• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN GAMBAR GARUDA VERSI “STUDDED EAGLE” PADA KAOS ARMANI EXCHANGE (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “STUDDED EAGLE” pada Kaos Armani Exchange).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN GAMBAR GARUDA VERSI “STUDDED EAGLE” PADA KAOS ARMANI EXCHANGE (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “STUDDED EAGLE” pada Kaos Armani Exchange)."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Oleh :

RIA UTAMI SILABAN

0643010106

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

Disusun Oleh: RIA UTAMI SILABAN

0643010106

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 11 Juni 2010

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Sumardjijati, Dra, M.Si NIP. 19620323 199309 2 00 1

Ketua: 1.

Sumardjijati, Dra, M.Si NIP. 19620323 199309 2 00 1

2.Sekretaris :

Kusnarto, Drs, M.Si

NIP. 19580801 198402 1 00 1

3. Anggota:

Dyva Claretta, Dra, M.Si NPT. 3 6601 94 0027 1 Mengetahui,

DEKAN

(3)

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas dalam membuat skripsi ini

dengan baik dan lancar.

Skripsi yang peneliti buat ini, berjudul Sikap Mahasiswa Surabaya

Terhadap Penggunaan Gambar Garuda versi “Studded Eagle” Kaos Armani

Exchange(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “Studded Eagle” kaos Armani Exchange pada Media Online)

Adapun penyusunan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk

menyusun skripsi dan memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, program studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan

“Veteran” Jawa Timur.

Selanjutnya pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

(4)

4. Ibu Dyva Claretta, Dra, M.Si selaku dosen wali yang senantiasa

membimbing peneliti sampai pada semester delapan ini.

5. Ibu Sumardjijati, Dra, M.Si selaku dosen pembimbing senantiasa

membimbing dan memberikan kritik dan saran yang membangun demi

terselesaikannya skripsi ini.

6. My beloved Mom and Daddy, adekku Tio Silaban, abangku Iwan

Silaban, dan kakakku Linda Sitohang, Kakak Adurance Silaban, abang

Charles Sitorus, segenap keluarga besar Silaban Sihombing atas doa,

dukungan dan kepercayaannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan lancar.

7. My sweetheart Oscar Sihotang beserta Keluarga Sihotang atas doa,

dukungan, kasih sayang, kepercayaan dan perhatian kepada peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu sesuai dengan

deadline.

8. Teman-teman seperjuangan Icha, Rila, Uci, Yoko, Stephy, Yuan, Desi,

David, Joko, Pandu (UB), Mas Teguh (Unitomo), yang selalu

memberikan kritik, saran, support dan motivasi sehingga peneliti sadar

(5)

10. Segenap staff perpustakaan pusat Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur aas kerjasama dan bantuannya selama

peneliti menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, maka dengan kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 23 April 2010

Peneliti

Ria Utami Silaban

(6)

KAOS ARMANI EXCHANGE (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda Versi “STUDDED

EAGLE” pada Kaos Armani Exchange)

Permasalahan dalam penelitian ini adalah dikarenakan kontroversi sikap yang terjadi pada masyarakat Indonesia terkait penggunaan gambar garuda tersebut yang persis dengan Garuda Pancasila, apakah menerima atau menolak, senang atau tidak senang, wajar atau tidak wajar gambar garuda tersebut digunakan, itu semua sangat berpengaruh pada khalayaknya, yaitu masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan mahasiswa Surabaya yang secara khusus dipilih oleh peneliti sebagai responden.

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda versi “STUDDED EAGLE” pada kaos Armani Exchange. Sikap mahasiswa Surabaya dapat dilihat dari aspek sikap, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif yang nantinya berujung pada sikap positif, netral, dan negatif terhadap penggunaan gambar garuda tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Stimulus-Organism-Response dan Teori Sikap yang didalamnya terkandung 3 aspek diantaranya aspek

kognitif, aspek afektif, aspek konatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Surabaya yaitu mahasiswa Universitas Airlangga, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, dan Universitas Widya Mandala yang didapat berdasarkan cluster random

sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Surabaya mempunyai sikap netral, tidak mendukung dan tidak menolak terhadap penggunaan gambar garuda versi “STUDDED EAGLE” pada kaos Armani Exchange., mengganggap bahwa gambar tersebut wajar saja.

Kata kunci : Sikap, Mahasiswa Surabaya, STUDDED EAGLE, kaos Armani Exchange.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa

dan negaranya sendiri dan secara bersama-sama mencapai,

mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,

dan kekuatan bangsa itulah yang disebut dengan semangat kebangsaan.

Rasa kebangsaaan yang dimaksud adalah rasa saling memiliki

suatu bangsa itu dapat menjadi dasar semangat masyarakat Indonesia

dalam berjuang, bahkan rasa kebangsaan tersebut telah menghantarkan

bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya yaitu kemerdekaan.

Bangsa Indonesia memiliki identitas bangsa yang harus

dipertahankan. Salah satu identitas bangsa adalah lambang Garuda

Pancasila. Burung Garuda yang kokoh berdiri dengan kepala yang

menoleh lurus ke kanan memiliki jumlah bulu sebanyak 17 bulu di sayap,

8 bulu di ekor, bulu di pangkal ekor/bawah perisai sebanyak 19 dan 45

bulu di leher. Semuanya itu menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia

untuk sampai pada pintu kemerdekaan yaitu pada tanggal 17 Agustus

1945, yang diperingati sebagai hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada perisai burung Garuda terdapat emblem yang berisi sila-sila

(8)

Cita-cita tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan

demikian, Pancasila merupakan ideologi bangsa.

Hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan,

keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan,

kebersamaan, dan kearifan dalam membina kehidupan nasional.

Berdasarkan inilah Pancasila disebut sebagai falsafah bangsa yang telah

dijadikan landasan idiil dan dasar sebuah Negara Indonesia.

Penggunaan gambar burung garuda oleh Giorgio Armani Exchange

menuai kontroversi. Kontroversi yang ada pada kaos bermerek Armani

Exchange, dalam versi “Studded Eagle” adalah terkait dengan gambar

burung garuda yang persis dengan lambang Negara Indonesia yaitu

Garuda Pancasila.

Giorgio Armani adalah seorang designer kenamaan kelas dunia.

Perancang asal Italy ini terkenal dengan rumah mode Armani Exchange,

yang berdiri sejak tahun 1991 dengan pangsa pasar penggemar koleksinya

adalah para kaum muda.

Kaos merupakan salah satu produk fashion, yang dapat digunakan

sebagai saluran atau media alternatif untuk berkomunikasi. Berbagai

bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan. Kaos karya

Armani ini berdesain gambar garuda, versinya “Studded Eagle”. Kaos

sebagaimana pakaian lainnya, membawa pesan dalam sebuah “teks

terbuka” dimana pembaca dan penggunanya bisa mengintrepetasikan

(9)

Penelitian ini adalah tentang sikap seseorang terhadap suatu

objek. Dengan demikian penekanan objek penelitian ini adalah sikap

mahasiswa perguruan tinggi Surabaya terhadap penggunaan gambar

garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”.

Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak)

terhadap suatu objek yang dihadapi atau bisa juga merupakan sikap positif

maupun negatif terhadap sebuah objek. Singkatnya, sikap sebagai suatu

evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara

menguntungkan atau kurang menguntungkan secara konsisten berkenaan

dengan objek atau alternatif yang diberikan.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997:157), sikap adalah evaluasi

perasaan dan kecenderungan dari individu terhadap suatu objek yang

relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran

mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati

atau menjauhinya.

Kotler (1997:189), mengemukakan bahwa sikap terdiri dari tiga

komponen, diantaranya: komponen kognitif (pengetahuan dan keyakinan

seseorang mengenai sesuatu yang menjadi objek sikap), komponen afektif

(perasaan terhadap objek), dan komponen konatif (kecenderungan

melakukan sesuatu terhadap objek sikap).

Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

sikap dibentuk seseorang menurut pengalaman yang dipelajarinya yang

(10)

bergantung pada isi pesan yang disampaikan. Stimulus atau pesan yang

disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.

Proses berikutnya adalah adanya respon dari komunikan, respon biasanya

diikuti dengan beberapa sikap di dalamnya. Sikap itulah yang menjadi

objek penelitian

Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena

mahasiswa memiliki pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru

termasuk adanya penggunaan design gambar garuda tersebut. Mahasiswa

Surabaya dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan fashionable,

faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan keseharian

mahasiswanya.

Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para

masyarakat Surabaya penggemar Armani Exchange. Surabaya juga

merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat

setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam

penelitian ini, dikarenakan mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar

sebagai Universitas, dengan total mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di

Surabaya sendiri bukan hanya terdapat Universitas yang menjadi

perguruan tinggi, melainkan terdapat pula 15 akademi dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 1.568 orang, Institut dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan jumlah mahasiswa sebanyak

3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak

(11)

lebih mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di

Universitas.

Stimulus dari pembentukan sikap dalam penelitian ini adalah

penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded

Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila. Dari stimulus ini pada

akhirnya akan mempengaruhi sikap mahasiswa perguruan tinggi swasta

(PTS) Surabaya sebagai organism.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response.

Stimulus sendiri berarti pesan diantara unsur komunikasi yaitu

komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa

tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organism berarti diri

komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator,

setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun gambar.

Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan

memahami pesan yang disampaikan, selanjutnya response diartikan efek

sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses

komunikasi adalah menimbulkan perubahan kognitif, afektif, dan konatif

pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu

reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Rakhmat, 2005: 219).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap mahasiswa

Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos Armani

Exchange versi “Studded Eagle”, karena stimuli yang dalam hal ini pesan

(12)

yang menjadi objek dalam penelitian ini, selanjutnya setelah menerima

pesan atau stimuli berikutnya akan terjadi perubahan sikap pada

khalayaknya.

Reaksi sikap dari anggota DPR RI selaku Pemerintahan Indonesia

yaitu Ramadhan Pohan terhadap adanya produk tersebut mengatakan

bahwa lambang itu wajar jadi tren. Namun disisi lain pihak kontra

mengatakan bahwa “ Ketika dikaitkan dengan lambang negara dalam

kasus Armani, maka penggunaan gambar garuda sebagai merk dagang

harus mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Indonesia,” ujar Budi

Agus Riswandi seorang Kepala Pusat Studi Hak Kekayaan Intelektual UII,

sekaligus Dosen Fakultas Hukum dalam situs www.okezone.com pada

hari Rabu tanggal 27-01-2010 pukul 20.30 WIB.

Berdasarkan pro kontra yang ada merupakan alasan utama

peneliti memilih permasalahan ini dikarenakan kontroversi sikap yang

terjadi pada masyarakat Indonesia terkait penggunaan gambar garuda

tersebut yang persis dengan Garuda Pancasila, apakah menerima atau

menolak, senang atau tidak senang, wajar atau tidak wajar gambar garuda

tersebut digunakan, itu semua sangat berpengaruh pada khalayaknya, yaitu

masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan mahasiswa Surabaya yang

secara khusus dipilih oleh peneliti sebagai responden. Bagaimana sebuah

sikap terbentuk setelah mengalami sebuah hembusan pesan lewat media

(13)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “. Bagaimana sikap mahasiswa Surabaya

terhadap penggunaan gambar garuda kaos Armani Exchange versi

“Studded Eagle” pada media online?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap yang terbentuk

setelah mengalami sebuah hembusan pesan tentang penggunaan gambar

garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”. Pentingnya

penelitian ini karena sangat terkait dengan identitas bangsa Indonesia yaitu

kemiripannya dengan Lambang Negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

1.4. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, dapat memberikan referensi dan tambahan

kepustakaan khususnya dalam bidang penelitian komunikasi mengenai

sikap masyarakat Indonesia dalam hal ini sikap mahasiswa Surabaya

terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos versi “Studded Eagle”

bermerk international Armani Exchange.

Secara praktis, diharapkan dapat memberi sumbangan dan

gambaran informasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti berikutnya

terkait permasalahan sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan

(14)

Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui sikap mahasiwa

Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda yang persis dengan garuda

Pancasila, menerima atau menolak design gambar tersebut, yang nantinya

merujuk pada sikap mahasiswa, membeli, memakai atau bahkan

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Menurut F Rachmadi komunikasi merupakan tukar pikiran,

pendapat perasaan, untuk menemukan persamaan dalam perbedaan sebagai

dasar musyawarah dan mufakat, dalam artian komunikasi berlangsung

untuk mencari titik temu dan kesamaan makna dari suatu objek.

Komunikasi dilakukan melalui berbagai saluran dari yang tradisional

sampai yang modern (media massa).

Berdasarkan uraian diatas, komunikasi bukan semata dilakukan

oleh individu pada individu lain, tapi juga dapat dilakukan oleh media

pada individu, ataupun dari media pada institusi lainnya. Pesan yang

digunakan juga bukan hanya sebatas pada lambing, gambar, isyarat,

bahasa tubuh, tulisan atau lisan saja. Tetapi juga bisa melalui alat, seperti

kantongan.

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain serta

proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan sebagai objek

penelitian. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media

massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat dengan

(16)

1. Media massa merupakan sumber kekuatan, yaitu control

social, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang

dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain.

2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin sempit berperan untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

3. Media itulah telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

Pada dasarnya media massa merupakan perpanjangan dan

perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia. Marshall MC.

Luhan menyebutnya sebagai the extention of man, sebagai ekstensi

manusia. Karena kemampuan menyampaikan beribu pesan sekaligus,

serentak kepada khalayak tanpa batas, maka media itu memiliki bobot

massa.

Media massa sanggup tidak hanya mempengaruhi tapi juga

membentuk opini, dan mempunyai kekuatan dalam membangun sikap.

Tetapi banyak yang berpendapat, bahwa media massa dapat memberi

gambaran yang salah tentang dunia, bukan memberi pengetahuan yang

luas dan bermacam-macam pilihan, sampai ke tingkat tertentu, disengaja

atau tidak, media massa mendorong pengaruh kebudayaan asing dan

menyatukan manusia, tidak ada bagian yang bebas dari pengaruh tersebut.

Pada dasarnya terjadinya komunikasi adalah adanya suatu pesan

(17)

sebuah sarana. Berdasarkan jumlah komunikan yang menerima pesan

tersebut, komunikasi dapat terbagi tiga bentuk yaitu :

1. Interpersonal communications atau komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi yang dilakukan antar dua orang, dimana terjadi kontak

langsung. Cirri khas komunikasi interpersonal ini adalah sifatnya yang

dua arah atau two way traffic communication. Dengan sifat ini

memudahkan komunikasi berlangsung terus-menerus antara dua pihak,

sehingga prosentase terjadinya perubahan pada sikap komunikan lebih

besar.

2. Group communication atau komunikasi group adalah komunikasi antara

seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang

berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Komunikasi

kelompok bersifat lebih formal, lebih terorganisir, dan lebih

terlembagakan.

3. Komunikasi massa, adalah komunikasi yang dilakukan melalui media

massa modern. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan

sikap kepada komunikan dalam jumlah banyak yang menggunakan

media tersebut. Dalam komunikasi massa biasanya menghendaki

organisasi resmi dan rumit untuk melakukan operasinya dan harus ada

orang yang bergerak dalam struktur yang menjadi kontinuitas dan kerja

sama.

Dengan kemajuan yang ada, komunikasi massa telah dapat

(18)

menggunakan media maka informasi tersebut dapat diterima oleh massa

yang abstrak. Maksud dari massa yang abstrak adalah sejumlah orang di

berbagai tempat yang satu dengan yang lainnya tidak saling kenal.

Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan

tersebut adalah media online. Media yang mempunyai fungsi menyiarkan

informasi (to inform), mendidik (to educate), dan juga menghibur (to

entertaint) ini masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda

satu sama lainnya.

2.1.2 Media Online

Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di

internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan

kaidah-kaidah dalam jurnlistik dalan system kerjanya. Sebetulnya tidak ada

perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah

mediumnya. Berikut ini adalah cirri-ciri yang membedakan media online

dengan media cetak yaitu :

1 Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa

menampung naskah yang sepanjang apapun.

2 Prosedur naskah sama saja pada media cetak yaitu harus diedit dahulu

oleh redaksi namun bebrapa sejumlah media memperbolehkan

wartawan meng-upload sendiri tulisan mereka.

3 Walaupun sudah naik cetak namun masih bisa diedit dengan leluasa,

(19)

4 Layouter hanya bekerja sekali saja pada awal pembuatan situs, berbeda

dengan media cetak yang mengharuskan layouter bekerjaa untuk setiap

edisinya.

5 Bisa terbit kapan saja, tidak ada batasan waktu

6 Setelah di-upload sudah bisa dibaca oleh semua orang diseluruh dunia

yang memiliki akses internet

(http://jonru.multiply.com/journal/item/128) diakses pada 18-02-2010

pukul 01.20 WIB

Selain perbedaan media online dengan media cetak diatas,

terdapat juga karakteristik-karakteristik media online yaitu :

1 Real time

Berita dan peristiwa dapat langsung dipublikasikan pada saat kejadian

berlangsung. Mekanismenya leebih leluasa, tanpa dikekang oleh

periodesasi maupun jadwal penerbitan

2 Multimedia

Jurnalistik online mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang

lebih kaya dibandingkan media massa tradisional. Jurnalisme online

dapat memasukkan halaman mukltimedia seperti teks, graphic, suara,

music, motion video, dan animasi atau tiga dimensi.

3 Interaktif

Dengan memanfaatka hyperlink yang terdapat pada web, karya

jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dnegan

(20)

secar efisien dan efektif dan dapat mendapatkan pendalaman atau

penjelasan yang lebih luas. Interaktif bisa juga memiliki kemampuan

untuk membuat atau memilih pesan kita sendiri, enyediakan ruang

dimana public dapat merespon, berinteraksi atau mengedit suatu pesan.

(

www.yayan.com/artikel/cyber-culture/karakteristik-journalisme-online-sebuah-pengenalan.html) diakses pada tanggal 18-02-2010

pukul 01.45 WIB.

2.1.3 Internet sebagai Media Komunikasi Massa

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harafiah berarti peralatan atau pengantar.

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya

ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Dengan berkembangannya teknologi komunikasi yang kian pesat

dan semakin beragam sajiannya. Orang tak hanya mendapatkan informasi

melalui surat kabar, radio dan televsi. Sejak tahun 1989 masyarakat dapat

memperoleh informasi melalui internet (Yusuf Hadi, 1984:49)

Internet dua computer atau lebih yang saling berhubungan yang

membentuk jaringan computer hingga meliputi jutaan computer di dunia

atau international, yang saling berinteraksi dan bertukar informasi,

sedangkan dari segi ilmu pengetahuan internet merupakan sebuah

perpustakaan besar yang didalmanya terdapat jutaan bahkan milyaran

(21)

dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan

tersebut kapanpun dan dimanapun. Dari segi komunikasi, internet adalah

sarana yang efisien dan efektif untuk melakukan pertukaran informasi

jarak jauh maupaun dalam lingkungan perkantoran.

Awalnya internet dikenal sebagai wadah bagi para peneliti untuk

saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan

komersil sebagai sarana bisnis. Saat ini pengguna internet tersebar di

seluruh dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 250 juta orang.

(Daryanto, 2004:22)

2.1.4 Pengaruh Media Massa

Joseph Klapper dalam bukunya Effectiveness of Mass

Communication (1960:03) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh

media massa dalam mengubah pendapat atau sikap dengan kesimpulan

sebagai berikut :

1 Media massa secara langsung tidak merubah pendapat atau sikap

kecuali jika ada pihak-pihak yang bersangkutan (komunikan) sudah

ada unsure untuk perubahan itu (predisposed to change).

2 Hal ini disebabkan karena komunikan didalam menghadapi media

massa telah mempunyai predisposisi yaitu pendirian, aliran dan sikap

sendiri-sendiri.

3 Predisposisi ini terbentuk karena pengaruh-pengaruh dari interaksi

(22)

music jazz tidak akan mendengarkan atau mematikan radionya saat

mendengarkan music seriosa. Dengan demikian sifat komunikan sudah

selektif

4 Media massa oleh Joseph Kapper dianggap bukan agent of change

(pembaharu) melainkan agent of reinforcement (penguat atau

pembantu). Perubahan sebagai akibat dari pengaruh media massa

hanya terjadi bila komunikan memang sudah mempunyai unsur-unsur

perubahan.

5 Penelitian Joseph Klapper tersebut dilakukan bukan untuk jangka

panjang artinya pengaruh media massa tersebut tidak dalam kurun

waktu yang panjang. Selain itu penelitian tersebut tidak mengenai

hal-hal yang baru yang belum dikenal oleh komunikan sebelumnya.

Pendapat Joseph Klapper tersebut kemudian diperkuat oleh Paul F

Lazarsfeld dan Elihu Kats ynag mengatakan bahwa pengaruh media massa

dalam merubah pendapat sangat tipis dan peranannya kalah dengan

personal influences yang dilakukan secara interpersonal communications

atau komunikasi antar personal.

Fungsi to influences melekat dalam diri media massa. Fungsi

mempengaruhi opini publik itulah yang menempatkan posisi pers di

Amerika sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) bersama eksekutif,

legislative dan judkatif. Masalah pengaruh media massa terhadap opini

public sudah banyak menjadi obyek penelitian. Meskipun bukan

(23)

Dengan dilandasi pemikiran seorang pakar komunikasi kenamaan

bernama Wilbur Scrahmn, para insane pers dianjurkan untuk menyimak

aksioma bahwa khalayak pembaca akan terpikat minatnya manakala apa

yang mereka baca terkait dengan kebutuhan dan menyajikan saran tentang

bagaimana memperoleh kebutuhan itu (Sunarjo 1995:185)

2.2 Pesan Media Alternatif

Saat ini kita hidup dalam dunia multimedia. Kata “Multi” tidak

hanya dalam hal keanekaragaman pesan, sistem penandaan, dan corak

wacana yang dilemparkan kepada kita dalam kecepatan tinggi, tetapi juga

dalam bentukmedia tersebut (Sardar dan Van Looonn, 2005:154).

Mengutip penyataan dari Mc.Luhan bahwa media adalah pesan (medium is

the message) seiring dengan perkembangan jaman, semakin beragam pula

media yag dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, termasuk kaos.

Kehadiran kaos di Indonesia baru menampakkan perkembangan

yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar

tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensial. Berwarna putih, bahan

katun halus tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria.

Selanjutnya, tidak hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia pun kaos

sudah menjadi media berekspresi, bahkan saat ini kaos juga menjadi media

alternatif untuk berpromosi. Kaos yang berwarna putih itu diberi gambar

vinyet, dan waktu itu sempat menjadi tren atau mode di kalangan anak

(24)

berwarna-warni yang tekniknya seperti sablon

(www.kaosoblong.blogspot.com)

Fiske mengemukakan, ada dua mazhab utama dalam studi

komunikasi yang masing-masing mengikuti definisi umum komunikasi

sebagai “interaksi social melalui pesan”, masing-masing mengikuti

mazhab itu memahami definisi tersebut dengan sedikit berbeda. Mazhab

pertama bias disebut sebagai mazhab “proses”, karena komunikasi

dipandang sebagai suatu proses dimana seseorang menyatakan sesuatu

pada orang lain dengan menggunakan satu atau lebih medium atau saluran

denagn bebarapa efeknya (Fiske, 1990:2 dalam Barnard, 2006:41).

Dari sisi ini, garmen yang merupakan salah satu butir dari fashion

atau pakaian, menjadi medium atau saluran yang dipergunakan seseorang

untuk menyatakan sesuatu pada orang lain dengan maksud mendorong

terjadinya perubahan orang lain itu (Barnard, 2006:41).

Selanjutnya, dari sisi ini, garmen merupakan medium untuk

mngirimkan pesan pada orang lain. Maksudnya, melalui garmen itulah

seseorang bermaksud mengkomunikasikan pesannya pada orang lain. Dari

sudut ini, pesan adalah maksud pengirim dan pesan itu ditransmisikan

melalui garmen dalam proses komunikasi. Pesan pun, tentu saja adalah apa

yang di terima oleh penerima (receiver). Hal yang amat penting dari

pandangan komunikasi ini adalah maksud pengirim, efisiensi proses

(25)

Berbagai bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan

pesan akan pengalaman, perilaku dan status social. Darmanto Jatman

mengungkapkan, “The t-shirt will transform you from the member of

traditional rural agrarian feudal community into a post modern post urban

post industrial post democratic c.y ( www.kunci.or.id )

Dengan demikian tumbuhnya industri periklanan. Kaos

merupakan billboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan

diri atau identitas (Rojek, 2000:7). Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa tulisan dan gambar pada kaos yang notabene bukan

media cetak ataupun media elektronik bisa dikategorikan sebagai media

alternatif komunikasi.

2.3. Burung Garuda

Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan

Budha. Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh

burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki).

Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara

Wisnu yakni garudeya. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah

oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan di berbagai prasasti

sejak abad ke-15. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah satu

pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa

(26)

Garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan

dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri,

tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang

pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan

menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung

yang lebih kecil. Burung garuda juga punya sifat sangat setia pada

kewajiban. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang menyerah.

(www.wikipedia.org/garuda ) diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul

10.00 WIB.

2.4. Makna Garuda Pancasila

Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan

kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda

dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala

garuda menengok lurus ke kanan.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan

Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:

a. Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17

b. Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8

c. Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19

d. Jumlah bulu di leher berjumlah 45

Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar

perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi

(27)

merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti

berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai

yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus

horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis

khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Setiap gambar

emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila

Pancasila. Adapun symbol-simbol dalam emblem yang melekat pada

perisai, diantaranya:

1. Bintang Tunggal

Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah

bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di

Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler

sosialisme.

2. Rantai Emas

Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun

atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu

dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran

menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.

3. Pohan Beringin

Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina)

adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar

tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan

(28)

Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung

dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai

negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang

berbeda-beda.

4. Kepala Banteng

Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos

javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan

manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan

yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan

kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.

5. Padi dan Kapas

Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan

kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan

kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status

maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial

dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya,

namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi

komunisme.

Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai

titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan

kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda

(29)

makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis.

(www.wikipedia.org/garudapancasila ) diakses pada tanggal 23 April 2010

pukul 10.00 WIB. 

2.5. Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia.

Frasa ini berasal dari Bahasa jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan

dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini ada pada

pita yang dicengkram oleh Burung Garuda Pancasila. Kalimat semboyan

nasional Indonesia ini diambil dari Kitab Negarakertagama yang dikarang

oleh Empu Prapanca pada zaman kekuasaan kerajaan Majapahit abad ke-14.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai

suku, bahasa dan agama yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia,

"Bhinneka tunggal Ika", berarti keberagaman yang membentuk negara.

Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki

wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman.

(www.wikipedia.org/bhinnekatunggalika ) diakses pada tanggal 23 April

2010 pukul 10.00 WIB.

2.6. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang

menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan

(30)

kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan

(Rakhmat, 2002:39).

Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan

masalah-masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap

dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada

suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang

timbul terjadi sangat evaluative berarti bentuk respon yang dinyatakan

sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang

memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk,

positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau

tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap

objek sikap. (Rakhmat,2001:40).

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses

belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak

terapan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai

upaya (pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap

seseorang. (Rakhmat, 2001:42).

Pada hakekatnya sikap adlah merupakan suatu interaksi dari

berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga (3),

yakni:

1. Komponen Kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

(31)

kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap

tersebut. Dalam penelitian ini: penggunaan gambar garuda pada kaos

Armani Exchange versi “Studded Eagle”.

2. Komponen Afektif

Yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau

system nilai yang dimilikinya. Dalam penelitian ini: perasaan individu

setelah mengetahui penggunaan gambar garuda pada kaos Armani

Exchange versi “Studded Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila.

3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan objek sikapnya. Dalam penelitian ini yang

dimaksudkan adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oelh individu

setelah mengetahui tentang penggunaan gambar garuda pada kaos Armani

Exchange versi “Studded Eagle”.

(Mar’at dalam Dayakisini, 2006:114)

Apabila dikatakan dengan tujuan komunikasi yang terpenting

adalah bagaimana caranya agar suatu pesan (isi atau content) yang

disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau

efek tertentu pada komunikan. Adapun dampak yang ditimbulkan tersebut

dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:

a. Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang

(32)

komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain

tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran

dari komunikan, apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh

komunikan tersebut.

b. Dampak afektif adalah dampak yang timbul bila ada perubahan pada

apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Disini tujuan

komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu tetapi juga tergerak

hatinya.

c. Dampak konatif (behavioral) merupakan dampak yang merujuk pada

perilaku nyata yang dapat dipahami, meliputi pola-pola tindakan,

kegiatan atau kebiasaan berperilaku (Rakhmat, 2005:219).

Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang

dapat diketahui melalui respon ataupun tanggapan yang dapat dibagi dalam

tiga jenis, yaitu respon positif: jika seseorang menyatakan setuju, respon

negatif: jika seseorang menyatakan tidak setuju, respon netral: jika

seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu objek (Effendy,

1993:6-7).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan

terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan

antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila

komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan “gagal”

maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dalam penelitian

(33)

melihat jumlah skor yakni sangat tidak setuju (STS), tidak setuju(TS),

setuju(S) dan sangat setuju (SS). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa

untuk mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek

komunikasi.

2.7. Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi dalam

perkembangannya juga menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek

material ilmu psikologi dan komunikasi adalah manusia yang jiwanya

meliputi komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Respons. Stimulus

sendiri berarti pesan diantara dua unsure komunikasi dan komunikan.

Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada

komunikan. Organism sendiri berarti diri komunikan sebagai penerima

pesan atau informasi dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan

tanda, lambang maupun gambar, kemudian komunikan merespon dengan

cara memperhatikan tanda, lambang maupun gambar. Kemudian komunikan

merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang

disampaikan. Selanjutnya respon diartikan efek sebagai akhir dalam proses

komunikasi, keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan

perubahan konatif, afektif, dan kognitif pada diri komunikan.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

(34)

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu,

teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima

sebagai akibat dari ilmu komunikasi (Mc Quail, 1994:234). Akibat atau

pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan

tertentu, artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus

tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan (Sendjaja, 1999:71).

Unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator

kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda

dan lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima

pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai

informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa

komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui

tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan

dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (Response), merupakan dampak dari efek komunikasi. Efek dari

komunikasi adalah perubahan sikap afektif, kognitif, konatif. Efek kognitif

merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi, efek

kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi

(35)

STIMULUS

ORGANISM

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan

RESPONSE

a. Kognitif

b. Afektif

c. Konatif Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organism berupa

perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan, dan unsur response

berupa efek maka sangat tepat jika peneliti menggunakan teori S-O-R untuk

dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat

digambarkan sebagai berikut:

P

Gambar 1. Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model diatas menunjukkan bahwa stimulus

atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa

penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded

Eagle” mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam

tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang

disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya, komunikan

tersebut mengeerti pesan yang telah disampaikan, dan proses akhir adalah

kesediaan dari komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan

(36)

2.8. Kerangka Berpikir

Sikap merupakan suatu keadaan mental seseorang. Setiap

individu dalam status sosialnya mempunyai sikap yang tidak sama. Setiap

individu didalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat

begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan

menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan itu.

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan

adalah sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda

pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”, adapun kerangka

berpikirnya adalah:

Surabaya merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah

penduduk yang terpadat setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004).

Surabaya terpilih dalam penelitian ini, dikarenakan memiliki

kecenderungan masyarakatnya penggemar Armani Exchange. Surabaya

juga merupakan kota yang besar dan maju, terbagi menjadi 5 wilayah,

diantaranya: Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, Surabaya

Barat, dan Surabaya Pusat.

Stimulus dari pembentukan sikap dalam penelitian ini adalah

penggunaan gamabar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded

Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila. Dari stimulus ini pada

akhirnya akan mempengaruhi sikap mahasiswa Surabaya sebagai

(37)

Teori S-O-R singkatan dari stimulus-organism-response. Stimulus

sendiri berarti pesan diantara unsur komunikasi yaitu komunikator dan

komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan

gambar kepada komunikan. Organism berarti diri komunikan sebagai

penerima pesan atau informasi dari komunikator, setelah komunikan

memperhatikan tanda, lambang maupun gambar. Kemudian komunikan

merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang

disampaikan, selanjutnya respons diartikan efek sebagai akhir dalam

proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah

menimbulkan perubahan kognitif, afektif, dan konatif pada diri

komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi

tertentu dari rangsangan tertentu (Rakhmat, 2005: 219).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap mahasiswa

Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos Armani

Exchange versi “Studded Eagle”, karena stimuli yang dalam hal ini pesan

akan diterima bila ada perhatian, pengertian dan penerimaan dari khalayak

yang menjadi objek dalam penelitian ini, selanjutnya setelah menerima

pesan atau stimuli berikutnya akan terjadi perubahan sikap pada

khalayaknya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

(38)

Stimulus Pesan yang terkandung dalam penggunaan gambar

garuda pada kaos Armani Exchange

versi ‘Studded

Eagle’

Organism Mahasiswa

Surabaya sebagai

individu yang

dipengaruhi

Respon

a. Positif

b. Netral

c. Negatif

Gambar 2. Kerangka Berpikir

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Adapun pengertian dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya

memaparkan situasi atau peristiwa (Rakhmat, 2002: 24). Metode deskriptif

bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau pun karakteristik

populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2002: 22). Penelitian ini

menggunakan data kuantitatif yaitu data yang kongkrit (tangible) dan terukur

(Ruslan, 2003: 28).

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional disini dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari

variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan metode deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik ke

permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun

variabel tertentu. (Bungin, 2001:48)

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap mahasiswa Surabaya

terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos AX versi Studded Eagle (SE).

(40)

3.2.1 Sikap Mahasiswa Surabaya Terhadap Penggunaan Gambar Garuda

Pada Kaos AX versi Studded Eagle (SE)

Sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos

AX versi Studded Eagle (SE) dilihat dari seluruh aspek sikap meliputi kognitif

yaitu pengetahuan mahasiswa Surabaya tentang penggunaan gambar garuda yang

persis dengan garuda pancasila tersebut. Pada aspek afektif yaitu mengetahui

bagaimana perasaan mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda

tersebut apakah senang atau tidak senang sedangkan aspek konatif adalah sejauh

mana mahasiswa Surabaya melakukan tindakan tersebut. Sehingga pada akhir

penelitian di dapatkan hasil akhir berupa penilaian dari keseluruhan aspek apakah

itu positif, netral atau negatif.

Adapun sikap mahasiswa Surabaya merupakan suatu interelasi dari 3

komponen, dimana komputen-komponen tersebut adalah :

1. Komponen Kognitif berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa terhadap

penggunaan gambar garuda tersebut. Maksud dari pengetahuan adalah

pemahaman terhadap penggunaan gambar tersebut pada kaos Armani

Exchange.

2. Komponen Afektif dibentuk oleh aspek perasaan pada objek. Komponen ini

berkaitan dengan aspek emosional dari mahasiswa Surabaya terhadap

penggunaan gambar garuda tersebut. Misalnya, perasaan suka atau tidak suka

(41)

3. Komponen Konatif berkaitan dengan kecenderungan mahasiswa Surabaya

memberikan respon positif, netral atau negatif terhadap penggunaan gambar

garuda ini. Pada aspek ini seseorang berperilaku sesuai dengan keinginannya

sendiri. Jika pengguna gambar garuda ini membawa dampak yang baik maka

mereka akan melakukan tindakan membeli, memakai, atau bahkan

mengoleksinya. Jika respon yang diterima itu positif mendukung serta

melakukan tindakan membeli, memakai atau bahkan mengoleksinya. Jika

respon yang diterima itu positif maka hasilnya adalah mahasiswa Surabaya

mendukung serta melakukan tindakan tersebut diatas. Namun bila mahasiswa

Surabaya bersikap negatif maka kecenderungannya akan mengkritik

penggunaan gambar tersebut. sedangkan sikap netral akan muncul jika

mahasiswa tidak konsisten dalam melakukan tindakan terhadap penggunan

gambar garuda tersebut.

Sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda pada kaos

AX versi Studded Eagle (SE) dikategorikan dalam 3 kategori yaitu positif, negatif

dan netral. Dikatakan positif jika mahasiswa Surabaya tersebut melakukan

tindakan membeli/memakai/mengoleksi. Sementara dikatakan negatif jika

mahasiswa Surabaya tidak melakukan tindakan sama sekali dan dikatakan netral

(42)

3.3. Pengukuran Variabel

Indikator sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda

pada kaos AX versi Studded Eagle (SE) persis dengan garuda Pancasila diukur

dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur

komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif dinyatakan dalam

jumlah skor. Dalam pemberian skor pernyataan sikap yang bersikap mendukung

atau memihak obyek sikap (Azwar, 1997:161) sebagai berikut :

1. Sangat tidak setuju (diberi skor 1)

2. Tidak Setuju (diberi skor 2)

3. Setuju (diberi skor 3)

4. Sangat Setuju (diberi skor 4)

Adapun pilihan pernyataan digolongkan menjadi empat kategori jawaban

dengan meniadakan jawaban “ragu-ragu” (undeciaded), alasannya adalah sebagai

berikut :

a. Kategori undeciaded memiliki arti ganda, biasa diartikan belum dapat

memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki

arti ganda (mulai inpretable) ini tidak diharapkan dalam istrumen.

b. Tersedia jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah

terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian

(43)

Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan

Peneliti menyediakan 19 pernyataan-pernyataan mengenai sikap

mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda versi SE pada kaos

AX. jawaban tersebut menentukan sikap mahasiswa berdasarkan skor jawaban

masing-masing responden yang digolongkan menjadi tiga tingkat yaitu: positif,

netral dan negatif.

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar

interval dari pernyataan yang akan dijawab yaitu positif, netral, dan negatif

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

Range : Batasan dari tiap tingkat

Skor Tertinggi : Perkalian nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor terendah : Perkalian nialai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Jenjang : 3

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh lebar internal untuk

mengetahui sikap mahasiswa Surabaya terhadap penggunaan gambar garuda

tersebut. daftar pernyataan terdiri dari 19 item tersebut. Kemudian apabila skor

dan tingkat interval dari tiap-tiap kategori diketahui, maka hasil yang diperoleh

(44)

Skor Tertinggi : 19x4 = 76

Skor Terendah : 19x1 = 19

Skala Interval : (76-19) = 57 = 19

3 3

Skala intervalnya adalah 19. Batasan skor untuk sikap Mahasiswa

Surabaya terhadap gambar garuda tersebut adalah sebagai berikut :

- Jawaban dengan skor 19 – 37 = rendah (sikap negatif)

- Jawaban dengan skor 38 – 56 = sedang (sikap netral)

- Jawaban dengan skor 57 – 76 = tinggi (sikap positif)

Sikap negatif diperoleh apabila jawaban dari responden memiliki skor

antara 19 sampai dengan 37. Sikap netral apabila jawaban dari responden

memiliki skor 38 sampai dengan 56. Sikap positif diperoleh apabila jawaban dari

responden memiliki skor antara 57 sampai dengan 76.

Pada 19 item pernyataan, masing-masing pernyataan pada indikator sikap

memiliki jumlah pernyataan yang berbeda, antara lain :

1. Pada pernyataan komponen kognitif terdapat 8 item pernyataan.

2. Pada pernyataan komponen afektif terdapat 7 item pernyataan.

3. Pada pernyataan komponen konatif terdapat 4 item pernyataan.

Jawaban atas setiap pernyataan mendapatkan skor, dari skor tersebut

peneliti akan menyusun peringkat sikap mahasiswa Surabaya, apakah kategori

positif, netral dan negatif. Hal tersebut bergantung dari jumlah responden dan skor

(45)

3.3.1. Mahasiswa Surabaya

Mahasiswa Surabaya merupakan khalayak sasaran (target audience).

Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena mahasiswa memiliki

pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru termasuk adanya penggunaan

design gambar garuda tersebut.

Mahasiswa dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan

fashionable, faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan

keseharian mahasiswanya.

Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para masyarakat

Surabaya penggemar Armani Exchange. (terlampir dalam lampiran). Surabaya

juga merupakan kota metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat

setelah Jakarta (sumber: BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam penelitian

ini, dikarenakan mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar sebagai

Universitas, dengan total mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di Surabaya sendiri

bukan hanya terdapat Universitas yang menjadi perguruan tinggi, melainkan

terdapat pula 15 akademi dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.568 orang,

Institut dengan jumlah mahasiswa sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan

jumlah mahasiswa sebanyak 3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 15.440 orang (Depdiknas, per September 2007). Dalam hal

ini Peneliti lebih mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di

(46)

3.4. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yeng terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan demikian, populasi

merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Surabaya, baik Mahasiswa dari Universitas

Negeri maupun Mahasiswa dari Universitas Swasta yang dipilih oleh peneliti

sebagai responden. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang menyebar, maka

peneliti melakukan pemilihan populasi secara acak pada beberapa Universitas dari

seluruh Universitas di Surabaya berdasarkan data sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Jumlah Universitas dan Mahasiswa di Surabaya

Universitas Jumlah Mahasiswa

Universitas Katolik Darma Cendika Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 45

Universitas Katolik Widya Mandala Universitas Kristen Petra

Universitas Merdeka

Universitas Muhammadiyah Universitas Narotama Universitas Negeri Surabaya

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Universitas PGRI Adi Buana

(47)

Universitas Teknologi Surabaya Sumber data: Depdiknas (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) 2007

Jumlah total keseluruhan Mahasiswa Surabaya, baik Universitas Negeri

maupun Universitas Swasta adalah 110.547 orang (Sumber data: Depdiknas

2007). Setelah melakukan cluster random sampling, akhirnya peneliti

memperoleh tiga Universitas yang terpilih sebagai populasinya, antara lain:

Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur yang berada di wilayah Surabaya Timur dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 29.808 orang dan Universitas Widya Mandala terpilih sebagai

Universitas Swasta yang ada di wilayah Surabaya Pusat dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 6291 orang. Berarti jumlah populasi pada penelitian ini

adalah 36.099 orang.

3.4.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian yang diamati. Bila jumlah unsur populasi itu terlalu

banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan

samoel. Sampel mungkin menunjukkan karakteristik populasi disebut sebagai

galat sampling (sampel error). Sehingga, sampel error adalah perbedaan antara

hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus.

Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus

(48)

dahulu jumlah populasinya. Sedangkan nilai sampel dan presisi ditetapkan

diantara ± 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.

Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur yang berada di wilayah Surabaya Timur dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 29.808 orang dan Universitas Widya Mandala terpilih sebagai

Universitas Swasta yang ada di wilayah Surabaya Pusat dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 6291 orang. Berarti jumlah populasi pada penelitian ini

adalah 36.099 orang.

n = N

N(d²)+1

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi (presisi derajat ketelitian = 0,1)

1 = Angka Konstan

Menggunakan rumus diatas sebagai berikut :

n = 36.099

(36.099)(0,1²)+1

n = 36.099

361.99

n = 99,72 = dibulatkan menjadi 100

Jadi, didapatkan sampel yang diambil pada tiga universitas yang terpilih

(49)

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi

stage cluster random sampling, maka secara sistematis teknik penarikan sampel

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Bagan Multistage Cluster Random Sampling

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah

multistage cluster random sampling dapat dilakukan melalui dua tahap yang

digambarkan sebagai berikut :

a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan wilayah penelitian di kota Surabaya,

dimana kota tersebut terbagi 5 wilayah. Kemudian dilakukan pengundian

secara random atau acak, maka terpilih 2 wilayah penelitian yaitu

Surabaya bagian Timur dan Surabaya bagian Pusat.

b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan dari 2 wilayah penelitian, dimana kota

Surabaya memiliki 26 Universitas baik Universitas Negeri maupun

Universitas Swasta. Kemudian dilakukan pengundian secara random maka

terpilihlah Universitas sebuah bagian wilayah. Universitas Airlangga dan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim pada Surabaya bagian

(50)

Rincian Universitas yang tersebar di tiap wilayah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Daftar Universitas per Wilayah Surabaya

No WILAYAH UNIVERSITAS

1 Surabaya Timur Universitas 17 Agustus 1945 Universitas Airlangga Universitas Dr. Soetomo Universitas Hang Tuah

Universitas Katolik Darma Cendika Universitas Kartini

Universitas PGRI Adi Buana Universitas WR. Supratman Universitas Teknologi Surabaya 2 Surabaya Barat Universitas Wijaya Kusuma

Universitas Widya Kartika

3 Surabaya Pusat Universitas Katolik Widya Mandala

4 Surabaya Utara -

5 Surabaya Selatan Universitas Bhayangkara Universitas Negeri Surabaya Universitas Merdeka

Jadi sampel yang akan diambil untuk dijadikan responden sebanyak 100

orang Mahasiswa Surabaya, terbagi atas tiga Universitas yang terpilih diantaranya

adalah Universitas Airlangga, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(51)

N

n

N

n

1

1

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa Universitas Terpilih

No Universitas Terpilih Jumlah

1 Universitas Airlangga (UNAIR) 19.654 orang

2 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

10.154 orang

3 Universitas Widya Mandala 6.291 orang

Jumlah Keseluruhan 36.099 orang

Sumber : Depdiknas (Direktorat Jenderal Pendidikan) 2007

Agar lebih proporsional dalam menentukan sampel yang digunakan maka

dari jumlah sampel yang telah ditentukan tersebut dapat diperoleh sampel untuk

masing-masing daerah, dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan :

n1 = Jumlah penduduk disuatu daerah

N1 = Ukuran stratum ke-1

N = jumlah seluruh penduduk

n = Jumlah sample minimum yang telah ditetapkan

(52)

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh :

1. Universitas Airlangga

= 19.654 x 100

36.099

= 54,44

= 55

2. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim

= 10.154 x 100

36.099

= 28,13

= 28

3. Universitas Widya Mandala

= 6.291 x 100

36.099

= 17,42

= 17

Jumlah sampel pada masing-masing Universitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Jumlah Sampel pada tiap Universitas Terpilih

No Universitas Terpilih Jumlah

1 Universitas Airlangga 55 orang

2 UPN “Veteran” Jatim 28 orang

3 Universitas Widya Mandala 17 orang

(53)

Kuisioner disebarkan menurut pembagian jumlah sampel tiap Universitas

yang terpilih. Universitas Airlangga sebanyak 55 orang, UPN “Veteran” Jatim

sebanyak 28 orang, Universitas Widya Mandala sebanyak 17 orang. Total

keseluruhan responden sebanyak 100 orang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan data dari para responden

dengan menyebarkan daftar kuisioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil

dari daftar kuisioner. Dalam penyebaran kuisioner ke responden didampingi oleh

peneliti, hal ini dilakukan dengan alasan apabila dalam kuisioner yang diajukan

terdapat pertanyaan dan pernyataan yang kurang dipahami oleh responden dapat

dijelaskan oleh peneliti. Agar menghindari kemungkinan salah persepsi dan

jawaban yang ada adalah valid. Sementara data sekunder diperoleh dari

buku-buku penunjang lainnya.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan table frekuensi

yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara

berdasarkan penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuisioner selanjutnya akan diolah untuk

(54)

mengedit, mengkode, dan memasukkan data ke dalam tabulasi data untuk

selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data

yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

P = F

x 100 %

N

Keterangan:

P = Presentase Responden

F = Frekuensi Responden

N = Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh apa yang

diinginkan peneliti dnegan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Giorgio Armani adalah seorang designer kenamaan kelas dunia. Perancang

asal Italy ini terkenal dengan rumah mode Armani Exchange, yang berdiri sejak

tahun 1991 dengan pangsa pasar penggemar koleksinya adalah para kaum muda.

Kaos merupakan salah satu produk fashion, yang dapat digunakan sebagai

saluran atau media alternatif untuk berkomunikasi. Berbagai bentuk, gambar atau

kata-kata dalam kaos merupakan pesan. Kaos karya Armani ini berdesain gambar

garuda, versinya “Studded Eagle”. Kaos sebagaimana pakaian lainnya, membawa

pesan dalam sebuah “teks terbuka” dimana pembaca dan penggunanya bisa

mengintrepetasikan dalam berbagai cara dan sudut pandang masing-masing.

Design kaos T-shirt bergambar garuda yang mirip dengan Garuda

Pancasila ini dikenal dengan sebutan versi “Studded Eagle”. Kaos karya Armani

Exchange dikenal dengan singkatan AX ini tersedia dalam tiga warna T-shirt,

yaitu biru, hitam, dan putih.

Showroom satu-satunya di Indonesia adalah di Plasa Senayan, Jakarta.

Namun, untuk kaos versi “Studded Eagle” ini hanya dijual via online melalui

(56)

4.1.1. Mahasiswa Surabaya

Mahasiswa Surabaya merupakan khalayak sasaran (target audience).

Mahasiswa dipilih oleh peneliti sebagai responden karena mahasiswa memiliki

pemikiran yang lebih rasional terhadap hal-hal baru termasuk adanya penggunaan

gambar garuda tersebut.

Mahasiswa dipilih berdasarkan kecenderungan kepada gaya dan

fashionable, faktor fashion and style diperhitungkan dalam sisi penampilan

keseharian mahasiswanya.

Surabaya dipilih karena secara ilmiah, ada kecendurungan para masyarakat

Surabaya penggemar Armani Exchange. Surabaya juga merupakan kota

metropolis kedua dengan jumlah penduduk yang terpadat setelah Jakarta (sumber:

BPS Surabaya,2004). Surabaya terpilih dalam penelitian ini, dikarenakan

mempunyai 26 perguruan tingi yang terdaftar sebagai Universitas, dengan total

mahasiswa sebanyak 110.547 orang. Di Surabaya sendiri bukan hanya terdapat

Universitas yang menjadi perguruan tinggi, melainkan terdapat pula 15 akademi

dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.568 orang, Institut dengan jumlah

mahasiswa sebanyak 19.531 orang, Politeknik dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 3.537 orang, dan Sekolah tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak

15.440 orang (Depdiknas, per September 2007). Dalam hal ini Peneliti lebih

mengkhususkan memilih populasi mahasiswa yang terdaftar di Universitas.

Peneliti memperoleh tiga Universitas yang terpilih sebagai populasinya,

antara lain: Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional

Gambar

Gambar 1. Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Tabel 3.1. Jumlah Universitas dan Mahasiswa di Surabaya
Gambar 3. Bagan Multistage Cluster Random Sampling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan nilai kelelahan anaerobik dengan pemeriksaan laboratorium kadar asam laktat darah pada manusia untuk

KSF adalah area atau aspek-aspek yang merupakan potensi untuk memperoleh competitive advantage dalam suatu industri tertentu, terutama dalam hal-hal yang penting

 Melakukan analisis kajian habitat dan manfaat anggota Chordata Kelas Amphibia  Jurnal Belajar 11/22 3 4 5 Mengkomuni- kasikan hasil penerapan kla- sifikasi hewan

Budaya SATRIYA lanjutnya, merupakan nilai budaya yang mengandung filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, bermakna sebagai kewajiban melindungi dan memelihara serta membina

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan kode televisi yaitu, pada level realitas konstruksi makna lansia yang dibentuk adalah seorang

Berdasarkan perbandingan rhitung dan rtabel maka indikator untuk variabel Product Quality (X3) nilai rhitung > rtabel pada setiap kolom yang menandakan bahwa item

Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme tidak ditentukan sanksi bila pelaksanaan putusan pemberian kompensasi dan/atau restitusi tidak dilakukan, sebab