kemerahan, nyeri dan luka bakar kulit yang berat.

Kontak dengan mata

Iritasi, pandangan kabur, kemerahan, nyeri dan kerusakan kornea hingga kebutaan.

Tertelan

Sama seperti pada keracunan akut terhirup, mual, muntah, diare, nyeri perut, luka bakar pada saluran pencernaan.

Keracunan kronik Terhirup

Paparan dalam jangka lama dan berulang dapat menyebabkan bronchitis dan kesulitan bernafas.

Kontak dengan kulit

Paparan dalam jangka lama dan berulang dapat menyebabkan iritasi kulit.

Kontak dengan mata Tidak tersedia data.

Tertelan

Tidak tersedia data.

9. Pertolongan Pertama

Terhirup

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Longgarkan pakaian korban yang ketat, seperti bagian kerah, dasi, dan ikat pinggang. Bila korban tampak sulit bernafas segera berikan oksigen. Bila korban tidak bernafas segera lakukan bantuan nafas buatan secara mouth to mouth (untuk tindakan bantuan pernafasan ini berhati-hatilah bila bahan yang dicurigai adalah suatu bahan yang bersifat korosif). Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau

(6)

pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan (yang tidak bersifat abrasif) dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Jangan lakukan rangsang muntah. Periksalah bagian bibir dan mulut untuk meyakinkan apakah ada kerusakan jaringan, yang menandakan adanya bahan berbahaya yang tertelan. Segera bawa korban ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

(7)

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna

Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif (namun bila tersedia fasilitas endoskopi dan direncanakan akan dilaksanakan endoskopi, sebaiknya tidak diberikan arang aktif, karena pemberian arang aktif dapat mengganggu visualisasi dari tindakan endoskopi). Dapat dipertimbangkan kumbah lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Berhati-

(8)

hatilah terhadap kemungkinan terjadinya perforasi saluran pencernaan.

Namun, karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat, kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.

Antidotum -

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan kalsium hipoklorit:

Tidak tersedia data

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

Respirator : Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan.

Gunakan respirator debu yang memiliki pelindung wajah tidak penuh.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:

Gunakan respirator yang memiliki pelindung wajah penuh, memiliki mode tekanan positif, dan memiliki sumber oksigen.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahan ini sebenarnya tidak bersifat mudah terbakar, namun bahan ini adalah oksidator yang kuat, sehingga mudah bereaksi terhadap panas, bahan reduktor,dan bahan mudah terbakar lainnya. Tidak stabil terhadap perubahan suhu, pada suhu tinggi dapat dengan cepat mengalami dekomposisi dan melepaskan panas dan oksigen.

(9)

Bahaya ledakan dan kebakaran: wadah yang tertutup dapat pecah bila dipanaskan. Ledakan dapat timbul bila menggunakan bahan pemadam api yang terbuat dari karbon tetraklorida atau senyawa amonium kering sebagai bahan pemadam kebakaran yang melibatkan kalsium hipoklorit.

Bahan pemadam api: gunakan bahan pemadam bersifat air untuk mendinginkan kontainer yang telah terpapar api. Banjiri area kebakaran menggunakan air yang banyak baik dalam bentuk kabut atau semprotan.

Lakukan hal di atas dari jarak jauh, hindari berkontak langsung dengan air, mengingat kalsium hipoklorit bereaksi dengan air dan melepaskan gas klorin ke udara. Jangan biarkan air yang digunakan untuk pemadaman memasuki sumber air minum atau saluran pembuangan air. Hindari menggunakan bahan pemadaman yang berasal dari kimiawi kering yang mengandung senyawa amonium dan karbon tetraklorida.

13. Manajemen Tumpahan

Jauhkan semua sumber nyala api, jauhkan pula air dari area tumpahan. Berikan ventilasi pada area tumpahan atau area yang mengalami kebocoran. Gunakan alat pelindung diri seperti dirinci pada bagian 11.

Bersihkan tumpahan dengan cara yang tidak menimbulkan debu tersebar di udara. Masukkan bahan tumpahan ke dalam wadah tertutup, namun tidak kedap udara, untuk kemudian dimusnahkan.

14. Daftar Pustaka

1. Budavari, S. The Merck Index, 13th ed. An Encyclopedia of chemicals, Drugs and Biologicals. Merck & Co., Inc, NJ, 2001.

2. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

3. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004

4. Sentra Informasi Keracunan (SIKer), et al. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. Jakarta. 2001.

5. http://www.sciencestuff.com/msds/C1447.html (diunduh Agustus 2010) 6. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/7778543.pdf (diunduh Agustus

2010)

(10)

7. http://www.sciencelab.com/xMSDS-Calcium_hypochlorite-9927478 (diunduh Agustus 2010)

8. http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/calcium_hypochlorite.html (diunduh Agustus 2010)

9. www.accepta.com/.../9220-MSDS-Calcium-Hypochlorite-Granular-unstabili sed-chlorine-sanitiser-swimming-pools-spa-baths.pdf. (diunduh Agustus 2010)

10. http://www.thatchercompany.com/uploads/Calcium_Hypochlorite_Granular_

MSDS.pdf (diunduh Agustus 2010)

11. http://www.unitewater.com/images/MSDS-calcium%20hypochlorite.pdf (diunduh Agustus 2010)

12. http://www.epa.gov/oppsrrd1/REDs/factsheets/0029fact.pdf (diunduh Agustus 2010)

13. http://www.atsdr.cdc.gov/Mhmi/mmg184.html - Amerika Serikat (diunduh Agustus 2010)

14. http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/c0418.htm (diunduh Agustus 2010) 15. http://www.patientsville.com/toxic/calcium-hypochlorite-sodium-

hypochlorite.htm (diunduh Agustus 2010)

--- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010

---

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan