ANALISIS RISIKO PADA PROYEK RENOVASI DAN
PENGEMBANGAN GEDUNG HOTEL
G.A.P Candra Dharmayanti
1)dan Mayun Nadiasa
2)1,2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Corresponding E-mail: chandra157@yahoo.com
Abstrak
Pengerjaan proyek gedung pada areal hotel yang sedang beroperasi memerlukan strategi untuk dapat meminimalkan gangguan terhadap kegiatan operasional hotel yang harus tetap berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko-risiko dominan pada proyek pengembangan dan renovasi gedung yang dapat berdampak terhadap kualitas proyek ditinjau dari segi biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling yang meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek atau pihak operasional hotel yang sedang atau pernah menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi. Dari Hasil analisis deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa risiko-risiko dominan yang berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, banyak ditemukan khususnya yang bersumber dari aspek teknis proyek. Sehingga, semua pihak yang terlibat didalamnya harus saling berkoordinasi dan mematuhi kesepakatan yang telah dibuat sehingga pelaksanaan proyek maupun operasional hotel dapat berjalan dengan baik.
Kata kunci: analisis risiko, biaya, mutu, waktu, proyek renovasi, pengembangan hotel.
RISK ANALYSIS ON HOTEL RENOVATION AND
DEVELOPMENT PROJECT
ABSTRACT
Constructing the building project in the area of the hotel that is operating requires a strategy to minimize disruption to the operation of the hotel. This study aims to analyze the major risks that likely occurred on the renovation and development of hotel building projecst that impacts the project quality – in terms of the cost, quality and completion time of the project. Data collection was conducted through a questionnaire survey. Respondents were selected based on purposive sampling method which includes contractors, consultants and project owners or the hotel operator who have experienced with renovation or development project of the building located in the area of a hotel. The results of qualitative descriptive analysis indicates that most of the major risks that impact on the cost, quality and time of the project construction are sourced from project technical aspects. Therefore, all parties involved should coordinate each other and comply with the agreements that have been made, so that project implementation and the hotel operation can run well.
Keywords: risk analysis, cost, quality, time, renovation project, hotel development.
1. PENDAHULUAN
akan lebih sulit dilaksanakan bila hotel dalam keadaang sedang beroperasi. Sehingga, manajer
proyek atau pihak-pihak terkait seperti kontraktor, pemilik proyek dan konsultan harus memiliki
rencana tindakan pengelolaan untuk meminimalkan risiko (Smith
et al., 2006).
Konsep risiko dapat diterapkan pada hampir pada semua kegiatan pengambilan keputusan
(Flanagan and Norman, 1993). Risiko merupakan hasil atau konsekuensi yang terjadi akibat adanya
ketidak-pastian atau
uncertainty(Smith
et al., 2006). Manajemen risiko merupakan serangkaian
metode dan aktivitas yang didesain untuk untuk meminimalkan gangguan yang mungkin muncul
selama proses konstruksi (Skorupka, 2003). Tahapan dalam manajemen risiko meliputi identifikasi,
klasifikasi, analisis dan respon terhadap yang mungkin muncul pada proses konstruksi, serta
perumusan strategi untuk mengatasi dampak negatifnya (Godfrey, 1996; Flanagan and Norman,
1993). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko-risiko dominan (
major risks) pada proyek
pengembangan dan renovasi gedung hotel yang dapat berdampak terhadap kualitas proyek ditinjau
dari segi biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek.
2. STUDI PUSTAKA
Identifikasi risiko merupakan langkah awal pada manajemen risiko yang dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan, antara lain dengan mengidentifikasi berdasarkan sumber dan
dampaknya (Flanagan and Norman, 1993; Godfrey, 1996; Al-Bahar and Crandall, 1990; Chileshe
[image:2.595.81.531.391.766.2]et al.
, 2012; Sharma, 2013), atau berdasarkan tahapan pada pelaksanaan proyek konstruksi
(Skorupka, 2003; Sandyavitri, 2009). Berdasarkan identifikasi dari berbagai sumber literatur
tersebut , risiko yang berpotensi terjadi pada proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel
dapat bersumber dari tujuh aspek, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 1. Identifikasi Risiko Proyek Renovasi dan Pengembangan Gedung Hotel
No Risiko Serdasarkan Sumbernya
I Risiko Finansial (pembiayaan) dan Ekonomi
1 Terjadinya penambahan biaya, waktu dan lingkup pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan
2 Terjadinya klaim/tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat penambahan biaya yang disebabkan keterlambatan penyelesaian desain, atau perubahan desain di lapangan.
3 Pasar finansial yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek. 4 Inflasi dan fluktuasi harga material dan tenaga yang menyebabkan pembengkakan biaya dari
rencana awal.
5 Kompetisi/persaingan harga – menurunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak selama masa konstruksi/renovasi yang berakibat pada penurunan pendapatan pemilik proyek. II Risiko Sumber Daya (manusia dan peralatan)
6 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.
7 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek
8 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan). 9 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja (termasuk
mogok kerja/sakit)
10 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang rendah III Risiko Teknis pada Proyek
A Perencanaan dan Desain
11 Perubahan desain dan spesifikasi akibat tidak lengkapnya desain awal, skup, spesifikasi, kesalahan desain maupun perbedaan kondisi di lapangan
12 Perubahan desain dan spesifikasi / perluasan skup pekerjaan atas permintaan/ keinginan klien 13 Kesalahan memilih tim design
14 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi sesuai waktu yang direncanakan.
15 Kurang tepatnya penentuan prioritas terhadap proyek dan jadwal kerja yang tidak tepat. B Konstruksi dan Operasional
No Risiko Serdasarkan Sumbernya 17 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor
18 Rendahnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan
19 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/kesalahan pengidentifikasian struktur tanah. 20 Terjadinya pencurian terhadap material dan peralatan di lapangan.
21 Kecelakaan kerja selama proses konstruksi yang menyebabkan luka fisik
22 Kesulitan mobilitas dan terbatasnya lahan parkir untuk pemindahan material bongkaran dan mobilisasi material ke dalam lokasi proyek (loading area), karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel dan kendaraan tamu hotel.
23 Pengaturan jadwal kerja proyek yang tidak maksimal akibat berbenturan dengan jam operasional hotel.
C Project hand-over
24 Kegagalan dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang direncanakan (delay) IV Risiko hubungan dan koordinasi, serta Risiko terkait operasional hotel selama masa
konstruksi*
25 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.
26 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.
27 Terganggunya operasional hotel, menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.*
28 Menurunnya kepercayaan konsumen (akibat terganggu selama tinggal di hotel selama masa konstruksi)*
29 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi*
30 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi *
31 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat yang terganggu akibat proses konstruksi *
32 Penurunan pendapatan hotel selama proses konstruksi * V Risiko Lingkungan
33 Keterlambatan akibat cuaca buruk / tidak menentu/ sulit diprediksi
34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi/ terjadi Perbedaan Kondisi di lapangan
35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 36 Force majeur (banjir, gempa, tanah longsor, dll)
VI Risiko legalitas, regulasi pemerintah, Politik
37 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap
38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek
39 Kegagalan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan (environment preservation). Sumber: Hasil identifikasi risiko dari berbagai literatur (Flanagan and Norman, 1993; Godfrey, 1996; Chileshe et al., 2012; Al-Bahar and Crandall, 1990; Sharma, 2013; Skorupka, 2003; Sandyavitri, 2009; Dharmika et al., 2015) dan pengembangan sesuai konteks penelitian ini (*)
Risiko-risiko yang ditambahkan pada penelitian ini (ditandai * pada Tabel 1)
dikelompokkan pada sumber
“Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi” yang
digabungkan dengan sumber risiko “hubungan dan koordinasi” yang merupakan temuan penelitian
sebelumnya (Dharmika
et al., 2015)
. Penggabungan tersebut dikarenakan sumber risiko “Risiko
3. METODE
Tahapan dalam penelitian ini meliputi:
[image:4.595.94.544.427.760.2]1.
Identifikasi risiko: dilakukan berdasarkan studi pustaka, yang hasilnya ditampilkan pada
Tabel 1, yang selanjutnya disesuaikan dengan konteks penelitian ini sehingga diperoleh 43
variable risiko yang bersumber dari lima sumber risiko yang kemudian digunakan untuk
menyususn kuesioner.
2.
Pemilihan responden dengan metode purposive sampling yang
meliputi kontraktor,
konsultan dan pemilik proyek/ pihak operasional hotel yang sedang atau pernah
menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang
beroperasi.
3.
Survei pendahuluan: untuk melakukan uji kuesioner dengan mengambil 22 sampel
(responden).
4.
Survei utama: dari 100 kuesioner yang disebarkan, terkumpul 90 kuesioner yang terisi.
5.
Analisi data meliputi: analisis deskriptif kualitasif yang meliputi penentuan nilai
probabilitas/frekuensi (P) terjadinya risiko dan nilai konsekuensi risiko (I), berdasarkan
nilai modus masing-masing. Selanjutrnya, menghitung indeks penerimaan risiko (RI =
Risk Acceptability) yang merupakan perkalian antara nilai modus dari frekuensi (P=
Probability)
dan Konsekuensi (I=
impact)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil jawaban 90 responden yang diperoleh dari survei menggunakan kuesioner, dapat
dianalisis tingkat penerimaan risiko dari masing-masing item risiko yang teridentifikasi, seperti
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Penerimaan Risiko(Risk Accceptability)
Risiko P I RI Risk
Acceptability A Aspek Teknis Proyek
A1 Perencanaan & Desain
1 Perubahan desain dan spesifikasi akibat kurang tepatnya mendefinisikan lingkup pekerjaan & ketidaktepatan memprediksi kondisi di lapangan.
4 3 12 Undesirable
2 Perubahan desain dan spesifikasi atas permintaan keinginan klien 4 4 16 Unacceptable
3 Kesalahan memilih tim design 2 4 8 Undesirable
4 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi sesuai waktu yang direncanakan.
3 4 12 Undesirable 5 Kurang tepatnya penentuan prioritas kegiatan proyek agar tidak
berbenturan dengan jam operasional hotel
4 4 16 Unacceptable A2 Konstruksi & Operasional
6 Kesalahan pemilihan teknologi & metode kerja untuk tiap kegiatan. 3 4 12 Undesirable 7 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor 3 4 12 Undesirable 8 Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak sesuai standar/ spesifikasi)
akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan
3 4 12 Undesirable 9 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/ kesalahan
pengidentifikasian struktur tanah.
1 4 4 Acceptable
10 Terbatasnya lahan parkir & akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material & bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel.
4 3 12 Undesirable
11 Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek.
Risiko P I RI Risk Acceptability A3 Keselamatan kerja & Keamanan (safety)
12 Terjadinya pencurian material / peralatan di lapangan 2 3 6 Acceptable 13 Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi akibat
rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
3 3 9 Undesirable
14 Ancaman keselamatan & kecelakaan bagi tamu & staff hotel akibat pelaksanaan proyek.
2 2 4 Acceptable
A4 Sumber daya manusia, material & peralatan
15 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.
4 4 16 Unacceptable
16 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek
3 3 9 Undesirable
17 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan).
3 3 9 Undesirable
18 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit)
3 3 9 Undesirable
19 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang tidak sesuai spesifikasi.
3 3 9 Undesirable
B Ekonomi & Pasar
20 Bertambahnya beban pemilik hotel/pemilik proyek akibat inflasi peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank.
3 3 9 Undesirable
21 Kondisi pasar yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.
3 4 12 Undesirable
22 Kesulitan pemasaran hotel & penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek).
2 4 8 Undesirable
23 Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan & akibat bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel.
3 3 9 Undesirable
24 Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek.
4 2 8 Undesirable
25 Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan.
3 3 9 Undesirable
C Hubungan & Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi*
26 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.
2 4 8 Undesirable
27 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.
2 2 4 Acceptable
28 Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel & menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.
4 2 8 Undesirable
29 Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi
4 2 8 Undesirable
30 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi
Risiko P I RI Risk Acceptability 31 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat
ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.
2 2 4 Acceptable
32 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat atau masyarakat sekitar yang terganggu akibat proses konstruksi.
2 2 4 Acceptable
D Lingkungan
33 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk yang sulit diprediksi
3 3 9 Undesirable
34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi / terjadi perbedaan kondisi di lapangan.
2 3 6 Acceptable
35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 4 2 8 Undesirable 36 Potensi tanah longsor karena proyek terletak di lahan yang tidak
datar/ lereng & bahaya force majeur lainnya (banjir, gempa, dll)
2 3 6 Acceptable
37 Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek. 3 3 9 Undesirable E Legalitas/perijinan, Kontrak & Politik
38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek.
2 3 6 Acceptable
39 Kegagalan dalam perijinan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan.
2 3 6 Acceptable
40 Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat & mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut.
3 4 12 Undesirable
41 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap. 2 4 8 Undesirable 42 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat
pembengkakan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian detail perencanaan maupun terjadinya perubahan desain di lapangan.
2 3 6 Acceptable
43 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat pembengkakan biaya tenaga kerja lembur karena harus menyesuaikan waktu kerja dengan waktu operasional hotel.
2 3 6 Acceptable
Pada Tabel 2 diatas, dapat dilihat tingkat penerimaan dari setiap risiko. Risiko dengan kategori
unacceptable
dan
undesirableadalah merupakan risiko-risiko dominan (
major risks). Sedangkan
risiko dengan kategori
acceptabledan
negligiblemerupakan risiko minor (
minor risks). Risiko
dengan kategori mayor memerlukan perhatian dan penanganan yang baik karena dapat berdampak
pada kualitas proyek, yaitu dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek.
Dari 43 risiko yang teridentifikasi, terdapat 22 risiko dominan (
major risks) yang berdampak pada
biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, yaitu 5
unacceptable risksdan 26
undesirable risks,yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko mayor tersebut, terdapat risiko
baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi:
Undesirable Risks:
-
Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan
material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel (P10).
-
Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal:
akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek)(P22).
-
Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk
pengangkutan material & kendaraan proyek (P23).
-
Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel
tetap beroperasi selama pembangunan (P25).
-
Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak
terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target
dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan (P26).
-
Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan
menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi (P28).
-
Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa
konstruksi (P29).
-
Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari
masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut (P40).
Unacceptable Risks:
-
Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional
hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek (P11).
-
Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama
masa konstruksi (P30).
5. KESIMPULAN
Untuk meminimalkan terjadinya risiko-risiko dominan tersebut, maka semua pihak terkait
(kontraktor, konsultan, owner/pemilik proyek dan operator hotel) harus saling berkoordinasi dalam
pelaksanaan proyek dilapangan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahar, J. F. and Crandall, K. C. (1990). Systematic Risk Management Approach for
Construction Projects.
Journal of Construction Engineering and Management, ASCE,Vol.
116, No. 3, September, 1990, pp.533-546.
Carr, V. and Tah, J. H. M. (2001). A fuzzy approach to constuction project risk assessment and
analysis: construction project risk management system.
Adv. Eng. Softw.,32, pp. 847-857.
Chileshe, N., Boadua, A. and Yirenkyi-Fianko (2012). An evaluation of risk factors impacting
construction projects in Ghana.
Journal of Engineering, Design and Technology,10,
pp.306-329.
Dharmika, I. K. Y., Dharmayanti, G. A. P. C. and Purbawijaya, I. B. N. (2015). Manajemen risiko
pada pembangunan pengembangan hotel yang sedang beroperasi (studi kasus pada
pembangunan extension villa hotel alila ubud ).
Jurnal Spektran, Vol 3, No 2, pp. 47-56.
Flanagan, R. and Norman, G. (1993).
Risk Management and Construction,Oxford, UK, Blackwell
Science Ltd.
Godfrey, P. S. (1996).
Control of Risk: A Guide to the Systematic Management of Risk from Construction,Westminster , London, Construction Industry Research and Information
Association.
Luu, V. T., Kim, S.-Y., Tuan, N. V. and Ogunlana, S. O. (2009). Quantifying schedule risk in
construction projects using Bayesian belief networks.
International Journal of Project Management,27, pp.39-50.
Sandyavitri, A. (2009). Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi.
Media Komunikasi Teknik SipilSkorupka, D. (2003). Risk management in building projects.
AACE International Transactions,
RI191-RI196.
!""# !$!!% & $#$# '('&
) *!(#
# +#
(
1
2
(
1
+
1
$
1
!
!
1
#
!
1
*
!
1
/
!
1
+
!
1
$
!
1
(
3
!
1
45678697:);<=
46>6
456767?7?7@6<<
869
46>6
66AB67?967=A779466AB6C4
-D99699?69=97:9
686@7>67C6<9%676<@
6;7=><@?9DAB74@
7:9<6<464@?
?66?A#
!*-45@<7
45678697:@:7
46>6
4567466?64<7
74>
46>6
49-9@:7-<-4=
6674<6
3
!
1
&
3
!
1
!
3
!
1
2E 2
2
6674<6
945?7-<7
6674<6
7"7-4"5764F!-: