KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE
1. N a m a
Golongan Garam logam
Sinonim / Nama Dagang
Carbonic acid, calcium salt; Calcium monocarbonate; Precipitated calcium carbonate; Carbonic acid calcium salt (1:1); Calcium carbonate (CaCO3); Calcium carbonate (1:1).
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 471-34-1
Nomor OHS : 03880
Nomor RTECS : FF9335000 Nomor EC (EINECS) : 207-439-9
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan Kalsium Karbonat Deskripsi
Bentuk serbuk, kristal; berwarna putih atau abu-abu; higroskopik; tidak berbau;
tidak memiliki rasa. Titik lebur: 1517-2442oF (825-1339oC); Gravitasi khusus (air=1) 2,7-2,9. pH 8-9 (larutan dalam air). Penguapan 0,0%. Hampir tidak larut dalam air. Larut dalam asam asetat, asam hidroklorik, asam nitrat, asam lainnya, larutan ammonium klorida. Tidak larut dalam alkohol. Rumus kimia: CaCO3.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 2 : Tingkat keparahan tinggi Kebakaran 0 : Tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 : Tidak reaktif
Klasifikasi EC:
Xi : Iritasi
R 36 : Menyebabkan iritasi pada mata R 38 : Menyebabkan iritasi pada kulit S2 : Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S24 : Hindari persinggungan/kontak dengan kulit S25 : Hindari jangan sampai mengenai mata
S26 : Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S46 : Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan wadah atau label
3. Penggunaan
Pada pembuatan cat, karet, plastik, kertas, peralatan dental, keramik, dempul, pengkilat/pelapis, tinta, pembungkus sepatu; sebagai bahan pengisi pada proses pembuatan perekat, korek api, pensil; krayon, linoleum, bahan pembatas, batang las. Pada makanan, kosmetik, farmasetikal, antibiotik, menghilangkan asiditas dari anggur (wine). Pada proses analisis kimiawi untuk mendeteksi dan menentukan halogen pada kombinasi organik; bersama dengan NH4Cl untuk mendekomposisi silikat; menyiapkan solusio CaCl2 untuk menstandardisasi solusio sabun; untuk analisis air. Pada kedokteran hewan: digunakan sebagai suplementasi kalsium, antasida, dan anti diare.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: iritasi kulit dan iritasi mata.
Organ sasaran: kondisi kesehatan yang dapat diperburuk oleh paparan terhadap bahan ini adalah: gangguan sistem darah, gangguan saluran pencernaan, gangguan hormonal, gangguan ginjal dan gangguan metabolik.
Rute paparan
Paparan jangka pendek Terhirup
Iritasi mekanik.
Kontak dengan kulit Iritasi.
Kontak dengan mata
Iritasi, produksi air mata meningkat.
Tertelan
Mual dan diare.
Paparan jangka panjang Terhirup
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan kulit
Serupa dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Kontak dengan mata
Serupa dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Tertelan
Muntah, nyeri lambung.
5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal Kondisi yang harus dihindari : Hindari menghasilkan debu
Tancampurkan : Asam, halogen, logam Kalsium karbonat dengan
Asam : Kontak dapat melepaskan gas karbon
dioksida
Alum : Tancampurkan
Fluorin : Kontak dapat menghasilkan reaksi yang keras atau menyala
Garam ammonium : Tancampurkan
Magnesium : Ketika campuran dipanaskan, pada saluran gas hidrogen, dapat meledak
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida kalsium, oksida karbon
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.
7. Toksikologi Toksisitas
Data pada manusia:
Tidak tersedia data.
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat) 6450 mg/kg.
Karsinogenik Tidak tersedia data.
Mutagenik
Tidak tersedia data.
Data Reproduksi Tidak tersedia data.
Dara Iritasi
500 mg/24 jam menimbulkan iritasi sedang pada mata kelinci; 750 ug/24 jam menimbulkan iritasi berat pada mata kelinci.
Data Tambahan
Dapat terjadi interaksi dengan obat.
Informasi Ekologi
Dapat menyebabkan dampak terhadap kehidupan perairan.
Toksisitas pada ikan : 56.000.000 ug/L 96/minggu Mosquitofish (Gambusia affinis) (mortalitas)
8. Efek Klinis
Keracunan akut Terhirup
Kalsium karbonat: dpapat menyebabkan iritasi mekanik disertai batuk dan bersin.
Tidak ada temuan patologis pada tikus (rats) yang telah terpapar 81,2 mg/m3 selama 90 menit. Konsentrasi yang berlebihan dari debu bahan ini pada ruang kerja dapat menyebabkan deposit yang tidak nyaman pada saluran hidung.
Kontak dengan kulit
Kalsium karbonat: aplikasi sebanyak 500 mg/24 jam pada kelinci menyebabkan iritasi sedang.
Kontak dengan mata
Kalsium karbonat: dapat menyebabkan kemerahan pada mata, rasa nyeri, dan keluar air mata. Aplikasi 750 ug pada mata kelinci selama 24 jam menyebabkan iritasi berat.
Tertelan
Kalsium karbonat: penelanan bahan ini dapat menyebabkan iritasi lambung dan sendawa, mual sesaat, konstipasi atau diare, dan peningkatan sekresi lambung.
Keracunan kronik Terhirup
Kalsium karbonat: tidak tersedia data.
Kontak dengan kulit
Kalsium karbonat: paparan berulang dan lama terhadap bahan dapat menyebabkan dermatitis.
Kontak dengan mata
Kalsium karbonat: paparan berulang dan lama terhadap bahan dapat menyebabkan konjungtivitis.
Tertelan
Kalsium karbonat: dapat menyebabkan obstruksi usus dan pengerasan tinja.
Paparan berulang dan lama dapat menyebabkan hiperkalsemia dengan gejala berupa anoreksia, mual, muntah, konstipasi, nyeri perut, mulut kering, rasa haus,
dan poliuria. Alkalosis, kalsinosis, azotemia, hipofosfatemia, alkaluria, dan batu ginjal juga pernah dilaporkan.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan kumbah lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Namun, karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat, kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.
Antidotum -
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan kalsium karbonat: (2,6)
5 mg/m3 OSHA TWA (partikulat yang dapat terhirup) 15 mg/m3 OSHA TWA (total partikulat)
10 mg/m3 ACGIH TWA (total partikulat)
5 mg/m3 TWA rekomendasi NIOSH (partikulat yang dapat terhirup) 10 mg/m3 TWA rekomendasi NIOSH (total partikulat)
10 mg/m3 TWA OES UK (total debu yang dapat terhirup) 4 mg/m3 TWA OES UK (debu yang dapat terhirup)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator : Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya mulai dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan ciri peringatan (warning properties) sebelum digunakan.
Setiap respirator debu, kabut dan asap.
Setiap respirator pemurni udara dengan penyaring partikulat dengan efisiensi tinggi.
Setiap resirator dengan penyaring debu, kabut dan asap, yang memiliki sumber tenaga.
Setiap respirator pemurni udara dengan penyaring partikulat dengan efisiensi tinggi dan memiliki sumber tenaga.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Media pemadaman: gunakan media yang sesuai dengan kondisi di sekeliling area kebakaran.
Pemadaman api: pindahkan kontainer dari area kebakaran bila hal ini bisa dilakukan tanpa menimbulkan risiko pada personel. Hindari menghirup materi hasil pembakaran. Tetaplah berada pada area yang tinggi dan tidak melawan arah angin.
13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan besar: kumpulkan tumpahan dalam wadah untuk kemudian dibuang.
Hindarkan dari terbentuknya debu. Bersihkan residu menggunakan alat penyedot (vacuum) yang memiliki efisiensi tinggi.
14. Daftar Pustaka
1. Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.
2. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
3. Olson K.R., Poisoning and Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004.
4. Budavari, S. The Merck Index, 13th ed. An Encyclopedia of chemicals, Drugs and Biologicals. Merck & Co., Inc, NJ, 2001.
5. http://www.excalibar.com/pdf/MSDS%20-%20ExCAL%20Calcium%20
Carbonate%20-%20Houston%201%20page%20with%20Logo.pdf (diunduh Agustus 2010).
6. _____http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/calcium_carbonate.html (diunduh Agustus 2010)
7. _____http://www.sciencelab.com/xMSDS-Calcium_carbonate-9927119 (diunduh Agustus 2010)
--- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010
---