• Tidak ada hasil yang ditemukan

N - Heptana. N - heptane

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "N - Heptana. N - heptane"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

N - Heptana N - heptane

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan

Hidrokarbon alifatik 1.2. Sinonim/Nama Dagang

Dipropyl methane; heptyl hydride

(2)

1.3. Nomor Identifikasi

1.3.1. Nomor CAS : 142-82-5

(1)

1.3.2. Nomor EC : 601-008-00-2

(1)

1.3.3. Nomor RTECS : MI7700000

(1)

1.3.4. Nomor UN : 1206

(1)

2. PENGGUNAAN

N-heptana digunakan sebagai pelarut industri (untuk perekat, pernis, dan tinta pada pencetakan etsa). Digunakan juga sebagai pelarut pengekstraksi, dan dalam pembuatan plastik dan sintesis toluena dan alkilbenzen

(4)

.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran

Mata, kulit, sistem saraf pusat

(1)

, pencernaan, pernapasan

(2)

3.2. Rute Paparan

3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup

menghirup uap atau kabut dapat menyebabkan iritasi saluran napas dan membran mukosa

(2)

serta kelesuan dan sakit kepala

(1)

.

3.2.1.2. Kontak dengan Kulit

(2)

N-heptana dapat diabsorpsi melalui kulit sehingga menyebabkan kulit kering

(1)

dan iritasi kulit

(2)

.

3.2.1.3. Kontak dengan Mata

Kontak dengan cairan dapat menyebabkan iritasi mata

(2)

seperti kemerahan dan sakit mata

(1)

. Kontak dengan uapnya diduga tidak menyebabkan iritasi mata

(2)

.

3.2.1.4. Tertelan

Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan mual, muntah dan pembengkakan abdomen. Aspirasi ke dalam paru-paru dapat menyebabkan pneumonitis kimia

(2)

Kram abdominal, sensasi terbakar

(1)

3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup

dapat mempengaruhi SSP (simptom mirip dengan terhirup akut) dan dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer (polineuropati) dengan rasa kebas dan kesemutan. N- heptana juga mempengaruhi otak, darah (anemia) dan pendengaran (perubahan ringan pada ambang batas pendengaran) dan juga menyebabkan penurunan berat badan

(2)

.

3.2.2.2. Kontak dengan Kulit

Kontak yang lama atau berulang dengan kulit dapat menghilangkan lemak dari kulit, menyebabkan iritasi dan dermatitis

(2)

.

3.2.2.3. Kontak dengan Mata

Tidak ditemukan data mengenai akibat paparan kronik n- heptana dengan mata

3.2.2.4. Tertelan

Penelanan jangka panjang atau berulang dapat

mempengaruhi hati, sistem urinasi, darah (perubahan pada

komposisi serum darah).

(3)

4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas

4.1.1. Data pada Hewan

LC

50

akut uap n-heptana tikus 103000 mg/m

3

setelah paparan selama 4 jam

(3)

.

4.1.2. Data pada Manusia 4.2. Data Karsinogenik

Tidak tersedia data

(3)

. 4.3. Data Tumoregenik

Tidak tersedia data

(3)

. 4.4. Data Teratogenik

Tidak tersedia data

(2)

. 4.5. Data Mutagenik

Tidak tersedia data

(3)

.

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup

Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

(2)

.

5.2. Kontak dengan Kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan ari dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

(2)

.

5.3. Kontak dengan Mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam

normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk

setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah

sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa

ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

(2, 3)

.

(4)

5.4. Tertelan

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga, miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

(2)

.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi

Pastikan fungsi jantung dan paru dalam keadaan baik

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan, untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

6.2. Dekontaminasi

6.2.1. Dekontaminasi Mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

(5)

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Apabila bahan ini berpenetrasi melalui baju, lepas baju dan pakaian lainnya dan bilas/cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan air dan sabun. Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron.

Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal

Dekontaminasi gastrointestinal tidak disarankan untuk dilakukan karena meningkatkan risiko terjadinya aspirasi paru

(1)

.

6.3. Antidotum

Tidak tersedia antidotum spesifik untuk n-heptana

(1)

.

7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan

n- heptana 7.2. Deskripsi

Cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas; rumus

molekul C

7

H

16

; bobot molekul 100,2; titik didih 98

o

C; titik lebur -91

o

C; berat

jenis :0,68; tekanan uap 4,6 kPa (20

o

C), tidak larut dalam air

(2)

.

(6)

7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4)

(2)

Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah

Kebakaran 3 = Senyawa dapat terbakar pada kondisi suhu ruang

Reaktivitas 0 = Stabil pada kondisi normal bahkan saat terjadi kebakaran dan tidak reaktif dengan air.

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan)

(2)

F Mudah menyala

Xn Mengganggu kesehatan dan merusak jaringan tubuh N Berbahaya bagi lingkungan

R11 Sangat mudah menyala R38 Mengiritasi kulit

R50/53 Sangat beracun bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang di lingkungan perairan.

R65 Berbahaya, dapat menyebabkan kerusakan paru jika tertelan

R67 Uapnya dapat menyebabkan kantuk dan pusing S(2) Jauhkan dari jangkauan anak-anak

S9 Letakkan wadah ditempat yang berventilasi baik S16 Jauhkan dari sumber nyala – dilarang merokok S29 Jangan dikuras sampai kosong

S33 Ambil tindakan pencegahan untuk meniadakan muatan listrik statis.

S60 Bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya

S61 Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data keamanan/instruksi khusus.

S62 Jika tertelan jangan dimuntahkan: segera bawa ke dokter dan tunjukkan wadah ini atau label

Note : C (korosif)

(7)

7.3.3. Klasifikasi GHS

(4)

Kata Kunci : Berbahaya Pernyataan Bahaya :

H225 Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar H304 Fatal jika tertelan atau memasuki jalan udara H315 Menyebabkan iritasi kulit

H336 Dapat menyebabkan kantuk atau pusing

H410 Sangat beracun bagi kehidupan air dengan efek yang bertahan lama

Pernyataan Pencegahan Pencegahan

P210 Jauhkan dari panas /nyala api/ api terbuka/

permukaan panas – Dilarang merokok P233 Tutup wadah penyimpanan dengan rapat

P240 Wadah dan peralatan diletakkan di tanah atau diikat.

P241 Gunakanperalatan/ alat listrik/ saluran udara/

pencahayaan yang tahan terhadap ledakan P242 Gunakan alat-alat yang tidak mencetuskan api

P243 Lakukan tindakan pencegahan untuk menghilangkan muatan statis

P261 Hindari menghirup uap/ asap/ gas/ kabut/ spray bahan ini P264 Cuci seluruh tangan setelah menyentuh

bahan ini

P271 gunakan hanya di luar ruangan atau pada ruangan dengan ventilasi yang baik

P273 Hindari pelepasan ke lingkungan

P280 Gunakan sarung tangan/pakaian pelindung / pelindung mata / pelindung wajah

Respon

P301 +P310 JIKA TERTELAN: segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter

P303+P361+P353 APABILA KONTAK DENGAN KULIT (atau rambut) : lepaskan pakaian yang terkontaminasi.

Bilas kulit menggunakan air/ semprotan.

(8)

P304+P340 JIKA TERHIRUP: pindahkan korban ke tempat dengan udara segar dan istirahatkan pada posisi yang nyaman untuk bernapas.

P312 Hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN

atau dokter jika korban merasa tidak sehat

P321 Perlakuan khusus (lihat tambahan instruksi pertolongan pertama pada label)

P331 JANGAN induksi muntah

P332+P313 Jika terjadi iritasi kulit, segera cari pertolongan medis

P362 Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali

P370+P378 Apabila terjadi kebakaran: gunakan pasir kering, bahan kimia kering atau busa tahan alkohol untuk pemadaman.

P391 Kumpulkan tumpahan

Penyimpanan

P403+P233 Simpan pada wadah tertutup rapat yang memiliki sirkulasi udara baik.

P403+P235 Simpan pada tempat yang memiliki sirkulasi udara baik. Simpan di tempat sejuk.

P405 Simpan dalam keadaan tertutup rapat.

Pembuangan

P501 Buang bahan/wadah penyimpanan ke tempat pembuangan limbah yang telah disetujui.

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas

Sangat reaktif terhadap oksidan kuat. Dapat menyerang plastik

(2)

. 8.2. Kondisi yang Harus di Hindari

Hindarkan dari panas, sumber pembakaran dan jauhkan dari dari senyawa

inkompatibel seperti agen pengoksidasi

(3)

.

(9)

8.3. Bahan Tak Tercampurkan Air, oksidator

(2)

8.4. Dekomposisi

Senyawa ini terdekomposisi menjadi CO dan CO

2 (2)

. 8.5. Polimerisasi

Senyawa ini tidak terpolimerisasi

(2)

.

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi

Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup

(2)

.

9.2. Perlindungan Mata

Gunakan pelindung jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia.

Sediakan kran darurat untuk cuci mata serta semprotan air deras di dekat tempat kerja

(2)

.

9.3. Pakaian

Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot, pakaian tahan bahan kimia

(4)

.

9.4. Sarung Tangan

Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia

(2)

. 9.5. Respirator

Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara)

(4)

.

10. DAFTAR PUSTAKA

1. Lange.(2012). Poisoning & Drug Overdose 6

th

ed. San Francisco: The McGraw-Hill Companies.

2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0657.htm (Diunduh

September 2013)

(10)

3. MSDS n-heptane Sciencelab.com

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924237 (Diunduh September 2013)

4. MSDS sigma aldrich heptane

http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=S G&language=en&productNumber=IRMM441&brand=FLUKA&PageToGoToU RL=http%3A%2F%2Fwww.sigmaaldrich.com%2Fcatalog%2Fproduct%2Ffluk a%2Firmm441%3Flang%3Den (Diunduh September 2013)

5. Recommendation from the Scientific Expert Group on Occupational Exposure Limits for heptane

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=32&cad

=rja&ved=0CEIQFjABOB4&url=http%3A%2F%2Fec.europa.eu%2Fsocial%2

FBlobServlet%3FdocId%3D6863%26langId%3Den&ei=tcymUtLfG87KrAe_ko

CADA&usg=AFQjCNGTMwPixe35k3ovMiP_BL9tDICyYA&sig2=ET14VBSik3

qiLodQ8dvMGw&bvm=bv.57799294,d.bmk (Diunduh September 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan