SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur
Oleh :
RIA UTAMI SILABAN
0643010106
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
Disusun Oleh: RIA UTAMI SILABAN
0643010106
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 11 Juni 2010
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Sumardjijati, Dra, M.Si NIP. 19620323 199309 2 00 1
Ketua: 1.
Sumardjijati, Dra, M.Si NIP. 19620323 199309 2 00 1
2.Sekretaris :
Kusnarto, Drs, M.Si
NIP. 19580801 198402 1 00 1
3. Anggota:
Dyva Claretta, Dra, M.Si NPT. 3 6601 94 0027 1 Mengetahui,
DEKAN
kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas dalam membuat skripsi ini
dengan baik dan lancar.
Skripsi yang peneliti buat ini, berjudul Sikap Mahasiswa Surabaya
Terhadap Penggunaan Gambar Garuda versi “Studded Eagle” Kaos Armani
Exchange(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “Studded Eagle” kaos Armani Exchange pada Media Online)
Adapun penyusunan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk
menyusun skripsi dan memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, program studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan
“Veteran” Jawa Timur.
Selanjutnya pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
4. Ibu Dyva Claretta, Dra, M.Si selaku dosen wali yang senantiasa
membimbing peneliti sampai pada semester delapan ini.
5. Ibu Sumardjijati, Dra, M.Si selaku dosen pembimbing senantiasa
membimbing dan memberikan kritik dan saran yang membangun demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. My beloved Mom and Daddy, adekku Tio Silaban, abangku Iwan
Silaban, dan kakakku Linda Sitohang, Kakak Adurance Silaban, abang
Charles Sitorus, segenap keluarga besar Silaban Sihombing atas doa,
dukungan dan kepercayaannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar.
7. My sweetheart Oscar Sihotang beserta Keluarga Sihotang atas doa,
dukungan, kasih sayang, kepercayaan dan perhatian kepada peneliti
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu sesuai dengan
deadline.
8. Teman-teman seperjuangan Icha, Rila, Uci, Yoko, Stephy, Yuan, Desi,
David, Joko, Pandu (UB), Mas Teguh (Unitomo), yang selalu
memberikan kritik, saran, support dan motivasi sehingga peneliti sadar
10. Segenap staff perpustakaan pusat Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur aas kerjasama dan bantuannya selama
peneliti menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka dengan kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Surabaya, 23 April 2010
Peneliti
Ria Utami Silaban
KAOS ARMANI EXCHANGE (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “STUDDED
EAGLE” pada Kaos Armani Exchange)
Permasalahan dalam penelitian ini adalah dikarenakan kontroversi sikap yang terjadi pada masyarakat Indonesia terkait penggunaan gambar garuda tersebut yang persis dengan Garuda Pancasila, apakah menerima atau menolak, senang atau tidak senang, wajar atau tidak wajar gambar garuda tersebut digunakan, itu semua sangat berpengaruh pada khalayaknya, yaitu masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan mahasiswa Surabaya yang secara khusus dipilih oleh peneliti sebagai responden.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda versi “STUDDED EAGLE” pada kaos Armani Exchange. Sikap mahasiswa Surabaya dapat dilihat dari aspek sikap, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif yang nantinya berujung pada sikap positif, netral, dan negatif terhadap penggunaan gambar garuda tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Stimulus-Organism-Response dan Teori Sikap yang didalamnya terkandung 3 aspek diantaranya aspek
kognitif, aspek afektif, aspek konatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Surabaya yaitu mahasiswa Universitas Airlangga, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, dan Universitas Widya Mandala yang didapat berdasarkan cluster random
sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Surabaya mempunyai sikap netral, tidak mendukung dan tidak menolak terhadap penggunaan gambar garuda versi “STUDDED EAGLE” pada kaos Armani Exchange., mengganggap bahwa gambar tersebut wajar saja.
Kata kunci : Sikap, Mahasiswa Surabaya, STUDDED EAGLE, kaos Armani Exchange.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negaranya sendiri dan secara bersama-sama mencapai,
mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itulah yang disebut dengan semangat kebangsaan.
Rasa kebangsaaan yang dimaksud adalah rasa saling memiliki
suatu bangsa itu dapat menjadi dasar semangat masyarakat Indonesia
dalam berjuang, bahkan rasa kebangsaan tersebut telah menghantarkan
bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya yaitu kemerdekaan.
Bangsa Indonesia memiliki identitas bangsa yang harus
dipertahankan. Salah satu identitas bangsa adalah lambang Garuda
Pancasila. Burung Garuda yang kokoh berdiri dengan kepala yang
menoleh lurus ke kanan memiliki jumlah bulu sebanyak 17 bulu di sayap,
8 bulu di ekor, bulu di pangkal ekor/bawah perisai sebanyak 19 dan 45
bulu di leher. Semuanya itu menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia
untuk sampai pada pintu kemerdekaan yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945, yang diperingati sebagai hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada perisai burung Garuda terdapat emblem yang berisi sila-sila
Cita-cita tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan
demikian, Pancasila merupakan ideologi bangsa.
Hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan,
keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan,
kebersamaan, dan kearifan dalam membina kehidupan nasional.
Berdasarkan inilah Pancasila disebut sebagai falsafah bangsa yang telah
dijadikan landasan idiil dan dasar sebuah Negara Indonesia.
Penggunaan gambar burung garuda oleh Giorgio Armani Exchange
menuai kontroversi. Kontroversi yang ada pada kaos bermerek Armani
Exchange, dalam versi “Studded Eagle” adalah terkait dengan gambar
burung garuda yang persis dengan lambang Negara Indonesia yaitu
Garuda Pancasila.
Giorgio Armani adalah seorang designer kenamaan kelas dunia.
Perancang asal Italy ini terkenal dengan rumah mode Armani Exchange,
yang berdiri sejak tahun 1991 dengan pangsa pasar penggemar koleksinya
adalah para kaum muda.
Kaos merupakan salah satu produk fashion, yang dapat digunakan
sebagai saluran atau media alternatif untuk berkomunikasi. Berbagai
bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan. Kaos karya
Armani ini berdesain gambar garuda, versinya “Studded Eagle”. Kaos
sebagaimana pakaian lainnya, membawa pesan dalam sebuah “teks
terbuka” dimana pembaca dan penggunanya bisa mengintrepetasikan
Penelitian ini adalah tentang sikap seseorang terhadap suatu
objek. Dengan demikian penekanan objek penelitian ini adalah sikap
mahasiswa perguruan tinggi Surabaya terhadap penggunaan gambar
garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”.
Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak)
terhadap suatu objek yang dihadapi atau bisa juga merupakan sikap positif
maupun negatif terhadap sebuah objek. Singkatnya, sikap sebagai suatu
evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara
menguntungkan atau kurang menguntungkan secara konsisten berkenaan
dengan objek atau alternatif yang diberikan.
Menurut Kotler dan Armstrong (1997:157), sikap adalah evaluasi
perasaan dan kecenderungan dari individu terhadap suatu objek yang
relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran
mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati
atau menjauhinya.
Kotler (1997:189), mengemukakan bahwa sikap terdiri dari tiga
komponen, diantaranya: komponen kognitif (pengetahuan dan keyakinan
seseorang mengenai sesuatu yang menjadi objek sikap), komponen afektif
(perasaan terhadap objek), dan komponen konatif (kecenderungan
melakukan sesuatu terhadap objek sikap).
Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
sikap dibentuk seseorang menurut pengalaman yang dipelajarinya yang
bergantung pada isi pesan yang disampaikan. Stimulus atau pesan yang
disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.
Proses berikutnya adalah adanya respon dari komunikan, respon biasanya
diikuti dengan beberapa sikap di dalamnya. Sikap itulah yang menjadi
objek penelitian
Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena
mahasiswa memiliki pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru
termasuk adanya penggunaan design gambar garuda tersebut. Mahasiswa
Surabaya dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan fashionable,
faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan keseharian
mahasiswanya.
Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para
masyarakat Surabaya penggemar Armani Exchange. Surabaya juga
merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat
setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam
penelitian ini, dikarenakan mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar
sebagai Universitas, dengan total mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di
Surabaya sendiri bukan hanya terdapat Universitas yang menjadi
perguruan tinggi, melainkan terdapat pula 15 akademi dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 1.568 orang, Institut dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan jumlah mahasiswa sebanyak
3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak
lebih mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di
Universitas.
Stimulus dari pembentukan sikap dalam penelitian ini adalah
penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded
Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila. Dari stimulus ini pada
akhirnya akan mempengaruhi sikap mahasiswa perguruan tinggi swasta
(PTS) Surabaya sebagai organism.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response.
Stimulus sendiri berarti pesan diantara unsur komunikasi yaitu
komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa
tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organism berarti diri
komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator,
setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun gambar.
Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan, selanjutnya response diartikan efek
sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses
komunikasi adalah menimbulkan perubahan kognitif, afektif, dan konatif
pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu
reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Rakhmat, 2005: 219).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap mahasiswa
Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos Armani
Exchange versi “Studded Eagle”, karena stimuli yang dalam hal ini pesan
yang menjadi objek dalam penelitian ini, selanjutnya setelah menerima
pesan atau stimuli berikutnya akan terjadi perubahan sikap pada
khalayaknya.
Reaksi sikap dari anggota DPR RI selaku Pemerintahan Indonesia
yaitu Ramadhan Pohan terhadap adanya produk tersebut mengatakan
bahwa lambang itu wajar jadi tren. Namun disisi lain pihak kontra
mengatakan bahwa “ Ketika dikaitkan dengan lambang negara dalam
kasus Armani, maka penggunaan gambar garuda sebagai merk dagang
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Indonesia,” ujar Budi
Agus Riswandi seorang Kepala Pusat Studi Hak Kekayaan Intelektual UII,
sekaligus Dosen Fakultas Hukum dalam situs www.okezone.com pada
hari Rabu tanggal 27-01-2010 pukul 20.30 WIB.
Berdasarkan pro kontra yang ada merupakan alasan utama
peneliti memilih permasalahan ini dikarenakan kontroversi sikap yang
terjadi pada masyarakat Indonesia terkait penggunaan gambar garuda
tersebut yang persis dengan Garuda Pancasila, apakah menerima atau
menolak, senang atau tidak senang, wajar atau tidak wajar gambar garuda
tersebut digunakan, itu semua sangat berpengaruh pada khalayaknya, yaitu
masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan mahasiswa Surabaya yang
secara khusus dipilih oleh peneliti sebagai responden. Bagaimana sebuah
sikap terbentuk setelah mengalami sebuah hembusan pesan lewat media
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “. Bagaimana sikap mahasiswa Surabaya
terhadap penggunaan gambar garuda kaos Armani Exchange versi
“Studded Eagle” pada media online?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap yang terbentuk
setelah mengalami sebuah hembusan pesan tentang penggunaan gambar
garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”. Pentingnya
penelitian ini karena sangat terkait dengan identitas bangsa Indonesia yaitu
kemiripannya dengan Lambang Negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.
1.4. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, dapat memberikan referensi dan tambahan
kepustakaan khususnya dalam bidang penelitian komunikasi mengenai
sikap masyarakat Indonesia dalam hal ini sikap mahasiswa Surabaya
terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos versi “Studded Eagle”
bermerk international Armani Exchange.
Secara praktis, diharapkan dapat memberi sumbangan dan
gambaran informasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti berikutnya
terkait permasalahan sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan
Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui sikap mahasiwa
Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda yang persis dengan garuda
Pancasila, menerima atau menolak design gambar tersebut, yang nantinya
merujuk pada sikap mahasiswa, membeli, memakai atau bahkan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Menurut F Rachmadi komunikasi merupakan tukar pikiran,
pendapat perasaan, untuk menemukan persamaan dalam perbedaan sebagai
dasar musyawarah dan mufakat, dalam artian komunikasi berlangsung
untuk mencari titik temu dan kesamaan makna dari suatu objek.
Komunikasi dilakukan melalui berbagai saluran dari yang tradisional
sampai yang modern (media massa).
Berdasarkan uraian diatas, komunikasi bukan semata dilakukan
oleh individu pada individu lain, tapi juga dapat dilakukan oleh media
pada individu, ataupun dari media pada institusi lainnya. Pesan yang
digunakan juga bukan hanya sebatas pada lambing, gambar, isyarat,
bahasa tubuh, tulisan atau lisan saja. Tetapi juga bisa melalui alat, seperti
kantongan.
Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain serta
proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan sebagai objek
penelitian. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media
massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat dengan
1. Media massa merupakan sumber kekuatan, yaitu control
social, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang
dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain.
2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin sempit berperan untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
3. Media itulah telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Pada dasarnya media massa merupakan perpanjangan dan
perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia. Marshall MC.
Luhan menyebutnya sebagai the extention of man, sebagai ekstensi
manusia. Karena kemampuan menyampaikan beribu pesan sekaligus,
serentak kepada khalayak tanpa batas, maka media itu memiliki bobot
massa.
Media massa sanggup tidak hanya mempengaruhi tapi juga
membentuk opini, dan mempunyai kekuatan dalam membangun sikap.
Tetapi banyak yang berpendapat, bahwa media massa dapat memberi
gambaran yang salah tentang dunia, bukan memberi pengetahuan yang
luas dan bermacam-macam pilihan, sampai ke tingkat tertentu, disengaja
atau tidak, media massa mendorong pengaruh kebudayaan asing dan
menyatukan manusia, tidak ada bagian yang bebas dari pengaruh tersebut.
Pada dasarnya terjadinya komunikasi adalah adanya suatu pesan
sebuah sarana. Berdasarkan jumlah komunikan yang menerima pesan
tersebut, komunikasi dapat terbagi tiga bentuk yaitu :
1. Interpersonal communications atau komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi yang dilakukan antar dua orang, dimana terjadi kontak
langsung. Cirri khas komunikasi interpersonal ini adalah sifatnya yang
dua arah atau two way traffic communication. Dengan sifat ini
memudahkan komunikasi berlangsung terus-menerus antara dua pihak,
sehingga prosentase terjadinya perubahan pada sikap komunikan lebih
besar.
2. Group communication atau komunikasi group adalah komunikasi antara
seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang
berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Komunikasi
kelompok bersifat lebih formal, lebih terorganisir, dan lebih
terlembagakan.
3. Komunikasi massa, adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa modern. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan
sikap kepada komunikan dalam jumlah banyak yang menggunakan
media tersebut. Dalam komunikasi massa biasanya menghendaki
organisasi resmi dan rumit untuk melakukan operasinya dan harus ada
orang yang bergerak dalam struktur yang menjadi kontinuitas dan kerja
sama.
Dengan kemajuan yang ada, komunikasi massa telah dapat
menggunakan media maka informasi tersebut dapat diterima oleh massa
yang abstrak. Maksud dari massa yang abstrak adalah sejumlah orang di
berbagai tempat yang satu dengan yang lainnya tidak saling kenal.
Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut adalah media online. Media yang mempunyai fungsi menyiarkan
informasi (to inform), mendidik (to educate), dan juga menghibur (to
entertaint) ini masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
satu sama lainnya.
2.1.2 Media Online
Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di
internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan
kaidah-kaidah dalam jurnlistik dalan system kerjanya. Sebetulnya tidak ada
perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah
mediumnya. Berikut ini adalah cirri-ciri yang membedakan media online
dengan media cetak yaitu :
1 Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa
menampung naskah yang sepanjang apapun.
2 Prosedur naskah sama saja pada media cetak yaitu harus diedit dahulu
oleh redaksi namun bebrapa sejumlah media memperbolehkan
wartawan meng-upload sendiri tulisan mereka.
3 Walaupun sudah naik cetak namun masih bisa diedit dengan leluasa,
4 Layouter hanya bekerja sekali saja pada awal pembuatan situs, berbeda
dengan media cetak yang mengharuskan layouter bekerjaa untuk setiap
edisinya.
5 Bisa terbit kapan saja, tidak ada batasan waktu
6 Setelah di-upload sudah bisa dibaca oleh semua orang diseluruh dunia
yang memiliki akses internet
(http://jonru.multiply.com/journal/item/128) diakses pada 18-02-2010
pukul 01.20 WIB
Selain perbedaan media online dengan media cetak diatas,
terdapat juga karakteristik-karakteristik media online yaitu :
1 Real time
Berita dan peristiwa dapat langsung dipublikasikan pada saat kejadian
berlangsung. Mekanismenya leebih leluasa, tanpa dikekang oleh
periodesasi maupun jadwal penerbitan
2 Multimedia
Jurnalistik online mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang
lebih kaya dibandingkan media massa tradisional. Jurnalisme online
dapat memasukkan halaman mukltimedia seperti teks, graphic, suara,
music, motion video, dan animasi atau tiga dimensi.
3 Interaktif
Dengan memanfaatka hyperlink yang terdapat pada web, karya
jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dnegan
secar efisien dan efektif dan dapat mendapatkan pendalaman atau
penjelasan yang lebih luas. Interaktif bisa juga memiliki kemampuan
untuk membuat atau memilih pesan kita sendiri, enyediakan ruang
dimana public dapat merespon, berinteraksi atau mengedit suatu pesan.
(
www.yayan.com/artikel/cyber-culture/karakteristik-journalisme-online-sebuah-pengenalan.html) diakses pada tanggal 18-02-2010
pukul 01.45 WIB.
2.1.3 Internet sebagai Media Komunikasi Massa
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harafiah berarti peralatan atau pengantar.
Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
Dengan berkembangannya teknologi komunikasi yang kian pesat
dan semakin beragam sajiannya. Orang tak hanya mendapatkan informasi
melalui surat kabar, radio dan televsi. Sejak tahun 1989 masyarakat dapat
memperoleh informasi melalui internet (Yusuf Hadi, 1984:49)
Internet dua computer atau lebih yang saling berhubungan yang
membentuk jaringan computer hingga meliputi jutaan computer di dunia
atau international, yang saling berinteraksi dan bertukar informasi,
sedangkan dari segi ilmu pengetahuan internet merupakan sebuah
perpustakaan besar yang didalmanya terdapat jutaan bahkan milyaran
dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan
tersebut kapanpun dan dimanapun. Dari segi komunikasi, internet adalah
sarana yang efisien dan efektif untuk melakukan pertukaran informasi
jarak jauh maupaun dalam lingkungan perkantoran.
Awalnya internet dikenal sebagai wadah bagi para peneliti untuk
saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan
komersil sebagai sarana bisnis. Saat ini pengguna internet tersebar di
seluruh dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 250 juta orang.
(Daryanto, 2004:22)
2.1.4 Pengaruh Media Massa
Joseph Klapper dalam bukunya Effectiveness of Mass
Communication (1960:03) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh
media massa dalam mengubah pendapat atau sikap dengan kesimpulan
sebagai berikut :
1 Media massa secara langsung tidak merubah pendapat atau sikap
kecuali jika ada pihak-pihak yang bersangkutan (komunikan) sudah
ada unsure untuk perubahan itu (predisposed to change).
2 Hal ini disebabkan karena komunikan didalam menghadapi media
massa telah mempunyai predisposisi yaitu pendirian, aliran dan sikap
sendiri-sendiri.
3 Predisposisi ini terbentuk karena pengaruh-pengaruh dari interaksi
music jazz tidak akan mendengarkan atau mematikan radionya saat
mendengarkan music seriosa. Dengan demikian sifat komunikan sudah
selektif
4 Media massa oleh Joseph Kapper dianggap bukan agent of change
(pembaharu) melainkan agent of reinforcement (penguat atau
pembantu). Perubahan sebagai akibat dari pengaruh media massa
hanya terjadi bila komunikan memang sudah mempunyai unsur-unsur
perubahan.
5 Penelitian Joseph Klapper tersebut dilakukan bukan untuk jangka
panjang artinya pengaruh media massa tersebut tidak dalam kurun
waktu yang panjang. Selain itu penelitian tersebut tidak mengenai
hal-hal yang baru yang belum dikenal oleh komunikan sebelumnya.
Pendapat Joseph Klapper tersebut kemudian diperkuat oleh Paul F
Lazarsfeld dan Elihu Kats ynag mengatakan bahwa pengaruh media massa
dalam merubah pendapat sangat tipis dan peranannya kalah dengan
personal influences yang dilakukan secara interpersonal communications
atau komunikasi antar personal.
Fungsi to influences melekat dalam diri media massa. Fungsi
mempengaruhi opini publik itulah yang menempatkan posisi pers di
Amerika sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) bersama eksekutif,
legislative dan judkatif. Masalah pengaruh media massa terhadap opini
public sudah banyak menjadi obyek penelitian. Meskipun bukan
Dengan dilandasi pemikiran seorang pakar komunikasi kenamaan
bernama Wilbur Scrahmn, para insane pers dianjurkan untuk menyimak
aksioma bahwa khalayak pembaca akan terpikat minatnya manakala apa
yang mereka baca terkait dengan kebutuhan dan menyajikan saran tentang
bagaimana memperoleh kebutuhan itu (Sunarjo 1995:185)
2.2 Pesan Media Alternatif
Saat ini kita hidup dalam dunia multimedia. Kata “Multi” tidak
hanya dalam hal keanekaragaman pesan, sistem penandaan, dan corak
wacana yang dilemparkan kepada kita dalam kecepatan tinggi, tetapi juga
dalam bentukmedia tersebut (Sardar dan Van Looonn, 2005:154).
Mengutip penyataan dari Mc.Luhan bahwa media adalah pesan (medium is
the message) seiring dengan perkembangan jaman, semakin beragam pula
media yag dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, termasuk kaos.
Kehadiran kaos di Indonesia baru menampakkan perkembangan
yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar
tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensial. Berwarna putih, bahan
katun halus tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria.
Selanjutnya, tidak hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia pun kaos
sudah menjadi media berekspresi, bahkan saat ini kaos juga menjadi media
alternatif untuk berpromosi. Kaos yang berwarna putih itu diberi gambar
vinyet, dan waktu itu sempat menjadi tren atau mode di kalangan anak
berwarna-warni yang tekniknya seperti sablon
(www.kaosoblong.blogspot.com)
Fiske mengemukakan, ada dua mazhab utama dalam studi
komunikasi yang masing-masing mengikuti definisi umum komunikasi
sebagai “interaksi social melalui pesan”, masing-masing mengikuti
mazhab itu memahami definisi tersebut dengan sedikit berbeda. Mazhab
pertama bias disebut sebagai mazhab “proses”, karena komunikasi
dipandang sebagai suatu proses dimana seseorang menyatakan sesuatu
pada orang lain dengan menggunakan satu atau lebih medium atau saluran
denagn bebarapa efeknya (Fiske, 1990:2 dalam Barnard, 2006:41).
Dari sisi ini, garmen yang merupakan salah satu butir dari fashion
atau pakaian, menjadi medium atau saluran yang dipergunakan seseorang
untuk menyatakan sesuatu pada orang lain dengan maksud mendorong
terjadinya perubahan orang lain itu (Barnard, 2006:41).
Selanjutnya, dari sisi ini, garmen merupakan medium untuk
mngirimkan pesan pada orang lain. Maksudnya, melalui garmen itulah
seseorang bermaksud mengkomunikasikan pesannya pada orang lain. Dari
sudut ini, pesan adalah maksud pengirim dan pesan itu ditransmisikan
melalui garmen dalam proses komunikasi. Pesan pun, tentu saja adalah apa
yang di terima oleh penerima (receiver). Hal yang amat penting dari
pandangan komunikasi ini adalah maksud pengirim, efisiensi proses
Berbagai bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan
pesan akan pengalaman, perilaku dan status social. Darmanto Jatman
mengungkapkan, “The t-shirt will transform you from the member of
traditional rural agrarian feudal community into a post modern post urban
post industrial post democratic c.y ( www.kunci.or.id )
Dengan demikian tumbuhnya industri periklanan. Kaos
merupakan billboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan
diri atau identitas (Rojek, 2000:7). Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa tulisan dan gambar pada kaos yang notabene bukan
media cetak ataupun media elektronik bisa dikategorikan sebagai media
alternatif komunikasi.
2.3. Burung Garuda
Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan
Budha. Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh
burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki).
Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara
Wisnu yakni garudeya. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah
oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan di berbagai prasasti
sejak abad ke-15. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah satu
pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa
Garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan
dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri,
tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang
pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan
menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung
yang lebih kecil. Burung garuda juga punya sifat sangat setia pada
kewajiban. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang menyerah.
(www.wikipedia.org/garuda ) diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul
10.00 WIB.
2.4. Makna Garuda Pancasila
Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan
kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda
dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala
garuda menengok lurus ke kanan.
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
a. Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
b. Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
c. Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
d. Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar
perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi
merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti
berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai
yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus
horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis
khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Setiap gambar
emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila
Pancasila. Adapun symbol-simbol dalam emblem yang melekat pada
perisai, diantaranya:
1. Bintang Tunggal
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah
bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di
Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler
sosialisme.
2. Rantai Emas
Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun
atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu
dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.
3. Pohan Beringin
Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina)
adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar
tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan
Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung
dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai
negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang
berbeda-beda.
4. Kepala Banteng
Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos
javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan
manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan
yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
5. Padi dan Kapas
Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan
kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan
kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status
maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial
dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya,
namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi
komunisme.
Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai
titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan
kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda
makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis.
(www.wikipedia.org/garudapancasila ) diakses pada tanggal 23 April 2010
pukul 10.00 WIB.
2.5. Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia.
Frasa ini berasal dari Bahasa jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan
dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini ada pada
pita yang dicengkram oleh Burung Garuda Pancasila. Kalimat semboyan
nasional Indonesia ini diambil dari Kitab Negarakertagama yang dikarang
oleh Empu Prapanca pada zaman kekuasaan kerajaan Majapahit abad ke-14.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai
suku, bahasa dan agama yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia,
"Bhinneka tunggal Ika", berarti keberagaman yang membentuk negara.
Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki
wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman.
(www.wikipedia.org/bhinnekatunggalika ) diakses pada tanggal 23 April
2010 pukul 10.00 WIB.
2.6. Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang
menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan
kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan
(Rakhmat, 2002:39).
Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan
masalah-masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap
dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang
timbul terjadi sangat evaluative berarti bentuk respon yang dinyatakan
sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk,
positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau
tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap
objek sikap. (Rakhmat,2001:40).
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses
belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak
terapan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai
upaya (pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap
seseorang. (Rakhmat, 2001:42).
Pada hakekatnya sikap adlah merupakan suatu interaksi dari
berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga (3),
yakni:
1. Komponen Kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap
tersebut. Dalam penelitian ini: penggunaan gambar garuda pada kaos
Armani Exchange versi “Studded Eagle”.
2. Komponen Afektif
Yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau
system nilai yang dimilikinya. Dalam penelitian ini: perasaan individu
setelah mengetahui penggunaan gambar garuda pada kaos Armani
Exchange versi “Studded Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila.
3. Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan objek sikapnya. Dalam penelitian ini yang
dimaksudkan adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oelh individu
setelah mengetahui tentang penggunaan gambar garuda pada kaos Armani
Exchange versi “Studded Eagle”.
(Mar’at dalam Dayakisini, 2006:114)
Apabila dikatakan dengan tujuan komunikasi yang terpenting
adalah bagaimana caranya agar suatu pesan (isi atau content) yang
disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau
efek tertentu pada komunikan. Adapun dampak yang ditimbulkan tersebut
dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:
a. Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang
komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain
tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran
dari komunikan, apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh
komunikan tersebut.
b. Dampak afektif adalah dampak yang timbul bila ada perubahan pada
apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu tetapi juga tergerak
hatinya.
c. Dampak konatif (behavioral) merupakan dampak yang merujuk pada
perilaku nyata yang dapat dipahami, meliputi pola-pola tindakan,
kegiatan atau kebiasaan berperilaku (Rakhmat, 2005:219).
Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang
dapat diketahui melalui respon ataupun tanggapan yang dapat dibagi dalam
tiga jenis, yaitu respon positif: jika seseorang menyatakan setuju, respon
negatif: jika seseorang menyatakan tidak setuju, respon netral: jika
seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu objek (Effendy,
1993:6-7).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan
terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan
antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila
komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan “gagal”
maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dalam penelitian
melihat jumlah skor yakni sangat tidak setuju (STS), tidak setuju(TS),
setuju(S) dan sangat setuju (SS). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa
untuk mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek
komunikasi.
2.7. Teori S-O-R
Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi dalam
perkembangannya juga menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek
material ilmu psikologi dan komunikasi adalah manusia yang jiwanya
meliputi komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Respons. Stimulus
sendiri berarti pesan diantara dua unsure komunikasi dan komunikan.
Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada
komunikan. Organism sendiri berarti diri komunikan sebagai penerima
pesan atau informasi dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan
tanda, lambang maupun gambar, kemudian komunikan merespon dengan
cara memperhatikan tanda, lambang maupun gambar. Kemudian komunikan
merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Selanjutnya respon diartikan efek sebagai akhir dalam proses
komunikasi, keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan
perubahan konatif, afektif, dan kognitif pada diri komunikan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu,
teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima
sebagai akibat dari ilmu komunikasi (Mc Quail, 1994:234). Akibat atau
pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan
tertentu, artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus
tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan (Sendjaja, 1999:71).
Unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda
dan lambang.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima
pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai
informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa
komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui
tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan
dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
c. Efek (Response), merupakan dampak dari efek komunikasi. Efek dari
komunikasi adalah perubahan sikap afektif, kognitif, konatif. Efek kognitif
merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi, efek
kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi
STIMULUS
ORGANISM
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
RESPONSE
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organism berupa
perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan, dan unsur response
berupa efek maka sangat tepat jika peneliti menggunakan teori S-O-R untuk
dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat
digambarkan sebagai berikut:
P
Gambar 1. Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Menurut gambar dari model diatas menunjukkan bahwa stimulus
atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa
penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded
Eagle” mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam
tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang
disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya, komunikan
tersebut mengeerti pesan yang telah disampaikan, dan proses akhir adalah
kesediaan dari komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan
2.8. Kerangka Berpikir
Sikap merupakan suatu keadaan mental seseorang. Setiap
individu dalam status sosialnya mempunyai sikap yang tidak sama. Setiap
individu didalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat
begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan
menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan itu.
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan
adalah sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda
pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”, adapun kerangka
berpikirnya adalah:
Surabaya merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah
penduduk yang terpadat setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004).
Surabaya terpilih dalam penelitian ini, dikarenakan memiliki
kecenderungan masyarakatnya penggemar Armani Exchange. Surabaya
juga merupakan kota yang besar dan maju, terbagi menjadi 5 wilayah,
diantaranya: Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, Surabaya
Barat, dan Surabaya Pusat.
Stimulus dari pembentukan sikap dalam penelitian ini adalah
penggunaan gamabar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded
Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila. Dari stimulus ini pada
akhirnya akan mempengaruhi sikap mahasiswa Surabaya sebagai
Teori S-O-R singkatan dari stimulus-organism-response. Stimulus
sendiri berarti pesan diantara unsur komunikasi yaitu komunikator dan
komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan
gambar kepada komunikan. Organism berarti diri komunikan sebagai
penerima pesan atau informasi dari komunikator, setelah komunikan
memperhatikan tanda, lambang maupun gambar. Kemudian komunikan
merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang
disampaikan, selanjutnya respons diartikan efek sebagai akhir dalam
proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah
menimbulkan perubahan kognitif, afektif, dan konatif pada diri
komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi
tertentu dari rangsangan tertentu (Rakhmat, 2005: 219).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap mahasiswa
Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos Armani
Exchange versi “Studded Eagle”, karena stimuli yang dalam hal ini pesan
akan diterima bila ada perhatian, pengertian dan penerimaan dari khalayak
yang menjadi objek dalam penelitian ini, selanjutnya setelah menerima
pesan atau stimuli berikutnya akan terjadi perubahan sikap pada
khalayaknya.
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
Stimulus Pesan yang terkandung dalam penggunaan gambar
garuda pada kaos Armani Exchange
versi ‘Studded
Eagle’
Organism Mahasiswa
Surabaya sebagai
individu yang
dipengaruhi
Respon
a. Positif
b. Netral
c. Negatif
Gambar 2. Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Adapun pengertian dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya
memaparkan situasi atau peristiwa (Rakhmat, 2002: 24). Metode deskriptif
bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau pun karakteristik
populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2002: 22). Penelitian ini
menggunakan data kuantitatif yaitu data yang kongkrit (tangible) dan terukur
(Ruslan, 2003: 28).
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional disini dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari
variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan metode deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik ke
permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun
variabel tertentu. (Bungin, 2001:48)
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap mahasiswa Surabaya
terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos AX versi Studded Eagle (SE).
3.2.1 Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda
Pada Kaos AX versi Studded Eagle (SE)
Sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos
AX versi Studded Eagle (SE) dilihat dari seluruh aspek sikap meliputi kognitif
yaitu pengetahuan mahasiswa Surabaya tentang penggunaan gambar garuda yang
persis dengan garuda pancasila tersebut. Pada aspek afektif yaitu mengetahui
bagaimana perasaan mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda
tersebut apakah senang atau tidak senang sedangkan aspek konatif adalah sejauh
mana mahasiswa Surabaya melakukan tindakan tersebut. Sehingga pada akhir
penelitian di dapatkan hasil akhir berupa penilaian dari keseluruhan aspek apakah
itu positif, netral atau negatif.
Adapun sikap mahasiswa Surabaya merupakan suatu interelasi dari 3
komponen, dimana komputen-komponen tersebut adalah :
1. Komponen Kognitif berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa terhadap
penggunaan gambar garuda tersebut. Maksud dari pengetahuan adalah
pemahaman terhadap penggunaan gambar tersebut pada kaos Armani
Exchange.
2. Komponen Afektif dibentuk oleh aspek perasaan pada objek. Komponen ini
berkaitan dengan aspek emosional dari mahasiswa Surabaya terhadap
penggunaan gambar garuda tersebut. Misalnya, perasaan suka atau tidak suka
3. Komponen Konatif berkaitan dengan kecenderungan mahasiswa Surabaya
memberikan respon positif, netral atau negatif terhadap penggunaan gambar
garuda ini. Pada aspek ini seseorang berperilaku sesuai dengan keinginannya
sendiri. Jika pengguna gambar garuda ini membawa dampak yang baik maka
mereka akan melakukan tindakan membeli, memakai, atau bahkan
mengoleksinya. Jika respon yang diterima itu positif mendukung serta
melakukan tindakan membeli, memakai atau bahkan mengoleksinya. Jika
respon yang diterima itu positif maka hasilnya adalah mahasiswa Surabaya
mendukung serta melakukan tindakan tersebut diatas. Namun bila mahasiswa
Surabaya bersikap negatif maka kecenderungannya akan mengkritik
penggunaan gambar tersebut. sedangkan sikap netral akan muncul jika
mahasiswa tidak konsisten dalam melakukan tindakan terhadap penggunan
gambar garuda tersebut.
Sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos
AX versi Studded Eagle (SE) dikategorikan dalam 3 kategori yaitu positif, negatif
dan netral. Dikatakan positif jika mahasiswa Surabaya tersebut melakukan
tindakan membeli/memakai/mengoleksi. Sementara dikatakan negatif jika
mahasiswa Surabaya tidak melakukan tindakan sama sekali dan dikatakan netral
3.3. Pengukuran Variabel
Indikator sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda
pada kaos AX versi Studded Eagle (SE) persis dengan garuda Pancasila diukur
dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif dinyatakan dalam
jumlah skor. Dalam pemberian skor pernyataan sikap yang bersikap mendukung
atau memihak obyek sikap (Azwar, 1997:161) sebagai berikut :
1. Sangat tidak setuju (diberi skor 1)
2. Tidak Setuju (diberi skor 2)
3. Setuju (diberi skor 3)
4. Sangat Setuju (diberi skor 4)
Adapun pilihan pernyataan digolongkan menjadi empat kategori jawaban
dengan meniadakan jawaban “ragu-ragu” (undeciaded), alasannya adalah sebagai
berikut :
a. Kategori undeciaded memiliki arti ganda, biasa diartikan belum dapat
memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki
arti ganda (mulai inpretable) ini tidak diharapkan dalam istrumen.
b. Tersedia jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah
terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian
Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan
Peneliti menyediakan 19 pernyataan-pernyataan mengenai sikap
mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda versi SE pada kaos
AX. jawaban tersebut menentukan sikap mahasiswa berdasarkan skor jawaban
masing-masing responden yang digolongkan menjadi tiga tingkat yaitu: positif,
netral dan negatif.
Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar
interval dari pernyataan yang akan dijawab yaitu positif, netral, dan negatif
dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
Range : Batasan dari tiap tingkat
Skor Tertinggi : Perkalian nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan
Skor terendah : Perkalian nialai terendah dengan jumlah item pertanyaan
Jenjang : 3
Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh lebar internal untuk
mengetahui sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda
tersebut. daftar pernyataan terdiri dari 19 item tersebut. Kemudian apabila skor
dan tingkat interval dari tiap-tiap kategori diketahui, maka hasil yang diperoleh
Skor Tertinggi : 19x4 = 76
Skor Terendah : 19x1 = 19
Skala Interval : (76-19) = 57 = 19
3 3
Skala intervalnya adalah 19. Batasan skor untuk sikap Mahasiswa
Surabaya terhadap gambar garuda tersebut adalah sebagai berikut :
- Jawaban dengan skor 19 – 37 = rendah (sikap negatif)
- Jawaban dengan skor 38 – 56 = sedang (sikap netral)
- Jawaban dengan skor 57 – 76 = tinggi (sikap positif)
Sikap negatif diperoleh apabila jawaban dari responden memiliki skor
antara 19 sampai dengan 37. Sikap netral apabila jawaban dari responden
memiliki skor 38 sampai dengan 56. Sikap positif diperoleh apabila jawaban dari
responden memiliki skor antara 57 sampai dengan 76.
Pada 19 item pernyataan, masing-masing pernyataan pada indikator sikap
memiliki jumlah pernyataan yang berbeda, antara lain :
1. Pada pernyataan komponen kognitif terdapat 8 item pernyataan.
2. Pada pernyataan komponen afektif terdapat 7 item pernyataan.
3. Pada pernyataan komponen konatif terdapat 4 item pernyataan.
Jawaban atas setiap pernyataan mendapatkan skor, dari skor tersebut
peneliti akan menyusun peringkat sikap mahasiswa Surabaya, apakah kategori
positif, netral dan negatif. Hal tersebut bergantung dari jumlah responden dan skor
3.3.1. Mahasiswa Surabaya
Mahasiswa Surabaya merupakan khalayak sasaran (target audience).
Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena mahasiswa memiliki
pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru termasuk adanya penggunaan
design gambar garuda tersebut.
Mahasiswa dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan
fashionable, faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan
keseharian mahasiswanya.
Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para masyarakat
Surabaya penggemar Armani Exchange. (terlampir dalam lampiran). Surabaya
juga merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat
setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam penelitian
ini, dikarenakan mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar sebagai
Universitas, dengan total mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di Surabaya sendiri
bukan hanya terdapat Universitas yang menjadi perguruan tinggi, melainkan
terdapat pula 15 akademi dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.568 orang,
Institut dengan jumlah mahasiswa sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 15.440 orang (Depdiknas, per September 2007). Dalam hal
ini Peneliti lebih mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di
3.4. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yeng terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan demikian, populasi
merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Surabaya, baik Mahasiswa dari Universitas
Negeri maupun Mahasiswa dari Universitas Swasta yang dipilih oleh peneliti
sebagai responden. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang menyebar, maka
peneliti melakukan pemilihan populasi secara acak pada beberapa Universitas dari
seluruh Universitas di Surabaya berdasarkan data sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jumlah Universitas dan Mahasiswa di Surabaya
Universitas Jumlah Mahasiswa
Universitas Katolik Darma Cendika Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 45
Universitas Katolik Widya Mandala Universitas Kristen Petra
Universitas Merdeka
Universitas Muhammadiyah Universitas Narotama Universitas Negeri Surabaya
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Universitas PGRI Adi Buana
Universitas Teknologi Surabaya Sumber data: Depdiknas (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) 2007
Jumlah total keseluruhan Mahasiswa Surabaya, baik Universitas Negeri
maupun Universitas Swasta adalah 110.547 orang (Sumber data: Depdiknas
2007). Setelah melakukan cluster random sampling, akhirnya peneliti
memperoleh tiga Universitas yang terpilih sebagai populasinya, antara lain:
Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur yang berada di wilayah Surabaya Timur dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 29.808 orang dan Universitas Widya Mandala terpilih sebagai
Universitas Swasta yang ada di wilayah Surabaya Pusat dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 6291 orang. Berarti jumlah populasi pada penelitian ini
adalah 36.099 orang.
3.4.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah bagian yang diamati. Bila jumlah unsur populasi itu terlalu
banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan
samoel. Sampel mungkin menunjukkan karakteristik populasi disebut sebagai
galat sampling (sampel error). Sehingga, sampel error adalah perbedaan antara
hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus.
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
dahulu jumlah populasinya. Sedangkan nilai sampel dan presisi ditetapkan
diantara ± 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.
Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang berada di wilayah Surabaya Timur dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 29.808 orang dan Universitas Widya Mandala terpilih sebagai
Universitas Swasta yang ada di wilayah Surabaya Pusat dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 6291 orang. Berarti jumlah populasi pada penelitian ini
adalah 36.099 orang.
n = N
N(d²)+1
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi (presisi derajat ketelitian = 0,1)
1 = Angka Konstan
Menggunakan rumus diatas sebagai berikut :
n = 36.099
(36.099)(0,1²)+1
n = 36.099
361.99
n = 99,72 = dibulatkan menjadi 100
Jadi, didapatkan sampel yang diambil pada tiga universitas yang terpilih
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi
stage cluster random sampling, maka secara sistematis teknik penarikan sampel
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Bagan Multistage Cluster Random Sampling
Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
multistage cluster random sampling dapat dilakukan melalui dua tahap yang
digambarkan sebagai berikut :
a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan wilayah penelitian di kota Surabaya,
dimana kota tersebut terbagi 5 wilayah. Kemudian dilakukan pengundian
secara random atau acak, maka terpilih 2 wilayah penelitian yaitu
Surabaya bagian Timur dan Surabaya bagian Pusat.
b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan dari 2 wilayah penelitian, dimana kota
Surabaya memiliki 26 Universitas baik Universitas Negeri maupun
Universitas Swasta. Kemudian dilakukan pengundian secara random maka
terpilihlah Universitas sebuah bagian wilayah. Universitas Airlangga dan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim pada Surabaya bagian
Rincian Universitas yang tersebar di tiap wilayah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Daftar Universitas per Wilayah Surabaya
No WILAYAH UNIVERSITAS
1 Surabaya Timur Universitas 17 Agustus 1945 Universitas Airlangga Universitas Dr. Soetomo Universitas Hang Tuah
Universitas Katolik Darma Cendika Universitas Kartini
Universitas PGRI Adi Buana Universitas WR. Supratman Universitas Teknologi Surabaya 2 Surabaya Barat Universitas Wijaya Kusuma
Universitas Widya Kartika
3 Surabaya Pusat Universitas Katolik Widya Mandala
4 Surabaya Utara -
5 Surabaya Selatan Universitas Bhayangkara Universitas Negeri Surabaya Universitas Merdeka
Jadi sampel yang akan diambil untuk dijadikan responden sebanyak 100
orang Mahasiswa Surabaya, terbagi atas tiga Universitas yang terpilih diantaranya
adalah Universitas Airlangga, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
N
n
N
n
1
1
Tabel 3.3
Jumlah Mahasiswa Universitas Terpilih
No Universitas Terpilih Jumlah
1 Universitas Airlangga (UNAIR) 19.654 orang
2 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
10.154 orang
3 Universitas Widya Mandala 6.291 orang
Jumlah Keseluruhan 36.099 orang
Sumber : Depdiknas (Direktorat Jenderal Pendidikan) 2007
Agar lebih proporsional dalam menentukan sampel yang digunakan maka
dari jumlah sampel yang telah ditentukan tersebut dapat diperoleh sampel untuk
masing-masing daerah, dapat ditentukan dengan rumus :
Keterangan :
n1 = Jumlah penduduk disuatu daerah
N1 = Ukuran stratum ke-1
N = jumlah seluruh penduduk
n = Jumlah sample minimum yang telah ditetapkan
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh :
1. Universitas Airlangga
= 19.654 x 100
36.099
= 54,44
= 55
2. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
= 10.154 x 100
36.099
= 28,13
= 28
3. Universitas Widya Mandala
= 6.291 x 100
36.099
= 17,42
= 17
Jumlah sampel pada masing-masing Universitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Jumlah Sampel pada tiap Universitas Terpilih
No Universitas Terpilih Jumlah
1 Universitas Airlangga 55 orang
2 UPN “Veteran” Jatim 28 orang
3 Universitas Widya Mandala 17 orang
Kuisioner disebarkan menurut pembagian jumlah sampel tiap Universitas
yang terpilih. Universitas Airlangga sebanyak 55 orang, UPN “Veteran” Jatim
sebanyak 28 orang, Universitas Widya Mandala sebanyak 17 orang. Total
keseluruhan responden sebanyak 100 orang.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan data dari para responden
dengan menyebarkan daftar kuisioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil
dari daftar kuisioner. Dalam penyebaran kuisioner ke responden didampingi oleh
peneliti, hal ini dilakukan dengan alasan apabila dalam kuisioner yang diajukan
terdapat pertanyaan dan pernyataan yang kurang dipahami oleh responden dapat
dijelaskan oleh peneliti. Agar menghindari kemungkinan salah persepsi dan
jawaban yang ada adalah valid. Sementara data sekunder diperoleh dari
buku-buku penunjang lainnya.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan table frekuensi
yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara
berdasarkan penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden.
Data yang diperoleh dari hasil kuisioner selanjutnya akan diolah untuk
mengedit, mengkode, dan memasukkan data ke dalam tabulasi data untuk
selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data
yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :
P = F
x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase Responden
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh apa yang
diinginkan peneliti dnegan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Giorgio Armani adalah seorang designer kenamaan kelas dunia. Perancang
asal Italy ini terkenal dengan rumah mode Armani Exchange, yang berdiri sejak
tahun 1991 dengan pangsa pasar penggemar koleksinya adalah para kaum muda.
Kaos merupakan salah satu produk fashion, yang dapat digunakan sebagai
saluran atau media alternatif untuk berkomunikasi. Berbagai bentuk, gambar atau
kata-kata dalam kaos merupakan pesan. Kaos karya Armani ini berdesain gambar
garuda, versinya “Studded Eagle”. Kaos sebagaimana pakaian lainnya, membawa
pesan dalam sebuah “teks terbuka” dimana pembaca dan penggunanya bisa
mengintrepetasikan dalam berbagai cara dan sudut pandang masing-masing.
Design kaos T-shirt bergambar garuda yang mirip dengan Garuda
Pancasila ini dikenal dengan sebutan versi “Studded Eagle”. Kaos karya Armani
Exchange dikenal dengan singkatan AX ini tersedia dalam tiga warna T-shirt,
yaitu biru, hitam, dan putih.
Showroom satu-satunya di Indonesia adalah di Plasa Senayan, Jakarta.
Namun, untuk kaos versi “Studded Eagle” ini hanya dijual via online melalui
4.1.1. Mahasiswa Surabaya
Mahasiswa Surabaya merupakan khalayak sasaran (target audience).
Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena mahasiswa memiliki
pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru termasuk adanya penggunaan
gambar garuda tersebut.
Mahasiswa dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan
fashionable, faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan
keseharian mahasiswanya.
Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para masyarakat
Surabaya penggemar Armani Exchange. Surabaya juga merupakan kota
metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat setelah Jakarta (sumber:
BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam penelitian ini, dikarenakan
mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar sebagai Universitas, dengan total
mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di Surabaya sendiri bukan hanya terdapat
Universitas yang menjadi perguruan tinggi, melainkan terdapat pula 15 akademi
dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.568 orang, Institut dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak
15.440 orang (Depdiknas, per September 2007). Dalam hal ini Peneliti lebih
mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di Universitas.
Peneliti memperoleh tiga Universitas yang terpilih sebagai populasinya,
antara lain: Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional