• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SARANA DAN INTENSITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SARANA DAN INTENSITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SARANA DAN INTENSITAS PENGGUNAAN

LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA SMA NEGERI

SE-KOTA TANJUNGBALAI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

I MADE NUADA

NIM. 8136174014

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

I MADE NUADA. Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Ketrampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Gambaran kondisi sarana laboratorium; (2) Intensitas penggunaan Laboratorium Biologi dalam menunjang pembelajaran; (3) Faktor penghambat yang dihadapi guru biologi dalam pemanfaatan Laboratoruium; (4) Hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sains; (5) Hubungan sarana laboratorium terhadap hasil belajar; (6) Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sains; dan (7) Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah guru biologi dan siswa kelas XI IPA. Data dikumpul menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara, keterampilan proses sains diperoleh melalui kegiatan praktikum dan hasil belajar melalui tes pilihan berganda. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keadaan laboratorium kategori sangat baik (86,31%), dokumentasi kategori kurang baik (50,89%), perlengkapan kategori baik (67,85%), frekuensi pemanfaatan kategori baik (65,63%), keterampilan pengelolaan kategori baik (63,69%), keselamatan dan kesehatan kerja kategori kurang baik (55,71%); (2) Intensitas penggunaan laboratorium rata-rata 5 kali dalam satu semester; (3) Faktor-faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan laboratorium: (1) Perlengkapan yang tidak memadai; (2) Kurangnya pelatihan menggunakan laboratorium; (3) Kompetensi guru yang kurang memahami penggunaan alat dan bahan; (4) Kurangnya waktu dalam melaksanakan kegiatan praktikum. (4) Hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sebesar 0.891 uji signifikansi 0,007; (5) Hubungan sarana laboratorium terhadap hasil belajar 0.898 dengan uji signifikansi 0,006; (6) Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sains 0,769 dengan hasil uji signifikansi 0,043; dan (7) Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sebesar 0,887 dengan uji signifikansi 0,008.

(5)

ii ABSTRACT

I MADE NUADA. Analysis of Facilities and Intensity of Laboratory Application for Scientific Process Skill and Biology Learning Achievement of Higher School Student in Tanjungbalai. Thesis. Postgraduated Program State University of Medan. 2015.

This research intended to identify: (1) The condition of laboratory; (2) The intensity of biology laboratory application for supporting learning; (3) Inhibition factor for biology teacher in using laboratory; (4) The correlation between laboratory and scientific process skill; (5) The correlation between laboratory and learning achievement; (6) The correlation between laboratory application and scientific process science; (7) The correlation between laboratory application and learning achievement of student higher school at Tanjungbalai city. This is descriptive study with quantitative approach. The subject consisted of biology teacher and student of science in eleventh grade. The data gathered by questionnaire, observation and interview, scientific process skill obtained through the activities of lab work and learning achievement using multiple choice test. Those data analyzed by descriptive statistic. Result indicated: (1) The completeness of facilities in laboratory was very good categorized is 86.31%, documentation not good categorized is 50.89, equipment, application frequencies, and management skill was good categorized is 67.85%, 65.63%, 63.69%, and safety and then health was not good categorized is 55.71%; (2) The intensity of laboratory application amounted to 5 times for a semester; (3) Inhibitions factor of laboratory application consisted to: (1) The incompleteness; (2) Less of training for using laboratory; (3) Teacher competence in comprehending the function of tools and material; (4) It is time less was the activity of practicum. (4) The correlation between laboratory and student scientific process skill as 0.891 with 0.007; (5) The correlation between laboratory and student learning achievement as 0.898 with 0.006; (6) The correlation between laboratory application to scientific process skill to 0.043; and (7) The correlation between the intensity of laboratory application and scientific process science as 0.887 with 0.008.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Sarana Dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai”.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H.

Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Sekretaris beserta pegawai di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi PPs UNIMED.

4. Dosen Pembimbing I, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. dan Dosen Pembimbing II Bapak Dr. Syahmi Edi, M. Si. yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai selesai penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Tumiur Gultom, MP., Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si., dan Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si. selaku validator instrumen yang telah memberikan banyak saran dan perbaikan atas instrumen.

6. Bapak/ Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed.

(7)

iv

8. Bapak/Ibu Kepala SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin.

9. Rekan-rekan mahasiswa PPs UNIMED, terkhusus angkatan XXIII Prodi Biologi atas motivasi dan kerjasamanya untuk meraih kesuksesan.

10.Rekan-rekan keluarga besar SMP Negeri 11 Tanjungbalai yang memberi motivasi dan loyal dalam melaksanakan tugas.

11.Almarhum/Almarhumah ayahnda dan ibunda yang tak pernah lelah menyayangi dan mendidik kami semasa masih hidup, mudah-mudahan mendapat ampunan dan tempat yang layak di sisiNya.

12.Isteri tercinta Candri Cahyani Wijaya dan anak-anak tersayang Putu Pramana Wijaya, Ade Dwiyandi Utama, Nadilla Saraswati dan Syakila Oktarini yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menempuh dan menyelesaikan studi.

13.Semua pihak yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Agustus 2015

(8)

v 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teoritis ... 10

2.1.1 Hakekat Pembelajaran Biologi ... 10

2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar ... 12

2.1.3 Laboratorium Biologi dan Peranannya dalam Pembelajaran Biologi ... 15

2.1.4 Pengelolaan Laboratorium ... 15

2.1.5 Hakekat Praktikum untuk Peningkatan Hasil Belajar ... 16

2.1.6 Keterampilan Proses Sains ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 20

2.3 Kerangka Berpikir ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.3 Rancangan Penelitian ... 25

3.3.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 25

3.4 Teknik pengumpulan Data ... 27

3.4.1 Tes Keterampilan Proses Sains ... 28

3.4.2 Tes Hasil Belajar ... 29

3.4.3 Observasi ... 31

3.4.4 Angket (Kuesioner) ... 31

3.4.5 Wawancara ... 33

3.4.6 Dokumentasi ... 33

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 33

3.5.1 Lembar Observasi ... 34

3.5.2 Analisis Angket ... 34

3.5.3 Analisis Korelasi ... 35

3.5.3.1 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 36

(9)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Deskripsi Daya Dukung Sarana Laboratorium Biologi SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai ... 38

4.1.1.1 Keadaan Laboratorium ... 40

4.1.1.2 Dokumentasi Laboratorium ... 40

4.1.1.3 Perlengkapan Alat dan Bahan Praktikum ... 40

4.1.1.4 Frekuensi Pemanfataan Laboratorium ... 40

4.1.1.5 Keterampilan Pengelolaan Laboratoriumkan ... 41

4.1.1.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium ... 41

4.1.2 Intensitas Penggunaan Laboratorium ... 41

4.1.3 Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 43

4.1.3.1 Aspek Keterampilan Proses Sains Mengamati ... 43

4.1.3.2 Aspek Keterampilan Proses Sains Interpretasi Data ... 44

4.1.3.3 Aspek Keterampilan Proses Sains Berhipotesis ... 45

4.1.3.4 Aspek Keterampilan Proses Sains Merencanakan Percobaan ... 46

4.1.3.5 Aspek Keterampilan Proses Sains Menerapkan Konsep ... 47

4.1.3.6 Aspek Keterampilan Proses Sains Berkomunikasi ... 48

4.1.4 Deskripsi Data Rerata Hasil Belajar ... 49

4.1.5 Hubungan Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa ... 49

4.1.6 Hubungan Intensitas Penggunaan Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa ... 51

4.1.7 Regresi Linear Sarana Laboratorium dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Ketrampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa 52 4.2 Pembahasan ... 55

4.2.1 Daya Dukung Sarana Laboratorium Biologi SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai ... 55

4.2.1.1 Keadaan Laboratorium ... 55

4.2.1.2 Dokumentasi Laboratorium ... 57

4.2.1.3 Perlengkapan Alat dan Bahan Praktikum ... 58

4.2.1.4 Frekuensi Pemanfataan Laboratorium ... 60

4.2.1.5 Keterampilan Pengelolaan Laboratorium ... 61

4.2.1.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium ... 63

4.2.2 Intensitas Penggunaan Laboratorium ... 64

4.2.3 Faktor-Fakor dalam Penggunaan Laboratorium Biologi ... 65

4.2.4 Hubungan Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa ... 68

4.2.5 Hubungan Intensitas Penggunaan Laboratorium dengan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa ... 69

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 72

5.2 Implikasi ... 73

5.3 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Biologi Siswa

Semester Ganjil TP. 2014/2015 ... 5

Tabel 3.1 Nama-nama Sekolah, Jumlah Guru dan Rombel Kelas XI IPA SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai ... 25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 28

Tabel 3.3 Konversi Kategori ... 29

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar ... 30

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kegiatan Praktikum Kelas XI IPA Semester Ganjil dan Semester Genap ... 31

Tabel 3.6 Kisi-kisi Butir Tes Angket Guru ... 32

Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara ... 33

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Angket... 35

Tabel 4.1 Analisis Data Daya Dukung Sarana Laboratorium Biologi SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai ... 39

Tabel 4.2 Intensitas Penggunaan Laboratorium Kelas XI selama Semester Genap TP. 2014/2015 ... 42

Tabel 4.3 Ketercapaian Aspek KPS Mengamati ... 43

Tabel 4.4 Ketercapaian Aspek KPS Interpretasi Data ... 44

Tabel 4.5 Ketercapaian Aspek KPS Berhipotesis ... 45

Tabel 4.6 Ketercapaian Aspek KPS Merencanakan Percobaan ... 46

Tabel 4.7 Ketercapaian Aspek KPS Menerapkan Konsep ... 47

Tabel 4.8 Ketercapaian Aspek KPS Berkomunikasi ... 48

Tabel 4.9 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 49

Tabel 4.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 49

Tabel 4.11 Hubungan antara Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.12 Hubungan antara Intensitas Penggunaan Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa ... 51

Tabel 4.13 Regresi Linear Sarana Laboratorium dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains ... 52

Tabel 4.14 Regresi Linear Sarana Laboratorium dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Hasil Belajar Siswa...53

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Ketercapaian Aspek KPS Mengamati ... 43

Gambar 4.2 Ketercapaian Aspek KPS Interpretasi Data ... 44

Gambar 4.3 Ketercapaian Aspek KPS Berhipotesis ... 45

Gambar 4.4 Ketercapaian Aspek KPS Merencanakan Percobaan ... 46

Gamabr 4.5 Ketercapaian Aspek KPS Menerapkan Konsep ... 47

Gambar 4.6 Ketercapaian Aspek KPS Berkomunikasi ... 48

Gambar 4.7 Persamaan Linear Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains ... 52

Gambar 4.8 Persamaan Linear Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Hasil Belajar Siswa ... 54

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Standar Sarana, Rasio dan Deskripsi Sarana

Laboratorium Biologi ... 79

Lampiran 2 Angket Penelitian Kondisi Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Biologi …...…..…………...………….84

Lampiran 3 Lembar Observasi Kelengkapan Sarana/ Prasarana Laboratorium Biologi pada Semester 1 dan 2……….92

Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara………..……….94

Lampiran 5 Lembar Observasi Intensitas Penggunaan Laboratorium di SMA .... 95

Lampiran 6 LKS Praktikum Sistem Ekskresi ... 99

Lampiran 7 Soal Tes Hasil Belajar ... 101

Lampiran 8 Jawaban Soal Keterampilan Proses Sains ... 107

Lampiran 9 Jawaban Soal Tes Hasil Belajar ... 116

Lampiran 10 Perhitungan Lembar Observasi Intensitas Penggunaan Laboratorium ... 117

Lampiran 11 Distribusi Angket Daya Dukung Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Biologi ... 118

Lampiran 12 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 1 ... 119

Lampiran 13 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 2 ... 120

Lampiran 14 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 3 ... 121

Lampiran 15 Nilai Keterampilan Proses Siswa SMAN 4 ... 122

Lampiran 16 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 5 ... 123

Lampiran 17 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 6 ... 124

Lampiran 18 Nilai Keterampilan Proses Sains SMAN 7 ... 125

Lampiran 19 Ketercapaian Nilai KPS ... 126

Lampiran 20 Nilai Hasil Belajar Siswa ... 129

Lampiran 21 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 130

Lampiran 22 Hubungan Sarana Laboratorium terhadap Hasil Belajar Siswa ... 132

Lampiran 23 Hubungan Sarana Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Siswa ... 133

Lampiran 24 Hubungan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Hasil Belajar Siswa ... 134

Lampiran 25 Hubungan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains ... 135

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Biologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur fisik

dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

alat-alat tubuh organisme bekerja masing-masing, tetapi satu sama lain saling

membantu. Biologi mempelajari alat tersebut di sekitar atau lingkungannya.

Kedua aspek tersebut baik tubuh organisme maupun alam, dipandang sebagai

sistem. Setiap sistem terdapat komponen-komponen yang saling menunjang agar

keseluruhan sistem dapat berlangsung (Rustaman, 2003). Belajar biologi bukan

hanya membaca dan menghafal konsep tetapi yang lebih penting adalah

menghayati bagaimana konsep biologi ditemukan melalui percobaan atau

eksperimen yang dilakukan di laboratorium.

Semakin sempurnanya perlengkapan sebagai alat bantu pengamatan, maka

pengetahuan ditetapkan kebenarannya berdasarkan induksi dan eksperimentasi.

Pengetahuan yang demikian itulah yang disebut dengan pengetahuan ilmiah atau

science (Ernawati, 2004). Salah satu kegiatan yang menerapkan metode ilmiah

dalam pembelajaran biologi adalah dengan melaksanakan kegiatan praktikum di

laboratorium. Melalui kegiatan praktikum maka siswa akan melakukan kerja

ilmiah sehingga dapat mengembangkan kemampuan menemukan masalah,

mencari alternatif pemecahan masalah, membuat hipotesis, merancang penelitian,

atau percobaan, mengontrol variabel, melakukan pengukuran, mengorganisasi,

dan memakna data, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil

penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis.

(14)

2

Menurut Woolnough dan Allsop (1985) salah satu alasan pentingnya

kegiatan praktikum yaitu praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan

dasar melaksanakan eksperimen. Dalam pembelajaran biologi, perlu diadakan

praktikum yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman langsung, dan

menemukan sendiri mengenai konsep dan teori yang ada khususnya pada mata

pelajaran biologi yang dilakukan secara berulang-ulang, hal ini dilakukan agar

pembelajaran biologi yang optimal dapat dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang menyatakan “siswa memahami konsep-konsep biologi dan

saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah dengan dilandasi

sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga lebih

menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya (Rustaman, 2003).

Pembelajaran biologi bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang

berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai

keterampilan dalam pemanfaatan laboratorium serta memiliki sikap ilmiah yang

ditampilkan dalam kenyataan sehari-hari. Sementara itu, kurikulum yang ada di

Indonesia saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang

menganjurkan adanya aktivitas aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dengan

demikian, pembelajaran biologi di SMA harus menitikberatkan pada pemberian

pengalaman dan pengamatan langsung pada siswa, salah satunya dengan cara

melakukan praktikum di laboratorium.

Kegiatan praktikum merupakan metode yang memberikan pengaruh

terhadap keberhasilan siswa dalam belajar biologi. Melalui kegiatan praktikum

siswa dapat mempelajari biologi melalui pengamatan proses, melatih

(15)

3

metode ilmiah. Oleh karena itu, keberadaan laboratorium sangat penting dalam

mendukung keberhasilan pembelajaran biologi agar pemahaman siswa terhadap

materi menjadi utuh dan komperhensif (Widyarti, 2005). Keberadaan

laboratorium yang menunjang dan mendukung keberhasilan pembelajaran

tentunya harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimal yang baik.

Dari hasil observasi, diperoleh bahwa sarana dan prasarana laboratorium

biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebagian belum memenuhi standar

minimal sarana dan prasarana yang ada di permendiknas No.24 tahun 2007.

Dalam pemanfaatan laboratorium terdapat perbedaan antara masing-masing kelas

yaitu antara kelas XI IPA di SMA Negeri Se-kota Tanjungbalai. Hal tersebut

disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang, serta waktu

yang tersedia. Perbedaan tersebut dapat berpengaruh terhadap intensitas waktu

atau jumlah kegiatan praktikum biologi yang dilakukan. Jika kegiatan praktikum

tidak dilakukan sesuai GBPP, tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat

dicapai oleh siswa dan in dapat berpengaruh terhadap pencapaian SK dan KD

pembelajaran pada masing-masing kelas. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Hudha (2011) bahwa standar sarana dan prasarana laboratorium

biologi di Universitas Muhammadiyah termasuk dalam kategori baik sehingga

dapat dimanfaatkan secara optimal. Namun demikian, penggunaan laboratorium

dalam pembelajaran biologi mengalami beberapa kendala.

Menurut Sukarso (2005) mengemukakan bahwa fungsi laboratorium

dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Sebagai tempat untuk berlatih

mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,

(16)

4

motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan

alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran;

dan (3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran

ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.

Banyak fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar salah

satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana

ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa

melakukan eksperimen, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya. Melalui

kegiatan praktikum siswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah

nyata yang dirasakannya, merumuskan masalah tersebut secara operasional,

merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya, dan

mengimplementasikannya dalam laboratorium serta menganalisis dan

mengevaluasi hasilnya. Apabila kegiatan praktikum berformat discovery,

fakta-fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip

dalam pikirannya (Rustaman, 2003). Kegiatan laboratorium ini dilaksanakan

karena pembelajaran biologi tidak hanya mementingkan produk melainkan juga

proses.

Hasil penelitian Mahiruddin (2008) kendala tersebut adalah guru biologi

jarang melaksanakan praktikum biologi di laboratorium karena kurangnya waktu

untuk melaksanakan praktikum. Praktikum membutuhkan waktu yang lama,

sedangkan guru cenderung untuk menyelesaikan materi. Jika guru melaksanakan

praktikum maka membutuhkan waktu yang lama sehingga materi tidak

tersampaikan secara optimal. Selain itu, kurangnya kreativitas guru dalam

(17)

5

melaksanakan praktikum, guru jarang membuat praktikum alternatif dengan

menggunakan bahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Kendala lainnya adalah

guru yang merangkap sebagai laboran sehingga laboratorium tidak dapat dikelola

dengan baik. Ketika guru akan melaksanakan praktikum maka guru sendiri yang

harus menyiapkan alat dan bahan sehingga membutuhkan waktu yang lebih

banyak. Kendala-kendala tersebut menyebabkan tidak efektifnya pemanfaatan

laboratorium dalam pembelajaran biologi di SMA.

Besarnya peran laboratorium dalam pembelajaran biologi akan

mempengaruhi hasil belajar biologi siswa. Hasil belajar siswa dikelompokkan

menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif adalah

ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) biologi di 7 SMA Negeri se-Kota

Tanjungbalai berbeda-beda. Data hasil belajar siswa untuk mata pelajaran biologi

semester ganjil TA. 2014/2015 menunjukkan hasil yang masih rendah, data hasil

belajar biologi siswa kelas XI di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai

Tabel 1.1 Nilai Rata–rata Hasil Belajar Biologi Siswa Semester Ganjil TP. 2014/2015

Nama Sekolah KKM Nilai rata-rata

SMA N 1 Tanjungbalai 80 75

SMA N 2 Tanjungbalai 80 75

SMA N 3 Tanjungbalai 75 70

SMA N 4 Tanjungbalai 65 60

SMA N 5 Tanjungbalai 75 70

SMA N 6 Tanjungbalai 75 65

SMA N 7 Tanjungbalai 80 75

Penggunaan laboratorium yang intensif dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan menciptakan keterampilan proses sains sehingga perlu dilakukan

(18)

6

sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan

peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan diruang kelas. Dengan kata lain,

laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat pembelajaran dalam upaya meniru

ahli biologi mengungkap rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh

karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru biologi, dan unsur-unsur terkait

lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium secara efektif

dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belaja biologi

bagi siswa (Wita, 2007).

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang berhubungan dengan sarana dan intensitas

penggunaan laboratorium Biologi di SMA Se-kota Tanjungbalai, antara lain:

1. Belum memadainya sarana, prasarana dan alat laboratorium biologi di

beberapa sekolah.

2. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan

praktikum.

3. Laboratorium tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan praktikum.

4. Guru cenderung membelajarkan biologi didalam kelas, sehingga kurang

menggali ketrampilan proses sains siswa.

5. Kurangnya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan praktikum.

6. Masih rendahnya hasil belajar biologi siswa di beberapa sekolah.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada kondisi

(19)

7

penghambat pemanfaatan laboratorium dan kontibusinya terhadap hasil belajar

siswa yaitu keterampilan proses dan hasil belajar siswa di SMA Negeri se-Kota

Tanjungbalai kelas XI semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah daya dukung sarana laboratorium biologi SMA Negeri se Kota

Tanjungbalai?

2. Bagaimanakah intensitas penggunaan Laboratorium Biologi dalam menunjang

pembelajaran biologi pada SMA Negeri se Kota Tanjungbalai?

3. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat yang dihadapi guru biologi

dalam pemanfaatan Laboratoruium Biologi di SMA Negeri se-Kota

Tanjungbalai?

4. Bagaimana hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sains

siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

5. Bagaimana hubungan sarana laboratorium terhadap hasil belajar biologi siswa

SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

6. Bagaimana hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap

keterampilan proses sains siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

7. Bagaimana hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap hasil

(20)

8

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gambaran kondisi sarana laboratorium biologi SMA Negeri se-Kota

Tanjungbalai.

2. Intensitas penggunaan laboratorium biologi dalam menunjang pembelajaran

biologi di SMA Negeri se Kota Tanjungbalai.

3. Faktor penghambat yang dihadapi guru biologi dalam pemanfaatan

laboratoruium biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

4. Hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sains SMA

Negeri se-Kota Tanjungbalai.

5. Hubungan sarana laboratorium terhadap hasil belajar biologi siswa SMA

Negeri se-Kota Tanjungbalai.

6. Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses

sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

7. Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap hasil belajar siswa

SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis: dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan masalah pemanfaatan laboratorium

sekolah dalam proses pembelajaran biologi di SMA.

Manfaat praktis: (1) Bagi guru biologi, memberikan informasi dan

motivasi agar lebih meningkatkan potensi pengetahuan, ketrampilan untuk

meningkatkan pemanfaatan laboratorium dalam menunjang pembelajaran, (2)

(21)

9

laboratorium, mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium di

sekolah, (3) Bagi Dinas Pendidikan, memberikan gambaran tentang kondisi

sarana dan pemanfaatan laboratorium SMA Negeri di Kota Tanjungbalai, untuk

dapat mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan dan

(22)

72

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Kelengkapan sarana dan pemanfaatan laboatorium biologi pada komponen

indikator menunjukkan bahwa keadaan laboratorium termasuk kategori sangat

baik (86,31%), dalam hal dokumentasi laboratorium termasuk kategori kurang

baik (50,89%), perlengkapan termasuk dalam kategori baik (67,85%),

frekuensi pemanfaatan laboratorium termasuk dalam kategori baik (65,63%),

keterampilan pengelolaan laboratorium termasuk dalam kategori baik

(63,69%) dan keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium termasuk

dalam kategori kurang baik (55,71%).

2. Rata-rata intensitas penggunaan laboratorium biologi di SMA se-kota

Tanjungbalai adalah sebanyak 5 kali dalam satu semester genap.

3. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan laboratorium di

SMA se-kota Tanjungbalai antara lain: (1) Perlengkapan yang tidak memadai;

(2) Tidak adanya laboran biologi; (3) Kompetensi guru yang kurang memahami

penggunaan alat dan bahan; (4) Kurangnya waktu dalam melaksanakan

praktikum.

4. Hubungan sarana laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains SMA

Negeri se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,891 terdapat kategori hubungan yang

kuat.

(23)

73

5. Hubungan sarana laboratorium terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri

se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,898 terdapat kategori hubungan yang kuat.

6. Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap Keterampilan Proses

Sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,769 terdapat kategori

hubungan yang kuat.

7. Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap Keterampilan Proses

Sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,887 terdapat kategori

hubungan yang kuat.

5.2 Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian memiliki implikasi

yang tinggi digunakan dalam proses pembelajaran dilaboratorium. Adapun

harapan implikasi yang dimaksud antara lain:

1. Memberikan gambaran dan masukan kepada guru bahwa pemanfaatan

laboratorium melalui pelaksanaan praktikum penting untuk menunjang

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian diharapkan agar para guru SMA se-kota

Tanjungbalai mempunyai keingian untuk meningkatkan pemanfaatan

laboratorium biologi dengan menambah wawasan pengetahuan tentang

penggunaan alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium dan membuat

organisasi pengelolaan laboratorium.

2. Kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai, khususnya Dinas Pendidikan agar

dapat mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan

(24)

74

3. Kepada kepala sekolah masing-masing SMA Negeri se-kota Tanjungbalai agar

lebih mendorong peningkatan sarana laboratorium, pengadaan tenaga laboran

dan mengoptimalkan pemanfaatan laboratorium di sekolah.

4. Penggunaan laboratorium akan memberi sumbangan praktis terutama dalam

pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan alat dan bahan, dimana

pemanfaatan laboratorium ini sebagai wadah untuk memberikan kemudahan

dalam melakukan eksperimen, agar siswa lebih mudah dan secara langsung

dapat memahami materi pelajaran.

5. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

penggunaan laboratorium sebagai wadah untuk melakukan kegiatan praktikum.

6. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, lembaga pendidikan,

pengelola, pengembang dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan

mengembangkan secara lebih mendalam tentang penggunaan laboratorium.

5.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:

1. Pemerintah Kota Tanjungbalai, khususnya Dinas Pendidikan agar dapat

mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan,

pengangkatan tenaga laboran dan instruksi mengenai optimalisasi

pemanfaatan laboratorium di sekolah.

2. Kepala sekolah agar lebih mendorong guru untuk mengoptimalkan

penggunaan laboratorium di sekolah dan melengkapi sarana yang belum

(25)

75

3. Mengingat ada hubungan antara sarana dan intensitas penggunaan

laboratorium dengan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa, guru

hendaknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan hakikat sains.

4. Setiap warga sekolah diharapkan menjaga dan merawat laboratorium di

(26)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Carin, A.A., 1993, Teaching Modern Science, Sixth Edition, New York: Merill

Publishers.

Dahar, R.W., 1996, Teori-Teori Belajar, Bandung: Erlangga.

Depdiknas, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2007

Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar

Dan Menengah, Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Emha, S. M., 2002, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, Bandung:

Remaja Rosadakarya.

Ernawati, 2004, Hakikat Ilmu pengetahuan, Modul 4, Jakarta: Program

Penyetarakan D-III Guru Menengan Pertama.

Hamalik, O., 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Hartono, 2008, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Hasruddin dan Rezeqi, S., 2012, Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan

Permasalahannya di SMA Negeri Se-Kabupaten Karo, Jurnal Tabularasa

PPs Unimed. 9(1) : 17-31

Hudha, A.M., 2011, Analisis Pengelolaan Pratikum Biologi Di Laboratorium

Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jurnal Penelitian dan

Pemikiran Pendidikan. 1(1): 1-8.

Indriwati, E., 1996, Pengajaran Praktikum dengan Diskusi pada Bidang Studi

Biologi, Chimera. 1(2): 1-10.

Katili, N.S., Sadia, I.W., Suma, K., 2013. Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil

Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana, e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3: 1-9.

Mahiruddin, 2008, Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelolaan terhadap Efektivitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe,

http://Mardicanyom.Tripot.com/Artikel Pdf, diakses 1 Desember 2014.

(27)

77

Mastika, .I.N., Arnyan, I.B.P., dan Setiawan, I.G.A.N, 2014, Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses pembelajaran di SMA Negeri Kota

Denpasar, Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha Program Studi IPA, 4: 1-5

Mulyasa, E., 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan

Praktis, Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya.

, 2007, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mundilarto, 2007, Pengelolaan Laboratorium IPA, Makalah disampaikan pada

Diklat Tenaga Fungsional Laboran IPA pada PPTK dan LPMP Seluruh

Indonesia, Bandung.

Novianti, N. R., 2011, Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi

Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran, e-Journal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi

IPA Edisi Khusus(1): 1-8

Rakhmat, J., 1993, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Riduwan, 2011, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P., 2001, Organizational Behavior, 9th Edition. Upper Saddle

River New Jersey 07458 : Prentice Hall International.

Rofic, A., 2006, Studi Dekriptif tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa

Kelas 3 Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK NuMa’arif

Kudus Tahun Pelajaran 2005/2006, Skripsi, Semarang: Univesitas Negeri

Semarang.

Rustaman, N., 1996, Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains, Bandung:

Makalah disusun untuk disajikan dalam Seminar Pendidikan Biologi.

, 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FMIPA UPI.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdlollect/skripsi/ archives/, diakses tanggal

2 Desember 2014.

Saptono S., 2003, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Semarang: Universitas

Negeri Semarang (UNNES).

Semiawan, 1992, Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar, Jakarta: Gramedia.

Slameto, 2007, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

(28)

78

Soedjoko, E., 2001, Pembelajaran Geometri di SLTP Berbasia Konstruktivis

Realistik. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional ”Matematika,

Pemodelan, dan Pembelajarannya” di FMIPA UNNES pada tanggal

27 Agustus 2001.

Sudirman, 2008, Potret Labortorium Biologi SMA di Wilayah Taman Sari Jakarta

Barat. Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan. 1 (3): 23-30.

Sukarso, 2005, Pengertian Dan Fungsi Laboratorium, (Online http://wanmustafa.

wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/, diakses

pada tanggal 1 Februari 2015).

Suharyadi dan Purwanto S.K., 2004, Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Sundoro, K.N., Sadia, dan Suma, 2013, Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil

Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana, e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3: 1-9

Thantris, N., 2008, Pengelolaan Laboratorium dan Sistem Evaluasi Kegiatan Praktikum Fisika dalam Pembelajaran (Studi Kasus pada SMA Negeri di

Kabupaten Buleleng), JIPP, 938-954.

Utari, R., 2011, Taksonomi Bloom. Pusdiklat KNPK, http://www.Taksonomi

Bloom-Retno-ok-mima.pdf, diakses 29 Januari 2015.

Widodo, A dan Ramadhaningsih V., 2006, Analisis Kegiatan Praktikum Biologi

dengan Menggunakan Video. Metalogika. 9(2),146-158.

Widyarti, S. 2005. Strategi Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bahan Pelatihan

Manajemen Laboratorium, Biologi Universitas Negeri Padang (UNP).

Wiirjosoemarto, K., Adisendjaja, Y. H. Supriatno, B. dan Riandi, 2004, Teknik

Laboratorium, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI).

Wita, S., 2007, Pemeliharaan fasilitas laboratorium fisika untuk diklat teknisi

laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidikdan Tenaga Kependidikan IPA.

Woolnough, B.E. & Allsop, T., 1985, Practical Work in Science, Cambridge:

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian .............................................................
Tabel 1.1 Nilai Rata–rata Hasil Belajar Biologi Siswa Semester Ganjil TP.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) identifikasi senyawa fitokimia buah Lerak (saponin, tanin dan diosgenin) dalam bentuk tepung maupun ekstrak, (2) menguji aktivitas

Setelah diketahui inti dari permasalahan yang terjadi, selanjutnya dicari suatu metode yang tepat untuk bagaimana agar hasil dari analisa yang didukung dengan

Berdasarakan wawancara dan data yang penulis peroleh bahwasanya persiapan guru PAI dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMA Negeri I ngunut Tulungagung adalah guru PAI

Hasil kerja tim assessment, akan ditindaklanjuti oleh tim pembinaan yang dibentuk di Kanwil. Tim ini akan melakukan pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode mana yang lebih menguntungkan antara Economic Value Added dengan Return On Assets terhadap kinerja perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antar pelakuan terhadap berat 1000 butir gabah sedangkan pemberian pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap jumlah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi pengembangan PPN Pengambengan meliputi: (1) Peningkatan kualitas pelayanan di PPN Pengambengan, (2) Peningkatan kapasitas dan