AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE 1. N a m a Golongan Garam anorganik
Sinonim / Nama Dagang
Molybdate (MO7O24 (6-), Hexaammonium; Molybdic Acid (H6MO7O24), Hexamonium Salt; Ammonium Molybdate (VI) ((NH4)6 MO7O24); Ammonium para Molybdate; Hexamonium Molybdate (MO7O24(6-); Ammonium para Molybdate tetrahydrate
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 12027-67-7 Nomor OHS : 01281 Nomor RTECS : QA5076000 EC Number : 234-722-4
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Amonium para molibdat Deskripsi
Bentuk fisik: padat berbentuk kristal. Tidak berwarna, kuning atau hijau. Berat molekul : 1163,80. Titik lebur : 206oC. Berat jenis uap (udara=1) : 2,498 (tetrahidrat). Larut dalam : asam, alkali. Tidak larut dalam: alkohol. Rumus kimia (N-H4)6 –Mo7-O24.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar Reaktivitas 1 = Tidak reaktif
3. Penggunaan
Dalam fotografi, pewarna keramik, reagensia untuk alkaloid dan determinasi fosfat, arsenat dan timbal.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ Peredaran darah dan pernafasan
Rute paparan
Paparan jangka pendek Terhirup
Iritasi terhadap hidung, membran mukosa dan saluran pernafasan Kontak dengan kulit
menyebabkan Iritasi ringan sampai sedang pada kulit Kontak dengan mata
menyebabkan Iritasi ringan sampai sedang pada mata Tertelan
Tidak ada informasi yang tersedia tentang efek secara fisiologis akibat penelanan bahan tersebut.
Paparan jangka panjang Terhirup
Tidak ada informasi Kontak dengan kulit Tidak ada informasi
Kontak dengan mata Tidak ada informasi Tertelan
Saluran pencernaan sakit, susah bernafas. Pada binatang, pada dosis besar dapat menyebabkan dispnea, anoreksia, kolik, trembling dan inkordinasi.
5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas : Stabil. Namun, bisa terurai jika dipanaskan Kondisi yang harus
dihindarkan
: Panas yang berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik, agen reduktor, asam kuat, logam bubuk.
Tancampurkan : bahan pengoksidasi dan logam aktif
Bahaya dekomposisi : Oksida nitrogen Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi
6. Penyimpanan
· Bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
· Disimpan ditempat yang dingin, kering, ventilasi yang baik,
· Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya serta hindari cahaya matahari langsung
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan
LD50 untuk tikus perhari penelanan tetrahidrat : 333 mg/kgBB.
Karsinogenik
Kemungkinan bersifat mutagen
Informasi Ekologi
Berbahaya bagi organisme air. Mungkin menyebabkan dampak yang sangat berbahaya pada paparan terhadapa lingkungan air dalam jangka panjang
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Iritasi terhadap kulit, mata dan saluran pernapasan Keracunan kronik
Tidak ada informasi yang tersedia tentang efek jangka panjang, kemungkinan resiko yang mungkin terjadi bersifat irreversibel
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera cuci mulut dan berikan minum yang banyak. Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah bagi pasien. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Lakukan pengobatan simptomatik.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Molibdenum, komponen yang larut (sebagai Mo) OSHA TWA 5 mg/m3
ACGIH TWA 5 mg/m3
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada kasus ventilasi tidak memadai, gunakan perlengkapan pernafasan yang memadai. Jika menghadapi konsentrasi di atas batas paparan harus menggunakan perlengkapan pernafasan yang disetujui NIOSH.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Tingkat bahaya kebakaran dan ledakan : Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Pertolongan pertama : Pindahkan wadah bila dapat dilakukan dengan tanpa resiko. Jangan sebar tumpahan dengan menggunakan semprotan air panas. Hindari inhalasi produk hasil pembakaran. Berdiri searah dengan arah angin. Hindari dari daerah yang lebih rendah.
Media pemadaman : Semua bahan pemadaman bisa digunakan
13. Manajemen Tumpahan
Sapu/kumpulkan tumpahan kemudian masukan dalam wadah yang sesuai untuk segera dibuang. Hindarkan agar tidak masuk keselokan.
14. Daftar Pustaka
Ministry of Health, 1988, Management of Poisoning, Singapore, Ed.3,
Susan Budavari, 1989, The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biologicals, Ed. 11, p. 559
Richard J. Lewis, SR., 1996, SAX’S Dangerous properties of Industrial Materials, Ed. IX, page 212.
http://www.strem.com/catalog/v3/02-0745/43/ (diunduh tahun 2012)
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/a5988.htmhttp://hazard.com/msds/mf/bake http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN_CB2309998.htmr/ba ker/files/a5988.htm (diunduh tahun 2012)
http://www.sciencelab.com/xMSDS-Ammonium_Molybdate_4_-9925603 (diunduh tahun 2012)
--- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012