• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN

KABUPATEN BERAU – KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Berau termasuk dalam 10 (sepuluh) Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Kalimantan Timur, dengan luas 3.426.070 Ha termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan luas laut 1,222.988 Ha atau sebesar 35,7 %.

Kabupaten Berau berbatasan di bagian Barat dan Utara dengan Kabupaten Bulungan dan malinau, bagian Timur dengan Selat Makassar dan bagian Selatan dengan Kutai Timur. Kabupaten Berau terdiri dari 13 (tigabelas) Kecamatan, dimana 5 (lima) diantaranyberada pada wilayah darat (hulu) yaitu Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Teluk Bayur, Segah dan Kelay, dan 8 (delapan) kecamatan berada pada wilayah pesisir yaitu Sambaliung, Derawan, Maratua, Tabaalar, Biatan Lempake, Talisayan, Batu Putih dan Biduk-Biduk.

Kabupaten Berau memiliki 41 pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah pesisir dan laut dimana hanya 4 pulau yang berpenduduk yaitu Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Balikukup dan Pulau Kaniungan Besar. Kabupaten Berau juga mempunyai 2 (dua) pulau kecil terluar berdasarkan Perpres no. 78 tahun 2005 yaitu Pulau Maratua dan Pulau Sambit, dimana berdasarkan PP No. 62 tahun 2010, PPKT adalah KSNT.

Pulau-pulau kecil di Kabupaten Berau terdiri karang dan gosong karang yang luasnya diestimasi 96.368,2 ha, dengan 400 jenis karang keras dengan keanekaragaman tertinggi no. 2 di Indonesia setelah Raja Ampat. Gugus karang di perairan Laut Berau termasuk dalam segitiga karang (Asia Pasiiifik) selain Kepulauan Solomon, Malaysia, Philipina, Papua Nugini dan Timor Leste

Kabupaten Berau di bagi menjadi 3 (tiga) kawasan yaitu :

1. Utara terdiri dari Kecamatan Pulau Derawan, dan Kecamatan Maratua 2. Tengah terdiri dari Kecamatan tabalar, Biatan Lempake dan talisayan 3. Selatan terdiri dari Kecamatan Batu Putih dan Biduk-Biduk

Perairan Laut Berau juga termasuk dalam jalur Sulu Sulawesi Marin Ecoregion (SSME) yang terdiri dari 3 (tiga) negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Philipina.

Kabupaten Berau juga memiliki Danau Kakaban yang hanya ada 2 (dua) di dunia yaitu di Pulau Kakaban dan di Pulau Palau Kepulauan Mikronesia, selain itu di kabupaten Berau juga terdapat Taman Wisata Alam Laut Pulau Sangalaki seluas 280 Ha dan Suaka Margasatwa Pulau Semama seluas 220 Ha yang telah ditetapkan dengan SK Mentan No. 604/kpts/Um/1982.

Dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah tersebut, perlu adanya pengaturan dalam pemanfaatannya agar dapat seimbang, bertanggung jawab dan berkelanjutan, selain itu laut merupakan open akses artinya milik semua orang, dimana akan ada berbagai kepentingan didalamnya, sehingga untuk menghindari terjadinya konflik perlu adanya penataan terhadap laut Berau

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dibentuklah Taman Pesisir Kepulauan Derawan sebagai Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

B. Tujuan

Tujuan di bentuknya Taman Pesisir Kepulaun Derawan adalah agar pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di laut Berau khususnya yang berada dalam kawasan Taman Pesisir Kepulauan Derawan dapat lebih ramah lingkungan dan bertanggungjawab, sehingga ekosistem dan habitatnya dapat terjaga seimbang dan berkelanjutan, karena dengan ekosistem yang masih baik ikan akan melimpah dan nelayan akan sejahtera

(3)

I.

TAMAN PESISIR KEPULAUAN DERAWAN

A. Taman Pesisir Kepulauan Derawan

Taman Pesisir Kepulauan Derawan adalah Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (KKP3K) di kabupaten Berau yang merupakan upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Berau untuk mendukung komitmen Pemerintah republik Indonesia dalam melindungi sekaligus menjaga ketersediaan sumberdaya alam pesisir dan laut dengan pemanfaatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Taman Pesisir Kepulaun Derawan telah ditetapkan melalui SK Bupati Berau No. 516 tahun 2013 yang direvisi dengan SK Bupati Berau No. 202 tahun 2014 tentang pencadangan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai Taman Pesisir Kepulaun Derawan Kabupaten Berau seluas 285.266 Ha

Penetapan Taman Pesisir Kepulaun Derawan sesuai dengan visi Kabupaten Berau sebagai “Daerah unggulan di bidang agribisnis, tujuan wisata dan energi terkemuka

untuk kesejahteraan masyarakat”

Visi Taman Pesisir Kepulauan Derawan adalah “ terwujudnya Taman Pesisir

Kepulauan Derawan yang menjamin kelestarian ekosistem pesisir dan laut guna menunjang pariwisata dan kesejahteraan masyarakat”

Misi Taman Pesisir Kepulaun Derawan adalah :

1. Mengatur tata guna wilayah pesisir dan laut secara efektif dan mengembangkan upaya pemanfaatan sumberdaya di Taman Pesisir Kepulauan Derawan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

2. Membangun kapasitas kelembagaan dan fungsi kawasan Taman Pesisir Kepulauan Derawan

3. Menerapkan sistem pengelolaan Taman Pesisir Kepulauan Derawan secara kolaboratif yang melibatkan para pemangku kepentingan

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat pesisir dalam rangka mendukung pengelolaan Taman Pesisir Kepulauan Derawan dan pariwisata berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Guna mencapai visi dan misinya, Taman Pesisir Kepulauan Derawan akan memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah yang berfungsi sebagai pengelola yang mengelola kawasan melalui sistem zonasi yang terdiri atas :

1. Zona Inti(11.212 Ha atau sekitar 4 %) yaitu bagian Taman Pesisir Kepulauan Derawan yang mempunyai kondisi alam yang masih dalam kondisi baik, diperuntukkan bagi perkembangbiakan ikan dan biota laut lainnya dengan tujuan sebagai sumber cadangan pangan bagi masyarakat

2. Zona Pemanfaatan Terbatas (79.975 Ha atau sekitar 28 %) yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Sub Zona Pariwisata dan Perikanan Berkelanjutan adalah bagian Taman Pesisir Kepulauan Derawan yang berfungsi menjaga keberlangsungan kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir untuk keperluan pariwisata kegiatan perikanan yang berkelanjutan demi menunjang kesejahteraan masyarakat lokal.

b. Sub Zona Perlindungan dan Ekosistem Mangrove adalah bagian Taman Pesisir Kepulauan Derawan yang berfungsi untuk memastikan perlindungan menyeluruh terhadap ekosistem Mangrove yang mendukung penghidupan masyarakat dan kegiatan – kegiatan ekowisata di wilayah tersebut.

3. Zona Lainnya (194.079 Ha atau sekitar 68 %) adalah bagian taman Pesisir Kepulauan Derawan yang dapat dimanfaatkan dengan perinsip ramah

lingkungan dan berkelanjutan untuk kegiatan perikanan tradisional, perikanan budidaya dan perikanan skala menengah dengan pengaturan tertentu

(4)

Menurut pasal 32 Pereturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.17/Men/2008 tentang kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil, fungsi masing-masing zona adalah sebagai berikut :

1. Zona Inti diperuntukkan bagi perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut, perlindungan ekosistem pesisir yang unik dan / atau rentan terhadap perubahan, perlindungan situs budaya / adat tradisional, penelitian dan / atau pendidikan

2. Zona Pemanfaatan Terbatas diperuntukkan bagi perlindungan habitat dan populasi ikan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan dan / atau pendidikan

3. Zona Lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu. Peruntukan zona ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dengan memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Adapun untuk mengawasi agar penetapan Taman Pesisir Kepulauan Derawan didukung oleh semua pihak, maka dilakukan kerjasama pengawasan oleh :

1. Masyarakat Kabupaten Berau

2. Pemerintah Kabupaten Berau, terutama Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

3. Aparat Pemerintah terkait, di tingkat Kabupaten maupun tingkat Kecamatan

Dalam hal ini disepakati sebuah komitmen bahwa “Jika terjadi penggunaan zonasi

di dalam kawasan Taman Pesisir Kepulauan Derawan baik oleh pengguna sumberdaya maupun petugas pemerintah, maka seluruh komponen masyarakat berhak untuk menyampaikan kepada petugas pemantau zonasi pada Unit Pengelola Teknis Daerah Taman Pesisir Kepulauan Derawan atau Dinas Kelautan dan Perikanan maupun kantor perwakilannya di tingkat Kecamatan untuk pembinaan lebih lanjut”

Taman Pesisir Kepulauan Derawan Kabupaten Berau di bentuk dengan melibatkan masyarakat secara langsung melalui kegiatan konsultasi publik dan pembentukan Daerah Perlindungan Laut atas inisiasi masyarakat. Saat ini ada 5 daerah Perlindungan Laut di kabupaten Berau yaitu DPL Tababinga kampung Pulau Derawan, DPL Karang Baluntung Kampung Tanjung Batu, DPL karang payung-payung Kampung Payung-Payung, DPL Kampung Biduk-Biduk dan DPL Kampung Batu Putih (Peta terlampir). Dimana kelima Daerah Perlindungan Laut ini merupakan bagian dari Taman Pesisir Kepulauan Derawan.

Untuk selanjutnya Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau akan mengusulkan Taman Pesisir Kepulauan Derawan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta untuk ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Berau, dengan proses melengkapi segala syarat dan ketentuan antara lain :

1. Peraturan Bupati tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis daerah Taman

Pesisir Kepulauan Derawan kabupaten Berau sesuai dengan PP No. 41 tahun 2007, yang saat ini dalam proses pengusulan ke Pemerintah Kabupaten Berau 2. Dokumen manajemen Pengelolaan Taman Pesisir Kepulauan Derawan yang saat

ini sudah dalam proses tahap akhir penyusunan

B. RSWP3K dan RZWP3K

Selain Taman Pesisir Kepulauan Derawan, Pemerintah Kabupaten Berau juga telah membuatRencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP3K) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Berau No. 9 Tahun 2010 (Dokumen RSWP3K

terlampir) dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang

merupakan amanah Undang-Undang No. 27 tahun 2007 pasal 7.

Saat ini Draft Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sudah masuk dalam Prolegda tahun 2013 di DPRD Kabupaten Berau dan pada tanggal 17 Juni 2014 telah dibahas bersama antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau, Bagian Hukum dan Perundang-Undangan Sekretariat daerah Kabupaten Berau dan Badan Legislatif DPRD Kabupaten Berau, dan akan disahkan pada bulan Juli 2014 (Draft Perda dan Dokumen

(5)

RZWP3K terlampir), karena sesuai Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Pasal 9 ayat 5

berbunyi “ RZWP3K ditetapkan dengan Peraturan Daerah”

Taman Pesisir Kepulauan Derawan merupakan bagian dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Berau, dimana Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengatur tata ruang laut Berau seluas 1,222.988 Ha, sedangkan Taman Pesisir Kepulauan Derawan hanya mengatur tata ruang laut Berau seluas 285.266 Ha.

II.

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program dan Kegiatan yang Mendukung Pembentukan Taman Pesisir Kepulauan Derawan

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Berau dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan guna mendukung pembentukan Taman Pesisir Kepulauan Derawan adalah :

1. Pertemuan Ahli dan Pihak Terkait tentang tata Ruang Laut dan Kawasan Konservasi Laut Berau (1 Mei 2013) yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau yang dihadiri oleh perwakilan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Tata Ruang Laut, sekretaris Jenderal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, DR. Budi Wiryawan sebagai ketua tim konsultan penyusun RZWP3K Kab. Berau, Prof.Sigit Hadiwinarto, ketua Pokja RTRW kaltim, Prof. Syafei Sidik (PUSKIP UNMUL) serta mengundang SKPD terkait, camat dan LSM yang bergerak di bidang kelautan. Pertemuan ini menghasilkan catatan penting yang berisi rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan dalam mendorong penyusunan RZWP3K dan pengusulan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di kabupaten Berau

2. Pertemuan dengan Bupati Berau untuk mendiskusikan Hasil Pertemuan Ahli dan Pihak terkait (4 Juni 2013), yang dipimpin oleh Bupati Berau dan dihadiri oleh Wakil Bupati Berau, Sekretaris Daerah Berau, Asisten I Setda Berau, Prof. Syafei Sidik, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Berau, serta undangan lainnya. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bahwa Bupati Berau menyetujui penamaan KKP3K di Kabupaten Berau dengan nama “Taman Pesisir Kepulauan Derawan” seluas 285.266 Ha

3. Pertemuan dengan SKPD terkait pembahasan Unit Pengelola Taman Pesisir Kepulauan Derawan (22 – 23 Juli 2013)

4. Sosialisasi Taman Pesisir Kepulauan Derawan (26 – 30 Agustus 2013), yang dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Batu Putih, Tabalar dan Pulau Derawan

5. Penerbitan SK Bupati No. 516 tahun 2013 tentang pencadangan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil seluas 285.266 Ha

6. Launching Taman Pesisir Kepulauan Derawan bertepatan dengan acara Penutupan Festival Derawan dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Berau (20 September 2013)

7. Konsultasi Pemerintah Kabupaten Berau (Dinas Kelautan dan Perikanan, Bagian Hukum Setda Berau, Bagian Ortal Setda Berau, Puskip Unmul) ke Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Dalam Negeri (12 November 2014)

8. Sosialisasi dan konsultasi publik tentang zonasi Taman Pesisir Kepulauan Derawan di Kecamatan Maratua (25 November 2014)

Selain beberapa kegiatan yang telah dilakukan di atas, ada beberapa kegiatan lagi yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Berau guna mendukung Taman Pesisir Kepulauan Derawan, dimana kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan Renstra dan RPJMD Kabupaten Berau, yaitu :

A. Program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

1. Kegiatan Mitigasi Bencana Alam Laut, yang telah dilakukan sejak tahun 2012 hingga sekarang dengan gerakan aksi bersih pantai, sosialisasi pengelolaan sampah plastik, identifikasi bencana dan evakuasi bencana, bagi masyarakat pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Berau, dengan sumber dana dari APBD kabupaten Berau

2. Kegiatan Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang telah dilakukan sejak tahun 2010 hingga sekarang, dengan melakukan penanaman terumbu karang buatan, yang

(6)

disebar di perairan Derawan dan Batu Putih, tapi masih dalam jumlah yang sangat terbatas antara 20 – 25 unit per tahun, dengan sumber dana APBD Kabupaten Berau

B. Program Konservasi Sumberdaya Perikanan

1. Kegiatan Daerah Perlindungan Laut, yang telah dilakukan sejak tahun 2011 sampai sekarang, yang berisi kegiatan sosialisasi, pembentukan, pembinaan, monitoring dan evaluasi Daerah Perlindungan Laut yang sudah terbentuk di kampung Tanjung Batu, Pulau Derawan, Payung-Payung, Batu Putih dan Biduk-Biduk. Selain itu juga Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan sosialisasi tentang daerah Perlindungan Laut ke sekolah-sekolah dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya diadakan lomba-lomba dari tingkat SD (lomba menggambar), SMP (lomba cipta dan baca puisi), SMA (lomba mengarang non fiksi dan mading 3 dimensi), dengan tema “ Mari Jaga Laut Berau Agar Tetap Lestari” dengan sumber dana APBD Kabupaten Berau

2. Kegiatan Pengembangan dan Penguatan Lembaga Pengelola Kawasan Perikanan, yang telah dilakukan sejak tahun 2011, dengan kegiatan berupa pertemuan – pertemuan dengan SKPD terkait, untuk membahas tentang kelembagaan pengelola Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dalam setahun pertemuan dapat dilaksankan sebanyak 4 – 5 kali, dengan sumber dana dari APBD Kabupaten Berau

3. Kegiatan Restocking Sumberdaya Ikan di Perairan Berau, yang telah dilakukan sejak tahun 2011 dan 2014, yang berisi kegiatan penebaran benih ikan di danau – danau yang ada di perairan Kabupaten Berau, pertemuan untuk mengidentifikasi jenis ikan yang dilindungi di Laut Berau dengan narasumber dari BPSPL Pontianak dan pesereta dari masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan sumber dan dari APBD Kabupaten Berau

C. Kegiatan Lain

1. Melakukan kerjasama dengan BPSPL Pontianak dan Direktorat Pulau-Pulau Kecil KKP dalam melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui kegiatan Focus Discussion Group, sumber danaAPBD Kab. Berau dan APBN

2. Melakukan kerjasama dengan BPSPL Pontianak Satker Balikpapan dalam melakukan sosialisasi dan survey ikan hiu paus, sumber danaAPBD Kab. Berau dan APBN

3. Melakukan kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Pulau-Pulau Kecil dalam kegiatan Bimtek dan Evakuasi Bencana di Pulau-Pulau Maratua tahun 2013 4. Melakukan kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi kalimantan Timur

dalam melakukan Bimtek pengelolaan Sampah dan gerakan aksi bersih pantai di Pulau Derawan pada tahun 2013, sumber dana APBD Kabupaten Berau dan APBD Propinsi Kaltim

5. Melakukan kerjasama dengan TNC dan Puskip Unmul dalam proses pembentukan Taman Pesisir Kepulauan Derawan, baik konsultasi publik, rapat dengan SKPD terkait maupun sosialisasi ke masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan sumber dana dari APBD Kabupaten Berau, MPAG / USAID

Demikian, berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kelautan dan Perikan dalam rangka mendukung keberadaan Taman Pesisir Kepulauan Derawan sebagai Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil kabupaten Berau, semoga dengan adanya dukungan dari Pemerintah baik Pusat, Propinsi maupun Daerah dapat mempermudah pelaksanaan / implementasi kegiatan yang akan di lakukan di Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Berau, dan pada akhirnya apa yang menjadi tujuan Pemerintah Kabupaten Berau dengan menetapkan Taman Pesisir Kepulauan Derawan sebagai Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dapat terwujud, sehingga lingkungan laut Berau dapat tetap terjaga, terumbu karang sehat, ikan melimpah, rakyat sejahtera, dengan satu komitmen “Mari Jaga Laut Berau Agar Tetap

(7)

TIM PENYUSUN : 1. AGUS TRI HARIYANTO, S.Pi 2. SRIYANI, S.ST 3. MAWADDATUS SYA’ADAH, S.Pi 4. YANAH, S.Pi

Referensi

Dokumen terkait

2) Telur dicuci, sedikit diamplas dan dicuci lagi sampai bersih. Berhati-hatilah dalam mengamplas telur, supaya kulit telur tidak retak. b) Adonan abu dengan garam

27 Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.. demikian “profession” mengandung dua unsur yakni unsur keahl- ian, dan unsur panggilan. Sehingga seorang

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui perkembangan penerimaan retribusi obyek pariwisata, jumlah kunjungan wisata, jumlah hotel, dan jumlah obyek

Pada satu sisi pemanfatan teknologi informasi untuk bisnis memberikan keuntungan dalam hal peningkatan penjualan, memperluas pemasaran dan promosi serta meningkatkan

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis melakukan penelaahan karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti dengan judul

Untuk membantu para guru TK di Kecamatan Seririt dapat melaksanakan beberapa strategi pembelajaran dengan lebih menyenangkan dengan menggunakan media boneka

Tahap awal praktek peneliti agak banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti bagaiman menggunakan alat-alat,

Penelitian tentang pengenalan wajah dengan GLCM dan PNN yang dihasilkan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :Pengujian dilakukan terhadap penggunaan jarak GLCM dengan jarak