PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MEMANFAATKAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF
DRILL AND PRACTICE
MELALUI TEKNIK SUPERVISI DEMONSTRASI
DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
HERLINA
8126132052
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MEMANFAATKAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF
DRILL AND PRACTICE
MELALUI TEKNIK SUPERVISI DEMONSTRASI
DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
HERLINA
8126132052
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRACT
HERLINA. Improvement of Teachers’ Skill in Utilizing Interactive Multimedia Drill & Practice through Demonstration Supervision Technique at SMA Negeri 5 Banda Aceh. Thesis. Postgraduate Program State University of Medan (UNIMED), Medan. 2014.
ii
ABSTRAK
HERLINA. Peningkatan Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice Melalui Teknik Supervisi Demonstrasi di SMA Negeri 5 Banda Aceh. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice melalui teknik supervisi demonstrasi di SMA Negeri 5 Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri atas 6 kali pertemuan pada siklus I dan 3 kali pertemuan pada siklus II. Sampel penelitian terdiri atas 4 orang guru kimia pada SMA Negeri 5 Banda Aceh yang ditentukan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Instrumen penelitian adalah berupa lembar observasi yang menggunakan rating scale dalam bentuk
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis
yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia
Interaktif Drill and Practice melalui Teknik Supervisi Demonstrasi di SMA Negeri 5 Banda Aceh” merupakan kewajiban mahasiswa pascasarjana Unimed dalam menyelesaikan perkuliahan program pascasarjana.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari segi
penulisan, isi materi maupun penggunaan bahasa yang kurang tepat. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan dari para pembaca berupa kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis ini dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing I dan Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Dosen pembimbing II yang
telah banyak memberikan arahan dan petunjuk serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan tesis ini serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tesis ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan
semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr.
Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.
4. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., dan Dr. Arif
Rahman, M.Pd., selaku narasumber dan penguji yang sangat banyak
memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah
iv
6. Direktorat Pembinaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa
Beasiswa S2 Kepengawasan bagi peneliti sehingga dapat menimba ilmu di
Universitas Negeri Medan (UNIMED).
7. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 5
Banda Aceh.
8. Usman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Banda Aceh yang telah
memberikan izin penelitian, Mustafa, S.Pd, selaku pemantau pelatihan, Rita
Zahara, S.Si, Dewi Yuslinda, S.Pd, Marlina, S.Pd.I, dan Dra. Siti Asmah
selaku peserta pelatihan, yang telah meluangkan waktu bersama-sama dengan
Penulis dalam penyelesaian Tesis.
9. Orangtua tercinta, ayahanda Sofyan Cut Neh dan ibunda Zumarni Machmud,
kakanda tersayang Suwardi, ST, dr. Yenni Fitrika, Fachrizal, SE, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan dari awal perkuliahan sampai penyelesaian Tesis ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan angkatan pertama yang telah memberikan bantuan moral dan
spiritual saat perkuliahaan maupun dalam penulisan tesis ini.
11. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap semoga tesis ini memberikan
manfaat bagi kemajuan pendidikan. Terima kasih.
Medan, Juni 2014 Penulis,
v
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 16
1. Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif ... 16
vi BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 55
B. Subjek Penelitian ... 55
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 56
D. Desain Penelitian ... 57
E. Prosedur Penelitian ... 63
F. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian ... 64
G. Teknik Analisis Data ... 66
H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Data Penelitian ... 69
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 70
1. Siklus I ... 70
2. Siklus II ... 87
C. Pembahasan dan Temuan Lapangan ... 98
D. Keterbatasan Peneliti ... 107
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 108
B. Implikasi ... 108
C. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
vii
Tabel 3.1 Tahap-tahap Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ... 58
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan ... 64
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Tampilan Visual Multimedia Interaktif Drill & Practice ... 65
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Teknik Supervisi Demonstrasi ... 65
Tabel 4.1 Data Awal Penelitian pada SMA Negeri 5 Banda Aceh ... 69
Tabel 4.2 Rekapitulasi Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Drill & Practice pada Siklus I ... 77
Tabel 4.3 Skor Perolehan untuk Setiap Indikator Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada Siklus I ... 79
Tabel 4.4 Rekapitulasi Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 81
Tabel 4.5 Skor Perolehan untuk Setiap Indikator Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada Siklus I ... 83
Tabel 4.6 Rekapitulasi Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Drill & Practice pada Siklus II ... 91
Tabel 4.7 Skor Perolehan untuk Setiap Indikator Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada Siklus II ... 93
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II... 94
viii
Tabel 4.10 Rekapitulasi Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada
Siklus I dan II ... 99
Tabel 4.11 Rekapitulasi Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia
ix
Gambar 4.1 Diagram Batang Perkembangan Keterampilan Guru Memanfaatkan
Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 77 Gambar 4.2 Diagram Batang Perbandingan Keterampilan Guru untuk Setiap
Program pada Siklus I ... 78
Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Pencapaian untuk Setiap Indikator
Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada Siklus I .... 80 Gambar 4.4 Diagram Batang Perkembangan Tampilan Komunikasi Visual
Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 81 Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Tampilan Komunikasi Visual
Produk yang Dihasilkan Guru untuk Setiap Program pada Siklus I ... 82
Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Pencapaian untuk Setiap Indikator
Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 84 Gambar 4.7 Diagram Batang Perkembangan Keterampilan Guru Memanfaatkan
Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 91 Gambar 4.8 Diagram Batang Perbandingan Keterampilan Guru untuk Setiap
Program pada Siklus II ... 92
Gambar 4.9 Diagram Batang Persentase Pencapaian untuk Setiap Indikator
Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice dengan Menggunakan Aplikasi Hot Potatoes pada
Siklus II ... 94
Gambar 4.10 Diagram Batang Perkembangan Tampilan Komunikasi Visual
Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II ... 95 Gambar 4.11 Diagram Batang Perbandingan Tampilan Komunikasi Visual
x
Gambar 4.12 Diagram Batang Persentase Pencapaian untuk Setiap Indikator
Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II ... 97 Gambar 4.13 Diagram Batang Tren Perkembangan Keterampilan Guru dalam
Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice ... 100 Gambar 4.14 Diagram Batang Tren Perkembangan Guru dalam Mendesain
Tampilan Komunikasi Visual Produk Multimedia Interaktif Drill &
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Skema Pelaksanaan Penerapan Teknik Supervisi Demonstrasi
untuk meningkatkan Keterampilan Guru Memanfaatkan
Multimedia Interaktif Drill & Practice ... 115
Lampiran 2 Instrumen Data Awal penelitian ... 116
Lampiran 3 Lembar Observasi Keterampilan ... 118
Lampiran 4 Lembar Observasi Tampilan Visual Multimedia Interaktif Drill &Practice ... 121
Lampiran 5 Lembar Observasi Pelaksanaan Teknik Supervisi Demonstrasi ... 123
Lampiran 6 Rencana Supervisi Teknik Demonstrasi pada Siklus I ... 126
Lampiran 7 Rencana Supervisi Teknik Demonstrasi pada Siklus II ... 144
Lampiran 8 Perkembangan Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 149
Lampiran 9 Perkembangan Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II ... 153
Lampiran 10 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 155
Lampiran 11 Rekapitulasi Penilaian Tampilan Komunikasi Visual Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus I ... 158
Lampiran 12 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II... 159
Lampiran 13 Rekapitulasi Penilaian Tampilan Komunikasi Visual Multimedia Interaktif Drill & Practice pada Siklus II ... 162
Lampiran 14 Contoh Materi Soal yang Dipersiapkan Oleh Guru ... 163
Lampiran 15 Materi Soal yang Dipersiapkan Oleh Guru ... 166
Lampiran 16 Soal Latihan Mandiri pada Siklus I ... 178
Lampiran 17 Soal Latihan Mandiri pada Siklus II ... 182
xii
Lampiran 19 Dokumentasi Pelaksanaan Pelatihan Pemanfaatan Multimedia
Interaktif Drill & Practice Melalui Teknik Supervisi Demonstrasi
Di SMA Negeri 5 Banda Aceh ... 206
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya proses pembelajaran di kelas merupakan proses komunikasi
antara guru dengan siswa. Guru menyampaikan ajaran dan didikan sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi kepada
siswa. Proses guru menuangkan ajaran dan didikan ke dalam simbol komunikasi
merupakan proses encoding, sedangkan ketika siswa menafsirkan simbol
komunikasi dari guru merupakan proses decoding (Sadiman, 1984: 12).
Media/perantara yang baik diperlukan untuk mengurangi terjadinya
kesalahan dalam menterjemahkan informasi yang disampaikan oleh guru,
sehingga antara siswa satu dengan siswa yang lain memiliki pemahaman yang
sama. Penggunaan media dapat membantu dalam pembelajaran karena
keunggulan media menurut Hamalik (1989: 189) adalah dapat membantu siswa
mempelajari bahan pelajaran yang luas, yang memuat berbagai konsep, fakta,
prinsip, sikap dan keterampilan, dapat menumbuhkan motivasi belajar, sikap, dan
cara belajar yang lebih efektif serta menumbuhkan persepsi yang lebih tinggi
terhadap hal yang dipelajari, membantu siswa dan guru dalam proses instruksional
suatu bidang studi, yang didukung secara multidisipliner, meningkatkan kepuasan
dan keberhasilan sesuai dengan keinginan masing-masing guru.
Berbagai media, seperti media informasi baik cetak maupun elektronik
sangat diperlukan untuk memperoleh berbagai sumber keilmuan, dimana guru
semestinya selalu up to date dengan perkembangan teknologi dalam menunjang
2
sebagai bagian dari kreativitas dan inovasinya yang dapat meningkatkan
keterampilannya dalam mengadakan variasi penggunaan media. Guru dapat
memanfaatkan berbagai situs web untuk memilih aneka jenis aplikasi yang dapat
digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik
menjadikan pembelajaran menyenangkan dan potensi anak akan berkembang
dengan baik, yang akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Hal tersebut sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas, pasal 40 ayat (1) yang menyebutkan “guru dan tenaga
kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”. Pernyataan tersebut
ditegaskan lagi dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 19 ayat (1) yang berbunyi “proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media
pembelajaran berbasis komputer dengan bantuan aplikasi/software. Dewasa ini
aplikasi komputer berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah
memanfaatkan software komputer dalam pembuatan berbagai alat bantu
pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia. “Research has shown
that the use of multimedia can aid in the comprehension and retention of student
learning” (Mishra & Sharma, 2005: 75). Penelitian telah membuktikan bahwa
3
penyimpanan memori mereka tentang pembelajaran. Teknologi multimedia telah
menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang dalam belajar,
memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan juga dapat membantu guru
untuk mengatasi dan melayani keberagaman gaya belajar siswa, baik itu audio,
visual ataupun kinestetik. Demikian juga bagi peserta didik, dengan multimedia
diharapkan mereka akan lebih efesien dan efektif untuk menentukan dengan apa
dan bagaimana cara mereka menyerap informasi dalam pembelajaran. Heinich,
dkk. (2002: 242) juga menyebutkan hal yang sama seperti berikut:
Multimedia addresses different learning styles. Auditory learners, visual learners and tactile learners all benefit from multimedia’s varied presentatition form. The redundancy of print, sound, visuals and motion media allows learners to choose for themselves the most meaningful sensory mode.
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar
mampu akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi
belajar aktif, menfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang
berpusat pada siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik. Oleh karena itu guru
harus mengeksplor kemampuannya dalam menggunakan TIK sebagai upaya untuk
meningkatkan prestasi peserta didiknya, dengan membuat multimedia
pembelajaran interaktif misalnya.
Salah satu media pembelajaran yang paling diminati akhir-akhir ini adalah
multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu sistem penyampaian
pengajaran yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendakinya untuk
4
atau lebih yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi
secara terintegrasi, sedangkan kata interaktif mengacu kepada kemampuan media
untuk mengakomodasi respon dari si pengguna/pemakai media.
Banyak penerbit yang menjual buku teks dengan menyertakan CD
pembelajaran interaktif untuk menarik minat pembeli. Dunia maya pun tidak mau
kalah, banyak situs dan blog yang menyediakan berbagai macam bahan
ajar/latihan dalam bentuk interaktif yang dilengkapi dengan animasi yang menarik
dan penuh warna. Bagi guru yang ingin mengkreasikan materi/latihannya sendiri,
aplikasi untuk membuatnya pun tersedia secara gratis, (namun sebahagiannya
harus diregister terlebih dahulu/prabayar), bahkan dilengkapi dengan tutorial
penggunaannya.
Beberapa model multimedia interaktif menurut Rusman, dkk. (2012:
68-69) yaitu model drills, tutorial, simulasi, dan games. Heinich, dkk. (2002: 227)
membedakan enam metoda pembelajaran dengan bantuan komputer (
computer-assisted instructional) yaitu: a) drill and practice, b) tutorial, c) gaming, d)
simulation, e) discovery, dan f) problem solving. Penelitian tindakan ini
mengkhususkan kajian pada pengembangan media interaktif jenis drill and
practice, yaitu jenis latihan otomatis. Model drill dalam pembelajaran berbasis
komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya
(Rusman, dkk., 2012: 68).
Dalam drill and practice, pertanyaan kegiatan disajikan kepada peserta
5
apakah jawabannya benar atau salah. Drill and practice merupakan cara yang
efektif bagi siswa untuk belajar, karena mengacu pada praktek berulang dengan
tingkat keahlian berbeda, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
konsep tertentu dengan cepat dan efektif, terlebih bagi siswa yang memiliki gaya
belajar visual. Dengan cara pemberian soal, siswa akan lebih aktif dan berusaha
semaksimal mungkin untuk memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru
sehingga guru dapat memantau secara langsung keaktifan siswa tersebut dalam
proses belajar mengajar.
Latihan yang disajikan dalam bentuk tertulis membuat siswa kurang
tertarik, karena media yang digunakan biasanya hanya berupa teks yang tidak
dapat divisualisasikan sehingga tampilannya bersifat monoton (tidak bergerak,
hitam putih). Hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh, dan tidak tertantang
sehingga minat belajarpun berkurang. Multimedia interaktif memungkinkan cara
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga keterampilan guru untuk
menggunakan multimedia pembelajaran interaktif drill and practice sangat
diperlukan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru disibukkan oleh sisi-sisi
pemenuhan administrasi persiapan mengajar tanpa mempertimbangkan dan
mempersiapkan aspek-aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran di dalam
kelas, sehingga tidak terpikirkan oleh guru untuk membekali dirinya dengan
keterampilan memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice. Hal ini sesuai
dengan ungkapan Wijaya Kusumah, Pengurus Ikatan Guru Indonesia
menyebutkan dalam harian Kompas edisi 13 July 2013 bahwa guru masih kurang
6
mendukung pembelajaran yang interaktif, padahal pemanfaatan informasi &
komunikasi sangat ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena
itu penggunaan multimedia sebagai salah satu faktor pendukung keterampilan
mengajar guru merupakan suatu keniscayaan, terutama dalam pembelajaran
interaktif. Hal ini sesuai dengan ungkapan Tony Leadhl Divine, Wakil Presiden
Global Peace Foundation Internasional dalam harian kompas edisi 8 November
2013, yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran tradisional satu arah tidak
relevan dengan tuntutan dunia abad 21.
Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia 2011
yang diterbitkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika juga menyebutkan
bahwa rasio guru yang melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) dengan
menggunakan TIK masih sangat rendah, yaitu sebesar 0,39. Sebanyak 70%
sekolah dalam survei merupakan sekolah negeri, yang terbagi atas SD (59%),
SMP (22%), SMA (11%), dan SMK (8%).
Sagala (2011: 164) juga menyebutkan beberapa realita yang sering terjadi
di lingkungan sekolah, seperti yang tertera di bawah ini:
Selama ini pembelajaran yang berlangsung di sekolah cenderung menunjukkan (1) guru lebih banyak ceramah; (2) media belum dimanfaatkan; (3) pengelolaan belajar cenderung klasikal dan kegiatan belajar kurang bervariasi; (4) tuntutan guru terhadap hasil belajar dan produktivitas rendah; (5) tidak ada pajangan hasil karya peserta didik; (6) guru dan buku sebagai sumber belajar; (7) semua peserta didik dianggap sama; (8) penilaian hanya berupa test; (9) latihan dan tugas-tugas kurang dan tidak menantang; dan (10) interaksi pembelajaran searah.
Hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru di SMA Negeri 5
Banda Aceh serta studi awal yang telah dilakukan dengan pemberian angket pada
bulan September 2013, diperoleh informasi bahwa dari 13,33% guru yang pernah
7
hanya 6,67% guru yang paham mengenai multimedia interaktif drill and practice,
3,34% guru menggunakan multimedia interaktif drill and practice yang telah
tersedia dalam CD interaktif, 3,33% guru yang melaksanakan PBM menggunakan
CD interaktif namun tidak memiliki pengetahuan tentang multimedia interaktif
drill and practice dan belum ada satupun guru yang pernah memanfaatkan
aplikasi yang tersedia untuk menyusun multimedia interaktif drill and practice.
Fenomena inilah yang melatarbelakangi sehingga permasalahan rendahnya
keterampilan guru dalam memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut melalui penelitian ini.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kemampuan dan
keterampilan guru dalam memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice
dalam menunjang keberhasilan proses pembelajarannya sehingga mereka tidak
menggunakan multimedia dalam pembelajaran di kelas. Sumintono, dkk. (2009)
dalam penelitian yang berjudul penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pengajaran: survey pada guru-guru sains SMP di Indonesia menyebutkan
beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemakaian TIK dalam
pembelajaran antara lain: (1) masalah teknis yang terkait dengan listrik; (2)
fasilitas hardware; (3) virus komputer; (4) kemampuan bahasa inggris yang
rendah dalam memahami program perangkat lunak; (5) kurangnya pengetahuan
dan keterampilan; (6) tidak ada kolaborasi profesional dengan praktisi dunia
pendidikan yang telah mempunyai pengalaman dalam pemanfaatan teknologi; (7)
sarana dan prasarana di sekolah yang belum memungkinkan penggunaan media
berbasis komputer dalam proses belajar mengajar (PBM); (8) kurangnya motivasi
8
waktu untuk mempelajari penggunaan teknologi yang dapat menunjang PBM; (8)
kurangnya kreativitas dan inovasi dalam melakukan pembaharuan dalam teknik
pengajaran; dan (9) tidak mendapat pelatihan dan supervisi dalam hal
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Rakes & Casey, and Charp (Mishra & Sharma, 2005: 29) menyatakan
bahwa kegagalan guru mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran
terjadi karena ketidaksiapan guru dalam menghadapi perubahan, kurangnya
keterampilan, teknik dan pengetahuan pedagogik untuk mengefektifkan
penggunaan teknologi dalam kelas. Adanya anggapan bahwa pemanfaatan
teknologi bukan merupakan keterampilan pokok yang harus dikuasai sebagai
salah satu proses yang memberikan efek bagi peserta didik, juga memberikan
kontribusi terhadap kurangya penggunaan TIK dalam kelas.
Heriyadi (2012) dalam jurnal pendidikan vokasi menyebutkan beberapa
faktor yang menyebabkan kurangnya implementasi TIK dalam pembelajaran
antara lain: (1) faktor usia; (2) dukungan sarana peralatan; (3) kesempatan; (4)
dukungan kebijakan dari atasan; (5) ketersediaan infrastruktur di sekolah yang
tidak merata dan tidak dengan mudah dapat disesuaikan; dan (6) tidak ada
pelatihan serta pendidikan yang sistematis dalam penguasaan TIK.
Zepeda (Glickman, dkk., 2010: 59) menyebutkan bahwa salah satu alasan
kegagalan penerapan inovasi oleh guru adalah tidak adanya bantuan dari
supervisor untuk memadukan inovasi-inovasi yang ada. Selanjutnya juga
disebutkan bahwa guru seringkali tidak memiliki waktu yang cukup untuk
9
One reason for these failures (innovations have been failed tobe adapted by teacher) may be that supervisors have not helped teacher to integrate the innovations... Moreover, teachers often simply are not provided sufficient time to learn about and to adapt the innovations.
Dari kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan guru dalam
memanfaatkan multimedia drill & practice antara lain: (1) kurangnya fasilitas
yang mendukung; (2) kemampuan bahasa inggris yang rendah dalam memahami
program perangkat lunak; (3) kurangnya pengetahuan dan keterampilan; (4)
kurangnya motivasi, kreativitas dan inovasi; (4) adanya anggapan bahwa
keterampilan penggunaan teknologi tidak penting; (5) tidak ada kolaborasi
profesional dengan praktisi dunia pendidikan yang telah mempunyai pengalaman
dalam pemanfaatan teknologi; (6) keterbatasan waktu; (7) faktor usia; (8) jarang
dilakukan pelatihan berbasis TIK; dan (9) belum adanya supervisi yang memadai
dari atasan atau pengawas.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk membantu guru dalam
menangani masalah-masalah yang dikemukakan di atas adalah dengan melakukan
supervisi pendidikan. Terdapat dua macam teknik supervisi yang dapat
dilaksanakan dalam mengembangkan potensi guru, yaitu teknik individual dan
teknik kelompok. Teknik individual adalah teknik supervisi yang dilaksanakan
oleh seorang supervisor terhadap seorang guru atau kepala sekolah secara
individual, sedangkan teknik supervisi kelompok adalah teknik pembinaan
terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor (Sudjana, 2011: 6).
Hasil survey awal menunjukkan bahwa terdapat sejumlah guru dengan
10
memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice) sehingga Pidarta (2009:
169) menyebutkan bahwa peningkatan keterampilan guru tersebut dapat
ditingkatkan dengan pembinaan/pelatihan yang dilakukan supervisor melalui
teknik supervisi kelompok. Teknik-teknik supervisi kelompok ini ada beberapa
jenis yaitu: (1) rapat guru; (2) supervisi sebaya; (3) diskusi; (4) demonstrasi; (5)
pertemuan ilmiah; dan (6) kunjungan ke sekolah lain.
Sudjana (2011: 7) menyebutkan beberapa teknik supervisi kelompok yang
dapat diterapkan untuk membina guru, antara lain: (1) rapat staf sekolah; (2)
orientasi guru baru; (3) curriculum laboratory; (4) kepanitian; (5) perpustakaan
profesional; (6) demonstrasi dan simulasi mengajar; (7) lokakarya; (8) fields trip;
(9) diskusi panel; (10) pelatihan; dan (11) organisasi profesional.
Berdasarkan pandangan di atas, banyak solusi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan multimedia interaktif drill
practice, namun disebabkan keterbatasan peneliti dalam aspek waktu, kemampuan
metodologi, dan minat peneliti, maka solusi yang akan dipelajari untuk
meningkatkan keterampilan guru dibatasi pada penggunaan teknik supervisi
demonstrasi. Prinsip dasar supervisi demonstrasi adalah peningkatan kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan tujuan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya (Sudjana, 2011: 12). Materi yang
dibahas pada teknik supervisi ini hampir semuanya mencakup tentang hal-hal
yang bisa dipraktekkan/ditunjukkan atau isi pembelajaran yang dapat dipahami
dengan baik melalui demonstrasi, misalnya penjelasan tentang komputer atau
internet. Tujuan utama teknik ini adalah agar guru terampil dalam melaksanakan
11
dengan penggunaan alat peraga, yaitu instrumen yang dipakai saat berdemonstrasi
(Pidarta, 2009: 182)
Adapun alasan pemilihan teknik supervisi demonstrasi sebagai upaya
untuk meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan multimedia
interaktif drill & practice antara lain: (1) teknik ini diterapkan dengan
pertimbangan bahwa supervisor mengidentifikasi satu keterampilan spesifik yang
akan mereka perkenalkan kepada guru; (2) supervisi demonstrasi merupakan
salahsatu teknik yang tepat untuk melatihkan suatu keterampilan secara khusus
kepada sekelompok guru, dalam hal ini keterampilan memanfaatkan multimedia
interaktif drill & practice; (3) teknik demonstrasi dapat membantu guru
memperoleh pemahaman dan keterampilan secara bertahap dengan bantuan
penjelasan dari supervisor; (4) materi yang dibahas pada teknik ini hampir
semuanya mencakup tentang hal-hal yang bisa dipraktekkan/ditunjukkan melalui
demonstrasi, seperti penjelasan tentang komputer atau internet; dan (5) teknik ini
diterapkan dengan memakai alat peraga, yaitu instrumen yang digunakan untuk
berdemonstrasi.
Proses penerapan nyata teknik supervisi demonstrasi dalam meningkatkan
keterampilan guru memanfaatkan multimedia interaktif drill and practice di
lapangan dapat dilihat lebih lanjut dalam penelitian dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Guru Memanfaatkan Multimedia Interaktif Drill and Practice
12
B. Identifikasi Masalah
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan guru dalam
memanfaatkan multimedia drill & practice antara lain: (1) kurangnya fasilitas
yang mendukung; (2) kemampuan bahasa inggris yang rendah dalam memahami
program perangkat lunak; (3) kurangnya pengetahuan dan keterampilan; (4)
kurangnya motivasi, kreativitas dan inovasi; (5) tidak ada kolaborasi profesional
dengan praktisi dunia pendidikan yang telah mempunyai pengalaman dalam
pemanfaatan teknologi; (6) keterbatasan waktu; (7) faktor usia; (8) jarang
dilakukan pelatihan berbasis TIK; dan (9) belum adanya supervisi yang memadai
dari atasan atau pengawas.
Terdapat sejumlah teknik dan pendekatan yang dapat diterapkan untuk
mengatasi permasalahan di atas. Teknik supervisi kelompok yang dapat
diaplikasikan, antara lain: (1) rapat guru/staf sekolah; (2) supervisi sebaya; (3)
orientasi guru baru; (4) curriculum laboratory; (5) pertemuan ilmiah; (6)
kunjungan ke sekolah lain; (7) diskusi; (8) kepanitian; (9) perpustakaan
profesional; (10) lokakarya; (8) fields trip; (9) diskusi panel; (10) pelatihan; (11)
organisasi profesional; dan (12) demonstrasi. Adapun pendekatan supervisi yang
dapat dilakukan dalam menjalankan teknik-teknik di atas adalah: (1) pendekatan
direktif; (2) pendekatan kolaboratif; dan (3) pendekatan non-direktif.
C. Pembatasan Masalah
Secara teoretis, banyak teknik-teknik supervisi kelompok yang dapat
13
multimedia interaktif drill and practice, namun pada penelitian ini hanya
difokuskan pada supervisi dengan teknik demonstrasi.
Pemilihan teknik supervisi demonstrasi didasarkan pada beberapa
pertimbangan, antara lain: (1) teknik ini diterapkan dengan pertimbangan bahwa
supervisor mengidentifikasi satu keterampilan spesifik yang akan mereka
perkenalkan kepada guru; (2) supervisi demonstrasi merupakan salah satu teknik
yang tepat untuk melatihkan suatu keterampilan secara khusus kepada
sekelompok guru, dalam hal ini keterampilan memanfaatkan multimedia interaktif
drill & practice; (3) teknik demonstrasi dapat membantu guru memperoleh
pemahaman dan keterampilan secara bertahap dengan bantuan penjelasan dari
supervisor; (4) materi yang dibahas pada teknik ini hampir semuanya mencakup
tentang hal-hal yang bisa dipraktekkan/ditunjukkan melalui demonstrasi, seperti
penjelasan tentang komputer atau internet; dan (5) teknik ini diterapkan dengan
memakai alat peraga, yaitu instrumen yang digunakan untuk berdemonstrasi.
Penelitian tindakan pemanfaatan multimedia interaktif drill and practice
ini dibatasi hanya pada pembuatan soal dalam bentuk isian ompong (fill in the
blank exercises), teka teki silang (crossword puzzles), pilihan ganda (multiple
choice), dan soal menjodohkan (matching or ordering exercises). Penggunaan
multimedia ini dapat membantu guru mengadakan variasi dalam pembelajaran
khususnya dalam memberikan visualisasi soal latihan, membantu guru melayani
keberagaman gaya belajar siswa, dan meningkatkan kemampuan guru
menggunakan teknologi dalam pendidikan.
Studi awal/pra survey yang dilakukan pada SMA Negeri 5 Banda Aceh
14
dalam mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif drill and practice
khususnya dalam membuat variasi soal/latihan sehingga lokasi penelitian yang
dipilih adalah SMA Negeri 5 Banda Aceh.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penerapan teknik supervisi demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan guru memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice di SMA
Negeri 5 Banda Aceh ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan
guru memanfaatkan multimedia interaktif drill and practice melalui teknik
supervisi demonstrasi pada SMA Negeri 5 Banda Aceh.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
pengetahuan pembaca khususnya praktisi dunia pendidikan dalam menerapkan
teknik supervisi demonstrasi untuk meningkatkan keterampilan guru dalam
memanfaatkan multimedia interaktif, sehingga media pendidikan yang digunakan
sejalan dengan kemajuan teknologi mutakhir dan penggunaan software
15
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak:
1. Dinas pendidikan, sebagai bahan masukan dalam program supervisi
terhadap guru, khususnya dalam penerapan teknik supervisi demonstrasi;
2. Pengawas, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan/pedoman dalam
penerapan teknik supervisi demonstrasi untuk meningkatkan keterampilan
pemanfaatan multimedia interaktif drill & practice;
3. Kepala sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk membimbing guru,
teknik supervisi demonstrasi dapat digunakan dalam menghasilkan
multimedia interaktif drill & practice yang dapat membantu pihak sekolah
dalam mengumpulkan koleksi bank soal digital untuk setiap mata
pelajaran;
4. Guru, dapat menggugah minat guru untuk menerapkan teknik supervisi
demonstrasi dalam membina rekan sejawat, khususnya dalam
mengembangkan multimedia interaktif drill and practice, sehingga peserta
didik merasa betah dan tertarik untuk mengikuti pelajaran, serta membantu
guru untuk menyusun bank soal digital sebagai pengganti LKS yang
selama ini masih sering digunakan; dan
5. Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memicu motivasi
peneliti lainnya untuk menerapkan teknik supervisi demonstrasi dalam
mengembangkan media pembelajaran yang berbeda dan berinovasi dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dapat meningkatkan mutu
108
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan guru
dalam memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice melalui penerapan
teknik supervisi demonstrasi pada SMA Negeri 5 Banda Aceh
B. Implikasi
Telah teruji melalui penelitian bahwa keterampilan guru dalam
memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice dapat ditingkatkan melalui
penerapan teknik supervisi demonstrasi. Artinya, salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan
multimedia interaktif drill & practice dapat dilakukan melalui penerapan teknik
supervisi demonstrasi. Teknik supervisi demonstrasi yang dapat meningkatkan
keterampilan guru adalah langkah konkret yang dilakukan supervisor dalam
membina/melatih sekelompok guru untuk menguasai keterampilan pemakaian
suatu alat/media dengan cara penjelasan & diskusi, unjuk kerja/demonstrasi,
latihan terbimbing/semi independen, dan latihan/praktik mandiri.
Teknik supervisi demonstrasi dapat diaplikasikan untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice.
Dalam hal ini, peningkatan keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan
dalam menjalankan aplikasi program JCloze (membuat soal interaktif dalam
109
teka teki silang), program JMatch (membuat soal interaktif dalam bentuk
menjodohkan), dan program JQuiz (membuat soal interaktif dalam bentuk pilihan
ganda), serta mampu menghasilkan tampilan komunikasi visual produk
multimedia yang berkualitas baik dari segi estetika maupun dari segi navigasi.
Upaya penerapan teknik supervisi demonstrasi untuk meningkatkan
keterampilan guru memanfaatkan multimedia interaktif drill & practice dapat
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: (1) perencanaan, yang terdiri dari persiapan
peralatan, materi/modul, pemaparan tujuan dan prosedur, penentuan kompetensi,
persiapan soal-soal, animasi/gambar/video, penetapan jadwal; (2) pelaksanaan,
yang terdiri dari penjelasan konsep, demonstrasi keterampilan, diskusi, latihan
terbimbing/semi independen, praktik/latihan mandiri; dan (3) observasi & refleksi,
yang menggambarkan tren perkembangan guru, persentase keberhasilan,
kesesuaian pelaksanaan, dan teridentifikasi kendala, kelemahan serta kelebihan
tindakan.
Penerapan teknik ini dapat disosialisasikan kepada praktisi pendidikan
dengan adanya kebijakan yang dirumuskan oleh pihak-pihak yang berwenang di
bidangnya. Penyusunan program pelatihan sebagai salah satu upaya pengenalan
teknik supervisi demonstrasi kepada pengawas dan kepala sekolah juga dapat
dilakukan dengan mendatangkan instruktur daerah atau nasional yang kompeten
di bidangnya, sehingga pelatihan yang dilakukan dapat memberikan
ilmu/keterampilan yang dapat diterapkan. Selain itu, dinas diharapkan juga dapat
mengupayakan penyediaan literatur/bahan bacaan yang membahas implementasi
110
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber atau pedoman dalam pelaksanaan di
lapangan.
Supervisi dengan menggunakan teknik demonstrasi sangat dianjurkan
untuk digunakan karena mampu memberikan penjelasan secara nyata mengenai
suatu konsep/keterampilan sehingga pemahaman dan kemahiran guru meningkat.
Teknik supervisi demonstrasi dapat diaplikasikan sebagai salah satu teknik untuk
membina/melatih suatu keterampilan kepada guru, baik itu keterampilan
menggunakan alat/media maupun keterampilan dalam mengajar.
Teknik supervisi demonstrasi merupakan langkah konkret dan efektif
untuk mentransfer serta mengkomunikasikan pengetahuan yang bersifat
keterampilan. Melalui penjelasan yang lugas dan unjuk kerja/praktek mengenai
suatu keterampilan atau penggunaan suatu alat/media, maka proses sharing
pengetahuan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan demonstrator.
Teknik supervisi demonstrasi juga dapat diterapkan dalam membina rekan
sejawat untuk meningkatkan profesionalisme kerja. Dengan mengidentifikasi
suatu keterampilan spesifik yang akan dilatihkan, (misalnya keterampilan
memanfaatkan multimedia interaktif drill practice) maka demonstrator dapat
mengikuti langkah-langkah pelaksanaan teknik demonstrasi yang telah teruji
dalam penelitian ini. Selain itu, kajian penelitian ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian lebih lanjut dengan menerapkan teknik supervisi demonstrasi untuk
membina/melatih keterampilan guru dalam bidang yang berbeda. Hasil penelitian
ini diharapkan memberikan motivasi untuk terus melakukan inovasi baru dalam
111
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi saran-saran sebagai berikut:
1. Dinas pendidikan sebagai lembaga yang berwenang dalam hal perumusan
kebijakan diharapkan mampu menyusun program pelatihan tentang
sosialisasi pelaksanaan teknik supervisi demonstrasi untuk mengenalkan
teknik tersebut kepada para kepala sekolah dan pengawas;
2. Pengawas sekolah sebagai individu yang terlibat dalam hal penjaminan
mutu pendidikan diharapkan mampu menerapkan teknik supervisi
demonstrasi dalam melatih/membina guru sebagai upaya peningkatan
kualitas kerja;
3. Kepala sekolah sebagai individu yang terlibat secara langsung dalam
proses pemantauan kualitas kinerja guru di lingkungan sekolah,
diharapkan dapat memberikan contoh teladan dalam hal pengajaran
dengan menstranfer dan mengkomunikasikan pengetahuannya melalui
penerapan teknik supervisi demonstrasi;
4. Guru sebagai rekan seprofesi diharapkan mampu menerapkan teknik
supervisi demonstrasi dalam membina rekan sejawat dengan melakukan
sharing pengetahuan/keterampilan yang dapat meningkatkan
profesionalisme kerja;
5. Sebagai bahan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya,
diharapkan peneliti lain dapat menerapkan teknik supervisi demonstrasi
112
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Budianto, Arif, dkk. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi melalui Pembelajaran Metode Demonstrasi dengan Media Dokumen Transaksi. Surakarta: Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 No. 2 Mei 2013.
Daryanto, 2012. Media Pembelajaran, Bandung: Satu Nusa
Fitriyadi, Herry. 2012. Keterampilan TIK Guru Produktif SMK di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2. No. 12 Juni 2012.
Glickman, dkk. 2010. Supervision and Instructional Leadership (8th ed). Boston: pearson Education, Inc.
Gronlund, E., Norman. 1965. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: The Macmillan Company.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya.
Heinich, Robert, et. al. 2002. Instructional Media and Technologies for Learning
(7th ed). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., A. Simon & Schuster Company.
Kusaeri. Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.
Mishra Sanjaya & Sharma C. Ramesh. 2005. Interactive Multimedia in Education and Training, United State of America: Idea Group Publishing.
Mulyasa. 2012. Penelitian Tindakan Sekolah, Bandung: Rosda
---. 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.
Munadi, Yudhi. 2008, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press.
113
Nurhayati, dkk. 2012. Efektivitas Pembelajaran dengan Metode Drill & Practice
dan Learning Cycle Disertai Media Pembelajaran Crosswword Puzzle
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Pendidikan Kimia(JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013. ISSN 2337-9995. Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Pidarta. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Prihanto, Sri. 2010. Perbedaan Hasil Belajar Web Programming antara Penerapan Model Drill & Practice Berbasis Multimedia Interaktif dengan Penerapan Model Drill & Practice Berbantuan Job Sheet. Tekno, Jurnal Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, Vol. 13. No. 1.
Prasojo. Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Rohendi, dkk. 2010. Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK). Vol. 3 No. 1/Juni 2010. ISSN 1979-9462.
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: mengembangkan profesionalitas guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sadiman, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grahafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
---. 2012. Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahertian. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.
---. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Soetjipto. Kosasi. Profesi Keguruan. 2009. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
114
Sudjana, Nana. 2011b. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing.
---. 2010. Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bekasi: Binamitra-Publishing.
Sumintono. 2009. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran: Survey pada Guru-Guru Sains SMP di Indonesia. Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17 No. 1, April 2012.
Suprijanto, 2012. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Indikator TIK Indonesia. 2011. Indikator TIK Indonesia 2011, Jakarta: Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tim Pasca Sarjana Unimed. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Program Pasca Sarjana Unimed.
Usman, Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
115
Wagiran. 2007. Pelatihan Pengembangan dan Implementasi Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Bagi Guru SMK Kelompok Teknologi Industri
Djaali & Mulyono, Pudji. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Eggen & Kauchak, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks Permata Puri Media.
Gilakjani, A. P., Ismail, H. N., & Ahmadi, S. M. 2011. The Effect of Multimedia Learning Models on Language Teaching and Learning. Theory and Practice in Language Studies.1(10), 1321-1327.
Hanafin dan Peck. 1988. The Design, Development, and Evaluation of Instructional Media. Cambridge: Harper & Row Publishers.
Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan penggunaan, klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmtrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV.FIP-IKIP Malang.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXXI Mei 2008.
Laurahasiel. 2009. Multimedia dalam pembelajaran, (online http://laurahasiel.word press.com/2009/06/19/Multimedia-Dalam-Pembelajaran/ diakses tanggal 23 Juni 2011).
Neagley. Evans. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Putrayasa, I.B. 2007. Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional. Makalah disampaikan dalam rangka menyongsong pelaksanaan program sertifikasi guru SMP di Kabupaten Buleleng yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 6 Singaraja, Sabtu, 7 April 2007.
---. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanusi, achmad, dkk., 1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Institut keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung.
116
Sudirman, dkk., 1992,lmu Pendidikan: Kurikulum, Program Pengajaran, Efek Instruksional dan Pengiring, Cbsa, Metode Mengajar, Media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, Evaluasi Hasil Belajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Satori, Djaman dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, Jakarta: Grasindo.
Suyanto, A. H. 2005. Mengenal e-learning, tersedia pada http://jurnalkom puter.com/attachments/007mengenal%20e-learning.pdf diakses tanggal 28 juni 2011.
Uno, B, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press.
---. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Fauziah, Ulfa. 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbantuan Komputer Model Drill & Practice pada Mata Pelajaran Teknologi Industri Informasi di SMPN 4 Malang.
Prawati dkk. 2013. Teaching Writing Procedure Text Through Demonstration.