• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 050775 PANGKALAN SUSU TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 050775 PANGKALAN SUSU TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN IPA

DI KELAS IV SD NEGERI 050775 PANGKALAN SUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FEBRINA PANGGABEAN

1113111021

Fakultas Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

ABSTRAK

Panggabean, Febrina. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mengunakan Model Discovery Learning pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu Tahun Ajaran 2014/2015. Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan. Pembimbing Dra. Rosliana Sitompul, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Model Discovery Learning.

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah penyampaian materi pelajaran IPA oleh guru kelas dalam pembelajaran cenderung bersifat konvensional dan berpusat pada guru yang membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran IPA yang seharusnya membuat siswa aktif menjadi membosankan. Akibatnya hasil belajar IPA yang dicapai tidak optimal.

Masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi pokok gaya dan gerak benda di kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu T.A. 2014/2015?”

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart dengan menggunakan siklus yang langkahnya adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Teknik pengumpulan data adalah tes. Teknik analisis yang terdiri dari persentase, rata-rata, dan skor minimal-maksimal. Penelitian ini menggunakan model discovery

learning yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.

Hasil yang diperoleh melalui penggunaan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu dari 40 pada sebelum siklus, menjadi 50 pada siklus 1 menjadi 60 pada siklus 2. Peningkatan skor maksimal 80 pada sebelum siklus, menjadi 100 pada siklus 1 dan 95 pada siklus 2.

(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Hasil Belajar ... 10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 12

(9)

vi

1. Pengertian Model Pembelajaran... 13

2. Pengertian Discovery Learning... .. 15

3. Peranan Guru dalam Discovery Learning... ... 16

4. Langkah-Langkah Model Discovery Learning ... 17

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning...…….. 19

C. Hakikat Pembelajaran IPA ... 20

1. Pengertian IPA ... . …………. 20

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar . ………... 22

3. Materi Gaya dan Gerak dikelas IV Sekolah Dasar ... ... 23

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

E. Desain Penelitian ... 31

F. Prosedur Penelitian ... 32

G. Alat Pengumpul Data ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 39

(10)

vii

A.Deskripsi Lokasi Penelitian... 43

B.Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian... 44

1. Pra Siklus... 44

2. Deskripsi Siklus 1... 47

3. Deskripsi Siklus 2... 57

C.Hasil Penelitian... 67

D.Pembahasan... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 72

B.Saran... 72

Daftar Pustaka .. ... 74

(11)
(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Kriteria Nilai Observasi Guru dan Siswa……... 51

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian...…………..……….. 53

Tabel 4.1 DistribusiFrekuensi Hasil Belajar IPA Pra Siklus...…………... 45

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal...………... 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1………..………….. 49

Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1...……..………... 50

Tabel 4.5 Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus 1..….…….…….…….… 52

Tabel 4.6 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I..……...……… 53

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2...………. 59

Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus ...………..…………. 61

Tabel 4.9 Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus 2... 62

Tabel 4.10 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus 2....….…….….…….….. 63

Tabel 4.11 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 67

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gaya Dorongan ………... 23

Gambar 2.2 Mengerem Sepeda Motor……… 24

Gambar. 2.3 Sepeda dapat berjalan lurus dan dibelokkan………. 26

Gambar 2.4 Bentuk Kayu Berubah Setelah diPahat……..……….. 26

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir... 28

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas... 32

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar Pra Siklus... 45

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus 1... 50

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar Siklus 1... 51

Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2... 60

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) pada era kurikulum yang berbasis kompetensi mengharapkan adanya penekanan pembelajaran Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat). Pembelajaran Salingtemas lebih mengarah pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Lampiran Permen Diknas No.22:484). Hal ini mengisyaratkan bahwa proses belajar mengajar IPA di sekolah perlu di perluas ruang lingkupnya dan di tingkatkan kualitas pembelajarannya. Peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah harus di kaitkan dengan kondisi lingkungan, masyarakat, dan perkembangan teknologi.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tercantum bahwa tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

(15)

2

nasional harus di capai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD di sekolah dasar didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh karena itu hal paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran yang dialami siswa adalah adanya aktivitas siswa. Dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat.

Tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai secara maksimal apabila pembelajaran direncanakan dengan baik. Pencapaian kualitas hasil pembelajaran tersebut salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam memberikan bahan ajar/materi pelajaran dan mewujudkan peran-perannya dalam menjalankan proses pembelajaran kepada anak didiknya itu. Dimensi yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA adalah dimensi proses. Melalui pembelajaran yang berdimensi proses, anak didik memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan.

(16)

3

besar waktu pembelajaran siswa hanya untuk mendengar dan mencatat penjelasan guru dan tugas yang akan dikerjakan dirumah.

Dari pengamatan yang telah dilakukan selama tiga hari tersebut pula terlihat siswa banyak mengalami kejenuhan atau kurang semangat belajar ketika belajar mata pelajaran IPA. Siswa hanya pasif dan kurang ditantang untuk berpikir secara kritis berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menyangkut materi. Kelihatannya siswa mampu menangkap atau mengerti tentang materi yang diterangkan, tetapi setelah siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali diantara mereka yang mengajukan pertanyaan. Saat guru memberikan soal-soal latihan, terdapat siswa yang duduk sambil tidur-tiduran, tampak kurang bersemangat dalam belajar, ada pula yang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Ketika hasil pekerjaannya dikumpulkan dan dikoreksi bersama secara silang antar siswa sekelas dengan bimbingan guru, ternyata banyak siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan tersebut,dan mereka mencapai nilai yang rendah.

(17)

4

050775 pada tahun ajaran 2014/2015. (Sumber: Daftar nilai ulangan harian

pertama semester I kelas IV SDN 050775 Pangkalan Susu T.A. 2014/2015)

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti merasa perlu adanya perbaikan dari proses pembelajaran dikelas. Untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran, guru sebagai tokoh utama didalam kelas harus dapat mengatur suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan membantu siswa mencapai hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA secara maksimal sehinga siswa merasa tertarik dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar karena prosesnya yang kreatif dan menyenangkan.

Salah satunya adalah dengan menerapkan model discovery learning yang juga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa karena dalam kegiatan belajar mengajar, model ini menginginkan agar siswa mengalami kegembiraan dalam belajar. Kegembiraan yang dimaksud adalah bangkitnya keaktifan siswa dalam belajar, adanya keterlibatan penuh siswa dalam menemukan makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Dengan penerapan model discovery learning diharapkan siswa dapat mengembangkan intelektualnya, menemukan sendiri pemecahan dari suatu masalah dan tentunya tidak terlepas dari bimbingan atau pengawasan guru.

(18)

5

Learning).” Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar penemuan dapat

membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban serta pengetahuan yang diperoleh siswa akan tersimpan lama dan mudah diingat.

Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA, termasuk juga didalamnya aktivitas belajar IPA dikelas IV SDN 050775 Pangkalan Susu, peneliti merasa perlu untuk memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA tersebut. Dengan demikian, peneliti mencoba merancang suatu penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mengunakan Model Discovery Learning pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu Tahun Ajaran 2014/2015”. Menurut peneliti, dengan menggunakan model Discovery Learning, siswa diberi kesempatan untuk dapat mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek. Sehingga diharapkan didalam diri siswa akan benar-benar tertanam konsep, termotivasi belajarnya, serta dapat menumbuhkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA itu tidak sulit untuk dipelajari.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pola pembelajaran masih bersifat teacher centered

(19)

6

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA cenderung rendah disebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami teori serta mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari

4. Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar masih dominan menggunakan metode ceramah dan penugasan

5. Siswa yang pasif dan kurang ditantang untuk berpikir secara kritis berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menyangkut materi

6. Kurangnya perhatian guru terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran IPA

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan dan memperkecil permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya terbatas pada penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok gaya dan gerak benda di kelas IV SDN 050775 Pangkalan Susu T.A 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

(20)

7

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

discovery learning pada pelajaran IPA dengan materi pokok gaya dan gerak benda

di kelas IV SD Negeri 050775 Pangkalan Susu T.A. 2014/2015.

F.Manfaat Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang penerapan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan IPA khususnya dalam penerapan model discovery learning.

2. Manfaat Paraktis

a. Bagi Kepala Sekolah

1)Sebagai dasar untuk melakukan supervisi terhadap pembelajaran yang terjadi disekolah

(21)

8

b. Bagi Guru

1)Untuk meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugas mengajar yang melibatkan siswa secara menyeluruh dalam pembelajaran.

2)Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari

3)Sebagai masukan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Siswa

Penggunaan model discovery learning dapat menumbuhkan minat belajar siswa, meningkatkan aktivitas siswa didalam kelas, dan meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

(22)

74

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran dengan model Discovery Learning berhasil meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV di SD Negeri 050775 Pangkalan Susu Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan dalam 2 siklus. Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Adanya peningkatan hasil belajar, ditandai dari peningkatan tingkat pencapaian belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu kondisi awal ketuntasan belajar rendah hanya 33% dengan nilai rata-rata 56,79, siklus I meningkat menjadi 61% dengan nilai rata-rata 69,11, dan pada siklus II ketuntasan meningkat menjadi 89% dengan nilai rata-rata 80,18.

Selain hasil belajar siswa meningkat, aktivitas siswa dalam pembelajarannya pun meningkat. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery berhasil meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya dan gerak benda di SD Negeri 050775 Pangkalan susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

(23)

75

75

2. Bagi Guru, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, guru dapat menggunakan model discovery learning untuk menyajikan materi pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan kondisi siswa, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar dan kemampuan guru itu sendiri.

3. Untuk Sekolah, hendaknya pembelajaran model discovery learning perlu dikembangkan dan didukung dengan penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran.

(24)

74

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta : Bestari Buana Murni.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Gelora Aksara Pratama

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed Dimyati dan Mudjino. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Istarani. 2012. Kumpulan 39 Model Pembelajaran. Medan : Iscom Medan ______. 2012. Kumpulan 58 Model Pembelajaran. Medan : Iscom Medan Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

(25)

75

Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta : CAPS

Suprijono, Agung.2010.Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga Syah, Muhibbin.2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya

Trianto.2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta : Kencana

______.2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:Bumi Aksara

Gambar

Gambar 2.1 Gaya Dorongan ………………………………………..................   23

Referensi

Dokumen terkait

Siswa Bukan Penerima Beas iswa.

(2) Tingkat konsumsi bahan bakar premium pada sepeda motor Yamaha Mio tahun 2010 menggunakan elektroliser dengan variasi larutan NaHCO3 sebesar 12,46 ml/menit maka terjadi

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear ganda, uji keberartian regresi linear ganda (uji F) dan uji keberartian

[r]

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Indramayu, dan

Permainan merupakan manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Khususnya untuk perkembangan kemampuanan berhitung, sehingga pada. saatnya nanti anak lebih siap

Informan penelitian terdiri dari 4 narasumber, yaitu narasumber utama dua orang penderita depresi yang melakukan percobaan bunuh diri, dan narasumber pendukung