• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN LEGO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN DI R.A IBNU HALIM TJ. MULIAHILIR MEDAN T/A 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN LEGO TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN DI R.A IBNU HALIM TJ. MULIAHILIR MEDAN T/A 2014-2015."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN LEGO TERHADAP

KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA

4-5 TAHUN DI RA IBNU HALIM

TJ. MULIA HILIR MEDAN

T.A 2014-2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Prodi PG-PAUD

OLEH:

SRI ROIHANATI

1103113054

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Sri Roihanati, Nim 1103113054, Pengaruh Permainan Lego Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun Di R.A Ibnu Halim Tj. Mulia Hilir Medan T/A 2014-2015

Kemampuan kognitif sangat diperlukan bagi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang dijumpai adalah kurangnya kemampuan kognitif anak.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, penelitian ini memiliki populasi yang terdiri dari 3 kelas, yakni kelas A, kelas B dan kelas C yang berjumlah 45 siswa. Dengan menggunakan sampel sebanyak 2 kelas yang dipilih secara acak (random) yang masing-masing kelas terdiri dari 15 siswa, dimana kelas A sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan permainan lego dan kelas C sebagai kelas kontrol yang menggunakan permainan puzzle. Instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi. Untuk mendeskripsikan data penelitian digunakan teknik analisis statistik deskriptif, dengan uji t dengan

taraf nyata α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rata-rata nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 10,2 dengan nilai tertinggi 12 dan nilai terendah 8, dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 6,06 dengan nilai tertinggi 8 dan nilai terendah 4. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil perhitungan terlihat bahwa thitung = 10,324 > ttabel = 1,701 yang menunjukkan t hitung lebih

besar dari t tabel. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

(5)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1 Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1 Kemampuan Kognitif Anak ... 7

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Kognitif ... 7

2.1.1.2 Tahapan Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia 4-5 tahun ... 8

(6)

vi

2.1.2 Bermain Lego ... 12

2.1.2.1 Pengertian Bermain dan Permainan ... 12

2.1.2.2 Fungsi Bermain Lego ... 17

2.1.2.3 Manfaat Bermain Lego Bagi Anak Usia Dini ... 18

2.2 Kerangka Konseptual ... 21

2.3 Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.2.1 Populasi Penelitian ... 23

3.2.2 Sampel Penelitian ... 23

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Defenisi Operasional ... 24

3.5 Desain Penelitian ... 25

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.7 Teknik Analisis Data ... 27

3.7.1 Uji Normalitas ... 27

3.7.2 Uji Homogenitas ... 28

3.7.3 Uji Hipotesis ... 29

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

(7)

vii

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 31

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ... 33

4.2.1 Uji Normalitas Data... 33

4.2.2 Uji Homogenitas ... 34

4.2.3 Uji Hipotesis ... 34

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak Usia

4-5 Tahun ... 9

Tabel 2.2 Tahapan Bermain Balok Lego ... 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 24

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Kognitif Anak ... 26

Tabel 3.3 Jadwal Rencana Penelitian... 30

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Kelas Kontrol... 31

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Kelas Eksperimen ... 32

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 33

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas ... 34

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Anak Pada Observasi

(10)

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan :

a. Dengan diterapkannya permainan lego mampu memberikan pengaruh terhadap

kemampuan kognitif anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis yang

diperoleh thitung > ttabel yaitu 10,324 > 1,701 pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk

= (n1+n2-2). Sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak Ha diterima.

Dinyatakan bahwa permainan lego sangat berpengaruh terhadap kemampuan

kognitif anak usia 4-5 tahun.

b. Dengan menggunakan permainan lego dapat meningkatkan kemampuan

kognitif anak usia 4-5 tahun di RA Ibnu Halim Tj. Mulia Hilir Tahun Ajaran

2014-2015.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menggunakan permainan lego

untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

(11)

38

kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil

yang lebih baik pada peneliti selanjutnya.

3. Bagi sekolah diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama dengan

guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan

kemampuan kognitif anak.

4. Bagi orang tua dapat menambah pengetahuan terkait permainan lego

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap

merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Di mana pada masa ini

merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin,

kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan

suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar

pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar

dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam

pengembangan sumber daya manusia. Rentang anak usia dini dari lahir sampai

usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategis dalam proses pendidikan dan

dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya yang

artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh

kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat dan kemampuan fisik anak.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

(13)

2

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Ada lima

aspek perkembangan anak yang dikembangkan di PAUD, yaitu aspek nilai-nilai

agama dan moral, aspek fisik/motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, serta aspek

sosial-emosional. Kelima aspek ini dikembangkan melalui rancangan

pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru ataupun pendidik yang ada di PAUD.

Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan di PAUD adalah

aspek perkembangan kognitif meskipun aspek-aspek yang lain juga sama

pentingnya untuk dikembangkan. Pada aspek perkembangan kognitif, kompetensi

dan hasil belajar yang diharapkan pada anak adalah anak mampu dan memiliki

kemampuan berfikir secara logis, berfikir kritis dan dapat memberi alasan dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Kemampuan kognitif dapat dipahami

sebagai kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk

merancang, mengingat, dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi anak.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di RA Ibnu Halim,

kemampuan kognitif anak belum berkembang dengan baik, misalnya anak belum

mampu mengenal bentuk geometri sederhana, anak belum mencampur warna saat

diberi tugas, dan anak belum mampu membedakan benda berdasarkan ukuran. Hal

ini dapat dilihat pada saat anak melakukan kegiatan bermain di dalam kelas.

Untuk itu guru dituntut untuk lebih terampil dan kreatif untuk menciptakan atau

mengembangkan permainan yang sudah ada menjadi lebih menarik agar dapat

mempengaruhi kemampuan kognitif anak dalam aspek daya ingat dan penalaran

(14)

3

dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini, maka cara untuk

mempengaruhi perkembangan kognitif anak ialah dengan menggunakan

permainan yang menarik dan mudah dimainkan seperti permainan lego, puzzle,

menyusun balok, serta berbagai jenis permainan kognitif lainnya. Dalam

penelitian ini, peneliti memfokuskan hanya pada permainan lego untuk

mengembangkan kemampuan kognitif anak.

Permainan lego dipilih dalam penelitian ini karena pemainan ini dapat

memudahkan anak dalam bermain disamping permainan ini sangat

menyenangkan. Bentuk lego yang beragam serta warnanya yang menarik akan

membuat anak senang dan tidak jenuh pada saat anak berada di dalam kelas.

Namun pada kenyataannya guru kurang memahami manfaat dari permainan lego

tersebut sehingga tujuan untuk dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak

melalui permainan lego belum dapat terlaksana.

Ada beberapa alasan mengapa bemain lego tepat diberikan kepada anak

usia dini. Pertama, alat tersebut mudah diperoleh dan banyak dipakai di taman

kanak-kanak atau kelompok bermain baik di kota maupun di desa, sehingga

sebagian besar anak mengenal dengan baik permainan tersebut. Kedua, jenis

permainan tersebut banyak digemari sebagian besar anak, akan tetapi karena tidak

disertai bimbingan guru menyebabkan tujuan dari permainan lego sebagai alat

pengembangan kognitif tidak tercapai. Ketiga, secara teknis jenis permainan

tersebut mudah dioperasikan oleh anak, baik laki-laki maupun perempuan dan

(15)

4

Bermain merupakan hal yang esensial bagi kesehatan anak, meningkatkan

keakraban dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan kemampuan

kognitif, meningkatkan daya jelajah, dan memberi tempat berteduh yang aman

bagi perilaku yang secara potensial berbahaya. Dalam permainan diharapkan agar

anak dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan berinteraksi dengan satu

sama yang lain. Permainan memungkinkan anak dapat mengembangkan

kompetensi dan melakukan keterampilan yang diperlukan dengan cara yang santai

dan menyenangkan. Oleh sebab itu guru perlu memahami dan menyediakan

kebutuhan yang diperlukan anak usia dini agar dapat mempengaruhi kemampuan

kognitif anak sejak sedini mungkin. Karena dunia anak adalah dunia bermain,

maka salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah menggunakan permainan

sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Hal ini lah yang

menjadi motivasi penulis untuk meneliti seperti apa pengaruh permainan lego

terhadap kemampuan kognitif anak dilihat dari kebutuhan anak yang tidak lepas

dari permainan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Permainan Lego Terhadap Kemampuan

Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun di RA Ibnu Halim Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Perkembangan kognitif anak di RA Ibnu Halim belum berkembang dengan

(16)

5

2. Kurangnya pengawasan dan keikutsertaan guru pada saat anak bermain.

3. Belum tercapainya tujuan permainan lego sebagai alat pengembangan

kognitif.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu Kemampuan Kognitif Anak

Usia 4-5 Tahun dan Permainan Lego di RA Ibnu Halim T.A. 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu : Adakah pengaruh permainan lego terhadap

kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun di RA Ibnu Halim T.A. 2014-2015.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh permainan lego terhadap kemampuan kognitif anak usia 4-5

di RA Ibnu Halim T.A. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan

pendidikan anak usia dini, khususnya yang terkait dengan strategi

(17)

6

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi anak adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif

agar berkembang secara optimal.

b. Manfaat bagi guru yaitu sebagai bahan masukan agar menggunakan

permainan lego dalam pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan

kemampuan kognitif anak.

c. Bagi lembaga PAUD, menjadi wawasan agar dapat mengembangkan

permainan lego bagi anak sebagai salah satu sarana perkembangan

kemampuan kognitif.

d. Manfaat bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan mengenai

permainan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan

kognitif anak.

e. Manfaat kepada pembaca dapat digunakan sebagai bahan acuan atau

referensi dan perbandingan yang berkaitan dengan permasalahan

(18)

39

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Rosmala. 2012. Anak Berkebutuhan Khusus. Medan : Program Pasca Sarjana UNIMED.

Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Usia. Jakarta : Erlangga.

Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola Paud Profesional. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Morrison, George S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta : Indeks.

Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana. Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Yamin, Martinis, Jamilah S Sanan. 2013. Panduan Paud. Jambi : Referensi. Yus, Anita. 2010. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Yusuf, Syamsu & Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Anne Ahira. 2012. Lego, (online), dalam http//:www.anneahira.com/lego.htm, yang diakses pada tanggal 11 Mei 2014 pukul 10.22 WIB.

Asolihin. 2013. APE Permainan Lego Dan Fungsinya, (online), dalam http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/12/mengenal-ape-permainan-lego-dan.html yang diakses pada tanggal 04 Februari 2015 pukul 21.37 WIB.

Hani Epeni. 2011. Permainan Puzzle, (online), dalam

http//:www.kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435, yang diakses pada tanggal 23 Oktober 2014 pukul 20.46 WIB.

Pramudya. 2008. Bermain Lego, (online) dalam

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak Usia
Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Anak Pada Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui bermain lego dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun, dengan mengenalkan warna, bentuk dan ukuran yaitu :

Studi Komparasi antara Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa pada Penerapan Problem Based Learning (PBL) dan Pembelajaran Konvensional dalam

Kreativitas siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika yang berkaitan dengan konteks kehidupan sehari-hari yang sesuai

Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam

dalam kehidupan sehari hari, oleh karena itu model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan sesuatu secara kreatif,

Untuk melibatkan kemampuan berpikir reflektif siswa, maka peneliti membuat kegiatan memecahkan masalah matematika dengan setiap siswa memiliki kemampuan berbeda-beda dalam gaya kognitif

Setiawan & Royani, 2013; Winarso & Dewi, 2016 juga menyatakan bahwa kemampuan siswa berpikir kritis dalam memecahkan soal geometri dengan gaya kognitif tertentu dapat memecahkan