Inter-Professional Education
in Clinical Setting*)
HARIF FADHILLAH
KETUA UMUM DPP PPNI
Disampaikan pada PERTEMUAN DAN EKSPO PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (PEPKI) VII
Excellent patient care cannot be
achieved by a single care provider,
but rather requires the expertise and
unique abilities of all care providers
(Norsen, 1995)
Lingkup bahasan
Tantangan dan Reformasi Kesehatan
Pengertian tentang IPE dan CP
Alasan memerlukan IPE
Kendala IPE yang efisien dan efektif
Solusi yang memungkinan dalam
merancang dan
1 • Tantangan masalah kesehatan yang sangat kompleks 2
• Ketidakmampuan untuk menjamin mutu pemberi pelayanan dan pelayanan kesehatan
3
• Ketidakseimbangan SDM Kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualifikasi
4 • Terpilahnya pelayanan dan rendahnya cakupan 5 • Terbatasnya alokasi dan manajemen sumber
Tantangan Utama Pelayanan Kesehatan
di Asia Tenggara, termasuk Indonesia:
1
• Legislasi dan Hak Azasi Manusia memperoleh pelayanan kesehatan
2
• Asuransi kesehatan bagi masyarakat luas3
• Desentralisasi dan otoritas daerah4
• Profesionalisme pada tiap tatanan, termasuk pelayanan kesehatan di masyarakat
1
• Kesinambungan pelayanan kesehatan2
• Partisipasi aktif masyarakat membangun lingkungan yang sehat
3
• Merespons penyakit yang muncul kembali atau penyakit baru
4
• Mendekatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata
Interprofessional
team
Interprofessional
collaboration
Patient
safety and
optimum
patient/fami
ly/communit
y care
WHO (2010). Framework for Action on Interprofessional Education and Collaborative Practice
Multi disiplin
Kedokteran Keperawatan Kebidanan Kedokteran gigi Kefarmasian etc Keluarga Pasien/ KlienPasien/Klien sebagai Fokus
Intervensi
Kedokteran
Keperawatan
Anamnesa
Diagnostik Medik
Perencanaan &
Tritmen Medik
Pengkajian
Diagnosis keperawatan
Perencanaan &
Tritmen Keperawatan
Ilmu Kedokteran
Ilmu Keperawatan
Paradigm Shift
Physician Centered practice to Patient Centered
practice
Practitioner autonomy to Team collaboration
Focus on illness & cure to Focus on health promotion
Passive patient role to Involved patients &
families
Acute, episodic care to Care for chronic
conditions
IPE in Clinical Setting
Interprofesional education Role : Colaborative practice• dua profesi atau lebih saling belajar tentang, dari dan dengan satu sama lain untuk memungkinkan kolaborasi efektif dan meningkatkan health
outcome
Pendidikan interprofessional
• semua individu dengan
pengetahuan dan/atau
keterampilan mengkontribusi pada
kesejahteraan fisik, mental dan
sosial masyarakat
Tenaga
profesional
Pendidikan Interprofessional dan
Praktik Kolaboratif (WHO, 2010)
Setelah 50 tahun WHO dan Mitra mendapatkan
evidence yang menunjukkan
pendidikan interprofessional yang efektif memungkinkan
praktik kolaboratif yang efektif
WHO & Mitra mengakui kolaborasi interprofesional dalam pendidikan dan praktik
sebagai strategi inovatif yang berperan penting untuk menyelesaikan krisis SDM
IPE Clinical learning
experience
Diskusi kasus bersama
Simulasi, Roleplay
Praktik Klinik dalam Tim
Interprofesional : Kliinik maupun Komunitas
Kasus / masalah yang dapat ditangani secara interprofesional
Patient Safety
Bekal akademik mahasiswa yg cukup untuk berkolaborasi Kemampuan Interpersonal Relationship
Etika Profesi dan Etika Pelayanan : Aspek Legal Yankes
Memahami Karakter, Kultur dan regulasi Wahana Praktik
Kemampuan
membangun Team work
IPE Clinical learning
experience
• Tenaga kesehatan dari berbagai profesi memberikan pelayanan komprehensif bekerjasama dengan pasien, keluarga, kader kesehatan dan komunitas untuk
memberikan asuhan lintas tatanan bermutu tinggi
•
Praktik
Kolaboratif
• klinik dan non klinik yang
berhubungan dengan kegiatan
mendiagnosis, tritmen, surveilans,
komunikasi kesehatan, manajemen
dan sanitasi
Praktik
Pendidikan Interprofessional dan
Praktik Kolaboratif (WHO, 2010)
f.sri@unpad.ac.id IPCP PIT HPMI 16 6
INTERPROFESSIONAL COLLABORATIVE PRACTICE:
“When multiple health workers from different
professional backgrounds
work together with patients, families, [careers],
and communities
“KEMITRAAN antar profesional kesehatan melalui
pendekatan KOLABORATIF dalam pengambilan
keputusan terkait proses pelayanan kesehatan
(Orchard, Curran, Kabene: 2005)
Proses kerjasama dan berbagi peran yang berfokus
pada masalah (Petri, 2010)
Praktik Kolaborasi Interprofessional
7 IPCP PIT HPMI 16
1
• Telah belajar bagaimana bekerja dalam tim interprofessional dan memiliki kompetensi untuk melakukannya
2
• Terjadi jika pekerja kesehatan dari berbagai latarbelakang profesi bekerjasama dengan pasien, keluarga, care giver dan komunitas untuk memberikan asuhan berkualitas tinggi
3
• Memungkinkan profesi kesehatan yang memiliki
kompetensi dapat mencapai tujuan kesehatan lokal
W S P E R S I M ed an 24 Fe bruari 20 16
ELEMEN INTERPROFESIONAL
KOLABORASI
Responsibility
Accountability
Coordination
Communication
Cooperation
Assertiveness
Autonomy
Mutual Trust And
Mekanisme Pengembangan
Pendidikan Interprofessional
Mekanisme edukator (al. staf akademik, pelatihan, unggulan,
dukungan institusi, komitmen manajerial, hasil pembelajaran)
Mekanisme kurikuler: (al. logistik dan penjadualan, isi program,
kehadiran, tujuan bersama, prinsip pembelajaran dewasa, pembelajaran kontekstual)
Pengembangan staf akademik: (al.ekspansif, pengalaman
berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain dengan latar belakang berbagai profesi, kesempatan untuk berbagi
dengan profesi lain yang menghargai pentingnya pendidikan interprofessional dan komitmen)
Wahana Praktik Pendidikan : ditetapkan dan dikembangkan
serta memberi kesempatan yang sama untuk semua profesi dan dapat menyelenggarakan Pembelajaran Kolaboraatif Praktik
Interprofessional education in university setting (college-led pre-qualifying IPE)
Patient-centered interprofessional
collaborative practice in healthcare services
Interprofessional training in healthcare services (service-/jointly-led IPE)
• Role model from the healthcare practitioners in the teaching hospital/clinics
• Partnership between teaching and healthcare service institutions
• Teachers and hospital/clinic staff training • Curriculum • Classroom based activities • Simulation • Clinical and community placement • Continuing professional development • Quality improvement • Patient-centered practice
Mekanisme Pengembangan Praktik Kolaboratif
1.
Mekanisme dukungan institusi (model
pemerintah, protokol struktur, berbagi
sumber operasional, kebijakan SDM,
praktik manajemen suportif,
2.
Mekanisme budaya kerja (al: strategi
komunikasi, kebijakan resolusi konflik,
berbagi proses pengambilan keputusan)
3.
Mekanisme Lingkungan (al: membangun
lingkungan, fasilitas, rancangan ruang)
Memperhatikan batas kewenangan
Peserta Didik
Elemen Keberhasilan Praktik Kolaboratif
1 Organisasi/
Program Asuhan berfokus pada klienAnggota tim saling menghargai dan mempercayati Komunitas mendukung
2 Struktur Tim Peran yang jelas
Tujuan tim disepakati bersama
Dokter berpatisipasi setara sebagai bagian tim 3 Proses Tim Tampak proses membangun tim
Berbagi informasi menjadi norma tim Komunikasi yang baik antar anggota tim
Pelayanan diberikan dengan kordinasi yang baik 4 Hasil Tim Kepuasan klien tinggi
Kepuasan pemberi layanan tinggi Tujuan tim tercapai tinggi
5 Kondisi
Lingkungan Sumber memadaiAnggota tim kompeten Kepakaran diakui
Regulasi professional diberlakukan Pendidikan dihargai dan ditingkatkan
Menciptakan Lingkungan Kolaboratif
1
Komunikasi
Interaktif dan jelas antara anggota
tim
2
Partisipasi
Inklusif tidak eksklusif dengan saling
menghargai kompetesi
3
Kesepakatan
Melihat situasi secara komprehensif
dan mencapai solusi yang dapat
ditermia secara bersama
4
Kepemimpina
n kolektif
Saling mendukung dan
mempercayai antara anggota tim
untuk berbagi tanggungjawab dala
mengkordinasikan
Kendala Menciptakan Lingkungan Kolaboratif
1 Kompetisi Bersaing untuk menentukan posisi keterlibatan dalam tim
2 Tidak ada struktur Alat atau proses yang tidak memadai untuk
mengintegrasikan kegiatan inter dan intra disiplin, termasuk manajemen asuhan dan komunikasi
3 Tidak ada rasa
percaya Kesalahpahaman tentang kompetensi dan area berbagi kepakaran
4 Tidak ada sistem
pendukung Tidak ada insentif dalam lingkungan kerja untukmempertahankan kerja tim. Dukungan sistem harus berorientasi pada tim bukan individu. Meliputi dana, regulasi, komunikasi dan sistem
informasi, pendidikan dan sistem pelatihan, sistem penghargaan dan proses penilaian, juga proses rekrutmen dan seleksi
Bagaimana di Indonesia?
Mengubah mindset (cara pandang) tentang kemitraan dan
kesetaraan
Memfokuskan tujuan pada kepentingan output pendidikan
yang profesional untuk melayani penerima pelayanan kesehatan
Kebijakan yang adil dan dapat meningkatkan pendidikan
Bagaimana di
Indonesia?....
Mekanisme untuk membangun pendidikan interprofessional dan
praktik kolaboratif, meliputi:
1. praktik manajemen yang suportif
2. unggul dalam mengidentifikasi dan memberikan dukungan 3. mengubah budaya dan sikap profesi kesehatan
4. Kesediaan untuk memperbaharui dan merevisi kurikulum 5. legislasi yang sesuai untuk mengeliminasi
Bagaimana di
Indonesia?...
Pendidikan interprofessional dan praktik kolaboratif tidak
sama pada semua sistem kesehatan. Perlu menggunakan mekanisme yang paling layak terap dan sesuai untuk
kebutuhan Indonesia
Lakukan bertahap: intradisiplin, multidisiplin, dan interdisiplin Dukungan regulasi bagi Tenaga Kesehatan (UU. No. 29/2004,
UU No. 36/2014, UU No. 38/2014 implementasinya perlu diarahkan pada IPE
Together we make a
difference
Harif Fadhillah
Tempat Tanggal Lahir : Curup, 3 Agustus 1969
Alamat : Vila Mutiara jaya M 39/05 Cibitung Bekasi Jawa Barat Pekerjaan : Perawat RS Islam Jakarta 1991-2015 (Agustus)
Staf Pengajar FIK UMJ – sekarang Advokat - sekarang
Organisasi :
1. Ketua Umum DPPl PPNI periode 2015-2020
2. Ketua Komparteman Keperawatan PERSI PUSAT 2015-2018 3. Anggota MTKI 2011-2013
Pendidikan : 1. Akper RSIJ – 1991
2. FIK UI – 1998
3.FH UIC – 2007 , PKPA PERADI 2009 4. Magister Hukum UNIKA SUGIYAPRANATA -5. Magister Manajemen Keperawatan - Sekarang